Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Padi (Oryza sativa L) merupakan komoditas tanaman pangan utaman di

Indonesia, karena sebagian besar dari penduduk Indonesia mengkonsumsi beras

sebagai bahan makanan pokok. Padi merupakan tanaman yang sangat penting karena

beras masih digunakan sebagai makanan pokok bagi sebagian besar penduduk dunia

terutama Asia sampai sekarang. Permintaan akan beras terus meningkat seiring

bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia ataupun di dunia, dan terjadinya

perubahan pola makan pokok pada beberapa daerah tertentu, dari umbi – umbian ke

beras (Purnamaningsih, 2006).

Lahan Sawah Tadah Hujan adalah lahan sawah yang sumber air pengairannya

tergantung atau berasal dari curahan hujan. Pemanfaatan teknologi merupakan salah

satu alternatif dalam mengembangkan produktivitas. Padi sawah tadah hujan

merupakan ekosistem sawah yang sumber airnya dominan berasal dari hujan dan

lumbung padi kedua nasional setelah sawah irigasi. Sifat fisik menjadi faktor pembatas

pertumbuhan dan hasil tanaman antara lain: bertekstur liat berat, sifat mengembang dan

mengkerut, kecepatan infiltrasi air yang rendah serta drainase yang lambat (Mukanda,

2001).

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting peranannya dalam

perekonomian di sebagian negara – negara yang sedang berkembang. Hal tersebut bisa
2

kita lihat jelas dari pernan sektor pertanian dalam menampung penduduk serta

memberikan kesempatan kerja kepada penduduk. Pembangunan pertanian perlu

mendapat perhatian yang lebih baik, sekalipun prioritas pada kebijaksanaan

industrialisasi sudah dijatuhkan, namun sektor pertanian dapat memiliki kemamuan

untuk menghasilkan surplus. Hal ini terjadi bila produktivitas diperbesar sehingga

menghasilkan pendapatan petani yang lebih tinggi dan memungkinkan untuk

menabung dan mengakumulasikan modal. Peningkatan taraf hidup tersebut diperoleh

petani dengan cara meningkatkan pendapatannya. Untuk memperoleh pendapatan yang

tinggi mereka melaksanakan beberapa kegiatan dengan mengembangkan berbagai

kemungkinan komoditi pertanian lain (diversifikasi usahatani) yang secara ekonomis

menguntungkan jika lahan pertaniannya memungkinkan. Pengembangan pendapatan

di luar usahatani (off farm income) juga akan sangat membantu peningkatan

kesejahteraan karena terbatasnya potensi usahatani, berbagai penelitian menunjukkan

bahwa peningkatan pendapatan sektor pertanian akan mampu menurunkan angka

kemiskinan petani (Sudarman,2001).

Peningkatan produksi padi sangat dipengaruhi oleh luas lahan yang digunakan.

Ketersediaan lahan yang luas dapat menjamin peningkatan produksi, akan tetapi

dengan lahan yang terbatas, akibat perkembangan penduduk yang semakin meningkat,

peningkatan produksi padi harus dilakukan dengan cara intensifikasi yaitu pemanfaatan

sarana produksi yang optimum untuk menghasilkan produksi yang maksimum

(Deptan, 2012).
3

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi


Sawah di Sumatera Utara, Tahun 2013 – 2017

Luas Panen Produksi Produktivitas


Tahun
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
2013 742.968 3.727.249 5,01
2014 676.724 3.490.516 5,16
2015 731.811 3.868.880 5,29
2016 826.695 4.387.035 5,31
2017 864.283 4.669.778 5,41
Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2018

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa luas panen, produksi, dan produktivitas padi

di Provinsi Sumatera Utara cenderung mengalami fluktuasi. Luas panen tertinggi

terjadi pada tahun 2017 yaitu 864.283 Ha sehingga produksi 4.669.778 dan

produktivitas 5,41 Ton/Ha tertinggi juga terjadi pada tahun 2017. Diharapkan jumlah

produksi padi sawah yang dihasilkan dapat terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun.

Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi


Sawah di Kabupaten Deli Serdang, Tahun 2013 – 2017

Luas Panen Produksi Produktivitas


Tahun
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
2013 79.741 448.462 5,624
2014 74.481 423.066 5,680
2015 75.105 425.588 5,667
2016 81.955 489.766 5,976
2017 88.881 512.321 5,764
Sunber : Badan Pusat Statistik Tahun 2018

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa luas panen, produksi, dan produktivitas padi

di Kabupaten Deli Serdang cenderung mengalami fluktuasi. Luas panen tertinggi


4

terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 88.881 Ha sehingga produksi 512.321 Ton

tertinggi yang dihasilkan juga terjadi pada tahun 2017. Sementara untuk produktivitas

tertinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar 5,976 Ton/Ha. Diharapkan jumlah

produksi padi sawah yang dihasilkan atau di produksi akan terus mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun.

Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi


Sawah di Kecamatan Percut Sei Tuan, Tahun 2013 – 2017

Luas Panen Produksi Produktivitas


Tahun
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
2013 10.794 71.471 6,621
2014 10.698 70.650 6,603
2015 9.303 52.097 5,600
2016 3.408 48.190 1,414
2017 9.682 58.040 5,990
Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2018

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa luas panen, produksi, dan produktivitas padi

di Kecamatan Percut Sei Tuan cenderung mengalami fluktuasi. Luas panen tertinggi

terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 10.794 Ha sehingga produksi 71.471 Ton, dan

produktivitas 6,621 Ton/Ha merupakan tertinggi yang dihasilkan juga terjadi pada

tahun 2013. Desa Palu Merbau merupakan salah satu desa di Kecamatan Percut Sei

Tuan yang mayoritas bermata pencarian sebagai petani padi sawah, dimana hasil

produksi padi yang diperoleh ataupun didapat selain untuk dijual, ada juga yang

dikonsumsi oleh keluarga. Jumlah produksi padi sawah mengalami penurunan, hal ini

disebabkan oleh penggunaan faktor produksi seperti luas lahan, pemberian pupuk, dan

penggunaan pestisida yang mulai berkurang. Belum tentu pasti dari mana faktor yang
5

menyebabkan terjadinya penurunan produksi padi sawah dan salah satu faktornya

adalah luas lahan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan penelitian seperti :

1. Berapa besar produktivitas padi sawah yang dihasilkan oleh petani penangkar benih

di Desa Palu Merbau?

2. Berapa besar biaya produksi padi sawah per hektar pada usahatani penangkar benih

di Desa Palu Merbau?

3. Berapa besar pendapatan bersih padi sawah per hektar pada petani penangkar benih

di Desa Palu Merbau?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada di atas dapat dirumuskan tujuan penelitian

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui besar produktivitas padi sawah yang dihasilkan oleh petani

penangkar benih di Desa Palu Merbau.

2. Untuk mengetahui besar biaya produksi padi sawah per hektar pada usahatani

penangkar benih di Desa Palu Merbau.

3. Untuk mengetahui besar pendapatan bersih padi sawah per hektar pada petani

penangkar benih di Desa Palu Merbau.


6

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dalam penggunaan

beberapa faktor produksi yang berkaitan dengan peningkatan produksi padi sawah.

2. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian

yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi petani dalam pengembangan dan pengelolaan

padi Sawah.

Anda mungkin juga menyukai