PENDAHULUAN
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan
anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan
1
perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui
Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya
dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali
biaya.
karena pelaksanaan program melalui UKS jauh lebih efektif dan efisien serta
2
Salah satu sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya
terkait sesuai dengan prosedur. Salah satu penyakit menular yang berbasis
linkungan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku yaitu DBD yang merupakan
penyakit endemis di Kota Solok. Adapun kasus DBD tahun 2016 sebanyak 24
kasus, tahun 2017 sebanyak 19 kasus. Sedangkan ABJ ( Angka Bebas Jentik )
rumah tangga wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku tahun 2016 ABJ 86,5%,
tahun 2017 ABJ 90,4% serta di sekolah tahun 2017 ABJ 85%. Adapun persentasi
kasus DBD berdasarkan umur tahun 2017 yaitu rentang umur 1-4 tahun 6%,
rentang umur 5-9 tahun sebanyak 47%, rentang umur 10-14 tahun 26%, rentang
umur 15-19 tahun 15% dan rentang umur > 20 tahun 6%. Dari data tersebut kasus
DBD banyak terjadi pada anak usia sekolah umur 5-9 tahun pada Sekolah Dasar.
kerjasama lintas sektor dengan Camat, Dinas Pendidikan dan Sekolah untuk
3
1.2. Tujuan
1.3 Manfaat
4
1.3.3 Bagi Masyarakat
5
BAB II
ANALISA SITUASI
2.1.2 Geografi
Kota Solok. Berdiri pada tahun 1983 dengan luas tanah 1050 M2, merupakan
Solok
6
Jarak antara Puskesmas Tanjung Paku dengan Ibukota Propinsi Sumatera
Barat 65 Km, dengan luas wilayah kerja 22,64 Km yang berbagi atas 4 (empat)
kelurahan, yaitu :
2. Kelurahan PPA
2.2.1 Visi
2.2.2 Misi
kerja
7
2.2.3 Janji Pelayanan
2.2.4 Motto
2.3.2 Agama
2.3.3 Suku
8
2.3.5 Sarana Pendidikan
cukup lengkap, yaitu 16 TK/PAUD, 18 SD/MI, 3 SLTP, 3 SLTA dan 2 PT. Pada
1 Kota Panjang 1 1 0 1 0
2 PPA 3 6 0 2 1
3 Tanjung Paku 5 4 1 0 1
4 Kampung Jawa 9 8 3 0 0
Jumlah 18 19 4 3 2
Sumber Data : Data Dasar Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok Tahun 2018
9
Tabel 2.3 Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Tanjung Paku Th 2018
6 S1 Keperawatan 1 orang
9 D1 Bidan 2 orang
10 D3 Kesling 1 orang
11 D3 Gizi 2 orang
12 D3 Gigi 1 orang
14 D3 Refraksi 1 orang
15 D3 AAK 1 orang
16 SMAK 1 orang
17 D3 Farmasi 1 Orang
18 SMF 1 orang
22 Umum 1 orang
JUMLAH 65 orang
Sumber Data : Data Dasar Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok Tahun 2018
10
2.5 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Paku adalah :
2.6 Sasaran
11
Tabel 2.5. Data Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Paku
Th 2018
12
BAB III
PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN INTEGRASI
global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
f. Upaya pengobatan
13
e. Upaya kesehatan gigi dan mulut
Sebagai perawat kesehatan masyarakat perawat memiliki peran dan fungsi yaitu :
2) Penemu kasus
3) Pendidik/penyuluh kesehatan
14
topik sehat maupun sakit, seperti nutrisi, latihan/olahraga, manajemen
4) Koordinator/kolaborator
5) Pelaksana konseling
15
surveilans epidemiologi bertujuan untuk mengidentifikasi kelompok risiko tinggi
memutuskan rantai penularan. Dalam hal ini setiap penyakit harus dilaporkan
secara lengkap dan tepat, yang meliputi keterangan mengenai orang (person),
pada akhirnya adalah bagaimana data yang sudah dikumpul, dianalisis, dan
2) Tujuan Surveilanskkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
Llllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
16
3) Langkah-langkah Kegiatan SurveilansjjjjjjjJJJJjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
a) Perencanaan SurveilanggjjjjjjjjjjjjggJJJJJJJJJgggjjjggggggggggggggggggggggg
b) Pengumpulan DataggggggggJJJHHHgggggggggggggggggggggggggggggggggg
Pengumpulan data dapat bersifat pasif yang bersumber dari Rumah sakit,
Puskesmas dan lain-lain, maupun aktif yang diperoleh dari kegiatan survei .
pelayanan kesehatan yaitu dari laporan rutin poli umum setiap hari, laporan
lapangan, laporan harian dari laboratorium dan laporan dari masyarakat serta
petugas kesehatan lain (pasive surveillance). Atau dengan kata lain, data
dikumpulkan dari unit kesehatan sendiri dan dari unit kesehatan yang paling
Proses pengumpulan data diperlukan sistem pencatatan dan pelaporan yang baik.
17
Kejadian Luar Biasa (KLB) , form W2 (laporan mingguan) dan lain-lain.
Data yang sudah terkumpul dari kegiatan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel,
data diantaranya dengan menggunakan program (software) seperti epi info, SPSS,,
ukuran epidemiologi seperti rate, proporsi, rasio dan lain-lain untuk mengetahui
penurunan, dan mencari hubungan penyebab penyakit dengan faktor resiko yang
e) Penyebarluasan InformasiggJJJJJJgggJJgggggggggggggggggggggggggggggggg
Dalam rangka kerja sama lintas sektoral instansi-instansi lain yang terkait dan
masyarakat juga menjadi sasaran kegiatan ini. Untuk diperlukan informasi yang
informatif agar mudah dipahami terutama bagi instansi diluar bidang kesehatan.
18
upaya pengendalian serta evaluasi program yang dilakukan. Cara penyebarluasan
informasi yang dilakukan yaitu membuat suatu laporan hasil kajian yang
pertemuan.
f) Umpan Balikhhhhhhhhhhhjjjjjjjjjjjhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Kegiatan umpan balik dilakukan secara rutin biasanya setiap bulan saat menerima
laporan setelah diolah dan dianalisa melakukan umpan balik kepada unit
kesehatan yang melakukan laporan dengan tujuan agar yang mengirim laporan
balik laporan berikutnya akan tepat waktu dan benar pengisiannya. Cara
pemberian umpan balik dapat melalui surat umpan balik, penjelasan pada saat
Laporan perlu diperhatikan waktunya agar terbitnya selalu tepat pada waktunya,
selain itu bila mencantumkan laporan yang diterima dari eselon bawahan,
19
penyakit tersebut, melakukan gerakan kebersihan lingkungan untuk memutuskan
rantai penularan.
malaria.
tungau.
20
i. Menerima konsultasi di ruangan tentang Pencegahan Penyakit Menular
seperti pasien suspek DBD, pasien scabies, pasien suspek campak, dll.
prestasi belajar peserta didik atau siswa dengan meningkatkan perilaku hidup
sehat, bersih serta derajat kesehatan peserta didik dan warga belajar dan
langkah nyata pelaksanaan usaha kesehatan sekolah yang dilakukan peserta didik,
pembina UKS, dan setiap warga sekolah dalam rangka mencapai tujuan yang
yaitu:GGGGGG
GGGGGGGGGGGGG
21
GGGGG
Pelayanan Kesehatan
Penghijauan
22
c) Melaksanakan kegiatan UKS dan koordinasi lintas program terkait (
23
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN SUNTIK MANIS
Tabel 4.1
Data Survailans Terpadu Penyakit Tahun 2016 s/d 2018
2 TB Paru BTA + 9 6 23
3 Kusta 1 - -
4 DBD 24 19 14
5 Chikungunya 9 - -
Grafik 4.1
Kejadian Kasus DBD Tahun 2016 s/d 2018
24
19
14
Dari tabel 4.1 kasus DBD paling tinggi terjadi tahun 2016, karena masih
kurangnya sosialisasi pencegahan DBD dan pemantauan jentik berkala.
24
Grafik 4.2
Penyelidikan Epidemiologi DBD Tahun 2016 s/d 2018
19
14
Dari tabel 4.2 semua kasus DBD ada dilaksanakan Penyelidikan Epidemiologi ke
lapangan.
Grafik 4.3
Kegiatan Fogging DBD Tahun 2016 s/d 2018
3 6
Dari tabel 4.3 kegiatan fogging yang terbanyak dilaksanakan tahun 2016 karena
ada indikasi fogging yaitu ada yang demam ≥ 3 orang, ditemukan jentik positif di
lingkungan kasus.
25
Grafik 4.4
Kegiatan Fogging DBD Tahun 2012 s/d 2018
93 86,5
90,4
Dari tabel 4.4 ABJ tertinggi tahun 2018 yaitu 90,4% tapi ini belum mencapai
target yaitu 95%.
Grafik 4.5
Kegiatan Fogging DBD Tahun 2016 s/d 2017
58%
95,2%
Dari tabel 4.5 ABJ tahun 2017 mencapai target yaitu 95,2% karena sudah
dilaksanakan pemantauan jentik mandiri oleh dokcil dengan pengawasan guru
UKS.
26
Grafik 4.6
Garis Maximal Minimum DBD Tahun 2016 s/d 2018
5
4
3 3
2 2 2 2 2 2
1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Okt Nov Des
Dari tabel 4.6 garis maximum minimum bulan agustus harus mulai pelaksanaan
pencegahan DBD agar untuk bulan dan tahun berikutnya tidak terjadi kenaikan
kasus DBD.
Grafik 4.7
Jumlah SD Yang Telah Dilatih Jumantik Tahun 2018
10
25
Dari tabel 4.7 tahun 2018 jumlah sekolah yang sudah dilatih jumantiknya
sebanyak 25 sekolah
27
Grafik 4.8
ABJ di Sekolah Tahun 2017-2018
58%
95,2%
Dari tabel 4.8 ABJ tahun 2018 sudah mengalami peningkatan dan mencapai target
yaitu 95%, dengan pemantauan jentik mandiri oleh dokcil dan bimbingan dari
guru UKS.
Grafik 4.9
Kasus DBD Berdasarkan Umur Tahun 2016-2018
12
5 5
4 4
3 3 3 3
2
1 1 1 1
1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn 15-19 thn > 20 thn
Dari tabel 4.9 Kasus DBD berdasarkan umur banyak terjadi pada anak usia sekolah yaitu
rentang 5-9 tahun.
28
4.2 KEGIATAN INOVASI SUNTIK MANIS
survailans salah satunya penyakit DBD untuk mencapai ABJ 95% dan
a. Permasalahan
(proboscis), agar darah yang diisap tidak membeku. Bersama air liur inilah
persentasi kasus DBD berdasarkan umur tahun 2017 yaitu rentang umur 1-
29
4 tahun 6%, rentang umur 5-9 tahun sebanyak 47%, rentang umur 10-14
tahun 26%, rentang umur 15-19 tahun 15% dan rentang umur > 20 tahun
6%. Dari data tersebut kasus DBD banyak terjadi di sekolah. Program
menular DBD yaitu melalui PHBS dsi sekolah dengan pemantauan jentik
Gambar 4.1
Sosialisasi Pemantauan Jentik Mandiri di Sekolah
30
Gambar 4.2
Latihan Pemantauan SUNTIK MANIS di Sekolah
31
2) Pelaksanaan, Pencatatan dan Pelaporan hasil pemantauan jentik mandiri
guru UKS.
Gambar 4.3
Pelaksanaan Pemantauan Jentik dengan Pengawasan Guru UKS
32
3) Penghitungan ABJ setiap bulan.
Gambar 4.4
Perekapan Kartu Pemantauan Jentik Bulanan
Gambar 4.5
Pemasangan Stiker Jentik di Sekolah
33
Gambar 4.6
Pemasangan Stiker Jentik di Sekolah
34
Gambar 4.7
Stiker Pemantauan Jentik Mandiri di Sekolah
35
b. Hasil Kegiatan
58% menjadi 89,5%, dari peningkatan ABJ bisa mencegah terjadi nya
penularan DBD.
Grafik 4.10
Jumlah SD Yang Telah Dilatih Jumantik
10
25
Grafik 4.11
ABJ di Sekolah Tahun 2017 S/D 2018
58%
89,5%
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Pemantauan Jentik disekolah akan berjalan baik jika dokter kecil dengan
37