Anda di halaman 1dari 36

BAB 1

HAND BORING (SOIL SAMPLING)

1.1 Pendahuluan
Tes bor tangan atau hand bor test (hand boring) adalah tes yang dilakukan
untuk mendapatkan keterangan mengenai tanah, jenisnya, maupun sifat-sifat dan
keadaan tanah itu sendiri. Pemboran tangan biasanya digunakan untuk pengambilan
sampel atau contoh tanah dalam lapisan dangkal (kurang dari 10 meter). Pengambilan
sampel tanah menggunakan teknik hand boring dilakukan dengan berbagai macam bor
(auger) pada ujung bagian bawah dari serangkaian stang bor, bagian atasnya terdiri
dari stang berbentuk T untuk memutar stang bor.

1.2 Maksud dan Tujuan


Pada mekanika tanah pengambilan sample dilakukan dengan hand boring.
Hand boring adalah pekerjaan pengeboran yang dilakukan menggunakan tenaga
tangan manusia, dengan tujuan :
a. Mendapatkan keterangan mengenai struktur (profile) secara visual.
b. Memperoleh indikasi variasi kadar air tanah asli menurut kedalaman
c. Mendapatkan kedalaman permukaan air tanah.
d. Pengambilan contoh tanah terganggu (disturb) dan contoh tanah tak terganggu
(undisturb).

1.3 Tinjauan Teori

Tanah adalah material terbentuk dari himpunan mineral, bahan


organik/anorganik, dan endapan yang relatif lepas. Deposit tanah dapat terdiri atas
butiran-butiran dengan berbagai jenis bentuk dan ukuran. Ikatan antara butiran tanah
disebabkan oleh karbonat, zat organik, atau oksida-oksida yang mengendap diantara
butiranbutiran. Partikel tanah dapat dibagi menjadi dua kelompok utama:

 Butiran Kasar :
Kerikil dan Pasir (sand and gravel) Golongan ini terdiri dari pecahan batu dengan
berbagai ukuran dan bentuk butiran batu kerikil. Butiran batu kerikil biasanya

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 1


terdiri dari pecahan batu, atau terdiri dari suatu macam zat mineral tertentu, seperti
kwartz.
 Butiran Halus :
a. Lanau (silt) merupakan peralihan lempung dan pasir halus. Lanau
memperlihatkan sifat kurang plastis, lebih mudah di tembus air daripada
lempung, serta adanya sifat dilatasi yang tidak terdapat pada lempung.
b. Lempung (clay) Lempung terdiri dari butiran yang sangat kecil dan
menujukkan sifat-sifat kohesi dan plastis.

1.4 Alat dan Bahan

1. 1 Set hand bor terdiri dari mata bor, stang bor dan alat pemutar (handle).
2. Tabung sample berupa tabung dengan panjang 30, 40 atau 50cm.

1.5 Langkah Kerja

1. Pasang mata bor, stang dan handle, menjadi satu rangkaian. Pasang juga
tabung sample pada tiang bor guna pengambilan tanah sample.
2. Pengeboran dilakukan dengan posisi bor harus tegak lurus dengan permukaan
tanah.
3. Putar bor (handle) dengan tenaga satu atau dua orang. Dan jika diperlukan
pada awal pengeboran ujung atas mata bor dapat dibebani oleh satu orang
berdiri di atasnya.
4. Pengambilan sample dilakukan pada setiap kedalaman yang diperlukan hingga
mencapai batas tanah keras atau sesuai dengan arahan.
5. Bawalah tabung tersebut untuk diuji lebih lanjut di laboratorium.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2


1.6 Hasil Percobaan

Tabel Hasil Percobaan


Kedalaman DESKRIPSI
(m) Sketsa Tanah Uji Warna Tekstur Jenis
Tanah
Tabung 1 Coklat Kasar Tanah lunak
kehitaman
±0.000

-0.85

Kedalaman
0.085m

Tabung 2 1. Coklat pekat 1. Lunak 1. Lunak


2. Coklat 2. Kasar 2. Lunak
±0.000 3. Coklat 3. Kasar 3. Padat
kekuningan bergradasi sedang

-0.060

-0.140

-0.202

Kedalaman
0.202m

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 3


1.7 Pembahasan

Tabung 1 :
 Tanah di kedalaman ±0.000 – (-0.085) berwarna coklat kehitaman, bertekstur
kasar dan merupakan jenis tanah lunakTabung 2 :
 Tanah di kedalaman ±0.000 – (-0.060) berwarna coklat pekat, bertekstur lunak
dan merupakan jenis tanah lunak.
 Tanah di kedalaman -0.060 – (-0.140) berwarna coklat, bertekstur kasar dan
merupakan jenis tanah lunak.
 Tanah di kedalaman -0.140 – (-0.202) berwarna coklat kekuningan, bertekstur
kasar bergradasi dan merupakn jenis tanah padat sedang.

