Anda di halaman 1dari 3

DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Istilah reproduksi berasal dari kata ‘re’ yang berarti kembali dan ‘produksi’ berarti membuat atau
menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam
menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut organ/alat reproduksi
adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia. Jadi kesehatan reproduksi remaja adalah
suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh seorang
remaja. Pengertian sehat disini bukan semata-mata berarti bebas dari penyakit atau bebas dari
kecacatan namun juga sehat secara mental dan sosial kultural.

Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara
masa kanak-kanak dan dewasa. Pada masa ini terjadi pematangan organ reprodusi, perubahan
bentuk tubuh, dan perubahan psikis

C. CIRI-CIRI PERUBAHAN PADA REMAJA 1. Pertumbuhan Fisik Pertumbuhan fisik mengalami perubahan
lebih cepat dibandingkan pada masa kanak-kanak dan masa dewasa. a. Perubahan fisik pada laki-laki
Perubahan fisik yang dialami oleh laki-laki diantaranya: badan lebih berotot, bertambah berat dan tinggi
badan, suara membesar, membesarnya kelenjar gondok, tumbuh rambut sekitar alat kelamin, kaki,
tangan, dada dan ketiak, testis dan penis membesar, tumbuh jerawat dan mimpi basah. b. Perubahan
fisik pada perempuan Perubahan fisik yang terjadi adalah bertambahnya tinggi badan, tumbuh rambut
sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara membesar, pinggul makin membesar, tumbuh jerawat diwajah
dan mengalami haid/mens/menstruasi untuk pertama kali (menarche). 2. Perubahan Emosi Perubahan
emosi pada masa remaja berkaitan erat emosi yang masih labil antara lain merasa tidak puas dengan
keadaan dirinya, cenderung ingin

7. menampakan diri lebih tampan atau lebih cantik, tertarik pada lawan jenis, punya tokoh ideal, ingin
memberontak, mudah bergejolak, ingin menyendiri, punya perasaan rendah diri, malu, cemas dan
bimbang, ingin bebas tidak senang diatur dan mudah bosan. 3. Perubahan Sosial Pada usia remaja
wawasan sosial remaja semakin luas, dan akan mengikuti berbagai kegiatan sosial untuk mendapatkan
pengakuan dari orang lain. Perubahan juga terjadi pada saat remaja berinteraksi dengan orang tua,
keluarga, guru dan dengan teman sebaya. 4. Perkembangan Moral Kemampuan remaja akan lebih kritis
dalam mengambil keputusan yang akan dipengaruhi oleh nilai-nilai lingkungannya, sebagai contoh pada
saat awal anak akan nemerima secara pasif apa yang ditanamkan oleh orang tuanya, namun setelah
beranjak remaja anak mulai menanggapi secara kritis sesuai dengan apa yang disukai dan tidak disukai.

MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Kuatnya norma sosial yang menganggap seksualitas adalah
tabu akan berdampak pada kuatnya penolakan terhadap usulan agar pendidikan seksualitas
terintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan. Sekalipun sejak reformasi bergulir hal ini telah
diupayakan oleh sejumlah pihak seperti organisasi-organisasi non pemerintah (NGO), dan juga
pemerintah sendiri (khususnya Departemen Pendidikan Nasional), untuk memasukkan seksualitas dalam
mata pelajaran ’Pendidikan Reproduksi Remaja’; namun hal ini belum sepenuhnya mampu mengatasi
problem riil yang dihadapi remaja. Faktanya, masalah terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi
masih banyak dihadapi oleh remaja. Masalah-masalah tersebut antara lain : 1. Perkosaan. Kejahatan
perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya tidak hanya remaja perempuan, tetapi juga
laki-laki (sodomi). Remaja perempuan rentan mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk
dengan alasan untuk menunjukkan bukti cinta. 2. Free sex. Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan
atau pacar yang berganti-ganti. Seks bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain
dapat memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV (Human Immuno
Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada rahim remaja perempuan. Sebab,
pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami perubahan aktif pada sel dalam mulut rahimnya.
Selain itu, seks bebas biasanya juga dibarengi dengan penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan
remaja. Sehingga hal ini akan semakin memperparah persoalan yang dihadapi remaja terkait kesehatan
reproduksi ini. 3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari
pula oleh mitos-mitos seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos berhubungan seksual dengan
pacar merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwa berhubungan seksual hanya sekali tidak akan
menyebabkan kehamilan. Padahal hubungan seks sekalipun hanya sekali juga dapat menyebabkan
kehamilan selama si remaja perempuan dalam masa subur. 4. Aborsi. Aborsi merupakan keluarnya
embrio atau janin dalam kandungan sebelum waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya
tergolong dalam kategori aborsi provokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan.
Namun begitu, ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini terjadi
karena berbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang mengalami KTD umumnya
tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap menjalani kehamilan. Kondisi
psikologis yang tidak sehat ini akan berdampak pula pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk
melangsungkan kehamilan.

