Anda di halaman 1dari 7

PERSATUAN DALAM UMMAT ISLAM

Kaum Partai S.I. Indonesia percaya bahwa untuk menjadikan Ummat Islam yang Bersatu lebih dulu di
dalam seluruh Indonesia mesti di bangunkan suatu Kaum (Partai), yang tidak berpecah-pecah atau
berbahagi-bahagi sebagaimana yang diperintahkan oleh ALLOH Ta'ala di dalam Qur'an surat Aala-'Imran
(III), ayat ke 103 :

103. 'Dan berpeganglah kuat-kuat kamu semuanya dengan tali ALLOH (Qur'an) dan janganlah kamu
berpecah-pecah….

Persatuan yang demikian itulah dibangunkan oleh kaum Partai S.I Indonesia yang di dalam persatuannya
itu menjadi sebahagian pula dalam Persatuan Ummat Islam se-Dunia.

KEMERDEKAAN UMMAT (NATIONALE VRIJHHEID)

1. Kaum Partai S.I. Indonesia percaya dengan sekuat-kuatnya kepercayaan akan benarnya Firman ALLOH
didalam Qur'an, surat Al-Fatah (48), ayat ke 23 :

23. "Begitulah perjalanan ALLOH yang telah berlaku lebih dulu sebelum kamu; dan kamu tidak akan
mendapat sesuatu perubahan di dalam perjuangan ALLOH".

Keterangan : Mengingat tempatnya ayat ini didalam Qur'an, nyatalah ia berkenan dengan janji ALLOH
kepada Kaum Muslimin, bahwa mereka ini akan dibela oleh ALLOH di dalam usahanya, teristimewa sekali
di dalam perlawanan-perlawanan dengan musuh-musuhnya, dan bahwasanya musuh-musuh itu tak
akan mendapat sesuatu pelindung atau sesuatu pembela (Perangan di Chaibar : ta'luknya Makkah).

Berhubung dengan yang tersebut di atas ini kami peringatkan Firma ALLOH di dalam Qur'an, surah Aala-
Imran (III) ayat ke 137 :
137. "Sebetulnya sudah ada jalan-jalan (contoh, peraturan atau cara perbuatan atau cara kelakuan atau
cara kehidupan) lebih dulu sebelum kamu; oleh karenanya maka pergilah kamu di (muka) bumi dan
lihatlah apakah kesudahannya orang-orang yang menolak"

Sabda ALLOH ini menunjukkan kepada kita (kaum Muslimin), bahwa kita harus mempelajari riwayatnya
ummat-ummat yang lebih dulu sebelum kita, daripada mana akan nyata kepada kita betapa jalan-jalan
(perjalanan) atau contoh-contoh perbuatan ALLOH tehadap kepada orang-orang dan ummat-ummat
yang shalih hidupnya, dann terhadap kepada orang-orang dan ummat-ummat yang berdosa.

Sebagai tiap-tiap manusia mempunyai nasibnya sendiri-sendiri, pun tiap-tiap ummat mempunyai
nasibnya sendiri-sendiri juga, sebagai yang dikatakan di dalam Qur'an surah Al-Djatsiyah (45), ayat ke 28 :

28. "Dan kamu akan melihat tiap-tiap ummat berjongkok; tiap-tiap ummat akan dipanggil (diperlakukan)
menurut kitabnya : hari ini kamu akan dibalas untuk apa-apa yang kamu telah berbuat".

Perkataan Kitab disini bolehlah kami Tafsirkan sebagai kitab yang melukiskan perbuatan-perbuatan (tiap-
tiap ummat), inilah menunjukkan bahwa tiap-tiap ummat akan diperlakukan menurut perbuatannya
masing-masing; wet yang berlaku atas tiap-tiap manusia, berlakulah juga atas tiap-tiap ummat.
Perbuatan tiap-tiap ummat mesti menimbulkan kesudahan dan pengaruh atas kehidupan nasionalnya
masing-masing. Dan bukan saja di akhirat, tetapi di dunia tiap-tiap ummat akan mendapati nasibnya juga
: menjadi mulia atau hina !

Lagi haruslah kami peringatkan akan Sabda ALLOH di dalam Qur'an, surah Al-Ra'ad (13) ayat ke 11 :

11. "…….. Sesungguhnya ALLOH tidak mengubah peri keadaan suatu kaum, sehingga mereka itu
mengubah peri-keadaannya sendiri….."

Mengingat janji ALLOH ini haruslah kaum Partai S.I Indonesia dengan sekuat-sekuat tenaganya
mengadakan perubahan perikeadaannya sendiri dan juga menimbulkan perubahan peri-keadaan
segenap Ummat Islam Indonesia menurut ajaran dan perintah Agama Islam.
Lain daripada itu, mengingat bai'at (sumpah kesetiaan) yang telah kita lakukan, yakni "akan meninggikan
Agama Islam diatas segala apa-apa yang dapat kita fikirkan, dan kita tetap mengerjakan segala perintah
ALLOH dan perintah Rosululloh, dan menjauhi segala larangannya", maka haruslah disini kami kutipkan
suatu ayat di dalam Qur'an yang berhubung dengan perbuatan kaum Muslimin ketika melakukan bai'at
dibawah sebuah pohon di Hudaibiyyah, ialah bai'at : bahwa mereka itu bersedia akan berperang sampai
habis-habisan untuk memperlindungi Agama. Ayat yang sangat pentingnya itu terhubung dengan
perjalanan kita di dalam pergerakan Partai S.I. Indonesia, adalah seperti berikut (Al-Qur'an, surah Al-Fath
(48), ayat ke 18),

18. "Pastilah ALLOH berkenan atas orang-orang mu'min tatkala mereka itu melakukan bai'at kepada
kamu di bawah pohon kayu, maka ia mengetahui apa-apa yang ada di dalam hati mereka, maka Ia
menurunkan keamanan kepada mereka dan membalas mereka dengan suatu kemenangan yang dekat".

Bai'at yang tersebut didalam ayat ini, didalam Riwayat Islam dinamai "Bai'atur Ridlwan" atau "Bai'at-usy-
Syajarah", kejadiannya ketika Rosululloh SAW, bersama 1400 orang sahabatnya pada tahun Hijrah ke 6,
dalam perjalanan hendak melakukan ziarah ke Mekkah, sampai di Hudaibiyyah mendapati orang Quraisy
sudah bersiap akan menolak mereka itu dengan kekuatan senjata. Sungguhpun menghadapi bahaya yang
demikian itu, sedangkan mereka tidak bersenjata dan bilangan mereka tidak banyak juga, tetaplah
kepercayaan mereka kepada perlindungan Ilahi. Dan mengingat bahwa bukanlah adat bagi seorang
Muslim akan membalikkan belakangnya, maka atas permintaan Rosululloh SAW, mereka itu lalu
melakukan bai'at sebagai yang tersebut diatas.

Manakah "kemenangan yang dekat" yang dinyatakan di dalam ayat tadi? Ialah kemenangan di dalam
peperangan di Chaibar,yang kejadiannya tidak lama setelah kembali Rosululloh SAW, dan Hudaibiyyah
(dengan mengurungkan niatnya hendak ziarah ke Makkah).

Bagi kita kaum Partai S.I. Indonesia yang telah melakukan bai'at kita, pun tak usah kita was-was di dalam
hati kita akan tercapainya maksud kita,kalau kita sungguh-sungguh melakukan perintah-perintah ALLOH
dan Rosululloh dan menjauhi segala laranganNya !