1.8 Kesimpulan

Berdasarkan penilaian visual, secara umum jenis tanah yang diamati adalah
lempung berpasir. Hal ini didasarkan pada butir-butirnya yang tidak tampak oleh mata
telanjang dan permukaannya agak kasar, dan ketika sampel tanah dipilin di tangan
sedikit patah-patah. Selain itu sampel tanah juga terasa agak lunak dan terdapat
beberapa dari sampel tanah yang berwarna coklat kekuningan.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 4


Dokumentasi

Mengeluarkan sample tanah dari tabung

Hasil sample Tanah dari Lapangan

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 5


BAB II
PENGUJIAN BERAT ISI TANAH

2.1 Pendahuluan
Berat isi tanah adalah berat tanah utuh (undisturbed) dalam keadaan kering
dibagi dengan volume tanah, dinyatakandalam g/cm3 (g/cc). Nilai berat isi tanah
sangat bervariasi antara satu titik dengan titik lainnya karena perbedaan kandungan
bahan organik, tekstur tanah, kedalaman tanah, jenis fauna tanah, dan kadar air tanah.
Nilai berat suatu tanah digunakan secara luas. Ini diperlukan untuk konversi
prosentase air dalam berat ke kandungan air volume untuk menghitung porositas jika
berat jenis partikelnya diketahui dan untuk memperkirakan berat dari volume tanah
yang sangat besar. Nilai berat suatu tanah berbeda-beda tergantung kondisi struktur
tanahnya, terutama dikaitkan dengan pemadatan. Oleh karena itu, berat isi sering
digunakan sebagai ukuran struktur tanah.
2.2 Maksud dan Tujuan
Untuk menentukan berat volume tanah basah. Berat isi/volume tanah adalah
perbandingan antara berat tanah termasuk air yang terkandung didalamnya dengan
volume total.
2.3 Tinjauan Teori
Berat isi merupakan perbandingan antara berat tanah asli dengan volumenya.
Berat volume tanah merupakan berat volume tanah asli merupakan sifat fisik tanah,
jika diketahui kadar air tanah akan dapat menentukan nilai volume kering tanah
tersebut.
Penentuan berat isi bertujuan untuk mendapatkan data yang digunakan sebagai
bagian dari klasifikasi tanah yang membantu dalam mengukur sifat fisis tanah. Selain
itu besaran yang diperoleh ini dapat digunakan untuk korelasi empiris dengan sifat-
sifat teknis tanah. Metode ini tidak dapat digunakan untuk tanah fraksi kasar.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 6


Percobaan kali ini dilakukan untuk mengukur berat isi dengan menggunakan
uji ring gama yaitu sejenis cincin yang terbuat dari besi atau sejenisnya yang tahan
terhadap suhu panas.Ruang lingkup dalam pencarian bobot isi tanah juga mencakup
pencarian angka pori (e), porositas (n), dan derajat kejenuhan (Sr).

Elemen tanah dengan volume V dan membuat hubungan volume – berat


agregat tanah, tiga ase yaitu: butiran padat, air dan udara). Jadi volume total contoh
tanah yang diselidiki dapat dinyatakan sebagai:

V = Vs + Vu = Vs + Vw + Va

Dimana:

Vs = volume butiran padat

Vu = volume pori

Vw = volume air di dalam pori

Va = volume udara di dalam pori

Apabila udara dianggap tidak mempunyai berat, maka berat total dari contoh
tanah dapat dinyatakan sebagai:

W = Ws + W w

Dimana :

Ws = berat butiran padat

Ww = berat air

2.4 Alat dan Bahan

1. Tanah uji dari hasil hand bor atau benda uji yang telah disediakan.
2. Cetakan silinder berupa ring dari bahaln logam padat.
3. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
4. Alat ukur panjang (penggaris, caliper dll)
5. Sendok dempul panjang dan alat bantu lainnya.

2.5 Langkah Percobaan

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 7


1. Timbang dan ukur ring silinder, lalu catat berat dan ukurannya.
2. Isi ring tersebut dengan tanah hingga penuh dan padat, lalu ratakan kedua sisinya.
3. Timbang kembali ring setelah berisi tanah, Lalu catat beratnya

2.6 Hasil Percobaan


Data hasil percobaan dan perhitungan

Deskripsi Satuan Dimensi Keterangan


Luar Dalam
Diameter Ring Silinder (D) mm 74.7 73.8 Jangka Sorong
Tinggi Ring Silinder (h) Mm 15 15 Jangka Sorong
Volume Ring Silinder (V) mm³ 65705.56 64131.83 1/4πD²h
Berat Ring Silinder (W1) gr 17 17 timbangan
elektronik
Berat Ring Silinder+tanah(W2) gr 107 107 timbangan
elektronik
Berat Tanah gr 90 90 W2-w1
Berat isi Tanah gr/m³ 0.00137 0.00140 W3/V

2.7 Pembahasan
Hal pertama yang dilakukan dalam penentuan berat isi yaitu mengukur
diameter dan tinggi ring silinder dengan menggunakan jangka sorong. Diameter ring
silinder dalam 73,8 mm, sementara untuk bagian luar 74,7 mm, dengan tinggi 15 mm.
Setelah mengukur diameter dan tinggi ring silinder, hitung volume nya maka didapat
volume luar 65705,56 mm3 dan volume dalam 64131,83 mm3. Setelah ring silinder
ditimbang dalam keadaan kosong selanjutnya ring silinder diisi dengan tanah secara
merata lalu timbang kembali, maka di dapat berat Ring silinder dan tanah adalah 107
gr dimana Berat Tanah 90 gr dan Berat isi tanah diameter luar sebesar 0.00137 gr/mm3
dan diameter dalam sebesar 0.00140 gr/mm3.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 8