5. Perkawinan dan kehamilan dini. Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan. Di beberapa daerah,
dominasi orang tua biasanya masih kuat dalam menentukan perkawinan anak dalam hal ini remaja
perempuan. Alasan terjadinya pernikahan dini adalah pergaulan bebas seperti hamil di luar pernikahan
dan alasan ekonomi. Remaja yang menikah dini, baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang
untuk memiliki anak sehingga rentan menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat melahirkan.
Perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun yang menjalani kehamilan sering mengalami kekurangan
gizi dan anemia. Gejala ini berkaitan dengan distribusi makanan yang tidak merata, antara janin dan ibu
yang masih dalam tahap proses pertumbuhan. 6. IMS (Infeksi Menular Seksual) atau PMS (Penyakit
Menular Seksual), dan HIV/AIDS. IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular melalui hubungan
seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV sendiri bisa menular dengan transfusi
darah dan dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Dampak yang ditimbulkannya juga sangat besar
sekali, mulai dari gangguan organ reproduksi, keguguran, kemandulan, kanker leher rahim, hingga cacat
pada bayi dan kematian
Cara Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan di sekitat organ reproduksi sebagai
berikut:

 Biasakan mandi dua kali sehari.


 Cucilah tangan setiap sebelum dan sesudah buang air kecil dan buang air besar.
 Cucilah bagian luar organ reproduksi dengan sabun dan air bersih.
 Gantilah pakaian dalam minimal du kali sehari. Perhatikan juga bahan pakaian dalam yang
digunakan. Gunakanlah bahan yang meyerap keringat, misalnya dari katun.
 Hindari bertukar pakaian dalam dan handuk dengan orang lain.

Anak perempuan yang mengalami menstrubasi, sebaiknya membiasakan diri untuk mengganti pembalut
dengan teratur 3 hingga sampai 4 kali sehari. Pembalut yang jarang diganti menyebabkan daerah organ
kelamin menjadi lembap dan menjadi tempat-tempat bakteri berkembang biak. Gunakan juga pembalut
yang berbahan lembut dan dapat menyerap cairan dengan baik. Gunakan pembalut yang tidak
mengandung bahan yang menyebabkan alergi.

Khusus untuk anak laki-laki, perhatikan dengan baik saat membersihkan organ reproduksi. Setiap
selesa mencuci bagian luar organ reproduksi, keringkanlah dengan baik. Jika belum disunat, bagian luar
organ reproduksi harus dibersihkan dengan lebih teliti supaya tidak ada tempat bagi jamur dan bakteri
untuk berkembang biak.

Kebersihan organ-organ genital Kesehatan reproduksi remaja ditentukan dengan bagaimana remaja
tersebut dalam merawat dan menjaga kebersihan alat-alat genitalnya. Bila alat reproduksi lembab dan
basah, maka keasaman akan meningkat dan itu memudahkan pertumbuhan jamur. Remaja perempuan
lebih mudah terkena infeksi genital bila tidak menjaga kebersihan alat-alat genitalnya karena organ
vagina yang letaknya dekat dengan anus.

Anda mungkin juga menyukai