Anda di halaman 1dari 75

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN


INFEKSI di PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Nama Peserta : dr. A’laix Muna Kamala

Gol./ Angkatan : III/10

NIP : 19911204 201902 1 001

No. absen :5

Jabatan : Calon Dokter Umum Ahli Pertama

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Purwoyoso Kota Semarang

Coach : M. Hartadi. SPd. MSi

Mentor : Siti Minasari, SKM

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN X


PEMERINTAH KOTA SEMARANG BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Judul : OPTIMALISASI PELAKSANAAN PENCEGAHAN


PENGENDALIAN DAN INFEKSI di PUSKESMAS
PURWOYOSO KOTA SEMARANG
Oleh :
Nama : dr. A’laix Muna Kamala
NIP : 19911204 201902 1 001
Golongan/ : 10
Angkatan
No. Presensi :5

Disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Senin
Tanggal : 16 September 2019
Tempat : Balai Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang

Semarang, 13 September 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

dr. A’laix Muna Kamala


NIP. 19911204 201902 1 001

Menyetujui,
Coach, Mentor,

M. Hartadi. SPd. MSi Siti Minasari, SKM


Widyaiswara Ahli Madya Penata TK I
NIP. 19601106 198302 1 002 NIP. 19711219 199803 2 006

ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Judul : OPTIMALISASI PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN INFEKSI di PUSKESMAS
PURWOYOSO KOTA SEMARANG
Oleh :
Nama : dr. A’laix Muna Kamala
NIP : 19911204 201902 1 001
Golongan/ Angkatan : III/10
No. Presensi :5
Disahkan pada
Hari : Senin
Tanggal : 16 September 2019
Tempat : Balai Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang

Peserta Pelatihan Dasar CPNS

dr. A’laix Muna Kamala


NIP. 19911204 201902 1 001

Menyetujui,
Coach, Mentor,

M. Hartadi. SPd. Msi Siti Minasari, SKM


Widyaiswara Ahli Madya Penata TK I
NIP. 19601106 198302 1 002 NIP. 19711219 199803 2 006

Mengesahkan,
Narasumber

DR. xxxxx
Widyaiswara Ahli Utama
NIP.

iii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,


karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat membuat rancangan
aktualisasi dengan judul “OPTIMALISASI PELAKSANAAN PENCEGAHAN
PENGENDALIAN DAN INFEKSI di PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA
SEMARANG”. Laporan kegiatan aktualisasi berdasarkan nilai dasar
ANEKA yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kerja ASN yang
didasari oleh nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu, dan Anti korupsi.

Kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan merupakan kegiatan


yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi ASN sesuai SKP, perintah
pimpinan, serta inovasi penulis yang telah disetujui oleh pimpinan. Penulis
menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Penulis juga berharap semoga Rancangan
Aktualisasi yang dibuat menjadi bermanfaat dan dapat meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah.
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Drs. Mohammad Arief Irwanto, M.Si selaku Kepala BPSDMD Provinsi


Jawa Tengah beserta jajarannya yang telah memfasilitasi
penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
2. Bapak Hendrar Prihadi, S.E, M.M selaku Walikota Semarang beserta
jajaran Pemerintah Kota Semarang.
3. Dra. Litani Satyawati selaku Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan
dan Pelatihan Kota Semarang.
4. Siti Minasari, SKM selaku Mentor dan Kepala Puskesmas Purwoyoso
yang telah memberikan arahan, motivasi, dukungan, dan bimbingan
selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
5. M. Hartadi. SPd. Msi selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi
ini dapat selesai dengan baik.

iv
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam kelas dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diaktualisasikan di instansi.
7. Panitia dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
8. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 10 atas
kebersamaan, kekompakan, dan kerjasamanya hingga tersusunnya
Rancangan Aktualisasi ini.
9. Keluarga besar Puskesmas Purwoyoso yang selalu mendukung,
bekerjasama dan membantu dalam pelaksanaan aktualisasi.
10. Orang tua tercinta yang selalu membimbing dan mendoakan setiap
langkah penulis.
11. Istri tersayang dan anak tercinta yang selalu menjadi penyemangat dan
motivasi dalam setiap langkah dan perjuangan penulis

Penulis menyadari laporan rancangan ini jauh dari sempurna. Oleh


karena itu penulis mohon maaf dan mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan dan perbaikan rancangan aktualisasi ini. Sehingga nantinya
dapat memberi manfaat bagi bidang pekerjaan dan bisa dikembangkan
lebih lanjut.
Semarang, 13 September 2019
Penulis,

dr. A’laix Muna Kamala


NIP. 19911204 201902 1 001

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
PRAKATA .................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viiii
BAB I.......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi Isu .................................................................................... 3
C. Dampak Isu ....................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah............................................................................. 8
E. Tujuan ............................................................................................... 8
F. Manfaat ............................................................................................. 9
BAB II ....................................................................................................... 10
A. Bela Negara ASN ............................. Error! Bookmark not defined.0
B. Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil ...... Error! Bookmark not defined.2
1. Akuntabilitas ................................ Error! Bookmark not defined.2
2. Nasionalisme ............................... Error! Bookmark not defined.3
3. Etika Publik ................................................................................. 15
4. Komitmen Mutu .............................. Error! Bookmark not defined.
5. Anti Korupsi ................................................................................ 17
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ......... Error! Bookmark not
defined.
1. Whole of Government (WoG) ..................................................... 17
2. Manajemen ASN ......................................................................... 19
3. Pelayanan Publik ........................................................................ 22
D. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) .................................. 24
1. Pengertian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) ........... 24
2. Konsep Dasar Penyakit Infeksi ................................................... 25
3. Jenis dan Faktor Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
atau “Healthcare-Associated Infections” (HAIs) ............................... 28
4. Kewaspadaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ............... 29
BAB III ...................................................................................................... 33
A. Profil Organisasi .............................................................................. 33
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi ..................................... 33
2. Visi, Misi, Nilai, Dan Tujuan Organisasi ...................................... 33
3. Deskrispsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain .................... 344
4. Struktur Organisasi Dan Job Deskripsi ....................................... 38
B. Tugas Dan Jabatan Peserta Diklat ................................................ 422
C. Role Model .................................................................................... 433
BAB IV ................................................................................................... 455
A. Penetapan Isu Yang Terpilih ........................................................ 455
B. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi ................... 47
C. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi (harian) ......................... 53

vi
BAB V PENUTUP .................................................................................... 56
A. Simpulan
B. Pentingnya Rancangan Aktualisasi
C. Dampak Apabila Rancangan Aktualisasi Tidak Dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 58
BIODATA PENULIS ................................................................................. 59

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu ……………………………… 3


Tabel 1.2 Analisis Isue dengan APKL ……………………………… 5
Tabel 1.3 Analisis isue dengan metode ……………………………… 7
USG
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana ……………………………… 35
Kesehatan di Puskesmas
Tabel 3.2 Jenis Layanan di Puskesmas ……………………………… 36

Tabel 4.1 Daftar rancangan kegiatan ……………………………… 47


aktualisasi dan habituasi
Tabel 4.2 Rencana Jadwal Kegiatan ……………………………… 53
Gagasan Pemecahan Isu
Tabel 4.3 Analisis Antisipasi dan Strategi ……………………………… 55
Menghadapi Kendala

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat
oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3) dan ayat
(4) tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah
untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Merujuk
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS,
PNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan untuk
membangun moral, kejujuran, semangat nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.
Karakter PNS profesional dibentuk dari sikap dan perilaku disiplin
PNS, nilai-nilai dasar profesi PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI serta mengusai tugasnya sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
publik. Untuk merealisasikan hal tersebut, diperlukan sebuah
penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi. Dalam hal ini,
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Latsar Gol. III mengatur tentang
penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan
non-klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja. Sehingga,
memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktulisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan

1
merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter
PNS yang profesional sesuai bidang tugas.
Puskesmas sebagai instansi pelayanan kesehatan yang
berhubungan langsung dengan pasien harus mengutamakan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan.
Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau, hal ini diatur dalam Undang-Undang Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2019. Puskesmas dihadapkan pada risiko terjadinya
infeksi baik karena perawatan atau datang berkunjung ke
puskesmas.Teknik pengendalian infeksi harus diterapkan dalam praktik
keseharian untuk mencegah terjadinya infeksi. Penyakit infeksi terkait
pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infection (HAIs)
merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia,
termasuk Indonesia. Infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan perlu
mendapat perhatian. Lebih dari 1,4 juta orang di dunia mengalami infeksi
yang didapat dari pelayanan kesehatan. Pada fasilitas pelayanan
kesehatan modern di Negara maju 5 – 10 % pasien mengalami satu atau
lebih infeksi. Di Negara berkembang risiko terjadinya HAIs 2 – 20 kali lebih
tinggi dibandingkan Negara maju. Proporsi pasien yang terkena dampak
dari HAIs dapat lebih dari 25 %. Di puskesmas purwoyoso sendiri, banyak
pasien yang belum mengetahui etika batuk yang baik dan benar. Oleh
karena itu dapat meningkatkan angka kewaspadaan infeksi melalui droplet.
Sedangkan untuk petugas kesehatan ada beberapa petugas yang tidak
mengikuti SOP secara baik dan benar. Seperti tidak patuhnya petugas
dalam melakukan cuci tangan.
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas
pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk
memastikan perlindungan kepada setiap orang terhadap kemungkinan

2
tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan disaat menerima
pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan.
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan sangat penting bila terlebih dahulu petugas dan
pengambil kebijakan memahami konsep dasar penyakit infeksi. Jika
pencegahan dan pengendalian infeksi belum optimal, dapat berdampak
pada kualitas pelayanan kesehatan dan status kesehatan petugas maupun
pasien. Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi atau pembaharuan,
perbaikan guna mencapai pelayanan yang bermutu, berkualitas, sehat,
efeketif dan efisien