2.8 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat diketahui langkah-langkah untuk melakukan
pengujian berat isi tanah menggunakan ring silinder. Melalui praktikum ini kita dapat
memahami tentang uji berat isi tanah, serta dapat mengaplikasikannya baik di dalam
kegiatan laboratorium maupun di lapangan.
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh berat isi rata-rata tanah
kering adalah 0.00137 gr/mm3 dan 0.00140 gr/mm.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 9


Dokumentasi

Penimbangan hasil sample tanah alat-alat uji

Alat yang digunakan

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 10


BAB III
PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH
3.1 Pendahuluan

Berat jenis tanah (Gs) adalah perbandingan antara berat butir tanah (Ws)
dengan berat air (Ww) yang mempunyai volume ( V) pada tempratur tertentu.

Berat jenis tanah diperlukan untuk menghitung indek propertis tanah


misalnya: angka pori (e), berat isi tanah (γ), derajat kejenuhan (Sr) dan karakteristik
pemampatan (Cc, Cr, Cv) serta sifat – sifat penting tanah lainnya.

3.2 Maksud dan Tujuan

Menentukan berat jenis tanah dengan menggunakan picnometer.

3.3 Tinjauan Teori

Nilai berat jenis dapat pula menentukan sifat tanah secara umum misalnya :
tanah organik mempunyai berat jenis yang kecil, sedangkan adanya kandungan
mineral berat lainnya (misalnya besi) ditunjukkan dari berat jenis tanah yang besar di
dalam perhitungannya untuk mendapatkan nilai berat jenis tanah bisa menggunakan
persamaan berikut :

𝑾𝟒
Gs = {(𝐖𝟑−𝐖𝟓)+𝐖𝟏}−𝑾𝟐

Dimana :

W1 = berat picnometer + air

W2 = berat picnometer + air + tanah

W3 = berat picnometer + tanah kering

W4 = berat tanah kering

W5 = berat picnometer

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 11


Rentang Nilai Gs Partikel Tanah

Jenis Tanah Gs
Kerikil 2,65 - 2,68
Pasir 2,65 - 2,68
Lanau ,organic 2,62 - 2,68
Lempung ,organic 1,58 – 2,65
Lempung ,anorganik 2,68 - 2,75

Sumber : joseph E.Bowles, Analisis dan Desain Pondasi jilid 1 hal 28

3.4 Alat dan Bahan

a. Benda uji berupa tanah dari pengujian hand bor atau benda uji yang telah di
sediakan
b. Picnometer dengan kapasitas 50 atau 100 ml
c. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
d. Termometer 100˚C dengan ketelitian 1˚C
e. Saringan dengan no. 80
f. Botol air dan air bersih
g. Kompor dan bejana

3.5 Langkah Percobaan

a. Saring tanah uji dengan saringan no.80, kemudian ambil tanah yang lolos saringan
sebanyak 20 gram untuk picnometer 50 ml.
b. Timbang piknometer kemudian catat hasilnya.
c. Isi piknometer sebanyak 2/3 ml , lalu rebus dalam bejana hingga mendidih
d. Setelah mendidih angkat picnometer dan tambah air dingin hingga penuh dan
mencapai suhu air ± 30˚C timbang dan catat beratnya.
e. Ulangi tahap ke c , lalu masukan tanah uji yang telah di sediakan. tambahkan air
dingin perlahan lahan hingga penuh mencapai suhu ± 30˚C timbang dan catat
beratnya.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 12


3.6 Hasil Percobaan

Berikut adalah hasil percobaan pada pengujian berat jenis tanah

Deskripsi Satuan Berat Keterangan

berat picnometer + air (W1) Gr 58 Sebelum picnometer didihkan

berat picnometer + air + tanah (W2) Gr 69 Sebelum picnometer didihkan

berat picnometer + tanah kering (W3) Gr 38 Di timbang timbangan electrik

Berat tanah kering (W4) Gr 20 W3 – W5

Berat picnometer gr 18 Di timbang timbangan electrik

Suhu ˚C 35˚C Pada suhu pemanasan mencapai


suhu 75˚C

Berat jenis (Gs) 2,22 𝑊4


Gs= {(W3−W5)+W1}−𝑊2

3.7 Pembahasan

Dari hasil percobaan pengujian berat jenis tanah di dapat bahwa berat
picnometer + air sebesar 58 gr (sebelum picnometer di didihkan) kemudian berat
picnometer + air + tanah sebesar 69 gr (sebelum picnometer di didihkan), lalu setelah
uji di oven selama 3 jam di dapatkan tanah kering seberat 20, suhu diharuskan
mencapai 35˚C.

Dari tabel di atas bisa kita lihat untuk sample tanah yang di uji maka di
dapatkan hasil Berat jenis tanah sebesar 2,22

3.8 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan maka nilai berat jenis tanah sebesar 2,22 maka. Apabila
kita mengklasifikasikan berdasarkan nilai rentang partikel tanah maka tanah trsebut
masuk kedalam Lempung organik dengan nilai 1,58 – 2,65.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 13


Dokumentasi

sample tanah+air di didihkan hingga mencapai >35c

BAB IV
PENGUJIAN KADAR AIR TANAH

4.1 Pendahuluam

Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam
masa tanah terhadap berat butiran padat (tanah kering) dan dinyatakan dalam persen.

