Anda di halaman 1dari 24

1.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan energi
potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang
dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.

Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke
turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik
tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga
meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga
ombak. Hidroelektrisitas adalah sumber energi terbarukan.

Cara Kerja:

 Alat utama yang dibutuhkan pada pembangkit listrik tenaga air adalah berupa
turbin dan generator seperti gambardi bawah ini:
 Air yang telah ditampung di dalam bendungan dialirkan melalui dasar bendungan
sehingga membentuk air terjun
 Air terjun inilah yang dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin karena air akan
menabrak sudut - sudut turbin sehingga membuat turbin menjadi berputar.
 Turbin ini terhubung secara langsung dengan generator, sehingga bila turbin
bergerak secara berputar, maka secara otomatis generator juga akan ikut bergerak
berputar.
 Selama bergerak berputar, generator ini akan menghasilkan tenaga listrik.
 Tenaga listrik inilah yang kemudian oleh PLN dialirkan ke rumah - rumah pelanggan.

Skema Alat:

1.Penggerak Mula (Prime Mover) adalah bagian berputar yang langsung berhubungan
dengan air. Ada 2 jenis penggerak mula yang umum digunakan yakni kincir air dan turbin
air.

Konstruksi kincir air sederhana terdiri dari dua dinding lingkaran yang mengapit sudu-sudu
dan pada pusat terdapat as (shaft) sebagai sumbu putar. Kincir air dapat dibuat dari bahan:
kayu, bambu, plate besi, dan lain-lain.

Umumnya penggunaan kincir air hanya terbatas pada skala kecil atau sedang saja
sedangkan untuk skala besar turbin airlah menjadi pilihan. Namun demikian kincir air
memiliki kelebihan karena biayanya relatif murah (untuk kapasitas sama), pembuatannya
mudah (dapat dikerjakan orang yang keahliaanya pas-pasan) dan yang lebih menarik lagi
untuk pembangkit listrik pada aliran sungai dengan head sangat rendah penggerak mula
yang paling tepat adalah model kincir.

Turbin air adalah model yang lebih canggih dan dapat digunakan untuk pembangkit listrik
mulai kapasitas kecil sampai besar. Selain itu tidak memerlukan banyak tempat untuk
pemasangan, terlihat rapi, dan effisiensi tinggi.

2.Speed Reducer (perubah kecepatan) adalah alat yang berfungsi untuk merubah
(menaikkan atau menurunkan) kecepatan putaran. Dalam hal ini speed reducer yang
diperlukan adalah penaik kecepatan karena putaran penggerak mula biasanya lambat,
oleh karena itu harus dipercepat agar putaran yang direkomendasikan pada generator
dapat dicapai (pada umumnya generator memiliki putaran 1500 rpm). Kecepatan putaran
yang tepat pada sisi generator diperlukan sebagai salah satu syarat agar listrik yang
dihasilkan baik. Bila putaran generator tidak tepat (kurang atau melampui batas yang
direkomendasikan) dapat merusak peralatan listrik dan termasuk generator itu sendiri.
Oleh karena itu diperlukan perhitungan yang tepat untuk memilih speed reducer pada
pembangkit listrik.

Secara garis besar untuk menaikkan kecepatan digunakan 3 macam cara sebagai berikut:

1. Multiple Pulley (Pulley Bertingkat)


Ini adalah model paling sederhana dan biayanya murah akan tetapi menimbulkan
kehilangan daya yang tinggi. Model ini terdiri dari susunan beberapa pulley yang
dihubungkan dengan belt. Jumlah tingkatan (jumlah pulley) dan diameter pulley harus
diperhitungkan agar dihasilkan kecepatan putaran yang tepat pada sisi generator.

2. Multiple Chain Gear


Model Multiple Chain Gear pada prinsipnya sama dengan multiple pulley, hanya saja
menggunakan chain dan gear. Jumlah tingkat dan jumlah teeth dari setiap gear harus
diperhitungkan untuk mendapatkan putaran yang tepat pada generator

3. Gear Box (Gear Reducer)


Penggunaan Gear box (Gear Reducer) sebagai penaik kecepatan memberikan banyak
kelebihan, karena pemasangan dan perawatan mudah, tampak rapi, dan yang paling
utama kehilangan daya rendah hanya saja harganya jauh lebih mahal dibanding kedua
model sebelumnya. Gear box sangat cocok digunakan untuk penggerak mula yang
putarannya sangat lambat (pada aliran sungai dengan head sangat rendah tetapi debit air
tinggi)

3.Generator adalah mesin listrik yang dapat merubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Dalam pembangkit listrik tenaga air, energi yang terkandung di dalam air dengan
bantuan penggerak mula dan speed reducer energi tersebut dirobah menjadi energi listrik.
Sekarang ini telah banyak generator yang diproduksi, tinggal memilih sesuai spesifikasi
yang kita inginkan.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi
kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik.

Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke
turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik
tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak
bakar serta MFO untuk start up awal.

Cara Kerja:

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :

 Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
 Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
 Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup
artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara
singkat adalah sebagai berikut :

 Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa
putaran.
 Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan,
sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output
generator
 Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan
air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air
kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Skema Alat:

Bagian Utama

Boiler
Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut
(superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin.

Turbin uap
Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap
menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator
sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.

Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap yang
telah digunakan untuk memutar turbin).

Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi
listrik.

Peralatan Penunjang

Desalination Plant (Unit Desal)


Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine) menjadi air tawar (fresh
water) dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan kondensasi). Hal ini
dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan langsung
masuk ke dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan PLTU.

Reverse Osmosis (RO)

Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination plant namun metode yang digunakan
berbeda. Pada peralatan ini digunakan membran semi permeable yang dapat menyaring
garam-garam yang terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan air tawar seperti
pada desalination plant.
Pre Treatment pada unit yang menggunakan pendingin air tanah / sungai
Untuk PLTU yang menggunakan air tanah/air sungai, pre-treatment berfungsi
untuk menghilangkan endapan,kotoran dan mineral yang terkandung di dalam air
tersebut.

Demineralizer Plant (Unit Demin)


Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkandung dalam air
tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih
mengandung mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat menyebabkan
terjadinya GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur perpipaan di dalam PLTU. Hal
ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan PLTU.

Hidrogen Plant (Unit Hidrogen)


Pada PLTU digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin Generator.

Chlorination Plant (Unit Chlorin)


Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit (NaOCl) yang digunakan
untuk memabukkan/melemahkan mikro organisme laut pada area water intake. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling) pada pipa-pipa
kondensor maupun unit desal akibat perkembangbiakan mikro organisme laut tersebut.

Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)


Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel oil), yang berfungsi
untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama start up maupun
sebagai uap bantu (auxiliary steam).

Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)


Merupakan unit yang melayani pengolahan batubara yaitu dari proses bongkar
muat kapal (ship unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai penyaluran ke
bunker unit.

Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)


Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash)
maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC (Submerged
Drag Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan abu (ash
valley).Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan sistem-
sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut. Gangguan atau
malfunction dari salah satu bagian komponen utama akan dapat menyebabkan
terganggunya seluruh sistem PLTU.
3. Pembangkit Listrik Tenaga (PLTG)
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) menggunakan gas alam untuk menggerakkan turbin
gas yang dikopel langsung dengan generator, sehingga generator tersebut dapat
menghasilkan energi listrik. Prinsip kerja ini sama dengan prinsip kerja PLTU. Yang
membedakan adalah pada PLTU, untuk memutar turbin digunakan uap air yang diperoleh
dengan mendidihkan air. Sehingga dibutuhkan suatu boiler untuk mendidihkan air
tersebut. Sedangkan pada PLTG tidak diketemukan adanya boiler.

Cara Kerja:
Pada awalnya, udara dimasukkan ke dalam kompresor untuk ditekan hingga temperatur
dan tekanannya naik. Proses ini disebut dengan proses kompresi. Udara yang dihasilkan
dari kompresor akan digunakan sebagai udara pembakaran dan juga untuk mendinginkan
bagian-bagian turbin gas.

Setelah dikompresi, udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang bakar, udara
bertekanan 13 kg/cm2 ini dicampur dengan bahan bakar dan dibakar. Apabila digunakan
bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung dicampur dengan udara untuk dibakar,
tetapi apabila digunakan bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut
terlebih dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur
bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi
pembakaran.

Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi sampai kira-
kira 1.300 oC dengan tekanan 13 kg/cm2. Gas hasil pembakaran ini kemudian dialirkan
menuju turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy)
gas ini dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak generator (dan
kompresor udara) dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik.
Skema Alat:
Turbin gas (Gas Turbine)
Berfungsi untuk mengubah energi gerak gas menjadi energi putar.
Kompresor (Compressor)
Berfungsi untuk meningkatkan temperatur dan tekanan udara.
Ruang Bakar (Combustor)
Berfungsi untuk membakar bahan bakar dengan menghembuskan udara yang telah
dinaikkan temperatur dan tekanannya di kompresor.
Peralatan Pendukung PLTG
Berikut adalah peralatan pendukung yang digunakan dalam kinerja Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG):
Air Intake
Berfungsi mensuplai udara bersih ke dalam kompresor.
Blow Off Valve
Berfungsi mengurangi besarnya aliran udara yang masuk ke dalam kompressor utama atau
membuang sebagian udara dari tingkat tertentu untuk menghindari terjadinya stall
(tekanan udara yang besar dan tiba-tiba terhadap sudu kompresor yang menyebabkan
patahnya sudu kompresor)

VIGV (Variable Inlet Guide Fan)


Berfungsi untuk mengatur jumlah volume udara yang akan di kompresikan sesuai
kebutuhan.
Ignitor
Berfungsi penyalaan awal atau start up. Campuran bahan bakar dengan udara dapat
menyala oleh percikan bunga api dari ignitor yang terpasang di dekat fuel nozzle burner
dan campuran bahan bakar menggunakan bahan bakar propane atau LPG.
Lube oil system
Berfungsi memberikan pelumasan dan juga sebagai pendingin bearing-bearing seperti
bearing turbin, kompressor, generator. Memberikan minyak pelumas ke jacking oil system.
Memberikan suplai minyak pelumas ke power oil system.
Sistem pelumas di dinginkan oleh air pendingin siklus tertutup.
Hydraulic Rotor Barring
Rotor bearing system terdiri dari : DC pump, Manual pump, Constant pressure valve, pilot
valve, hydraulic piston rotor barring. Rotor barring beroperasi pada saat unit stand by dan
unit shutdown (selesai operasi). Rotor barring on < 1 rpm. Akibat yang timbul apabila
rotor barring bermasalah ialah rotor bengkok dan saat start up akan timbul vibrasi yang
tinggi dan dapat menyebabkan gas turbin trip.
Exhaust Fan Oil Vapour
Berfungsi utama membuang gas-gas yang tidak terpakai yang terbawa oleh minyak
pelumas setelah melumasi bearing-bearing turbin, compressor dan generator.
Fungsi lain adalah membuat vaccum di lube oil tank yang tujuannya agar proses minyak
kembali lebih cepat dan untuk menjaga kerapatan minyak pelumas di bearing-bearing (seal
oil) sehingga tidak terjadi kebocoran minyak pelumas di sisi bearing.
Power Oil System
Berfungsi mensuplai minyak pelumas ke :
- Hydraulic piston untuk menggerakkan VIGV
- Control-control valve (CV untuk bahan bakar dan CV untuk air)
- Protection dan safety system (trip valve staging valve)
Terdiri dari 2 buah pompa yang digerakkan oleh 2 motor AC.
Jacking Oil System
Berfungsi mensuplai minyak ke journal bearing saat unit shut down atau stand by dengan
tekanan yang tinggi dan membentuk lapisan film di bearing.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Geotermal (PLT


Geotermal)/Panas Bumi
Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) atau geothermal power plant
merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh perut bumi
untuk menghasilkan tenaga listrik. Panas yang dihasilkan perut bumi ini dapat berupa uap
air maupun air panas yang kemudian digunakan untuk memutar turbin yang dikopel
langsung dengan rotor generator untuk menghasilkan energi listrik.

Cara Kerja:
Secara umum proses kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) memiliki
kesamaan dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Uap yang dihasilkan digunakan
untuk memutar turbin yang seporos dengan rotor generator. Sehingga generator dapat
menghasilkan energi listrik. Yang membedakan adalah, PLTU mendapatkan uap air dengan
cara memanaskan air yang ada pada boiler dengan menggunakan bahan bakar batubara
atau gas. Sedangkan PLTPB, mendapatkan uap air langsung dari perut bumi melalui sumur
produksi. Uap air yang telah digunakan untuk memutar turbin akan diembunkan dengan
menggunakan kondenser. Air hasil pengembunan akan diinjeksikan ke perut bumi melalui
sumur injeksi.

Skema Alat:
Steam Receiving Header
Tabung berdiameter 1800 mm dan panjang 19.500 mm yang berfungsi sebagai pengumpul
uap sementara dari beberapa sumur produksi sebelum didistribusikan ke turbin
Vent Structure
Merupakan bangunan pelepas uap dengan peredam suara
Vent structure dilengkapi dengan katup –katup pengatur yang system kerjanya
pneumatic.
Udara bertekanan yang digunakan untuk membuka untuk membuka dan menutup katup
diperoleh dari dua buah kompresor yang terdapat di dalam rumah vent structure.
Separator
Separator adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pemisah zat –zat padat, silica, bintik –
bintik air, dan zat lain yang bercampur dengan uap yang masuk ke dalam separator.
Demister
Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang berukuran 14.5 m3
didalamnya terdapat kisi –kisi baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir –butir air
yang terbawa oleh uap dari sumur –sumur panas bumi.
Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir (final separator)
yang ditempatkan pada bangunan rangka besi yang sangat kokoh dan terletak di luar
gedung pembangkit.
TURBIN
Hampir di semua pusat pembangkit tenaga listrik memilii turbin sebagai penghasil
gerakkan mekanik yang akan diubah menjadi energi listrik melalui generator.
Pada system PLTP Kamojang mempergunakan turbin jenis silinder tunggal dua aliran (
single cylinder double flow ) yang merupakan kombinasi dari turbin aksi ( impuls ) dan
reaksi

GENERATOR
•Generator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk merubah energi mekanik putaran
poros turbin menjadi energi listrik.
Trafo Utama ( Main Transformer)
•Trafo utama yang digunakan adalah type ONAN dengan tegangan 11,8 KV pada sisi
primer dan 150 KV pada sisi sekunder.
Switch Yard
Switch yard adalah perangkat yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung aliran
listrik yang berada di wilayah PLTP maupun aliran yang akan didistribusikan melalui
system inter koneksi
Kondensor
•Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin dengan
kondisi tekanan yang hampa. Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas kondensor,
kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin
yang diinjeksikan melalui spray nozzle
Main Cooling Water Pump ((MCWP )
Main cooling water pump ( MCWP ) adalah pompa pendingin utama yang berfungsi
untuk memompakan airkondensat dari kondensor ke cooling tower untuk kemudian
didinginkan. Jenis pompa yang digunakan di PLTP Kamojang adalah Vertical Barriel type 1
Stage Double Suction Centrifugal Pamp,dengan jumlah dua buah pompa untuk setiap
unit.

5. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu


Pembangkit listrik tenaga bayu / angin (PLTB) merupakan pembangkit listrik yang dapat
mengkonversi (mengubah) energi angin menjadi energi listrik. Energi angin memutar tubin
angin / kincir angin. Turbin angin yang berputar juga menyebabkan berputarnya rotor
generator karena satu poros sehingga dapat menghasilkan energi listrik.

Cara Kerja:

Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari penggabungan dari
beberapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan listrik. Cara kerja dari
pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar turbin angin.
Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan listrik untuk
menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian
angin akan memutar sudu-sudu turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada
generator letaknya di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi putar
rotor menjadi energi listrik dengan prinsip hukum Faraday, yaitu bila terdapat penghantar
didalam suatu medan magnet, maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan
dihasilkan beda potensial.
Skema Alat:

Komponen Turbin Angin


Turbin angin yang digunakan pembangkit listrik tenaga bayu / angin (PLTB) tersusun dari
berbagai komponen. Berikut akan dijelaskan bagian-bagian dari turbin angin :
1. Blades
Kebanyakan turbin baik dua atau tiga pisau. Angin bertiup di atas menyebabkan pisau
pisau untuk mengangkat dan berputar.

2. Rotor
Pisau dan terhubung bersama-sama disebut rotor

3. Pitch
Blades yang berbalik, atau nada, dari angin untuk mengontrol kecepatan rotor dan
menjaga rotor berputar dalam angin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk
menghasilkan listrik.

4. Brake
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik
aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki
titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik
maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar
diguaan akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika
tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat
putaran berlebih diantaranya overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus
karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar.

5. Low-Speed Shaft
Mengubah poros rotor kecepatan rendah sekitar 30-60 rotasi per menit.

6. Gear Box
Gears menghubungkan poros kecepatan tinggi di poros kecepatan rendah dan
meningkatkan kecepatan sekitar 30-60 rotasi per menit (rpm), sekitar 1000-1800 rpm,
kecepatan rotasi yang diperlukan oleh sebagian besar generator untuk menghasilkan
listrik. gearbox adalah bagian mahal (dan berat) dari turbin angin dan insinyur generator
mengeksplorasi direct-drive yang beroperasi pada kecepatan rotasi yang lebih rendah dan
tidak perlu kotak gigi.

7. Generator
Berfungsi mengkonversi energi putar menjadi energi listrik. Ada berbagai jenis generator
yang dapat digunakan dalam sistem turbin angin, antara lain generator serempak
(synchronous generator), generator tak-serempak (unsynchronous generator), rotor
sangkar maupun rotor belitan ataupun generator magnet permanen.

Penggunaan generator serempak memudahkan kita untuk mengatur tegangan dan


frekuensi keluaran generator dengan cara mengatur-atur arus medan dari generator.
Sayangnya penggunaan generator serempak jarang diaplikasikan karena biayanya yang
mahal, membutuhkan arus penguat dan membutuhkan sistem kontrol yang rumit.

Generator tak-serempak sering digunakan untuk sistem turbin angin dan sistem
mikrohidro, baik untuk sistem fixed-speed maupun sistem variable speed.

8. Controller
Pengontrol mesin mulai dengan kecepatan angin sekitar 8-16 mil per jam (mph) dan
menutup mesin turbin sekitar 55 mph. tidak beroperasi pada kecepatan angin sekitar 55
mph di atas, karena dapat rusak karena angin yang kencang.

9. Anemometer
Mengukur kecepatan angin dan mengirimkan data kecepatan angin ke pengontrol.
10. Wind Vane
Tindakan arah angin dan berkomunikasi dengan yaw drive untuk menggerakkan turbin
dengan koneksi yang benar dengan angin.

11. Nacelle
Nacelle berada di atas menara dan berisi gear box, poros kecepatan rendah dan
tinggi, generator, kontrol dan rem.

12. High-Speed Shaft


Drive generator. Poros yang berhubungan langsung dengan rotor generator.

13. Yaw Drive


Yaw drive yang digunakan untuk menjaga rotor menghadap ke arah angin sebagai
perubahan arah angin.

14. Yaw Motor


Kekuatan dari drive yaw.

