Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)


PERAN HAK ASASI MANUSIA ( HAM )

Disusun oleh
Kelompok 1:
1. AJAY DJ TAMU’U

2. DIKI WAHYUDI SIPIRUNAUNG

3. FIANTY MUZDHALIFAH PEAPA

4. INDAH LESTARI DUE

5. JULIA PANIGORO

6. MELANIE PATANGARI

7. MUHAMMAD NURFACHMI SAYUTI

8. NURUL INAYAH RIFAI

9. RIZKY WAHYU SAHIH

10. YULIANA SAKO

XII MIPA 3

MADRASAH ALIYA NEGERI MODEL 1 MANADO

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT kerena atas
berkah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Peran Hak asasi manusia (ham)
dalam pancasila” ini tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga teetap selalu tercurah dan terlimpah kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai pembawa kebenaran.

Penulisan dan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu suchaerijah selaku guru mata

pendidikan kewarnegaraan (PKn) yang telah memberikan bimbingan dan dukungannya kepada

kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
dalam meningkatkan pemahaman tentang menggunakan akal kita untuk berpikir. Penulis
menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak demi kesempurnaan makalah di kemudian hari.

Manado,8 agustus 2018


DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL………………………………………………………………………………………..…
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….....................

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………….
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan macam macam hak asasi manusia…………………...…………......
B. Tujuan pendidikan hak asasi manusia …………………..…………………………
C. Pelanggaran Hak asasi manusia dan pengadilan………………………………….....
D. Pengertian pancasila…………………………………………………………………..
E. Hak asasi manusia dalam pancasila………………………………………………….

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….
B. Saran ……………………………….………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah telah mencerminkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang
memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan lahir dan batin yang lebih baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa,
yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan yang
mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Hak asasi manusia (HAM) baru disadari dan diperjuangkan keberadaannya setelah
adanya filsafat individualisme. Munculnya negara nasional yang pemerintahannya berkuasa
penuh terhadap bidang kehidupan masyarakatnya, ternyata membuka mata manusia betapa
pentingnya wakil rakyat dalam menjalankan pemerintahan untuk menjamin kepentingan orang
perseorangan.
Dalam hal ini agama juga menjelaskan bahwa semua manusia sama derajatnya selaku
ciptaan Tuhan. Sebagai warga negara yang baik kita harus menjunjung tinggi nilai hak asasi
manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian HAM?
2. Apa pengertian Pancasila?
3. Apa yang dimaksud HAM dalam Pancasila?

1.3 Tujuan Penulisan


Dalam menyusun makalah ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Agar mengerti tentang HAM
2. Agar dapat memahami tentang Pancasila
3. Agar tidak salah persepsi mengenai makna HAM dalam Pancasila
4. Agar mengerti, memahami dan dapat menerapkan HAM dalam Pancasila di dalam kehidupan sehari
hari
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)
HAM lahir sejak manusia sadar akan hak yang dimilikinya dan kedudukannya sebagai
subjek hukum. Akan tetapi HAM baru mendapat perhatian penyelidikan ilmu pengetahuan, sejak
HAM mulai berkembang dan mulai diperjuangkan terhadap serangan atau bahaya, yang timbul
dari kekuasaan yang dimiliki oleh bentukan masyarakat yang dinamakan negara (state).
Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 1 ditegaskan bahwa Hak Asasi Manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh Negara.

II.2 Macam-Macam HAM


Hak-hak asasi manusia dapat dibedakan menurut sifatnya, yaitu sebagai berikut:

a) Personal Right, yaitu hak pribadi meliputi kebebasan menyatakan pendapat,kebebasan


memeluk agama, keamanan, dan lain sebagainya.
b) Property Right, yaitu hak ekonomi hak untuk memiliki sesuatu, membeli atau menjual
serta memanfaatkannya,mengadakan janji dagang dan sebagainya tanpa campur tangan
pemerintah yang berlebihan, kecuali peraturan bea cukai, pajak dan peraturan
perdagangan pemerintahan.
c) Right of legal Equality, yaitu hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan.
d) Political Right, yaitu hak asasi politik untuk ikut serta dalam pemerintahan, seperti turut
memilih dan dipilih, mendirikan partai politik, mengadakan petisi, demonstrasi,
berkumpul, dan sebagainya.
e) Social and Culture Right, yaitu hak masyarakat dan budaya misalnya hak untuk memilih
pendidikan, pengajaran dan mengembangkan kebudayaan disukai serta mengamalkannya
dalam masyarakat.
f) Procedural Rights, yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan dalam hal penangkapan, penggeledahan dan vonis.
Dari 43 jenis konvensi yang berhasil dirumuskan berbagai komite PBB yang berhubungan
dengan HAM, maka konvensi dapat dikelompokan menjadi 4 sifat konvensi, yaitu sebagai
berikut:
a. Konvensi yang bersifat universal, misalnya hak pribadi untuk hidup dan berusaha.
b. Konvensi yang bersifat khusus, misalnya kejahatan perang atau pemusnahan kemanusiaan.
c. Konvensi yang bersifat perlindungan, misalnya perlindungan hak minoritas dan orang asing.
d. Konvensi yang bersifat deskriminasi, misalnya perbedaan kelas, ras, suku dan sebagainya.