Bukan Cuma "kemenangan yang dekat" itu saja, yang oleh ALLOH telah dijanjikan kepada kaum Muslimin
setelah mereka melakukan bai'at, tetapi ada lagi kemenangan-kemenangan lainnya seperti yang
dinyatakan di dalam Qur'an, surat Al-Fath (48), ayat ke 19 :
19. "Dan banyak tawanan-tawanan yang mereka itu akan mendaptkannya : dan ALLOH itulah yang Maha
Kuasa, Maha Bijaksana"

"Banyak tawanan-tawanan" yang tersebut ini meramaikan kemenangan-kemenangan, yang akan didapat
oleh kaum Muslimin, diantara mana yang terutama ialah takluknya kota Makkah kepada mereka.
Pertaklukan kota Makkah kepada kaum Muslim itu oleh ALLOH dinyatakan sebagai suatu kemenangan
(keuntungan, yang kejadiannya dilekaskan oleh ALLOH untuk keperluan kaum Muslimin, dalam pada
mana ALLOH Ta'ala menjatuhkan tangan (serangan) manusia daripada kaum Muslimin, agar supaya hal
itu semuanya boleh menjadi suatu tanda bagi kaum Muslimin dan agar supaya ALLOH boleh memimpin
mereka itu pada suatu jalan yang benar, sebagai yang dinyatakan di dalam Qur'an surah Al-Fath (48), ayat
ke 20 :

20. "ALLOH telah menjanjikan kamu banyak tawanan-tawanan yang kamu akan mendapatnya, maka ia
melekaskan kejadiannya satu ini (takluknya kota Mekkah) untuk keperluanmu dan menahankan tangan
manusia daripada kamu, dan agar supaya hal itu boleh percaya (orang-orang mukmin) dan agar supaya Ia
boleh memimpin kamu pada suatu jalan yang benar".

Sebagai Muslimin yang telah melakukan bai'at kita seperti yang tersebut, percayalah kita, bahwa dengan
qudrat dan iradat Ilahi, pada zaman kita ini akan dilekaskan juga kejadiannya suatu kemenangan untuk
keperluan kita, untuk keperluan segenap Ummat Islam dan untuk keperluan Islam, ialah kemenangan
yang akan berupa "rebahnya Internasional Imperialisme dan Internasional Kapitalisme" yang pada
dewasa ini sudah menampak bahaya-bahaya yang mengancam hidupnya.

Jatuhnya Internasional Imperialisme dan Internasional Kapitalisme yang kita harap dan yakin akan lekas
kejadiannya, pastilah akan menimbulkan dan melekaskan tercapainya maksud kita akan : mendapat
kemerdekaan Ummat (nationale vrijheid) yang sepenuh-penuhnya, sebagai yang diuraikan lebih jauh
pada angka 3 dibawah. Dan mengingat hanya ALLOH Subhanahu wa-Ta'ala telah memenuhi janjiNya
kepada Rosululloh SAW. Ketika di dalam perjalanan hijrah ke Madinah, ialah bahwasanya ALLOH akan
membawa ia (Rosululloh SAW), pulang kembali ke Makkah, sebagai yang dinyatakan di dalam Qur'an,
surah Al-Qishash (28), ayat ke 85 :

85. "Sesungguh-sungguhnya Dia yang telah menetapkan Qur'an atas kamu, akan membawa kamu pulang
kembali…".
Maka dengan perbuatan-perbuatan dan kelakuan kita yang tersandar kepada Qur'an dan Hadits dan
dengan sekuat-kuatnya meniru contoh-contoh Rosululloh SAW. Percayalah kita dengan seyakin-yakinnya
bahwa sebagai buah usaha kita dan usahanya pergerakan kita : ALLOH Subhana hu wa-Ta'ala akan
mengembalikan nationale vrijheid kepada kita !

Sebagai pada zamannya Rosululloh SAW, masih ada kemenangan-kemenangan besar, yang belum
tercapai oleh kaum Muslimin, tetapi tercapai pada zamannya Khulafa-ar Rasyidin r.a sebagai yang
dinyatakan didalam Qur'an surah Al-Fath (48), ayat ke 21 :

21. "Dan lain-lainnya (keuntungan-keuntungan) yang kamu belum dapat mencapainya, ALLOH telah
meliputi itu dan ALLOH mempunyai kekuasaan segala apa saja".

Maka percayalah kita, bahwa kalau kiranya masih ada kemenangan-kemenangan (keuntungan-
keuntungan) yang kita belum dapat mencapainya pada zaman hidup kita tentulah akan tercapai oleh
anak-cucu kita dikelak kemudian hari.

2. karena kepercayaan yang tersebut pada angka 1 diatas ini kaum Partai S.I. Indonesia percaya juga
dengan seteguh-teguhnya kepercayaan, bahwasanya apabila kaum Muslimin menjalankan perintah-
perintah ALLOH dan Rosululloh dengan sungguh-sungguh, tak boleh tidak mesti akan mendapat bahagia
dan keluhuran derajat, sebagai yang telah dikaruniakan kepada orang Islam pada zaman dulu, dan
bahwasanya tak boleh tidak mesti mendapat apa-apa yang dijanjikan oleh ALLOH didalam Qur'an, surah
An-Nur (24), ayat ke 55 :

55. "ALLOH telah menjanjikan kepada mereka daripada kamu yang beriman dan mengerjakan perbuatan
Sholih, bahwa sesungguh-sungguhnya Ia akan membikin mereka itu jadi khalifah (pemerintah) di dunia,
sebagaimana Ia telah membikin mereka jadi khalifah (pemerintah) sebelum mereka itu"

Keterangan : Kalau kita tahu bahwa ayat ini diwahyukan pada kalanya Islam dan kaum Muslimin dkepung
oleh musuh pada segala sisih, dan penyembahan berhala masih sangat merajalela di seluruh tanah Arab
(pada tahun Hijrah yang ke 5), sedang di belakang ternyata benar-benar terdiri Pemerintahan Islam yang
sangat cemerlang cahayanya dan amat besar kekuasaannya, maka percayalah kita dengan seteguh-
teguhnya kepercayaan akan berdirinya Pemerintah Islam di Indonesia, dimana ummat kita akan hidup di
dalam kebahagiaan dan kemuliaan adanya.
Lagi didalam surah An-Naml (27), ayat ke 62 :

62. "Atau siapakah lebih baik daripada ALLOH yang akan menjawab kepada seorang yang tertindas
tatkala ia berdo'a kepadaNya, dan yang akan melenyapkan barang yang busuk itu, dan yang akan
membikin kamu jadi khalifah-khalifah (pemerintah) di dunia ……………….."

Keterangan : "Seorang yang tertindas" yang disebut didalam. Ayat ini, bukan lain melainkan ialah
jungjungan kita Nabi Muhammad SAW dengan sahabat-sahabatnya yang pada ketika itu ada didalam
sekejam-kejamnya tindasan dan pengejara oleh fihak musuh-musuhnya (orang Quraisy). Sesungguhnya
begitu, turunlah Wahyu Ilahi yang membawa nubuwah, yang dibelakan ternyata benarnya : kaum
Muslimin menjadi khalifah-khalifah (pemerintah) di dunia !

Lagi di dalam surah Al-Baqoroh (2), ayat ke 143 :

143. "Dan begitulah Kami telah jadikan kaum suatu ummat yang terjunjung agar supaya kamu jadi
pembawa persaksian kepada manusia dan agar supaya Utusan (Nabi Muhammad SAW) jadi seorang
pembawa persaksian kepada kamu…………."

Keterangan : Ayat ini adalah berhubungan dengan ayat yang mendahuluinya, yaitu ayat ke 142, dimana
ada dinyatakan hal perubahan qiblat oleh kaum Muslimin, yang mula-mula berqiblat ke Bait-al
Muqaddas, di Jeruzalem, kurang lebih 16 bulan kemudian daripada hijrah ke Madinah menggantikan
qiblatnya (dengan petunjuk Ilahi) menghadap kearah Ka'bah di Makah.