Kadar air tanah merupakan salah satu parameter tanah yang penting untuk
menentukan korelasi antara perilaku tanah dengan sifat - sifat fisiknya. Oleh sebab itu,
pengujian atas kadar air tanah ini merupakan salah satu pengujian yang selalu
dilakukan setiap penyelidikan tanah.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 14


4.2 Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui kadara air tanah dari sample tanah yang di uji

4.3 Tinjauan Teori

Pengujian menggunakan metode kering oven (oven drying method), yaitu


memanaskan benda uji pada suhu (110±5)ºC selama 3 s/d 6 jam. Pada keadaan khusus
apabila tanah yang diuji berupa jenis lempung dari mineral monmorolinote/holosite,
gypsum atau bahanbahan organik (misalnya tanah gambut), maka suhu pengeringan
maksimum dibatasi sampai 60ºC dengan waktu pengeringan yang lebih lama.
Penentuan kadar air tanah sedapat mungkin dilakukan segera setelah penyiapan benda
uji, terutama bila cawan yang digunakan mudah berkarat. Adapun rumus yang di
gunakan untuk mencari kadar air yaitu ;
𝑾𝐚
Kadar air ( % ) = 𝑾𝒕

Dimana : Wa = W2 –W3
Wt = W3 – W1
Wa = berat air
Wt = berat tanah kering
W1 = berat cawam
W2 = berat cawam + tanah basah
W3 = berat cawam + tanah kering

4.4 Alat dan Bahan

1. Benda uji berupa tanah hasil pengeboran atau benda uji lainnya yang telah di
sediakan
2. Oven yang telah di lengkapi dengan pengatur suhu
3. Cawam uji yang terbuat dari logam , kaca atau almunium
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr

4.5 Langkah Percobaan

1. Timbang cawam uji dan catat beratnya


2. Masukan benda uji kedalam cawam dan timbang lalu catat beratnya
3. Masukan tanah uji beserta cawamnya kedalam oven selama 3 -6 jam

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 15


4. Setelah di keluarkan dalam oven dinginkan, kemudian timbang catat beratnya

4.6 Hasil Percobaan

Deskripsi satuan berat Keterangan


Berat Cawam (w1) gr 27 Timbangan Elektrik
Berat cawam + tanah basah (w2) gr 54 Timbangan Elektrik
Berat cawam + tanah kering (w3) gr 43 Timbangan Elektrik
Berat air (Wa) gr 11 W2 – W3
Berat tanah kering (Wt) gr 16 W3 – W1
Kadar air % 68 Wa/ Wt

4.7 Pembahasan

Setelah didapat berat cawam, berat tanah basah, dan berat tanah kering maka didapat
dariperhitungan umum berat aiar sebesar 11gr, dan berat tanah kering sebesar 16gr,
didapat kadar air sebesar 68%

4.8 Kesimpulan

Dalam pengujian kadar air tanah dari hasil percobaan maka kadar air tanah didapat
sebesar 0,688 atau 68,8 %.

Dokumentasi

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 16


Cawan dan tanah uji setelah di oven Pengovenan sample selama 3 jam

Timbangan Elektrik Penimbangan Sample

BAB V
PENGUJIAN BATAS CAIR TANAH

5.1 Pendahuluan

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran)


mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan
dari bahan-bahan organic yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan
zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat
tersebut.

Kadar air dinyatakan dalam persen, di mana terjadi transisi dari keadaan padat
ke keadaan semi-padat didefinisikan sebagai batas susut (shrinkage limit). Kadar air di

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 17


mana transisi dari keadaan semi-padat ke keadaan semi-padat ke keadaan plastis terjadi
dinamakan batas plastis (plastic limit), dan dari keadaan plastis ke keadaan cair
dinamakan batas cair (liquid limit). Batas-batas ini dikenal juga sebagai batas-batas
Atterberg (Atterberg Limit).

5.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk melihat bagaimana batas cair dalam
mempengaruhi keadaan tanah.

Tujuan praktikum batas cair adalah untuk mengetahui kadar air tanah pada
kondisi batas cair. Batas cair adalah kadar air yang terkandung dalam tanah pada batas
cair yang berubah menjadi plastis.

5.3 Tinjauan Teori

Batas cair didefinisikan sebagai kadar air yang paling rendah dimana tanah
berada dalam keadaan cair atau suatu keadaan dimana tanah berubah dari keadaan cair
menjadi keadaan plastis. Batas cair juga dinyatakan dalam persen berat kering, dimana
kedua penampang tanah yang hamper bersentuhan tetapi tidak saling melimpahi satu
terhadap yang lain, ketika dalam cawan mengalami pukulan dari bawah. Dalam
pengujian ini hasil-hasilnya sangat dipengaruhi oleh unsur manusia.

