TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Dengue haemmoragi fever adalah penyakit yang terdapat pada anak dan
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi yang biasanya memburuk
setelah dua hari pertama (Carpenito;2000) Dengue haemmoragi fever adalah infeksi akut
yang disebabkan oleh orbovirus (arthropodbora virus) ditularkan melalui gigitan nyamuk
aedes (aedes albopictus dan aedes agypty) (NANDA,2000) Dengue haemmoragi fever
adalah penyakit yang terutama pada anak remaja atau orang dewasa dengan tanda – tanda
klinis demam (Budi santosa;2000) Dengue haemmoragi fever adalah penyakit demam yg
disebabkan oleh virus disertai demam akut, pendarahan tendensi syok (Suryanah;2002)
2. ETIOLOGI
sebagai berikut : virus dengue serotip 1,2,3,dan 4 ditularkan melalui nyamuk aedes
agypty, nyamuk aedes albopictul, aedes polynesiensis dan beberapa spisies lain
merupakan vector yang kurang berperan, infeksi dengan salah satu serotip akan
menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotip bersangkutan tetapi tidak ada
Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN
3 dan DEN 4. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses
(arboviruses). Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banyak berkembang di
masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga 3. (Carpenito,2000)
3. PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan
dan gejala karena viremia, seperti demam sakit kepala, mual, nyeri otot, pegel seluruh
badan, hyperemia ditenggorokan, timbul ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada
system retikuloedotelial seperti pembesaran kelenjar – kelenjar getah bening, hati dan
limpe, ruam pada DHF disebabkan oleh kongesti pembuluh darah di bawah kulit.
anafiloktosin, hitamin dan serotin hal ini mengakibatkan berkurangnya volum plasma,
selama perjalanan penyakit mulai saat permulaan demam dan mencapai puncaknya pada
saat syok pada pasien dengan syok berat volume plasma dapat menurun sampai lebih dari
30%
ditemukannya cairan dalam rongga serosa yaitu rongga peritonium, pleura dan perikard
yang pada autopsy ternyata melebihi jumlah cairan yang telah diberikan sebelumnya
melalui infus. renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma bila
tidak segera diatasi dapat berakibat anoreksia jaringan, asidosis metabolik, dan kematian
Syok yang terjadi akut dan perbaikan klinis yang dratis setelah pembesaran
plasma atau ekspander yang efektif, sedangkan pada autopsy ditemukan kerusakan
dinding pembuluh darah yang destruktif atau akibat radang, menimbulkan dugaan bahwa
farmakologis yang bekerja singkat. sebab lain kematian pada DHF adalah pendarahan
hebat yang biasanya timbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak teratasi.
dengan terdapatnya komplek imun dalam peredaran darah. kelainan system koagulasi
disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang terbukti terganggu
oleh aktivasi system koagulasi masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF atau DSS
terutama pada pasien dengan pendarahan hebat, sejak lama telah menjadi bahan debatan.
Telah dibuktikan bahwa DIC secara potensial dapat terjadi juga pada pasien
DHF tanpa renjatan. dikatakan pada masa dini DHI, peran DIC tidak menonjol
dibandingkan dengan rembesan plasma, tetapi bila penyakit memburuk dengan terjadinya
asidosis dan syok, maka syok akan memperberat DIC sehingga perannya akan menonjol.
(Carpenito ;1996)
4. MANIFESTASI KLINIS
3. Hepatomegali
4. Syok
5. Trombositopenia
6. Hemokonsentrasi
7. Gejala klinik lainnya : anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare, kejang dan
sakit kepala
9. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik – bintik merah pada kulit akibat
pengololaan dan prognase, maka WHO (1975) membagi DBD dalam 4 drajat setelah
Derajat I demam mendadak 2 – 7 hari disertai gejala tidak khas dan satu – satunya
lainnya
Derajat III derajat II ditambah kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan
Derajat IV syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak teratur
Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik
100.000 /mm.
4. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat
trombositopenia (<100.000/mm3 )
6. KOMPLIKASI
Perdarahan spontan
syok hipovolemik
Efusi pleura
7. PENATALAKSANAAN
Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter – 2 liter dalam 24 jam (air teh dan gula
Gastoenteritis oral solution atau kristal diare yaitu garam elektrolit (oralit) kalau perlu
a.Biodata
informasi tersebut meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan
dan asal enik individu .dengan maksud untuk memperoleh profil yang lebih lengkap
perlindungan yang tidak adekuat resiko bahaya kebakaran polusi (suara, udara, air) dan
fasilitas sanitasi yang tidak memadai yang berhubungan dengan kasus ini. gama erat
Perawat dapat menentukan kapan gejala timbul, apakah gejala timbul secara
mendadak dan bertahap dan apakah gejala selalu timbul atau hilang dan timbul lagi.
perawat juga menanyakan tentang durasi gejalanya. Pada riwayat penyakit saat ini,
perawat mencatat informasi yang spesifik seperti lelah intensitas dan kwalitas gejala
Pada riwayat pasien DHF mempunyai tanda – tanda seperti panas antara 2 – 7
mengkaji apakah klien pernah dirawat da RS atau pernah menjalanin operasi, apakah
mengidentifikasi kebiasaan dan pola gaya hidup pasien misal penggunaan alkohol,
Adapun pada riwayat pasien DHF, pasien tidak pernah menderita sakit seperti
saat ini pasien baru pertama kali diopname dan tidak pernah dioperasi, pasien biasanya
darah. sasarannya adalah untuk menentukan penyakit tersebut bersifat genetik atau
Pada riwayat kesehatan keluarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit
yg menderita pada pasien DHF saat ini dan keluarga tidak ada yg mempunyai penyakit
f. Pola fungsional
1995) mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Membantu individu yang
sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap
kesehatan dan penyembuhannya, dimana individu tersebut akan mampu
yang dibutuhkan dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali
membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta menggunakan bantal
alas dan sejenisnya sebagai alat bantu klien agar dapat bernafas dengan normal
Perawat harus waspada terhadap tanda-tanda obstruksi jalan nafas dan siap
belakang kultural dan sosial kultur. Untuk itu perawat harus mengetahui
3. Kebutuhan eliminasi
pada saat bernafas, menstruasi, muntah, buang air besar dan buang air kecil.
mirig dan bersandar. Artinya perawat harus bisa memberikan rasa nyaman
dalam semua posisi dan tidak membiarkan berbaring terlalu lama pada satu
posisi. Perawat harus dapat melindungi pasiennya selama sakit dan berhati-hati
Istirahat dan tidur sebagai tergantung pada relaksasi otot. Untuk itu
perawat harus mengetahui tentang pergerakan badan yang baik, disamping itu
juga dipengaruhi oleh emosi (stress). Dimana stress merupakan keadaan normal
dari aktifitas kreatifitas dianggap patologis apabila ketenangan dapat diatasi atau
6. Kebutuhan pakaian
pakaian yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk
sangat dibutuhkan untuk membersihkan kulit, rambut kuku, hidung, mulut dan
tidak perlu menurunkan hanya karena sakit. Sebaliknya harus bisa menjaga
pasiennya tetap bersih terlepas dari besarnya badan pasien. Kedudukan keadaan
atau mengubah keadaan itu bila baranggapan sudah tidak cocok lagi. Jika sakit
kekhawatiran yang tidak perlu, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
perawat pada dasarnya melindungi klien dari trauma dan batasan yang timbul
10. Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi, keinginan, rasa
Keinginan, rasa takut, dan pendapat dalam keadaan sakit tiap gerakan
emosi nampak pada ekspresi fisik. Bertambah cepatnya denyut jantung atau
pernafasan atau muka yang mendadak berwarna merah di interprestasikan
kesehatannya
kebutuhan spiritual klien harus dihormati dan perawat harus membantu dalam
merupakan faktor yang penting bagi seseorang maka saat sakit hal itu menjadi
lebih penting. Perawat dan petugas kesehatan lainnya harus menyadari bahwa
penyembuhan.