Karena membikin Ka'bah jadi qiblatnya itu, maka dinyatakan oleh ALLOH, bahwa mereka itu ialah
ummat, Ummat Islam, yang berdirinya telah diharapkan oleh Nabi Ibrahim, 'alaihissalam, di dalam
do'anya (surah Al-Baqoroh, ayat ke 128), dan oleh karenanya maka mereka itulah yang mewarisi segala
berkah Ilahi yang telah dijanjikan kepada turunan Nabi Ibrahim. Dan mereka itu "jadi pembawa
persaksian kepada manusia", artinya membawa 'ilmu dan kebenaran Agama Islam kepada lain-lain
orang, ataupun artinya : mereka itu jadi penghulu atau penganjur bagi lain-lain orang, sebagaimana yang
telah ternyata daripada tarikh kaum Muslimin pada zaman dulu.
Lagi di dalam surah Aala-Imran (3), ayat ke 110 :

110. "Kamu adalah sebaik-baiknya ummat dibangkitkan untuk (keperluan) manusia, (supaya) kamu
menyuruh (manusia berbuat) apa-apa yang baik dan melarang yang salah dan beriman kepada ALLOH…."

Keterangan : Bukan saja Ummat Islam pada zaman dulu itu ternyata jadi ummat pilihan (terpilih oleh
ALLOH), yang menyiarkan kebenaran kehadapan mata dunia, janganlah mereka itu dinyatakan sebaik-
baiknya ummat, yang terpilih untuk menjalankan maksud yang serupa itu, seperti umpamanya :
melarang zina isap madat dan meminum-minuman keras, yang nyata menjadi sebabnya rupa-rupa
kejahatan dan kecemaran di dunia - melarang makan riba, yang ternyata juga menjadi benihnya
Kapitalisme yang merusakkan dunia dan peri-kemanusiaan, - lain-lain sebagainya. Begitulah, daripada
suatu ummat yang sudah terbenam di dalam kecemaran dan kerusakkan budi-pekerti pada zaman
jahiliyyah, dengan petunjuk Ilahi dan pimpinan Nabi Muhammad SAW. Mereka itu (bangsa Arab) telah
menjunjung jadi suatu ummat yang suci hatinya, utama budi-pekertinya dan naiklah sampai kepada
setinggi-tingginya derajat peradaban dan kesopanan.

3. Mengingat apa-apa yang telah nyata kejadian didalam Riwayat, teristimewa sekali mengingat
perbuatan dan perjalanan Rosululloh Shollallohu'alaihi wasallam, ialah contoh yang termulia bagi orang
Islam, maka ternyatalah salah satu daripada syarat-syarat yang terutama untuk menjaga kehidupan kita
sebagai Ummat Islam, untuk menuntut kehidupan yang aman, untuk menjadi kaum yang memegang
pemerintah negeri dan untuk mencapai kemuliaan dan keluhuran derajat manusia, sebagai yang
dijanjikan oleh ALLOH di dalam ayat-ayat yang tersebut di atas, salah satu daripada syarat-syarat yang
terutama itu ialah : tak boleh tidak kita kaum Muslimin mesti mempunyai kemerdekaan ummat untuk
kemerdekaan Kebangsaan (nationale vrijheid) dan mesti berkuasa atas Negeri tumpah darah kita sendiri.

Keterangan : Perbuatan dan perjalanan Rosululloh SAW, yang dimaksudkan itu ialah : mendirikan Negara
Islam merdeka di Madinah, yang kita sebagai Muslim wajib meniru contoh yang serupa itu untuk
keperluan kita dan keperluan Islam!

oleh H.O.S. Tjokroaminoto...

Anda mungkin juga menyukai