Anda di halaman 1dari 3

KANIYA DAN MASA PUTIH ABUNYA

Kenalin nama aku Miyurika Kaniya, kalian bisa panggil aku dengan sebutan miyu, miyurika,
kaniya niya, yuri, dan lainnya. Ini hari pertama aku masuk sekolah di SMA Negeri 23. Sekolah
yang aku idam-idamkan sejak lama karena prestasi sekolahnya yang begitu banyak, baik dari
bidang akademik maupun non-akademik. Hari pertama sekolah, aku sangat senang karena bisa
kenal dengan banyak teman baru, ya walaupun masih banyak juga teman dari SMP yang sama.
Aku dapat kelas X IPS 2. Emang dari dulu pinginnya IPS sih, soalnya paling benci sama
pelajaran kimia dan fisika hehehe.

Teman-teman kelas aku cukup ramah, walaupun masih banyak yang cuek bebek, mungkin
karena baru pertama sekolah ya. Dan.. aku sangat senang lagi karena ada satu cowok yang beda.
Gatau kenapa aku tu serasa jatuh cinta pada pandangan pertama gitu. Orangnya imut banget,
baby face gitu, dan kocak. Namanya itu Samuel Simanjuntak, biasa dipanggil Muel. Aku diam-
diam suka melirik dia gitu, gatau kenapa. Tempat duduk aku di kelas juga sangat strategis buat
ngeliatin dia secara diam-diam hehe.

Awalnya memang Muel rada cuek gitu sama aku, gatau kenapa kayak sinis gitu, mungkin risih
ya aku liatin hahaha gataudeh. Tapi lambat laun, Muel mulai merespon aku. Waktu pelajaran
sejarah kosong, tiba-tiba aja dia nyamperin aku ke bangku. Yatuhan! Sumpah jantung aku
langsung mau copot rasanya. Aku langsung terdiam tanpa sepatah katapun. Muka aku langsung
merah gak karuan. Dengan suaranya yang begitu lembut, dia berkata “Nanti pulang sekolah, ada
acara gak? Nongkrong di Starbucks yuk”. Dengan spontannya aku menjawab “Iya…gak sibuk
kok…oke aku tunggu ya nanti”.

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Dengan perasaan gembira, aku pun langsung memasukkan
buku dan alat-alat tulisku kedalam tas. Tiba-tiba Muel muncul dihadapanku. Muel langsung
mengajakku untuk pergi bersama. Kami pun tiba di Starbucks, dan memesan pesanan kopi yang
kami suka. Setelah itu, kami pun berbincang-bincang bersama, bercerita tentang pengalaman
kami dulu saat SMP, pelajaran dikelas, dan cerita lainnya. Tak terasa, matahari pun mulai
terbenam, kami pun pulang kerumah masing-masing.

Semenjak kejadian itu, aku jadi lebih dekat dengan Muel dikelas. Kami sering makan bersama,
buat tugas bersama, dan banyak hal-hal konyol yang kami lakukan bersama. Selain itu, kami
juga sering bertukar cerita lewat line, whatsapp, instagram dan lain-lain. Kadang, kalau lagi
iseng, aku sm Muel juga suka video call bareng. Ya lumayanlah dapat ngeliatin wajah Muel yang
imut-imut itu hehe.

Benih-benih cinta pun mulai muncul diantara kami. Aku mulai merasa nyaman dengan Muel,
begitu pula sebaliknya. Perhatiannya yang luar biasa untuk aku, membuat aku merasa bahwa dia
sangat menyayangiku. Pada bulan Februari, tepatnya tanggal 14 Februari, Muel menyatakan
perasaannya terhadap aku. Dia menyatakannya didepan teman-teman kelasku. Aku pun merasa
kaget karena tiba-tiba Muel menyatakan cintanya. Dengan rasa bahagia, aku pun
mengiyakannya. Teman-teman yang lain pun terlihat ikut bahagia dan menyoraki kami. Aku dan
Muel pun resmi berpacaran setelah kejadian tersebut. Semenjak itu, kami tambah dekat satu
sama lainnya. Muel bagaikan udara yang membantu aku untuk terus hidup. Aku selalu
menghabiskan waktuku dengannya. Canda tawa kami lalui bersama.