Untuk menghilangkan factor ini maka digunakan piranti yang dibakukan


(Standardized Mechanical Device) atau (A.Casagrande 1932a).
Nilai batas cair tanah (LL) dapat dilihat dari besaran kadar air dalam persen
yang ditentukan dari 25 pukulan pada pengujian batas cair.
Untuk menghitung kadar air digunakan rumus :
w2 - w3
ω= x 100%
w3 - w1

Dimana :

𝑤1 = berat cawan kosong

𝑤2 = berat cawan + tanah basah

𝑤3 = berat cawan + tanah kering

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 18


5.4 Alat dan Bahan

1. Benda uji berupa tanah


2. Alat uji batas cair : untuk mengetahui jumlah ketukan yang dilakukan
3. Alat pembuat alur (groofing tool) : untuk membelah campuran tanah dan air
4. Sendok dempul panjang : untuk mengaduk tanah dengan air, untuk meratakan
tanah pada saat dimasukan kedalam mangkuk uji
5. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr : untuk menimbang cawan dan tanah uji
6. Botol air dan air bersih
7. Oven yang dilengkapi pengatur suhu dan cawan uji

5.5 Langkah Percobaan

1. Ambil benda uji sebanyak ±100 gr, lalu campurkan dengan air hingga menjadi
campuran yang homogeny
2. Letakan campuran pada mangkuk benda uji dan ratakan permukaannya
3. Buat alur dengan membagi 2 campuran dengan alat pembuat alur
4. Letakan mangkuk uji pada landasan lalu putarkan tuas dengan kecepatan 2 putaran
perdetik
5. Ulangi putaran hingga tanah yang terbelah kembali menyatu sepanjang 1,25 cm.
Catat jumlah ketukannya
6. Ulangi langkah 1-5 untuk mendapatkan jumlah ketukan 8-10 kali. Jika sudah di
peroleh ketukan yang di inginkan ambil benda uji ke dalam cawan dan masukan
benda uji ke dalam oven selama 3-6 jam. Timbang dan catat hasilmya baik setelah
ataupun proses pengeringan.

5.6 Hasil Percobaan

Batas cair tanah


Deskripsi Satuan Berat Keterangan
Berat cawan (w1) Gr 11 Timbangan elektrik
Berat cawan + tanah basah (w2) Gr 39 Timbangan elektrik/sebelum di oven
Berat cawan + tanah kering (w3) Gr 27 Timbangan elektrik/sesudah di oven
Berat air (wa) Gr 12 w2-w3
Berat tanah kering (wt) Gr 16 w3-w1

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 19


Kadar air % 75 wa/wt

5.7 Pembahasan

Untuk pengujian batas cair tanah lakukan langkah-langkah diatas, sebelumnya


timbang berat cawan terlebih dahulu. Dari percobaan langkah-langkah tersebut kita
mendapatkan tanah basah. Kemudian masukan tanah basah tersebut kedalam cawan
lalu timbang. Setelah itu masukan kedalam oven lalu tunggu selama 3-6 jam, jika sudah
keluarkan tanah tersebut lalu timbang dan hasil tersebut termasuk kedalam berat cawan
+ tanah kering. Jika berat cawan + tanah kering sudah diketahui, lanjutkan perhitungan
berat air, berat tanah kering, dan kadar air dengan rumus yang tertera di keterangan.

5.8 Kesimpulan

Dari pengujian batas cair didapat : kadar air sebesar 75% dengan 8 ketukan.
Semakin banyak jumlah ketukan yang terjadi pada sample maka semakin kecil pula
kadar air yang terkandung.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 20


Dokumentasi

menimbang dan mengukur sample uji

Hasil uji percobaan

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 21


BAB VI
PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH

6.1 Pendahuluan

Kadar air tanah ialah batas dimana suatu tanah berubah sifat dari keadaan
plastis menjadi semi padat. Batas Plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah
masih dalam keadaan plastis. Cara pengujian batas plastis ini sangat sederhana, yaitu
dengan cara menggulung tanah diatas pelat kaca sampai berdiameter 3mm menjadi
retak. Artinya tanah mengalami retak ketika diameter gulungan sekitar 3 mm. Hasil
dari percobaan ini digabung dengan hasil pemeriksaan batas cair untuk menghitung
Indeks Plastisitasnya (PI). PI merupakan selisih antara batas cair dan batas plastis suatu
tanah
Besaran batas plastis biasanya digunakan untuk menentukan jenis, sifat dan
klasifikasi tanah.
 Batas plastis (plastic limits/PL) : batas terebdah kondisi kadar air ketika tanah
masih dalam keadaan plastis

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 22


 Batas cair (liquid limits/LL) : kadar air ketika sifat tanah pada batas dari keadaan
cair menjadi plastis
 Indeks plastisitas (plasticity indekx/PI) : selisih antara batas cair tanah dan batas
platis tanah
 Kadar air Kadar air : parbadingan berat massa air dalam suatu massa tanah
terhadap berat massa partikel padatnya dan satuanya dinyatakan dalam persen” %”

6.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan praktikum adalah agar mahasiswa / I Jurusan


Teknik Sipil selaku praktikan mampu memahami dan mengaplikasikan tahapan
penentuan nilai plastisitas tanah. Pengujian batas plastis tanah bertujuan untuk
menentukan nilai dari batas cair suatu sample tanah uji Nilai dari batas platis dan batas
cair ini dapat digunakan untuk mendapatkan nilai indeks plastisitas tanah yaitu nilai
batas cair tanah dengan nilai batas plastis.

6.3 Tinjauan Teori

Batas Plastis ( Plastis Limit ) merupakan kadar air minimum dimana tanah
masih dalam keadaan plastis atau kadar air minimum dimana tanah dapat digulung-
gulung sampai diameter 3mm ( 1 / 8 inchi ). Batas plastis merupakan bagian-bagian
dari batas-batas konsistensi atau atteberg limit yang mana nantinya hal ini mengacu
pada sifat-sifat fisik tanah. Sebagaimana perlu kita ketahui sifat-sifat fisik tanah
meliputi :

 Cair.
 Kental.
 Plastis.
 Semi Platis.
 Padat.

Sifat – sifat fisik tanah tersebut sangat mempengaruhi tanah jika diberikan
beberapa perilaku terhadapnya, salah satunya adalah gaya. Pengaruh gaya sangat

PL = LL x PI + W
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 23
berperan dominan terhadap efektifitas suatu tanah. Perubahan batas plastis suatu tanah
dapat dinyatakan dalam suatu persamaan :

Dimana :
PL = Platis limit (Batas plastis)
LL = Liquid limit (Batas cair)
PI = Plasticity index (Indeks plastisitas
W = Kadar air

PL (Plastis limit) atau batas plastis memiliki perbedaan dengan PI (Plasticity


Index) atau indeks platisitas. Dimana PI merupakan jumlah kadar pada saat tanah
dalam keadaan kondisi plastis dimana nilainya diperoleh dari selisih antara liquid limit
( LL ) dengan PI ( plastis limit ). Secara umum dapat ditulis dalan bentuk persamaan :

PI = LL – P L
Dimana :
LL = Batas cair
PL = Batas plastis

6.4 Alat dan Bahan

 Benda uji berupa tanah basah


 Pelat Kaca
 Sendok dempul panjang
 Tinbangan dengan ketelitian 0,01 gr
 Cawan uji
 Botol air dan air bersih
 Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu

6.5 Langkah Kerja

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 24


 Letakan 100gr tanah uji pada cawan uji. Aduk sambil menambahkan air sedikit
demi sedikit hinggga tercampur rata.
 Buatlah bola tanah dari bendauji seberat 8gr, lalu giling bola tersebut dengan
tangan di atas pelat kaca sehingga membentuk batang berdiameter 3 mm.
 Jika batang patah sebelum mencapai 3 mm, satukan benda uji dan ulangi langkah
1 dan 2. Dan apabila penggilingan ukuranyang diinginkan tidak terjadi retakan,
maka diamkan pada suhu ruangan hingga terjadi retakan yang diinginkan.
 Timbang batang tanah retak tersebut dan catat beratnya. Lalu oven selama 3-6 jam
dan timbang kembali lalu catat beratnya.

6.6 Hasil Percobaan

Batas Plastis Tanah


Deskripsi Satuan Berat Keterangan
Berat Cawan (W1) gr 11 Ditimbangmenggunakan timbangan
elektrik
Berat Cawan + Tanah Basah gr 19 Ditimbangmenggunakan timbangan
(W2) elektrik
Berat Cawan + Tanah Kering gr 16 Ditimbangmenggunakan timbangan
(W3) elektrik
Berat air (Wa) gr 3 W2 – W3
Berat Tanah Kering (Wt) gr 5 W3 – W1
Kadar Air (W) % 60 (Wa/Wt)*100%

6.7 Pembahasan

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 25


Pengujian batas plastis tanah dimulai dengan pengambilan sample tanah berupa tanah
basah, yang kemudian sample yang telah diberi air di giling menjadi batang berdiameter 3mm
ditas pelat kaca, pastikan tidak mengalami retakan pada batang kemudian diamkan di suhu
ruangan agar terjadi sedikit retakan. Lakukan pengovenan selama 3 jam pada sample timbang
dan catat beratnya. Maka dapat dibandingkan nilai cawan + tanah basah sebesar 19gr dengan
nilai berat cawan + tanah kering yang telah di oven sebesar 16gr. Maka didapat dari
perhitungan nilai kadar air dalam pengujian batas palstis tanah sebesar yaitu:

𝑾𝟑−𝑾𝟏
W = 𝑾𝟐−𝑾𝟑 * 100%

𝟓
W = 𝟑 * 100%

W = 60%

Dari pengujian batas palstis tanah dan batas cair tanah akan didaptkan nilai kadar air
setelah diperhitungkan sebelum pada percobaan 6 ini didapat kadar air pengujian batas cair
tanah sebesat 75%. Maka dapat ditentukan indeks plastis dari tanah dengan menggunakan
rumus umum ;

PI = LL – P L

PI = 75 – 60

PI = 15

PI SIFAT MACAM TANAH KOHESI


0 Non Plastisitas Pasir Non kohesif
<7 Plastisitas Rendah Lanau Kohesif Sebagian
7-17 Plastisitas Sedang Lempung berlanau Kohesif
>17 Plastisitas Tinggi Lempung Kohesif