II.3 Tujuan Pendidikan Hak Asasi Manusia

a) Tujuan umum pendidikan Hak asasi manusia

Berdasarkan temuan pengembangan model tujuan pendidikan HAM adalah untuk


meningkatkan, mengembangkan dan melestarikan serta mempraktekkan atau menerapkan nilai-
nilai HAM dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Sehingga dapat
mengembangkan pengertian kritis seseorang baik terhadap situasi hidup dirinya maupun orang
lain mengenai batasan serta struktur yang menghalangi pelaksanaan hak serta kebebasan mereka
sepenuhnya.

b) Tujuan khusus pendidikan Hak Asasi Manusia adalah:


1. Sosialisasi nilai-nilai HAM melalui jalur sekolah dan luar sekolah agar masyarakat
mengetahui tentang nilai-nilai HAM.
2. Meningkatkan peran serta dan pengetahuan peserta didik tentang nilai-nilai HAM.
3. Mengembangkan berbagai model pembelajaran untuk memperluas dan mepermudah
pemahaman dan pelaksanaan HAM.
4. Melestarikan berbagai nilai HAM dalam kehidupan bersama sebagai warisan kepada
generasi berikutnya sehingga semakin mentradisi prilaku yang sejalan dengan HAM.
5. Menunjukkan dan menerapkan berbagai cara hidup yang sejalan dengan tuntutan nilai-
nilai HAM.
6. Pendidikan HAM di sekolah menenekankan hak-hak anak, hak-hak wanita,prilaku non
diskriminatif, sikap anti kekerasan dan penyiksaan, hak-hak sipil dan politik warga
negara dan hak-hak ekonomi,sosial dan budaya. Penekanan ini bertujuan mendukung
proses reformasi politik ekonomi dan hukum dalam rangka demokratisasi dan
pengembangan masyarakat warga.

Dasar hukum yang digunakan untuk pendidikan HAM adalah:

a. Pancasila sebagai landasan idiil.


b. UUD 1945 sebagai landasan konstitusi.
c. UUD No. 7 tahun 1984 tentang pengesahan konvensi mengenai pengahapusan segala
bentuk diskriminasi terhadap wanita, 24 juli 1984.
d. UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia.
e. Tap MPR RI No. XVII/MPR 1998 tentang Hak Asas Manusia 13 November 1998.
f. UU pengesahan perjanjian internasional No.24 tahun 2000.

II.4 Pelanggaran HAM


Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseoarang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi. Manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).

II.5 Pengadilan HAM


Pengadilan Hak Asasi Manusia adalah Pengadilan Khusus terhadap pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang berat. Pelanggaran HAM yang berat diperiksa dan diputus oleh Pengadilan
HAM meliputi:
1. Kejahatan genosid
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok
etnis, kelompok agama, dengan cara :
a. Membunuh anggota kelompok;
b. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok;
c. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik
baik seluruh atau sebagiannya;
d. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok; atau
e. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

2. Kejahatan terhadap kemanusiaan


Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagian dari
serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan
secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa :
a. pembunuhan;
b. pemusnahan;
c. perbudakan;
d. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang
melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional;
f. penyiksaan;
g. perkosaan, perbudakan seksual, palcuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau
sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara;
h. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan
paham politik, ras kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah
diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional;
i. penghilangan orang secara paksa; atau
j. kejahatan apartheid.
Dalam penjelasan pasal 7, 8, 9 UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasa
sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun rohani pada seseorang untuk
memperoleh pengakuan atau keterangan dari orang ketiga, dengan menghukumnya atau suatu
perbuatan yang telah dilakukan atau diduga telah dilakukan oleh seseorang atau orang ketiga,
atau mengancam atau memaksa seseorang atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan yang
didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit atau penderitaan tersebut
ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan persetujuan, atau sepengetahuan siapapun dan atau
pejabat publik (Penjelasan Pasal 1 angka 4 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).
Penghilangan orang secara paksa adalah tindakan yang dilakukan oleh siapapun yang
menyebabkan seseorang tidak diketahui keberadaan dan keadaannya (Penjelasan Pasal 33 ayat 2
UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).

