Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN (BI-2103)

ANATOMI HEWAN VERTEBRATA IKAN MAS (Cyprinus carpio), KATAK


(Rana sp.), KADAL (Eutropis multifasciata) , MENCIT (Mus musculus)
, BURUNG MERPATI (Columba livia)
Tanggal Praktikum : 4 September 2019
Tanggal Pengumpulan : 11 September 2019

Disusun oleh:
Nur Fadhlan Aminun
10618035
Kelompok 13

Asisten:
Harfi Maulana
10616064

PROGRAM STUDI BIOLOGI


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara garis besar, kingdom animalia terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu
invetebrata dan vertebrata. Vertebrata berbeda dengan invertebrata karena memiliki tulang
belakang pada rangka tubuhnya. Lalu, vertebrata masih terbagi lagi menjadi lima, yaitu
pisces, amphibi, reptil, aves, dan mamalia. Pisces memiliki ciri-ciri berdarah dingin
(poikilotermik), hidup di air, dan bernapas dengan insang. Segala macam ikan-ikanan
termasuk ke dalam kelas pisces. Amphibi memiliki ciri-ciri berdarah dingin, kaki
berselaput, dan tinggal di dua alam. Contoh hewan amphibi adalah katak. Reptil memiliki
ciri umum berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi seluruh tubuhnya. Contoh
hewan reptil adalah kadal. Aves memiliki ciri berbulu dan bersayap. Burung-burungan
termasuk ke dalam aves. Mamalia memiliki ciri khas utama, yaitu adanya kelenjar susu,
yang pada betina menghasilkan susu, adanya rambut, dan tubuh yang berdarah panas
(homoioterm). Contoh dari hewan mamalia adalah gajah, kancil , dan kucing.

Anatomi adalah ilmu yang melukiskan letak dan hubungan bagian-bagian tubuh
manusia, binatang, atau tumbuh-tumbuhan. Pada dasarnya anatomi mempelajari struktur
dan organ pada suatu makhluk hidup. Pada praktikum ini, praktikan mengamati hewan-
hewan vertebrata, yaitu ikan mas (Cyprinus carpio) yang mewakili kelas pisces, katak
(Rana sp.) yang mewakili kelas amphibi, kadal (Eutropis multifasciata) yang mewakili
kelas reptil , mencit (Mus musculus) yang mewakili kelas mamalia, dan burung merpati
(Columba livia) yang mewakili kelas aves. Dengan mengamati anatomi dari hewan-hewan
diatas, praktikan diharapkan mengerti mengenai struktur dan organ hewan-hewan tersebut
dan mengetahui cara kerjanya.
1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum pada modul ini adalah

1. Menentukan anatomi, lokasi, dan organ-organ penyusun ikan mas (Cyprinus


carpio)
2. Menentukan anatomi, lokasi, dan organ-organ penyusun katak (Rana sp.)
3. Menentukan anatomi, lokasi, dan organ-organ penyusun kadal (Eutropis
multifasciata)
4. Menentukan anatomi, lokasi, dan organ-organ penyusun burung merpati
(Columba livia)
5. Menentukan anatomi, lokasi, dan organ-organ penyusun mencit (Mus musculus)
BAB 2

TEORI DASAR

2.1 Pisces

Pisces merupakan organisme vertebrata akuatik yang mendapatkan oksigen dari


air melalui insang. Organisme kelas pisces memiliki sifat berdarah dingin (poikilotermik),
yaitu hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya
(Guyton, 1993). Secara umum, organisme kelas pisces memiliki sisik yang menutupi
tubuhnya. Lalu, organisme kelas ini juga memiliki ciri khas utama yaitu memiliki sirip
sebagai alat geraknya. Cara perkembangbiakan organisme kelas ini adalah ovipar atau
bertelur. Ciri khas lainnya adalah memiliki swim bladder yang berfungsi mengatur tubuh
ikan saat mengapung. Hewan kelas Pisces juga unik karena memiliki jantung yang hanya
memiliki dua ruang, yaitu satu atrium dan satu ventrikel.

2.2 Amphibi

Amphibi merupakan organisme vertebrata yang hidup di dua alam, yaitu di air dan
darat. Organisme Amphibi memiliki sifat berdarah dingin (poikilotermik). Amphibi
berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Telur biasanya diletakkan di dalam air atau
lingkungan lembab dan dibuahi secara eksternal. Sistem peredaran darah Amphibi bisa
dibilang unik karena memiliki jantung yang hanya memiliki tiga ruang, dua atrium dan satu
ventrikel dan peredaran darahnya bersifat tertutup. Kemudian, ciri khas dari Amphibi
adalah memiliki kaki yang berselaput untuk memudahkan dalam bergerak di air
(Richardson, 2005).