15. Tower
Menara yang terbuat dari baja tabung, beton atau kisi baja. Karena kecepatan angin
meningkat dengan tinggi, menara tinggi memungkinkan turbin untuk menangkap lebih
banyak energi dan menghasilkan listrik lebih banyak. Tower PLTB dapat dibedakan menjadi
3 jenis seperti gambar dibawah ini. Setiap jenis tower memiliki karakteristik masing-masing
dalam hal biaya, perawatan, efisiensinya, ataupun dari segi kesusahan dalam
pembuatannya.
- Wind direction
Arah alir dari energi angin.

- Penyimpan Energi (Battery)


Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan
selalu tersedia), maka ketersediaan listrik juga tidak menentu. Oleh karena itu digunakan
alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban
penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah
sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi.
Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi
kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada
masyarakat menurun. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat
penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu
rumah tangga selama 0.5 jam pada daya 780 watt.
6. Pembangkit Listrik Tenaga Solar/Matahari
Dimasa yang akan datang, penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar fosil, seperti
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), semakin lama akan semakin berkurang dan
digantikan dengan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi terbarukan yang lebih
bersih dan ramah lingkungan. Salah satu energi terbarukan yang dapat kita temui sehari-
hari adalah cahaya matahari. Energi cahaya matahari kedepannya memainkan peranan
yang sangat penting dalam bidang kelistrikan, utamanya dalam pemenuhan kebutuhan
energi listrik berskala rumah tangga.

Cara Kerja:
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan jenis pembangkit energi listrik
alternatif yang dapat mengkonversi energi cahaya menjadi energi listrik. Secara umum,
ada dua cara pembangkit listrik tenaga surya untuk dapat menghasilkan energi listrik, yaitu
:
- Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal Power Plants) – Dalam pembangkit ini,
energi cahaya matahari akan digunakan untuk memanaskan suatu fluida yang kemudian
fluida tersebut akan memanaskan air. Air yang panas akan menghasilkan uap yang
digunakan untuk memutar turbin sehingga dapat menghasilkan energi listrik.
- Pembangkit Surya Fotovoltaik (Solar Photovoltaic Plants) – Pembangkit jenis ini
memanfaatkan sel surya (solar cell) untuk mengkonversi radiasi cahaya menjadi energi
listrik secara langsung.

Skema Alat:

- Solar Panel / Panel Surya : alat untuk mengkonversi energi cahaya matahari menjadi
energi listrik. Sebuah sel surya dapat menghasilkan tegangan kurang lebih 0.5 volt. Jadi
sebuah panel surya / solar cell 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel.
- Charge Controller : alat untuk mengatur arus dan tegangan yang akan masuk ke baterai.
Tegangan dan arus yang masuk ke baterai harus sesuai dengan yang diinginkan. Bila lebih
besar atau lebih kecil dari range yang ditentukan, maka baterai atau peralatan yang lain
akan mengalami kerusakan. Selain itu, charge controller juga berfungsi sebagai penjaga
agar daya keluaran yang dihasilkan tetap optimal. Sehingga dapat tercapai Maximum
Power Point Tracking (MPPT).
Charge controller secara umum melindungi dari gangguan-gangguan seperti diterangkan
berikut :

 LVD, Low voltage disconnect, apabila tegangan dalam battery rendah, ~11.2 V,
maka untuk sementara beban tidak dapat dinyalakan. Apabila tegangan battery
sudah melewati 12V, setelah di charge oleh modul surya, maka beban akan
otomatis dapat dinyalakan lagi (reconnect).
 HVD, High Voltage disconnect, memutus listrik dari modul surya jika battery/accu
sudah penuh. Listrik dari modul surya akan dimasukkan kembali ke battery jika
voltage battery kembali turun.
 Short circuit protection, menggunakan electronic fuse (sekering) sehingga tidak
memerlukan fuse pengganti. Berfungsi untuk melindungi sistem PLTS apabila
terjadi arus hubung singkat baik di modul surya maupun pada beban. Apabila
terjadi short circuit maka jalur ke beban akan dimatikan sementara, dalam
beberapa detik akan otomatis menyambung kembali.
 Reverse Polarity, melindungi dari kesalahan pemasangan kutub (+) atau (-).
 Reverse Current, melindungi agar listrik dari baterai atau aki tidak mengalir ke
modul surya pada malam hari.
 PV Voltage Spike, melindungi tegangan tinggi dari modul pada saat baterai tidak
disambungkan ke controller.
 Lightning Protection, melindungi terhadap sambaran petir (s/d 20,000 volt).

- Inverter : alat elektronika daya yang dapat mengkonversi tegangan searah (DC – direct
current) menjadi tegangan bolak-balik (AC – alternating current).

- Baterai, adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya. Tanpa
baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari.

7. Pembangkit Listrik Tenaga OTEC


OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan
perbedaan suhu di laut yang dalam dan di laut yang dangkal yang digunakan untuk
menggerakan mesin (generator). Dan generator pada OTEC memiliki prinsip “ semakin
besar perbedaan suhu di antara laut yang dalam dengan laut yang dangkal maka energi
listrik yang dihasilkan akan semakin besar pula.” Perbedaan suhu anatara laut dangkan
dengan laut dalam, masing masing memiliki reservoir ( reservoir laut dangkal dan reservoir
laut dalam). Perbedaan suhu dari kedua reservoir ini akan menyebabkan aliran kalor yang
dapat melakukan usaha.Hal ini memiliki prinsip yang sama seperti turbin uap dan mesin
pembakaran,juga lemari es yang melawan aliran kalor alami dengan “menghabiskan”
energi. Sama seperti energi kalor dari pembakaran bahan bakar, OTEC menggunakan
perbedaan suhu oleh penyinaran matahari pada permukaan laut sebagai bahan bakarnya.
Cara Kerja:

Pada teknologi konversi energy panas laut atau KEPL (Ocean Thermal Energy Conversion,
OTEC), siklus Rankine digunakan untuk menarik arus-arus energy termal yang memiliki
sekurang-kurangnya selisih suhu sebesar 20o C. Pada saat ini terdapat dua siklus daya
alternatif yang dikembangkan, yaitu siklus Claude terbuka dan siklus tertutup.

Siklus terbuka dengan mendidihkan air laut yang beroperasi pada tekanan rendah,
menghasilkan uap air panas yang melewati turbin penggerak/generator. Siklus tertutup
menggunakan panas permukaan laut untuk menguapkan fluida penggerak dengan Amonia
dan Freon. Uap panas menggerakkan turbin, kemudian turbin bekerja menghidupkan
generator untuk menghasilkan listrik. Prosesnya, air laut yang hangat dipompa melewati
tempat pengubah dimana fluida pemanas tekanan rendah diuapkan hingga menjalankan
turbo-generator. Air dingin dari dalam laut dipompa melewati pengubah kedua menguap
menjadi cair kemudian dialiri kembali dalam system.

Siklus hybrid

Siklus hybrid menggunakan keunggulan sistem siklus terbuka dan tertutup. Siklus hybrid
menggunakan air laut yang diletakkan di tangki bertekanan rendah untuk dijadikan uap.
Lalu uap tersebut digunakan untuk menguapkan fluida bertitik didih rendah (amonia atau
yang lainnya). Uap air laut tersebut lalu dikondensasikan untuk menghasilkan air tawar
desalinasi.

Fluida kerja

Berbagai jenis fluida digunakan untuk teknologi ini, umumnya yang merupakan bertitik
didih rendah. Yang paling populer adalah amonia karena biaya pengadaan yang murah,
kemudahan transportasi, dan cukup tersedia. Kekurangan amonia adalah fluida ini
beracun mudah terbakar. Jenis fluida lain yaitu hidrokarbon berfluorin seperti CFC dan
HCFC tidak beracun dan tidak mudah terbakar, namun fluida ini merusak ozon.
Hidrokarbon seperti pentana juga kandidat yang baik, namun mudah sekali terbakar.
Selain itu, penggunaan fluida hidrokarbon yang berasal dari minyak bumi mampu
meningkatkan persaingan dengan penggunaannya sebagai bahan bakar.

Skema Alat:

Karena teknologi ini di tempatkan dilautan yang dalam (kira-kira dengan kedalaman 1 km),
maka alat ini dilengkapi dengan berbagai peralatan agar dapat bekerja maksimal di lautan
dalam:
1. Pipa tempat masuk air dingin terletak di bagian laut dalam
2. Pipa tempat masuk air hangat terletak diatas permukaan air laut
3. Pompa berfungsi untuk memompa air hangat ke sistem
4. Alat penukar kalor berfungsi untuk menguapkan fluida
5. Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap
6. Sistem pengapung berfungsi untuk menempatkan peralatan otec
8. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Gelombang laut merupakan salah satu bentuk energi yang bisa dimanfaatkan dengan
mengetahui tinggi gelombang, panjang gelombang, dan periode waktunya.
Ada 3 cara untuk menangkap energi gelombang, yaitu :

1. Pelampung: listrik dibangkitkan dari gerakan vertikal dan rotasional pelambung


2. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column): listrik dibangkitkan dari naik
turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik
turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang
bagian atas pipa dan menggerakkan turbin. .
3. Wave Surge. Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal
meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang
dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang, membawanya ke
dalam kolam penampung yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam
penampung ini yang digunakan untuk membangkitkan listrik dengan
menggunakan teknologi standar hydropower.

Energi ini dapat dikonversi ke listrik lewat 2 kategori yaitu off-shore (lepas pantai) and on-
shore (pantai). Kategori lepas pantai (off-shore) dirancang pada kedalaman sekitar 40
meter dengan menggunakan mekanisme kumparan seperti Salter Duck yang diciptakan
Stephen Salter (Scotish) yang memanfaatkan pergerakan gelombang untuk memompa
energi. Sistem ini memanfaatkan gerakan relatif antara bagian/pembungkus luar (external
hull) dan bandul didalamnya (internal pendulum) untuk diubah menjadi listrik.
Cara Kerja:

Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi
energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin
generator. Karena itu, sangat penting memilih lokasi yang secara topografi
memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk mendapatkan teknologi
yang optimal dalam mengonversi energi gelombang laut masih terus dilakukan.

Alternatif teknologi yang diperidiksikan tepat dikembangkan di pesisir pantai selatan


Pulau Jawa adalah teknologi Tapered Channel (Tapchan). Prinsip teknologi ini cukup
sederhana, gelombang laut yang datang disalurkan memasuki sebuah saluran runcing
yang berujung pada sebuah
bak penampung yang
diletakkan pada sebuah
ketinggian tertentu.

Air laut yang berada dalam


bak penampung
dikembalikan ke laut melalui
saluran yang terhubung
dengan turbin generator
penghasil energi listrik.
Adanya bak penampung memungkinkan aliran air penggerak turbin dapat beroperasi
terus menerus dengan kondisi gelombang laut yang berubah-ubah.

Skema Alat:

a. Mesin konversi energi gelombang laut Berfungsi untuk menyalurkan energi kinetik
yang dihasilkan oleh gelombang laut yang kemudian dialirkan ke turbin.

b. Turbin Berfungsi untuk mengubah energi kinetik gelombang menjadi energi mekanik
yang dihasilkan oleh perputaran rotor pada turbin.

c. Generator Di dalam generator ini energi mekanik dari turbin dirubah kembali menjadi
energi listrik atau boleh dikatakan generator ini sebagai pembangkit tenaga listrik. Sistem
pembangkitan pada pembangkit listrik tenaga gelombang ini dapat dijelaskan melalui
skema dibawah ini.

9. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di
mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit
listrik.

PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika
daya keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor dapat turun hingga setengah
dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40
MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai
daya 600-1200 MWe.

Hingga saat ini, terdapat 442 PLTN berlisensi di dunia dengan 441 diantaranya beroperasi
di 31 negara yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17% daya listrik
dunia.

Cara Kerja:

Dalam PLTN, terdapat satu atau lebih reaktor nuklir di dalamnya. Dalam reaktor nuklir
tersebut, berlangsung reaksi nuklir. Reaksi nuklir tersebut menghasilkan panas yang tinggi.
Panas ini yang kemudian digunakan untuk menghasilkan listrik.

Berdasarkan reaksi nuklir yang terjadi, PLTN dapat dibagi menjadi 2 jenis:

1. Reaktor Fisi
Dalam PLTN Reaktor fisi, terjadi reaksi fisi di dalam reaktornya. Reaksi fisi adalah
reaksi pemecahan inti atom. Dengan memecah atom, akan diperoleh tenaga yang cukup
besar. Biasanya digunakan bahan uranium dan plutonium untuk reaksi fisi ini.
Reaktor fisi dapat dikelompokan lagi menjadi:
a. Reaktor termal
Reaktor termal ini menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau me-
moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron
yang dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat,
dan harus diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator
sehingga dapat menjamin kelangsungan reaksi berantai.

b. Reaktor cepat
Digunakan untuk menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator
neutron. Karena reaktor cepat menggunkan jenis bahan bakar yang berbeda dengan
reaktor thermal, neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna
menjamin reaksi fissi tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor thermal
menggunakan neutron thermal dan reaktor cepat menggunakan neutron cepat dalam
proses reaksi fissi masing-masing.

c. Reaktor subkritis
Menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi berantai untuk
menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini hanya berupa konsep teori saja, dan tidak
ada purwarupa yang diusulkan atau dibangun untuk menghasilkan listrik, meskipun
beberapa laboratorium mendemonstrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah
dilaksanakan.

2. Reaktor Fusi
Dalam PLTN reaktor fusi, terjadi reaksi fusi di dalam reaktornya. Reaksi fusi adalah reaksi
penggabungan inti. Reaksi fusi dapat menghasilkan energi yang lebih besar dengan bahan
bakar yang mudah di dapat dan tingkat polusi yang rendah. Bahan yang digunakan bisa
didapat dari air. Namun reaktor ini tidak dapat dibuat karena diperlukan suhu sangat tinggi
untuk keberlangsungan reaksi fusi. Kondisi suhu ini yang tidak dapat dipenuhi.