6.8 Kesimpulan

Batas plastis atau plastis limits yang biasa disingkat dengan PL adalah kadar
air pada keadaan antara daerah platis dan semi padat. Maka dari hasil pengujian yang
telah dilaksanakan didapat nilai kadar batas platis yaitu 60%.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 26


Batas cair adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan
plastis. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan sesuai dengan jadwal praktikum
uji tanah didapat nilai batas cairnya yaitu 75%

Sesuai teori yang telah didapatkan dalam menentukan batas plastis yaitu
dengan rumus PI = LL – PL, dimana PI merupakan indeks plastisitas, PL merupakan
batas plastis dan LL merupakan kadar air ketika sifat tanah pada batas dari keadaan
cair menjadi plastis. Maka dengan demikian indeks plastisitasnya adalah 15

Dari tabel diatas kita dapat menyimpulkan bahwa tanah tersebut mempunyai
indeks plastisitas (PI) diantara 7-17 dan mempunyai plastisitas yang sedang dan
merupakan tanah lempung berlanau yang kohesif.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 27


Dokumentasi

Pengukuran diemeter batang tanah

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 28


Hasil pengujian

BAB VII
PENGUJIAN SONDIR

7.1 Latar Belakang

Pondasi merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban langsung ke


dalam lapisan tanah. Jika kondisi tanah di bawah struktur cukup kuat dan mampu
mendukung beban yang ada berarti pondasi plat setempat dapat digunakan untuk
menyalurkan beban. Dilain pihak, seandainya kondisi tanah permukaan adalah lunak
berarti tiang ataupier dapat digunakan untuk menyalurkan beban lebih dalam pada
kondisi tanah yang paling sesuai. Pada tulisan ini pembahasan dibatasi hanya pada

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 29


pondasi dangkal. Dalam dunia konstruksi yang menentukan daya dukung ijin pondasi
dangkal biasanya adalah insinyur geoteknik.

7.2 Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tes sondir ?


2. Apa saja keuntungan dan kerugian uji sondir ?
3. Bagaimana teori uji sondir itu ?
4. Apa saja alat dan bahan pengujian sondir ?
5. Bagaimana langkah kerja pengujian sondir ?

7.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan tes sondir

2. Mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian uji sondir

3. Mengetahui teori uji sondir

4. Mengetahui alat dan bahan pengujian sondir

5. Mengetahui langkah kerja uji sondir

7.4 Maksud Dan Tujuan Uji Sondir.

Uji sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta sifat daya
dukung maupun daya lekat setiap kedalamannya, selain itu untuk mendapatkan nilai
perlawanan penetrasi konus(qc), hambatan lekat (LF), jumlah hambatan lekat (JHL).
Adapun tujuan bagi mahasiwa adalah:
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui perlawanan tanah

2. Mahasiswa dapat menghitung perlawanan penetrasi konus,hambatan lekat

3. Dengan mengetahui nilai (qc),(LF) dan (JHL) mahasiswa dapat merencanakan


pondasi yang baik dan benar sehingga suatu bangunan dapat berdiri kokoh dan beban
dari suatu bangunan dapat menyalur dengan baik dari pondasi ke tanah.
7.5 Pengertian Tes Sondir

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 30


Tes sondir merupakan salah satu tes dalam bidang teknik sipil yang berfungsi
untuk mengetahui letak kedalaman tanah keras, yang nantinya dapat diperkirakan
seberapa kuat tanah tersebut dalam menahan beban yang didirikan di atasnya. Tes ini
biasa dilakukan sebelum membangun pondasi tiang pancang, atau pondasipondasi
dalam lainnya. Data yang didapatkan dari tes ini nantinya berupa besaran gaya
perlawanan dari tanah terhadap konus, serta hambatan pelekat dari tanah yang
dimaksud. Hambatan pelekat adalah perlawanan geser dari tanah tersebut yang bekerja
pada selubung bikonus alat sondir dalam gaya per satuan panjang. Hasil dari tes sondir
ini dipakai untuk:
1. Menentukan tipe atau jenis pondasi apa yang mau dipakai
2. Menghitung daya dukung tanah asli
3. Menentukan seberapa dalam pondasi harus diletakkan nantinya
7.6 Metode Sondir
Metoda sounding/sondir terdiri dari penekanan suatu tiang pancang untuk
meneliti penetrasi atau tahanan gesernya. Alat pancang dapat berupa suatu tiang bulat
atau pipa bulat tertutup dengan ujung yang berbentuk kerucut dan atau suatu tabung
pengambil contoh tanah, sehingga dapat diperkirakan (diestimasi) sifat-sifat fisis pada
strata dan lokasi dengan variasi tahanan pada waktu pemancangan alat pancang itu.
Metoda ini berfungsi untuk eksplorasi dan pengujian di lapangan. Uji ini dilakukan
untuk mengetahui elevasi lapisan “keras” (Hard Layer) dan homogenitas tanah dalam
arah lateral. Hasil Cone Penetration Test disajikan dalam bentuk diagram sondir yang
mencatat nilai tahanan konus dan friksi selubung, kemudian digunakan untuk
menghitung daya dukung pondasi yang diletakkan pada tanah tersebut. Di Indonesia
alat sondir sebagai alat tes di lapangan yang sangat terkenal karena di negara ini banyak
dijumpai tanah lembek (misalnya lempung) hingga kedalaman yang cukup besar
sehingga mudah ditembus dengan alat sondir. Di dunia penggunaan Sondir ini semakin
populer terutama dalam menggantikan SPT untuk test yang dilakukan pada jenis tanah
liat yang lunak dan untuk tanah pasir halus sampai tanah pasir sedang/kasar.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus (qc),
hambatan lekat (fs) tanah dan friction ratio (rf) untuk memperkirakan jenis tanah yang
diselidiki.
7.7 Keuntungan Dan Kerugian Alat Sondir
Keuntungan:

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 31


1. Cukup ekonomis.
2. Apabila contoh tanah pada boring tidak bisa diambil (tanah lunak / pasir).
3. Dapat digunakan manentukan daya dukung tanah dengan baik.
4. Adanya korelasi empirik semakin handal.
5. Dapat membantu menentukan posisi atau kedalaman pada pemboran.
6. Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi dengan uji lainnya
baik uji lapangan maupun uji laboratorium, sehingga hasil uji sondir bisa
diverifikasi atau dibandingkan dengan uji lainnya.
7. Dapat dengan cepat menentukan lekat lapisan tanah keras.
8. Dapat diperkirakan perbedaan lapisan
9. Dapat digunakan pada lapisan berbutir halus
10. Baik digunakan untuk menentukan letak muka air tanah
Kerugian:
1. Jika terdapat batuan lepas biasa memberikan indikasi lapisan keras yang salah.
2. Jika alat tidak lurus dan tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diperoleh
diperoleh bisa merugikan.
3. Tidak dapat diketahui tanah secara langsung
7.8 Alat Dan Bahan
Alat :
1. Mesin sondir
2. Satu set batang sondir lengkap dengan stang dalam yang panjangnya1 meter
3. Manometer 2 buah – Kapasitas 0-50 kg/cm² – Kapasitas 0-250 kg/cm²
4. Satu buah Bikonus dan satu buah paten konus.
5. Pelat persegi 2 batang
6. Satu set (2) buah angker
Bahan :
1. Minyak Hidrlolik
2. Tanah
7.9 Langkah Kerja
1. Menentukan lokasi yang permukaannya datar
2. Memasang empat buah angker ke dalam tanah dengan memutarnya menggunkan
kunci pemutar angker (kunci T). kemudian memasang 2 pelat persegi yang

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 32


memanjang di saming angker. Jarak antar angker dan jarak kedua pelat
disesuaikan dengan ukuran mesin sondir.
3. Memasang mesin sondir tegak lurus dan perlengkapannya pada lokasi pengujian,
yang diperkuat dengan pelat besi pendek untuk menjepit mesin dan diperkuat
dengan mor pengunci angker yang dipasang ke dalam tanah.
4. Memasang Traker, tekan stang dalam. Pada penekanan pertama ujung konus akan
bergerak ke bawah sedalam 4 cm, kemudian manometer dibaca yang menyatakan
perlawanan ujung. Pada penekanan berikutnya konus dan mantelnya bergerak
4cm. Nilai pada manometer yang terbaca adalah nilai tekanan ujung dan
perlawanan lekat.
5. Menekan stang luar sampai kedalaman baru, penekanan stang dilakukan sampai
setiap kedalaman tambahan sebanyak 20 cm.
6. Melakukan hal yang sama dengan langkah kerja di atas sampai pembacaan
manometer tiga kali berturut-turut menunjukkan nilai ≥150 kg/cm2 dan jika
penekanan mesin sondir sudah mencapai maksimalnya atau dirasa telah mencapai
tanah keras, maka pengujian ini dapat dihentikan.

7.10 Gambar Alat Sondir

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 33


7.11 Contoh grafik sondir

7.12 Pembahasan

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 34


Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pada perlawanan 48 kg/cm2 terdapat
dalam kedalaman 0,6m dan seterusnya namun perlu diketahui bahwa pada kedalaman
4.0 m sudah memasuki tanah keras dengan perlawan antara 130-150 kg/cm2 jadi dapat
diketahui bahwa kedalaman untuk tanah keras pada gerafik di atas terdapat pada
kedalaman lebih dari 4.0 m dengan perlawanan 130 kg/cm2 dan gaya geser 19
kg/cm

7.13 Kesimpulan
Sondir merupakan salah satu pengujian tanah untuk mengetahuikarakteristik
tanah yang dilakukan di lapangan atau pada lokasi yang akandilakukan pembangunan
konstruksi. Dari cara kerja dan dilakukannya tes makaakan didapatkan nilai
perlawanan konus pada kedalaman-kedalaman tertentu, Pemeriksaan Kekuatan tanah
Dengan Sondir, menentukan tipe atau jenis pondasiapa yang mau dipakai, menghitung
daya dukung tanah asli, dan menentukan seberapa dalam pondasi harus diletakkan
nantinya. Setelah melakukan praktikum sondir, maka dapat disimpulkan bahwa : Nilai
perlawanan konus pada kedalaman 2,00 m sebesar 100 kg/cm2 dan jumlah perlawan
sebesar 140 kg/cm2, Sondir dihentikan pada kedalaman 2,00 m.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 35

Anda mungkin juga menyukai