Bisnis Internasional Fix
Bisnis Internasional Fix
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’alayang
telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “BISNIS INTERNASIONAL” dengan baik
tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
C. WTO/GATT ............................................................................................... 10
D. MEA ........................................................................................................... 13
B. Saran ........................................................................................................... 27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bisnis internasional merupakan salah satu bentuk Hubungan Internasional
.Bisnis Internasional merupakan kinerja aktivitas bisnis yang melintasi batas
nasional. Seperti yang kita ketahui , tidak ada satu Negara pun yang dapat
menghasilkan sendiri semua barang atau jasa yang dibutuhkan oleh Negara
tersebut . Karena tak semua Negara memiliki sumber alam untuk keperluam
industri serta tidak semua iklim cocok untuk hasil bumi. Dan masih banyak lagi
faktor yang melatar belakangi dilakukannya Bisnis Internasional.
1
B. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Jual Beli Internasional
2. Letter of Credit
3. WTO/GATT
4. MEA
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penyelesaian mengenai tuntutan AS kepada WTO terhadap
Indonesia senilai 5 T ?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
a) Kekuatan Hukum Negosiasi
b) Akseptasi yang Berbeda dengan Tawaran
c) Pembatalan suatu penawaran
d) Perlu Tidaknya Suatu Consideration
e) Keharusan Kontrak Tertulis
f) Waktu Dianggap Tercapainya kata Sepakat
4
dibatalkan sebelum penerimaan tawaran dilakukan oleh pihak lawan,
dengan alasan bahwa tawaran tersebut masih merupajkan perbuatan
sepihak yang dapat dibatalkan pula secara sepihak. Akan tetapi, pada juga
negara-negara yang mempunyai huukum yang menyatakan bahwa suatu
tawaran, meskipun merupakan perbuatan sepihak dan meskipun belum
dilakukan penerimaan tawaran oleh pihak lawan, tetapi sampai suatu
waktu tertentu yang pantas (reasonable time), maka tawaran tersebut tidak
dapat dicabut kembali
5
sekali tidak jelas hukumnya tentang hal tersebut. Ada negara yang
hukumnya menyatakan bahwa kata sepakat terjadi pada saat dikirimnya
penerimaan tawaran. Ada juga yang mengatakan pada saat diterimanya
oleh pihak penawar pengiriman penerimaan tawaran. Akan tetapi, ada juga
yang menyatakan pada saat pihak penawar mengetahuinya secara nyata
(aktual knowledge) secara nyata bahwa tawarannya sudah diterima oleh
pihak lawan dan masih banyak lagi teori yang lain.
B. Letter of Credit
1. Pengertian L/C1
Cara pembayaran dengan L/C ini sebenarnya sudah dilakukan sejak
abad ke-17 di Inggris. Cara pembayaran ini adalah yang paling ideal
karena resiko bagi eksportir dan importir dapat dialihkan pada bank.
L/C secara mudah dapat diartikan sebagai “jaminan pembayaran
bersyarat” yang merupakan surat yang diterbitkan oleh bank (issuing bank)
atas permintaan importir yang ditujukan kepada bank lain di negara
eksportir (advising/negotiating bank) untuk kepentingan pihak eksportir
(beneficiary/penikmat) di mana eksportir diberi hak untuk menarik wesel-
wesel atas importir yang bersangkutan sebesar jumlah uang yang
disebutkan dalam surat itu.
Jadi dalam L/C ada berbagai pihak yang terlibat yaitu :
a) Opener (Applicant) yaitu importir.
b) Opening bank (issuing bank) yaitu bank devisa tempat importir
membuka L/C.
c) Advising bank yaitu bank yang menjadi koresponden issuing bank di
Negara eksportir.
d) Beneficiary yaitu eksportir.
e) Negotiating bank yaitu bank di mana beneficiary dapat menguangkan
dokumen ekspor tersebut. Sering terjadi advising bank dan negotiating
bank ada pada bank yang sama.
1
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Transaksi Bisnis Internasional, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2001, hlm. 24-25.
6
Letter of Credit sebagai suatu istilah yang paling lazim digunakan
merupakan istilah yang paling banyak digunakan. Dalam UCP 500 selain
Letter of Credit juga dikenal istilah documentary credit. Di Belanda istilah
yang dipakai adalah “creditbrief”, di Perancis “letter de credet”, di Jerman
“accredietief”, sedangkan di Belgia atau Amerika Serikat istilah yang
digunakan adalah “crediet” atau credit saja.
7
c) Bank pembuka L/C yang melakukan pembukaan kredit setelah adanya
permohonan dari pembeli. Bank ini disebut juga opening bank atau
issuing bank.
d) Bank penerus L/C yang menruskan kepada kantor cabang atau salah satu
bank koresponden di luar negeri di mana eksportir berada. Bank ini
disebut juga confirming bank, correspondent bank, advisisng bank,
paying bank, atau disebut juga negotiating bank.
3. Asas-Asas Dalam Pembayaran L/C
Dalam transaksi pembayaran dengan menggunakan L/C terkandung
beberapa asas. Terdapat 2 prinsip/asas yang terpenting dalam transaksi
pembayaran dengan L/C, yaitu :
a. Asas straight compliance
Asas ini merupakan asas kepatutan yang ketat dalam pemeriksaan
kredit. Bank berhak menolak penyerahan dokumen yang tidak sesuai
dengan kondisi dan persyaratan-persyaratan L/C.
b. Asas separation
Dalam asas ini berarti pembayaran dengan L/C merupakan
perjanjian yang terpisah dengan kontrak jual beli atau transaksi lain.
Dengan adanya asas separation ini berarti bank hanya berurusan dengan
dokumen dan tidak berurusan dengan barang.
8
d. Parties, yaitu dalam suatu L/C akan terlibat beberapa pihak antara
lain, applicant, issuing bank, beneficiary, dan advising bank,
negotiating bank atau confirming bank (jika L/C di confirm oleh
bank lain).
e. Time, yang mengangkut expire date yaitu tanggal berakhir-nya
jangka waktu berlakunya suatu L/C, latest shipment date yaitu
tanggal terakhir untuk melaksanakan pengapalan/pengiriman sesuai
dengan yang ditentukan dalam L/C, dan dan latest presentation
date, yaitu tanggal terakhir bagi beneficiary untuk penyerahan
dokumen ke bank.
Pada saat ini dikenal beberapa jenis L/C. Menurut sifatnya L/C dibagi :
a) Sight L/C, yaitu L/C yang jika semua persyaratan dipenuhi, maka
negotiating bank wajib membayar nominal L/C kepada eksportir
paling lama 7 hari kerja.
b) Usance L/C, yaitu L/C yang pembayarannya baru dapat dilunasi
jika L/C tersebut sudah jatuh tempo yaitu sekian hari dari tanggal
pengapalan (tanggal Bill of Lading).
9
c) Red Clause L/C, yaitu L/C di mana pembayaran dilakukan oleh
negotiating bank kepada eksportir sebelum barang dikapalkan.
a) Open L/C, yaitu suatu L/C yang memberi hak kepada eksportir
penerima L/C untuk menegosiasikan dokumen pengapalan melalui
bank mana saja yang diinginnya.
b) Restricted L/C, yaitu kebalikan dari Open L/C di mana negotiating
bank dibatasi pada bank tertentu.
C. WTO/GATT
1. WTO
a) Pengertian WTO
adalah suatu lembaga perdagangan multilateral yang
permanen.sebagai suatu organisasi permanen, peranan WTO akan
lebih kuat daripada GATT. Hal ini secara langsung tercermin dalam
struktur organisasi dan system pengambilan keputusan. Organisasi
perdagangan dunia (WTO) memiliki status sebagai organ khusus PBB
seperti halnya IMF (international monetary fund) dan IBRD
(international bank for reconstructuries and development).
b) Peranan WTO
1) Mengadministrasikan berbagai persetujuan yang dihasilkan
Putaran Uruguay di bidang barang dan jasa, baik multilateral
maupun plurilateral, serta mengawasi pelaksanaan komitmen akses
pasar di bidang tarif maupun nontarif.
2) Sebagai forum dalam menyelesaikan sengketa dan
menyediakan mekanisme konsiliasi guna mengatasi sengketa
perdagangan yang timbul.
3) Mengawasi praktik-praktik perdagangan internasional dengan
secara reguler meninjau kebijaksanaan perdagangan negara
anggotanya dan melalui prosedur notifikasi.
4) Menyediakan bantuan teknis yang diperlukan bagi anggotanya
10
5) Sebagai forum bagi negara anggotanya untuk terus-menerus
melakukan perundingan pertukaran konsensi di bidang
perdagangan guna mengurangi hambatan perdagangan dunia.
Sistem penyelesaian sengketa WTO merupakan elemen pokok
dalam menjamin keamanan dan kepastian terhadap perdagangan
multilateral. Mekanisme penyelesaian persengketaan WTO sangat
penting dalam rangka penerapan disiplin fungsiWTO secara efektif.
Dibawah WTO hanya ada satu badan penyelesaian sengketa (DSB =
Disputes Settlemen Body) mengatur persengketaan yang timbul dari
persetujuan yang terdapat pada Final Act.
11
sesudah pengeluaran, laporan dari Appellate Body harus diterima
oleh DSB dan tanpa syarat diterima oleh pihak-pihak yang
bersengketa.
6) Implementasi, kebijakan menekankan bahwa peraturan dari
DSB sangat penting agar mencapai resolusi yang efektif dari
persengketaan yang bermanfaat untuk semua anggota.
2. GATT
a) GATT sebagai Sistem dalam Pengadilan Kegiataan di Bidang
Perdagangan Internasional
GATT merupakan suatu perjanjian perdagangan multilateral
yang disepakati pada tahun 1948, dimana tujuan pokoknya adalah
untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan guna
tercapainya kesejahteraan umat manusia selain itu, menjaga upaya
agar perdagangan dunia dapat menjadi semakin terbuka supaya arus
perdagangan dapat berkembang dengan mengurangi hambatan-
hambatan dalam bentuk tariff maupun nontarif.
12
6) Sebagai Sekretariat Internasional.
D. MEA
1. Latar Belakang MEA
ASEAN Economic Community (AEC) atau dalam bahasa Indonesia sering
disebutsebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), adalah bentuk kerjasama
ekonomi di kalangannegara-
negara yang tergabung dalam ASEAN. ASEAN Economic Community (AEC)me
rupakan integrasi ekonomi regional ASEAN yang berupa kesepakatan
untuk menciptakansuatu situasi perdagangan bebas, bebas disini maksutnya
adalah dimana tidak ada hambatan tariff(bea cukai) bagi Negara-negara
anggotanya.Setelah krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia Tenggara, pada
KTT ASEAN ke-9
13
di bali, Oktober 2003 para kepala Negara ASEAN menyepakati pembentukan Ko
munitas ASEAN(ASEAN Community) dalam bidang ekonomi, politik , sosial
budaya dan Ekonomi yang bernama
Declaration of ASEAN concord II atau dikenal sebagaiBali concord II ,
kemudian lebihdiarahkan kepada integrasi ekonomi kawasan yang
implementasinya mengacu pada ASEANEconomic Community yang merupakan
salah satu pilar perwujudan ASEAN 2020. PencapaianASEAN Economic
Community (AEC) sema kin kuat dengan ditandatanganinya “Cebudeclaration on
the acceleration of the establishment of an ASEAN community by 2015”
yangdilakukan oleh para pemimpin ASEAN pada KTT ke 12 ASEAN di Cebu
Filipina, pada tanggal13 Januari 2007 lalu. ASEAN Economic Community
(AEC) pada dasarnya mengacu padakebijakan yang disusun pada AEC
Blueprint.AEC Blueprint merupakan pedoman bagi Negara-negara anggota
ASEAN dalammewujudkan AEC, AEC Blueprint memuat 4 pilar antara lain:
14
kemiskinan serta kesenjangan social antara Negara anggota melalui
sejumlahkerjasama ekonomi yang saling menguntungkan.2
2. Pengertian MEA
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi
ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara
Negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN
lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).
Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin
ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang
stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi
yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-
ekonomi. (ASEAN Vision 2020 Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003,
para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun
2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya
ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN.
Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam
membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020 Selanjutnya, Pertemuan
Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006
di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk
pelaksanaan. Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para
Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat
pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di
ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani
Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN
pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk
mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun
https://www.academia.edu/9601085/LATAR_BELAKANG_TERBENTUKNYA_MEA_ATAU_AEC_201
5
15
2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan
bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang
lebih bebas.
3. Tujuan MEA
Terbentuknya MEA adalah bukan hanya didasarkan atas kepentingan
ekonomi saja, tetapi juga membangun SDM atau masyarakat agar mampu
menghadapi perubahan di masa depan dan berdampak pada setiap aspek
kehidupan.
Tujuan dari kesepakatan MEA adalah :
16
Perbankan akan memberikan bantuan dari sisi investasi, pembiayaan
dan pengelolaan usaha.
Agar semua ini dapat berjalan dengan baik , maka akan dibutuhkan
Sistem Perbankan yang Terpadu yang dapat menjawab tantangan
masyarakat ASEAN atau MEA.
Sistem Perbankan yang dibutuhkan MEA adalah seperti inovasi di
bidang pembayaran dan pembiayaan yang mudah dan cepat.
Apalagi saat ini banyak sekali muncul Fintech start up di setiap
anggota MEA, yang akan mempengaruhi Sistem Perbankan yang ada.
4. Ketahanan Pangan.
Ketahanan Pangan di MEA adalah menjadi isu penting bagi setiap
negara.
Karena, hal ini akan memberikan jaminan bagi masyarakat ASEAN,
bahwa pemenuhan pangan akan selalu terpenuhi, walaupun permintaan
dapat naik dan turun setiap tahunnya.
17
Dengan adanya pengelolaan ketahanan pangan yang terstruktur di
MEA, maka akan memunculkan sebuah aturan atau regulasi baru yang
disepakati bersama tentang pengelolaan makanan atau Food
Regulation.
Serta diperlukan sebuah standar untuk mengawasi hal ini dalam bentuk
Standard Control yang dapat diberlakukan sama di setiap negara
ASEAN.
Tujuan Ketahanan Pangan di MEA adalah selain mengelola
pemenuhan pangan dengan baik, juga mengurangi biaya produksi dan
perdagangan dari berbagai jenis makanan yang diproduksi setiap
negara ASEAN.
Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan dapat menyelesaikan
masalah ketimpangan dan keseimbangan harga produk pangan di
pasar.
5. Keamanan Politik.
Setiap anggota MEA memiliki ideologi dan budaya
masyarakat yang berbeda.
Melalui forum MEA, maka dapat dilakukan kerjasama budaya antara
negara.
Peran MEA bukan untuk menghilangkan sebuah budaya negara
anggotanya, tetapi untuk meningkatkan kepedulian antar negara
terhadap budaya dan karakter masing-masing.
Kerjasama ini akan memberikan dampak positif pada keamanan politik
setiap negara.
Negara tetangga tidak akan merasa terancam dengan masuknya budaya
negara lain.
Tentu saja, pemerintah harus berperan aktif dalam mengawasi dan
memberikan arahan tentang pelaksanaan kerjasama budaya ini.
Agar nilai-nilai dan norma-norma spiritual yang ada di masyarakat
lokal tetap dijaga seperti toleransi, kepedulian sesama, menjaga
perdamaian dan menghargai perbedaan.
18
6. Sosial Budaya.
MEA memiliki peran penting dalam menciptakan sebuah
masyarakat yang peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan.
MEA dapat menjadi wadah kerjasama untuk membangun rasa
solidaritas dan kepekaan social setiap negara.
Hal ini akan memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan dan
perlindungan pada masyarakat, demi terciptanya kehidupan yang
berkeadilan, dimana setiap masyarakat memiliki kesetaraan dalam
aspek sosial, budaya dan hukum.
MEA juga akan memperhatikan perubahan iklim yang diakibatkan
oleh perdagangan bebas ini, terutama perubahan yang terjadi di
kehidupan sosial masyarakat dan kehidupan bernegara.
Akhir kata, tujuan MEA adalah melakukan kerjasama antara negara di
berbagai bidang untuk meningkatkan kesejahteraan dan standar
kehidupan yang lebih baik di setiap negara ASEAN.3
3
https://mgt-logistik.com/mea-adalah
19
hal ini akan diperparah dengan berlakunya MEA yang membebaskan arus
investasi dan kapital karena ditakutkan pemerintah akan menggunakan
upah murah sebagai insentif dalam menarik investasi ke Indonesia.Namun,
pada dasarnya tingkat upah buruh dapat ditingkatkan jika biaya logistik
yang harus ditanggung oleh pengusaha dapat ditekan. Pasalnya, menurut
ekonom Institute for Development of Economic and Finance (INDEF)
Ahmad Erani Yustika, saat ini pengusaha sulit untuk menaikkan besaran
upah minimum ketika mereka harus menanggung biaya logistik yang
tinggi. Saat ini pengusaha harus membayar biaya logistik hingga 17% dari
biaya produksi dan juga harus menghadapi tingginya suku bunga kredit
yang mencapai 11%-13% yang semakin mempersempit ruang untuk
menaikkan besaran upah buruh.
Seharusnya disinilah pemerintah menunjukkan kontribusinya, dengan
menurunkan beban yang harus dibayarkan pengusaha tersebut, sehingga
pengusaha memiliki ruang untuk meningkatkan upah buruh. Hal ini juga
akan berdampak pada iklim usaha yang lebih kondusif dan menaikkan
daya saing Indonesia, namun tidak melalui upah murah.Lebih dari itu,
kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih membutuhkan banyak
peningkatan, sehingga di masa mendatang Indonesia mampu untuk
menyuplai tenaga kerja terampil, bukannya buruh seperti kondisi yang ada
saat ini.
5. Pengaruh Mea Terhadap Kondisi Ekonomi Nasional Maupun
Regional
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) merupakan salah satu tantangan
bagi bangsa indonesia untuk menghadapi MEA adalah antisipasi melalui
optimalisasi pengembangan sumber daya alam yang akan memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat nasional maupun regional, memanfaatkan
lahan yang ada dengan kondisi iklim yang mendukung dengan berbagai
tanaman yang dibutuhkan masyarakat dan tidak terlalu berorientasi
ekspor.
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat menjadi kekuatan untuk
menghadapi serangan produk luar masuk. Mekanisme pasar domestik
20
akan mampu menghidupkan dan memperkuat kondisi ekonomi dalam
negeri, kultur dan budaya yang konsumtif merupakan anugrah yang perlu
disyukuri karena kebutuhan untuk meningkatkan daya beli akan timbul
dan merupakan dorongan alami dari masyarakat dan menjadi kekuatan
pasar domestik.
Rempah-rempah adalah prospek yang paling menguntungkan untuk
dijual ke luar negeri, orientasi ekspor harus bersumber dari potensi yang
dihasilkan oleh dukungan alam, kekuatan kondisi alam yang harus
dicermati, pola tanam rempah-rempah tidak terlalu sulit dan tidak terlalu
banyak memerlukan pemeliharaan yang intens, karena dengan mudahnya
berkolaborasi dengan kondisi alam dan iklim yang ada.
Pengembangan pola tanam rempah-rempah dengan didasarkan kepada
identifikasi jenis/perkluster jenis rempah-rempah akan memudahkan
dalam menghitung besaran kemampuan pemenuhan kebutuhan pasar.
Pasar rempah-rempah tidak akan pernah berkurang karena sangat
dibutuhkan dan pasarnya tersebar luar.
Pemanfaatan lahan tidur yang tersebar luas, perlu dimanfaatkan dengan
tenaga kerja yang ada (masyarakat), menerjunkan penyuluh pertanian dan
akademisi selaku tenaga profesional, fasilitasi bibit rempah-rempah dari
pemerintah, dengan pola pengawasan dan pengendalian masa panen dan
pemasaran sangat efektif untuk memicu masyarakat berperan aktif
meningkatkan dan memperkuat ekonomi negara.
Kejayaan dan kekuatan ekonomi tidak selamanya harus dengan
menggali potensi yang baru tetapi memperkuat potensi yang ada/yang
tersedia melalui pengembangan mutu dan jumlah dan mempelajari kondisi
pasar dan mekanisme pemasaran melalui perluasan pasar produk dan
segmentasi pasar.
Memakmurkan masyarakat dengan kekuatan potensi yang ada yang
bersumber dari alam negeri kita sendiri, karena kebutuhan pokok adalah
kebutuhan yang intens dibutuhkan masyarakat dan itu bukan kendaraan
atau jenis industri lainnya, tetapi pangan sebagai kekuatan untuk
memenuhi kelangsungan hidup yang paling mendasar.
21
Infrastruktur, sebagai sarana pendukung distribusi hasil-hasil rempah-
rempah maupun pangan dari dan ke masyarakat hal pokok yang
dibutuhkan dan perlu diprioritaskan.4
Pasar pangan mayoritas ada di dalam negeri, sehingga ketahanan
pangan dengan pola pengembangan pertanian mutlak diperlukan melalui
pemanfaatan lahan tidur. Pasar rempah-rempah ada di luar negeri, sebagai
sumber untuk ekspor. Sumber daya alam lainnya seperti minyak bumi dan
gas atau batu bara, tidak perlu dieksploitasi besar-besaran dan harus segera
dibatasi karena akan merusak alam, akan habis seiring waktu
dan merusak sumber hayati lainnya.
Mengembalikan negara industri menjadi negara agraris sangat sulit,
tetapi merubah negara agraris menjadi negara industri sangat mudah.
Memperkecil hal yang mudah dengan menghindari hal sulit harus
dilakukan sehingga terjadi keseimbangan yang dapat mensejahterakan
masyarakat.
4
http://seputarpengertian.blogspot.Dcom/2014/08/Pengertian-karakteristik-masyarakat-
ekonomi-asean.html,
22
BAB III
PEMBAHASAN
Hanya saja, ketentuan yang ada di dalam dua beleid itu mengundang
ketidakpuasan dari negara mitra impor Indonesia.
Pada 8 Mei 2014, Selandia Baru ternyata meminta konsultasi dengan Indonesia
terkait aturan impor hortikultura dan produk hewani yang dianggap melanggar
empat komponen penting perjanjian perdagangan internasional. Namun, AS tiba-
tiba ikut meminta konsultasi pada 20 Mei 2014 dan diikuti dengan Thailand, Uni
Eropa, Australia, Kanada, dan Taiwan.
Kemudian di tanggal 18 Maret 2015, hanya Selandia Baru dan Amerika Serikat
yang meminta pembentukan panel untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
23
Sebelum meminta pembentukan panel, kedua negara mengadu bahwa 18
ketentuan importasi Indonesia tidak konsisten dengan Article XI:1 General
Agreement on Tariffs and Trade 1994 (GATT 1994) dan Article 4.2 of the
Agreement on Agriculture.
Namun setelah itu, Indonesia membela diri dengan mengatakan bahwa seluruh
beleid itu tidak bertentangan dengan ketentuan perdagangan internasional. Aturan-
aturan itu dibutuhkan Indonesia untuk menjamin kualitas produk halal dan
kesehatan masyarakat sesuai dengan Article XX dari GATT 1994. Di samping itu,
Indonesia juga membatasi produk impor itu dengan alasan untuk melindungi
surplus dari produksi pertanian domestik.
Tapi, pemerintah tak serta merta menyerah. Pada 17 Februari 2017, Indonesia
mengajukan banding kepada badan penyelesaian sengketa WTO terkait potensi
misinterpretasi aturan-aturan perdagangan internasional yang dimaksud.
24
dimaksud adalah 22 Juli 2018. Namun, pada 14 Juni silam, Indonesia mengatakan
butuh waktu delapan bulan untuk merevisi seluruh peraturan yang ditetapkan.
B. Analisis Kasus
TEMPO.CO, Jenewa - Amerika Serikat resmi meminta Organisasi Perdagangan
Dunia atau World Trade Organization (WTO) untuk menjatuhkan sanksi sebesar
US$ 350 juta atau sekitar Rp 5 triliun terhadap Indonesia. Permintaan Amerika ini
merupakan buntut dari kekalahan Indonesia pada sidang banding WTO pada
November 2017 lalu.
Permintaan dari Amerika Serikat itu telah diterima WTO dan diumumkan pada
Senin kemarin. "Berdasarkan analisa data sebelumnya, kerugian diperkirakan US$
350 juta," tulis laporan Amerika Serikat sebagaimana dikutip dari dokumen yang
diajukan pemerintah AS ke WTO dan ditunjukkan pada Senin, 6 Agustus 2018.
Kasus ini bermula pada tahun 2016. Saat itu, Indonesia telah menerbitkan 18
aturan yang dianggap sebagai hambatan nontarif untuk sejumlah produk pertanian
dan peternakan asal Amerika Serikat dan Selandia Baru. Beberapa produk impor
tersebut yaitu di antaranya apel, anggur, kentang, bawang, bunga, jus, buah-buah
kering, hewan ternak, ayam dan daging sapi.
Indonesia beralasan penerapan aturan ini bertujuan untuk melindungi petani dan
peternak lokal. Sebaliknya, Amerika dan Selandia Baru menilai aturan tersebut
tidak sesuai dengan Persetujuan Umum tentang Tarif dan Perdagangan yang
disepakati antar anggota WTO.
Kedua negara ini lantas mengadukan kebijakan Indonesia ini ke WTO. Per 23
Desember 2016, Indonesia harus menanggung kekalahan di sidang tersebut.
Memang ada upaya banding dari Kementerian Perdagangan, namun Indonesia
kembali kalah.
25
Saat ini baru Amerika yang resmi mengajukan sanksi terhadap Indonesia ke
WTO. Sementara Selandia Baru belum sama sekali menunjukkan sinyal akan
mengajukan permintaan yang sama. Selandia Baru dikabarkan juga mengalami
kerugian yang lebih besar hingga 1 miliar New Zealand Dollar atau setara Rp 9,7
triliun.
Jauh sebelum 2016, Selandia Baru dan Amerika Serikat telah melayangkan
gugatan pada 2013 sebagai respons atas berbagai hambatan dagang nontarif yang
diberlakukan Indonesia sejak 2011. Kedua negara tersebut mempermasalahkan
pembatasan kuota impor sapi dan ayam serta beberapa jenis buah dan sayur oleh
pemerintah.
Namun, Indonesia telah menghapus sistem kuota impor sapi sejak paruh kedua
2016. Kementerian Perdagangan juga telah melakukan sejumlah deregulasi
sehingga sudah ada berbagai perubahan kebijakan.
Dengan keputusan WTO itu, pemerintah terhitung mulai 22 November 2017 harus
menyesuaikan 18 aturan impor hortikultura, hewan, dan hewani dengan ketentuan
badan internasional tersebut. Artinya, 18 ketentuan yang dipermasalahkan harus
sudah mulai diubah dengan diawali tahap reasonable period of time (RPT).
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bisnis internasional adalah sebuah kegiatan yang menyangkut segala
macam transaksi bisnis di antara dua Negara atau lebih, dengan mencakup
baik kegiatan antar pemerintah maupun perusahaan swasta.
Bisnis internasional terjadi karena tidak semua Negara dapat atau mampu
memenuhi kebutuhannya sendiri dan pengadaan kebutuhan Negara terbatas.
Hal-hal yang ada di bisnis internasional, yaitu
1. Jual beli internasional
2. Letter of Credit (L/C)
3. WTO/GATT
4. MEA
B. Saran
Sebaiknya bisnis internasional diterapkan di seluruh Negara maju maupun
berkembang. Dengan memperhatikan syarat dan tahap-tahap memasuki pasar
internasional, perusahaan akan mampu mengenalkan barang yang mereka
produksi dan mampu bersaing di kalangan internasional. Dan perkembangan
bisnis internasional di suatu Negara harus ditopang dengan bentuk dukungan
dari pemerintah.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
2. Web
https://www.academia.edu/9601085/LATAR_BELAKANG_TERBENTU
KNYA_MEA_ATAU_AEC_2015
http://seputarpengertian.blogspot.Dcom/2014/08/Pengertian-karakteristik-
masyarakat-ekonomi-asean.html,
28