B. Identifikasi Isu
Laporan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan di instansi tempat bekerja. Isu-isu
ini bersumber dari prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Aparatur Sipil
Negara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu :
1. Whole of Government (WOG)
2. Pelayanan Publik
3. Manajemen ASN
Sumber isu yang diangkat berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi),
perintah atasan, inovasi dan inisiatif penulis yang disetujui mentor dan
pembimbing.
Tabel 1.1 Analisis Isue
No Identifikasi isu Kondisi saat ini Kondisi yang
diharapkan
1 Kurang Optimalnya Kurangnya kepatuhan Tingkat kepatuhan cuci
pelaksanaan petugas dalam tangan meningkat
Program melakukan cuci
Pencegahan tangan.
Pengendalian Infeksi
di Puskesmas Belum ada Tim Adanya tim PPI
Purwoyoso Pencegahan
Pengendalian Infeksi.
Sumber Isu:
Manajemen ASN
Pelayanan Publik

3
No Identifikasi isu Kondisi saat ini Kondisi yang
diharapkan
Belum maksimalnya Penataan alat dan
penataan alat dan kebersihan alat sesuai
kebersihan alat. SOP

Pasien masih ada Pasien mengetahui


yang belum tentang pentingnya etika
mengetahui Etika batuk dan bersin serta
Batuk dan Bersin serta cuci tangan yang benar.
cuci tangan yang
benar.
2 Kurang optimalnya Sistem pendaftaran Diharapkan pasien
sistem pendaftaran saat ini sudah jalan, banyak yang
menggunakan namun masih banyak menggunakan aplikasi
program PUSTAKA pasien yang PUSTAKA sehingga
di Puskesmas menggunakan mempercepat waktu
Purwoyoso pendaftaran secara tunggu.
manual datang ke
Sumber isu: puskesmas
Manajemen ASN
Pelayanan Publik
Whole of
Government (WOG)

3 Belum optimalnya Belum optimalnya Diharapkan pasien


kerjasama lintas kerjasama dalam dengan (Penyakit Tidak
program di UKP penangan gizi pada Menular) mendapatkan
dengan poli gizi pasien dengan penangan/ konseling gizi
untuk melawan dan Penyakit Tidak secara optimal.
mencegah PTM di Menular (PTM).
wilayah lingkup
Puskesmas
Purwoyoso

Sumber Isu:
Manajemen ASN
Pelayanan publik
4 Belum optimalnya Terdapat 2 posyandu Pelaksanaan posyandu
Posyandu remaja remaja di wilayah remaja di wilayah kerja
dalam upaya kerja puskesmas puskesmas purwoyoso
pencegahan purwoyoso namun berjalan dengan baik
penyakit tidak belum begitu aktif
menular di wilayah
Puskesmas
Purwoyoso.

Sumber Isu:
Pelayanan Publik

4
No Identifikasi isu Kondisi saat ini Kondisi yang
diharapkan
Whole of
Government (WoG)
5 Kurangnya Masih banyaknya ibu Ibu hamil memahami
pengetahuan ibu hamil yang mengalami dampak anemia
hamil terhadap penyakit anemia terhadap janin dan
penyakit anemia di dirinya.
wilayah Puskesmas
Purwoyoso.

Sumber isu:
Manajemen ASN
Pelayanan Publik

Dari kelima isu yang telah disampaikan diatas maka perlu adanya
suatu system analisa guna mengetahui isu tersebut secara utuh. Maka
diperlukan suatu metode bantu penetapan problema isu dengan
menentukan apakah isu tersebut memenuhi Problema APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan) dan penjelasannya sebagai
berikut;
1. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat.
2. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara
komprehensif.
3. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang
banyak.
4. Layak artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

5
Tabel 1.2 Analisis Isue dengan APKL
NO Isu A P K L KET
Kurang Optimalnya pelaksanaan Program
1 Pencegahan Pengendalian Infeksi di + + + + MS
Puskesmas Purwoyoso
Kurang optimalnya sistem pendaftaran
2 menggunakan program PUSTAKA di + + + - TMS
Puskesmas Purwoyoso
Belum optimalnya kerjasama lintas
3 program di UKP dengan poli gizi untuk
+ + + - TMS
melawan dan mencegah PTM di wilayah
lingkup Puskesmas Purwoyoso
Belum optimalnya Posyandu remaja
4 dalam upaya pencegahan penyakit tidak
+ + + + MS
menular di wilayah Puskesmas
Purwoyoso.
Kurangnya pengetahuan ibu hamil
5 terhadap penyakit anemia di wilayah
+ + + + MS
Puskesmas Purwoyoso.

(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019)


Keterangan:
(-) : Tidak memenuhi kriteria
(+) : Memenuhi kriteria
A : Aktual MS : Memenuhi Syarat
P : Problematik TMS : Tidak Memenuhi Syarat
K : Khalayak
L : Layak

Dari analisis tersebut, diambil 3 isu yang memenuhi syarat yaitu:


1. Kurang Optimalnya pelaksanaan Program Pencegahan
Pengendalian Infeksi di Puskesmas Purwoyoso
2. Belum optimalnya Posyandu remaja dalam upaya pencegahan
penyakit tidak menular di wilayah Puskesmas Purwoyoso.
3. Kurangnya pengetahuan ibu hamil terhadap penyakit anemia di
wilayah Puskesmas Purwoyoso.

6
Dalam proses penetapan isu yang berkualitas atau isu yang bersifat
aktual, sebaiknya menggunakan kemampuan berpikir kritis yang ditandai
dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Salah satu
alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas adalah menggunakan
kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Tabel 1.3 Analisis isue dengan metode USG
No Isu U S G Jumlah Peringkat
1 Kurang 5 5 4 14 1
Optimalnya
pelaksanaan
Program
Pencegahan
Pengendalian
Infeksi di
Puskesmas
Purwoyoso
2 Belum 5 4 3 12 3
optimalnya
Posyandu
remaja dalam
upaya
pencegahan
penyakit tidak
menular di
wilayah
Puskesmas
Purwoyoso.

3 Kurangnya 5 4 4 13 2
pengetahuan ibu
hamil terhadap
penyakit anemia
di wilayah
Puskesmas
Purwoyoso.

7
Keterangan:
U (Urgency) : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti
S (Seriousness) : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan
G (Growth) : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Skala likert:
1 : Sangat kecil 4 : Besar
2 : Kecil 5 : Sangat besar
3 : Sedang

Berdasarkan hasil penilaian prioritas masalah menggunakan metode


USG, skor tertinggi diperoleh isu “Kurang Optimalnya pelaksanaan Program
Pencegahan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Purwoyoso”. Masalah ini
merupakan masalah prioritas yang akan dibahas dalam laporan aktualisasi.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengoptimalkan PPI di Puskesmas Purwoyoso?
2. Bagaimana mengaktualisasikan nilai nilai ANEKA dalam upaya
mengoptimalkan PPI di Puskesmas Purwoyoso?
3. Bagaimana keterkaitan kegiatan dengan visi misi dan nilai
organisasi?

D. Tujuan
Tujuan kegiatan aktualisasi ini adalah untuk
1. mengoptimalkan PPI di Puskesmas Purwoyoso
2. mengaktualisasikan nilai nilai ANEKA dalam upaya
mengoptimalkan PPI di Puskesmas Purwoyoso

8
3. Mengetahui keterkaitan kegiatan dengan vsi misi dan nilai
organisasi

E. Manfaat
1. Bagi Puskesmas
a. Dapat menurunkan risiko infeksi dari petugas ke pasien atau
sebaliknya di ruang Pengobatan Umum Puskesmas Purwoyoso
b. Meningkatkan mutu pelayanan publik secara professional
c. Terwujudnya visi dan misi Puskesmas Purwoyoso Kota
Semarang

2. Bagi Masyarakat
a. Dapat meminimalisir transmisi infeksi, baik pasien maupun
petugas kesehatan.
b. Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan dan harapannya dalam bidang kesehatan.

3. Bagi peserta latsar


Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk
mengimplementasikan nilai – nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) sebagai
landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

4. Bagi kota Semarang


a. Mengurangi tingkat resiko penularan penyakit infeksi di kota
Semarang
b. Mengurangi angka kejadian penyakit infeksi di kota Semarang

9
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bela Negara ASN


Pola pikir pegawai negeri sipil agar senantiasa terdorong berpola
pikir, bersikap dan berperilaku positif sesungguhnya telah dipikirkan dan
diakomodir oleh pemerintah. Dengan adanya Peraturan Pemerintah
Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dalam pasal
3 dijelaskan tentang kewajiban selaku pegawai negeri sipil sebagai
berikut :
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;

10
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
Pola pikir positif yang demikianlah yang membentuk konsep diri
selaku pegawai negeri sipil. Adapun konsep diri Pegawai Negeri Sipil
adalah sebagai berikut :
1. Bekerja sebagai Ibadah;
2. Menghindari sikap tidak terpuji;
3. Bekerja secara profesional;
4. Berusaha meningkatkan kompetensi dirinya secara terus menerus;
5. Pelayan dan pengayom masyarakat;
6. Bekerja berdasarkan peraturan yang berlaku;
7. Tidak rentan terhadap perubahan dan terbuka serta bersikap realistis.
Disamping itu sebagai parameter kinerja di akhir tahun, pegawai
negeri sipil juga mendapatkan laporan kinerja pegawai dan/atau berupa
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang tertuang dalam
Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1979, terdiri atas delapan norma-
norma sikap perilaku: 1. Kesetiaan 2. Prestasi Kerja 3. Tanggung Jawab
4. Ketaatan 5. Kejujuran 6. Kerjasama 7. Prakarsa, dan 8.
Kepemimpinan.
Dengan adanya peraturan dan ketentuan tersebut diatas, maka
norma dan aturan tersebut dimaksudkan dan diarahkan agar pegawai
negeri sipil dalam kesehariannya di tempat kerja dapat menjaga pola
pikir, sikap, perilaku, dan performa kerja (kinerjanya) dalam organisasi

11
pemerintah dengan sebaik-baiknya dalam rangka pencapaian target
kerja dirinya dan tercapainya output dan tujuan organisasi.

B. Nilai-Nilai Dasar ASN


Aparatur Sipil Negara memiliki beberapa Nilai-Nilai Dasar yang
harus dilaksanakan untuk melandasi semua sikap dan perilaku yang
dilakukan oleh seorang ASN. Nilai-Nilai Dasar ASN adalah sebagai
berikut:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya.
Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust) kepada
birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan
sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Indikator Nilai-Nilai Akuntabilitas :
a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas
ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting
dalam menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.

