Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara
pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang
mencerminkan tujuan bersamannya (Joseph C. Rost.,1993). Peran utama
pemimpin adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pemimpin menurut kami adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam
segala kegiatan atau urusan yang menyangkut tentang suatu usaha dalam
keberhasilan kegiatan tersebut dan berwenang untuk mengatur semua aturan
dalam suatu kegiatan atau urusan yang ada secara terperinci dan terkoordinir
demi tercapainya suatu keberhasilan dari suatu usaha atau kegiatan.
Islam menurut kami adalah agama yang sangat sempurna yang mengatur
semua kegiatan dan aktivitas berdasarkan hukum hukum yang ada dalam
penerapannya sebagai agama rahmatan lilalamin yang memberikan jalan yang
lurus bagi semua yang mengikuti peraturan peraturannya sebagai pedoman
dalam kehidupan dunia dan akhirat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana arti kepemimpinan?
2. Bagaimana resiko kepemimpinan?
3. Bagaimana konsep plato?
4. Bagaimana kepemimpinan dalam islam?
5. Bagaimana kepemimpinan dalam fenomenologi islam?
6. Bagaimana arti pemimpin berdasarkan bahasa arab?
7. Bagaimana analogi kepemimpinan laba-laba?
8. Bagaimana analogi kepemimpinan versus putaran waktu sholat

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti kepemimpinan
2. Untuk mengetahui resiko kepemimpinan
3. Untuk mengetahui konsep Plato
4. Untuk mengetahui kepemimpinan dalam islam
5. Utnuk mengetahui kepemimpinan dalam fenomenologi islam
6. Untuk mengetahui arti pemimpin berdasarkan bahasa arab
7. Untuk mengetahui analogi kepemimpinan laba-laba
8. Untuk mengetahui analogi kepemimpinan versus putaran waktu sholat

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Mengacu dan Bersumber Pada Al-Qur’an dan As-Sunnah


Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, yang dalam bahasa Indonesia
berarti orang yang memimpin atau orang berada di depan dan memiliki pengikut,
baik orang tersebut menyesatkan atau tidak.
Suatu saat kita akan menjadi pemimpin. Dan setiap pemimpin suatu saat akan
dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Sejak awal, kita sudah
belajar untuk menjadi pemimpin, yaitu dengan memimpin diri sendiri.
Kepemimpinan adalah ilmu dan seni yang mempengaruhi diri sendiri dan orang
lain secara ikhlas dan sadar mau melakukannya sesuai harapan atau keinginan
pemimpin.

2.2. Tanggung Jawab sebagai suatu Resiko Kepemimpinan


Setiap orang yang menjadi pemimpin akan memiliki tanggung jawab yang
berat sebagai resiko kepemimpinan. Karena resiko merupakan akibat logis dari
keberhasilan atau kegagalan. Resiko akan menilai sejauh manakah
kepemimpinan yang diharapkan tercapai. Sekecil apapun akan dihitung dan
mendapatkan imbalan, seperti yang terterta dalam surah Al-Zalzalah: 7-8 yang
artinya:
[99:7] Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya.
[99:8] Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

2.3. Konsep Plato


Barangsiapa yang mengenal dirinya, dia akan mengenal tuhannya. Dengan
kata lain, jika kita mengenal diri kita sendiri, maka secara otomatis kita akan
mengenal tuhan kita sendiri. Mengenal diri sendiri sama artinya dengan sadar
diri, sadar akan posisi diri yang unik dan penuh misteri pada suatu keberadaan di
tengah-tengah orang lain, lingkungan dan tuhannya.

2.4. Kepemimpinan Islam


Kepemimpinan islam masih terlalu abstrak karena Kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW terbuka dan mudah di aplikasikan. Nabi Muhammad SAW
adalah manusia biasa dengan segala karakteristik manusia secara universal,
kelebihannya ada pada insan kamil yang dimiliki oleh nabi Muhammad SAW.

2
2.5. Kepemimpinan Dalam Fenomenologi Islam
Pemimpin adalah “Roin” dalam bahasa arab. Ra (10) + alif (1) + ain (18) = 29
yang menggambarkan gejolak atau strategi (seorang pemimpin akan selalu
berhadapan dengan gejolak terhadap diri sendiri dan orang lain). Gejolak itu
harus dikendalikan untuk menghasilkan hal-hal positif. Gejolak erat kaitannya
dengan pengendalian diri, sadar diri, dan sadar posisi diri.

2.6. Kaji Berdasarkan Bahasa Arab


Pemimpin adalah “Roin”. “Ra” = perut/pencernaan/gerakan yang dibatasi.
Artinya seorang pemimpin harus peka dan perduli terhadap lingkungan,
keluarga, dan dirinya sendiri. Pemimpin harus benar-benar mencerna dengan
benar apa yang diketahui, dilihat dan didengar, serta tidak ditelan begitu saja.
“Alif” adalah otak/kepribadian yang dimatikan. Artinya kepribadian yang
sudah pasti menjadi ciri khas pribadi agar mudah dibedakan dari orang lain, yang
mengikuti nilai normatif secara baku. Penggunaan otak harus dilakukan secara
tepat sesuai dengan tingkatan kebutuhan, tidak sembarangan, dan tidak
mubadzir.
“Ain” adalah lambang kesehatan/pertimbangan/pengkajian. Kesehatan
menjadi perhatian khusus karena tidak ternilai harganya, karena jika kita tidak
sehat maka kita akan mengeluarkan harga yang mahal agar dapat sehat kembali
dan diperlukan untuk memecahkan semua persoalan. Tanpa kesehatan mustahil
dapat menyelesaikan segala sesuatu dengan baik. Pertimbangan selalu muncul
dalam setiap pengambilan keputusan yang diiringi dengan kesadaran dan
kebenaran, sehingga kita tidak membuat suatu keputusan yang salah dan malah
membuat hasil yang tidak tepat. Pengkajian dilakukan terhadap setiap aspek
kehidupan yang akan berpengaruh terhadap setiap nilai keputusan yang diambil.
Jika dikaitkan dengabn surah 29 (laba-laba) pemimpin seperti itu perlu memiliki
kemampuan seperti laba-laba.

2.7. Kepemimpinan Laba-Laba


 Tahan banting, tahan menderita dalam menghadapi keadaan yang
bagaimanapun dan dengan siapapun. Dengan kata lain, kita harus kuat dalam
menghadapi permasalahan apapun yang kita hadapi.
 Dapat mengukur kemampuan diri sendiri dihadapkan pada berbagai situasi
yang berubah-ubah, sehingga kita dapat menghindari pemilihan keputusan
yang tidak tepat karena belum kita ketahui ilmunya.
 Mampu membawa diri sendiri dan menempatkannya secara tepat, benar dan
akurat agar kita tidak terjerumus dalam dosa.
 Luwes dalam menghadapi aneka ragam permasalahan kehidupan.
Surah 29 jumlah ayat 69, jika dijumlahkan akan berjumlah 98. Surah 98 bukti
nyata bahwa seorang pemimpin tidak boleh bersandar hanya pada teori saja
melaikan juga praktik. Pemimpin tidak boleh bersandar pada gosip dan isu
sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan

3
2.8. Analogi Kepemimpinan Versus Putaran Waktu Sholat
Sholat dalam 24 jam ada 8 macam : subuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya,
sunnah lail, sunnah fajar, sunnah dhuha. Dari struktur ain, angka 8 sama dengan
abjad dal yang artinya darah atau jantung. Sifat hakiki darah sirkulatif dan atau
mengalir, sebagaimana kehidupan dan waktu yang juga mengalir atau berputar.
Maksudnya adalah:
 Pemimpin harus mampu berperan mengalirkan/menyalurkan berbagai ide,
gagasan, minat orang yang dipimpinnya secara demokratis, sehingga
kehidupan terasa nyaman dan bermakna, baik bagi diri orang lain maupun
bagi diri sendiri.
 Kepemimpinan yang tepat dan benar menimbulkan kecintaan bawahan
terhadap pemimpin
 Cinta sesuatu yang abstrak, namun bisa dirasakan keberadaan/kehadirannya

4
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan
pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan
tujuan bersamannya.
Setiap pemimpin suatu saat akan dimintai pertanggungjawaban tentang
kepemimpinannya. Sejak awal, kita sudah belajar untuk menjadi pemimpin,
yaitu dengan memimpin diri sendiri.
Setiap orang yang menjadi pemimpin akan memiliki tanggung jawab yang
berat sebagai resiko kepemimpinan. Karena resiko merupakan akibat logis dari
keberhasilan atau kegagalan.
Pemimpin harus mampu berperan mengalirkan/menyalurkan berbagai ide,
gagasan, minat orang yang dipimpinnya secara demokratis, sehingga kehidupan
terasa nyaman dan bermakna, baik bagi diri orang lain maupun bagi diri sendiri.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang berhubungan dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman agar dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai