Anda di halaman 1dari 33

PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI

SD NEGERI 1 MENDO BARAT DALAM


KURIKULUM 2013

BAB I
PENDAHULUAN

A. RASIONAL

Salah satu peran Guru BK/Konselor di sekolah dalam


mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah mengembangkan program
Bimbingan dan Konseling (BK) secara terintegrasi dan terkoordinasikan dengan
baik. Koordinator BK yang diberikan kewenangan kebijakan di sekolah dalam
menatakelola BK tidak berjalan kondusif, maka program BK sulit diwujudkan
dengan baik. Untuk itu kebijakan program BK jangan sampai terpisah-pisah atau
mengabaikan kebijakan program pendidikan lainnya di sekolah, seperti
kebijakan tentang program pembelajaran baik akademik maupun nonakademik,
program kesiswaan, serta program manajemen pendidikan di sekolah lainnya.

Semua komponen program BK harus terintegrasi, terkoordinasi dan


saling mendukung satu sama lain dan terarah pada tujuan akhir yang sama,
yaitu perkembangan peserta didik secara optimal dalam berbagai aspek (fisik,
intelektual, bakat, peminatan, rencana studi, karir, dsb) sesuai dengan tingkat
perkembangan dan peluang lingkungannya. Pengelola sekolah harus memiliki
kesamaan sikap dan orientasi yang sama tentang kemajuan mutu yang ingin
dicapai oleh sekolah secara keseluruhan. Kebijakan pimpinan sekolah dalam
hal program BK sebaiknya ditetapkan berdasarkan atas pemahaman tentang
hasil analisis potensi peserta didik dan karakteristik lingkungan daerah Bangka
tengah serta sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional,
juga ketersediaan sarana dan prasarana penunjang belajar dan pembelajaran
yang memadai di sekolah.

Untuk itu dalam penyusunan program BK dalam Kurikulum 2013, struktur


dan isi/materi programnya bersifat fleksibel, harus disesuaikan dengan kondisi
atau kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil penilaian kebutuhan (needs
assessment) di sekolah.

B. PENGERTIAN

Layanan bimbingan dan konseling harus dapat membantu memudahkan


siswa mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin
sehingga terwujud siswa yang tangguh menghadapi masa kini dan masa
mendatang, yaitu siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi,
sehat jasmani dan rohani, mempunyai kepribadian yang mantap, mandiri, serta
mempunyai tanggung jawab terhadap diri, masyarakat dan bangsanya.

Bimbingan dan konseling adalah upaya pengembangan seluruh aspek


kepribadian siswa, pencegahan terhadap timbulnya masalah yang akan
menghambat perkembangannya, dan memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Sehubungan
dengan target populasi layanan bimbingan dan konseling, layanan bimbingan
dan konseling tidak terbatas pada individu yang bermasalah tetapi meliputi
seluruh siswa, Bimbingan merupakan usaha yang bersifat rasional, artinya
upaya bimbingan dilaksanakan berdasarkan seperangkat landasan keilmuan
dan menggunakan alat-alat tertentu yang harus memenuhi kaidah
ilmiah.sebagai bagian dari sistem pendidikan,kegiatan bimbingan dan konseling
memiliki fungsi dan peranan yang strategis, khususnya dalam menyiapkan
peserta didik agar mampu memahami diri, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depannya.

Dengan demikian Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan


untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok dan klasikal,
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan
perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku. Adapun program bimbingan harus
berdiferensiasi baik dari segi pendekatan, teknik, kegiatan, sumber maupun
pihak-pihak yang terlibat.

Dalam pengertian tersebut tersimpul hal-hal pokok bahwa :


a. Bimbingan dan Konseling merupakan pelayanan bantuan.
b. Pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui kegiatan secara
individual dan kelompok.
c. Arah kegiatan bimbingan dan konseling ialah membantu peserta didik
untuk dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan
berkembang secara optimal.
d. Ada empat bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar dan
karir.
e. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui jenis-jenis
layanan tertentu, ditunjang sejumlah kegiatan pendukung.
f. Pelayanan bimbingan dan konseling harus didasarkan pada norma-
norma yang berlaku.

C. VISI DAN MISI


a. Visi
Visi pelayanan BK adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang
membahagiakan sesuai dengan karakter bangsa melalui tersedianya
pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan
pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal,
mandiri, mampu mengendalikan diri dan bahagia.

b. Misi
Misi pelayanan BK meliputi:

1) Misi pendidikan, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi


pengembangan peserta didik/sasaran layanan melalui pembentukan
perilaku efektif-normatif d a n berkarakter dalam kehidupan efektif
sehari-hari (KES) dan masa depan melalui upaya pendidikan.

2) Misi pengembangan, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi


pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik yang berkarakter di
dalam lingkungan satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat.

3) Misi pencegahan dan pengentasan masalah, yaitu misi pelayanan BK yang


memfasilitasi pencegahan dan pengentasan masalah peserta didik mengacu
pada kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T) ke arah
kehidupan efektif sehari-hari (KES) dan berkarakter.

D. LANDASAN BK
Landasan yang Menjadi Acuan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
1) Landasan Formal/ Yuridis

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah
pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa
pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, tentang perubahan atas PP
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat
pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan
pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan.

4. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2007 untuk memberi arah
pengembangan profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.
5. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan
Konseling Dalam Jalur Pendidikan Profesional Th. 2007.
6. SKB Mendikbud dan kepala BAKN No 0433/F/1993 No. 25 Th. 1993
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum, Lampiran IV tentang Pedoman Umum
Pembelajaran

8. Kebijakan Sekolah

2) Landasan Konseptual
Berlandaskan kepada manusia yang secara hakiki sebagai pribadi dan
sebagai makhluk sosial

a. Landasan Filosofis

1.Manusia sebagai makhluk sosial yang educable perlu mendapatkan


pendidikan untuk menjadikannya manusia dewasa dan mandiri.
Manusia juga makhluk unik yang berbeda antara satu dan lainnya
dalam berbagai hal.

2. Bimbingan dan konseling adalah profesi yang menekuni masalah


sikap, kepribadian, serta keunikan manusia berupaya menelusuri dan
mewujudkannya menuju kedewasaan dan kemandirian sesuai bakat,
minat serta keunikan tersebut.

3. Arah peminatan adalah program yang dipilih peserta didik


berdasarkan bakat, minat, serta keunikannya meraih perestasi yang
bermakna bagi diri dan masa depannya.

b. Landasan Religius

Sebagai mahluk ciptaan Allah Tuhan YME dan Tuhan yang telah
menunjukkan bahwa agama adalah pedoman bagi kehidupan seluruh
manusia, maka agama merupakan acuan untuk melaksanakan kaidah-
kaidah (aturan-aturan hukum) keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah
Tuhan YME.

c. Landasan Psikologi

Manusia sebagai pribadi memiliki dan membawa “potensi” yang beragam


dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Secara
psikologis layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan
usaha membantu peserta didik menjalani tugas-tugas perkembangannya
secara memadai.

Tugas-tugas perkembangan, yaitu:

1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan


bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mempersiapkan diri, menerima, dan bersikap positif serta dinamis


terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
untuk kehidupan yang sehat.
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam
peranannya sebagai pria atau wanita.

4. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima


dalam kehidupan sosial yang lebih luas.

5. Mengenal kemampuan, bakat, minat, arah kecenderungan karir dan


apresiasi seni.

6. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan


kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran atau/dan
mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan
bermasyarakat.

7. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan


mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.

8. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai


probadi, anggota masyarakat, dan minat manusia.

d. Landasan sosial budaya

1. Bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai adat ketimuran juga


menjunjung tinggi “budi pekerti” luhur dan kesantunan serta
keramahan, syarat dengan tradisi penuh makna, keragaman budaya
bangsa dan negara perlu dipatenkan dan dilestarikan agar eksistensi
bangsa dapat dipertahankan.

2. Bangsa Indonesia juga terdiri dari berbagai suku dan agama namun
ada dalam satu naungan yaitu Pancasila, kendatipun berbeda namun
tetap berada dalam kesatuan Republik Indonesia yang Bhineka
Tunggal Ika.

e. Landasan Ilmiah dan Teknologi


Lembaga pendidikan merupakan lingkungan yang menanamkan ilmu
pengetahuan (knowledge/kognitif), skill (keterampilan) dan peneneman
sikap serta nilai-nilai (afektif/attitude dan values) didukung teknologi
pembelajaran yang menunjang lingkungan pada lembaga pendidikan
adalah “ramah” transformasi ilmu secara ilmiah melalui pemanfaatan.

f. Landasan Pedagogik
1. Pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, jejaring berbasis
alat multimedia dan interaktif,
2. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap peserta didik.
3. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran
ilmu pengetahuan jamak.
4. Pola pasif menjadi pembelajaran kritis yang aktif-mencari dan
berbasis kelompok (tim-work)
5. Pola pembelajaran dengan penerapan didaktik metodik yang tepat
agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berfikir
holistik, kreatif, objektif, inovatif dan logis sehingga merasa “nyaman”
di kelas/di ruang BK yang pada akhirnya memacu peserta didik untuk
mengoptimalkan potensi dan mengembangkan dirinya.

g. Landasan Manajemen
1. Tata kelola guru yang bersifat individualmenjadi tata kerja kolaboratif
2. Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan.
3. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran

E. ASSESMEN KEBUTUHAN DAN KOMPETENSI INTI LAYANAN

analisis kebutuhan layanan BK dilakukan agar program bimbingan dan


konseling dapat menjadi lebih efektif dan efisien sesuai kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Penetapan kebutuhan
didasarkan atas penyebaran DCM, sosiometri, dan pengalaman konselor dalam
melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari berbagai pihak
terkait (wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, orangtua siswa,
pengawas sekolah, dan komite sekolah).

F. TUJUAN BK
Berdasarkan visi dan misi bimbingan dan konseling serta kebutuhan
peserta didik, maka tujuan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :

Pelayanan BK adalah upaya untuk mengembangkan


p e s e r t a d i d i k m a m p u mengekspresikan diri dalam bentuk kehidupan
efektif sehari-hari (KES) sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji,
kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan tugas perkembangan, serta
pengembangan arah peminatan mereka mengacu pada pencapaian tujuan
pendidikan. Dalam pada itu pelayanan BK menangani permasalahan peserta
didik dalam bentuk kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T),
khususnya kehidupan di dalam lembaga satuan pendidikan, hubungan teman
sebaya, kehidupan dalam keluarga, dan kehidupan sosial/ kemasyarakatan
serta lingkungan sekitar.

Tujuan umum pelayanan BK juga mengacu pada keenam sasaran pokok


pembinaan pendidikan sebagai-mana tersebut pada pengertian pendidikan
menurut undang-undang, yaitu bahwa peserta didik (dalam hal ini sasaran
pelayanan BK, yaitu klien atau konseli) diarahkan untuk ikut serta dalam
mencapai tujuan pendidikan, yaitu dimilikinya oleh peserta didik kekuatan
spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam kaitan ini, pelayanan BK bertujuan menunjang pembinaan peserta
didik dalam mengembangkan kemampuan dasar, bakat, minat, kreativitas,
kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dangan
tuntutan karakter terpuji, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan
sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan
pemecahan masalah, kemampuan bertanggung jawab, dan kemandirian serta
pengendalian diri.
G. FUNGSI BK
Pelayanan BK diselenggarakan dalam rangka memenuhi lima fungsi
sebagai berikut:
a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu
peserta didik memahami diri, tuntutan studi, dan lingkungannya.
b. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi pelayanan BK
untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan
berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya secara optimal sesuai
dengan tuntutan karakter yang terpuji.

c. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta


didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai
permasalahan yang dapat menghambat perkembangan diri pada
umumnya, kesuksesan studi pada khususnya.

d. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta


didik mengatasi masalah yang dialaminya.

f. Fungsi advokasi, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta


didik memperoleh pembelaan atas hak dan/atau kepentingannya, baik
yang berkenaan dengan hak-hak kehidupan pada umumnya, khususnya
berkenaan dengan hak kependidikannya, yang kurang atau tidak
mendapat perhatian.

H. PRINSIP DAN ASAS BK


Prinsip dan asas dasar pelayanan BK adalah sebagai berikut:

a. Prinsip-prinsip pelayanan BK mengacu kepada ketentuan berkenaan


dengan:

1) kondisi diri peserta didik,


2) tujuan pelayanan,
3) program pelayanan, dan
4) pelaksanaan pelayanan,

yang semuanya itu terarah kepada keberhasilan pelayanan yang efektif dan
efisien, mengacu kepada kehidupan sasaran pelayanan yang cerdas dan
berkarakter.
b. Asas-asas pelayanan BK meliputi

1) asas kerahasiaan,
2) asas kesukarelaan,
3) asas keterbukaan,
4) asas kegiatan,
5) asas kemandirian,
6) asas kekinian,
7) asas kedinamisan,
8) asas keterpaduan,
9) asas kenormatifan,
10) asas keahlian,
11) asas alih tangan kasus, dan
12) asas tut wuri handayani.

I. KOMPONEN OPERASIONAL PELAYANAN

Komponen

1. Jenis Layanan
Pelayanan BK menyelenggarakan jenis-jenis layanan sebagai berikut:

a. Layanan Orientasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik


memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi
peserta didik baru, dan obyek- obyek yang p e r l u dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di
lingkungan baru secara efektif dan berkarakter.

b. Layanan Informasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik


menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/
jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan BK yang membantu


peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di
dalam kelas, kelompok belajar, pemi-natan/jurusan/program studi, program
latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler secara terarah, objektif dan
bijak.

d. Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan BK yang membantu


peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau
kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sesuai
dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter yang terpuji.

e. Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan BK yang membantu


peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur
perorangan.

f. Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan BK yang membantu


peserta didik dalam pengem-bangan pribadi, kemampuan hubungan sosial,
kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta
melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji
melalui pembahasan topik-topik tertentu dalam suasana dinamika kelompok.

g. Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan BK yang membantu peserta


didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi sesuai dengan
tuntutan karakter yang terpuji melalui suasana dinamika kelompok.

h. Layanan Konsultasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik dan


atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara
dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai
dengan tuntutan karakter yang terpuji.

i. Layanan Mediasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik dalam


menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak lain
sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji.

j. Layanan Advokasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik untuk


memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatian dan
atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter
yang terpuji.

2. Kegiatan Pendukung

Untuk menunjang pelaksanaan layanan BK diselenggarakan kegiatan


pendukung sebagai berikut.

a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan pengumpulan data tentang diri


peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik
tes maupun non-tes.

b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan


upaya diri pengembangan d i r i peserta didik, yang diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

c. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik


dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah
peserta didik, melalui pertemuan yang bersifat terbatas dan tertutup.

d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan


komitmen bagi teren-taskannya masalah peserta didik melalui
pertemuan dengan orang tua dan atau keluarga.

e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyedia-kan berbagai bahan


pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan kelanjutan studi, serta karir/jabatan.

f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memin-dahkan penanganan


masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
Masing-masing layanan dan kegiatan pendukung tersebut di atas
dilaksanakan dengan mengangkat berbagai materi atau subtansi berkenaan
dengan kebutuhan dan/ atau masalah seorang ataupun sejumlah sasaran
pelayanan terkait dengan tujuan pelayanan tertentu. Lampiran 1 dalam buku
Panduan ini memberikan contoh-contoh objek yang mengandung substansi
layanan/ kegiatan pendukung yang dapat mengisi pelayanan BK untuk peserta
didik.

3. Format Pelayanan

Layanan BK dan kegiatan pendukungnya diselenggarakan melalui berbagai


format layanan, yaitu :

a. Individual, yaitu format kegiatan BK yang melayani peserta didik secara


perorangan.

b. Kelompok, yaitu format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta


didik melalui suasana dinamika kelompok.

c. Klasikal, yaitu format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta


didik dalam rombongan belajar satu kelas.

d. Lapangan, yaitu format kegiatan BK yang melayani seorang atau


sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau di lapangan
terbuka/bebas.

e. Pendekatan Khusus/Kolaboratif, yaitu format kegiatan BK yang melayani


kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak terkait
yang dapat memberikan kemudahan.

f. Jarak Jauh, yaitu format kegiatan BK yang melayani kepentingan peserta


didik melalui m edia dan/atau saluran jarak jauh, seperti surat dan sarana
elektronik.

J. SISTEMATIKA PROGRAM

Program ini di buat dalam kerangka garis besar sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan membahas tentang rasional layanan BK, pengertian,


visi dan misi, landasan BK, assesmen kebutuhan dan kompetensi
inti layanan, tujuan, fungsi, prinsip dan azas BK, struktur program,
dan sistematika program.
Bab II : Operasional program layanan Bimbingan dan Konseling
membahas tentang arah dan bidang pelayanan BK, kegiatan
operasional Bimbingan dan Konseling, prioritas pelayanan, dan
jadwal pelaksanaan program kerja.
Bab III : Pengelolaan layanan Bimbingan dan Konseling membahas
tentang personil pelaksana kegiatan, organisasi pelayanan
Bimbingan dan Konseling, mekanisme kerja dan pola penanganan
siswa bermasalah di sekolah, sarana, prasarana dan pembiayaan.
Bab IV : Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut membahas mengenai
kegiatan evaluasi program, pelaporan dan pengawasan, tindak
lanjut serta penutup.
Lampiran-lampiran
BAB II

OPERASIONAL PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. ARAH PELAYANAN PROGRAM


Pelayanan BK mengarah kepada: (a) pelayanan dasar, (b) pelayanan
pengembangan, (c) pelayanan peminatan studi, (d) pelayanan teraputik, dan
(e) pelayanan diperluas.

a. Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya


kebutuhan siswa yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan
minum, udara segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosio-
emosional. Orang tua, guru dan orang-orang yang dekat (significant
persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan
dasar siswa. Dalam hal ini, Guru BK atau Konselor pada umumnya
berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant persons
berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer siswa.

b. Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan


potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas
perkembangannya. Dengan pelayanan pengem-bangan yang cukup baik
siswa akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya
dengan wajar, tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran
bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap
masa depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya
merupakan pelak-sanaan pelayanan pengembangan bagi peserta didik.
Pada satuan-satuan pendidikan, para pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan pengem-bangan
terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan BK yang dilaksanakan oleh
Guru BK atau Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan
tugas perkembangan siswa.

c. Pelayanan Arah Peminatan, yaitu pelayanan yang secara khusus tertuju


kepada peminatan/ lintas minat/pendalaman minat peserta didik sesuai
dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah peminatan/lintas
minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi,
sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis
layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan BK.
Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik ini
terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di
atas.

d. Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan


yang diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan
pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi natan. Permasalahan
tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani
permasalahan peserta didik, Guru BK atau Konselor memiliki peran
dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru BK atau Konselor dapat
menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan pengem-bangan,
dan pelayanan peminatan.

e. Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa


pada satuan pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua,
dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait dengan
kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan
suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran,
optimalisasi pengem-bangan potensi peserta didik. Pelayanan diperluas
ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan
pelayanan dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik
tersebut di atas.

B. BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING


Pelayanan BK di sekolah meliputi bidang-bidang sebagai berikut:
a. Pengembangan Kehidupan Pribadi, yaitu bidang pelayanan BK yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan
potensi dan kecakapan, bakat dan minat, kondisi lingkungan serta
kehidupan yang berkarakter beragama sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik, cerdas dan berkarakter.
b. Pengembangan Kehidupan Sosial, yaitu bidang pelayanan BK yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat, efektif,
cerdas dan berkarakter dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan
warga lingkungan sosial yang lebih luas.
c. Pengembangan Kemampuan Belajar, yaitu bidang pelayanan BK
yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar
sesuai dengan arah minatnya, berdisiplin, ulet dan mandiri serta optimal
dalam menjalani pendidikan p a d a j e n j a n g / j e n i s satuan pendidikannya
mengarah kepada prestasi optimal.
d. Pengembangan Kemampuan Karir, yaitu bidang pelayanan BK yang
membantu peserta didik dalam me ne r i m a, memahami dan menilai
informasi, serta memilih dan mengambil keputusan arah karir secara
jelas, objektif dan bijak, sesuai dengan peminatannya berlandaskan
kemampuan dasar, bakat, minat, dan kondisi lingkungan secara cerdas
dan realistik.

C. KEGIATAN OPERASIONAL

1. Program Harian / Mingguan / Bulanan


Pada dasarnya program kegiatan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakan oleh guru BK berlangsung setiap hari, setiap minggu, sepanjang
semester dan sepanjang tahun.

Oleh karena itu dalam program kegiatan harian / mingguan / bulanan ini
kami mencoba menuangkan ke dalam jenis-jenis layanan yang diperkirakan
menjadi kebutuhan siswa dan perkiraan volume kegiatan yang disesuaikan
dengan situasi, kondisi, sarana dan prasarana yang tersedia.
MATRIK PROGRAM HARIAN / MINGGUAN / BULANAN

NO Jenis Layanan Volume Kegiatan Minggu


Ket
/

1 2 3 4

1 Layanan Orientasi 2 - - - *
2 Layanan Informasi 1 2 1 1 *
3 Layanan - - 2 - *
4 Penepatan/Penyaluran - 1 - 2 **
5 Layanan Pembelajaran 3 3 3 3 *
6 Layanan Konseling 4 4 4 4 *
7 Perorangan 2 2 2 2 ***
8 Layanan Bimbingan 2 2 2 2 ****
9 - - - - *****
Kelompok
10 - - - - ***
Layanan konseling Kelompok
11 1 1 1 1 ****
Aplikasi Instrumentasi
12 - - - - ******
Himpunan Data
Konferensi Kasus
Kunjungan Rumah
Alih Tangan Kasus

JUMLAH 15 15 15 15

Keterangan :
* : Kemungkinan dilaksanakan di ruang kelas
** : Dilaksanakan di ruang BK
*** : Bekerja sama dengan pihak lain ((wali kelas, guru mata
pelajaran)
**** : Kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun
***** : Dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan
****** : Beban tugas maksimal guru BK dengan siswa asuh lebih dari
250 orang adalah jam dan dihargai sama dengan 15 kegiatan

Dari matrik di atas disusun Perencanaan Program Pelayanan BK


berupa Satuan kegiatan layanan (SKL-BK/Satlan-BK) untuk Program
Harian, Mingguan dan Bulanan. Setelah itu Guru BK/Konselor membuat
Agenda Kerja Guru BK baik untuk kegiatan klasikal/kelompok maupun
individual, baik kegiatan di kelas maupun di ruang konseling.
Berdasarkan data hasil identifikasi kebutuhan dan/atau masalah
siswa yang tertuang pada program tahunan, guru BK membuat prioritas
layanan untuk siswa yang mendesak dikonseling dan mencatat hasilnya
pada Kartu Konseling. Selain kebutuhan layanan yang mendesak layanan
bimbingan melalui program harian, mingguan dan bulanan juga bersifat
insidentil atas kemauan siswa yang bermasalah, baik masalah pribadi,
belajar, sosial, karir, keluarga, ekonomi, kesehatan, dan masalah lainnya.
Layanan konseling juga dapat dilakukan bagi siswa yang
mendapatkan rekomendasi dari guru piket, guru mata pelajaran ataupun
wali kelas. Jika hasil konseling melibatkan orang tua siswa, guru BK
berkoordinasi dengan bagian TU, bagian Kesiswaan untuk mengundang
orang tua siswa terkait. Guru BK menjelaskan dari hasil konseling terkait
kepada orang tua agar dapat bekerja sama melakukan pembinaan dari hal
yang dikeluhkan siswa. Guru BK mengkoordinasikan kepada walikelas dan
guru mata pelajaran untuk membantu memantau siswa dengan status out
standing student (bermasalah).
Jika diperlukan, oleh karena ketidakmampuan orang tua datang ke
sekolah (dengan alasan ekonomi dan kesehatan atau beberapa kali
dipanggil tidak datang) wali kelas mencari informasi berkunjung ke rumah
orang tua siswa (Home Visit). Home visit juga bisa dilaksanakan apabila
dibutuhkan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi
siswa (misal: ketidak hadiran).
Jika masalah tidak terselesaikan karena memerlukan pendapat /
perhatian dari guru lain yang terkait maka diadakan konferensi kasus
bersama orang tua siswa, bahkan jika diperlukan juga melibatkan Waka
Bidang Kesiswaan serta Kepala Sekolah.
Sekiranya masalah siswa yang memerlukan penanganan khusus
seperti dari Dokter, Psikolog, Kepolisian maka siswa dialihtangankan
(Referal) kepada yang berwenang di antara tersebut di atas dengan
mengisi formulir.
Layanan BK yang telah dilaksanakan dituangkan dalam formulir
rekap pelaksanaan program layanan Bimbingan dan Konseling. Berupa
Laporan harian, mingguan dan bulanan

2. Program Semester

Program semester merupakan rekapitulasi dari perkiraan program


kegiatan harian / mingguan / bulanan. Yang tentu saja disesuaikan dengan
situasi kondisi dan kebutuhan siswa masing-masing.
Penyusunan program untuk semester sepenuhnya diserahkan
kepada guru BK masing-masing kelas dengan mengacu kepada kegiatan
layanan dan volume kegiatan / mingguan dalam program kegiatan harian.

Untuk mengamati tingkah laku siswa terkait dengan tingkah lakunya


baik di kelas maupun di luar kelas guru BK berkoordinasi dengan guru-
guru mata pelajaran dengan mengisi formulir pedoman observasi.

Untuk lebih menjelaskan mengenai kegiatan layanan yang akan


dilaksanakan oleh guru BK masing-masing kelas, maka selain garis besar
program semester, akan dijabarkan pula masing-masing kegiatan layanan
tersebut kedalam bentuk satuan kegiatan layanan, dan bentuk satuan
kegiatan pendukung untuk masing-masing kegiatannya. Berdasarkan
layanan bimbingan yang tersedia dalam setiap semester tersebut,
Koordinator BK menyusun personel BK yang terdiri dari guru BK beserta
pembagian tugasnya. Setiap guru BK membuat satuan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling (Satlan-BK) yang selanjutnya diajukan kepada
kepala sekolah untuk mendapatkan persetujuan.

Untuk kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling di kelas


dilaksanakan secara terjadwal berdasarkan kondisi sekolah, dengan
ketentuan:
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menye-lenggarakan bimbingan klasikal, layanan informasi,
penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di
dalam kelas.
2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah minimal 1 (satu) jam per
kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
3) Di luar jam pembelajaran terjadwal, dilakukan untuk
menyelenggarakan layanan layanan orientasi, konseling perorangan,
bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, konsultasi,
kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,
pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus, serta kegiatan
lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
4) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar
jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap
muka dalam kelas.
5) Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran
sekolah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling,
diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah.
6) Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur
oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah.
Berdasarkan program kerja tersebut koordinator BK membuat
jadwal kegiatan layanan bimbingan dan konseling per semester yang
memuat program bulanan tentang operasional pelayanan bimbingan dan
konseling. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib
konselor di sekolah 18-24 jam, atau 150 – 250 siswa per tahun. Satu kali
kegiatan layanan atau kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.

3. Program Kerja Tahunan

Setiap awal tahun pelajaran baru, Koordinator BK membuat


perencanaan program layanan Bimbingan dan Konseling, berdasarkan
hasil analisa assesmen kebutuhan layanan kepada peserta didik, yang
selanjutnya diajukan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan
persetujuan. Need assessment dimaksud adalah pengalaman konselor
dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari
berbagai pihak terkait (wali kelas, guru mata pelajaran,kepala
sekolah,orangtua siswa, pengawas sekolah, dan komite sekolah). Program
layanan Bimbingan dan Konseling yang telah disetujui dan disahkan
kepala sekolah akan menjadi program kerja operasional Bimbingan dan
Konseling.
Program Kerja Tahunan bimbingan dan konseling ini dibuat semata-
mata sebagai pola atau acuan umum bagi pelaksanaan program satuan
layanan atau satuan pendukung, Oleh karena program-program satuan
layanan dan satuan pendukung merupakan wujud nyata dari kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik dengan segala
karakteristik dan kebutuhannya, maka uraian kegiatan yang tertuang
dalam program kerja tahunan ini mungkin saja dalam pelaksanaannya di
lapangan akan disesuaikan oleh guru BK dengan program harian,
mingguan atau bulanan melalui satuan kegiatan layanan dan satuan
kegiatan pendukung yang disesuaikan dengan situasi, kondisi dan
kebutuhan siswa saat ini.

E. MATRIK PELAKSANAAN PROGRAM KERJA


(Terlampir)
BAB III
PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. PERSONIL PELAKSANA KEGIATAN DAN SUBYEK SASARAN


LAYANAN
Pada tahun pelajaran 2015/2016, personil pelaksana kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling di SMPN 1 Koba berjumlah 2 orang,
dengan rincian kelas bimbingan/asuhannya sebagai sasaran layanan
bimbingan konseling berkenaan dengan upaya pemberian bantuan pada
peserta didik adalah sebagai berikut :

NO NAMA KELAS JUMLAH KET


SISWA
VI
1 Pitriyani,S.Pd.I
34
V 25
2 Zul Efendi,S.Pd

IV 21
3 Ali Mursopi,S.Pd

III 31
4 Nafsiah,S.Pd

II 28
5 Nurlena,S.Pd

I 28
6 Sumaryati,S.Pd

1. Pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling adalah Guru


BK atau konselor sekolah.
2. Guru BK/Konselor pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah wajib:
a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya
pelayanan profesional bimbingan dan konseling.
b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada
pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah,
sejawat pendidik, dan orang tua.
c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional bimbingan dan
konseling yang setiap kali dipertanggungjawabkan kepada
pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah, orang tua,
dan peserta didik.
d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan
kegiatan pelayanan profesional bimbingan dan konseling.
e. Mengembangkan kemampuan profesional bimbingan dan
konseling secara berkelanjutan.
3. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib
pendidik lainnya di sekolah sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Di SMPN 1 Koba telah menerapkan rasio seorang Guru BK/konselor
untuk 150 orang peserta didik. Dengan jumlah guru BK sebanyak 2
orang dengan 1 orang Koordinator BK dengan jumlah rombongan
belajar 17 kelas. Dengan perincian kelas VII ada 6 kelas, VIII ada 6
kelas, IX ada 5 kelas.

B. ORGANISASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Organisasi Bimbingan dan Konseling di SMPN 1 Koba
diselenggarakan oleh suatu organisasi dengan guru pembimbing/konselor
sebagai pelaksana utama. Dalam organisasi tersebut selain ada guru
pembimbing/konselor ada pula pimpinan sekolah, koordinator bimbingan
dan konseling, wali kelas, guru mata pelajaran dan staf administrasi yang
masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi sendiri.
Dalam pengelolaan bimbingan dan konseling dilengkapi fasilitas yang
diperlukan, yaitu ruang kerja, peralatan instrumentasi, peralatan
administrasi dan sarana pendukung lainnya.
Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling meliputi segenap
unsur dengan susunan seperti tertera pada halaman berikut :
PENGAWAS
PENGAWAS
SEKOLAH
SEKOLAH
CILEGON
CILEGON
KOMITE KEPALA SEKOLAH . TENAGA/
KOMITE KEPALA
.WK. SEKOLAH .
KEPALA TENAGA/
SEKOLAH .WK. KEPALA INSTANSIAHLI
AHLI
SEKOLAH SEKOLAH INSTANSI
SEKOLAH

TATA
TATA
USAHA
USAHA

KOORD.
GURUMP/
MP/ KOORD.BK
BK&&GURU
GURU
GURU WALI
PIKET/PEMBI- BK/
BK/ WALIKELAS
KELAS
PIKET/PEMBI- KONSELOR
NA/PTKLAIN
NA/PTK LAIN KONSELORSEKOLAH
SEKOLAH

S I S W A
S I S W A
Keterangan :
= Garis Komando
------------------------- = Garis Konsultasi/ Garis Koordinasi

a. Tanggung Jawab, Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kepala Sekolah : Penanggung jawab pelaksanaan program pendidikan


secara keseluruhan di sekolah termasuk pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling. Dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan
bimbingan di sekolah kepada Kepala Dinas Pendidikan
yang menjadi atasannya.

Tugas Pokok dan Fungsi


 Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di
sekolah, sehingga kegiatan pengajaran, pelatihan dan bimbingan
merupakan kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis
 Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan
bagi terlaksananya layanan bimbingan yang efektif dan efisien.
 Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan
program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan.
 Melaksanakan hubungan dengan lembaga-lembaga di luar sekolah
dalam rangka kerjasama pelaksanaan pelayanan bimbingan
 Dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dalam
melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah terutama pelaksanaan
bimbingan dan konseling
 Dibantu Tata Usaha Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi,
ketatausahaan dan pelaksanaan administrasi bimbingan dan
konseling.

2. Koordinator BK : Penanggung jawab dan pelaksana utama dalam


mengkoordi-nasikan semua kegiatan yang terkait dalam
pelaksanaan BK di sekolah, administrasi dan manajemen
pelayanan bimbingan dan konseling.
Tugas Pokok dan Fungsi :
 Memasyarakatkan pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada
segenap warga sekolah, orang tua siswa dan masyarakat
 Menyusun dan melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
 Mengadministrasikan pelayanan Bimbingan dan Konseling
 Memastikan pelaksanaan program bimbingan konseling berjalan
lancar
 Mengevaluasi progran dan pelaksanaan kegiatan bimbingan
konseling
 Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian bimbingan dan
konseling

3. Guru BK / Konselor Adalah guru yang diberi tugas utama sebagai


pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan
konseling di sekolah, bertanggung jawab terhadap
semua kegiatan pelayanan yang terkait dengan
perkembangan siswa asuhnya, serta
mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan
layanan BK kepada Koordinator BK.

Tugas Pokok dan Fungsi :


 Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
 Merencanakan dan melaksanakan layanan Bimbingan dan
konseling
 Melaksanakan segenap layanan Bimbingan dan konseling
 Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
 Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling dan
kegiatan pendukungnya
 Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan penilaian
 Mengadministrasikan layanan bimbingan dan konseling pada
koordinator

4. Guru Mata : Adalah pelaksana pembelajaran/pelatihan yang


Pelajaran / Pelatih bertanggung jawab memberikan informasi tentang siswa
/ Guru Pembina untuk kepentingan kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
Tugas Pokok dan Fungsi :
 Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada siswa
 Membantu guru bimbingan dan konseling/konselor mengidentifikasi
siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
 Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan
dan konseling kepada guru bimbingan dan konseling
 Menerima alih tangan dari guru BK, yaitu siswa yang menurut guru
BK memerlukan pelayanan pembelajaran khusus (pengayaan,
remedial)
 Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru siswa
dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling
 Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling
 Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa
seperti konferensi kasus
 Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan konseling dan upaya tindak
lanjutnya.

5. Wali Kelas : Bertanggung jawab membantu Guru BK/Konselor dalam


kegiatan bimbingan konseling di kelasnya masing-masing.
Tugas Pokok dan Fungsi :
 Membantu mengelola kelas asuhannya dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, berperan :
 Mengumpulkan data tentang siswa
 Menyelenggarakan bimbingan kelompok
 Menyelenggarakan penyuluhan
 Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa
 Pengaturan dan penempatan siswa
 Mengidentifikasi siswa sehari-hari
 Kunjungan rumah/konsultasi dengan orang tua/wali
 Membantu guru mata pelajaran melaksanakan perannya dalam
pelayanan bimbingan dan konseling khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
 Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk
mengikuti layanan bimbingan dan konseling

6. Siswa : Peserta didik yang berhak menerima pelayanan


pembelajaran, pelatihan dan pelayanan bimbingan dan
konseling.
7. Komite Sekolah : Adalah badan yang secara khusus dibentuk untuk
menjadi mitra sekolah dalam pembinaan dan
pengembangan sekolah sekaligus wakil dari orang
tua/wali siswa, dan pihak terkait yang berkewajiban
membantu penyelenggaraan pendidikan termasuk
pelaksanaan bimbingan dan konseling.
8. Pengawas : Merupakan unsur Kantor Dinas Pendidikan, adalah
Sekolah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap penyelenggraan, pelayanan
bimbingan dan konseling sekolah.
9.Tata Usaha (TU) : Adalah pembantu Kepala Sekolah dalam
Sekolah penyelenggaraan administrasi ke- Tata Usahaan Sekolah
dan pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling di
sekolah.
C. MEKANISME KERJA GURU MATA PELAJARAN, WALI KELAS,
GURU BK DAN KEPALA SEKOLAH

a. Guru Mata Pelajaran


Membantu memberikan informasi tentang data siswa yang meliputi
daftar nilai siswa, observasi dan catatan anekdot.
b. Wali Kelas
Disamping sebagai orang tua kedua di sekolah, juga membantu
mengkoordinir informasi dan kelengkapan data yang meliputi : daftar
nilai, angket siswa, observasi, catatan anekdot, laporan observasi
siswa, catatan home visit, catatan wawancara, dan laporan kegiatan
pengembangan diri/ekstrakurikuler.
c. Guru BK / Konselor
Disamping bertugas memberikan layanan Bimbingan dan Konseling
kepada siswa juga sebagai sumber data yang meliputi : Data
Perkembangan Akademis dan Non Akademis siswa, Catatan
Konseling, Data Psikotes, Catatan Konferensi Kasus, Catatan Kasus
dan Catatan Pribadi Siswa.
d. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
sekolah, Kepala Sekolah perlu mengetahui dan memeriksa semua
kegiatan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas, guru
pembimbing /konselor dalam kaitannya dengan layanan bimbingan
dan konseling di sekolah.
Mekanisme Kerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Guru MP Wali Kelas Guru BK Kepala Sekolah

1.Daftar Nilai 1.Nilai Kelas 1.Kegiatan Layanan

1.1 Orientasi

1.2 Informasi

1.3 Penempatan /
Penyaluran
2.Observasi/ 2.Observasi /
Pengamatan Pengamatan 1.4 Pembelajaran

1.5 Konseling
Individual

1.6 Bimbingan
Kelompok
3. Wawancara
Diketahui
1.7 Konseling
Kelompok

3. Remedial 2. Kegiatan Pendukung


Teaching
2.1 aplikasi
Instrumen
4. Kunjungan
4. Catatan Rumah 2.2 Himpunan Data
Kejadian/anekdot

2.3 Alih Tangan

2.4 Kon. Kasus


5. Catatan
kejadian/anekdot
2.5 Home Visit

3. Pelaporan Diperiksa

Diketahui
D. POLA PENANGANAN PESERTA DIDIK BERMASALAH
Pembinaan peserta didik dilaksanakan oleh seluruh unsur
pendidikan di sekolah, orang tua. Masyarakat dan pemerintah. Pola
tindakan terhadap peserta didik yang menghadapi masalah di SD Negeri
1 Mendo Barat adalah sebagai berikut :

Seorang siswa yang melanggar tata tertib atau hal-hal lain yang
dapat digolongkan ke dalam permasalahan siswa dapat ditindak oleh
guru piket, wali kelas, wakil kepala sekolah dan petugas lain bahkan
langsung oleh Kepala Sekolah. Tindakan tersebut diinformasikan kepada
wali kelas sebagai sentral tindakan. Sementara itu guru BK/konselor
berperan dalam mengetahui sebab-sebab yang melatarbelakangi sikap,
tindakan atau perilaku tersebut. Guru BK/konselor bertugas membantu
menangani masalah siswa dengan meneliti latar belakang tindakan atau
perilaku siswa melalui serangkaian wawancara dan informasi dari
sejumlah data, setelah wali kelas merekomendasikannya.

Jika seorang siswa datang langsung ke ruang BK menemui guru


BK/konselor untuk berkonsultasi tentang permasalahannya, maka
tindakan guru BK/konselor perlu segera melayani dengan terlebih dahulu
konfirmasi dengan guru pengajar dan atau wali kelasnya.

Pola penanganan terhadap siswa yang bermasalah tersebut


diorganisasikan sbb.:

TENAGA/ KEPALA SEKOLAH KOMITE


TENAGA/ KEPALA SEKOLAH KOMITE
INSTANSI AHLI SEKOLAH
INSTANSI AHLI SEKOLAH
.

WK. KEPALA
.

WK. KEPALA
SEKOLAH
SEKOLAH

GURUPIKET
PIKET WALI KELAS
GURU KOORD. BK
WALI KELAS &KOORD. BK
GURU BK/
& GURU BK/
GURUMP
MP KONSELOR
GURU KONSELOR
SEKOLAH
SEKOLAH
PTKLAIN
LAIN
PTK

S I S WA YA N G B E R P E R I LA K U
S I S WA M
Y AENNG
Y IBMEPRAPNEGR I L A K U
M E N Y I M PA N G
E. SARANA-PRASARANA DAN PEMBIAYAAN

Sarana dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi


SMP Negeri 1 koba, Agar layanan Bimbingan dan Konseling berjalan
dengan lancar, maka sarana dan prasarana yang diperlukan sebelum
tahun pelajaran baru sudah dikonsultasikan oleh guru BK/konselor,
melalui Koordinator Bimbingan dan Konseling kepada bagian Sarana .
Sarana dan Prasarana yang diperlukan antara lain :

1. Sarana untuk menunjang pelayanan bimbingan adalah :


a. Alat pengumpul data, seperti: Instrumen Tugas
Perkembangan, instrumen penelusuran potensi akademik-
bakat-minat-sikap, format-format layanan, pedoman observasi,
pedoman wawancara, angket peminatan (siswa, orangtua),
catatan harian, laporan prestasi belajar, laporan absensi, dsb.

b. Alat penyimpan data, seperti: foklder peserta didik, map


peserta didik baru, dsb.
c. Pelengkapan teknis, seperti : buku Satlan BK, buku referensi
BK, buku agenda kerja, buku pedoman/juklak BK, buku
informasi (pribadi-sosial-belajar-karir), modul layanan
peminatan.
d. Perlengkapan teknis lainnya, seperti : blangko surat, agenda
surat, buku tamu, alat-alat tulis, himpunan data, format-format
layanan, dan sebagainya.
e. Perangkat Elektronik, seperti Komputer untuk mengolah data
hasil aplikasi instrumen
1. Prasarana penunjang layanan
bimbingan antara lain :
a. Ruangan kerja konselor
b. Satu stel kursi tamu
c. Satu buah lemari
d. Satu buah rak loker-data
e. Dua buah meja kursi guru
f. Jam dinding, Kipas Angin
g. Satu set komputer
h. Perlengkapan lain yang tidak disebutkan satu persatu

2. Pembiayaan
Untuk dapat terselenggara kegiatan-kegiatan yang telah
diprogramkan khususnya kegiatan yang memerlukan biaya/dana,
seperti transportasi untuk pelatihan/seminar guru-guru BK, home
visit dan lain-lain.
Kebutuhan biaya yang diperlukan untuk melengkapi dan
melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling di SD Negeri 1
Mendo Barat tidak mendapat kesulitan, dan anggaran biaya tidak
diberikan pertahun melainkan dapat diambil sewaktu-waktu
berdasarkan kebutuhan, termasuk biaya yang dibutuhkan untuk
mengadakan Home Visit (kunjungan rumah), ATK, dan kegiatan
MGBK/seminar, workshop atau lokakarya Bimbingan dan Konseling.
Keseluruhan dana tersebut dibebankan kepada Komite sekolah dan
Dana BOS yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan yang
dibutuhkan.
BAB III

EVALUASI, PENILAIAN, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT

A. Evaluasi

1. Tujuan Evaluasi
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling
penilaian atau evaluasi diperlukan untuk memperoleh umpan baik
terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan.
Dengan informasi dapat diketahui sampai sejauh mana derajat
keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan
informasi dapat ditetapkan langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan
mengembangkan program selanjutnya.

2. Jenis Evaluasi
Ada tiga macam kegiatan penilaian program bimbingan konseling yaitu :
a. Penilaian Program
Setelah pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dievaluasi, ternyata
hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam program, maka
dianalisa atau dicari penyebab ketidakberhasilan layanan atau
kegiatan Bimbingan dan Konseling tersebut, dengan melihat hasil
penilaian program, apakah terdapat ketidaksesuaian dengan yang
dibutuhkan atau apakah prosesnya atau pelaksanaannya tidak sesuai
dengan waktu, suasana, tempat dan lingkungan.
b. Penilaian Proses
Yang dimaksud dengan penilaian proses adalah untuk mengetahui
sampai sejauh mana keefektifan layanan bimbingan konseling dilihat
dari prosesnya.
Layanan bimbingan dan konseling perlu dinilai untuk mengetahui
efektifitas layanan dan dampak positif yang diperoleh siswa.
Penilaian proses juga perlu dilaksanakan yang hasilnya dimanfaatkan
untuk meningkatkan kualitas proses layanan tersebut.
c. Penilaian Hasil
Penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan
layanan konseling dilihat dari hasilnya.
Penilaian hasil layanan meliputi tiga jenis yaitu penilaian segera,
jangka pendek, dan jangka panjang yang masing-masing dapat
dilaksanakan melalui format lisan dan tertulis. Misalnya fokus
penilaian segera hasil layanan adalah diperolehnya pemahaman
baru, berkembangnya perasaan positif dan rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan pasca layanan demi terentasnya masalah.
3. Aspek-Aspek yang di evaluasi
a. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan
b. Keterlaksanaan program
c. Hambatan-hambatan yang dijumpai
d. Dampak bimbingan konseling terhadap kegiatan belajar mengajar
e. Respon siswa, personil sekolah, orang tua dan masyarakat
terhadap layanan bimbingan konseling.
f. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan
layanan bimbingan konseling, pencapaian tugas-tugas
perkembangan dan hasil belajar.
g. Keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi
lanjutan maupun pada kehidupan di masyarakat.

4. Sumber Informasi untuk Evaluasi


Sumber informasi untuk evaluasi dapat kita peroleh dari : siswa,
orangtua, Kepala Sekolah, Wali kelas, Guru Mata Pelajaran, para
Pengawas atau pejabat Dinas Pendidikan kota, Organisasi Bimbingan
dan Konseling (ABKIN dan MGBK), perguruan tinggi, dll.

5. Penilai
Di tingkat sekolah, dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu Guru
senior. Penilai di Tingkat kabupaten dilakukan oleh : Pengawas BK atau
pejabat yang berwenang yang ditunjuk Dinas pendidikan.

6. Teknik Penilaian
Penilaian dilakukan melalui teknik : wawancara, observasi, studi
dokumenter, angket, tes analisa hasil kerja siswa. (melalui pemantauan
dan/atau pengamatan)
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan
penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk
kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan
pengembangan program layanan bimbingan konseling.

B. PENGAWASAN DAN PELAPORAN


1. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dipantau,
dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.

2. Pengawasan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan


secara:

1) interen, oleh kepala sekolah.

2) eksteren, oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling.


3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional guru BK/konselor
dan implementasi kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang
menjadi kewajiban dan tugas konselor di sekolah.

4. Pengawasan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan


secara berkala dan berkelanjutan.

5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti


untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling di SD Negeri 1 Mendo Barat
tahun berikutnya.

6. Hasil penilaian dituangkan dalam form Laporan Hasil Evaluasi


Program Kerja Pelayanan BK.

7. Hasil kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling secara


keseluruhan dalam satu semester untuk setiap peserta didik
dilaporkan secara kualitatif sebagai bukti fisik kegiatan pelaksanaan
layanan Bimbingan dan Konseling.

8. Pelaporan secara berkala dilaksanakan melalui koodinator Bk


kepada Kepala Sekolah dengan tidak menutup kemungkinan untuk
melaporkan secara lisan periha-perihal yang harus diketahui oleh
Kepala Sekolah, Wali Kelas dan guru mata pelajaran pada saat rapat
rutin bulanan. Dan hasil analisa ini dituangkan dalam form Laporan
Analisis Hasil Evaluasi.

C. TINDAK LANJUT

Bila hasil evaluasi dari layanan Bimbingan dan Konseling tidak


memberikan peningkatan, maka sesuai dengan analisis akan diadakan
perbaikan program dan perbaikan proses untuk program di masa
mendatang, yaitu program yang tidak perlu dicoret dengan menggantinya
dengan yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan siswa. Dan
mengenai pelaksanaannya akan sangat memperhatikan waktu, suasana,
tempat dan lingkungan dan kegiatan ini dituangkan dalam Tindak Lanjut
Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling.

Dari hasil evaluasi Program Pelayanan Bimbingan dan


Konseling tahun yang lalu kiranya sebagai tindak lanjut kami
mengembangkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Guru BK/konselor bagi siswa diatur secara berkelanjutan dari mulai
masuk hingga yang bersangkutan menamatkan sekolah di SD Negeri
1 Mendo Barat

2. Pelayanan Bimbingan dan konseling secara klasikal diselenggarakan


secara terjadwal sekurang-kurangnya 1 jam setiap minggu setiap
kelasnya sesuai dengan pegangannya kelas masing-masing guru
BK/konselor.

3. Guru BK/Konselor bertanggung jawab terhadap siswa bimbingannya


perihal administrasi layanan BK yang bersangkutan.

4. Pengembangan Diri siswa diselenggarakan melalui kerja sama guru


BK/konselor dengan Wakil Kepala Sekolah terutama bidang kurikulum
dan kesiswaan yang programnya disesuaikan dengan bakat, minat
siswa yang diidentifikasi melalui angket peminatan siswa dalam
memilih arah peminatan studi, pendalaman mata pelajaran, dan
peminatan kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler
(nonakademik).

PEDOMAN
ASESMENT DAN BIMBINGAN/
KONSELING
SD NEGERI 1 MENDO BARAT
KABUPATEN BANGKA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN BANGKA

Anda mungkin juga menyukai