Amonia Dikonversi
Amonia Dikonversi
KARYA ILMIAH
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
ANALISA KANDUNGAN AMONIA DARI LIMBAH CAIR INLET DAN
OUTLET DARI BEBERAPA INDUSTRI KELAPA SAWIT
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
PERSETUJUAN
Disetujui di
Medan, Mei 2009
Diketahui
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua, Dosen Pembimbing
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
PERNYATAAN
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
ABSTRAK
Telah dilakukan analisa kandungan amonia pada limbah cair inlet dan outlet dari
beberapa industri kelapa sawit, untuk mengetahui sejauhmana efektivitas pengolahan
limbah tersebut dan apakah kadar amonia pada limbah outlet telah sesuai dengan standard
mutu yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kep-
51/MENLH/10/1995. Analisa kandungan amonia dilakukan secara spektrofotometri dan
dengan menggunakan metode Nessler. Dari analisa ini diperoleh konsentrasi inlet
bervariasi yaitu 0,1748 ppm; 6,3717 ppm; 37,278 ppm; 93,536 ppm, demikian pula
konsentrasi outlet berkisar 0,0385 ppm; 0,339 ppm; 15,738 ppm; 78,512 ppm.
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
THE ANALYSIS OF AMONIA CONCENTRATION FROM WASTING LIQUOR
INLET AND OUTLET FROM MANY OIL PALM INDUSTRY
ABSTRACT
Has been done the contant analysis liquid wasting inlet and outlet from many
industry oil palm to know as long as effectiveness waste processing and what is the
concentration amonia of outlet waste had appropriated with the standard had been decide
by Minister of Emviroment Kep-51/MENLH/10/1995. The analysis of amonia
concentration done according to spektrofotometer and with used Nessler method.
From this analysis was gotten various inlet consentration namely 0,1748 ppm;
6,3717 ppm; 37,278 ppm; 93,536 ppm, and the outlet consentration namely 0,0385 ppm;
0,339 ppm; 15,738 ppm; 78,512 ppm, so did the concentration variously.
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN .................................................................................................. ii
PERNYATAAN ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
ABSTRAK ..............................................................................................................v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2. Permasalahan ................................................................................................2
1.3. Pembatasan Masalah .....................................................................................3
1.4. Tujuan ...........................................................................................................3
1.5. Manfaat .........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik limbah cair dari kegiatan industri kelapa sawit ................. 12
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
BAB I
PENDAHULUAN
Permasalahan lingkungan hidup akan terus muncul secara serius diberbagai pelosok
bumi sepanjang penduduk bumi tidak segera memikirkan dan mengusahakan keselamatan
pertumbuhan industri, walaupun Industrialisasi itu sendiri sedang menjadi prioritas dalam
pembangunan. Tidak kecil jumlah korban ataupun kerugian yang justru terpaksa
ditanggung oleh masyarakat luas tanpa ada konpensasi yang sebanding dari pihak
industri. 1
Masalah lingkungan hidup tersebut adalah adanya limbah hasil buangan industri
dalam jumlah yang besar. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdapak negatif terhadap
terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung
Industri kelapa sawit adalah salah satu industri yang menghasilan limbah cair
dalam jumlah besar, untuk menghasilkan satu ton minyak kelapa sawit, dihasilkan dua
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
setengah ton limbah cair pabrik kelapa sawit. Limbah cair tersebut berasal dari proses
perebusan, klarifikasi, dan hidrosiklon. Limbah cair industri kelapa sawit mengandung
bahan organik yang tinggi sehingga potensial mencemari air tanah dan badan air, dan
apabila limbah tidak diolah terlebih dahulu maka akan mencemari badan air dan
lingkungan sekitar.
Karakteristik nitrogen yang terukur pada pengolahan limbah cair kelapa sawit
adalah amonia dengan baku mutu maksimal 20 mg/l atau beban pencemaran 0,12 kg/ton,
sedangkan baku mutu nitrogen total limbah cair kelapa sawit adalah 50 mg/liter, yang
terdiri dari jumlah nitrogen organik, amonia total, NO3, dan NO2. 6
Pada penentuan amonia limbah cair kelapa sawit yaitu menggunakan metode
nessler dengan terlebih dahulu melakukan destilasi pada sampel Inlet (Limbah buangan
pertama dalam kolam pengolahan) dan outlet (limbah olahan kedua yang akan dibuang
kebadan sungai), dimana inlet lebih pekat dari outlet, metoda ini adalah metode sederhana
tetapi yang diperoleh cukup akurat yaitu hanya dengan penambahan reagent nessler
menentukan konsentrasinya.