Skema Alat:

Pembangkit listrik Tenaga Gas terdiri atas beberapa bagian-bagian penting yang harus
ada. Adapun bagian-bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas adalah sebagai berikut :
1. Teras reaktor
Merupakan tempat terjadinya reaksi-reaksi kimia dan merupakan reaktor nuklir yang
menghasilkan energi potensial untuk digunakan memutar turbin.
2. Turbin
Berfungsi mengubah aliran air menjadi energi mekanik. Air yang jatuh akan mendorong
baling-baling sehingga menyebabkan turbin berputar. Putaran turbin dipengaruhi oleh
besarnya laju aliran air. Semakin besar laju aliran maka putaran turbin semakin cepat dan
bila laju aliran kecil maka putaran turbin akan lambat. Perputaran turbin ini dihubungkan
ke generator. Turbin air kebanyakan bentuknya seperti kincir angin.
3. Generator
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari
besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk pasangan
kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator
(AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin dan
dihubungkan melalui gigi-gigi putar, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut
berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi
listrik. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub
melewati "coil" yang terletak di stator. Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik.
Agar generator bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Putaran. Putaran dari generator dipengaruhi oleh putaran dari turbin.
2. Kumparan. Banyak dan besarnya kumparan dari stator akan mempengaruhi besarnya
daya listrik yang dihasilkan.
3. Magnet. Magnet dihasilkan dari putaran rotor.
4. Transformator
Berfungsi untuk mentransmisikan dan mengubah energi dari ukuran satu ke ukuran yang
lain. Transformator yang digunakan adalah transformator step up. Karena digunakan untuk
mengubah energi yang dihasilkan generator menjadi energi yang lebih besar ukuranya.
5. Jalur Transmisi
Berfungsi untuk mengalirkan energi listrik dari PLTA menuju konsumen listrik yaitu rumah-
rumah dan pusat industri.
6. Kondenser
Merupakan pendinginan uap setelah uap melewati Low pressure turbin. Uap yang dingin
akan berubah menjadi fase cair dan dialirkan menuju ke reaktor kembali.

10. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)

PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi
panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang bermanfaat.
Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara PLTG dan PLTU. PLTU
memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk
memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh
kering. Uap jenuh kering inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling).
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan
menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi
listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun
gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya.

Cara Kerja:

Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan kedalam
kompresor dengan melalui air filter / penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk
ke dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke
ruang bakar untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar
menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak.Jika menggunakan
BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk dibakar. Tapi jika menggunakan BBM
harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner baru dicampur udara dan dibakar.
Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan
tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas
diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar generator untuk menghasilkan
listrik.

Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui cerobong/stack.
Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka pada saat yang sama
dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubang udara pada
turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang
digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium, Vanadium, dan Sodium yang
melampaui 1 part per mill (ppm).

Skema Alat:

Komponen-komponen peralatan dari PLTGU adalah:


1. Turbin Gas Plant
Yang terdiri atas Compressor, Combustor Chamber, Turbin Gas, Generator.
2. Heat Recovery Steam Generator ( HRSG )
3. Steam Turbin Plant
Yang terdiri atas HP & LP Turbin, Condensor dan Generator.
11. Pembangakit Listrik Tenaga Biomassa
Energi biomassa (BE) adalah energi yang berasal dari "biomassa," yang terdiri dari bahan
tanaman maupun dari kotoran hewan. Listrik biomassa merupakan salah satu sumber
tentang energi alternatif. Ini benar-benar terbarukan karena matahari membantu energi
untuk listrik biomassa. Hal ini membantu memudahkan tumbuhan untuk menghasilkan
lebih banyak biomassa.

Cara Kerja:

Cara kerja PLTBM adalah fermentasi dalam digester atas segala jenis biomassa ( dhi limbah
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, gulma air eceng gondok dan ganggang
maupun sampah organik) akan hasilkan biogas. Setelah dilewatkan pemurnian, akan
menjadi biometan ( biogas murni dari kandungan pengotor H2S, Amoniak, sedikit H2O).
Biometan, adalah bahan bakar, yang menggantikan secara sempurna BBM dalam
menjalankan generator listrik.

Daya listrik yang dihasilkan generator, kemudian, dapat disimpan ( charging) dalam power
bank - yang terdiri dari rangkaian accu/ battery. Kemudian, arus DC dari accu/ battery
dihubungkan ke jaringan listrik (arus AC) menggunakan power inverter-charger.

Pada katagori PLTBM ini, kapasitas listrik/ instalasi dihasilkan dapat dipilih mulai 6 KWH, 9
KWH, 12 KWH serta kelipatannya dalam bentuk Instalasi Shelter kapasitas 18 KWH, 36
KWH, dan 108 KWH. Sedangkan secara by order dapat dibangun multi skala kapasitas. Pada
dasarnya, tiap 1 ton biomassa akan hasilkan 40 m3 biometan, dengan kapasitas
membangkitkan besaran daya listrik setara dengan 40 KWH. Ketersediaan bahan baku (
biomassa, sampah, kotoran ternak) menentukan besaran ukuran digester dan generator.
Skema Alat:

Instalasi Mini Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) terdiri dari reaktor digester
biogas, pemurnian biogas ( methane purifier), gas holder, generator (genset biogas),
bakteri aktivator metanogen GP-7, perlengkapan instalasi ( kompresor mini, slang, valve,
kompor) serta power bank ( accu, power charger-inverter).

Anda mungkin juga menyukai