2.3 Reptil

Reptil berasal dari bahasa Latin reptans artinya melata atau merayap. Organisme
Reptil memiliki sifat berdarah dingin (poikilotermik). Ciri umum Reptil adalah seluruh
tubuhnya bersisik. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan secara
umum bertelur (ovipar) meskipun beberapa Reptil bersifat vivipar (Pough et al., 2005).
Hewan-hewan yang termasuk kelas Reptil adalah kadal, kura-kura, dan buaya.

2.4 Aves

Aves merupakan vertebrata yang memiliki ciri khas bersayap dan seluruh tubuhnya
ditutupi oleh bulu. Ciri tubuh khas lainnya adalah memiliki paruh. Secara umum, Aves
memiliki sifat homoioterm atau berdarah panas yaitu suhu tubuh tetap konstan meskipun
suhu lingkungan berubah-ubah .Cara reproduksi Aves adalah dengan bertelur atau ovipar.
Jantung Aves memiliki empat ruang, dua atrium dan dua ventrikel dan sudah tersekat
sempurna. Organ yang khas dari Aves adalah pundi-pundi udara. Sistem kantung udara
yang berkembang dengan baik sangat membantu paru-paru untuk mengedarkan udara ke
seluruh tubuh (Hoyo et al., 1992).

2.5 Mamalia

Mamalia merupakan vertebrata yang memiliki ciri khas utama menyusui. Mamalia
dicirikan oleh adanya kelenjar susu yang ada pada betina menghasilkan susu sebagai
sumber makanan anaknya, adanya rambut, dan tubuh yang homoioterm atau berdarah
panas. Jantung mamalia memiliki empat ruang, yaitu dua ventrikel dan dua atrium dan
bersekat sempurna (Parker et al., 2000). Secara umum, Mamalia memiliki daun telinga dan
berkembang biak dengan cara vivipar. Tapi ada beberapa Mamalia yang bertelur, salah
satunya adalah Platipus. Alat kelamin Mamalia juga sudah terpisah dengan anus.

2.6 Manfaat Mempelajari Anatomi Hewan Vertebrata

Vertebrata atau hewan bertulang belakang adalah hewan-hewan yang sangat sering
kita lihat. Selain itu, rata-rata hewan yang kita manfaatkan untuk kegiatan sehari-hari
adalah hewan vertebrata, contohnya adalah ayam, sapi, kuda, dll. Agar pemanfaatan dan
pengawasannya lebih optimal, kita harus mengetahui lebih dalam mengenai hewan-hewan
vertebrata. Oleh karena itu, kita harus mempelajari tentang anatominya supaya bisa
bermanfaat lebih bagi kehidupan sehari-hari.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah

Alat Bahan
Scalpel dan blade Ikan mas (Cyprinus carpio)
Gunting bedah Katak (Rana sp.)
Jarum pentul Kadal (Eutropis multifasciata)
Pinset Burung merpati (Columba livia)
Jarum jara Mencit (Mus musculus)
Baki
Papan styrofoam

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Prosedur Pembedahan Ikan mas (Cyprinus carpio)

Ikan mas diletakkan di atas papan styrofoam sambil diamati anatomi eksternal ikan
mas. Kemudian, ikan mas diposisikan dengan bagian anterior di sebelah kiri dan posterior
di sebelah kanan. Bagian ekor dan dekat insang ditusuk menggunakan jarum pentul supaya
memudahkan proses pembedahan. Lalu ikan mas digunting mulai dari anus hingga anterior
dekat insang dan dilanjutkan ke atas menuju bagian dorsal hingga sejajar vertebra. Lalu
lanjutkan sayatan ke arah posterior mengikuti batas rongga abdomen hingga kembali ke
anus. Bagian otot yang terpotong dilepaskan dari tubuh ikan mas. Anatomi internal ikan
mas dapat diamati.

3.2.2 Prosedur Pembedahan katak (Rana sp.)


Katak diletakkan di atas papan styrofoam sambil diamati anatomi eksternal katak.
Kemudian katak diletakkan dengan bagian ventral menghadap ke atas dan ditusuk kaki
belakang dan depan menggunakan jarum pentul. Lalu, gunakan pinset untuk menarik kulit
dan daging perut katak dan gunting kulit dan dagingnya dari arah posterior menuju anterior
bagian toraks. Pada setiap ujung, sayatan perut katak digunting ke arah kaki depan dan
belakang sehingga dapat dibuka seperti daun jendela. Anatomi internal katak dapat diamati.

3.2.3 Prosedur Pembedahan Kadal (Eutropis multifasciata)

Kadal diletakkan di atas papan styrofoam sambil diamati anatomi eksternalnya.


Kadal diposisikan dengan bagian ventral menghadap ke atas dan tusuk setiap kakinya
dengan jarum pentul. Lalu, gunakan pinset untuk menarik kulit dan daging perut kadal dan
gunting kulit dan dagingnya dari arah posterior menuju anterior bagian toraks. Pada setiap
ujung, sayatan perut kadal digunting ke arah kaki depan dan belakang sehingga dapat
dibuka seperti daun jendela. Anatomi internal kadal dapat diamati.

3.2.4 Prosedur Pembedahan Burung Merpati (Columba livia)

Burung merpati dibius terlebih dahulu menggunakan kloroform sebelum dilakukan


pembedahan. Burung merpati diletakkan di atas papan styrofoam kemudian diamati
anatomi eksternalnya. Sayap merpati direntangkan

3.2.5 Prosedur Pembedahan Mencit (Mus musculus)


Pertama, mencit dibunuh dengan cara dislokasi. Kemudian, mencit diletakkan di
atas papan styrofoam sambil diamati anatomi eksternalnya. mencit diposisikan dengan
bagian ventral menghadap ke atas dan tusuk setiap kakinya dengan jarum pentul. Lalu,
gunakan pinset untuk menarik kulit dan daging perut mencit dan gunting kulit dan
dagingnya dari arah posterior menuju anterior bagian toraks. Pada setiap ujung, sayatan
perut mencit digunting ke arah kaki depan dan belakang sehingga dapat dibuka seperti daun
jendela. Anatomi internal mencit dapat diamati.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari pembedahan terhadap ikan mas, katak, kadal, burung merpati, dan
mencit adalah sebagai berikut

\
Gambar 4.1.2 Situs habitus ikan mas (Cyprinus
Gambar 4.1.1 Situs habitus ikan mas
carpio) hasil literatur
(Cyprinus carpio)
Gambar 4.1.3 Situs habitus katak (Rana Gambar 4.1.4 Situs habitus katak (Rana sp)
sp.) (Gerardo, 2006)

Gambar 4.1.6 Situs Habitus Kadal (Eutropis


multfasciata) hasil literatur

Gambar 4.1.5 Situs habitus kadal (Myers, 2016)


(Eutropis multifasciata)
Gambar 4.1.6 Situs habitus mencit (Mus
musculus) hasil literatur
(Treuting, 2011)
Gambar 4.1.5 Situs habitus mencit
(Mus musculus)

Gambar 4.1.7 Situs solitus ikan mas Gambar 4.1.8 Situs solitus ikan mas
(Cyprinus carpio) hasil literatur
(Cyprinus carpio) (Potter, 1947)
Gambar 4.1.10 Situs solitus kadal (Eutropis
multifasciata) hasil literatur
(Kahn, 2007)
Gambar 4.1.9 Situs solitus kadal
(Eutropis multifasciata)

Gambar 4.1.12 Situs solitus katak (Rana sp.)


hasil literatur
Gambar 4.1.11 Situs solitus katak (Rana (Geraldo, 2006)
sp.)
Gambar 4.1.13 Situs solitus burung Gambar 4.1.14 Situs solitus burung merpati
merpati (Columba livia) (Columba livia) hasil literatur
(Geraldo, 2006)

Gambar 4.1.16 Situs solitus mencit


Gambar 4.1.16 Situs solitus mencit (Mus
(Mus musculus musculus) hasil literatur
(Treuting, 2011)
Gambar 4.1.18 Situs viscerum Pisces Jantan
Gambar 4.1.17 Situs viscerum Pisces
jantan (De Iuliis & Pulerà, 2011)

Gambar 4.1.20 Situs Viscerum Katak Betina


(Rana sp.)

(De Iuliis & Pulerà, 2011)


Gambar 4.1.19 Situs Viscerum Katak
Betina (Rana sp.)
Gambar 4.1.21 Situs Viscerum Kadal
Jantan

Gambar 4.1.22 Situs Viscerum Kadal Jantan

(King & Custance, 1982)


Gambar 4.1.24 Situs Viscerum Merpati
(Columba livia) (De Iuliis & Pulerà, 2011)

Gambar 4.1.23 Situs Viscerum Merpati

Gambar 4.1.25 Situs viscerum mencit Gambar 4.1.26 Situs viscerum mencit (Mus
musculus) hasil literatur
(Mus musculus)
(Treuting, 2011)
Hasil pengamatan terhadap jaringan ikat sebagai berikut

Gambar 4.1.27 Serabut elastin Gambar 4.1.28 Serabut elastin hasil


literatur
(Martini et al., 2015)
Gambar 4.1.29 Serabut retikular

Gambar 4.1.30 Serabut retikular hasil


literatur
(Martini et al., 2015)
Gambar 4.1.31 Jaringan tulang rawan
hialin

Gambar 4.1.33 Jaringan tulang rawan


Gambar 4.1.32 Jaringan tulang rawan
serabut hialin hasil literatur
(Martini et al., 2015)
Gambar 4.1.35 Jaringan tulang rawan
elastin

Gambar 4.1.34 Jaringan tulang rawan


serabut hasil literatur
Gambar 4.1.37Jaringan ikat kencang (Martini et al., 2015)

teratur

Gambar 4.1.36 Jaringan tulang rawan


elastin hasil literatur
(Martini et al., 2015)
Gambar 4.1.39 Jaringan ikat kendur
Gambar 4.1.38 Jaringan ikat kencang
teratur hasil literatur
Gambar 4.1.41 Jaringan tulang (Martini et al., 2015)
kompak

Gambar 4.1.40 Jaringan ikat kendur hasil


literatur
Gambar 4.1.43 Jaringan bunga karang (Martini et al., 2015)
Gambar 4.1.42 Jaringan tulang kompak
hasil literatur
(Martini et al., 2015)

Gambar 4.1.44 Jaringan bunga karang


hasil literatur
(Martini et al., 2015)

4.2 Pembahasan
4.2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Ikan mas termasuk dalam anggota kelas Pisces. Penggunaan ikan mas
sebenarnya adalah untuk mewakili organisme Pisces secara umum. Pada anatomi
eksternalnya, dapat dilihat bahwa ikan mas memiliki nares, mata, operculum, lima
jenis sirip, gurat sisi, dan kloaka. Lima jenis sirip yang dimiliki, yaitu sirip dorsal,
pektoral, pelvis, anus, dan caudal. Sirip pelvis, anus, dan dorsal berfungsi sebagai
penyeimbang saat berenang. Sirip pektoral berfungsi untuk memperlambat dan
memberhentikan laju renang ikan mas. Sedangkan, sirip caudal berfuungsi sebagai
alat gerak utama yang kerjanya dibantu oleh otot peduncle. Lalu, ikan mas memiliki
gurat sisi. Gurat sisi berfungsi untuk mengetahui perubahan getarandan pergerakan
pada kolom air di sekitarnya (Coombs et al., 1989).
Pada organ internal, terdapat ginjal, jantung, intestine, hepatopancreas,
gonad, dan insang. Jantung pada ikan mas hanya memiliki dua ruang, yaitu satu
buah ventrikel dan satu buah atrium. Organ unik berikutnya yang terdapat pada ikan
adalah hepatopancreas. Hepatopancreas adalah gabungan antara liver dan pankreas
yang berfungsi sebagai penghasil enzim pencernaan dan penyerapan makanan. Lalu
ikan mas juga memiliki swim bladder yang berfungsi mengatur tubuh ikan saat
mengapung di dalam air.

4.2.2 Katak (Rana sp.)

Katak termasuk anggota kelas Amphibia. Organ-organ ekternal katak


diantaranya mata, nares, nictitating membrane, tymphanic membrane, sepasang
kaki depan, sepasang kaki belakang, dan kloaka. Struktur kaki depan katak terdiri
atas brachium, antebrachium, manus, dan digits. Sedangkan, kaki belakang katak
terdiri atas thigh, cruz, pes, dan toes. Lalu katak memiliki organ tymphanic
membrane berfungsi untuk menangkap gelombang suara. Nictitating membrane
adalah kelopak mata ketiga yang bening dan memiliki fungsi untuk melindungi
mata ketika berenang dan terkena air (King, 1990).

Pada organ-organ internal katak terdapat jantung, paru-paru, hati, lambung,


intestine, dan kloaka. Jantung pada katak memiliki tiga ruang, dua atrium dan satu
ventrikel, dan memiliki sistem peredaran darah tertutup dan ganda. Kemudian katak
memiliki kloaka yang berfungsi sebagai lubang ekskresi, pencernaan, dan
reproduksi. Perbedaan antara katak jantan dan betina adalah katak jantan memiliki
testis dan vas deferens, sedangkan katak betina memiliki oviduk dan kantung telur.
Organ-organ reproduksi tadi semua terhubung dengan kloaka.

4.2.3 Kadal (Eutropis multifasciata)

Kadal termasuk anggota kelas Reptilia. Kadal memiliki kulit yang kering
menanduk dan tertutup sisik. Kulit kadal terkesan berminyak walaupun sebenarnya
sisik-sisik ituamat kering karena kadal tidak punya pori di kulitnya untuk
mengeluarkan keringat atau minyak (Kurniati, 2003). Kadal banyak ditemukan di
daerah terbuka dari sinar matahari dan habitatnya juga meluas sampai permukiman
manusia (Ibrahim et al., 2012). Organ-organ eksternal yang dapat kita amati adalah
mata, nostril, tymphanic membrane, kaki, kloaka, dan ekor. Pada jantan, alat
kelaminnya berupa hemipenis. Hemipenis adalah tonjolan pada dinding kloaka
yang berfungsi menyalurkan sperma ke betina. Lalu, kadal juga memiliki organ
tymphanic membrane berfungsi untuk menangkap gelombang suara.

Organ-organ dalam yang dimiliki oleh kadal adalah jantung, paru-paru, hati,
intestine, dan cloacal chamber. Jantung kadal memiliki empat ruang, dua atrium
dan dua ventrikel. Tapi, jantung kadal sedikit berbeda dengan jantung manusia
karena sekat pemisah antara dua ventrikel belum tersekat sempurna. Kadal juga
memiliki kloaka yang berfungsi sebagai lubang ekskresi, pencernaan, dan
reproduksi. Wilayah kloaka juga sering dikaitkan dengan organ sekretori, kelenjar
kloaka, yang juga terlibat dalam perilaku “menandai aroma” oleh beberapa reptil
(Crews, 1992),

4.2.4 Burung Merpati (Columba livia)

Burung merpati adalah salah satu anggota kelas Aves. Merpati termasuk
hewan yang sangat mudah ditemukan di manapun. Di Eropa saja populasi merpati
liar berjumlah 17 – 28 juta ekor (Anonim, 2016). Hal ini membuat merpati tidak
termasuk hewan langka. Anatomi eksternal yang dimiliki merpati adalah paruh,
mata, nostril, sayap, sepasang kaki, dan kloaka. Sekujur tubuh merpati dilingkupi
oleh bulu seperti anggota kelas aves lain pada umumnya. Lalu, merpati juga
memiliki aurikularis yang berfungsi sebagai organ pendengaran.

Organ-organ internal yang dimiliki merpati adalah jantung, paru-paru,


pundi-pundi udara, crop, gizzard, proventrikulus, hati, dan intestine. Jantung
merpati memiliki empat ruang, dua ventrikel dan dua atrium dan sudah bersekat
sempurna. Crop berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan sementara
sebelum dilanjutkan ke proventrikulus. Di dalam crop, makanan dilunakkan dengan
adanya penambahan air. Ketika makanan sampai di proventrikulus, makanan
dicerna secara kimiawi lalu disalurkan di gizzard. Di gizzard, makanan dicerna
secara mekanik oleh kerikil. Kemudian merpati memiliki organ yang hanya dimiliki
kelas aves, yaitu pundi-pundi udara. Pundi-pundi udara atau saccus penumaticus
berfungsi melindungi alat-alat dalam dengan rongga udara sehingga dapat bertahan
di suhu dingin, membantu pernapasan saat terbang, mencegah hilangnya panas
tubuh yang berlebihan, memengaruhi berat badan dengan mengembangkan
kempiskan saccus pada saat terbang, dan membantu memperkeras suara (Pratiwi,
2007).