1.2. Permasalahan
bahwa kandungan amonia dari limbah cair pabrik kelapa sawit yang diperbolehkan di
buang ke lingkungan harus≤ 20 ppm, maka perlu dilakukan analisa terhadap kons entrasi
amonia pada limbah cair inlet dan outlet dari beberapa industri kelapa sawit.
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam karya ilmiah ini penulis membatasi masalah analisa hanya pada parameter
amonia yang terkandung pada limbah inlet dan outlet dibeberapa pabrik kelapa sawit
dengan menggunakan metode Nessler dan melakukan destilasi pada sampel terlebih
1.4. Tujuan
Tujuan dari penentuan kadar amonia pada industri kelapa sawit adalah untuk
mengetahui kadar amonia pada limbah cair kelapa sawit baik inlet maupun outlet apakah
telah sesuai dengan kadar baku mutu menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
1.5. Manfaat
bagi perairan sungai dimana apabila kadar amonianya lebih dari 0,2 mg/liter perairan
bersifat toksik bagi organisme perairan, karena sifat amonia yang toksik dan korosif
apabila melampaui baku mutu yang ditetapkan juga berpengaruh bagi kehidupan
masyarakat pengguna sungai dan biodata air, dimana apabila kadar amonia tinggi dapat
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang
berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya, dengan demikian air
Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan air
limbah industri. Secara umum didalam limbah rumah tangga tidak terkandung zat-zat
berbahaya, sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah yang
khusus tahap awal sehingga kandungannya bisa di minimalis terlebih dahulu sebelum
dialirkan ke sewage plant, karena zat-zat berbahaya itu bisa mematikan fungsi mikro
besar zat-zat berbahaya bahkan kalau dialirkan ke sawage plant hanya melewatinya tanpa
terjadi perubahan yang berarti, misalnya logam berat. Penanganan limbah industri tahap
awal ini biasanya dilakukan secara kimiawi dengan penambahan zat-zat kimia yang bisa
pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang
industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan, atau air hujan.
Limbah cair bersumber dari aktivitas manusia (human sources) dan aktivitas alam
(natural sources).
Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair sangat beragam, sesuai dengan
jenis kebutuhan hidup manusia yang sangat beragam pula. Beberapa jenis aktivitas
manusia menghasilkan limbah cair diantaranya adalah aktivitas dalam bidang rumah
a. Aktivitas bidang rumah tangga yaitu sangat banyak yang menghasilkan limbah
cair, antara lain mencuci pakaian, mandi, mencuci alat makan/ minum, memasak
antara lain Kantor Pemerintah Daerah, Kantor Sekretaris DPR, Kantor Pos,
Kantor PDAM, Kantor PLN, bank, Kantor Badan Pertahanan Nasional (BPN),
Kantor Inpeksi Pajak.Limbah cair dari sumber itu biasanya dihasilkan dari
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
aktivitas kantin yang menyediakan makanandan minuman bagi pegawai, aktivitas
variasi yang sangat luas. Variasi itu ditinjau dari berbagai aspek, yaitu jenis
Variasi kegiatan bidang perindustrian dipengaruhi antara lain oleh faktor jenis
bahan baku yang diolah/diproses, jenis barang atau bahan jadi yang dihasilkan,
contohnya yaitu industri minyak kelapa sawit komponen limbah cairnya yaitu
limbah cair dari kegiatan sterilisasi, penjernihan, dan hidrosiklon. Air cuci dari
Aktivitas Alam
Hujan merupakan aktivias alam yang menghasilkan limbah cair yang disebut air
larian (storm water runoff). Air hujan yang jatuh kebumi sebagian akan merembes ke
dalam tanah (30%) dan sebagiannya (70%) akan mengalir kepermukaan tanah menuju
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
2.3. Limbah Industri
Limbah industri adalah air kotor buangan industri-industri, limbah industri dapat
berupa limbah padat, limbah cair dan gas, limbah padat tergantung dari jenis bahan baku
dan produk dari suatu industri berasal dari sisa-sisa produksi yang dapat diatasi di dalam
pabrik, atau bahkan dapat dimanfaatkan untuk hal lain. Limbah gas yang dikeluarkan oleh
industri juga tergantung jenis bahan baku yang digunakan dan diproduksi.
Kualitas air limbah ini sangat bergantung pada tipe, macam aktivitas dan besar
kecilnya industri. Pada umumnya air limbah industri ini berasal dari :
Banyaknya limbah dan kualitas air limbah ini bergantung pada jenis produksi yang
b. Air pencuci alat-alat, mesin, wadah dan lain. Air ini biasanya banyak mengandung
c. Air yang berasal dari pemanas atau pendingin. Air limbah ini dikenal dengan istilah
pencemaran termik, karena air limbah ini mempunyai suhu yang tinggi.
d. Air berasal dari laboratorium pengawasan kualitas. Air limbah ini banyak mengandung
senyawa kimia yang sering digunakan dalam proses pengawasan seperti pelarut
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
e. Air yang berasal dari kamar mandi, WC yang disediakan di dalam pabrik yang
f. Air limbah domestik maupun industri banyak mengandung senyawa organik yang
lingkungan.
dengan menggunakan oksigen yang terlarut dalam air. Oleh karena oksigen mempunyai
kelarutan relatif kecil, akan dengan cepat terkonsumen yang akhirnya menyebabkan air
kekurangan oksigen dan lingkungan menjadi anaerobik. Begitu terjadi defisit oksigen,
maka beberapa organisme yang hidupnya menggunakan oksigen seperti ikan dan bakteri
aerobik akan mati. Di samping itu ada beberapa senyawa organik atau hasil dari
degradasinya yang bersifat toksik untuk kehidupan fauna maupun flora yang hidup dalam
badan air.
ikan akibat keracunan amonia. Perlu ditambahkan bahwa sifat toksik beberapa senyawa
tergantung dari beberapa faktor yaitu konsentrasi, suhu, adanya senyawa lain dan daya
Keadaan air dalam keadaan normal dinyatakan sebagai H2O, air dialam selalu
mengandung senyawa lain ( gas, padat, cair) mulai beberapa mg/l sampai dengan 35000
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
mg/l (air laut). Air kotor mengandung rata-rata 1000 mg/l padatan dalam bentuk larutan
maupun suspensi dan dengan demikian 99,9% lagi adalah kebanyakan air. Untuk
mendapatkan gabaran mengenai kualitas air limbah lebih mendetail, sebaliknya kita
melakukan anlisa terhadap air tersebut melalui analisis secara fisik, kimia, dan biologi.
a. Karakteristik Fisika
Perubahan warna, bau, dan rasa yaitu air normal tidak berwarna, sehingga tampak
bersih, bening, dan jernih. Bila kondisi air warnanya berubah, maka hal tersebut terjadi
indikasi bahwa air telah tercemar. Akan tetapi, tidak semua air yang bening dan jernih
dapat dipastikan tidak tercemar, karena banyak zat-zat beracun tidak mengakibatkan
perubahan warna. 4
Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah
tercemar. Bau dapat meunjukkan apakah suatu air limbah masih baru atau telah
membusuk, banyak bau yang tidak sedap disebabkan karena adanya campuran dari
nitrogen, sulfur, fosfor dan juga berasal dari pada pembusukan protein dan bahan-bahan
lain organik yang terdapat di air limbah, suatu konsentrasi dari kira-kira 0,037 mg/amonia
Rasa dapat diukur secara organoleptis. Rasa disebabkan oleh adanya senyawa
lain yang terkandung dalam air seperti NH3, H2S, senyawa fenol, di ukur secara
b. Karakteristik Kimia
Nitrogen
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
Analisa air limbah berurusan dengan lima kelompok nitrogen yang berbeda-beda.
Amonia bebas, amonia albuminoida, nitrogen organik, nitrit dan nitrat. Hubungan yang
terjadi dialam ada umumnya digambarkan dengan diagram “ siklus nitrogen” yang
terkenal. Di dalam air limbah kebanyakan dari nitrogen itu pada dasarnya terdapat dalam
Amoniak Bebas
Amonia ini disebut juga nitrogen amonia, dihasilkan dari pembusukan secara
bakterial zat-zat organik. Air limbah yang masuh segar secara relatif berkadar amoniak
Amoniak Albuminoida
Amoniak albuminoida dianggap sebagai suatu ukuran bagi nitrogen organik yang
mudah membusuk dan terdapat dalam air limbah. Ia hanya mewakili sebagian dari pada
seluruh nitrogen pada zat mana amonikal albuminoida itu mempunyai hubungan-
hubungan yang dapat berlain-lainan dalam air limbah yang kasar, amoniak albuminoida
itu pada umumnya berjumlah kira-kira setengah daripada seluruh jumlah nitrogen
organik.
Nitrogen Organik
Semua nitrogen yang terdapat didalam campuran organik dapat dianggap sebagai
nitrogen organik. Dalam air limbah domestik, kebanyakan dari nitrogen organik berada
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
dalam bentuk protein-protein yang diakibatkan oleh degradasi. Nitrogen menjadi amoniak
dalam pembususkan anaerobik sedangkan nitrit dan nitrat dalam pembususkan aerobik.
Nitrit
Penilaian terhadap nitrit menunjukkan jumlah zat nitrogen yang hanya sebagian saja
mengalami oksidasi. Dengan demikian nitrit merupakan suatu tingkatan peralihan dalam
proses perubahan zat organik kedalam bentuk bentuk yang tetap. Nitrit dapat berubah
Nitrat
Nitrat mewakili produk akhir dan pengoksidasian zat yang bersifat nitrogen. Jadi
pembenahan air limbah, Air limbah yang dibenahi secara efisien memperlihatkan kadar
nitrat yang tinggi. Adanya nitrat yang tersaring dari selokan-selokan limbah merupakan
manfaat yang besar bagi aliran-aliran air penampung oleh karena apabila oksigen dalam
bentuk larutan oksigen telah menguap habis, sehingga mencegah terjadinya kondidi-
Limbah dari industri kelapa sawit meliputi padatan, cair, dan gas. Pasir atau tanah
dari perkebunan, tandan buah, ampas, kulit kering batok/cangkang serta lumpur dari
kolam pengolahan limbah cair merupakan bentuk limbah padatan. Sedangkan limbah cair
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
berasal dari pengembunan uap air. Limbah gas dihasilkan dari penguraian bahan organik
yang terkandung dala buangan cair dan gas dari hasil pembakaran bahan bakar pada ketel
uap boiler dan incinerator. Sebagian limbah padat di bakar pada incenerator yang
menghasilkan panas, dimanfaatkan sebagai energi pembangkit uap, abu yang dihasilkan
Selain itu limbah cair industri kelapa sawit memiliki kadar air 95%, 4,5% padatan
dalam bentuk terlarut/tersuspensi, 0,5-1% sisa minyak dan lemak emulsi. Asam terjadi
pelepasan asam lemak. Terjadi pelepasanasam lemak selama proses. Limbah cair industri
kelapa saeit juga memiliki temperatur yang tinggi 60-80 o C berasal dari proses
kondensasi.
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
Kapasitas air buangan menurut pusat penelitian kelapa sawit volume air berkisar
1-1,3 m 3 ton tandan buah segar atau 2-3 ton air buangan/ton minyak. Dalam produksi
industri memproses 30 ton tandan buah segar /jam sehingga kapasitas air buangan
Tahap sterilisasi (15% jumlah limbah cair) dan penjernihan (75% jumlah limbah
cair) adalah sumber utama air limbah. Hidrolikon yang dipakai untuk memisahkan daging
dari kulit keras (batok) juga merupakan sumber utama air limbah (10% jumlah limbah
cair). Pensterilisasi tandan buah menghasilkan kondensat kukus dan air cuci. Air cuci juga
dihasilkan oleh pemerasan minyak, pemisahan biji atau serat dan tahap pencucian daging
dalam. Air panas dipakai untuk mencuci ayakan getar sebelum tangki penjernih minyak.
Air yang dipisahkan dari minyak dan dari lumpur tangki penjernih merupakan sumber
utama minyak, padatan tersuspensi dan bahan organik lain. Kondensat kukus berasal dari
Pemisahan buah dari tandan dan proses pemasakan seharusnya tidak menghasilkan air
limbah. Limbah cair kilang minyak sawit adalah limbah berkekuatan tinggi dengan ciri-
ciri berikut :
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
3. TSS 25.000 mg/l
5. Amonia N 30 mg/l
Banyaknya air yang dipakai bervariasi. Kilang yang efisien menggunakan air 2m 3 ton
kelapa sawit menjadi minyak. Limbah padat dalam pengolahan kelapa sawit dan lumpur
yang tidak tertangani menyebabkan bau busuk, tempat bersarangnya lalat dan potensial
menghasilkan air lindian (leachate) . Sedangkan limbah cair industri kelapa sawit
mengandung bahan organik yang tiggi sehingga potensial mencemari air tanah dan badan
air.
Apabila limbah tidak diolah terlebih dahulu maka akan mencemari badan sungai dan
lingkungan. Bahan-bahan padatan akan mengendap disungai dan menutupi sinar matahari
untuk masuk hingga kedasar sungai, sehingga akan membunuh tumbuhan dan hewan air.
Selain itu juga menyebabkan kapasitas tampung badan air berkurang karena adanya
Tabel 2. Karakteristik limbah cair pabrik kelapa sawit pada kapasitas olahan 30
Penanganan limbah cair secara umum dapat dikelompokkan menjadi enam bagian
disposal). Penanganan buangan cair tidak harus melalui tahap-tahap seperti diatas, tetapi
bahan-bahan mengapung dan mengendap, baik secara fisik maupun kimia. Penanganan
dari penaganan sebelum bila masih bila terdapat bahan yang berbahaya. Beberapa jenis
penanganan ketiga ini adalah penyaringan pasir, penyerapan, vakum filter, dan lain-lain.
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
Penanganan lanjutan dilakukan untuk menangani umpur yang dihasilkan ada penanganan
sebelumya.
Limbah lumpur aktif maupun limbah organik lainnya dapat ditangani dengan
proses pencernaan aerobik. Beberapa keuntungan proses pencernaan aerobik antara lain
hasil pencernaan aerobik tidak berbau, bersifat seperti humus, dan mudah dikeringkan.
Selain itu, pencernaan aerobik lebih mudah dilakukan dan biayanya lebih murah dari pada
pencernaan aerobik.
Penanganan secara aerobik terutama digunakan pada pengolahan air buangan tahap
kedua. Tujuan pengolahan air buangan secara biologis adalah mengurangi jumlah
kandungan bahan padat yang tersuspensi dan mengubahnya menjadi bentuk padatan yang
dapat diendapkan oleh flokulasi mikroorganisme. Jumlah bahan padat terlarut akan
penting, karena bahan organik akan disintesis menjadi sel-sel baru dan sebagian lagi akan
dikonversi menjadi produk akhir (CO2, H2O, NH3) yang stabil. Reaksi kimia dalam
suasana aerobik akan berlangsung lebih cepat dibandigkan dalam suasana anaerobik.
Bakteri autotrof aerobik akan mengubah amonia menjadi nitrat yang disebut proses
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
2NO2 + O2 2NO3
Reaksi keseluruhan :
Penghilangan amonia dari limbah cair bersifat sangat penting, karena amonia bersifat
racun bagi biota akuatik. Proses reaksi ini membutuhkan pemasokan oksigen yang cukup
besar.
Penanganan limbah cair kelapa sawit secara anaerobik akan mengurangi beban
lingkungan dan akan meghasilkan berbagai gas diantaranya metana, karbondioksida, dan
hidrogen sulfida. Reaksi oksidasi reduksi pembentukan metana secara lengkap dan
Proses anaerobik layak diterapkan untuk industri limbah cair dengan konsentrasi COD
lebih dari 3.000 mg/l. Hal yang perlu diperhatikan adalah terdapatnya hidrokarbon
halogenasi, sianida, dan berbagai logam berat yang dapat meracuni campuran
2.5. Nitrogen
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
Nitrogen N dapat ditemui disetiap badan air dalam bermacam-macam bentuk.
Bentuk unsur tersebut tergantung dari tingkat oksidasinya, antara lain sebagai berikut:
-3 0 -3 +5
Nitrogen netral berada sebagai gas N2 yang merupakan hasil suatu reaksi yang sulit
untuk bereaksi lagi, N2 lenyap dari larutan sebagai gelembung gas, karena kadar
Nitrogen sebagai salah satu nutrien terdapat dalam protein. Protein merupakan
komposisi utama plankton, dasar semua jaringan makanan yang bertalian dengan air.
Nitrogen 1
di udara
Nitrit
2 3 4 5 6
Nitrat Amonia
7 8 9
Protein Protein
tanaman 10 hewan
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
Ada tiga tandon (gudang) nitrogen dialam. Pertama ialah udara, kedua senyawa
anorganik (nitrat, nitrit, amoniak), dan ketiga ialah senyawa organik (protein, urean, dan
asam urik). Nitrogen terbanyak ada diudara, 78% volume udara adalah nitrogen. 9
Pada limbah yang belum diolah, nitrogen dijumpai dalam bentuk nitrogen organik
dan komponen ammonium. Nitrogen organik tersebut akan diubah oleh aktivitas mikroba
menjadi ion ammonium. Bila kondisi lingkungan mendukung maka mikroba nitrifikasi
mendapatkan energinya melalui proses oksidasi dari ion amonium atau nitrit yang
NH4 + 1,502 b
ak teri
2H NO2 H 2O
Reaksi ini membutuhkan 3,43 g molekul oksigen untuk setiap gram molekul
amonia yang akan teroksidasi menjadi nitrit. 10
2.6. Amonia
Amonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion ammonium
adalah bentuk transisi dari amonia, amonia banyak digunakan dalam produksi urea,
industri bahan kimia, serta industri bubur kertas. Kadar amoniak pada perairan biasanya
kurang dari 0,1 mg/l (Mc Neely et al., 1979). Kadar amonia bebas yang tidak terionisasi
(NH3) pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,02 mg/ l. Jika kadar amonia bebas
lebih dari 0,2 mg/l, perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan (sawyer dan Mccarty,
1978). Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan
organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan pupuk pertanian. 11
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
Amonia pada suatu perairan berasal dari urin dan feses yang dihasilkan oleh ikan.
Kandungan amonia ada dalam jumlah yang relatif kecil jika didalam perairan kandungann
oksigen terlalu tinggi. Sehingga kandungan amonia dalam perairan bertambah seiring
dalam jumlah yang lebih banyak dibanding perairan dibagian atasnya karena oksigen
Konsentrasi amonia yang tinggi pada permukaan air akan menyebabkan kematian
ikan yang terdapat pada perairan tersebut. Toksisitas amonia dipengaruhi oeh pH yang
ditunjukkan dengan kondisi pH rendah akan bersifat racun jika jumah amonia banyak,
sedangkan dengan kondisi pH tinggi hanya dengan jumlah amonia yang sedikit akan
bersifat racun.
Sumber amonia yang lain adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses
difusi udara atmosfer, limbah industri, dan domestik. Amonia yang terdapat dalam
mineral masuk kebadan air melalui erosi tanah. Di perairan alami, pada suhu dan tekanan
normal amonia berada dalam bentuk gas dan membentuk kesetimbangan dengan gas
persamaan reaksi :
Amonia bebas (NH3) yang tidak terionisasi bersifat toksik terhadap organisme
akuatik. Toksisitas amonia terhadap organisme akuatik akan meningkat jika terjadi
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
penurunan kadar oksigen terlarut. pH, dan suhu. Avertebrata air lebih toleran terhadap
Dua faktor yan penting diperhatikan dalm pemilihan metoda analisa ialah
hanya dibatasi untuk air minum, air permukaan yang bersih dan air buangan yang
kalitasnya baik. Sedangkan bila diperlukan ketelitian yang tinggi maka perlu dilakuakn
destilasi pendahuluan. Ada 2 macam cara kolorimetri yang dapat digunakan penetapan
ammonium :
1. Metoda Nessler
2. Metoda Phenate
Metoda Nessler sensitif sampai 20µg / NH3 dan dapat digunakan sampai konsentarasi 5
mg/liter kekeruhan, warna, dan zat-zat yang mengendap oleh hidroksida seperti Mg dan
Pereaksi Nessler (K2HgI4) bila bereaksi dengan ammonium dalam larutan basa
akan membentuk dispersi koloid yang berwarna kuning coklat. Intensitasnya dari warna
Hg
NH2
Lambert-beer. Intensitas warna yang ada dalam sampel, yang kemudian ditentukan secara
spektrofotometris. 12
2.6.3. Gangguan
kekeruhan, warna, alkaliniti, glisine, asam glutamat, sianat, dan beberapa senyawa
organik seperti keton, aldehida, dan zat yang dapat mengendap oleh hidroksida.
Dengan destilasi sample, gangguan warna dan kekeruhan akan hilang, sedangkan
kation yang dapat menimbulkan kekeruhan diendapkan dengan pH tinggi.
yang masih segar. Bila diperlukan penyimpanan ke dalam 1 liter air ditambahkan 0,8 ml
H2SO4 pekat dan simpan pada temperatur 4 o C . Sebelum di analisa contoh ditambahkan
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
BAB 3
dari limbah cair inlet dan outlet dari beberapa pabrik kelapa sawit dengan terlebih dahulu
melakukan destilasi.
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
3.1. Alat-alat yang digunakan
1. Spektrofotometer UV-Visible
2. Alat destilasi
4. Pipet volume 50 ml
6. Pipet ukur
5. Erlenmeyer 250 ml
6. Kuvet
7. Botol reaksi
8. Timbangan
12. pH meter
3.2. Bahan-bahan
1. Larutan Nessler
2. Akuades
3. Asam Borat 2%
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
4. Larutan Penyangga Borat
5. NaOH 6N
h. Dimasukkan campuran KI dan HgI2 ke dalam larutan NaOH dalam labu takar
100 ml
j. Dihomogenkan
e. Dihomogenkan
d. Dihomogenkan
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
a. Standard NH4Cl ditimbang sebanyak 0,9548 g dalam labu takar 250 ml
a. Pembuatan larutan standard 50 ppm dalam labu takar 100 mldari larutan induk
1000 ppm.
a. Pembuatan larutan seri standard 20 ppm dalam labu takar 100 ml dari larutan
standard 50 ppm
b. Pembuatan larutan seri standard 10 ppm dalam labu takar 100 ml dari larutan
standard 20 ppm.
Dipipet 50 ml larutan seri standard 20 ppm, dimasukkan kedalam labu takar 100
c. Pembuatan larutan seri standard 5 ppm dalam labu takar 100 ml dari larutan
standard 10 ppm.
Dipipet 50 ml larutan seri standard 10 ppm, dimasukkan kedalam labu takar 100
d. Pembuatan larutan seri standard 1 ppm dalam labu takar 50 ml dari larutan
standard 5 ppm.
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
Dipipet 20 ml larutan seri standard 5 ppm, dimasukkan kedalam labu takar 100
b. Preparasi Sampel
e. Ditampung air sulingan kedalam labu erlemenyer 250 ml yang telah diisi 30 ml
larutan H3BO3 sebanyak 120 ml atau sampai dengan mengandung amonia yang
c. Prosedur Analisa
erlenmeyer 100 ml
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
d. Dimasukan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, dibaca dan dicatat
hasilnya
gelombang 425 nm
f. Dicatat hasilnya
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada analisa kandungan amonia sampel limbah cair inlet dan outlet kelapa sawit
yang diambil dibulan Pebruari pada tanggal 25, 26, dan 27. Analisa yang dilakukan
Panjang
Gelombang No Sampel Absorbansi Konsentrasi
425 Amonia A01 0,000 0
425 Amonia A02 0,1744 1
425 Amonia A03 0,7485 5
425 Amonia A04 1,4276 10
425 Amonia A05 2,4878 20
Tabel 4. Data Sampel Limbah Cair Inlet Dan Outlet Kelapa Sawit
Konsentrasi
NO Sampel ppm Absorbansi
1 Limbah kelapa sawit inlet 0,1748 0,0783
Limbah kelapa sawit outlet 0,0385 0,0613
2 Limbah kelapa sawit inlet 6,3717 0,8671
Limbah kelapa sawit outlet 0,339 0,0992
3 Limbah kelapa sawit inlet 37,278 4,8015
Limbah kelapa sawit outlet 15,738 2,0595
4 Limbah kelapa sawit inlet 93,536 11,9632
Limbah kelapa sawit outlet 78,512 10,0506
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
4.2. Perhitungan
Xi (Xi- X ).
2 2
No ppm Y(A) Xi Y XiY Xi- X Yi- Y (Yi- Y )
1 0 0 0 0 0 -7,2 -0,9676 6,9671
2 1 0,1744 1 0,030 0,1744 -6,2 -0,7932 5,7821
3 5 0,7485 25 0,560 3,7425 -2,2 -0,2191 0,4821
4 10 1,4276 100 2,038 14,276 2,8 0,4599 1,2877
5 20 2,4878 400 6,189 49,756 12,8 1,5201 19,4577
∑=5 36 4,8383 526 8,817 67,9489 0 -0,00002 33,9769
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan
garis:
Y = aX + b, dimana
A = Slope
B = Intercept
Xi X Yi Y
a=
Xi X
2
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
Dengan mengsubsitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel sebelumnya
33,976
Slope (a) = 0,127
266,8
Y=aX+b
n XiY XiYi
R=
n Xi Xi n Yi Yi
2 2 2 2
165,5657
= 0,9967
166,1027
Y = aX + b,yaitu :
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
Amonia A05 2,602 20
Efektivitas Pengolahan Kandungan Amonia Pada Limbah Cair Inlet Kelapa Sawit
Outlet = 0,0385
0,0385
= 100% 22,025%
0,1748
Outlet = 0,339
0,339
= 100% 5,320%
6,3717
Outlet = 15,738
0,339
= 100% 5,320%
6,3717
Outlet = 78,512
78,512
= 100% 83,937%
93,536
4.3. Pembahasan
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
Analisa kandungan limbah cair inlet dan outlet kelapa sawit yang dilakukan oleh
Balai Riset Dan Standardisasi Industri Medan dilakukan dengan metode Nessler dimana
menggunakan pereaksi nessler yaitu dengan menambahkan pereaksi nessler pada sampel
sebelum dianalisa pada spektorfotometer dan dengn terlebih dahulu melakukan destilasi
Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh konsentrasi amonia dari limbah cair
inlet berkisar 0,1748 ppm; 6,3717 ppm; 37,278 ppm; 93,536 ppm, dan konsentasi amonia
dari limbah cair outlet berkisar 0,06385 ppm; 0,3390 ppm; 15,738 ppm; 78,512 ppm,
dimana diperoleh nilai yang sangat tinggi pada limbah inlet dan outlet pada sampel nomor
4 yaitu nilai inletnya berkisar 93,536 ppm setelah dilakukan pengolahan diperoleh
konsentasi outlet 78,512 ppm, nilai ini tidak sesuai dengan kadar mutu baku menurut
Kadar maksimum amonia dalam limbah cair kelapa sawit yang diperbolehkan
yaitu 20 mg/l. Jika semakin tinggi kandungan amonia dalam limbah cair inlet dan outlet
kelapa sawit maka akan bersifat toksik dan korosif, dimana limbah ini akan dibuang
kebadan sungai sehingga dapat berdampak buruk bagi organisme dibadan sungai dan
Mutu baku amonia dalam perairan berkisar 0,1 mg/l. Untuk memastikan bahwa
kadar dari limbah cair inlet dan outlet kelapa sawit sesuai dengan baku mutu Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup maka dilakukan analisa secara rutin dan kontiniu agar
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit,
2009.
BAB 5
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil analisa yang dilakukan pada limbah cair inlet dan outlet kelapa
2. Dari keempat sampel yang di analisa terdapat satu sampel yang tidak
sawit menjadi limbah cair outlet kelapa sawit paling baik adalah sampel
nomor dua yaitu kandungan amonianya menjadi 5,320% dan nomor 1 yaitu
22,025%.
5.2. Saran
Sebaiknya dilakukan analisa amonia dalam limbah cair inlet dan outlet kelapa
sawit secara rutin dan berkelanjutan, sebelum limbah outlet dibuang kebadan sungai,
sehingga dapat diketahui kadar dari amonia yang terkandung dalam limbah cair inlet
dan outlet kelapa sawit sesuai dengan standard mutu yang ditetapkan oleh Keputusan
standard mutu maka akan dilakukan pengolahan lanjutan guna untuk kepentingan
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa
Sawit, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://Library.usu.ac.id/download/fkm-devi2.pdf.
2. Suparmin dan Soeparman. 2002. Pembuangan Tinja & Limbah Cair. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
5. Mahida. U.N. 1993. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Penerbit
6. http://www.geocities.com/kharistya amaru/blog/limbah-sawit.html.
11. Effendi. H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan
Indonesia.
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa
Sawit, 2009.
LAMPIRAN
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa
Sawit, 2009.
Data Standard Amonia
Amonia A01 0 0
Amonia A04 1 10
Amonia A05 2.602 20
25
20
Absorbansi
15
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Konsentrasi ppm
R = 0,9976
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa
Sawit, 2009.
Lampiran A IV : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
NO : Kep-51/MENLH/10/1995
Tentang : Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri
Tanggal : 23 Oktober 1995
Wira Susi Sihaloho : Analisa Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa
Sawit, 2009.