Anda di halaman 1dari 37

UNIVERSITAS INDONESIA

Shear Behavior of Ultra-High-Performance Concrete Beams


Reinforced with High-Strength Steel Bars.

PEMBAHASAN JURNAL

KELOMPOK 5

BUDIMAN 1806154500
RYAN NATHANIEL 1606878852

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM PASCASARJANA TEKNIK SIPIL
DEPOK
2019
ARTICLE
Shear Behavior of Ultra-High-Performance Concrete Beams Reinforced with High-
Strength Steel Bars.
S. Ahmad, S. Bahij, M. A. Al-Osta, S. K. Adekunle, and S. U. Al-Dulaijan.
ACI Structural Journal, volume 116, 1 July 2019, pages 3-14.

INTRODUCTION
1. Ultra-high-performance concrete (UHPC)
Ultra-high-performance concrete (UHPC) adalah material beton baru
yang digunakan sebagai material balok beton bertulang maupun sebagai balok
prestressed. UHPC terdiri dari material yang sangat halus dan steel fibers, yang
mempunyai kekuatan yang tinggi, toughness, daktilitas yang baik and durabiliti
yang bagus [1].
Jenis beton ini juga disebut sebagai ultra-high-performance fiber
reinforced concrete (UHPFRC). Alasannya, Adanya fibers didalam ultra-high-
strength performance material merupakan penting untuk toughness dan post-crack
ductility.

2
2. Penelitian Terdahulu
No. Author Title Uraian
1. Son, J.; Beak, B.; and Choi, Experimental Study on Penelitian eksperimental kuat geser balok UHPC tanpa
C. Shear Strength for Ultra- stirrups menunjukkan bahwa kapasitas gesernya meningkat
High Performance Concrete dengan meningkatnya kuat tekan dan rasio volume steel
Proceedings of the 18th Beam. fibers, sedangkan mode keruntuhan berubah dari shear
International Conference on tension ke shear compression [2].
Composites Materials
(ICCM-18), Jeju Island,
Korea, 2011.
2. Gustafsson, J., and Steel Fibers as Shear Penelitian penggunaan steel fibers sebagai shear
Noghabai, K. Reinforcement in High reinforcement pada balok high-strength concrete (HSC)
Strength Concrete Beams. menunjukkan bahwa kuat geser balok HSC meningkat
Nordic Concrete Research dengan menambahkan steel fibers kedalam campuran HSC.
Publications, V. 22, 1999. Peningkatan 42% pada kuat geser ultimate balok HSC
diperoleh dengan menambahkan 1.0% steel fibers,
dibandingkan dengan peningkatan kuat geser ultimate yang
hanya 12% yang diperoleh dengan penggunaan shear
stirrup [3].

3
3. Mansur, M.; Ong, K.; and Shear Strength of Fibrous Penelitian pada balok fibrous concrete tanpa shear stirrup
Paramasivam, P. Concrete Beams without berdasarkan beberapa parameter (rasio volume steel-fiber
Stirrups. Vf, keat tekan beton fc', ratio tulangan logitudinal ρ, dan
Journal of Structural shear span-effective depth ratio (a/d) [4].
Engineering, ASCE, V. 112,
No. 9, 1986
4. Fehling, E.; Schmidt, M.; Ultra-High Performance Prilaku balok UHPC dengan dan tanpa steel fibers dan
Walraven, J.; Leutbecher, Concrete UHPC: dengan reinforced tulangan pasif grade 500 dengan fy =
T.; and Fröhlich, S. Fundamentals, Design, 72.5 ksi (500 MPa). Balok menggunakan rasio tulangan
Examples. longitudinal yang bervariasi namun tidak menggunakan
John Wiley & Sons, Inc., shear stirrups. Balok UHPC tanpa steel fibers
New York, 2014. menunjukkan prilaku getas dengan munculnya retak yang
lebar pada jarak yang besar, pada kasus balok UHPC
dengan steel fibers, prilaku ductile dilihat dengan
munculnya retak yang lebih kecil pada jarak yang kecil.
Resultan kapasitas geser jauh lebih tinggi pada balok
dengan steel fibers dibanding balok tanpa steel fibers [5].

4
5. Baby, F.; Billo, J.; Renaud, Shear Resistance of Ultra Penelitian ekperimental pada kuat geser balok prestressed
J.-C.; Massotte, C.; High Performance Fibre- UHPC dan balok beton bertulang UHPC dengan dan tanpa
Marchand, P.; Toutlemonde, Reinforced Concrete I- shear stirrups. Menggunakan tulangan baja Grade 500
F.; Simon, A.; and Lussou, Beams. dengan fy = 72.5 ksi (500 MPa) sebagai tulangan
P. longitudinal pasif. Partisipasi dari shear stirrups geser
dalam mengontrol terjadinya cracks pada saat service
7th International menunjukkan hasil yang signifikan. Shear stirrups juga
Conference of Fracture meningkatkan kapasitas geser balok baik prestressed
Mechanics of Concrete and maupun beton bertulang biasa [6].
Concrete Structures, Jeju
Island, Korea, 2010.
6. Naik, U., and Kute, S. Y. Effect of Shear Span to Study parametrik terhadap efek berbagai macam faktor
Depth Ratio on Shear pada kuat geser HSC deep beams menggunakan artificial
International Journal of Strength of Steel Fiber neural network. Faktor yang didasarkan meliputi effective
Engineering Research & Reinforced High Strength depth, shear span depth ratio, fiber volume fraction, fiber
Technology, V. 3, No. 6, Concrete Deep Beam using aspect ratio, longitudinal steel, and compressive strength
2014. ANN. of concrete. Hasilnya bahwa kapasitas geser meningkat
dengan meningkatnya jumlah steel fibers, kuat tekan beton,

