Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Tugas Manajemen Perbankan


SERTIFIKAT BANK INDONESIA

OLEH
KRISTOFORUS KRISNO MAUK
NIM : 18062265

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Esa atas selesainaya penulisan
makalah yang berjudul “ Sertifikat Bank Indonesia” atas dukungan moral dan materil dari
suadara dan suadari penulis mengucapkan limpah terimaksih. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat menamba wawasan dan pengetahuan tentang perkembangan regulasi
perbankan yang ad di indonesia. Penulis yakin bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangaun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta 31 Maret 2019


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam suatu negara


merupakan suatu kebutuhan yang tak terelakkan. Pemerintah wajib menerapkan
kaidah-kaidah yang baik dalam menjalankan roda pemerintahan, termasuk di dalamnya
kaidah-kaidah dalam bidang pengelolaan keuangan negara yang diwujudkan dalam
bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik itulah, pemerintah Republik Indonesia melakukan reformasi di
bidang pengelolaan keuangan negara Selain itu, reformasi pengelolaan keuangan ini
juga dilatarbelakangi masih digunakannya peraturan perundang-undangan peninggalan
pemerintah kolonial. Walau kehendak menggantikan aturan bidang keuangan warisan
telah lama dilakukan agar selaras dengan tuntutan zaman, baru pada tahun 2003 hal itu
terwujud dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
Hal itu senada dengan makin besarnya belanja negara yang dikelola oleh
pemerintah sehingga diperlukan suatu metode pengawasan yang memadai. Salah satu
bentuknya adalah keterlibatan masyarakat/stakeholders. Keterlibatan masyarakat ini
juga seiring dengan makin besarnya porsi pajak dalam mendanai operasional
pemerintahan. Sumber daya alam yang selama ini besar porsinya dalam penerimaan
negara makin lama makin berkurang oleh karena jumlah sumber yang terbatas. Pada
satu pihak, biaya penyelenggaraan pemerintahan semakin besar. Satu-satunya sumber
adalah pajak dari masyarakat. Agar masyarakat tidak merasa dirugikan, maka
diperlukan suatu pertanggungjawaban penggunaan pajak dari masyarakat oleh
pemerintah dengan transparan.
Berkenaan dengan perubahan paradigma sistem pemerintahan dan tuntutan
masyarakat, maka perlu dilakukan reformasi di bidang keuangan sebagai perangkat
pendukung terlaksananya penerapan good governance. Reformasi pengelolaan
keuangan dilakukan dengan cara:
1. Penataan peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum;
2. Penataan kelembagaan;
3. Penataan sistem pengelolaan keuangan negara; dan
4. Pengembangan sumber daya manusia di bidang keuangan.
Dengan demikian reformasi manajemen keuangan ini tidak hanya melibatkan
Pemerintah Pusat dalam pelaksanaannya, tetapi sekaligus berlaku bagi Pemerintah
Daerah.
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan landasan dari Perbendaharaan Negara?
2. Apa ruang lingkup dan Asas-asas Perbendaharaan Negara?
3. Bagaiamana pengelolahan Perbendaharaan Negara?

3.1 Tujuan penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui pengertian dan landasan dari Perbendaharaan Negara.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup Asas-asas Keuangan Negara.
3. Untuk mengetahui pengelolahan Perbendaharaan Negara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan landasan dari Perbendaharaan Negara


Pengertian Perbendaharaan Negara menurut UU No. 1 Tahun 2004 adalah
“pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan
kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah (APBN/APBD)”. Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan
keuangan negara, dirasakan semakin pentingnya fungsi perbendaharaan dalam rangka
pengelolaan sumber daya keuangan pemerintah yang terbatas secara efisien. Sejalan
dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan negara, dirasakan semakin
pentingnya fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan sumber daya keuangan
pemerintah yang terbatas secara efisien.

Fungsi perbendaharaan tersebut meliputi:

 Perencanaan kas yang baik;


 Pencegahan agar jangan sampai terjadi kebocoran dan penyimpangan;
 Pencarian sumber pembiayaan yang paling murah; dan
 Pemanfaatan dana yang menganggur (idle cash) untuk meningkatkan nilai
tambah sumber daya keuangan.

Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara menyatakan


bahwa penyelenggaraan pemerintahan negara untuk mewujudkan tujuan bernegara
menimbulkan hak dan kewajiban negara yang perlu dikelola dalam suatu sistem
pengelolaan keuangan Negara serta pengelolaan keuangan negara sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, yang diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

2.2 Ruang Lingkup dan Asas-asas Perbendaharaan Negara

Ruang Lingkup Perbendaharaan meliputi:

1) pelaksanaan pendapatan dan belanja negara/daerah;


2) Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara/daerah;
3) Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah;
4) Pengelolaan Badan Layanan Umum;
5) Perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan
dengan pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD

Asas umum yang berlaku dalam perbendaharaan negara adalah sebagai berikut:

1) Undang-undang tentang APBN merupakan dasar bagi Pemerintah Pusat untuk


melakukan Penerimaan dan Pengeluaran negara

2) Peraturan daerah tentang APBD dasar bagi pemerintah daerah untuk melakukan
penerimaan dan pengeluaran daerah

3) Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban
APBN/APBD jika anggaran untuk membiayai pengeluaran tidak tersedia atau
tidak cukup tersedia

4) Semua pengeluaran negara termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang sesuai
dengan program pemerintah pusat, dibiayai dengan APBN. Program pemerintah
pusat dimaksud diusulkan di dalam Rancangan Undang-Undang tentang APBN
serta disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan
kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara dengan berpedoman kepada
rencana kerja pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara

5) Semua pengeluaran daerah termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang sesuai
dengan program pemerintah daerah, dibiayai dengan APBD.

Program pemerintah daerah dimaksud diusulkan di dalam Rancangan Undang-


Undang tentang APBD serta disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan daerah
dengan berpedoman kepada rencana kerja pemerintah dalam rangka mewujudkan
tercapainya tujuan bernegara
2.3 Pengelolahan Perbendaharaan Negara

1. Pejabat Perbendaharaan Negara


a. Pengguna Anggaran atau Barang
Pengguna anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran kementerian negara/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah. Sedangkan pengguna barang adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan barang milik negara/daerah.\

Pejabat Perbendaharaan Negara di lingkungan Kementerian Keuangan


yaitu:

1) Bendahara Umum Negara (BUN), dan


2) Kuasa Bendahara Umum Negara (Kuasa BUN)

Sedangkan Pejabat Perbendaharaan Negara di lingkungan


Kementerian/Lembaga yaitu:

1) Pengguna Anggaran (PA)


2) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
3) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
4) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)
5) Bendahara (Pengeluaran, Penerimaan, dan Pengeluaran
Pembantu)

Bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan
atas nama negara/daerah menerima, menyimpan dan membayar/menyerahkan
uang atau surat berharga atau barang-barang negara/daerah.

1) Menteri atau Pimpinan Lembaga Selaku Pengguna


Anggaran/Barang
2) Menteri/pimpinan lembaga adalah pengguna anggaran/barang
bagi kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya. Selaku
pengguna anggaran/barang tersebut berwenang:
3) Menyusun dokumen pelaksanaan anggar
4) Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
5) Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan
penerimaan negara

Anda mungkin juga menyukai