PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya. ( Depkes, 2000)
Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kali tidak memperdulikan
perawatan diri. Hal ini menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan
masyarakat. Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat
kebersihan diri, makan, berhias diri, dan eliminasi (buang air besar dan buang air
kecil ) secara mandiri. (Keliat,B.A.2009)
Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kali tidak memedulikan
perawatan diri. Hal ini menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan
masyarakat.
Menurut Depkes (2000), tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri :
1. Fisik
2. Psikologi
d) BAB ( buang air besar) dan BAK ( buang air kecil) disembarang tempat
Apabila kondisi ini dibiarkan, akan mengakibatkan adanya penyakit fisik seperti
kelaparan dan kurang gizi, sakit infeksi saluran pencernaan dan pernapasan serta
adannya penyakit kulit atau penyakit lainnya (Harist,2011)
2.4 Etiologi
1. Presdiposisi
2. Presipitasi
1. Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari
suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
2. Penyangkalan (denial)
4. Intelektualisasi
A. Asuhan Keperawatan
i. Pengkajian
Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
merawat kebersihan diri, makan, berhias diri, dan eliminasi (BAB dan BAK)
secara mandiri.
a) Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor.
d) Ketidak mampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan BAB dan BAK
tidak pada tempatnya, dan tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB
dan BAK. (Keliat B 2011)
ii. Diagnosa Keperawatan
Latihan berhias pada pria dibedakan dengan wanita. Pada klien pria
meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut dan bercukur. Sedangkan, pada
klien wanita meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut dan berhias/
berdandan.
Strategi Pelaksanaan
1. SP 1 Pasien
2. SP 2 Pasien
3. SP 3 Pasien
4. SP 4 Pasien
b) Tindakan Keperawatan
Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan diri yang
baik, maka harus melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga agar keluarga
dapat melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan
dirinya meningkat. Tindakan yang dapat dilakukan adalah :
1. Diskusikan dengan keluarga tentang maslah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien.
4. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu
meningkatkan pasien dalam merawat diri ( sesuai jadwal yang telah disepakati).
Sumber : (Keliat,B.A.2011)
Strategi Pelaksanaan
1. SP 1 Keluarga
Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah perawatan
diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah perawatan diri.
2. SP 2 Keluarga
Melatih keluarga cara merawat pasien.
3. SP 3 Keluarga
Membuat perencanaan pulang bersama keluarga.
Terapi kelompok yang dapat diberikan untuk pasien dengan masalah defisit
perawatan diri adalah TAK stimulasi persepsi : Perawatan Diri.