kebutuhan klien adalah sangat penting. Sakit bisa menjadi lebih ringan apabila
kesempatan menikmati variasi dan udara segar serta rekreasi. Untuk itu perlu
dipilhkan beberapa aktifitas yang sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur,
dasar. Fungsi perawat adalah membantu klien belajar dalam mendorong usaha
contoh dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Dan ini dapat dilakukan
memberikan asuhan
g. Fokus Pengkajian
Tanda : Malaise
2. Sirkulasi
Tanda :Syok yang ditandai nadi lemah, cepat disertai nadi menuru, pasien menjadi
gelisah, demam akut yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari kemudian turun,
3. Eliminasi
perdarahan melena
5. Nyeri
Gejala : Nyeri yang digambarkan sebagai tajam dangkal perih nyeri hebat ditandai
perforasi
6. Neusensori
Gejala : kelemahan, pusing, sakit kepala, status mental (tingkat kesadaran terganggu,
koma)
7. Integumen
Tanda : hasilnya dikatakan positif jika tampak adanya bintik merah dibawah kulit
8. Kenyamanan
Tanda : peningkatan suhu tubuh atau lebih tinggi dari 37,80c pedinal 38,80c
(Doengos ; 2000)
a. Clinikal Pathways
takikardia.
Intervensi
pasien
e. Mengnjurkan pasien untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal
f. Menganjurkan pasien untuk minum banyak ± 2,5 liter dan jelaskan manfaatnya
bagi pasien
g. Memberikan cairan intravena dan obat – obatan sesuai dengan program dokter
R/ pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh tinggi
atau dibutuhkan
Penurunan berat badan total, kehilangan massa otot / lemak subkutan, dan terjadi
Intervensi :
e. Menjelaskan manfaat makanan atau nutrisi bagi pasien terutama saat sakit
makan meningkat
a. Memonitor tanda – tanda penuruna trobsit yang disertai tanda – tanda klinis
darah
perdarahan
R/ Dengan jumlah trombosit yang di pantau setiap hari dapat diketahui tingkat
e. Memberikan penjelasan pada pasien atau keluarga untuk melaporkan jika terjadi
adanya perdarahan
penyakit)
Laporan nyeri, nyeri tekan, hati-hati pada bagian yang sakit, gelisah, perilaku
distraksi.
Intervensi
c. Memberikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasien dari rasa
perhatian
R/ Dengan melakukan aktivitas lain, pasien dapat melupakan nyeri yang dialami
Intervensi
R/ Untuk memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama saat terjadi
perdarahan
R/ Tanda vital dalam batas normal menandakan keadaan umum pasien baik
d. Anjurkan pasien atau keluarga untuk segera melaporkan jika ada tanda – tanda
perdarahan
organ tubuh
h. Bila terjadi tanda – tanda syok hipovelemik , baringkan pasien terlentang atau
posisi datar
Mual / muntah, kelemahan, haus, kehilangan berat badan, diare, pengeluaran urin
Intervensi
hipovolemia
d. Kaji membra mukosa kering, turgor kulit yang kurang baik dan rasa haus
dihidrasi
e. Berikan cairan IV
7. Gangguan aktifitas sehari – hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah
KH : Kebutuhan aktivitas sehari – hari terpenuhi
Intervensi
makan, eliminasi
lemah
fisiknya
orang lain
8. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang informasi
cegah.
Intervensi
mudah dimengerti
KH : Menunjukan adekuat yang dibuktikan dengan tanda – tanda vital, nadi perifer
jelas ,kulit hangat, dan kering, tingkat kesadaran umum, haluaran urinarius,
Intervensi
perfusi jaringan
aliran darah
langsung dari endotoksin pada pusat pernapasan di dalam otak dan juga
d. Pantau PH gaster sesuai petunjuk, hamatest sekresi gaster atau feses darh
samar
R/ Stres dari penyakit dan penggunaan steroid meningkatkan resiko erosi atau
mikrosirkulasi
menangani stress.
Intervensi
menurunkan kecemasan
(Doengoes; 2000)