5
dan rasio tulangan longitudinal, namun kapasitas geser
menurun dengan penambahan a/d [6].
7. Ahmad, S., and Elahi, A. Effect of Reinforcement Kapasitas geser ultimate balok UHPC meningkat dengan
Ratio & Shear Span on meningkatnya rasio volume steel fibers, meningkatnya
28th Conference on Our Shear Strength of High rasio tulangan longitudinal, dan berkurangnya a/d [7].
World in Concrete & Strength Concrete.
Structures, Singapore, Aug.
28-29, 2003.
8. Awadallah, Z. H.; Ahmed, Some Parameters Affecting Kapasitas geser ultimate balok UHPC meningkat dengan
M. M.; Farghal, O. A.; and Shear Behavior of High meningkatnya rasio volume steel fibers, meningkatnya
Fahmy, M. F. Strength Fiber Reinforced rasio tulangan longitudinal, dan berkurangnya a/d [8].
Concrete Beams
Journal of Engineering Longitudinally Reinforced
Sciences, V. 42, No. 5, With BFRP Rebars
2014.
9. Ciprian, T.; Dan, B.; Victor, Ultra High Performance Kapasitas geser ultimate balok UHPC meningkat dengan
V.; and Cornelia, M., Fiber Reinforced Concrete meningkatnya rasio volume steel fibers, meningkatnya
‘I’ Beams Subjected to rasio tulangan longitudinal, dan berkurangnya a/d [9].
Shear Action.

6
Acta Technica Napocensis:
Civil Engineering &
Architecture, V. 55, No. 2,
2012.
10. Hegger, J., and Bertram, G., Shear Carrying Capacity of Kapasitas geser ultimate balok UHPC meningkat dengan
Ultra High Performance meningkatnya rasio volume steel fibers, meningkatnya
Tailor Made Concrete Concrete Beams. rasio tulangan longitudinal, dan berkurangnya a/d [10].
Structures, Walraven &
Stoelhorst, London, UK,
2008.

11. Kolhapure, B., Shear Behavior of Kapasitas geser ultimate balok UHPC meningkat dengan
Reinforced Concrete meningkatnya rasio volume steel fibers, meningkatnya
International Journal of Slender Beams Using High- rasio tulangan longitudinal, dan berkurangnya a/d [11].
Research in Engineering & Strength Concrete.
Technology, V. 2, No. 13,
2013.

7
12. Voo, Y. L.; Poon, W. K.; Shear Strength of Steel Kapasitas geser ultimate balok UHPC meningkat dengan
and Foster, S. J., Fiber-Reinforced Ultra- meningkatnya rasio volume steel fibers, meningkatnya
high-Performance Concrete rasio tulangan longitudinal, dan berkurangnya a/d [12].
Journal of Structural Beams without Stirrups.
Engineering, ASCE, V. 136,
No. 11, 2010.
13. Narayanan, R., and Use of Steel Fibers as Shear Penelitian eksperimental pada prilaku balok beton dengan
Darwish, I. Y. S., Reinforcement. steel fibers yang mengalami predominant shear loading.
Benda uji balok kotak dengan perletakan sederhana dengan
ACI Structural Journal, V. strirrup konvensional dan steel fibers sebagai web
84, No. 3, May-June 1987. reinforcement di uji dibawah beban konsentrik yang
ditempatkan secara simetris. Hasilnya bahwa kuat geser
pada initial cracking meningkat secara signifikan karena
crack-supporting mechanism dari fibers, dan peningkatan
pada kuat geser ultimate (bahkan dengan rasio volume
fibers 1%) hasil yang sama yang diperoleh menggunakan
strirups konvensional [13].

8
14. Campione, G.; La Mendola, Steel Fiber-Reinforced Penelitian tentang prilaku lentur dari corbels mengunakan
L.; and Mangiavillano, M. Concrete Corbels. beton polos dan fibrous beton dan adanya tulangan baja.
L. Variabel penelitian ini berupa jenis beton (normal dan mutu
tinggi), persentase fibers, dan persentase tulangan baja.
ACI Structural Journal, V. Hasilnya, dalam kurva load-defleksi dan pola perambatan
104, No. 5, Sept.-Oct. 2007. retak, menunjukkan bahwa corbels dengan fibers dan shear
stirrup efektif dalam memastikan kekuatan dan kapasitas
deformasi memadai [14].
15. Ashour, S. A.; Hasanain, G. Shear Behavior of High- Penelitian eksperimental yang dilakukan pada 18 balok
S.; and Wafa, F. F., Strength Fiber Reinforced high-strength fiber-reinforced concrete yang diberi
Concrete Beams. kombinasi lentur dan geser. Variabelnya berupa jumlah
ACI Structural Journal, V. dari steel fibers, persentase tulangan longitudinal, dan
89, No. 2, Mar.-Apr. 1992. shear span-to-effective depth ratio. Matriks kuat tekan
beton sekitar 13,000 psi (93 MPa) terdiri hanya satu jenis
fiber [15].

9
Dua persamaan empiris di ajukan untuk meprediksi kuat
geser balok high-strength fiber-reinforced tanpa tulangan
geser. Persaman yang diajukan memberi prediksi yang
bagus untuk kuat geser balok yang di uji. Hasilnya
ditemukan bahwa kekakuan dan daktilitas balok meningkat
dengan penambahan fibers sedangkan mode failure
berubah menjadi lebih daktail.

10
3. Problem
Penelitian yang sudah ada banyak dilakukan oleh banyak peneliti berupa
prilaku geser balok UHPC didasarkan pada key factors individually yang memberi efek
pada prilaku gesr balok. Informasi tentang prilaku geser balok UHPC yang diperkuat
dengan tulangan pasif high-strength langka di literature.