II.2 PENGERTIAN PANCASILA


Secara arti kata pancasila mengandung arti, panca yang berarti “lima” dan sila yang berarti
“dasar”. Dengan demikian pancasila artinya lima dasar.
Sifat dari pancasila adalah imperative atau memaksa, siapa saja yang berada diwilayah NKRI,
wajib mentaati pancasila serta mengamalkannya tanpa persyaratan. Pancasila adalah pandangan
hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan
masyarakat dan negara Republik Indonesia. Dalam penjelasan resmi dari pembukaan UUD 1945
disebutkan bahwa dalam Pembukaan UUD 1945 terkandung empat pokok-pokok pikiran sebagai
berikut:
a. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia berdasar atas
Persatuan;
b. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
c. Negara Indonesia adalah Negara yang berkedaulatan rakyat dan berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan;
d. Negara Indonesia berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
Asas pokok pembentukan pemerintahan Negara Indonesia terletak pada bagian alinea ke-4 dari
pembukaan UUD 1945. Pada alenia ke-4 ini bisa di bagi dalam 4 pokok:
1. Tentang hal tujuan Negara indonesia, tercantum dalam kalimat “Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
2. Tentang hal ketentuan diadakanya Undang-Undang Dasar tarcantum dalam kalimat yang
berbunyi: “maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia”.
3. Tentang hal bentuk Negara, dalam kalimat: “yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar Pancasila”.
4. Tentang hal Dasar Falsafah Negara Pancasila. Adapun Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
yang telah disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945 itu sebagian besar bahan-bahanya berasal dari Naskah Rancangan Pembukaan
UUD yang disusun oleh Panitia Perumus (panitia kecil) yang beranggotakan 9 orang yang
diketua oleh Ir. Soekarno pada tanggal 22 Juni 1945 di Jakarta.

II.3 HAK ASASI MANUSIA (HAM) DALAM PANCASILA


Hak-hak asasi manusia dalam Pancasila dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 dan
terperinci di dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan hukum dasar konstitusional dan
fundamental tentang dasar filsafat negara Republik Indonesia serta pedoman hidup bangsa
Indonesia, terdapat pula ajaran pokok warga negara Indonesia. Yang pertama ialah perumusan
ayat ke 1 pembukaan UUD tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala bangsa didunia.
Hubungan HAM dengan Pembukaan ini, diperlihatkan dengan secara khusus hak asasi
kemerdekaan segala bangsa dan tujuan negara.

Hubungan antara Hak Asasi Manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama ,
melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada kedudukan
yang sama dalam hukum serta serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat
jaminan dan perlindungan undang-undang.
3. Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara dengan
semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan
pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM dimana hendaknya sesama manusia
bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa
adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada
masyarakat.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dapat dilihat dengan sadar bahwa Pancasila adalah pandangan hidup Bangsa dan Dasar
Negara Republik Indonesia serta bisa dirasakan bahwa Pancasila adalah sumber kejiwaaan
masyarakat dan Negara Republik Indonesia, maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan
Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Oleh
karena itu pengamalannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap
penyelenggara Negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh
setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di
daerah.Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa dan Dasar Negara Republik
Indonesia akan mempunyai arti nyata bagi rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan
kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Untuk itu perlu usaha yang sungguh-sungguh dan
terus-menerus demi terlaksananya penghayatan dan pengamalan Pancasila.
Demikianlah manusia dan Bangsa Indonesia menjamin kelestarian dan kelangsungan
hidup Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu dan berkedaulatan rakyat berdasarkan
Pancasila, serta penuh gelora membangun masyarakat yang maju, sejahtera, adil dan makmur.
Pancasila sebagai dasar hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia mengandung isi yang
bermoral dan mengangkat martabat rakyat Indonesia dengan tidak melihat ras,suku, dan agama.
Dengan memandang secara rata dan mengedepankan hak asasi manusia dalam ketuhanan Yang
Maha Esa,kemanusiaan yang adil dan beradab, kesatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Saran
Dengan demikian, segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggara negara, bahkan
moral negara, moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan
perundang-undangan negara, kebebasan dan HAK ASASI warga negara, harus dijiwai dengan nilai-nilai
PANCASILA.
DAFTAR PUSTAKA

Purbopranoto, Kuntjoro, Hak-Hak Asasi Manusia dan Pancasila, Pradnya Paramita, 1982, Cet
Ke-7.
Setiardja, Gunawan, Supremasi Hukum dalam Perspektif Pengembangan HAM, Jakarta.
Ganeca Exact. 2007. Pendkewarganegaraansmp/mts.

HAM dalam pancasila. 2009 ( http://www.scribd.com )


Asri Wijayanti 2008 Sejarah perkembangan, Hak Asasi Manusiahttp://www.bukuonline.com

file:///C:/Users/Personal/Downloads/picture/pelanggaran%20ham.html
Syarbaini,Syahrial.2012.Pendidikan Pancasila (Implementasi Nilai-Nilai Karakter
Bangsa).Bogor.Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai