Anda di halaman 1dari 17

1. Apakah minum-minuman keras bisa mendorong penyalahgunaan narkoba?

Tentu saja.karna saat mengkonsumsi minuman keras seseorang bisa bebuat sesuatu dg
tdk sdr. Miras (minuman keras) adalah minuman yang mengandung alkohol dan dapat
menimbulkan ketagihan, bisa berbahaya bagi pemakainya karena dapat mempengaruhi
pikiran, suasana hati dan perilaku, serta menyebabkan kerusakan fungsi-fungsi organ
tubuh. Efek yang ditimbulkan adalah memberikan rangsangan, menenangkan,
menghilangkan rasa sakit, membius, serta membuat gembira.

Di dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika


antara lain dinyatakan bahwa narkotika dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Dalam berita kasus kematian Scott Weiland, tidak dicantumkan keterangan tentang
penyakit yang menyebabkan kematiannya, namun berdasarkan efek samping yang
timbul dari penggunaan bersamaan ekstasi dan kokain dikatakan bahwa keduanya
memiliki efek yang sinergis dalam menekan sistem saraf pusat, dimana keduanya sama-
sama merupakan agen vasokonstriktor. Penggunaan alkohol pada kasus ini berperan
dalam meningkatkan efek dari kombinasi kokain dan ekstasi.

2. Jika minuman keras bisa memengaruhi tingkat penggunaan narkoba, mengapa ada
minuman keras yang dibolehkan? Standarnya seperti apa?

Pasal 1 Ayat 2 Uu Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makananrepublik


Indonesianomor 14tahun 2016tentangstandarkeamanandan Mutu Minuman
Beralkoholminumanberalkohol Tradisional Adalah Minuman Beralkohol Yang Dibuat
Secara Tradisional Dan Turun Temurun Yang Dikemas Secara Sederhana Dan
Pembuatannya Dilakukan Sewaktu-Waktu, Serta Dipergunakan Untuk Kebutuhan Adat
Istiadat Atau Upacara Keagamaan

Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No.71/M-Ind/Per/7/2012 Tentang


Pengendalian Dan Pengawasan Industri Minuman Beralkohol Bab Ii Produksipasal 2
Produksi Atau Pembuatan Minuman Beralkohol Di Dalam Negeri Hanya Dapat Dilakukan
Dengan Izin Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 Tentang Izin Usaha Industri.

Di Dalam Konsiderans Menimbang Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


282/Menkes/Sk/Ii/1998 Tentang Standar Mutu Produksi Minuman Beralkohol,
Hanya Dikatakan Bahwa Minuman Beralkohol Merupakan Minuman Yang
Penggunaannya Dapat Menimbulkan Gangguan Kesehatan.

Golongan Dan Standar Mutu

Pasal 3

1. Produksi Minuman Beralkohol Hasil Industri Di Dalam Negeri Dan Berasal Dari
Impor, Kelompokkan Dalam Golongan-Golongan Sebagai Berikut:

a. Minuman Beralkohol Golongan A Adalah Minuman Beralkohol Dengan Kadar


Ethanol (C2h5oh) 1% (Satu Persen) Sampai Dengan 5% (Lima Persen);
b. Minuman Beralkohol Golongan B Adalah Minuman Beralkohol Dengan Kadar
Ethanol (C2h5oh) Lebih Dari 5 % (Lima Persen) Sampai Dengan 20% (Dua Puluh
Persen);
c. Minuman Beralkohol Golongan C Adalah Minuman Beralkohol Dengan Kadar
Ethanol (C2h5oh) 20% (Dua Puluh Persen) Sampai Dengan 55% (Lima Puluh
Persen).
d. Minuman Beralkohol Golongan B Dan Golongan C Adalah Kelompok Minuman Keras
Yang Diproduksi, Pengedaran Dan Penjualannya Ditetapkan Sebagai Barang Dalam
Pengawasan.

Pasal 3minuman Beralkohol Yang Beredar Di Wilayah Indonesia Baik Yang


Diproduksi Didalam Negeri Atau Asal Impor Wajib Memenuhi Standar Keamanan
Yang Ditetapkan.Pasal 4standarkeamanan Sebagaimanadimaksud Dalampasal3
Meliputi:A.Batas Maksimum Kandungan Metanol;B.Cemaran Mikroba;C.Cemaran
Kimia;Dan D.Bahan Tambahan Pangan.Pasal5batas Maksimum Kandungan Metanol
Dalam Minuman Beralkohol Adalah Tidak Lebihdari 0,01 % V/V (Dihitung Terhadap
Volume Produk).Pasal 6batas Maksimum Cemaran Mikrobadan Cemaran Kimia Dan
Bahan Tambahan Pangan Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 4 Huruf B, Huruf
C,Dan Huruf D Harus Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.Pasal 7minuman Beralkohol Yang Melebihi Batas Maksimum Kandungan
Metanol, Cemaran Mikroba, Cemaran Kimia, Dan/Atau Batas Maksimum
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Sebagaimanadimaksud Dalam Pasal 5 Dan
Pasal 6 Dinyatakan Sebagai Pangan Tercemar

3. Apakah kecanduan alkohol dan narkoba itu bisa disembuhkan?


Alkoholisme, juga dikenal dengan kecanduan alkohol, adalah kondisi yang ditandai dengan
kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Kecanduan terjadi jika Anda minum terlalu
banyak di mana tubuh menjadi ketergantungan dan kecanduan terhadap alkohol. Apabila hal ini
terjadi, alkohol dapat menyebabkan perubahan di otak yang membuat seseorang kehilangan
kendali dalam tindakannya. Seseorang dapat minum alkohol berlebihan sepanjang hari atau
menjalani binge drinking, di mana seseorang mengonsumsi sekitar 4 sampai 5 gelas minuman
dalam 2 jam.

Narkoba atau narkotika dan obat-obatan berbahaya menjadi salah satu zat yang bisa memberikan
efek kecanduan pada pemakainya. Cara mengatasi kecanduan narkoba jadi semakin sulit bila
pemakainya sudah menggunakan zat berbahaya tersebut dalam dosis yang tinggi dan setiap hari.
Mulanya, sebagian besar pecandu hanya iseng saat memakai. Namun karena dampak yang
diberikan bisa memberikan ketenangan serta halusinasi, penggunaannya menjadi sangat sulit
dihentikan.

Rehabilitasi BNN

Untuk mengatasi masalah kecanduan obat-obatan terlarang, Badan Narkotika Nasional atau lebih
dikenal dengan BNN membuka layanan rehabilitasi yang dinamakan Balai Besar Rehabilitasi
yang berlokasi di Bogor.

Pecandu atau penyalahgunaan narkoba akan dipulihkan sepenuhnya baik dari segi fisik maupun
mental. Diharapkan setelah keluar dari Balai Besar Rehabilitasi ini, mantan pecandu bisa hidup
normal seperti sedia kala dan tidak menggunakan kembali obat-obatan terlarang.

UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 54 menyatakan pecandu narkotika dan korban
penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan sosial. Rehabilitasi medis yakni terkait
pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sedangkan rehabilitasi sosial terkait pemulihan sosial dan mental
pecandu narkoba.

Pasal 103 UU Narkotika menyebutkan:

(1) Hakim yang memeriksa perkara Pecandu Narkotika dapat:

a. memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau perawatan


melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut terbukti bersalah melakukan tindak pidana
Narkotika; atau
b. menetapkan untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau perawatan
melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana
Narkotika.

(2) Masa menjalani pengobatan dan/atau perawatan bagi Pecandu Narkotika sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman.
4. Ganja ‘kan termasuk tanaman, kenapa bisa adiktif dan berbahaya? Apa saja efeknya?

Ganja adalah jenis tanaman berpenghasil serat, yang dimana didalam tanaman ganja mepunyai
2 zat yang terkandung. Zat THC ( Tetrahydrocannabinol ) dan Zat CBD ( Cannabidiol ).

Zat Adiktif Berdasarkan Penggolongan

Narkotika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi


dalam 3 golongan, yaitu:

 Golongan I

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh Narkotika golongan I terdiri dari 26 macam, antara lain opium mentah, candu, kokain,
ganja dan heroin.

Awal mula lahirnya UU pelarangan akan tanaman ganja di Indonesia yaitu UU No.9 Tahun 1976,
kemudian mengesahkan perubahan UU Narkotika menjadi UU No.22 Tahun 1997, dan kemudian
mengesahkan kembali perubahan UU Narkotika menjadi UU No.35 Tahun 2009 dan masih
berlaku sampai sekarang.

Diberlakukannya UU No.35 tahun 2009, dan di pasal 6 juga tertulis pengkhususan tanaman
ganja sebagai narkotika golongan I atau dalam artian memiliki jerat hukuman yang paling berat.

Tanda-tanda gejala putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu makan.
Tanda-tanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tidak teratur,
napas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa. Zat kandungan dalam ganja yang berbahaya
dapat menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang
penyakit dan infeksi serta memperburuk aliran darah koroner.

5. Kenapa ada orang yang berkeinginan untuk melegalkan ganja? Bagaimana pendapat
anda?

Amerika Serikat : Selain untuk keperluan medis, negara bagian di Amerika Serikat
seperti : Washington, Colorado, Oregon, Alaska dan Nevada mengatur akan pemakaian
ganja untuk rekreasi. Dan di California sendiri orang dewasa minimal berusia 21 tahun
bebas memiliki ganja dengan batas kepemilikan satu ons ganja.
Inggris : Di Inggris sendiri terhitung mulai 1 November 2018 penggunaan ganja sebagai
medis legal. Di negara Ratu Elizabeth tersebut penggunaan ganja sendiri difokuskan
untuk pengobatan bagi para penderita epilepsy, dan nyeri akibat kemoterapi.
Perancis : Mulai juni 2013 segala produk-produk yang berbahan dasarkan ganja dan juga
penggunaan obat dari hasil olahan ganja menjadi legal di negara ini. Dan di Perancis
sendiri penggunaan serat ganja juga dimanfaatkan untuk keperluan pembuatan kertas dan
pakaian.
Rusia : Budidaya cannabis hemp untuk kebutuhan pertanian dan industri legal di negara
rusia.
Cina : Negara Cina terkenal sebagai produsen ganja terbesar di dunia. Di Cina sendiri
penggunaan ganja sebagai bahan obat obatan seperti rematik, sakit perut, beri-beri hingga
malaria. Cina juga memanfaatkan ganja sebagai minyak olahan.

6. Kenapa remaja atau generasi muda bisa menjadi sasaran utama bagi pengedaran
narkoba?
1. Pasal 4 Undang-Undang tentang Narkotikabertujuan:
a.menjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi; b.mencegah, melindungi, dan
menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan
Narkotika; c.memberantas peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika; dan d.menjamin pengaturan upaya
rehabilitasi medis dan sosial bagi Penyalah Guna dan pecandu
Narkotika.
2. Mudah disugesti
7. Kenapa artis dan pejabat publik bisa terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba?
1. Tekanan mental dan fisik
Menjadi selebriti, seseorang dituntut untuk selalu menampilkan yang terbaik, entah
lewat penampilan atau tingkah laku. Keharusan mereka untuk selalu sedia 24/7 ini
tentunya memberikan depresi sendiri. Saat depresi seperti ini menjadi saat paling
rentan seorang selebriti menggunakan obat terlarang.
2. Tidak kehilangan banyak hal
Bagi orang awam, konsekuensi dalam penggunaan obat terlarang terlalu besar
terlebih jika mereka bekerja di tempat dengan tuntutan tanggung jawab yang
tinggi. Konsekuensi akan kehilangan pekerjaan, penghidupan dan rasa malu
memaksa mereka untuk menjauhi obat terlarang itu.
Sementara bagi selebriti "karena hanya perlu sedikit atau bahkan tidak ada rasa
kehilangan akan sesuatu atau pinalty jika menggunakan obat terlarang, motivasi
untuk tetap menjauhi obat terlarang lebih kecil"
3. Kecemasan dan depresi.
Kecemasan para selebriti ketika menghadapi dua hal ini termanifestasi dalam
bentuk depresi, kekurangan tidur, menangis tanpa ada alasan yang jelas, bad
mood, kurang konsentrasi, paranoid, kurangnya rasa percaya pada sesama, dan
munculnya rasa benci akan diri sendiri.
Dengan rasa depresi berlebihan ini, obat terlarang menjadi rute keluar yang dapat
digunakan untuk menghibur diri.
8. Apa yang menyebabkan seseorang ingin coba-coba narkoba, padahal dia sudah tahu
akibat buruknya?

1.Gaya hidup
Alasan ini identik dengan perilaku manusia-manusia yang bahwa kesenangan dan
kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup (Hedonis) Para selebritis dan pejabat yang
hartanya berlimpah seringkali menghamburkan hartanya dengan berkarnoba ria karena
kesenangan dan kebahagiaan hidup didapat saat otak mereka sudah bercumbu dengan
bidadari diawang-awang sana.
2. Pengaruh komunitas
Kecenderungan ini terjadi ketika seseorang ingin diterima dengan komunitas tertentu
yang identik dengan penggunaan narkoba. Mau tidak mau agar eksistensinya terwakili,
ikut menggunakan narkoba adalah jalan paling ideal agar kehadirannya menyatu dengan
komunitas tersebut. Namun tak sedikit juga sesorang yang hidup di suatu komunitas
tertentu menjadi pengguna narkoba bukan karena ingin eksistensinya diakui tapi karena
ia tak mampu untuk menolak godaan tersebut.
3.Mengobati stress
Pikiran kalut dan sumpek, alasan yang mendorong seseorang untuk menggunakan
narkoba. Menurut pengakuan mantan pengguna, memang narkoba membuat hidup
selamanya jadi indah. Semua permasalahan hidup teratasi jika dalam keadaan fly. Hutang
menjadi lunas. Ketika pengaruhnya hilang, cukup pakai narkoba lagi, hutang kembali
lunas, stress teratasi dan begitulah seterusnya.
4.Menghilangkan rasa sakit
Dalam dunia kedokteran, kokain biasanya digunakan untuk menekan rasa sakit dan
morfin bertujuan menghilangkan nyeri hebat yang dirasakan pasien. Seseorang yang
mengidap penyait tertentu yang sifatnya akut seringkali mengobati rasa sakitnya dengan
mengkonsumsi narkoba. Mulanya memang untuk mengobati rasa sakit, namun akhirnya
sebelum rasa sakit itu datang, seseorang yang sudah taruma, nekat mengkonsumsi
narkoba karena sudah mengalami ketergantungan.
5.Lambang pemberontakan
Masih ingat dengan-anak Punk? Punk mulanya lahir di London, Inggris sebagai wujud
pemberontakan anti kemapanan dalam masyarakat. Gaya berpakaiannya sangat urakan.
Kesannya tidak normatif bagi sebagian besar masyarakat.
Tabiat anak-anak Punk ini juga menjangkiti kalangan anak muda yang anti kemapanan.
Kesan urakan mereka umumnya disampaikan dengan penggunaaan narkoba, sebuah
pemberontakan untuk menyampaikan pesan pada dunia dengan kalimat yang bunyinya
mungkin begini,”Lihat, kami tak peduli lagi dengan kalian!”
6.Agar lebih Pede
Ya, narkoba memang bisa menutupi kepribadian seseorang yang pemalu. Bukan sekali
dua kali saya melihat seseorang yang mulanya malu menyanyi dipanggung, tiba-tiba
menjadi superaktif setelah mengkonsumi narkoba. Maunya dia terus yang menyanyi,
akibatnya bukan sekali dua kali juga menyaksikan keribuatan di atas panggung karena si
pengkonsumsi tadi sudah kehilangan rasa malu. Terus ingin menyumbang lagu dengan
nafas ngos-ngosan dan suara fals lagi.
7.Menambah Nyali
Sama seperti alasan nomer 6, terkadang seseorang yang bermental lemah terpakasa
memakai narkoba untuk meningkatkan nyalinya. Rasa takut memang hilang kalau
pengaruh obatnya sangat kuat. Pernah suatu kasus, ketika polisi razia motor, si pengguna
yang lagi fly malah merobek baju dan menantang polisi untuk menembak dadanya.
Mungkin karena ia sering menjadi korban razia dan tak berdaya, sehingga untuk melawan
aparat terpaksa menjadikan narkoba sebagai senjatanya, senjata makan tuan yang
menghantarkan seseorang kebalik jeruji penjara.
8.Biar dicap dewasa
Perilaku ini biasanya menyasar anak-anak muda kosmopolitan. Tidaklah dianggap gaul
dan dewasa jikalau belum bersentuhan dengan benda haram tersebut.
9.Motif ekonomi
Profesi yang paling cepat menghasilkan uang namun resikonya sangat berat memang
menjadi pengedar narkoba. Putaran uangnya sangat luar biasa. Bayangkan, benda bentuk
pil diare yang jumlahnya ratusan tapi nilainya sudah puluhan juta. Harga sebutir ektasi
memang lumayan tinggi, apalagi ekstasi impor dari Belanda sebagai pusat ekstasi
dunia. Kenikmatan mengkonsumsi diiringi dengan besarnya putaran uang tadi membuat
seseorang yang ekonominya “kalut” terkadang rela menjadi pengedar narkoba demi
mendapatkan uang dalam jumlah besar dan waktu yang singkat. Tetapi resikonya jelas
sudah terbayangkan oleh mereka.
10.Ketergantungan
Dari point 1 sampai 9 di atas, maka ketergantungan adalah alasan pamungkas kenapa
seseorang rela menceburkan dirinya di jurang narkoba. Tak peduli dia kaum hedonis,
selebritis papan atas atau papan bawah, stress atau tidak, kalau sudah mengalami
ketergantungan, maka menggunakan narkoba dianggap jalan penyelesaian hidup terbaik.

9. Bagaimana cara mengetahui kalau keluarga, teman, dan orang-orang di sekitar saya
merupakan pemakai atau pengedar narkoba?

 Membolos sekolah, nilai rapor menurun, sering bermasalah di sekolah


 Motivasi menurun, baik secara akademik maupun ekstrakurikuler, hobi, olahraga, atau seni
 Laporan keluhan dari guru atau teman-teman lainnya
 Kehilangan uang, barang berharga, obat resep, meminjam dan mencuri uang
 Menutup diri, berdiam diri, mengisolasi, terlibat dalam aktivitas mencurigakan
 Berontak dengan nilai dan prinsip keluarga
 Memaksa untuk mendapatkan privasi lebih, mengunci pintu, dan menghindari kontak mata
 Perubahan mendadak pada hubungannya dengan pacar, teman, tempat bermain favorit, atau
hobinya
 Selalu terlibat dalam masalah (argumen, pertengkaran, kecelakaan, aktivitas ilegal)
 Rutin menggunakan parfum, pembersih ruangan, atau dupa aromaterapi, untuk
menyembunyikan bau asap atau obat-obatan
 Rutin menggunakan obat tetes mata, untuk menyembunyikan mata merah dan pupil yang
membesar
 Mengertakkan gigi, mengunyak permen karet untuk menyembunyikan bau mulut
 Peningkatan nafsu makan, atau ngemil lebih sering
 Selalu pergi di malam hari
 Mengemudi sembrono
 Tidak bisa menahan diri
 Perubahan mood atau ketidakstabilan emosi
 Perilaku yang menjengkelkan, keras
 Kikuk dan canggung tidak seperti biasanya, kurang koordinasi dan keseimbangan
 Murung, menarik diri, tertekan
 Kelelahan yang tidak biasa
 Sikap bermusuhan, mudah marah, perilaku tidak kooperatif
 Menipu atau penuh rahasia
 Membuat alasan yang tidak ada habisnya
 Gerakan lesu atau bengong terus menerus
 Berbicara melantur, cadel, atau sangat cepat, hingga tidak dapat dimengerti
 Kesulitan untuk fokus
 Hiperaktif
 Terlihat sangat takut, paranoid, atau gugup
 Luar biasa gembira
 Periode sulit tidur atau energi tinggi, diikuti oleh periode tidur terus menerus
 Pergi tanpa diketahui keberadaannya dalam waktu yang lama
 Perubahan sikap dan perilaku secara umum

10. Usia berapa yang rentan terkena godaan narkoba?

World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United Nations Office on Drugs and Crime
(UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 % dari penduduk
dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba. Sementara di Indonesia, BNN
selaku focal point di bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) mengantongi angka penyalahgunaan narkoba tahun
2017 sebanyak 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun.
Sedangkan angka penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar di tahun 2018 (dari 13
ibukota provinsi di Indonesia ) mencapai angka 2,29 juta orang. Salah satu kelompok
masyarakat yang rawan terpapar penyalahgunaan narkoba adalah mereka yang berada
pada rentang usia 15-35 tahun atau generasi milenial.

11. Apa itu overdosis? Apa penyebab dan efeknya?

Overdosis (disingkat OD) atau Kelebihan dosis adalah gejala terjadinya keracunan akibat obat yang
melebihi dosis yang bisa di terima oleh tubuh. OD sering disangkutan dengan terjadinya bila heroin
digunakan bersama alkohol, obat tidur misalnya golongan barbiturat (luminal) atau penenang (valium,
xanax, mogadon/BK dan lain-lain). Jangan mengonsumsi heroin bersama alkohol atau obat tersebut.
1. Seorang yang overdosis biasanya jarang menyadari apa yang terjadi dengan mereka
2. Obat yang kamu konsumsi akan menyebar ke seluruh tubuhmu
3. Saat mengenai otak, zatnya akan membuatmu menjadi bahagia
4. Kemudian, zat obat menciptakan perasaan bahagia yang melampaui rasa bahagia pada
umumnya
5. Saat sakau, kamu akan merasakan rasa kantuk yang membuat kepalamu terangguk-
angguk
6. Napasmu mulai melambat, bahkan bisa berhenti total
7. Detak jantung akan melambat akibat opioid menekan sinyal neurologis
8. Organ-organ vitalmu akan mulai tak berfungsi
9. Mulut akan berbusa atau tersedak
-Kasus racun kopi sianida yang sempat menghebohkan mengantarkan si pelaku Jessica Kumala Wongso
di vonis 20 tahun penjara pada 2016 silam

12. Apa zat yang membuat narkoba begitu adiktif?

 MSG. MSG (monosodium glutamat) alias mecin adalah zat aditif yang digunakan
sebagai penyedap rasa makanan. ...
 Pewarna buatan. ...
 Natrium nitrit. ...
 Sirup jagung tinggi fruktosa. ...
 Pemanis buatan. ...
 Natrium benzoat. ...
 Perasa buatan. ...
 Lemak trans.

13. Apakah ketagihan pada video games, media sosial, atau penggunaan internet itu sama
seperti ketagihan pada narkoba?

Para psikolog telah mencatat bagaimana Like, komentar, atau follower baru di akun
jejaring sosial bisa memicu riliskan hormon dopamin, mirip ketika kita mengonsumsi
opioid.
Dengan kata lain, notifikasi di smartphone kita secara tak disadari membuat kita
senang karena otak merespons seakan kita mendapatkan hadiah.
Profesor psikologi di Universitas Stanford menyebut bahwa manusia adalah "hewan
sosial" sehingga interaksi adalah hal utama bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, jalur
otak yang diaktifkan media sosial memang sama dengan narkoba seperti kokain. Namun perlu
diketahui bahwa hal tersebut cenderung bermanfaat jika sosialisasi disikapi dengan positif.

14. Jika orang tua menjadi pecandu narkoba, dan ibunya mengandung, apakah anaknya bisa
terpengaruh dan menjadi pecandu juga nantinya?

Ahli saraf dan terapis okupasi dari Kanada, Kimberly Ann Barthel, BMR, OTR, mengatakan narkotik
bekerja dalam tubuh dengan mengubah besar jumlah hormon. Karena hormon sebenarnya adalah
sesuatu yang alami, maka otak akan menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa dan mengolahnya.
Dalam perkembangan bayi di rahim, wanita yang akrab disapa Kim ini menjelaskan kandungan zat
narkotik akan terbawa di dalam darah masuk ke bayi lewat tali pusat.

Otak akan bicara 'saya tahu ini apa, saya bisa mengatasinya'. Nah otak bayi menerima bahan kimia itu
dan menggunakannya. Bayi mendapat pengalaman yang sama seperti ibunya," ujar Kim saat
memberikan kuliah umum di Gedung Vokasi, Universitas Indonesia (UI), Depok, Sabtu (3/1/2015).

Kim mengatakan bahwa saat kandungan narkotik misalnya kokain yang memberikan tambahan hormon
dopamin digunakan bayi, otak bayi akan memberikan respons yang sama seperti orang dewasa.
Akibatnya, si bayi pun sudah menjadi kecanduan di dalam kandungan.

"Jadi saat nanti bayi lahir terus suplai terputus tiba-tiba, otak bayi akan berpikir 'kemana perginya
dopamin saya'. Otak akan memutus beberapa reseptor otak untuk beradaptasi dan gejala putus obat
bisa muncul pada bayi," tambah Kim.

Kecanduan ini tidak terbatas hanya pada narkoba saja. Kim menjelaskan intinya semua hal yang bersifat
adiksi dapat menimbulkan efek yang sama pada bayi dalam kandungan. Kecanduan alkohol adalah salah
satu zat yang dikatakan oleh Kim berbahaya untuk bayi karena tidak dikenali oleh tubuh sehingga tidak
bisa dibersihkan.

15. Apakah narkotika itu memiliki manfaat tersendiri?

Narkoba, seperti yang kita tahu di Indonesia adalah ilegal, namundengan resep dokter
danpengawasan, beberapa jenis narkotikaternyata memiliki manfaat yang bisa
digunakan di bidang medis, yaitu :
1.LSD:
mengobatiketergantungan,perawatanuntukdepresidanmenghentikansakitkepala.Dalam
Spring Grove State Hospital di Maryland, para peneliti memberikan LSDkepada pasien
kanker akut untuk melihat apakah dapat membantu mengurangi
kecemasan.1/3daripasienberkurang rasa tegang, depresi, takut kematian dan
kesakitannya(terbukti menjadi pereda nyeri yang efektif untuk
sakitkronis).1/3lainmelaporkan kondisi ini cukup berkurang dan kelompok terakhir
mengatakan, kondisi mereka tidak membaik sama sekali, tapi juga tidak memburuk.
2.JamurPsychedelic:mengobatisakitkepalaclusterdanOCDSebuah studi University
of Arizona menunjukkan bahwa mereka dengan kondisisakit kepala mereka,bisa reda
sementara dan pada satu pasien, sakit kepalanya sembuh berlangsung selama 6bulan
penuh.Para peneliti mengakui studi ini tidak serta merta membuktikan bahwa obat itu
dapat berfungsi sebagai pengobatan, mereka hanya mengatakan ini berprospek untuk
dilakukan studi lebih lanjut.
3.Ekstasi:mengurangikecemasan,meringankangejalaParkinson'sdanperawatanun
tukPTSDSementara studi formal belum dilakukan, psikolog dari Universitas Norwegia
Sains dan Teknologi berpendapat bahwa bila dikombinasikan dengan terapi
perendaman, kemampuan obat untuk melepaskan tingkat oxytocinbisa membuat
MDMAobat yang ideal untuk digunakan sebagai programperawatan lengkap. Obat ini
mungkin juga dapat untuk mengobati penyakit Parkinsonmelalui pelepasan kadar
serotonindi otak. Sementara para peneliti masih tidak mengerti bagaimana perawatan
bekerja, telah terbukti efektif dalam studi menggunakan tikus dan satu penderita
Parkinson.Korban Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)juga menunjukkan respons
positif terhadap perawatan yang melibatkan ekstasi. Psikolog yang melakukan terapi
menggunakan studi dan MDMAmenemukan obat tersebut memberi mereka jendela
waktu di mana pasien mengalami rasa takut sedikit tanggapan dan memadai bisa
menangani terapi yang sangat penting untuk bekerja melalui kondisi mereka
4.KokaindanTanamanCoca,sebuahobatbiusbaru,obatpencahardansebagaiobatm
otionsicknessJauh sebelum bintang rock mulai melakukan mencandu kokain, kokain
pernah secara luas dipuji sebagai obat ajaib yang dapat digunakan untuk
menyembuhkan segala sesuatu mulai dari sakit kepala untuk alkoholisme dan untuk
demam akut. Sementara obat modern telah menemukan perawatan jauh lebih aman
untuk sebagian besar kondisi ini, obat ini masih kadang-kadang digunakan sebagai
anestesi topicaluntuk mata, hidung dan operasi tenggorokan.Baru-baru ini juga telah
digunakan sebagai pengobatan topikal diterapkan pada mereka yang menderita sakit
kepala menahun yang parah. Penelitian tentang keperluan medis daun koka agak
terbatas, namun pada kebudayaan Andean telah menggunakan daun koka untuk tujuan
pengobatan selama berabad-abad. Seorang dokter Amerika, Andrew Weil, percaya
budaya ini mungkin ke sesuatu dan menunjukkan bahwa daun koka mungkin dapat
mengobati mabuk perjalanan, radang tenggorokan, sembelit dan obesitas.
5.HeroinSeperti halnya kokain, efek heroin menjadi sebuahkeajaiban untuk
menyembuhkan. Meski berbahaya,terutama kecenderungan untuk penyalahgunaan,
obat ini masih menjadi salah satu perawatan paling efektif dan paling aman untuk sakit
kronis yang ekstrim, seperti penderitaan yang dialami pasien kanker. Literatur medis
telah menunjukkan bahwa hal itu jauh lebih aman daripada obat lain yang diberikan di
tempatnya, termasuk oksikodoncandu sintetis. Sayangnya, pemerintah federal Amerika
Serikat melakukan larangan pada obat untuk rumah sakit dan fasilitas medis lainnya
untuk menggunakannya secara subtantif, meski obat itu aman sebagai penangangan
untuk rasa sakit yang efektif dan hanya satu-satunya pilihan.
6.AmfetaminAmfetamin saat ini digunakan oleh komunitas medis untuk
mengobati beberapa kondisi, termasuk narcolepsydan ADHD. State University of New
York melaporkan bahwa dalam beberapa kasus, mereka juga terbukti efektif dalam
mengobati depresi dan obesitas.Salah satu penggunaan yang paling mengejutkan bagi
amfetamin adalah penggunaan obat membantu korban stroke untuk pulih lebih
cepat.baru -baru ini Sebuah studi oleh Institut Karolinska Swedia menunjukkan bahwa
perawatan dapat sangat membantu bagi mereka yang telah lemah stroke.
7.Ganja:obatuntukkanker,AIDS,sklerosis,glukomadanepilepsiBisa dibilang inilah
jenis narkotik paling kontroversi di dunia, banyak negara telah mencabut larangan
terhadap ganja sebagai jenis narkotik dan memanfaatkan penggunaannya sebagai obat
yangmujarab bagi beberapa penyakitdan mengijinkan orang dewasa untuk
menggunakannya dengan aturan tertentu, bahkan Alm.GusDur, saat masih menjadi
Presiden sempat mempunyai opini untuk melegalkan ganja dengan pengawasan di
Indonesia. Pendukung mariyuana medis berpendapat bahwa hal itu dapat menjadi
pengobatan yang aman dan efektif untuk gejala kanker, AIDS, multiple sclerosis,
glukoma, epilepsidan kondisi lain

16. Bagaimana sikap kita terhadap mereka yang sudah terlanjur terjebak dalam dunia
narkotika?

Cara Menghadapi Teman Pengguna Napza


* Bertanya Baik-baik. Anda bisa langsung bertanya padanya, apakah dia menggunakan
barang haram tersebut atau tidak. Jika dia tidak mengakuinya, Anda perlu mencermati
sikap-sikap si dia lainnya. Lain halnya jika si teman menggunakan napza di hadapan
Anda. Tentunya, Anda harus bisa menasehatinya dan bertanya secara baik-baik.
Tanyakan apa alasan si dia menggunakan barang haram tersebut dan nasihatilah.

* Bantu Untuk Lebih Baik. Sebagai teman yang dekat dengannya, Anda harus bisa
mengajak si dia untuk menjalani hidup lebih baik. Anda harus bisa mendukungnya dan
mengajaknya untuk melakukan hal-hal yang lebih positif lainnya. Misalnya, berolahraga,
beribadah, dan hal positif lainnya. Selain itu, Anda juga bisa memberikan masukkan
kepadanya mengenai bahaya narkoba, apa dampaknya, bagaimana perasaan keluarga jika
mengetahui hal itu, dan lain sebagainya.

* Menjauhi. Cara ini sebenarnya alternatif lain jika si dia tak juga bisa dinasehati. Para
pengguna napza cepat atau lambat tentunya akan ketahuan juga oleh pihak yang
berwajib. Cara ini mungkin tepat untuk Anda jika merasa takut melaporkan teman yang
menggunakan napza.

17. Bagaimana cara mencegah agar kita tidak tergoda narkoba?

Hal yang dapat dilakukan agar tidak terjerumus narkoba:


a. pendidikan atau penyuluhan tentang narkoba
b. menghindari coba-coba
c. kenali ancaman hukuman bagi pemakai, pembuat ataupun pengedar
d. memperkuat keimanan
e. memilih pergaulan yg sehat
f. mempererat hubungan dengan keluarga
g. hindari pintu masuk narkoba yaitu rokok.

18. Bagaimana peran orang tua agar anaknya jauh dari narkoba?

Menurut Penulis, ada empat hal yang perlu dilakukan untuk memperkuat peran orang
tua.
Pertama, memberikan pendidikan agama kepada anak-anaknya. Berikan
pemahaman bahwa narkoba (khamr) termasuk haram dan berdosa jika mengonsumsinya.
Kedua, berikan pembinaan sekaligus pengawas kepada anak-anak melalui
komunikasi yang humanis dan persuasif. Orang tua diupayakan selalu bertanya ketika
anak-anak hendak pergi suatu tempat, berapa lama, pergi bersama siapa, dan berapa
lama? Orang tua juga perlu mengingatkan kepada anak-anaknya agar hari-hati memilih
teman karena salah satu rantai penyebaran narkoba juga berasal dari lingkungan teman
bermain.
Ketiga, jalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan pihak sekolah untuk
mengantisipasi anak-anak mereka terjerat narkoba. Selain itu, para orang tua juga dapat
bekerja sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan aparat kepolisian untuk
melakukan sosialisasi bahaya narkoba.
Keempat, ketika suatu saat ada anak kita yang menjadi korban narkoba, maka
orang tua perlu melakukan pendampingan, cepat merehabilitasinya, dan menguatkan
morilnya. Sejenak, orang tua pasti akan marah dan kecewa terhadap anaknya tersebut.
Hal tersebut wajar dan manusiawi, tetapi tidak menjadi jalan keluar. Tunjukkan perhatian
dan kasih sayang kepada anak kita yang menjadi korban narkoba. Tunjukkan bahwa
pihak keluarga memberikan do’a dan dukungan kepada untuk sembuh. Ajak anak kita
yang menjadi korban narkoba untuk merefleksikan masalah yang dialaminya, dan ajak
untuk mengambil pelajaran sebagai bahan untuk menata kembali masa depan.
Kelima, perlu ada pendidikan atau sosialisasi anti narkoba bagi orang tua. Orang
tua harus tahu tentang jenis dan modus peredaran narkoba, ciri-ciri narkoba, ciri-ciri
pengguna narkoba, cara mengantisipasi bahaya narkoba, cara menangani korban narkoba,
cara melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pencegahan bahaya
narkoba, dan sebagainya. Dengan demikian, para orang tua menjadi melek tentang
bahaya narkoba sebagai bekal dalam membina anak-anaknya.

19. Bagaimana cara membujuk seseorang agar mau direhabilitasi? Dia sebenarnya ingin
sembuh, tetapi malu jika orang-orang tahu kalau dia sedang dalam proses “pengobatan”
dari jerat narkoba.

Pada tahun 2009 Mahkamah Agung mengeluarkan sebuah surat edaran (SEMA RI no 7/2009) yang
ditujukan kepada Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi diseluruh Indonesia untuk menempatkan
pecandu narkotika di panti rehabilitasi dan yang terbaru adalah dengan dikeluarkannya Surat Edaran
Mahkamah Agung Nomor 04 Tahun 2010 tentang Penempatan Penyalahgunaan, Korban
Penyalahgunaan dan Pecandu Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial
yang merupakan revisi dari Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 07 Tahun 2009.

pecandu narkobayang seniorberperan sebagai komunikator yang selalu memberikan dukungan


berupa nasehat, teguran dan motivasi kepada pecandu narkobalainnya yang bertujuan
mengubah sikap dan perilaku mereka yang pada akhirnya tidak menggunakan narkoba lagi.
Kesemuanya ini merupakan bagian dari proses pemulihan mereka dari narkob

20. Bagaimana cara menghukum para pemakai narkoba?

Berikut rambu-rambu penanganan kasus pecandu narkoba:

1. Pecandu Wajib Lapor

Merujuk pada UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 54 menyatakan pecandu


narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan sosial.
Rehabilitasi medis yakni terkait pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sedangkan rehabilitasi
sosial terkait pemulihan sosial dan mental pecandu narkoba.

Lalu pada Pasal 55 menyebutkan permohonan rehabilitasi ini dilaporkan oleh si pecandu atau
keluarga ke lembaga rehabilitasi medis dan sosial. Sedangkan untuk pecandu narkoba di bawah
umur, dilaporkan oleh walinya.

"Buat yang menyerahkan diri atau volunteer, ya kita assesment langsung. Terus kita obati.
Perkara dia pengedar atau bandar, itu perkara lain. Lagipula, mana mungkin bandar mau
menyerahkan diri ke BNN. Jarang itu," kata Karo Humas dan Protokol BNN Sulistyo Pudjo
Hartono, saat dihubungi detikcom, Senin (22/7/2019).

Wajib lapor itu bisa dilakukan secara online di website BNN. Melalui laman tersebut, pemohon
bisa terlebih dahulu membuat akun pengguna dengan mengisi biodata menggunakan kartu
identitas. Bisa menggunakan KTP, SIM atau Paspor.

Kemudian, usai membuat akun dan log in, langkah selanjutnya ialah mengisi formulir
pendaftaran yang sudah tersedia. Pemohon harus membaca dan memahami petunjuk pengisian
dengan baik dan saksama.

2. Bagaimana bila pecandu itu tidak melapor dan tertangkap aparat?

Bagi pecandu yang tertangkap aparat, akan dilakukan penyelidikan. Apakah murni pecandu,
atau memang terkait sindikat. Bila terkait sindikat, maka ia tetap diproses secara hukum dan
diproses hingga pengadilan.

Namun bila ia benar-benar hanya pecandu/pemakai, maka BNN dapat langsung mengirimnya ke
pusat rehabilitasi, tanpa perlu meneruskan prosesnya ke pengadilan.

"Untuk yang tertangkap, nanti diproses asessment sama BNN dulu. Kemungkinannya dua. Dia
hanya sebagai pemakai atau terlibat sindikasi. Kalau cuma pemakai, tidak perlu proses
pengadilan dulu. Langsung saja direhabilitasi. Nggak perlu diberkaskan, soalnya biaya
pemberkasan itu mahal. Kecuali barang buktinya sampai puluhan gram, maka harus
diberkaskan. Nantinya, terkait dia pecandu atau pengedar, baru menunggu keputusan hakim,"
ujarnya.

3. Bagaimana bila pecandu tetap diproses hukum ke pengadilan?

Dalam beberapa kasus, pecandu tetap diajukan ke pengadilan karena penyelidik meyakini ia
terlibat jejaring sindikat narkoba. Dalam mengadili, hakim diberikan rambu-rambu terkait
penanganan kasus tersebut
Pasal 103 UU Narkotika menyebutkan:

(1) Hakim yang memeriksa perkara Pecandu Narkotika dapat:

a. memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau


perawatan melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut terbukti bersalah melakukan
tindak pidana Narkotika; atau
b. menetapkan untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau
perawatan melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut tidak terbukti bersalah
melakukan tindak pidana Narkotika.

(2) Masa menjalani pengobatan dan/atau perawatan bagi Pecandu Narkotika sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman.

4. Apakah ada panduan hakim mengadili kasus pengguna narkotika?

Dalam mengadili kasus tersebut, hakim terikat pada Surat Edaran Mahkamah Agung No 4 Tahun
2010. Salah satunya memberikan batasan kadar narkoba yang didapati saat penangkapan. Di
atas batas maksimal, maka dikenakan aturan hukum yang berlaku di UU Narkotika, bukan
pecandu lagi.

Berikut ini daftar batasannya:


- sabu kurang dari 1 gram.
- ekstasi kurang dari 2,4 gram atau sama dengan 8 butir.
- Kelompok Heroin kurang dari 1,8 gram.
- Kelompok Kokain kurang dari 1,8 gram.
- Kelompok Ganja kurang dari 5 gram.
- Daun Koka kurang dari 5 gram.
- Meskalin kurang dari 5 gram.
- Kelompok Psilosybin kurang dari 3 gram.
- Kelompok LSD (d-lysergic acid diethylamide) kurang dari 2 gram.
- Kelompok PCP (phencylidine) kurang dari 3 gram.
- Kelompok Fentanil kurang dari 1 gram.
- Kelompok Metadon kurang dari 0,5 gram.
- Kelompok Morfin kurang dari 1,8 gram.
- Kelompok Petidin kurang dari 0,96 gram.
- Kelompok Kodein kurang dari 72 gram Kelompok.
- Bufrenorfin kurang dari 32 mg

21. Bagaimana cara menghukum para pengedar narkoba agar mereka jera?
Hukuman mati marupakan salah satu bentuk hukuman yang paling berat dijalankan seorang
terpidana dengan cara menghilangkan nyawanya. Hukuman mati diatur dalam Pasal 10 Kitab
Undang–Undang Hukum Pidana (KUHP)1. Hukuman mati dapat diberikan oleh hakim setelah
melakukan pertimbangan dengan sebaik–baiknya berdasarkan fakta hukum di persidangan dan
alat bukti yang cukup (Pasal 184 KUHAP) sehingga hakim dapat memutuskan seseorang
mendapatkan salah satu bentuk hukuman tersebut.

Hukuman mati diberikan kepada salah satu terdakwa yang melakukan kejahatan berat dan luar
biasa. Kejahatan narkoba sudah dianggap sebagai kejahatan paling mematikan karena sasaran
utamanya adalah generasi muda.

Penjatuhan hukuman mati bagi terpidana kasus peredaran gelap narkoba diatur dalam Undang -
Undang Nomor 35 Tahun 2009 pasal 135 ayat (2) dan Pasal 114 ayat (2) Penjatuhan hukuman
mati jika ditinjau dari hukum positif Indonesia bertentangan dengan hak asasi manusia yang
tertuang di dalam Pasal 4 Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.7
Karena hak asasi manusia menentang pembunuhan tetapi di dalam KUHP dan peraturan
perundang–undangan Indonesia menjelaskan bahwa: Pasal 10 KUHP menentukan jenis-jenis
pidana yang salah satunya dalam Pasal 1 huruf a angka 1 menjelaskan salah satu pidananya
adalah pidana mati.

Hukuman mati merupakan salah satu tujuan dari pemidanaan untuk mencegah dan menimbulkan
efek jera para pelaku tindak pidana. Menurut Muzakir dalam “Kutipan Putusan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia Nomor 2-3/PUU-V/2007 mengenai Pengujian UndangUndang
Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika terhadap UUD 1945” (Sindo :2007:5) pidana mati
dijatuhkan sebagai upaya terakhir untuk mengayomi masyarakat, jadi untuk memberi proteksi
pada asas perlindungan masyarakat

Terpidana mati kasus peredaran gelap narkotika (Bandar Narkoba) saudara Freddy Budiman
yang sudah divonis mati oleh hakim pengadilan Jakarta Barat pada tanggal 15 Juli 20134 dan
dieksekusi pada hari Jumat tanggal 29 Juli 2016 Pukul 00.45 dini hari di Nusakambangan
Cilacap Jawa tengah. Eksekusi mati tersebut dilakukan setelah menunggu 3 (tiga) tahun sampai
kasus peninjauan kembali dan permintaan grasi kepada Presiden tidak terpenuhi. Ekseskusi mati
ini sudah dilakukan demi kepentingan dan pelaksanaan hukum yang lebih efektif.

22. Bagaimana bisa seorang pengedar narkoba yang sudah dipenjara, tetapi masih bisa
mengoperasikan usaha haramnya itu?

a. karena adanya keterlibatan oknum petugas lapas. Petugas lapas yang harusnya membina justru
ikut bermain, memberikan kemudahan terjadinya transaksi maupun kemudahan bandar
menjalankan bisnisnya di penjara. Sebut saja kasus Hartomy yang sempat menghebohkan
masyarakat. Karena ia bisa leluasa mengendalikan bisnis narkoba dari balik NUsakambangan. Ia
juga diketahui kerap keluar masuk Nusakambangan kendati dalam status menghuni lapas.
Setelah kasusnya terbongkat kepolisian, terungkap ia tak sendiri mengoperasikan bisnis
narkobanya di bali penjara. Kasusnya menyeret sejumlah petugas lapas diantara Kalapas
Narkotika di Nusakambangan Marwan Adli dan dua bawahannya, yaitu Fob Budhiyono (Kepala
Seksi Bina Pendidikan) dan Iwan Syaefuddin (Kepala Pengamanan LP). Bahkan menyeret nama
cuc dan anaknya karena polisi menemukan bukti transfer bos narkotika itu ke rekening mereka.
b. Kurangnya pengawasan lembaga kementrian hokum dan ham. Freddy Budiman. Ia
kedapatan membuat pabrik sabu di dalam LP Narkoba Cipinang. Kegiatan haramnya berjalan
lancar karena diduga menjalin Kongkalikong dengan Wakil Kepala Pengamanan LP,Gunawan
Wibisono. Bahkan dari dalam lapas Freddy mampu memproduksi sabu seberat 2,4 kilogram
per hari.
c. Over kapasitas sel
d. Lemahnya pemeriksaan pintu masuk.

23. Kenapa penerapan hukuman mati saja tak bisa menurunkan tingkat penyalahgunaan
narkoba?

berdasarkan data yang diperoleh LBH Jakarta dari Badan Narkotika Nasional (BNN) terdapat
peningkatan jumlah pengguna narkoba. Sementara, seperti diketahui pemerintah telah
melaksanakan eksekusi mati terhadap belasan terpidana kasus narkoba. Data BNN menunjukkan
pada tahun 2008 tercatat 3 juta orang yang menjadi pengguna narkoba. Angka tersebut
mengalami peningkatan menjadi 5,1 juta jiwa pada tahun 2015. Sedangkan, kata Arif, sejak
tahun 2004 sampai 2014, tercatat pemerintah telah mengeksekusi 18 terpidana mati untuk
kasus narkoba.

a. Adalah penting untuk mengingat bahwa hukuman mati bukanlah tindakan


tersendiri, tetapi merupakan bagian dari strategi yang lebih luas.

24. Jika melihat aktivitas mencurigakan yang menjurus pada narkoba, apa yang harus
dilakukan pertama kali?
a. Kepolisian bekerja sama dengan Qlue Indonesia, kita membangun program
membuka akses pelaporan masyarakat karena programnya Qlue zamannya Pak
Ahok responnya bagus. Jadi kita ingin mengikuti jejak yang sudah ada buktinya
b. BNN menyarankan bagi Anda yang melihat kerabat, saudara, tetangga, atau
teman memang pecandu segera melapor ke rumah sakit besar atau BNN untuk
mendapatkan rehab.

25. Bagaimana menumbuhkan kesadaran agar tidak apatis terhadap ancaman narkoba?

Melalui sosialisasi kepada masyarakat umum,dan bisa di sebarkan melalui media sosial,menghimbau
bahwa narkoba adalah pembunuh generasi,yang akan menghancurkan suatu negara

Anda mungkin juga menyukai