4. Objective and Goal


The objective dari penelitian ini merupakan penelitian kombinasi dari key
variables, seperti Vf, a/d, ρ, and s, pada prilaku geser balok UHPC yang diperkuat
dengan tulangan pasif high-strength.
The goal dari penelitian ini adalah mengajukan rumus empiris untuk kapasitas
geser ultimate balok UHPC dengan stirrups, Vu.

RESEARCH SIGNIFICANCE
Dalam upaya untuk menfasilitasi desain geser balok UHPC yang direinforced
secara pasif, penelitian ini telah mempertimbangkan efek interaktif dari key
variables—a/d, V f, ρ, and s menggunakan tulangan baja mutu tinggi dengan fy= 206
ksi (1420 MPa) sebagai perkuatan pasif untuk UHPC.

11
EXPERIMENTAL INVESTIGATION
1. Experimental variables

Seperti yang terlihat di Tabel 1, dua jenis dari setiap empat variabel
dipertimbangkan, a/d (1.8 dan 2.6); V (1.0 dan 2.0%); ρ (1.935 dan 3.226%); dan s (8
to 15 in.[200 dan 370 mm]).
The shear span-depth ratio a/d terutama yang mengontrol mode failure flexure-
shear balok. Secara umum bahwa mode failure dari deep beams (dengan a/d =1) dan
short beams (dengan 1 < a/d < = 2.5) selau gagal di geser, meskipun kegagalan geser
yang terakhir dapat dimulai dengan kerusakan lentur. Hasil dari bentuk retak flexure-
shear, yang pada akhirnya mengarah mode failure shear-compression atau shear-
tension [17], [18].

12
2. Materials
Material yang digunakan pada penelitian ini berupa:
a. Semen portland (type I sesuai ASTM C150)
Semen OPC tipe 1 digunakan jika tidak ada kondisi khusus yang harus dipenuhi.
Kondisi khusus yang dimaksudkan seperti : di dekat laut, lokasi dengan konsentrasi
asam yang tinggi, dll. (ASTM International, 2007).

Sumber : SNI 15-2049-2004

b. Polycarboxylic-based ether hyperplasticizer


Kalsium aluminat semen (CAC) menderita kehilangan kemampuan kerja dalam
waktu kurang dari satu jam (~ 15 menit) setelah sentuhan pertama air. Superplasticizers
saat ini yang digunakan untuk memodifikasi viskositas campuran semen dirancang
untuk menargetkan semen Portland biasa (OPC). Afinitas tinggi antara superplasticizer
dan partikel semen ini ditemukan merusak dalam sistem CAC. Pemanfaatan monomer
yang, sebaliknya, memfasilitasi adsorpsi bertahap dari superplasticizer memberikan
retensi kemampuan kerja. Untuk pertama kalinya dalam literatur, kami melaporkan
superplasticizer yang melayani sifat-sifat CAC seperti tingkat perkembangan
permukaan dan muatan permukaan yang tinggi. Sementara CAC yang rapi hampir
tidak bisa bekerja setelah 1 jam, dengan penambahan hanya 0,4% dari superplasticizer
yang dioptimalkan, 90% retensi fluiditas tercapai. (Akhlaghi, Akbulut, & Menceloglu,
2017).

13
c. Microsilica
Microsilica, atau silica fume (CAS-no. 69012-64-2), adalah jenis debu silika
amorf yang sebagian besar dikumpulkan dalam filter baghouse sebagai produk
sampingan dari produksi silikon dan ferro-silikon. Terdapat beberapa kegunaan
microsilica dalam proses pembuatan beton :
1) Beton menjadi lebih rapat dan kedap air
2) Peningkatan kekuatan, early, dan ultimate
3) High performance Concrete
Kegunaan microsilica tersebut selaras dengan konsep awal percobaan ini, yaitu
Ultra High Performance Concrete. High Performance Concrete (HPC) adalah beton
yang telah dirancang agar lebih tahan lama dan, jika perlu, lebih kuat dari beton
konvensional (ACI, n.d.).

d. Fine dune sand


Makalah ini menyajikan hasil penelitian yang menyelidiki sifat-sifat beton yang
dibuat dengan dune sand. Campuran beton kontrol yang berbeda menggunakan semen
Portland biasa (OPC) dengan kekuatan tekan desain minimum 40 MPa disiapkan.
Jumlah agregat halus membentuk sekitar 36% berat semua agregat. Kemampuan kerja
berkisar dari rendah 16 mm hingga tinggi 122 mm. Untuk setiap campuran kontrol,
campuran lain disiapkan di mana agregat halus digantikan oleh persentase pasir
gundukan yang berbeda mulai dari 10% hingga 100%. Pengaruh sand dune terhadap
kemampuan kerja, kekuatan tekan, kekuatan tarik, modulus elastisitas dan uji
penyerapan permukaan awal (ISAT) dipelajari. Hasil eksperimen menunjukkan
peningkatan dalam kemampuan kerja beton ketika agregat halus sebagian digantikan
oleh gundukan pasir. Peningkatan kemerosotan diukur dengan peningkatan kadar dune
sand. Namun, pada kandungan pasir tinggi (di atas 50%); kemerosotan mulai
berkurang dengan meningkatnya dune sand. Secara umum, nilai kekuatan berkurang
dengan meningkatnya penggantian pasir gundukan. Kehilangan kekuatan tidak
ditemukan besar karena reduksi maksimum kurang dari 25% ketika agregat halus
digantikan sepenuhnya oleh gundukan pasir. Karakteristik penyerapan beton yang

14
dibuat dengan OPC yang diukur dengan (ISAT) umumnya meningkat dengan
kandungan pasir yang lebih tinggi. (Al-Harthy, Halim, Taha, & Al-Jabri, 2007)

e. Potable laboratory water


Beton adalah material komposit yang terbuat dari campuran semen, agregat dan
air. Studi ini menyajikan efek air yang tidak dapat diminum pada kekuatan beton.
Keran, aliran, dan sampel air aliran yang tercemar sebagian digunakan untuk mencetak
beton. Rasio air-semen optimal (b / c) ditentukan untuk masing-masing sampel air.
Beton disiapkan menggunakan proporsi campuran nominal 1: 2: 4 dan w / c optimal
dari kualitas air yang diketahui. Beton direndam dengan perendaman total dalam air.
Kekuatan tekan dan lentur dari beton dipantau menggunakan metode standar.
Penelitian menunjukkan bahwa w / c optimum adalah 0,65, 0,55 dan 0,65 untuk beton
yang dibuat dengan air ledeng (A), air sungai (B) dan air aliran tercemar (C). Pada usia
28-hari, kekuatan tekannya adalah 18,3, 17,13 dan 18,00 N / mm2 sedangkan pada usia
56-hari kekuatan kompresif masing-masing adalah 25,60, 20,87 dan 22,56 N / mm2.
PH sampel air (A, B, C) adalah 6,7, 9,5 dan 6,7 masing-masing. Beton dibuat dengan
air (A) memberikan kekuatan tekan dan lentur tertinggi sedangkan beton dibuat dengan
air (B) memberikan kekuatan paling sedikit. Disimpulkan bahwa dua aliran air (B dan
C) dapat diterima untuk produksi beton tetapi beton yang dibuat dengan air (C)
memberikan hasil yang lebih baik. Air aliran yang tercemar oleh limbah yang diolah
sebagian dari instalasi pengolahan biologis tidak memiliki dampak buruk yang serius
pada kekuatan beton. (Olajumoke, Oke, Olonade, & Laoye, 2012)

f. Plain high-strength steel fibers


berdiameter 0.0087 in. (0.22 mm), panjang 0.5118 in. (13 mm), dan kuat tarik
minimum 36,260 psi (2500 MPa). Jenis dan spesifikasi dari fibers tersebut sudah
terbukti optimum untuk digunakan pada campuran UHPC [5], [19]. Proposi campuran
balok UHPC dengan dua volume fraksi steel fibers (1.0% dan 2.0%) dan dengan
Density steel fibers sebesar 490 lb/ft3 (7850 kg/m3).

15
3. UHPC Beam Specimens.
Semua specimens balok berbentuk kotak dengan penampang lebar 5.91 in.
(150 mm), 8.86 in. (225 mm), dan panjangnya 6.562 ft (2000 mm). ACI 318-14 tidak
mempertimbangkan the size effect pada kuat geser balok beton bertulang dengan tinggi
efektif dibawah 15.75 in. (400 mm), the size effect terhadap kuat tekan beton bertulang
tanpa stirrups banyak ditenukan di literature.
Penurunan kapasitas geser beton bertulang dinyatakan dengan meningkatnya
tinggi efektif balok [17], [18]. Kapasitas geser balok UHPC berkurang signifikan
dengan bertambahnya tinggi balok dari 7.09 to 9.45 in. (180 to 240 mm) [18]. Tidak
terjadi pengurangan yang signifikan terhadap kapasitas geser balok UHPC yang
mempunyai tinggi lebih dari 9.45 in. (240 mm). Pada penelitian ini, tinggi efektif balok
yang digunakan sebesar 7.09 in. (180 mm).
Semua specimens balok menggunakan tulangan baja PSB1080 diameter 0.59
in. (15 mm) sesuai ASTM A722/A722M sebagai tulangan pasif longitudinal. Stirrups
dua kaki menggunakan tulangan baja Grade 60 diameter 0.40 in. (10 mm) sesuai
ASTM A615 sebagai tulangan geser untuk semua specimens balok. Fy dan Fu dari
tulangan PSB1080 yaitu 206.0 and 232.1 ksi (1420 and 1600 MPa), sedangkan Fy dan
Fu tulangan baja Grade 60 yaitu 60.9 and 72.5 ksi (420 and 500 MPa).

16
Details dari specimens balok yang terbagi dalam lima jenis dapat dilihat pada
gambar 1.

.
Gambar 1. Details specimens balok.

17
4. Preparation and curing of beam specimens
Untuk casting balok UHPC, tulangan longitudinal diikat dengan shear
stirrups dan strain gauges dilekatkan ke tulangan, dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Details dari strain gauges yang dilekatkan ke tulangan longitudinal dan
shear stirrups.
Urutan Casting balok UHPC sebagai berikut:
1. Bahan-bahan UHPC diaduk di dalam twin-shaft batch mixer
2. Semen dan microsilica diaduk selama 5 menit
3. Hyperplasticizer diencerkan dengan air dan fine dune sand ditambahkan secara
bertahap ke campuran
4. Setelah konsistensi dicapai, steel fibers ditambahkan secara bertahap hingga
campuran yang homogen dicapai.
5. Setelah diaduk, campuran beton dituang kedalam buckets plastik dan ditutup
dengan lembaran plastik untuk menghindari mengering dari permukaan.

Metode penuangan beton UHPC segar kedalam molds mempengaruhi


orientation and dispersion steel fibers. Walaupun orientation dari fibers tidak
memberikan efek first cracking strength, hal tersebut memberikan efek pada kuat tarik
ultimate terhadap lentur, karena fiber reinforcements cenderung sejajar dengan arah
aliran selama pengecoran. Karena itu, casting beton tuntuk setiap specimen balok
dilakukan dengan menuang beton segar hanya pada satu ujung ekstrim dari cetakan dan

18
memungkinkan beton mengalir dan mengisi the rest of the form under its own weight,
mengadopsi praktik yang di rekomendasikan.
Setelah penuangan beton selesai, getaran eksternal dilakukan sekitar 5 detik
untuk membuang udara yang terperangkap di beton karena getaran internal menggangu
orientasi dan dispersi dari steel fibers.
Tes tekan dan tes lentur beton UHPC dilakukan pada 6 specimens kubus dengan
ukuran seriap sisi 2 in. (50 mm), silinder ukuran 2.95 x 5.91 in. (75 x 150 mm), dan
prisms ukuran 1.57 x 1.57 x 6.30 in. (40 x 40 x 160 mm), sesuai ASTM C39 dan ASTM
C1018.
Setelah 24 jam casting, balok demolded dan dimasukan kedalam the curing tank
untuk moist curing dengan temperatur 71.6°F (22°C) untuk 28 hari. Setelah curing
selesai, strain gauges dilekatkan di permukaan balok di lokasi yang berbeda. Untuk
mengetahui regangan beton selama pengujian specimens balok, seperti gambar 3:

Gambar 3. Details dari strain gauges yang dilekatkan pada permukaan balok UHPC.

19
5. Test setup and procedure
Satu LVDT ditempatkan di bawah balok pada tengah bentang untuk mengukur
defleksi balok di tengah, dua LVDTs ditempatkan di bagian atas balok di lokasi kedua
tumpuan untuk mengetahui support settlements dalam proses pembebanan. Seperti
gambar 4.

Gambar 4. Lokasi penempatan LVDTs.

Specimens balok dilakukan four-point loading, seperti gambar 5. Jarak antara dua
titik beban diubah untuk mempertahankan nilai shear span ratio (a/d). Beban
diaplikasikan dengan defleksi tengah bentang 0.002 in. (0.05 mm) per detik.
Selama proses pembebanan, defleksi dan regangan dicatat, crack di amati dan
ditandai pada permukaan balok seperti yang muncul saat pembebanan.

Gambar 5. Four-point load test setup.

20
EXPERIMENTAL RESULTS AND DISCUSSION
1. Mechanical Properties of UHPC Mixture
Data tegangan dan regangan di peroleh melalui tes tekan yang dilakukan pada
specimens silinder yang terdiri dari campuran UHPC dengan 1% dan 2% stell fibers,
seperti gambar 6.

Gambar 6. Kurva stress-strain pada specimens silinder.

Dari gambar 6, kuat tekan ultimate silinder sebesar 20,305 dan 21,756 psi (140
dan 150 MPa) untuk campuran UHPC dengan 1% and 2% steel fibers.
Regangan pada beban puncak sebesar 0.0033 dan 0.0035 untuk campuran UHPC
dengan 1% ada 2% steel fibers. Namun, modulus elastisitas untuk fiber 1% and 2%
didapat nilai yang sama yaitu 6818 ksi (47 GPa). Kuat tekan rata-ata kubus dari
campuran UHPC dengan fiber 1% dan 2% didapat 21,900 dan 22,900 psi (151 dan 158
MPa), sesuai dengan rasio kekuatan silinder terhadap kubus yaitu 1.08 dan 1.05.

21
Data stress-midspan deflection diperoleh melalui test lentur dilakukan pada
prism specimens UHPC dengan 1% dan 2% steel fibers, seperti gambar 7.

Gambar 7. Kurva Stress-midspan deflection pada prism specimens.

Dari gambar 7, kekuatan lentur ultimate equivalent didapat 4351 dan 5076 psi
(30 dan 35 MPa) untuk campuran UHPC dengan 1% and 2% steel fibers. Sifat
daktilitas dari campuran balok UHPC dapat di ketahui dari prilaku post-peak pada
gambar 6 dan 7. Kuat tekan dan regangan maupun kuat lentur sedikit meningkat dengan
kandungan fiber dari 1% hingga 2%.

22
2. Strains in steel and concrete in beams during load testing

Gambar 8. Strains pada beton pada lokasi yang berbeda pada permukaan Beam A-1.

Gambar 8 menunjukkan bahwa the typical plots of strains diukur selama


pengujian beban Beam A-1 dengan bantuan strain gauges yang dilekatkan di berbagai
lokasi. Regangan beton bagian atas balok sebesar 0.0023 pada saat failure, yaitu kurang
dari crushing strain (0,0033) dari campuran UHPC yang didapat dari prilaku stress-
strain tekan.

23
Gambar 9. Regangan pada tulangan longitudinal dan Shear Stirrups bagian atas dan
bawah balok Beam A-1.

Gambar 9 menunjukkan plot dari regangan di tulangan longitudinal pada saat


failure. Bagian atas dan bawah tulangan mempunyai regangan 0.003 dan 0.0046.
Regangan di tulangan longitudinal jauh lebih kecil dari reganga leleh 0.0089 (untuk
tulangan PSB1080),

24
3. Shear load-midspan deflection and cracking behavior
Pada the four-point loading test specimens balok diberikan gaya geser V, yang
diambil sebsar P/2, Dimana P menyatakan total beban yang diberikan. Crack yang
muncul selama pengujian pada balok di tandai, data gaya geser versus defleksi tengah
bentang di catat, dan foto diambil setelah terjadinya kegagalan.
Hasil foto dari semua sepcimens balok memperlihatkan pola retak seperti gambar
10-14. Kurva defleksi load-versus-midspan geser untuk semua 10 spesimens balok
ditunjukkan pada Gambar. 15 hingga 19. Nilai beban geser yang didapat sesuai dengan
inisiasi retak hairline di zona lentur Fcr, inisiasi retakan diagonal pada zona geser Vcr ,
dan nilai puncak Vu untuk semua 10 balok disajikan pada Tabel 3.
Dari Gambar 10 sampai 14 bahwa retakan hairline minor mulai terjadi di zona
lentur pada tahap initial loading, diikuti oleh perkembangan retakan diagonal pada
zona geser balok. Semua 10 balok gagal dalam geser murni dengan terjadinya retakan
diagonal lebar dekat tumpuan.
Efek dari stirrup spacing dapat dilihat dari gambar 10 – 14 bahwa jarak antara
retakan yang terjadi pada Beam A-1 dan A-2 lebih kecil dibandingkan dengan balok
dengan jarak stirrups yang lebih besar. Hal tersebut mengindikasikan jarak antara
diagonal crack meningkat dengan meningkatnya jarak antara stirrups.
Efek dari fraksi volume steel fibers bahwa persentase steel fibers yang lebih besar
berguna terhadap crack akibat lentur. Hal tersebut dapat dilihat gambar 10-14. Beam
A-1 dan C-1 dengan 1% fibers memiliki lebih banyak retak lentur daripada Beam A-2
dan C-2 dengan serat 2% (Gambar 10 dan 11). Beam D-1 dan D-2 dengan 1% fibers
memiliki lebih banyak retak lentur daripada Beam E-1 dan E-2 dengan 2% serat (Gbr.
13 dan 14). Kapasitas geser ultimate lebih tinggi pada kandungan serat yang lebih
tinggi, seperti dapat dilihat pada Gambar. 15 sampai 17. Dapat diamati dari Tabel 3
bahwa geser sesuai dengan inisiasi retak hairline di zona lentur Fcr dan inisiasi retakan
diagonal pada zona geser Vcr juga lebih tinggi pada volume serat yang lebih tinggi.

25
Gambar 10. Mode of failure for Beams A-1 and A-2.

Gambar 11. Mode of failure for Beams C-1 and C-2.

Gambar 12. Mode of failure for Beams B-1 and B-2.

Gambar 13. Mode of failure for Beams D-1 and D-2.

26
Gambar 14. Mode of failure for Beams E-1 and E-2.

Dari gambar 10 -14 bahwa hairline crack mulai terjadi di zona lentur pada the
initial stage of loading, dikuti dengan munculnya diagonal crack di zona geser balok.
Semua dari 10 balok gagal pada saat geser dengan munculnya crack diagonal yang
besar di dekat tumpuan.
Kurva gaya geser vesrus defleksi tengah bentang untuk semua specimens balok
seperti gambar 15-19.

Gambar 15. Shear load-midspan deflection curve for Beams A-1 and A-2.

27
Gambar 16. Shear load-midspan deflection curve for Beams B-1 and B-2.

Gambar 17. Shear load-midspan deflection curve for Beams C-1 and C-2.

28
Gambar 18. Shear load-midspan deflection curve for Beams D-1 and D-2.

Gambar 19. Shear load-midspan deflection curve for Beams E-1 and E-2.

Efek dari shear span to effective depth ratio specimens balok Seri D dan E,
dengan a/d lebih tinggi dari balok Seri A, B, dan C, memiliki Fcr, Vcr, Vu, dan lendutan
tengah tengah Δu (Tabel 3) yang jauh lebih rendah. Ini menunjukkan pengurangan yang
sangat signifikan dalam kapasitas geser balok dengan peningkatan a/d. Pengurangan

29
dalam kapasitas geser balok dengan kenaikan a/d dapat dikaitkan dengan fakta bahwa
dengan meningkatnya shear span, a, pada tinggi efektif yang sama, d, momen lentur
meningkat pada gaya geser tetap sama pada beban yang diberikan.

Efek dari rasio tulangan longitudinal (ρ) menunjukkan bahwa meningkatnya


kapasitas gaya geser dan defleksi tengah bentang dengan meningkatnya rasio tulangan
longitudinal. Contohnya pada balok E-2 dengan ρ yang lebih tinggi dibanding balok E-
1 mempunyai kapasitas geser yang sedikit lebih tinggi.

PROPOSED EQUATION FOR SHEAR CAPACITY OF UHPC BEAMS


1. Analysis of variance (ANOVA)
Analysis of variance (ANOVA) dilakukan untuk mengukur tingkat signifikasi
dari efek a/d, rasio tulangan longitudinal ρ, jarak stirrups s, and volume fraksi steel
fibers Vf terhadap kapasitas geser balok Vu, test response nya adalah kapasitas geser
balok Vu. Hasil dari ANOVA daapat dilihat pada tabel 4.

30
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa yang paling menentukan Vu adalah a/d yang
tingkat kepercayaan nya 100%. Vf dan s selanjutnya yang memberikan efek signifikan
terhadap kapasitas geser balok dengan tingkat kepercayaan sebesar 99.6% dan 98.2%.
Namun, tidak ada statistical justification yang menyatakan bahwa ρ mempunyai efek
signifikan terhadap kapasitas geser balok.

2. Best fitting of proposed shear capacity equation


Pengajuan persamaan yang sesuai untuk memperkirakan kapasitas geser balok
UHPC dalam hal a/d, V, jarak stirrups, and ρ. Persamaan yang disusun menggunakan
persamaan kapasitas geser beton (Vc) dari ACI 318-14 untuk beton biasa yang
selanjutnya di modifikasi dengan memasukkan efek steel fibers pada kapasitas geser
UHPC. Persamaan Vc yang dimodifikasi menggunakan the least squares method.
Kapasitas geser ultimate balok beton bertulang dengan shear stirrups,

Vu = Vs + Vc (1)

Vs adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh baja tulangan dan Vc
merupakan kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton.
Persamaan kuat geser tulangan baja,

Vs = As fy d/s (2)

As = luas dari strirrups, fy = kuat leleh baja, d = tinggi efektif balok, dan s =
jarak stirrups.

31
Kapasitas geser beton normal tanpa steel fibers,

𝑉𝑢 𝑑
𝑉𝑐 = [0.16√𝑓′𝑐 + 17𝜌𝑤 ] 𝑏𝑤 . 𝑑 (3)
𝑀𝑢

fc’ = kuat tekan beton (Mpa), λ = factor modifikasi, bw = lebar balok, dan ρw =
rasio tulangan longitudinal, dan Mu = kapasitas momen ultimate (Mu/Vu merupakan
shear span).
Persamaan 3, Vc untuk beton normal dimodifikasi agar sesuai dengan Vc untuk
UHPC yang mempunyai steel fibers.

𝑑 𝑑 𝐸
𝑉𝑐 = [𝐴. √𝑓′𝑐 + 𝐵. 𝜌 + 𝐶. 𝐹1 𝐷 (𝑎 ) ] 𝑏. ℎ (4)
𝑎

F1 = (lf/df) . vf . α, lf = panjang stell fibers, df = diameter steel fibers, Vf =


volume fraksi steel fibers dalam persen, α = bond factor (untuk steel fibers yang lurus
merupakan 0.5), a = shear span, ρ = rasio tulangan longitudinal, b = lebar balok, dan
h = tinggi balok.
A, B, C, D dan E merupakan nilai empiris konstan. Nilai empiris konstan
ditentukan dengan best fitting data eksperimental (pada tabel 5). Nilai A, B, C, D dan
E dimasukkan kepersamaan (4).

𝑑 𝑑 1.1
𝑉𝑐 = [0.35. √𝑓′𝑐 + 132. 𝜌 + 14. 𝐹1 5.8 (𝑎 ) ] 𝑏. ℎ (5)
𝑎

Persamaan kapasitas geser ultimate balok UHPC dengan stirrups, Vu,

𝑑 𝑑 1.1 𝐴𝑠 .𝑓𝑦.𝑑
𝑉𝑐 = [0.35. √𝑓′𝑐 + 132. 𝜌 + 14. 𝐹1 5.8 (𝑎 ) ] 𝑏. ℎ + (6)
𝑎 𝑠

32
Nilai ekperimental Vu dan nilai prediksi Vu yang menggunakan persamaan 6
dapat dilihat pada tabel 6. Nilai ekperimental Vu yang ada pada literature [2,2,24,25]
dibandingkan dengan prediksi nilai Vu yang dididapat dengan menggunakan
persamaan 6, dapat dilihat pada tabel 7.

33
CONCLUSIONS
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil eksperimental, statical
analysis, dan persamaan best-fitting untuk kapasitas geser balok UHPC yang diperkuat
secara pasif dengan menggunakan tulangan baja mutu tinggi:
1. Semua balok gagal dalam geser murni, mengkonfirmasikan kecukupan desain
eksperimental spesimens balok gagal dalam geser. tulangan baja longitudinal tidak
leleh pada saat terjadi failure seperti yang ditunjukkan oleh regangan tarik yang
tercatat kurang dari regangan leleh. Contoh pada saat failure, kehancuran beton
tidak terjadi di bagian atas balok UHPC
2. Balok dengan stirrups yang lebih banyak (yaitu, jarak stirrups lebih rendah) fail
dengan formasi retakan diagonal dengan jarak yang lebih dekat. Di sisi lain, balok
dengan stirrups geser yang lebih sedikit (yaitu, jarak stirrup yang lebih tinggi) fail
dengan formasi retakan diagonal dengan jarak yang lebih luas. Selanjutnya, dalam

34
kasus stirrups dengan jarak yang lebih rendah, kapasitas beban geser dan defleksi
tengah-tengah balok UHPC lebih tinggi
3. Kapasitas beban geser dan defleksi tengah bentang meningkat dengan
meningkatnya fraksi volume steel fibers. Retak beton di zona lentur menurun
dengan meningkatnya persentasi steel fibers
4. Kapasitas beban geser sedikit meningkat dengan meningkatnya rasio tulangan
longitudinal
5. Hasil ANOVA menunjukkan bahwa a/d, V, and stirrups spacing s memiliki
pengaruh signifikan terhadap kapasitas beban geser; namun, seperti yang
diharapkan, rasio tulangan longitudinal ρ (dalam kisaran yang dipertimbangkan
dalam pekerjaan ini, yaitu sekitar 2% ke atas), memiliki efek yang tidak signifikan
pada kapasitas beban geser balok UHPC
6. Persamaan yang diusulkan (persamaan 6) untuk kapasitas beban geser dapat
digunakan untuk memprediksi kapasitas geser UHPC pada tingkat akurasi yang
wajar untuk balok UHPC dengan kuat tekan sekitar 20.000 hingga 25.000 psi
(sekitar 140 hingga 170 MPa) dan memiliki shear stirrups.

