Anda di halaman 1dari 1

Gedung Roboh di Bintaro Terindikasi Gagal Struktur

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com

Robohnya salah satu bagian dari gedung kembar Menara PermataBank di kawasan Bintaro,
Tangerang Selatan (Tangsel), pada Kamis (2/6/2016) siang diindikasikan akibat kegagalan
struktur. Menurut Ketua Badan Informasi dan Hubungan Masyarakat Ikatan Arsitek Indonesia
(IAI) Zakie Muttaqien yang menghimpun keterangan dari Kepala Bidang Bangunan Dinas Tata
Kota Bangunan dan Pemukiman (DTKBP) Kota Tangsel Muqoddas Syuhada, gedung tersebut
sudah "salah" sejak awal dibangun pada 1995 silam. "Tes tanah terindikasi tidak dilakukan
secara benar sehingga analisis tanahnya pun salah. Analisis tanah dianggap tipikal dengan
gedung di seberangnya," tutur Zakie kepada Kompas.com, Kamis.

Kesalahan analisis tanah tersebut, lanjut Zakie, menyebabkan struktur yang terbangun menjadi
miring sehingga tidak bisa diteruskan sebagai bangunan gedung, kemudian difungsikan."Jadi,
daripada membahayakan, gedung tersebut kemudian dibiarkan mangkrak dan dirobohkan.
Saya menduga, terjadi pembiaran karena masing-masing pihak, baik analis struktur, analis
tanah, maupun kontraktor tidak mau disalahkan," duga Zaki.

Sementara itu, Zakie menganggap, kontribusi arsitek terhadap kegagalan struktur tersebut
sangat minim. Pasalnya, arsitek hanya mendesain dan melakukan kalkulasi arsitektur.
Kegagalan struktur dan kesalahan tes tanah yang mengakibatkan gedung miring seharusnya
bisa dicegah. Menurut Zaki, untuk membangun gedung harus sesuai prosedur dan persyaratan-
persyaratan tententu. Jangan asal membangun. Zaki kemudian mengutip Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, apabila persyaratan teknis bangunan gedung
yang mencakup dua persyaratan, yakni tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan
gedung tidak terpenuhi, maka gedung tersebut tidak bisa difungsikan.

Anda mungkin juga menyukai