Setelah 6 bulan berpacaran, aku merasa ada hal yang aneh pada Muel. Muel seperti
menyembunyikan sesuatu padaku. Aku terus menanyakan pada Muel tentang apa yang terjadi
padanya, namun Muel selalu mengatakan “aku tidak apa-apa”. Ternyata, selama ini, Muel
menyembunyikan bahwa ia terkena penyakit leukemia pada aku. Aku sedih mengetahui hal
tersebut. Ketika itu juga, dia tiba-tiba menghilang tanpa jejak, seperti ditelan bumi. Semenjak itu
aku merasa kesepian.

Karena merasa kesepian dan sedih yang begitu mendalam, aku pun terjerumus ke hal-hal yang
semestinya gak boleh aku lakuin. Aku mulai mengenal yang namanya club malam. Aku suka
clubbing hingga dini hari, tanpa satupun orang yang peduli sama aku. Aku jalanin hidup aku
sendiri, karena memang kedua orang tua aku bercerai sejak aku balita, dan mereka sibuk dengan
urusan mereka masing-masing. Aku hanya tinggal bersama tanteku dan pembantunya. Itupun
tanteku suka keluar kota karena urusan pekerjaan. Jadi ya aku begini. Gatau arah. Aku juga
mulai mengonsumsi obat-obat terlarang karena ajakan teman. Aku suka bolos sekolah. Saat itu
aku sangat merasa hancur dan ingin bunuh diri namun sudah beberapa kali digagalkan oleh
pembantu dan juga teman-temanku yang lain.

Aku kaget. Muel datang lagi. Muel balik ke sekolah lagi dalam keadaan biasa-biasa saja. Muel
tentu kaget melihat aku yang seperti ini. Bukan aku yang dulu lagi. Muel pun memberanikan diri
untuk bertanya padaku apa yang terjadi pada aku yang sekarang. Hari pun berlalu, aku
berangsur-angsur membaik karena dibantu oleh Muel untuk melakukan pengobatan ke beberapa
psikolog. Muel pun mencoba menerima aku dengan keadaanku yang sekarang ini. Barulah
setelah aku cukup membaik dari sebelumnya, Muel menceritakan mengapa selama ini ia hilang
tanpa jejak. Aku baru tahu bahwa dia mengidap leukemia. Aku sedih. Aku pun langsung
memeluknya. Namun Muel mengatakan bahwa ia sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, dan
sudah bisa menjalani kehidupannya seperti biasa kembali. Muel pun meminta maaf padaku
karena hal tersebut.

Tidak terasa 3 tahun sudah Kaniya dan Muel merasakan manis pahitnya masa putih abu-abu
mereka. Muel dan Kaniya pun lulus dari SMA mereka dan melanjutkan ke universitas yang
sama, namun berbeda fakultas. Muel lebih memilih untuk menjadi dokter di masa yang akan
datang. Sedangkan, Kaniya memilih untuk menjadi seorang psikolog. Membangun kembali
hubungan mereka yang sempat hancur saat SMA, mereka bisa menjalani masa bangku kuliah
bersama tanpa suatu rintangan yang berarti. Tidak terasa hamper 7 tahun sudah mereka
menjalani kisah kasih berdua. Setelah menjalani wisuda, mereka pun langsung mengikat janji
suci dihadapan tuhan. Muel dan Kaniya pun resmi menjadi seorang suami dan istri. Keluarga
mereka pun tambah harmonis karena dikaruniai 2 orang putra dan putri sekaligus yang sangat
lucu-lucu. Kaniya dan Muel pun hidup bahagia selamanya.

Anda mungkin juga menyukai