4.2.5 Mencit (Mus musculus)

Mencit adalah salah satu anggota kelas Mamalia, berarti mencit termasuk
hewan yang menyusui. Mencit merupakan hewan yang sangat penting dalam
bidang Biologi dan pengobatan sebagai model bagi makhluk hidup. Sequence
genome mencit sudah lengkap pada tahun 2002 (Gregory et al., 2012). Hal itu
membuat penelitian terhadap mencit lebih mudah dilakukan dan diidentifikasi.
Mencit memiliki struktur tubuh yang mencirikan makhluk kelas tinggi karena
struktur tubuhnya paling mendekati manusia diantara hewan-hewan diatas. Organ-
organ eksternal mencit adalah mata, hidung, mulut, telinga, sepasang kaki depan,
sepasang kaki belakang, ekor, anus, dan alat kelamin. Mencit sudah memiliki daun
telinga, tidak seperti kelas-kelas vertebrata lain. Fungsi dari daun telinga adalah
mengumpulkan suara dan mengamplifikasikan suara. Alat kelamin dan anus juga
sudah terpisah tidak seperti kloaka pada Reptil dan Amphibi. Mencit jantan
memiliki organ khusus berupa testis, sedangkan betina memiliki vulva.

Pada organ dalam mencit terdapat jantung, paru-paru, lambung, ginjal, hati,
usus kecil, dan usus besar. Jantung mencit memiliki empat ruang, dua atrium dan
dua ventrikel dan tersekat sempurna. Mencit jantan dan betina memiliki perbedaan
organ reproduksi yaitu jantan memiliki testis, sedangkan betina memiliki ovarium.
Mencit memiliki dua uterus yang menyebabkan mencit dapat melahirkan banyak
anak.
BAB V

KESIMPULAN

1. Pada anatomi eksternal ikan mas terdapat mata, nostril, operculum, mulut, sirip
pektoral, sirip pelvis, sirip anal, sirip dorsal, sirip caudal, gurat sisi, dan anus.
Sedangkan anatomi internalnya terdapat ginjal, intestine, jantung,
hepatopancreas, swim bladder, dan gonad.
2. Pada anatomi eksternal katak terdapat mata, mulut, nares, nictitating membrane,
tymphanic membrane, digits, manus, brachium, antebrachium, kloaka, thigh,
cruz, pes, dan toes. Anatomi internalnya terdapat jantung, hati, lambung, usus
kecil, usus besar, dan gonad.
3. Pada anatomi eksternal katak terdapat mata, mulut, nares, tymphanic membrane,
digits, manus, brachium, antebrachium, kloaka, thigh, cruz, pes, dan toes.
Anatomi internalnya terdapat jantung, hati, paru-paru, lambung, usus kecil, usus
besar, dan gonad.
4. Pada anatomi eksternal burung merpati terdapat mata, nostril, paruh, aurikularis,
sayap, sepasang kaki, dan kloaka. Sedangkan pada anatomi internalnya terdapat
jantung, crop, proventrikulus, gizzard, hati, paru-paru, intestine, dan pundi-pundi
udara.
5. Pada anatomi eksternal mencit terdapat mata, hidung, telinga, dua pasang kaki,
mulut, ekor, anus, dan alat kelamin. Pada anatomi internalnya terdapat jantung,
paru-paru, hati, lambung, ginjal, usus kecil, dan usus besar.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. “Columba Livia” IUCN Red List Of Threatened Species. Birdlife
International. doi : 10.2305/IUCN.UK.2016-3.RLTS.T22690066A 86070297.en

Coombs, S., Gorner, P., and Munz, H. 1989. Mechanosensory Lateral Line. New York :
Springer

Crews, D. 1992. Hormones, Brain, and Behavior. Chicago: Academic Press.

Gregory, S., Sekhon, M., Schein, J., Zhao, S., Osoegawa, K., and Scott, C. 2002. A
Physical Map Of The Mouse Genome. Nature, 418(6899), 743-750. doi :
10.1038/nature00957

Guyton, D.C. 1993. Fisiologi Hewan, Edisi 2. Jakarta : EGC.

Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J. and Cabot, J. 1992. Handbook Of The Birds Of The
World. Barcelona: Lynx Edicions.

Ibrahim, J., et al. 2012. An annotated checklist of Hepetofauna of Langkawi Island,


Malaysia. Malayan Nature Journal, 57(4), pp. 368-381.

King, M. 1990. Amphibia. Berlin : Borntrager.

Kurniati, H. 2003. Amphibians and Repttiles Of Gunung Halimun Nation Park West Java
Indonesia. Bogorr : Research Center for Biology – LIPI

Pratiwi, D. A., et al. 2007. Biologi. Jakarta : Erlangga

Richardson, A. 2005. Amphibians. Mankato, Minn.: Capstone Press.

Parker, S., Burton, J., Taylor, K., King Dave and Keates, C. 2000. Mammal. New York:
Dorling Kindersley.

Anda mungkin juga menyukai