12
e. Keadilan : kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat maka setiap
ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan
publik, bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilainilai
Pancasila. ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila
demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat
dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaan.
Indikator Nilai-Nilai Nasionalisme :
a. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia sebagai negara yang
tidak membatasi agama dalam ruang privat. Nilai-nilai
ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai
ketuhanan yang positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan

13
yang terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi
keadilan dan persaudaraan.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke
dalam berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan
nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti
negara menjalankan fungsi “melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Keberadaan bangsa Indonesia terjadi karena memiliki satu
nyawa, satu akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya,
yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan
persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama.
d. Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi
pertama , badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi
ajang memperjuangkan asprasi beragam golongan yang ada
di masyarakat. Fungsi kedua, semangat permusyawaratan
bisa menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu
golongan atau perorangan.
e. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri
bangsa menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi
masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan keadilan.

14
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukanperbuatan yang pantas, guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang
baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nilai-nilai yang dianut.
Indikator Nilai-Nilai Etika Publik:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

15
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar
dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu
merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi
dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
Indikator Nilai-Nilai Komitmen Mutu:
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun
mutu hasil kerja.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai PNS yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.

16
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada masyarakat
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
5. Anti Korupsi
Pada kebijakan hukum di Indonesia korupsi telah diidentifikasi
sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) sehingga seluruh
PNS harus mengembangkan sikap anti korupsi. Bahkan tidak hanya
korupsi yang identik dengan kerugian keuangan negara, korupsi
waktu, gratifikasi, mengharapkan pamrih dalam bekerja dan
melakukan diskriminasi pelayanan publik harus menjadi concern
utama dalam sikap anti korupsi yang perlu dikembangkan.
Indikator Nilai-Nilai Etika Publik:
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggung jawab
f. Kerja Keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil

C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI yang terdiri dari 3 sub
materi, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Whole Of Government (WOG)
(WoG) adalah model pendekatan integratif fungsional satu
atap yang dewasa ini menjadi opsi alternatif dalam menyelesaikan

17
masalah masalah rumit (wicked problems) abad 21. Guncangan
globalisasi yang menghadirkan berbagai kontradiksi (paradoks) di
berbagai sektor kehidupan seperti korupsi, kemiskinan, dominasi
pasar bebas di sektor ekonomi dan lain-lain yang sulit diatasi dengan
cara dan pendekatan biasa (in the box) membuat WoG menjadi
keniscayaan yang tidak terhindarkan. Salah satu bentuk penerapan
WoG disektor pelayanan publik adalah egovernment.
E-government adalah salah satu faktor pendorong strategis
(strategic enabler) yang memungkinkan WoG dapat dilaksanakan,
karena peran dan fungsi e-government adalah menciptakan jejaring
kerja (network) kolaboratif sehingga fungsi integrasi intra dan inter
agensi/instansi dapat dilaksanakan. Keberadaan jejaring kerja yang
ditopang oleh e-goverment berpotensi menjadi tuas pengungkit
(leverage) bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, sosial dan
ingkungan, termasuk di dalamnya pelayanan publik. Berdasarkan hal
itu, maka e-goverment harus dilaksanakan di berbagai level
pelayanan publik.
Model pendekatan WoG memiliki sejumlah tantangan yang
meliputi kekurangan dan hambatan (barrier) sehingga menyebabkan
WoG tidak dapat dilanjutkan atau terhenti ditengah jalan dan pada
akhirnya kembali ke cara lama. Kekurangan-kekurangan WoG adalah
memerlukan waktu lama, relatif mahal (costly), tidak selalu cocok
dengan wicked problems yang akan ditangani, dan hasilnya sulit
diukur. Kekurangan-kekurangan ini pada akhirnya dapat menjadi
dorongan untuk kembali ke cara lama. Hambatan WoG terutama
disebabkan oleh tujuan, prioritas dan akuntabilitas yang tidak jelas,
benturan agenda dan kepentingan sehingga tidak dapat tercipta
kolaborasi, ego sektoral antar instansi dan insentif yang rendah.
Pada sektor pelayanan publik, masalah akuntabilitas yang
tidak jelas atau minim ini menjadi faktor kunci timbulnya korupsi di
sektor publik (Samuel Paul,2012:4 dalam Loura Hardjaloka,

18
2014:435). Pemerintah sebagai pelayan warga negara memiliki
unsur-unsur utama yang menunjang timbulnya korupsi yaitu:
monopoli, diskresi dan akuntabilitas yang 5 tidak jelas. Pemerintah
memiliki monopoli kewenangan atau kekuasaan untuk mengakses
sumber daya alam, sumber daya manusia dan membuat peraturan
perundang-undangan.
Monopoli membuka peluang transaksional bagi perdagangan
akses perijinan dengan imbalan suap atau gratifikasi. Lebih lanjut,
pemerintah memiliki kewenangan atau kekuasaan diskresi yang
dapat dimanfaatkan untuk memberikan akses atau hak istimewa
tertentu kepada pihak yang dapat memberikan imbalan atau suap.
Terakhir, unsur lemah atau tidak jelasnya akuntabilitas akan menjadi
enabler (faktor yang memungkinkan) terjadinya korupsi. Hubungan
ketiga unsur tersebut dapat digambarkan dalam rumusan berikut
(Loura Hardjaloka, 2014: 436):

KORUPSI = MONOPOLI + DISKRESI -AKUNTABILITAS

2. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)


Manajemen ASN (Aparatur Sipil Negara) adalah pengelolaan
ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai-nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen Pegawai
Tidak Tetap Pemerintah. Dalam menyelenggarakan manajemen ASN
dianut “asas efektif dan efisien” yakni sesuai dengan target atau
tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan yang
ditetapkan.
Penyelenggaraan manajemen ASN dilakukan berdasarkan asas:
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;

19
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non-diskriminasi;
k. Persatuan dan kesatuan;
l. Keadilan dan kesetaraan;
m. Kesejahteraan.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip:
1. Nilai dasar;
2. Kode etik;
3. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan
publik;
4. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5. Kualifikasi akademik;
6. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan
7. Profesionalitas jabatan.
Nilai dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non-diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program Pemerintah;

20
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
Kode etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan dan
manajemen ASN. Untuk melakukan pembinaan profesi dan Pegawai
ASN, Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaan pembinaan
dan manajemen ASN kepada:
a. Menteri, berkaitan dengan kewenangan perumusan kebijakan
umum pendayagunaan Pegawai ASN;
b. KASN, berkaitan dengan kewenangan perumusan kebijakan
pembinaan profesi ASN dan pengawasan pelaksanaannya pada
Instansi dan Perwakilan;
c. LAN, berkaitan dengan kewenangan penelitian dan
pengembangan administrasi pemerintahan negara, pembinaan
pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN, dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan untuk penjenjangan Aparatur Sipil
Negara; dan
d. BKN, berkaitan dengan kewenangan pembinaan manajemen
Pegawai ASN, penyusunan materi seleksi umum calon Pegawai
ASN, pembinaan Pusat Penilaian Kinerja Pegawai ASN,

21
pemeliharaan dan pengembangan Sistem Informasi Pegawai
ASN, dan pembinaan pendidikan fungsional analis kepegawaian.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi
pengambilan keputusan dalam manajemen ASN diperlukan Sistem
Informasi Aparatur Sipil Negara. Sistem informasi Aparatur Sipil
Negara diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar
berbagai Instansi. Untuk menjamin keterpaduan dan akurasi data
dalam Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara, setiap Instansi wajib
memutakhirkan data secara berkala dan menyampaikannya kepada
BKN. Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara sebagaimana
berbasiskan teknologi informasi yang mudah diaplikasikan, mudah
diakses dan memiliki sistem keamanan yang dipercaya. BKN
bertanggung jawab atas penyimpanan informasi yang telah
dimutakhirkan oleh Instansi serta bertanggung jawab atas
pengelolaan dan pengembangan Sistem Informasi Aparatur Sipil
Negara.
3. Pelayanan Publik
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2009 Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas jasa, barang,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Sedangkan menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No.63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan publik
adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dan selanjutnya menurut Ridwan
dan Sudrajat (2009:19) pelayanan publik merupakan pelayanan yang
diberikan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara terhadap

22
masyarakat nya guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu
sendiri dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Adapun menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 81 tahun 1993, kinerja organisasi publik
dalam memberikan pelayanan publik dapat dilihat indikatornya
sebagai berikut :
a. Kesederhanaan,
adalah prosedurnya harus didesign sedemikian rupa, sehingga
penyelenggara layanan publik menjadi mudah, lancar, cepat, tidak
berbelit belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan dan kepastian tentang tata cara,
khususnya mengenai biaya layanan, cara pembayaran, jadwal
waktu, pejabat yang berwenang dan tanggung jawab pemberi
layanan publik.
c. Keamanan,
adalah usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas pelanggan
dari bahaya, resiko dan keragu raguan. Proses dan hasil
pelayanan publik dapat memberikan keamanan dan kenyamanan
serta memberikan kepastian hukum.
d. Keterbukaan,
adalah pelanggan dapat mengetahui seluruh informasi yang
mereka butuhkan secara mudah dan jelas yang meliputi informasi
tata cara persyaratan, waktu penyelesaian, biaya dan lain-lain.
e. Efesien,
adalah persyaratan layanan publik hanya dibatasi pada hal-hal
yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan,
dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan
dan produk layanan publik yang diberikan. Disamping itu juga
harus dicegah adanya pengulangan yang tidak perlu, terutama
tentang persyaratan administratif.

23
f. Ekonomis,
adalah agar pengenaan biaya pelayanan ditetapkan secara wajar,
dengan memperhatikan nilai barang dan jasa dan dengan
kemampuan pelanggan untuk membayar.
g. Keadilan,
adalah yang merata meliputi cakupan dan jangkauan layanan
publik harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang
diperlakukan secara adil.
h. Ketepatan waktu
adalah pelaksanaan layanan publik dapat diselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan

D. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


1. Pengertian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang selanjutnya
disingkat PPI adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan
terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan
masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan. Infeksi Terkait
Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated Infections) yang
selanjutnya disingkat HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien
selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam
masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul
setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas
rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dilakukan melalui pembentukan Komite atau Tim PPI. Komite atau
Tim PPI merupakan organisasi nonstruktural pada Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang mempunyai fungsi utama menjalankan
PPI serta menyusun kebijakan pencegahan dan pengendalian

24
infeksi termasuk pencegahan infeksi yang bersumber dari
masyarakat berupa Tuberkulosis, HIV (Human Immunodeficiency
Virus), dan infeksi menular lainnya. Komite atau Tim PPI dibentuk
untuk menyelenggarakan tata kelola PPI yang baik agar mutu
pelayanan medis serta keselamatan pasien dan pekerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan terjamin dan terlindungi. Komite atau Tim
PPI bertugas melaksanakan kegiatan-kegiatan pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan
pembinaan. Hasil pelaksanaan tugas harus dilaporkan kepada
pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan secara berkala paling
sedikit 2 (dua) kali dalam setahun, atau sesuai dengan kebutuhan.

2. Konsep Dasar Penyakit Infeksi


Berdasarkan sumber infeksi, maka infeksi dapat berasal dari
masyarakat/komunitas (Community Acquired Infection) atau dari
rumah sakit (Healthcare-Associated Infections/HAIs). Penyakit
infeksi yang didapat di rumah sakit beberapa waktu yang lalu
disebut sebagai Infeksi Nosokomial (Hospital Acquired Infection).
Saat ini penyebutan diubah menjadi Infeksi Terkait Layanan
Kesehatan atau “HAIs” (Healthcare- Associated Infections) dengan
pengertian yang lebih luas, yaitu kejadian infeksi tidak hanya
berasal dari rumah sakit, tetapi juga dapat dari fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya. Tidak terbatas infeksi kepada pasien namun
dapat juga kepada petugas kesehatan dan pengunjung yang
tertular pada saat berada di dalam lingkungan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Untuk memastikan adanya infeksi terkait layanan
kesehatan (Healthcare-Associated Infections/HAIs) serta
menyusun strategi pencegahan dan pengendalian infeksi
dibutuhkan pengertian infeksi, infeksi terkait pelayanan
kesehatan (Healthcare-Associated Infections/HAIs), rantai

25
penularan infeksi, jenis HAIs dan faktor risikonya.

Infeksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh


mikroorganisme patogen, dengan/tanpa disertai gejala klinik.
Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated
Infections) yang selanjutnya disingkat HAIs merupakan infeksi
yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak
ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi
dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga
infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga
kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan.
a. Rantai Infeksi (chain of infection) merupakan rangkaian yang
harus ada untuk menimbulkan infeksi. Dalam melakukan
tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi dengan efektif,
perlu dipahami secara cermat rantai infeksi.Kejadian infeksi di
fasilitas pelayanan kesehatan dapat disebabkan oleh 6
komponen rantai penularan, apabila satu mata rantai diputus
atau dihilangkan, maka penularan infeksi dapat dicegah atau
dihentikan. Enam komponen rantai penularan infeksi, yaitu:
b. Agen infeksi (infectious agent) adalah mikroorganisme
penyebab infeksi. Pada manusia, agen infeksi dapat berupa
bakteri, virus, jamur dan parasit. Ada tiga faktor pada agen
penyebab yang mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu:
patogenitas, virulensi dan jumlah (dosis, atau “load”). Makin
cepat diketahui agen infeksi dengan pemeriksaan klinis atau
laboratorium mikrobiologi, semakin cepat pula upaya
pencegahan dan penanggulangannya bisa dilaksanakan.
c. Reservoir atau wadah tempat/sumber agen infeksi dapat hidup,
tumbuh, berkembang-biak dan siap ditularkan kepada pejamu

26
atau manusia. Berdasarkan penelitian, reservoir terbanyak
adalah pada manusia, alat medis, binatang, tumbuh-tumbuhan,
tanah, air, lingkungan dan bahan-bahan organik lainnya. Dapat
juga ditemui pada orang sehat, permukaan kulit, selaput lendir
mulut, saluran napas atas, usus dan vagina juga merupakan
reservoir.
d. Portal of exit (pintu keluar) adalah lokasi tempat agen infeksi
(mikroorganisme) meninggalkan reservoir melalui saluran
napas, saluran cerna, saluran kemih serta transplasenta.
e. Metode Transmisi/Cara Penularan adalah metode transport
mikroorganisme dari wadah/reservoir ke pejamu yang rentan.
Ada beberapa metode penularan yaitu: (1) kontak: langsung
dan tidak langsung, (2) droplet, (3) airborne, (4) melalui
vehikulum (makanan, air/minuman, darah) dan (5) melalui
vektor (biasanya serangga dan binatang pengerat).
f. Portal of entry (pintu masuk) adalah lokasi agen infeksi
memasuki pejamu yang rentan dapat melalui saluran napas,
saluran cerna, saluran kemih dan kelamin atau melalui kulit
yang tidak utuh.
g. Susceptible host (Pejamu rentan) adalah seseorang dengan
kekebalan tubuh menurun sehingga tidak mampu melawan
agen infeksi. Faktor yang dapat mempengaruhi kekebalan
adalah umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis, luka
bakar yang luas, trauma, pasca pembedahan dan pengobatan
dengan imunosupresan.
Faktor lain yang berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau
etnis tertentu, status ekonomi, pola hidup, pekerjaan dan
herediter.

27
3. Jenis dan Faktor Risiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesehatan atau “Healthcare-Associated Infections” (HAIs)
a. Jenis HAIs yang paling sering terjadi di fasilitas
pelayanan kesehatan, terutama rumah sakit
mencakup:
A. Ventilator associated pneumonia (VAP)
B. Infeksi Aliran Darah (IAD)
C. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
D. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
b. Faktor Risiko HAIs meliputi:
A. Umur: neonatus dan orang lanjut usia lebih rentan.
B. Status imun yang rendah/terganggu (immuno-
compromised): penderita dengan
penyakit kronik, penderita tumor ganas,
pengguna obat-obat imunosupresan.
C. Gangguan/Interupsi barier anatomis:
a. Kateter urin: meningkatkan kejadian infeksi
saluran kemih (ISK).
b. Prosedur operasi: dapat menyebabkan
infeksi daerah operasi (IDO) atau “surgical
site infection” (SSI).
c. Intubasi dan pemakaian ventilator
meningkatkan kejadian “Ventilator
Associated Pneumonia” (VAP).
d. Kanula vena dan arteri: Plebitis, IAD
e. Luka bakar dan trauma.
D. Implantasi benda asing :
a. Pemakaian mesh pada operasi hernia.
b. Pemakaian implant pada operasi tulang,
c. kontrasepsi, alat pacu jantung.
d. “cerebrospinal fluid shunts”.

28
e. “valvular / vascular prostheses”.
E. Perubahan mikroflora normal: pemakaian
antibiotika yang tidak bijak dapat menyebabkan
pertumbuhan jamur berlebihan dan timbulnya
bakteri resisten terhadap berbagai antimikroba.

4. Kewaspadaan Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi

1. Kewaspadaan Standar/ Standard Precaution


Kewaspadaan baku adalah tonggak yang harus selalu diterapkan
di semua fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang aman bagi semua pasien dan mengurangi risiko infeksi
lebih lanjut. Kewaspadaan Standar meliputi kebersihan tangan dan
penggunaan APD untuk menghindari kontak langsung dengan darah,
cairan tubuh, sekret (termasuk sekret pernapasan) dan kulit pasien yang
terluka. Disamping itu juga mencakup: pencegahan luka akibat benda
tajam dan jarum suntik, pengelolaan limbah yang aman, pembersihan,
desinfeksi dansterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien, dan
pembersihan dan desinfeksi lingkungan. Orang dengan gejala sakit
saluran pernapasan harus disarankan untuk menerapkan kebersihan/
etika pernafasan.
Petugas kesehatan harus menerapkan "5 momen kebersihan
tangan",yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan
prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh,
setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan
lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-barang yang
tercemar.
• Kebersihan tangan mencakup mencuci tangan dengan sabun dan
air atau menggunakan antiseptik berbasis alkohol
• Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir ketika terlihat kotor

29
• Penggunaan APD tidak menghilangkan kebutuhan untuk
kebersihan tangan. Kebersihan tangan juga diperlukan ketika
menggunakan dan terutama ketika melepas APD.
Pada perawatan rutin pasien, penggunaan APD harus berpedoman
pada penilaian risiko/ antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh,
sekresi dan kulit yang terluka. Ketika melakukan prosedur yang
berisiko terjadi percikan ke wajah dan/ atau badan, maka
pemakaian APD harus ditambah dengan,
• Pelindung wajah dengan cara memakai masker medis/ bedah dan
pelindung mata/ eye-visor/ kacamata, atau pelindung wajah, dan
• Gaun dan sarung tangan bersih.

Pastikan bahwa prosedur – prosedur kebersihan dan desinfeksi


diikuti secara benar dan konsisten. Membersihkan permukaan –
permukaan lingkungan dengan air dan deterjen serta memakai
disinfektan yang biasa digunakan (seperti hipoklorit) merupakan
prosedur yang efektif dan memadai. Pengelolaan laundry, peralatan
makan dan limbah medis sesuai dengan prosedur rutin.
2. Kewaspadaan pencegahan dan pengendalian infeksi tambahan
ketika merawat pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Tambahan pada Kewaspadaan Standar, bahwa semua individu
termasuk pengunjung dan petugas kesehatan yang melakukan kontak
dengan pasien dengan ISPA harus:
a. Memakai masker medis ketika berada dekat (yaitu dalam waktu
kurang lebih 1 m) dan waktu memasuki ruangan atau bilik pasien.
b. Melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
bersentuhan dengan pasien dan lingkungan sekitarnya dan
segera setelah melepas masker medis.

30
3. Kewaspadaan pencegahan dan pengendalian infeksi pada
prosedur/ tindakan medik yang menimbulkan aerosol
Suatu prosedur/ tindakan yang menimbulkan aerosol
didefinisikan sebagai tindakan medis yang dapat menghasilkan
aerosol dalam berbagai ukuran, termasuk partikel kecil (<5 mkm).
Terdapat bukti yang baik yang berasal dari studi tentang Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) yang disebabkan oleh virus corona
(SARS-CoV), dimana terdapat hubungan yang konsisten antara
transmisi patogen dengan intubasi trakea. Selain itu, beberapa studi
juga menunjukkan adanya peningkatan risiko Infeksi SARS-COV yang
terkait dengan trakeostomi, ventilasi non- invasif dan penggunaan
ventilasi manual sebelum dilakukan intubasi. Namun, karena temuan
ini diidentifikasi hanya dari beberapa studi yang kualitasnya dinilai
rendah, maka interpretasi dan aplikasi praktis sulit dilakukan. Tidak
ditemukan prosedur lain yang secara signifikan berhubungan dengan
peningkatan risiko penularan ISPA.
Tindakan kewaspadaan tambahan harus dilakukan saat
melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol dan mungkin
berhubungan dengan peningkatan risiko penularan infeksi,
khususnya, intubasi trakea.
Tindakan kewaspadaan tambahan saat melakukan prosedur medis
yang menimbulkan aerosol:
1. Memakai respirator partikulat (N95) ketika mengenakan respirator
partikulat disposable, periksa selalu penyekat atau seal-nya.
2. Memakai pelindung mata (yaitu kacamata atau pelindung wajah)
3. Memakai gaun lengan panjang dan sarung tangan bersih, tidak
steril, (beberapa prosedur ini membutuhkan sarung tangan steril)
4. Memakai celemek kedap air untuk beberapa prosedur dengan
volume cairan yang tinggi diperkirakan mungkin dapat menembus
gaun
5. Melakukan prosedur di ruang berventilasi cukup, yaitu disarana –

31
sarana yang dilengkapi ventilasi mekanik,minimal terjadi 6 sampai
12 kali pertukaran udara setiap jam dan setidaknya 60 liter/ detik/
pasien di sarana – sarana dengan ventilasi alamiah.
6. Membatasi jumlah orang yang hadir di ruang pasien sesuai jumlah
minimum yang diperlukan untuk memberi dukungan perawatan
pasien
7. Melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan nya dan setelah pelepasan APD

32
BAB III
PROFIL ORGANISASI

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Dalam pembentukan puskesmas sendiri memiliki dasar hokum
yang diatur dalam peraturan menteri kesehatan republic Indonesia
nomor 75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat
Penjelasan mengenai Puskesmas tertuang dalam Pasal 1
Permenkes nomor 75 Tahun 2014, Fasilitas Pelayanan Kesehatan
adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
atau masyarakat.. Dan pusat pelayanan kesehatan ini disebut dengan
Puskesmas.

2. Visi, Misi, Nilai, Dan Tujuan Organisasi


a) Visi
Terwujudnya pelayanan prima di bidang kesehatan untuk
menjadikan puskesmas unggulan
b) Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, cepat, tepat
dan berkualitas
2) Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat

33
c) Nilai-nilai Organisasi
PRIMA
P : Peduli terhadap keluhan pasien
R : Ramah, sabar dan empati dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan
I : Ikhlas, jujur disiplin dan tanggung jawab dalam
menjalankan tugas.
M : Menjunjung tinggi kode etik pegawai ( bersikap
rofessional ) dalam tugas, bekerja jujur, tertib, cermat dan
bersemangat, bersikap ramah, sopan dalam memberikan
pelayanan, tidak menyalahgunakan wewenang, tidak
menerima gratifikasi, tidak melakukan pungutan yang tidak
syah dalam melaksanakan tugas.
A : Aktif menggalang kemitraan, inovatif, kreatif dan bekerja
secara professional.

3. Deskrispsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain


Tata Letak
Puskesmas Purwoyoso merupakan salah satu Puskesmas Induk
non perawatan di Kecamatan Ngaliyan dengan luas tanah 812M 2
dengan luas wilayah kerja 269,52 Km 2. Yang mempunyai wilayah
kerja 2 keluarahan.
1. Kelurahan Purwoyoso
2. Kelurahan Kalipancur
- Sebelah utara : Kelurahan Krapyak
- Sebelah Selatan: Kelurahan Sadeng
- Sebelah Timur : Kelurahan Kembang Arum
- Sebelah Barat : Kelurahan Tambakaji dan Kelurahan
Ngaliyan

34
Sebagai puskesmas BLUD (Badan layanan Umum Daerah)
Puskesmas Purwoyoso memiliki sarana dan prasarana untuk
menunjang kinerja dan pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Purwoyoso antara lain sebagai
berikut :
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana Kesehatan di Puskesmas
No Jenis Sarana Jumlah
A. SARANA KESEHATAN
1. Posyandu Balita 30
2. Posyandu Lansia 28
3. Dokter Praktek Swasta 12
4. Dokter Gigi Praktek 1
5. Apotek 4
6. Laboratorium Klinik 5
7. Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) 2
8. Bidan Praktek Mandiri (BPM) 11
9. Kader TB 10
B. SARANA PENDIDIKAN MENCAKUP
1. TK 20
2. SD 13
3. SMP 3
4. SMA 1
5. PT/ Akademi 0

Sarana sumberdaya lain


1. Handrub dan Handwash
2. Masker N95
3. Disinfektor
4. Handscoen
5. Tempat Sampah Medis

35
Jenis Layanan
Tabel 3.2 Jenis Layanan di Puskesmas

NO JENIS PELAYANAN JENIS KEGIATAN


A. Upaya Kesehatan Perorangan
Pengobatan, Konsultasi, Pelayanan Lansia,
1 Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Umum, Pelayanan TB Paru,
Rujukan Tindakan KIR Haji, KIR Kesehatan
Pemeriksaan Rutin, Pemeriksaan ANC
Konseling KB, Pelayanan KB, IUD, Implant,
Kondom, Suntik, Pil, konseling HIV/ AIDS
Kesehatan Ibu dan
2 dan Hepatitis, Pemeriksaan IMS, Imunisasi
Anak/KB
Anak, Imunisasi Capeng, Imunisasi Bumil,
Imunisasi WUS (Wanita Usia Subur),
MTBS, MTBM, gizi Konseling, Rujukan
Konsultasi, Pemeriksaan Gigi, Pengobatan,
Kesehatan Gigi dan
3 Penambalan Gigi, Pencabutan Gigi,
Mulut
Pembersihan Karang Gigi, Rujukan
4 Gawat Darurat Kegawat Daruratan
Konseling gizi, KBM, Sanitasi, menyusui,
5 Konseling
remaja
Darah Lengkap (Hb, Leukosit, Trombosit),
Kimia Darah (GDP, GDS, GD2JPP), Urine
6 Laboratorium Lengkap (Urine Makros, Urine Mikros),
HIV/AIDS, Hepatitis, Pemeriksaan Sputum,
IMS
7 Farmasi Peracikan obat dan pengambilan obat
B. Upaya Kesehatan Masyarakat Wajib

a. UKS : Penjaringan Anak Sekolah


b. UKGMD : Penyuluhan di Posyandu
1 Promosi Kesehatan c. PHBS
d. Kelurahan Siaga
e. Refreshing kader

36
NO JENIS PELAYANAN JENIS KEGIATAN
Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum,
Pemeriksaan Tempat Pengolahan
Makanan, Pemeriksaan Sanitasi Rumah,
Kesehatan
2 Pemeriksaan Depo Air Minum,
Lingkungan
Pemeriksaan Kualitas Air, Pengelolaan
Sampah Medis, Pengelolaan Sampah Non
Medis
Pelacakan Gizi Buruk, Vitamin A, PMT Ibu
Hamil KEK, PMT Balita Kurang, gizi buruk,
3 Gizi Masyarakat Gizi, Pemeriksaan Garam Beryodium,
Posyandu balita, Lansia : Senam Lansia,
Posyandu Lansia.
Pengobatan
4 Perawatan Kesehatan Masyarakat
Masyarakat

a. TB/ Kusta : Survey Kontak


b. P2B2 : Penyelidikan Epidemologi DBD,
c. Malaria, Fogging, Abatisasi, Survey
Angka Bebas Jentik
Pencegahan dan d. Diare : survailance
5 Pengendalian e. PTM : Posbindu
Penyakit f. HIV/IMS : Screening Ibu Hamil
g. Imunisasi : BIAS (Bulan Imunisasi Anak
Sekolah)
h. Prolanis
i. VCT : Voluntary Consulting Test

a. Kesehatan Anak : DDTK, Penjaringan


b. Kesehatan Remaja : Konseling Remaja,
Penyuluhan Narkoba dan HIV AIDS
6 KIA-KB Masyarakat
a. Kesehatan Ibu : Kunjungan Ibu Nifas,
Kunjungan Ibu Hamil Resiko Tinggi,
Kelas Ibu Hamil

37
2. Struktur Organisasi Dan Job Deskripsi
a. Struktur organisasi
Sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang No. 96 tahun 2016
tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan
Fungsi, Serta Tata Kerja Puskesmas Purwoyoso, susunan
organisasi Puskesmas Purwoyoso adalah sebagai berikut.

38
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Puskesmas Purwoyoso

39
b. Job Diskripsi
Kepala Puskesmas
Uraian tugas :
1) Memimpin, mengawasi, mengkoordinasikan pelaksanaan
pelayanan kesehatan secara paripurna kepada masyarakat
dalam wilayah kerjanya.
2) Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.
3) Membina karyawan/karyawati puskesmas dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari.
4) Melakukan pengawasan melekat bagi seluruh pelaksanaan
kegiatan/program.
5) Mengadakan koordinasi dengan Lintas Sektoral dalam upaya
pembangunan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas.
6) Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat
dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
7) Menyusun perencanaan kegiatan Puskesmas dengan
dibantu oleh staf Puskesmas.
8) Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Puskesmas.
9) Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas Kesehatan Kota
Semarang, baik berupa laporan rutin maupun khusus.
10) Membina petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan.
11) Melakukan supervisi dalam pelaksanaan kegiatan di
Puskesmas, Pustu, Puskesling, Posyandu dan di
masyarakat.
12) Menerima konsultasi dari semua kegiatan Puskemas.
c. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Uraian Tugas :
1) Menyusun rencana kerja program TU bulanan dan tahunan.
2) Mengagendakan surat masuk / keluar.
3) Inventaris pemeliharaan sarana dan prasarana.

40
4) Melaksnakan urusan adminstrasi aparatur sipil Negara
(ASN).
5) Melaksnakan administrasi keuangan.
6) Melaksankan monitoring dan evaluasi ketatausahaan.
7) Membantu laporan bulanan.
d. Dokter umum
Uraian tugas :
1) Melakukan pelayanan konsultan.
2) Melakukan tindakan medis khusus.
3) Melakukan tindakan darurat medis P3K komplek tk. I.
4) Melakukan pemulihan fisik Tk. Sedang.
5) Melakukan penyuluhan medis.
6) Melakukan pencatatan rawat jalan.
7) Melayani / menerima konsultan dari dalam.
8) Melayani konsultan keluar.
9) Menguji test kesehtan individu.
e. Perawat
Uraian tugas:
1) Penyuluhan Kesehatan Pada Keluarga.
2) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada kelaurga.
3) Melakukan dokumentasi pada tindakan proses keperawatan.
4) Melaukan skrening kesehatan.
5) Pendidikan Kesehatan pada individu.
6) Penyuluhan Kesehatan pada Keluarga.
7) Pengakajian Keperawatan lanjutan pada individu dalam
pelayanan dan pembuatan Askep.
8) Pengkajian Keperawatan lanjutan pada keluarga.
9) Merumuskan diagnosa keperawatan pada kelaurga.
10) Membuat rencana bulanan.

41
f. Bidan
Uraian tugas :
1) Mempersiapkan pelayanan kebidanan
2) Melaksanakan anamnese klaim / pasien bermasalah.
3) Melaksanakan anmnese klaim / pasien tanpa masalah
4) Melakukan pemeriksaan fisik klaim/ pasien bermasalah
5) Melakukan pemeriksaan fisik klaim/ pasien tanpa masalah
6) Melakukan diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil
pengkajian kasus fisiologis bermasalah.
7) Melakukan diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil
pengkajian kasus fisiologis tanpa masalah.
8) Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan kasus
fisiologis bermasalah
9) Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan kasus
fisiologis tanpa masalah
10) Melakukan rujukan klaim / pasien kasus patologis

B. Tugas Dan Jabatan Peserta Diklat


Nama : dr. A’laix Muna Kamala
NIP : 19911204 201902 1 001
Jabatan/ Gol : Calon Dokter Umum Ahli Pertama (III/B)
Penulis merupakan seorang dokter umum ahli pertama di ruang balai
pengobatan Umum , sehingga memiliki tugas:
Tugas Pokok
1. Menyusun rencana kegiatan pelayanan kesehatan berdasarkan
peraturan yang berlaku sebagai acuan pelaksanaan Tugas
2. Menjabarkan perintah atasan secara rinci dan jelas agar mudah
dipahami dan dilaksanakan
3. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan umum di
puskesmas

42
4. Melakukan rujukan pasien apabila tidak dapat ditangani oleh
pelayanan di Puskesmas
5. Membantu pelaksanaan kegiatan KIA dengan cara melakukan
pemeriksaan pada pasien
Tugas Intergrasi
1. Melakukan kegiatan lintas program/ sektoral dengan cara
kerjasama atau keterpaduan program serta keterpaduan sektor /
instansi terkait
2. Melakukan kegiatan puskesling dengan cara melakukan kegiatan
pemeriksaaan dan pengobatan pada pasien
3. Melaksanakan posyandu bersama tim
4. Membantu melaksanakan BIAS dengan cara mendatangi sekolah-
sekolah untuk melakukan kegiatan

C. Role Model

Gambar 3.2 Wali Kota Semarang

Bapak Hendrar Prihadi,S.E.,M.M adalah Wali Kota Semarang


yang menjabat sejak 17 Februari 2016. Beliau adalah sosok bapak
Walikota yang sangat patut di contoh dari segala sikap dan perilakunya
dan beliau mampu membawa perubahan yang signifikan untuk Kota
Semarang, terutama di bidang kesehatan.

43
Beliau selalu menikmati segala pekerjaannya, memiliki jiwa
kepemimpinan (akuntabilitas), selalu disiplin (anti korupsi), tegas dan
wibawa (etika publik). Dengan selalu mengedepankan Integritas dalam
bekerja (akuntabilitas), kejujuran (anti korupsi), tanggung jawab yang
tinggi (akuntabilitas) dan tidak membeda-bedakan masyarakat
(nasionalisme)
Berbagai inovasi (komitmen mutu) telah dilakukan beliau dalam bidang
kesehatan yaitu :
1. UHC (Universal Health Coverage): komitmen Pemkot Semarang
memberikan jaminan kesehatan kepada penduduk kota secara
menyeluruh.
2. Ambulan HEBAT : melayani kegawatdarurtan, kecelakaan lalu lintas
dan meternal dan neonatal dengan call center 112 atau 1500-132.
3. KONTER (Konsul Dokter): melayani konsul penyakit, panduan RS, Info
dokter praktek, info klinik kesehatan, info lab. Klinik, info apotek, info
tarif dll.
Dan masih banyak lagi, keberhasilan program beliau menunjukan kerja
beliau yang profesional dan berkomitmen untuk meningkatkan
pelayanan public (komitmen mutu) guna memuaskan masyarakat
Kota Semarang.

44
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
A. Penetapan Isu Yang Terpilih
Unit Kerja : UPTD PUSKESMAS PURWOYOSO
Identifikasi Isu : 1) Kurang Optimalnya pelaksanaan Program
Pencegahan Pengendalian Infeksi di
Puskesmas Purwoyoso
2) Belum optimalnya Posyandu remaja
dalam upaya pencegahan penyakit tidak
menular di wilayah Puskesmas
Purwoyoso.
3) Kurangnya pengetahuan ibu hamil
terhadap penyakit anemia di wilayah
Puskesmas Purwoyoso.
4) Kurang optimalnya sistem pendaftaran
menggunakan program PUSTAKA di
Puskesmas Purwoyoso
5) Belum optimalnya kerjasama lintas
program di UKP dengan poli gizi untuk
melawan dan mencegah PTM di wilayah
lingkup Puskesmas Purwoyoso

Isu yang : Kurang Optimalnya pelaksanaan


diangkat Pencegahan Pengendalian Infeksi di
Puskesmas Purwoyoso .

Gagasan : Optimalnya pelaksanaan Pencegahan


pemecahan isu Pengendalian Infeksi di Puskesmas
Purwoyoso .

45
Kegiatan – kegiatan aktualisasi- habituasi dilaksanakan di UPTD Puskesmas
Purwoyoso pada tanggal 18 September – 22 Oktober 2019 adalah

a) Melakukan pembentukan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


(PPI) (perintah atasan)
b) Melakukan sosialisasi kepada petugas medis tentang Tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) (inovasi)
c) Melakukan penyusunan SK Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) (inovasi)
d) Melakukan pembuatan jadwal kegiatan TIM Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (inovasi)

e) Melakukan Penataan alat kesehatan di ruang pengobatan umum


(inovasi)
f) Melakukan pembersihan alat kesehatan secara manual (inovasi)
g) Melakukan penyempurnaan poster 6 Langkah Cuci Tangan (perintah
atasan)
h) Melakukan sosialisasi tentang etika batuk dan bersin (SKP)
i) Melakukan evaluasi kepatuhan cuci tangan sesuai SOP petugas
puskesmas (perintah atasan)
Kegiatan tersebut akan saya lakukan sesuai tabel berikut ini.

46
B. Daftar Rancangan Isu
Tabel 4.1 Daftar rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan dengan Nilai Kontribusi Penguatan
Kegiatan ANEKA terhadap Visi Nilai-Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan -terbentuknya TIM Kegiatan ini Dengan
pembentuka PPI sesuai dengan berkontribusi kegiatan ini
n Tim tugas masing2 terhadap visi sebagai
Pencegahan secara jelas puskesmas : bentuk
dan Terwujudnya implementasi
Pengendalia 1. Melakukan Saya berkonsultasi Etika Publik (sopan) pelayanan prima dari nilai
n Infeksi Konsultasi dengan mentor di bidang organisasi
(PPI) dengan Mentor dengan sopan, Nasionalisme Sila Keempat kesehatan untuk Aktif
secara ( musyawarah dan mufakat menjadikan menggalang
(perintah musyawarah dan ) puskesmas kemitraan,
atasan) mufakat yang unggulan inovatif,
dibuktikan dengan Akuntabilitas ( lembar kreatif dan
lembar persetujuan) bekerja
persetujuan untuk mencapai secara
misi : professional
2. Koordinasi Saya Etika Publik ( 1. Memberikan
dengan Tim Mutu berkoordinasi berkoordinasi dengan Tim pelayanan
Pelayanan dengan Tim Mutu Mutu ) kesehatan yang
Puskesmas untuk untuk membentuk bermutu, cepat,
menyusun anggota Tim PPI. Nasionalisme Sila Keempat tepat dan
kepengurusan Dan ( musyawarah dan mufakat berkualitas.
Tim PPI mendiskusikan )
dengan Akuntabilitas (tanggung
musyawarah jawab)
mufakat untuk
menyusun Tim PPI

47
yang
bertanggung
jawab

3. Melakukan Saya memberikan Akuntabilitas (tanggung


Pengajuan nama anggota Tim jawab)
dibentuknya Tim PPI yang bisa Kerjasama (anti Korupsi)
PPI kepada bertanggung
mentor jawab dalam
menerima tugas
dan dapat
bekerjasama
sebagai tim

2. Melakukan Terlaksana Kegiatan ini Dengan


sosialisasi sosialisasi Tim PPI berkontribusi kegiatan ini
kepada kepada petugas terhadap visi sebagai
petugas puskesmas untuk puskesmas : bentuk
puskesmas memahami tugas Terwujudnya implementasi
tentang Tim sebagai Tim PPI pelayanan prima dari nilai
Pencegahan 1.Melakukan Saya berkonsultasi Etika Publik (sopan) di bidang organisasi
dan Konsultasi dengan dengan mentor kesehatan untuk Ikhlas,
Pengendalia Mentor dengan sopan, Nasionalisme Sila Keempat menjadikan jujur
n Infeksi secara ( musyawarah dan mufakat puskesmas disiplin
(PPI) musyawarah dan ) unggulan dan
mufakat yang tanggung
(inovasi) dibuktikan dengan Akuntabilitas ( lembar untuk mencapai jawab
lembar persetujuan) misi :
persetujuan 1. Memberikan dalam
pelayanan menjalanka
kesehatan yang n tugas

48
2. Menggandakan Saya Anti korupsi (mandiri) bermutu, cepat,
print out struktur menggandakan tepat dan
anggota Tim PPI print out struktur berkualitas.
anggota tim secara
mandiri
Saya melakukan
3. Melakukan sosialisasi dengan Akuntabilitas (kejelasan)
sosialisasi kepada jelas dan efektif
agar petugas Anti korupsi (efektif)
petugas puskesmas
puskesmas
memahami materi

3. Melakukan tersusunnya SK Terbentukya SK Dengan


penyusunan tim PPI yang akan tim PPI untuk terbentuknya
SK Tim PPI dipatuhi oleh mencapai visi : SK sebagai
yang seluruh anggota Terwujudnya bentuk
disahkan tim pelayanan prima implementasi
oleh Kepala 1. Menyusun konsep saya menyusun Komitmen Mutu (Efisien) di bidang dari nilai
Puskesmas SK tim PPI konsep SK tim PPI kesehatan untuk organisasi
Purwoyoso sesuai tupoksi menjadikan Ikhlas,
Kota 2. Mengumpulkan saya Nasionalisme Sila Keempat puskesmas jujur
Semarang calon personil timmengumpulkan (Musyawarah) unggulan disiplin
(Inovasi) PPI calon personil tim 1) Misi : dan
PPI dan Memberikan tanggung
memusyawarahk pelayanan
jawab
an konsep SK tim kesehatan
PPI yang bermutu, dalam
3. Konsultasi konsep -Saya Etika Publik (Respect) cepat, tepat menjalanka
SK ke Pimpinan berkonsultasi dan n tugas
dengan Pimpinan Nasionalisme Sila Keempat berkualitas
dengan sopan (musyawarah)
sesuai jadwal yang

49
telah ditentukan
serta didiskusikan
dengan
musyawarah dan
mufakat
4. Melakukan revisi saya melakukan Akuntabilitas (Tanggung
konsep revisi konsep Jawab)
dengan penuh
tanggung jawab

5. Meminta saya meminta Etika Publik (respect)


pengesahan SK pengesahan SK
kepada Pimpinan kepada Pimpinan
secara sopan
4. Melakukan Adanya jadwal tim Terbentukya SK Dengan
pembuatan PPI yang akan tim PPI untuk terbentuknya
jadwal dilaksanakan oleh mencapai visi : SK sebagai
kegiatan TIM seluruh anggota Terwujudnya bentuk
Pencegahan tim pelayanan prima implementasi
dan di bidang dari nilai
Pengendalia 1. Mengumpulkan saya Nasionalisme Sila Keempat kesehatan untuk organisasi
n Infeksi seluruh anggota tim mengumpulkan (Musyawarah) menjadikan Ikhlas,
(inovasi) seluruh anggota puskesmas jujur
tim PPI dan unggulan disiplin
memusyawarahk 2) Misi : dan
an Memberikan tanggung
2.Membuat jadwal pelayanan
saya bersama
jawab
Anti korupsi (kerjasama) kesehatan
kegiatan untuk seluruh dalam
seluruh anggota yang bermutu,
anggota tim tim membahas Akuntabilitas (tanggung cepat, tepat menjalanka
pembuatan jadwal jawab) dan n tugas
yang akan berkualitas

50
dilaksanakan
seluruh anggota.

3.Meminta Etika Publik (respect)


saya meminta
pengesahan jadwal
pengesahan
kepada Pimpinan
kepada Pimpinan
secara sopan
5. Melakukan Tertatanya alat Penataan alat Dengan
Penataan kesehatan untuk kesehatan dan inovasi
alat menjaga alat layak kebersihan alat di Penataan alat
kesehatan pakai, aman, dan ruang balai kesehatan
di ruang bermutu pengobatan dan
1. Membuat konsep Saya membuat Akuntabilitas (tanggung umum kebersihan
pengobatan
penataan alat konsep penataan jawab) puskesmas alat di ruang
umum kesehatan. alat dengan penuh purwoyoso balai
(inovasi) tanggung jawab terhadap visi pengobatan
Organisasi yaitu, umum
2. Konsultasi dan Saya konsultasi Etika Publik (respect) Terwujudnya puskesmas
meminta dan meminta Nasionalisme Sila Keempat pelayanan prima purwoyoso hal
persetujuan persetujuan (musyawarah) di bidang ini
Pimpinan. Pimpinan dengan kesehatan untuk menguatkan
sopan dan menjadikan nilai
didiskusikan puskesmas organisasi
dengan unggulan Aktif
musyawarah dan Misi : menggalan
mufakat Memberikan g kemitraan,
pelayanan inovatif,
3. Koordinasi dengan Saya Etika Publik ( kesehatan yang kreatif dan
Tim PPI berkoordinasi berkoordinasi) bermutu, cepat,
dengan Tim PPI
bekerja
secara

51
untuk aturan yang Akuntabilitas (Tanggung tepat dan professiona
tepat dalam Jawab) berkualitas l
penataan alat Dan Musyawarah
mendiskusikan (Nasionalisme Sila
dengan Keempat)
musyawarah dan Tenggang rasa
bertenggang rasa (Nasionalisme Sila Kedua)
apabila ada
perbedaan

4. Melakukan Melakukan Konsistensi (Akuntabilitas)


penataan alat penataan alat
sesuai dengan
SOP
6. Melakukan Kebersihan alat
pembersiha terjaga agar layak
n alat pakai, aman, dan
kesehatan bermutu
secara
1.Konsultasi dan Saya konsultasi Etika Publik (respect)
manual meminta persetujuan dan meminta Nasionalisme Sila Keempat
(inovasi) Pimpinan. persetujuan (musyawarah)
Pimpinan dengan
sopan dan
didiskusikan
dengan
musyawarah dan
mufakat

2.Koordinasi dengan Saya Etika Publik (


Tim PPI berkoordinasi berkoordinasi)
dengan Tim PPI

52
untuk melakukan Komitmen mutu
pembersihan alat (berorientasi mutu)
sesuai SOP

3.Melakukan Saya bersama tim Etika Publik (kebersamaan)


pembersihan alat PPI melakukan
pembersihan alat Komitmen mutu
sesuai SOP (berorientasi mutu)

7. Melakukan Adanya poster Pembuatan Dengan


penyempurn yang sesuai untuk Poster inovasi
aan poster 6 edukasi petugas berkontribusi pembuatan
Langkah dan pelanggan terhadap visi Poster, hal ini
Cuci Tangan puskesmas organisasi yaitu : menguatkan
(perintah Terwujudnya nilai
atasan) 1. Konsultasi dan Saya berkonsultasi Etika Publik (Respect) pelayanan prima organisasi
meminta dengan Pimpinan di bidang Aktif
persetujuan dengan sopan Nasionalisme Sila Keempat kesehatan untuk menggalan
Pimpinan serta didiskusikan (musyawarah) menjadikan g kemitraan,
dengan puskesmas inovatif,
musyawarah dan unggulan kreatif dan
mufakat 1) Misi :
bekerja
Meningkatkan
2. Koordinasi Saya Etika Publik (Respect) kemandirian secara
dengan Petugas berkoordinasi masyarakat professiona
Promkes ( dengan Petugas Nasionalisme Sila Keempat untuk l
Promosi Promkes dalam (musyawarah) berperilaku
Kesehatan ) pembuatan Poster hidup bersih
dengan sopan dan sehat
serta didiskusikan
dengan

53
musyawarah dan
mufakat

3. Membuat design Saya membuat Akuntabilitas (Tanggung


poster materi Poster yang Jawab)
dapat di
pertanggungjawa
bkan

4. Meminta Saya meminta Etika Publik (Respect)


persetujuan persetujuan design
design poster poster kepada
kepada Pimpinan Pimpinan dengan
sopan

5. Pembuatan Saya membuat Komitmen mutu (kreatif)


Poster 6 Langkah Poster 6 Langkah Akuntabilitas
Cuci Tangan Cuci Tangan (kepercayaan)
dengan kreatif dan
sumber yang dapat
dipercaya

8 Melakukan Terlaksananya Pembuatan Dengan


sosialisasi tentang Poster inovasi
sosialisasi
etika batuk dan berkontribusi pembuatan
tentang etika bersin sehingga terhadap visi Poster, hal ini
dipahami oleh organisasi yaitu : menguatkan
batuk dan
pelanggan Terwujudnya nilai
bersin (SKP) puskesmas pelayanan prima organisasi
di bidang Aktif
kesehatan untuk menggalan
menjadikan g kemitraan,

54
1.Melakukan Saya berkonsultasi Etika Publik (sopan) puskesmas inovatif,
Konsultasi dengan dengan mentor unggulan kreatif dan
Mentor dengan sopan, Nasionalisme Sila Keempat 2) Misi : bekerja
secara ( musyawarah dan mufakat Meningkatkan secara
musyawarah dan ) kemandirian professiona
mufakat masyarakat
l
untuk
2.Koordinasi dengan Saya Etika Publik ( berperilaku
tim PPI untuk berkoordinasi berkoordinasi) hidup bersih
membuat materi etika dengan Tim PPI dan sehat
batuk dan bersin membuat materi Komitmen mutu
sesuai SOP (berorientasi mutu)

3.materi etika batuk Saya menyiapkan Komitmen mutu (Kreatif)


dan bersin telah siap desain materi
dan diperbanyak dengan kreatif dan Anti korupsi (Tanggung
dapat jawab)
dipertanggungja
wabkan

4.Menyampaikan Saya akan


materi kepelanggan menyampaikan Anti korupsi ( efektif dan
puskesmas materi secara efisien)
efektif dan efisien
agar pelanggan
memahami materi
yang saya
sampaikan

55
9. Melakukan Tingkat kepatuhan Dengan Dengan
evaluasi petugas puskemas mengevaluasi mengevaluasi
kepatuhan terhadap cuci kepatuhan cuci dan menilai
cuci tangan tangan menjadi tangan di Ruang Ruang
sesuai SOP meningkat Pengobatan Pengobatan
petugas 1. Konsultasi dan Saya melakukan Umum Umum
puskesmas meminta konsultasi dan Etika Publik (Respect) Puskesmas Puskesmas
(perintah persetujuan meminta Purwoyoso Purwoyoso
atasan) Mentor persetujuan Nasionalisme Sila Keempat berkontribusi hal ini
mentor dengan terhadap visi menguatkan
sopan serta Organisasi yaitu, nilai
didiskusikan Terwujudnya organisasi
dengan pelayanan prima Mandiri,
musyawarah dan di bidang Amanah dan
mufakat kesehatan untuk Teladan
menjadikan
2. Menyiapkan Saya menyiapkan Etika Publik ( puskesmas
lembar evaluasi lembar evaluasi berkoordinasi) unggulan
yang yang sebelumnya
dikoordinasikan dikoordinasikan dan Misi
oleh tim PPI terlebih dahulu organisasi yaitu
oleh tim PPI 1) Memberikan
pelayanan
3. Menilai dan Saya melakukan Anti Korupsi (jujur dan adil) kesehatan
mengevaluasi penilaian dan yang bermutu,
kepatuhan cuci evaluasi dengan cepat, tepat
tangan petugas jujur dan adil dan
puskesmas berkualitas

56
4. Mendokumentasi Saya Akuntabilitas (Tanggung
kan hasil evaluasi mendokumentasik Jawab)
an hasil evaluasi
sehingga dapat
dipertanggung-
jawabkan
kebenarannya.

57
C. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Rancangan aktualisasi yang akan dilakukan disajikan dalam bentuk timeline sebagai mekanisme kontrol.
Rencana Jadwal Kegiatan Gagasan Pemecahan Isu :
Tabel 4.2. Timeline Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi di UPTD Puskesmas Purwoyoso Kota Semarang
September Oktober
Bukti
No Kegiatan
Kegiatan
18
19
20
21
22
23

24
25
26
27
28
29
30

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

23

24
1
2
3
4
5
6
7
8
9
H H H H H Foto
Pembentuka a a a a a lembar
1.
n Tim PPI persetujua
r r r r r
n
i i i i i

PENERIMAAN LAPORAN HASIL


Foto,
video
Sosialisasi M M M M M
undangan,

SEMINAR HASIL
2. pembentuka i i i i i daftar
n n n n n hadir,
n Tim PPI
g g g g g materi
g g g g g sosialisasi

u u u u u Foto dan
3. Penyusunan lampiran
SK Tim SK
Foto dan
Pembuatan
4. jadwal Tim lembar
PPI jadwal

58
Foto,
Video, dan
Penataan lampiran
5. alat checklist
kesehatan alat
kesehatan

pembersiha Foto dan


6. n alat video
kesehatan
penyempur
naan poster Foto dan
7. 6 Langkah poster
Cuci
Tangan
sosialisasi Foto,
8. tentang video,
etika batuk materi
dan bersin
Foto,
evaluasi video,
9. kepatuhan lembar
cuci tangan evaluasi

Keterangan :
: Hari Libur
: Pelaksanaan Kegiatan

59
C Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kegiatan habituasi rancangan aktualisasi nilai – nilai dasar ASN akan dilaksanakan pada tanggal 18
September 2019 sampai 22 Oktober 2019 di Puskesmas Purwoyoso Kota Semarang. Ketika pelaksanaan terdapat
kemungkinan terjadinya kendala – kendala yang berisiko menghambat kegiatan yang telah direncanakan menjadi
kurang optimal. Oleh karena itu diperlukan antisipasi untuk menghadapi kendala – kendala tersebut, sehingga
dampak yang menghambat kegiatan tersebut dapat diminimalisir. Antisipasi dalam menghadapi kendala – kendala
selama aktualisasi dapat dijelaskan lebih lannjut pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala


No. Kegiatan Kendala yang mungkin terjadi Antisipasi dan strategi
menghadapi kendala
1. Melakukan pembentukan Tim Pencegahan dan Terbatasnya jumlah nakes Konsultasi dengan Pimpinan
Pengendalian Infeksi (PPI) yang akan jadi anggota tim
PPI
2. Melakukan sosialisasi kepada petugas medis Kurangnya koordinasi antara Menjalin komunikasi dengan
tentang Tim Pencegahan dan Pengendalian petugas medis baik
Infeksi (PPI)
3. Melakukan penyusunan SK Tim Pencegahan Membutuhkan waktu Konsultasi dengan Pimpinan.
dan Pengendalian Infeksi (PPI) penyusunan SK
4. Melakukan pembuatan jadwal kegiatan TIM Kurangnya koordinasi antara Menjalin komunikasi dengan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi petugas medis baik
5. Melakukan Penataan alat kesehatan di ruang Belum adanya inventaris Adanya petugas yang
pengobatan umum mengecek secara berkalabe
6. Melakukan pembersihan alat kesehatan secara Ketidaktersediaan alat Mengajukan perencanaan
manual

60
7. Melakukan penyempurnaan poster 6 Langkah Minimnya kemampuan Mencari referensi sebanyak
Cuci Tangan desain mungkin
8. Melakukan sosialisasi tentang etika batuk dan Kurangnya minat peserta Mengemas penyampaian
bersin sosialisasi sosialisasi kedalam bentuk
yang lebih menarik
9. Melakukan evaluasi kepatuhan cuci tangan Belum adanya kebiasaan Pendampingan secara
sesuai SOP petugas puskesmas prosedur berkala

61
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang berhubungan
langsung dengan pasien harus mengutamakan pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien
sesuai dengan standar pelayanan fasilitas kesehatan, yang diwujudkan salah
satunya dengan optimalisasi kegiatan PPI sesuai standar Permenkes.
Isu-isu yang teridentifikasi di Puskesmas Purwoyoso antara lain:
a) Kurang Optimalnya pelaksanaan Program Pencegahan
Pengendalian Infeksi di Puskesmas Purwoyoso
b) Belum optimalnya Posyandu remaja dalam upaya pencegahan
penyakit tidak menular di wilayah Puskesmas Purwoyoso.
c) Kurangnya pengetahuan ibu hamil terhadap penyakit anemia di
wilayah Puskesmas Purwoyoso.
d) Kurang optimalnya sistem pendaftaran menggunakan program
PUSTAKA di Puskesmas Purwoyoso
e) Belum optimalnya kerjasama lintas program di UKP dengan poli gizi
untuk melawan dan mencegah PTM di wilayah lingkup Puskesmas
Purwoyoso.
Hasil Identifikasi Isu dengan Metode APKL dan USG didapatkan core Isu
yang harus segera dipecahkan yaitu Kurang Optimalnya pelaksanaan
Program Pencegahan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Purwoyoso.
Dalam aktualisasi ini terdapat 5 Kegiatan sebagai gagasan
pemecahan isu, Kegiatan tersebut bersumber SKP, Penugasan Atasan dan
dipadukan dengan kegiatan yang masih relevan dari Inisiatif penyusun yang
dibuat Inovatif. Kegiatan tersebut sebagai berikut:
1. Melakukan pembentukan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) (perintah atasan)
2. Melakukan sosialisasi kepada petugas medis tentang Tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) (inovasi)

62
3. Melakukan penyusunan SK Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) (inovasi)
4. Melakukan pembuatan jadwal kegiatan TIM Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (inovasi)

5. Melakukan Penataan alat kesehatan di ruang pengobatan umum


(inovasi)
6. Melakukan pembersihan alat kesehatan secara manual (inovasi)
7. Melakukan penyempurnaan poster 6 Langkah Cuci Tangan (perintah
atasan)
8. Melakukan sosialisasi tentang etika batuk dan bersin (SKP)
9. Melakukan evaluasi kepatuhan cuci tangan sesuai SOP petugas
puskesmas (perintah atasan)

B. Pentingnya Rancangan Aktualisasi


Kegiatan yang di usulkan dikaitkan dengan substansi mata pelatihan
Manajemen ASN, WoG dan Pelayanan Publik dan nilai-nilai dasar PNS (
ANEKA ) yang mendasari kegiatan relevan baik secara langsung maupun tidak
langsungsehingga nilai-nilai ANEKA dapat teraktualisasi dan terhabituasi pada
setiap kegiatan yang dilakukan yaitu :
1. Pembentukan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
2. Penyusunan SK Tim PPI yang disahkan oleh Kepala Puskesmas
Purwoyoso Kota Semarang
3. Penataan alat kesehatan dan kebersihan alat di ruang balai
pengobatan umum puskesmas purwoyoso
4. Pembuatan media informasi mengenai Five Moments, 6 Langkah Cuci
Tangan, dan Etika Batuk dan Bersin.
5. Evaluasi kepatuhan cuci tangan sesuai SOP di Ruang Pengobatan
Umum Puskesmas Purwoyoso

63
C. Dampak Apabila Tidak Dilaksanakan
Dampak apabila Kegiatan PPI tidak di aplikasikan pada pelayanan di Balai
Pengobatan Umum Puskesmas Purwoyoso Kota Semarang, maka akan
menyebabkan :
a. Meningkatnya kejadian Health associated Infection di lingkungan
Puskesmas Purwoyoso
b. Kurang optimalnya kualitas pelayanan karena jika karyawan puskesmas
terkena health associated infection maka produktivitas pekerjaan menurun
c. Tidak tercapainya pula penerapan keselamatan pasien (patient safety) di
lingkungan Puskesmas Purwoyoso

64
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara 2014.

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Kasus Konfirmasi atau Probable Infeksi Virus. Jakarta
;http://www.depkes.go.id/resources/download/puskes-haji/5-pedoman-
pencegahan-dan-pengendalian-infeksi-mers-cov. Diakses pada tanggal 8
September 2019.
Peraturan Menteri Kesehatan. Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Pelayanan Kesehatan

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai


Negeri Sipil. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan
Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. (2017). Akuntabilitas. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. (2017). Nasionalisme. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. (2017). Etika Publik. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. (2017). Komitmen Mutu. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. (2017). Anti Korupsi. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. (2017). Pelayanan Publik. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), nomor 12 tahun 2018
tentang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dasar calon Pegawai
Negeri Sipil

65
DAFTAR RIWAYAR HIDUP

A. Identitas Diri
NAMA dr. A’laix Muna Kamala

JENIS KELAMIN LAKI-LAKI

TEMPAT, TANGGAL LAHIR SEMARANG, 4 DESEMBER 1991

KEWARGANEGARAAN INDONESIA

STATUS PERKAWINAN MENIKAH

AGAMA ISLAM

ALAMAT JL SILIWANGI NO 572 SEMARANG

NO TELP 0823 2688 8232

E-mail Alaix.ambisil@gmail.com

66
B. Riwayat Pendidikan
1997 – 2003 SD ISLAM SULTAN AGUNG 01

2003 – 2006 SMPN 3 SEMARANG

2006 – 2009 SMAN 6 SEMARANG

2009 – 2015 UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

67

Anda mungkin juga menyukai