35
REFERENCES

1. Russell, H. G., and Graybeal, B. A., “Ultra-High Performance Concrete: A State-of-the-Art


Report for the Bridge Community,” Federal Highway Administration (FHWA) U.S. Department of
Transportation, Washington, DC, 2013, 176 pp.
2. Son, J.; Beak, B.; and Choi, C., “Experimental Study on Shear Strength for Ultra-High
Performance Concrete Beam,” Proceedings of the 18th International Conference on Composites
Materials (ICCM-18), Jeju Island, Korea, 2011.
3. Gustafsson, J., and Noghabai, K., “Steel Fibers as Shear Reinforcement in High Strength
Concrete Beams,” Nordic Concrete Research Publications, V. 22, 1999, pp. 35-52.
4. Mansur, M.; Ong, K.; and Paramasivam, P., “Shear Strength of Fibrous Concrete Beams
without Stirrups,” Journal of Structural Engineering, ASCE, V. 112, No. 9, 1986, pp. 2066-2079. doi:
10.1061/(ASCE)0733-9445(1986)112:9(2066)
5. Fehling, E.; Schmidt, M.; Walraven, J.; Leutbecher, T.; and Fröhlich, S., Ultra-High
Performance Concrete UHPC: Fundamentals, Design, Examples, John Wiley & Sons, Inc., New York,
2014.
6. Baby, F.; Billo, J.; Renaud, J.-C.; Massotte, C.; Marchand, P.; Toutlemonde, F.; Simon, A.; and
Lussou, P., “Shear Resistance of Ultra High Performance Fibre-Reinforced Concrete I-Beams,” 7th
International Conference of Fracture Mechanics of Concrete and Concrete Structures, Jeju Island, Korea,
2010, pp. 1411-1417.
7. Naik, U., and Kute, S. Y., “Effect of Shear Span to Depth Ratio on Shear Strength of Steel
Fiber Reinforced High Strength Concrete Deep Beam using ANN,” International Journal of
Engineering Research & Technology, V. 3, No. 6, 2014, pp. 927-930.
8. Ahmad, S., and Elahi, A., “Effect of Reinforcement Ratio & Shear Span on Shear Strength of
High Strength Concrete,” 28th Conference on Our World in Concrete & Structures, Singapore, Aug. 28-
29, 2003.
9. Awadallah, Z. H.; Ahmed, M. M.; Farghal, O. A.; and Fahmy, M. F., “Some Parameters
Affecting Shear Behavior of High Strength Fiber Reinforced Concrete Beams Longitudinally Reinforced
With BFRP Rebars,” Journal of Engineering Sciences, V. 42, No. 5, 2014, pp. 1163-1178.
10. Ciprian, T.; Dan, B.; Victor, V.; and Cornelia, M., “Ultra High Performance Fiber Reinforced
Concrete ‘I’ Beams Subjected to Shear Action,” Acta Technica Napocensis: Civil Engineering &
Architecture, V. 55, No. 2, 2012, pp. 121-6.
11. Hegger, J., and Bertram, G., “Shear Carrying Capacity of Ultra High Performance Concrete
Beams,” Tailor Made Concrete Structures, Walraven & Stoelhorst, London, UK, 2008, pp. 341-347.

36
12. Kolhapure, B., “Shear Behavior of Reinforced Concrete Slender Beams Using High-Strength
Concrete,” International Journal of Research in Engineering & Technology, V. 2, No. 13, 2013, pp. 79-
84.
13. Voo, Y. L.; Poon, W. K.; and Foster, S. J., “Shear Strength of Steel Fiber-Reinforced Ultra-
high-Performance Concrete Beams without Stir-rups,” Journal of Structural Engineering, ASCE, V.
136, No. 11, 2010, pp. 1393-1400. doi: 10.1061/(ASCE)ST.1943-541X.0000234.
14. Narayanan, R., and Darwish, I. Y. S., “Use of Steel Fibers as Shear Reinforcement,” ACI
Structural Journal, V. 84, No. 3, May-June 1987, pp. 216-227.
15. Campione, G.; La Mendola, L.; and Mangiavillano, M. L., “Steel Fiber-Reinforced Concrete
Corbels: Experimental Behavior and Shear Strength Prediction,” ACI Structural Journal, V. 104, No. 5,
Sept.-Oct. 2007, pp. 570-579.
16. Ashour, S. A.; Hasanain, G. S.; and Wafa, F. F., “Shear Behavior of High-Strength Fiber
Reinforced Concrete Beams,” ACI Structural Journal, V. 89, No. 2, Mar.-Apr. 1992, pp. 176-184.
17. Wang, C. K.; Salmon, C. G.; and Pincheira, J. A., Reinforced Concrete Design, seventh edition,
Wiley, New York, 2006.
18. Bresler, B., and MacGregor, J. G., “Review of Concrete Beams Failing in Shear,” Journal of
the Structural Division, ASCE, V. 93, No. 1, 1967, pp. 343-372.
19. ACI Committee 318, “Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-14) and
Commentary (ACI 318R-14),” American Concrete Institute, Farmington Hills, MI, 2014, 519 pp.
20. Collins, M. P., and Kuchma, D., “How Safe Are Our Large, Lightly Reinforced Concrete
Beams, Slabs, and Footings?” ACI Structural Journal, V. 96, No. 4, July-Aug. 1999, pp. 482-490.
21. Jeong, C.-Y.; Kim, H.-G.; Kim, S.-W.; Lee, K.-S.; and Kim, K.-H., “Size Effect on Shear
Strength of Reinforced Concrete Beams with Tension Reinforcement Ratio,” Advances in Structural
Engineering, V. 20, No. 4, 2017, pp. 582-594.
22. Aziz, O. Q., and Ali, M. H., “Shear Strength and Behavior of Ultra High Performance Fiber
Reinforced Concrete (UHPC) Deep Beams without Web Reinforcement,” International Journal of Civil
Engineering Structures, V. 2, No. 3, 2003, pp. 85-96.
23. Graybeal, B., “Material Property Characterization of Ultra-High Performance Concrete,”
Report No. FHWA-HRT-06-103, U.S. Department of Transportation, Federal Highway Administration,
Washington, DC, 2006.
24. Kwak, Y.-K.; Eberhard, M. O.; Kim, W.-S.; and Kim, J., “Shear Strength of Steel Fiber-
Reinforced Concrete Beams without Stirrups,” ACI Structural Journal, V. 99, No. 4, July-Aug. 2002,
pp. 530-538.
25. Lim, W.-Y.; and Hong, S.-G., “Shear Tests for Ultra-High Performance Fiber Reinforced
Concrete (UHPFRC) Beams with Shear Reinforcement, ”International Journal of Concrete Structures
and Materials, V. 10, No. 2, 2016, pp. 177-188.

37

Anda mungkin juga menyukai