Sap Fraktur Kelompok 2-1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

2

gangguanaktifitasfungsionaltungkai dan kaki. Terjadinya fraktur tersebut


termasuk didalamnya insiden kecelakaan, cedera olahraga,
Bencana kebakaran, bencana alam dan lain sebagainya (Mardiono,
2010). Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011 - 2012
terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur
akibat kecelakaan lalu lintas.Tingkat kecelakaan transporttasi jalan di
kawasan Asia Pasifik memberikan kontribusi sebesar 44% dari total
kecelakaan di dunia, yang didalamnya termasuk Indonesia.Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Depkes RI tahun 2013. Didapakan data kecenderungan
peningkatan proporsi cedera transportasi darat (sepeda motor dan darat
lain)dari 25,9% pada tahun 2007menjadi 47,7%.
Penanganan terhadap fraktur dapat dengan pembedahan atau tanpa
pembedahan, meliputi imobilisasi, reduksi danrehabilitasi. Reduksi adalah
prosedur yang sering dilakukan untuk mengoreksi fraktur, salah satu cara
dengan pemasangan fiksasi internal dan fiksasi eksternal melalui proses
operasi (Smeltzer3& Bare, 2002). Russel dan Palmieri (1995) dalam Maher,
Salmond & Pullino(2002) menyatakan bahwa perubahan posisi untuk fraktur
yang tidak stabil adalah perencanaan tindakan Open Reduction and Internal
Fixation (ORIF) dengan menggunakan plate, skrup, atau kombinasi
keduanya. Tindakan ORIF ini selain menstabilkan fraktur juga membantu
mengatasi cedera vaskular seperti sindroma kompartemen yang terjadi pada
pasien fraktur.

1.1 TUJUAN
Menambahpengetahuantentangpenangananpatahtulangpadapasiendankelua
rgapasien di Ruang 19 RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

1.2 MANFAAT
Dari penyuluhan yang akandilakukan, diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
3

1. BagiPerawat
Memberikan
motivasikepadaperawatuntukdapatmeningkatkanasuhankeperawatankepad
apasienfraktursehinggadapatmeningkatkankualitasdalamtindakan
2. Bagiinstansiterkait
Menjadi
bahanpertimbanganuntukmeningkatkankualitaskesehatandenganmeningkat
kanpengetahuandanwawasantentangpenangananfrakturpadapasiendankelu
argapasien di Ruang 19 RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
BAB 2
RENCANA KEGIATAN

2.1 TEMA
“Penanganan Fraktur atau Patah Tulang”

2.2 WAKTU & TEMPAT PELAKSANAAN


Hari : Kamis
Tanggal : 24Oktober 2019
Jam : 08.30 – 09.00 WIB
Tempat : Ruang 19 RSU Dr. Saiful Anwar Malang

2.3 SASARAN
KeluargaPasien

2.4 PELAKSANA
Dosen :
DediKurniawan M.Kep.,Ns
Mahasiswa :
1. AdityaMaulvi (19.30.001)
2. HasyimAsy’ari (19.30.020)
3. Hulatun Nabila S. (19.30.021)
4. YuyunEka N. (19.30.060)

2.5 METODE
Ceramah dan tanya jawab

2.6 MEDIA
LCD, Laptop, Leaflet

4
5

2.7 RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


NO Materi Kegiatan
1. Persiapan (5 menit ) 1. Persiapan alat dan bahan
2. Persiapan peserta
2. Pembukaan (5 menit ) 1. Perkenalan
2. Meyampaikan maksud dan tujuan
3. Melakukan kontrak waktu
4. Menyebutkan materi penyuluhan
3. Diskusi ( 10 menit ) Meyampaikan materi :
a) Menjelaskanpengertiantentangpatahtulang
b) Menjelaskanfungsitulang
c) Menjelaskantentangpenyebabpatahtulang
d) Menjelaskantentangtandagejalapatahtulang
e) Menjelaskantentangpenangananpatahtulang
f) Menjelaskantentangperawatanpatahtulang
4. Tanya Jawab (10 menit) 1. Memberikan pertanyaan kepada peserta
2. Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya tentang materi
3. Memberikan jawaban tentang pertanyaan
yang telah diberikan
4. Evaluasi (5 menit ) 1. Mengucapkan terimakasih kepada peserta
2. Berpamitan dan salam
3. Membersihkan alat – alat penyuluhan
6

1.8 PEMBAGIAN TUGAS


1. Moderator :
Tugas :
a. Membukadan menutup acara.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
d. Menjaga kelancaran acara.
e. Memimpin diskusi.
2. Penyaji :
Tugas :
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
3. Fasilitator :
Tugas :
a. Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi
penyuluhan.
b. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya.
c. Menjadi contoh dalam kegiatan.
4. Observer :
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mengevaluasi kegiatan.
c. Mencatatprilaku verbal dannon verbalpesertakegiatan
1.9 SETTING TEMPAT
A. = Audien
B. = Moderator
C. = Penyaji
D. = Fasilitator
E. = Observer
F.
A
A C
D
A
B
E
A
A
7

1.10 EVALUASI
1. Evaluasi Proses
a. Waktu yang direncanakan sesuai dalam pelaksanaan
b. Peserta (Pasien dan Keluarga Pasien) berpartisipasi aktif dalam
kegiatan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
d. Kegiatan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan
e. Keadaan dan suasana yang mendukung

2. Evaluasi Hasil
Diharapkan Peserta (Pasien dan Keluarga Pasien) mampu menjawab
pertanyaan :
a. Pengertianpatahtulang
b. Penyebabpatahtulang
c. Cara penangananpatahtulang
BAB 3

MATERI

3.1 Pengertian Patah Tulang

Patah tulang adalah retak atau patah pada tulang yang atas . Patah
tulang lebih sering terjadi pada laki-laki dan pada perempuan (umur <45
tahun). Sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan/kecelakaan . Angka
kejadian cenderung lebih banyak terjadi pada wanita berhubungan dengan
adanya osteoporosis yang terkait dengan adanya perubahan hormon.

3.2 Fungsi Tulang


1. Memberi kekuatan pada kerangka tubuh
2. Tempat melekatnya otot
3. Melindungi organ penting
4. Tempat pembuatan sel darah merah
5. Tempat penyimpanan garam dan mineral

3.3 Penyebab Patah Tulang


1. Kekerasan langsung
2. Kekerasan tidak langsung
3. Kekerasan akibat tarikan otot

3.4 Tanda Gejala Patah Tulang


1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya
2. Perubahan bentuk (deformitas karena adanya pergeseran fragmen)
3. Hilangnya fungsi
4. Terjadi pemendekan tulang karena kontraksi otot yang melekat diatas
dan dibawah tempat fraktur
5. Gesekan antaran fragmen satu dengan lainnya
6. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit

8
9

3.5 PenangananPatahTulang
1. Imobilisasiyaitumempertahankanposisisupayatidakberubah(Gyps,
Spalk, dll)
2. Reduksi berarti mengembalikan fragmen tulang dengan menggunakan
alat fiksasi dalambentuk pin, kawat, sekrup, plat, danpaku(Operasi/
Pembedahan)
3. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
4. Pemberian analgesik
5. Status persyarafan slalu dipantau meliputi peredaran darah, nyeri,
perabaan dan gerakan.
6. Fisioterapi, antara lain :
a. Positioning
Dengan mengangkat tungkai yang sakit maka bermanfaat
untuk mengurangi bengkak
b. Gerakanpasifrileks
Gerakan yang murni berasal dari terapis yang disertai
gerakan dari anggota tubuh pasien, gerakan ini bertujuan untuk
melatih otot secara pasif .
c. Latihan gerak persendian
Gerakantubuh yang terjadi pada persendian . Macam
gerakan dan ROM tergantung dari struktur anatomi sendi, juga
posisi otot yang mengontrol gerakan.
d. Latihan aktif
Merupakangerakan yang dilakukan oleh otot-otot tubuh itu
sendiri. Gerakan yang dilakukan secara sadar
e. Latihan Jalan
Denganambulasimenggunakanalat bantu berupa 2 buah
kruk, caranya kedua kaki dilangkahkan kemudian diikuti kaki yang
sehat kemudian kaki yang sakit menggantung .
10

Syaratberjalandenganmenggunakan alat bantu:

1. Otot-otot lengan harus kuat


2. Harus mempertahankan keseimbangan dengan posisi berdiri
dengan alat bantu
3. Bisa berdiri lama minimal 3 jam

3.6 Perawatan di Rumah


1. Istirahatkan area patah tulang untuk medukung kesembuhan
2. Gunakan teknik / cara menggerakkan area patah tulang yang telah
diajarkan oleh perawat, dokter, seperti menggunakan kruk yang benar
untuk meghindari cedera
3. Hindari aktivitas berat seperti mengangkat beban / menyetir ( terutama
pada patah tulang tangan dan kaki )
4. Hindari menggaruk area patah tulang bila terasa gatal, cukup
hembuskan udara dengan meniup bagian yang gatal disekitar luka
5. Hindari membasahi area patah tulang, balut dengan plastik dan ikat
dengan ikatan yang tidak terlalu ketat
6. Segera temui dokter bila mengalami kemerahan, kebiruan , kehilangan
sensasi gerak pada jari, mati rasa atau peningkatan nyeri.
BAB 4
PENUTUP

Demikian SAP“PENANGANAN FRAKTUR”ini kami buat dengan


maksud memohon partisipasi dari semua pihak guna terlaksana dan suksesnya
kegiatan ini. Dan besar harapan kami SAP ini dapat ditindak lanjuti sebagai mana
mestinya.
Semoga acara ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait dalam
kegiatan penyuluhan ini, dan berjalan lancar seperti yang diharapkan serta
mendapatkan riddho dari Allah SWT.

Malang, 16Oktober 2019

PembimbingKlinik PembimbingInstitusi

….……………………… ….………………………

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Apleydan Solomon.(1995). Buku ajar ortopedidanfraktur system apley.Edisi 7.


Jakarta: WidyaMedika.
DepartemenKesehatan R.I. (2005). RencanaStrategiDepartemenKesehatan.
Jakarta: Depkes RI
Helmi, Noor Zairin. 2013. Trigger Finger. Buku Ajar GangguanMuskuloskeletal.
Jakarta: PenerbitSalembaMedika .Halaman 236-238
Maher, Salmond&Pellino. 2002. Low back Pain Syndroma. Philadelphia: FA
Davis Company.
Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology. Alih Bahasa : Pendit, B.U Jakarta:
EGC; 2001
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar
KeperawatanMedikalBedah Brunner danSuddarth (Ed.8, Vol. 1,2),
AlihbahasaolehAgungWaluyo...(dkk), EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai