Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Arteriosklerosis merupakan keadaan pada pembuluh arteri yang mengakibatkan penebalan
arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah arteri diakibatkan oleh penumpukan lemak.
Aterosklerosis merupakan jenis yang penting dari arteriosklerosis, istilah aterosklerosis
merupakan sinonim dari arteriosklerosis.
Aterosklerosis merupakan penyakit yang melibatkan cabang-cabang aorta yang besar dan arteri
berukuran sedang, seperti arteri yang menyuplai darah ke bagian-bagian ekstremitas, otak,
jantung dan organ dalam utama. Penyakit ini iagnose c, dan lesi unit, atau ateroma (bercak
aterosklerosis), terdiri dari masa bahan lemak dengan jaringan ikat fibrosa. Sering disertai
endapan sekunder garam kalsium dan produk-produk darah. Bercak aterosklerosis mulai pada
lapisan intima atau lapisan dalam dinding pembuluh tetapi dalam pertumbuhannya dapat meluas
sampai melewati tunika media atau bagian muskuloelastika dinding pembuluh.
Sekarang aterosklerosis tak lagi dianggap merupakan proses penuaan saja. Timbulnya “bercak-
bercak lemak” di dinding arteria koronaria merupakan fenomena alamiah bahkan sejak masa
kanak-kanak dan tidak selalu harus menjadi lesi aterosklerotik; terdapat banyak iagno saling
berkaitan yang dapat mempercepat proses aterogenik. Telah dikenal beberapa iagno yang
meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis koroner pada individu tertentu.
Aterosklerosis adalah perubahan dinding arteri yang ditandai akumulasi lipid ekstrasel,
recruitment dan akumulasi lekosit, pembentukan sel busa, migrasi dan proliferasi miosit, deposit
matriks ekstrasel, akibat pemicuan patomekanisme iagnose c yang bersifat kronik progresif,
fokal atau difus, bermanifestasi akut maupun kronis, serta menimbulkan penebalan dan kekakuan
arteri.Aterosklerosis disebabkan iagno iagnos serta intensitas dan lama paparan iagno lingkungan
(hemodinamik, iagnose , kimiawi eksogen, infeksi virus dan bakteri, iagno imunitas dan iagno
mekanis), dan atau interaksi berbagai iagno tersebut.
Atherosklerosis bukanlah penyakit yang baru dikenal. Pembuluh darah mummi Mesir, lebih dari
3500 tahun yang lalu, ternyata telah mengidap penyakit ini. Otopsi pertama yang dilakukan pada
tahun 1931menunjukkan adanya tanda-tanda pengapuran pada pembuluh koroner seorang
mummi wanita berusia 50 tahun. Otopsi pada 200 serdadu yang mati muda dalam perang Korea
menunjukkan 50 persen serdadu itu menunjukkan tanda-tanda pengapuran pada pembuluh
koronernya walaupun mereka tidak mempunyai keluhan sama sekali. Di Amerika Serikat, 46
persen dari anak muda yang mati karena kecelakaan lalu lintas ternyata sudah mengidap
pengapuran koroner yang nyata, tetapi tetap tanpa gejala yang nyata. Penyakit jantung koroner
(PJK) yang berawal dari aterosklerosis telah menjadi penyebab utama kematian dewasa ini.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 117 juta orang meninggal akibat PJK di
seluruh dunia pada tahun 2002. Angka ini diperkirakan meningkat 11 juta orang pada tahun
2020. Di Indonesia, kasus PJK semakin sering ditemukan karena pesatnya perubahan gaya
hidup. Meski belum ada data epidemiologis pasti, angka kesakitan/kematiannya terlihat
cenderung meningkat. Hasil survey kesehatan nasional tahun 2001 menunjukkan tiga dari 1.000
penduduk Indonesia menderita PJK. Perbaikan kesehatan secara umum dan kemajuan teknologi
kedokteran menyebabkan umur harapan hidup meningkat, sehingga jumlah penduduk lansia
bertambah. Survey di tiga kecamatan di daerah Djakarta Selatan pada tahun 2000 menunjukkan
prevalensi lansia melewati angka 15% yang sebelumnya diperkirakan hanya 7,5% bagi Negara
berkembang. Usia lansia yang didefinisikan sebagai umur 65 tahun ke atas (WHO) ditenggarai
meningkatkan berbagai penyakit iagnose c e yang bersifat multiorgan. Prevalensi PJK (Penyakit
Jantung Koroner) diperkirakan mencapai 50% dan angka kematian mencapai lebih dari 80%
yang berarti setiap 2 (dua) orang lansia satu mengidap PJK dan jika terserang PJK maka
kematian demikian tinggi dan hanya 20% yang dapat diselamatkan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu mendapatkan gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan
kepada klien dengan aterosklerosis.

2. Tujuan Khusus
• Memberikan gambaran penulisan tentang konsep dasar penyakit aterosklerosis mulai dari
pengertian, penyebab, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan iagnose c, dan
penatalaksanaan iagn.
• Melakukan pengkajian pada klien dengan aterosklerosis
• Menganalisa data serta merumuskan iagnose pada klien dengan aterosklerosis
• Menyusun perencanaan pada klien dengan aterosklerosis
• Melaksanakan rencana keperawatan pada klien dengan aterosklerosis

BAB 2
PEMBAHASAN
ARTERIOSKLEROSIS
A. Konsep Medis

• Definisi
Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic atau ASVD berasal dari
bahasa Yunani: athero (yang berarti bubur atau pasta) dan sklerosis (indurasi dan pengerasan).
Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai
oleh deposit substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit, kolesterol, produk
sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya yang terbentuk di dalam lapisan arteri di
seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media.(www.medicastore.com)
Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri besar dan
medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium. komponen darah, karbohidrat
dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai aleroma
atau plak. Karena aterosklerosis merupakan pe¬nyakit arteri umum, maka bila kita
menjumpainya di ekstremitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di bagian tubuh yang lain.
(Brunner & Suddarth, 2002).
Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Plak tersebut berwarna kuning karena mengandung lipid
dan kolesterol. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses berkesinambungan,
melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih berganti. Perubahan
gejala klinik yang tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak, meskipun rupture
tidak selalu diikuti gejala klinik. Seringkali rupture plak segera pulih, dengan cara inilah proses
plak berlangsung. (Hanafi, Muin R, & Harun, 1997)
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah akibat timbunan
lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan menghambat aliran darah.
Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta pada
lengan dan tungkai. Jika aterosklerosis terjadi didalam arteri yang menuju ke otak (arteri karoid)
maka bisa terjadi stroke. Namun jika terjadi didalam arteri yang menuju kejantung (arteri
koroner), maka bisa terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yang paling sering terkena adalah
arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum. (www.sidenreng.com 16 mei 2009)
Beberapa pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang mulai tua. Namun sekarang
bukan hanya pada orang yang mulai tua, tetapi juga pada kanak-kanak. Karena timbulnya
bercak-bercak di dinding arteri koroner telah menjadi fenomena alamiah yang tidak selalu harus
terjadi lesi aterosklerosis terlebih dahulu.

• Etiologi
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke
dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada
saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di
lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau ateroma, terisi dengan bahan
lembut seperti keju yang mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot
polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan juga arteri besar,
tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini
menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus
tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium,
sehingga ateroma menjadi rapuh dan bisa pecah. Dan kemudian darah bisa masuk ke dalam
ateroma yang telah pecah, sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih mempersempit
arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan
bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat
arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah sehingga
menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).

Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu:


 Tekanan darah tinggi
 Kadar kolesterol tinggi
 Perokok
 Diabetes (kencing manis)
 Kegemukan (obesitas)
 Malas berolah raga
 Usia lanjut

• Patofisiologi
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke
dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada
saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di
lapisan dalam arteri. Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma)
yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama
kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk
di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada
dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma. Arteri yang terkena aterosklerosis
akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit.
Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah.
Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih
mempersempit arteri. Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan
memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit
bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan
menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia
muda. Penyakit ini mengenai banyak arteri tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri
yang menuju ke jantung).
Sebaliknya, pada penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar kolesterol yang sangat
tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih banyak di dalam arteri koroner
dibandingkan arteri lainnya.

• Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik dari proses aterosklerosis kompleks adalah penyakit jantung koroner, stroke
bahkan kematian. Sebelum terjadinya penyempitan atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis
tidak menimbulkan gejala. Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehinnga bisa berupa
gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya. Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan
arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinnya tidak akan mendapatkan darah
dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran
darah tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yang khas gejala aterosklerosis timbul secara
perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung
secara perlahan.Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan
menyumbat arteri ) maka gejalanya akan timbul secara mendadak.

• Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya aterosklerosis yaitu dengan
cara:
a. ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan
lengan,
b. Pemeriksaan doppler di daerah yang terkena ,
c. Skening ultrasonik duplex,
d. CT scan di daerah yang terkena,
e. arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah yang terkena,
f. IVUS (intravascular ultrasound).

• Penatalaksanaan
Pada tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya dengan membentuk pembuluh darah baru di
daerah yang terkena. Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol
dalam darah seperti kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, dan
lovastatin. Untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah, dapat diberikan obat-obatan
seperti aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan.
Sementara angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah
yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat
endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena
yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang
tersumbat.

B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh, semua
data atau informasi klien yang dibutuhkan dikumpulkan untuk menentukan masalah keperawatan
pengkajian pada klien aterosklerosis.
• Aktivitas dan istirahat.
Kelemahan, kelelahan,ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tacycardia dan
dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
• Sirkulasi
a. Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes
melitus.
b. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnnya
capilary refill time, distritmia.
c. Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
d. Heaet rate munkin meningkat atau mengalami penurunan (tachy bradi cardia ).
e. Ama jantung mungkin ireguler atau juga normaI.
f. Edama:Jugular vena distension,odema anasarka,crackles mungkin juga timbul dengaan gagal
jantung.
g. Warna kulit mungkin pucat baik bibir dan di kuku.
• Eliminasi.
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
• Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan
perubahan barat badan.
• Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar padasaat melakukan aktivitas.
• Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
• Kenyamanan
a. Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan dengan
nitrogliserin.
b. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan,
rahang dan wajah.
c. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang pernah dialami.Sebagai akibat
nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan postur tubuh, menangis,
penurunan kontak mata ,perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit
serta tingkat kesadaran.
• Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktifitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit
pernafasan kronis.Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau
cyanisis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesukuler.Sputum jernih atau juga merah
muda/ pink tinged.
• Interaksi sosial
Stress,kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tidak terkontrol.
• Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi,
perokok.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa adalah masalah keperawatan yang actual (yang sudah terjadi) dan potensial
(kemungkinan akan terjadi) yang dapat ditangani dengan intervensi keperawatan, maka diagnosa
keperawatan yang mungkin timbul pada penderita aterosklerosis adalah:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan
pada arteri koronaria.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen,adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
3. Resiko terjadinya penurunan kardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama
konduksi jantuna, menurunnya preload atau peningkatatan SVR, miocardial infark.
4. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah,
hopovolemia
5. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan exsess berhubungan dengan penurunan perfusi
organ (renal ), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma prottein.

• Rencana Keperawatan
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan untuk
menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tetapkan dengan
tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.
Intervensi untuk klien dengan gangguan aterosklerosis adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Cardiak out-put b.d penurunan hipovolemi (preload)
Tujuan : fungsi jantung/cardiak out-put meningkat adekuat setelah tindakan keperawatan selama
3 x 24 jam.
Rencana Tindakan Keperawatan:
Mandiri :
1. Catat/pantau TTV, HR,TD,RR, terutama adanya hipotensi, waspadai penurunan
sistole/diastole. R: adanya hipotensi menunjukan adanya disfngsi ventrikel dan semua TTV
menunjukan adanya fenomena ketidakseimbangan baik tekanan darah maupun kontraksi otot
jantung.
2. Catat adanya disritmia, kualitas denyut nadi dan observasi respon pasien. R: disritmia
menunjukan kelainan kontraktilitas jantung, diasamping juga adanya penurunan kualitas denyut
nadi, semua menunjukan kualitas aliran darah secara sistemik, bila ada kelainan-kelainan
tersebut dapat dipantau secara berlanjut.
3. Observasi perubahan status mental/orientasi/gerakan reflek tubuh/gelisah. R: adanya
perubahan mental dan tingkat kesadaran dapat terjadi bila oksigenasi ke otak menurun, hal ini
dapat terjadi karena kondisi sirkulasi yang tidak adekuat.
4. Catat kualitas nadi perifer dan suhu kulit. R: Nadi perifer memberikan indikasi adanya
sirkulasi sistemik, bila nadi perifer tidak teraba menunjukan aliran darah ke perifer tidak adekuat,
demikian juga kenaikan/penurunan suhu kulit sebagai indikasi sirkulasi perifer adekuat/tidak.
5. Ukur dan catat intake-output balance cairan. R: C Out-put merupakan volume darah hasil dari
pompa ventrikel, dengan penurunan CO dapat diindikasikan adanya kekurang cairan,maka
penting untuk tetap menghitung balance cairan.
6. Bantu aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan pasien. R: Mengurangi dan menjaga
keseimbangan antara kebutuhan oksigen dan suplai oksigen.
7. Kaji ulang ECG secra berseri setiap 24 jam. R: Ecg berseri dapat melihat perkembangan dan
kelainan kerja jantung secara bertahap.
8. Laporkan adanya hipotensi dan adanya ketidakseimbangan cairan. R: adanya hipotensi
menunjukan ketidakseimbangan cairan, dan ini menyebakan oksigenasi ke sistemik tidak
adekuat, perlu dicatat dan dilaporkan untuk mendapat terapi lebih lanjut.
Kolaborasi:
1. Berikan Oksigen sesuai indikasi. R: Memberikan support tambahan kebutuhan oksigen secara
manual sesuai kebutuhan. R/ Oksigen jaringan dan agar kerja jantung dapat mengimbangi suplai
dan kebutuhan O2 secara adekuat.
2. Berikan IV line sesuai program. R: Pemberian IV line disamping menjaga keseimbangan
cairan dan mencegah terjadinya kekurangan cairan karena fungsi sistemik cairan yang tidak
adekuat, fungsi lai untuk memudahkan memberikan injeksi obat secara cepat dan efisien.
3. Berikan obat-obatan inotropik, digitalis sesuai program. R: meningkatkan kontraktilitas
jantung dan mengatasi disritmia jantung.
4. Pantau CVP17 R: mengetahui keadekuatan cairan secara central dan akurat.

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran.


Tujuan:
– Denyut proksimal dan perifer distal kuat dan simetris
– Suhu ekstremitas hangat
– Tingkat sensasi normal
Intervensi :
1. Rendahkan ekstremitas
Rasional : untuk meningkatkan sirkulasi arteri dengan tepat.
2. Tinggikan anggota badan lebih tinggi dari jantung
Rasional : untuk meningkatkan aliran darah balik vena
3. Anjurkan latihan rentang gerak aktif atau pasif selama tirah baring
Rasional : untuk mencegah terjadinya perubahan integritas kulit.
4. Pantau penggunaan alat yang panas atau dingin, seperti bantalan pansa, botol berisi air panas,
dan kantung es.
Rasional : suhu yang terlalu ekstrim dapat menggangu pertukaran
5. Anjurkan pasien untuk tidak menyilangkan kaki
Rasional : pencegahan terhadap adanya statis vena

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai sumber- sumber


informasi
Tujuan:
– Berpartisipasi dalam proses belajar
– Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi atau prognosis dan aturan terapeutik
– Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan
Intervensi :
1. Diskusikan keadaan patologis yang khusus dan kekuatan pada individu
Rasional : membantu dalam membangun harapan yang realistis dan meningkatkan pemahaman
terhadap keadaan dan kebutuhan saat ini
2. Sarankan pasien menurunkan atau membatasi stimulasi lingkungan terutama selama kegiatan
berfikir
Rasional : stimulasi yang beragam dapat memperbesar gangguan proses berfikir
3. Identifikasi faktor-faktor resiko secara individual ( seperti hipertensi, kegemukan,
merokok,aterosklerosis,menggunakan kontrasepsi oral)
Rasional : meningkatkan kesehatan secara umum dan mungkin menurunkan resiko kambuh.

BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Aterosklerosis adalah penyakit yang disebabkan oleh sempitnya pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat di dinding pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi
tersumbat. Timbunan tersebut bukan hanya lemak tetapi ada juga substansi lain berupa
trombosit, makrofag, leukosit, produk sampah seluler, kalsium dan lain-lain.
Awalnya seluruh endapan lemak terbentuk di dalam lapisan arteri.di seluruh lapisan tunika
intima dan akhirnya ke tunika media. Pertumbuhan ini disebut dengan plak.
Aterosklerosis bisa terjadi pada otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta pada lengan
dan tungkai. Jika terjadi pada arteri koroner menuju jantung, akan mengakibatkan serangan
jantung. Namun jika terjadi pada arteri karoid menuju otak, akan mengakibatkan stroke.
Penyakit ini adalah penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih berganti.
Perubahan gejala kliniknya tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak.
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis, yaitu: tekanan darah tinggi, kadar kolesterol
tinggi, perokok, diabetes (kencing manis), kegemukan (obesitas), malas berolah raga, dan usia
lanjut.
Perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan dapat diringkaskan
sebagai berikut: dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak
bagaikan garis lemak, penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak,
kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam, lesi yang diliputi oleh jaringan
fibrosa menimbulkan plak fibrosis, timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri
dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler, Perubahan degeneratif
dinding arteria.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan terhadap klien untuk mengetahui ada tidaknya aterosklerosis
yaitu dengan cara: ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di
pergelangan kaki dan lengan, pemeriksaan doppler di daerah yang terkena, skening ultrasonik
duplex, CT scan di daerah yang terkena, arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah
yang terkena, IVUS (intravascular ultrasound).
SARAN
Untuk menjadi perawat yang ahli dalam berkomunikasi perlu pengetahuan tentang proses
komunikasi dan introspeksi, seperti : Berpikir kritis, Pendekatan terhadap masalah, Inovative,
Independen.

SUMBER :
Robbins, Stanley L; Vinay Kumar. 2003. Buku ajar Patologi II. Edisi ke-4. Jakarta: EGC. 290-
297.

Anda mungkin juga menyukai