Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

QUALITY OF LIFE

Oleh
Kelompok A2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya laporan yang membahas tentang Quality of Life.
Laporan ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan yang membahas tentang uji
validitas dan reliabilitas ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Jember, 4 Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Kualitas hidup atau Quality of life adalah istilah yang digunakan untuk
mengukur kesejahteraan. Kesejahteraan menggambarkan seberapa baik perasaan
seseorang terhadap lingkungan mereka, dan secara kolektif perasaan ini dapat
dianggap sebagai quality of life. Istilah quality of life digunakan untuk
mengevaluasi kesejahteraan individu dan masyarakat secara umum. Istilah ini
digunakan dalam berbagai konteks termasuk bidang pembangunan internasional,
kesehatan, dan ilmu politik. Kualitas hidup tidak sama dengan konsep standar
hidup, yang didasarkan terutama pada pendapatan. Sebaliknya, indikator standar
kualitas hidup meliputi tidak hanya kekayaan dan lapangan kerja, tetapi juga
membangun lingkungan, kesehatan fisik, kesehatan psikologis/mental, pendidikan,
rekreasi dan waktu senggang, dan hubungan bersosial. (Laksmi, 2012)

Telah lama diterima bahwa kesejahteraan secara material, yang diukur


dengan pendapatan domestik bruto (PDB) per orang, melambangkan suatu
kelayakan atau kualitas dari kehidupan seseorang, namun sebenarnya tidak dapat
menjelaskan dengan sendirinya kualitas kehidupan yangmana pengertiannya lebih
luas. Satu untai dari berbagai literatur telah berusaha untuk menyesuaikan
penghasilan seseorang dengan mengukur aspek yang tidak terukur oleh pengukuran
PDB seperti berbagai kegiatan non-pasar dan penyakit sosial seperti polusi
lingkungan. Tapi pendekatan-pendekatan tersebut menghadapi kesulitan dalam
menentukan nilainya untuk berbagai faktor dan faktor yang tidak berwujud. Hal ini
dikarenakan faktor-faktor yang dijadikan indikator dalam pengukuran hanyalah
bertumpu pada faktor finansial. (Diener, 2009)

Menurut WHO, kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu


terhadap posisi mereka dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai di
mana mereka hidup dan dalam kaitannya dengan tujuan mereka, harapan, standar
dan keprihatinan. Definisi ini mencerminkan pandangan bahwa kualitas hidup
mengacu pada evaluasi secara subyektif yang tertanam dalam konteks budaya,
sosial dan lingkungan. Karena definisi kualitas hidup berfokus pada "persepsi"
responden terhadap kualitas hidup, tidak diharapkan untuk mendefinisikan cara
untuk mengukur gejala kebiasaan secara rinci, yaitu penyakit atau kondisi,
melainkan efek dari penyakit dan intervensi kesehatan terhadap kualitas hidup.
Dengan demikian, kualitas hidup tidak dapat disamakan hanya dengan istilah
"status kesehatan", "gaya hidup", "kepuasan hidup", "keadaan mental yang
seimbang" atau "kesejahteraan". Namun kualitas hidup adalah suatu pandangan
terhadap kehidupan seseorang yang mencakup faktor lingkungan, kesehatan psikis,
hubungan bersosial. (Anggriyani, 2008)

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam makalah ini akan dibahas
tentang “Kualitas Hidup” serta aspek dan faktor yang memengaruhinya.

II. Rumusan Masalah

II.I Apa Definisi dari Kualitas Hidup

II.II Apa Faktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas Hidup

II.III Apa Dimensi atau Aspek yang Memengaruhi Kualitas Hidup

II.IV Bagaimana Contoh Masalah Kesehatan dapat Memengaruhi Kualitas

Hidup

II.V Apa Instrumen dalam Pengukuran Kualitas Hidup

III. Tujuan

III.I Mengetahui Definisi dari Kualitas Hidup

III.II Mengetahui Faktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas Hidup

III.III Mengetahui Dimensi atau Aspek yang Memengaruhi Kualitas Hidup

III.IV Mengetahui Contoh Masalah Kesehatan dapat Memengaruhi


Kualitas Hidup.

III.V Mengetetahui Instrumen dalam Pengukuran Kualitas Hidup


BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Kualitas Hidup (Quality Of Life)

Kualitas hidup menurut World Health Organozation Quality


of Life (WHOQOL) Group (dalam Rapley, 2003), didefinisikan
sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup dalam
konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan
hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan
perhatian seseorang. (Nimas, 2012)
Defenisi kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan
(health-related quality of life) dikemukakan oleh Testa dan Nackley
(Rapley, 2003), bahwa kualitas hidup berarti suatu rentang antara
keadaan objektif dan persepsi subjektif dari mereka. Testa dan Nackley
menggambarkan kualitas hidup merupakan seperangkat bagian-bagian
yang berhubungan dengan fisik, fungsional, psikologis, dan kesehatan
sosial dari individu. Ketika digunakan dalam konteks ini, hal tersebut
sering kali mengarah pada kualitas hidup yang mengarah pada
kesehatan. Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan
mencakup lima dimensi yaitu kesempatan, persepsi kesehatan, status
fungsional, penyakit, dan kematian.
Sedangkan menurut Hermann (Silitonga, 2007) kualitas hidup
yang berhubungan dengan kesehatan dapat diartikan sebagai respon
emosi dari pasien terhadap aktivitas sosial, emosional, pekerjaan dan
hubungan antar keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuaian
antara harapan dan kenyataan yang ada, adanya kepuasaan dalam
melakukan fungsi fisik, sosial dan emosional serta kemampuan
mengadakan sosialisasi dengan orang lain.
Dari beberapa uraian tentang kualitas hidup diatas maka dapat
ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan kualitas hidup dalam kontek
penelitian ini adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam
kehidupannya baik dilihat dari konteks budaya maupun system nilai
dimana mereka tinggal dan hidup yang ada hubungannya dengan tujuan
hidup, harapan, standar dan fokus hidup mereka yang mencakup
beberapa aspek sekaligus , diantaranya aspek kondisi fisik, psikologis ,
sosial, dan lingkungan dalam kehidupan sehari – hari.
B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup (Quality of Life)
Menurut Kumar, dkk (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup adalah :
a. Usia
Usia sangat mempengaruhi kualitas hidup individu, karena
individu yang semakin tua akan semakin turun kualitas
hidupnya. Semakin bertambahnya usia, munculnya rasa putus
asa akan terjadinya hal-hal yang lebih baik dimasa yang akan
datang. Seperti yang telah dijelaskan pada penelitian yang
dilakukan oleh Ryff dan Singer (1998) individu dewasa
mengekspresikan kesejahteraan yang lebih tinggi pada usia
paruh bayah.
b. Pendidikan
Pendidikan juga merupakan faktor kualitas hidup, hal tersebut
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahl, dkk (2004)
menemukan bahwa kualitas hidup akan meningkat seiring
dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapatkan oleh
individu. Hal tersebut terjadi karena individu yang memiliki
pendidikan yang rendah akan merasa tidak percaya diri dan
merasa bahwa dirinya tidak berguna.
c. Status Pernikahan
Individu yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi
daripada individu yang tidak menikah. Karena pasangan yang
menikah akan merasa lebih bahagia dengan adanya pasangan
yang selalu ada menemaninya. Glenn dan Weaver melakukan
penelitian di Amerika bahwa secara umum individu yang
menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi dari pada
individu yang tidak menikah, bercerai, ataupun janda atau duda
akibat pasangan meninggal (Veenhoven, 1989).
d. Finansial
Pada penelitian yang dilakukan oleh Hultman, dkk (2006)
menunjukkan bahwa aspek finansial merupakan salah satu aspek
yang berperan penting mempengaruhi kualitas hidup individu
yang tidak bekerja. Finansial yang baik akan membuat individu
semakin tinggi kualitas hidupnya.
e. Keluarga
Keluarga juga merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas
hidup. Individu yang memiliki keluarga yang utuh dan harmonis
akan lebih tinggi kualitas hidupnya. Dikarenakan keluarga dapat
memberi dukungan dan kasih saying untuk meningkatkan
kualitas hidupnya.

Raebun dan Rootman (Angriyani, 2008) mengemukakan


bahwa terdapat delapan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
seseorang, yaitu:
1. Kontrol, berkaitan dengan control terhadap perilaku
yang dilakukan oleh seseorang, seperti pembahasan
terhadap kegiatan untuk menjaga kondisi tubuh.
2. Kesempatan yang potensial, berkaitan dengan seberapa
besar seseorang dapat melihat peluang yang dimilikinya
3. Keterampilan, berkaian dengan kemampuan seseorang
untuk melakukan keterampilan lain yang
mengakibatkan ia dapat mengembangkan dirinya,
seperti mengikuti suatu kegiatan atau kursus tertentu
4. Sistem dukungan, termasuk didalamnya dukungan yang
berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat maupun
sarana – sarana fisik seperti tempat tinggal atau rumah
yang layak dan fasilitas – fasilitas yang memadai
sehingga dapat menunjang kehidupan.
5. Kejadian dalam hidup, hal ini terkait dengan tugas
perkembangan dan stress yang diakibatkan oleh tugas
tersebut. Kejadian dalam hidup sangat berhubungan erat
dengan tugas perkembangan yang harus dijalani, dan
terkadang kemampuan seseorang untuk menjalani tugas
tersebut mengakibatkan tekanan tersendiri.
6. Sumber daya, terkait dengan kemampuan dan kondisi
fisik seseorang. Sumber daya pada dasarnya adalah apa
yang dimiliki oleh seorang sebagai individu.
7. Perubahan lingkungan, berkaitan dengan perubahan
yang terjadi pada lingkungan sekitar seperti rusaknya
tempat tinggal akibat bencana.
8. Perubahan politik, berkaitan dengan masalah negara
seperti krisis moneter sehingga menyebabkan orang
kehilangan pekerjaan/mata pencaharian.
C. Aspek – Aspek Kualitas Hidup (Quality of Life)

Menurut WHOQOLBREF (1996) aspek-aspek yang dapat dilihat


dari kualitas hidup, seperti :

a. Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik, seperti nyeri dan ketidaknyamanan, tidur dan
beristirahat, tingkat energi dan kelelahan, mobilitas, aktivitas
sehari-hari, kapasitas dalam bekerja, dan ketergantungan pada
obat dan perawatan medis. Kesehatan fisik dapat mempengaruhi
kemampuan individu untuk melakukan aktivitas. Aktivitas yang
dilakukan individu akan memberikan pengalaman-pengalaman
baru yang merupakan modal perkembangan ke tahap
selanjutnya.
b. Kesehatan Psikologis
Kesehatan psikologis, seperti, berfikir; belajar; mengingat; dan
konsentrasi, harga diri, penampilan dan citra tubuh, perasaan
negatif, perasaan positif serta spiritualitas. Aspek psikologis
terkait dengan keadaan mental individu. Keadaan mental
mengarah pada mampu atau tidaknya individu menyesuaikan
diri terhadap berbagai tuntutan perkembangan sesuai dengan
kemampuannya, baik tuntutan dari dalam diri, maupun dari luar
dirinya.
c. Hubungan Sosial
Hubungan sosial, seperti hubungan pribadi, aktivitas seksual dan
dukungan sosial. Aspek hubungan sosial yaitu hubungan antara
dua individu atau lebih dimana tingkah laku individu tersebut
akan saling mempengaruhi. Mengingat manusia adalah mahluk
sosial maka dalam hubungan sosial ini, manusia dapat
merealisasikan kehidupan serta dapat berkembang menjadi
manusia seutuhnya.
d. Lingkungan
Lingkungan, seperti kebebasan; keselamatan fisik dan
keamanan, lingkungan rumah, sumber keuangan, kesehatan dan
kepedulian sosial, peluang untuk memperoleh keterampilan dan
informasi baru, keikutsertaan dan peluang untuk berekreasi,
aktivitas di lingkungan, transportasi. Aspek lingkungan yaitu
tempat tinggal individu, termasuk di dalamnya keadaan,
ketersediaan tempat tinggal untuk melakukan segala aktivitas
kehidupan, termasuk didalamnya adalah saran dan prasarana
yang dapat menunjang kehidupan.
D. Contoh Kasus Kesehatan yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
(Quality of Life)
Kualitas hidup merupakan persepsi penilaian atau penilaian sujektif
dari individu yang mencakup beberapa aspek sekaligus, yang meliputi
kondisi fisik, psikologis, sosial dan lingkungan dalam kehidupan sehari-
hari. Menurut Urifah (2012) kualitas hidup merupakan persepsi subjektif
dari individu terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan
dalam kehidupan sehari – hari yang dialaminya. Sedangkan menurut
Chipper (dalam Ware, 1992) mengemukakan kualitas hidup sebagai
kemampuan fungsional akibat penyakit dan pengobatan yang diberikan
menurut pandangan atau perasaan pasien.
Contoh kasus yang kami ambil adalah diabetes mellitus (DM). DM
adalah suatu penyakit atau gangguan metabolism kronis dengan banyak
etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin.
Kualitas hidup dipengaruhi oleh berbagai faktor secara medis,
maupun psikologis. Dilihat dari faktor psikologis fakta yang ada sekarang
adalah seperti stress yang dapat menyebabkan kadar gula menjadi tidak
terkontrol sehingga dapat memunculkan gejala – gejala DM. Selain itu, dari
beberapa studi juga menjelaskan faktor – faktor psikologis berhubungan erat
dengan kontrol darah, seperti kejadian sehari – hari, ada tidaknya stres,
dukungan sosial efikasi diri (Melina, 2011).
Menurut Salmon (dalam Melina, 2011) seseorang yang mengalami
penyakit kronis seperti diabetes mellitus tersebut maka akan melakukan
adaptasi terhadap penyakitnya. Adaptasi penyakit kronis memiliki tiga
tahap yaitu 1) Shock. Tahap ini akan muncul pada saat seseorang
mengetahui diagnosis yang tidak diharapkannya, 2) Encounter Reaction.
Tahap ini merupakan reaksi terhadap tekanan emosional dan perasaan
kehilangan, 3) Retreat. Merupakan tahap penyangkalan pada kenyataan
yang dihadapinya atau menyangkal pada keseriusan masalah penyakitnya,
4) Reoriented. Pada tahap ini seseorang akan melihat kembali kenyataan
yang dihadapi dan dampak yang ditimbulkan dari penyakitnya sehingga
menyadari realitas, merubah tuntutan dalam kehidupannya dan mulai
mencoba hidup dengan cara yang baru. Menurut teori ini penyesuaian
psikologis terhadap penyakit kronis bersifat dinamis. Proses adaptasi ini
jarang terjadi pada satu tahap.

Penyakit diabetes mellitus ini menyertai seumur hidup pasien


sehingga sangat mempengaruhi terhadap penurunan kualitas hidup
pasien bila tidak mendapatkan perawatan yang tidak tepat. Beberapa
aspek dari penyakit ini yang mempengaruhi kualitas hidup yaitu: 1).
Adanya tuntutan yang terus-menerus selama hidup pasien terhadap
perawatan DM, seperti pembatasan atau pengaturan diet, pembatasan
aktifitas, monitoring gula darah, 2). Gejala yang timbul saat kadar gula
darah turun ataupun tinggi, 3). Ketakutan akibat adanya kompikasi yang
menyertai, 4). Disfungsi seksual (Kurniawan, 2008).

Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda-beda


tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapi
permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Jika menghadapinya dengan
positif maka akan baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika
menghadapinya dengan negatif maka akan buruk pula kualitas
hidupnya. Kualitas hidup pasien seharusnya menjadi perhatian penting
bagi para petugas kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan
dari suatu tindakan/intervensi atau terapi.Disamping itu, data tentang
kualitas hidup juga dapat merupakan data awal untuk pertimbangan
merumuskan intervensi/tindakan yang tepat bagi pasien.

E. Instrumen untuk Mengukur Kualitas Hidup

Instrumen untuk mengukur kualitas hidup dalam bentuk


kuesioner dapat dibagi menjadi dua kategori :

A. Instrumen Umum (Generic Instrument)

Instrumen umum adalah instrumen yang dipakai untuk


mengukur kualitas hidup secara umum pada penderita
dengan penyakit kronik. Instrumen ini digunakan untuk
menilai secara umum mengenai kemampuan fungsionalm
ketidakmampuan dan kekuatiran yang timbul akibat
penyakit yang diderita. Contoh : World Health
Organization Quality of Life (WHOQOL), Short Form – 36
(SF-36), EuroQOL 5 Dimension (EQ-5D).

B. Instrumen Khusus (Specific instrument)

Instrumen khusus adalah instrument yang dipakai untuk


mengukur sesuatu yang khusus dari penyakit, populasi
tertentu (misalnya pada orang tua) atau fungsi yang khusus
(misalnya fungsi emosional), contoh : Quality of Life Scale
(QLS), Quality of Life Interview (QoLI), Lanchasire
Quality of Life Profile (Lqo3LP), Personal Evaluation of
Transisitions in treatment (PETIT), Quality of Life
Questionnaire in Schizophrenia (S-QoL).
BAB III

KESIMPULAN

Quality of life mengacu kepada kemampuan pasien dalam menikmati aktivitas


kehidupan kesehariannya, yang dilihat dari berbagai indikator. Metodelogi
pengukuran quality of life memiliki 2 (dua) dasar pengukuran, yaitu pertama,
menilai kesejahteraan secara subjektif yang berfokus pada kebahagiaan,
kepuasan dan rasa suka. Kedua, secara objektif yang menilai indikator umum
seperti sosial, ekonomi dan kesehatan. Untuk menjadi negara maju, negara
berkembang harus meningkatkan quality of life dari masyarakatnya.
Daftar Pustaka

Anggriyani. 2014. Buku Praktikum SPSS Versi 20.

Diener, E., & Chan, M. 2010. Happy people live longer: Subjective well-being
contributes to health and longevity. Running head: Health benefits of

Happiness

Laksmi, Nimas Ayu Putri. (2012). Jurnal : Hubungan Antara Konflik Peran Ganda

Melina, Dian Kusumadewi. (2011). Peran Stresor Harian, Optimesme dan


Regulasi Diri terhadap Kualitas Hidup Individu dengan Diabetes
Mellitu Tipe 2.PSOKOISLAMIKA.Jurnal Psikologi Islam. Vol.8. no.
1

Silitonga R., 2007. Faktor associate with Quality of Life on Parkinson Disease
in Neurology Out Patient Department of Dr Kariadi Hospital. Ilmu
Penyakit Saraf Universitas Diponegoro. Tesis

Urifah, Rubbyana. (2012). Hubungan antara Strategi Koping dengan Kualitas


Hidup Pada Pasien Skizofrenia Remisi Simptom.Jurnal Psikologi
Klinis dan Kesehatan Mental.Vol. 1. No. 2

Version, Field Trial.(1996). WHOQOL-BREF, Introduction, Administration.


Scoring, And Generic Version Of The Assessment. Switzerland:
Geneva

WHOQOL-BREF.(1997). Questionnaire.Universitas Of Washington


(Work Family Conflict) Dengan Kepuasan Kerja Pada Karyawati Bagian Produksi
PT. X. Universitas Airlangga : Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai