Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan
berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya penulis tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan pembuatan karya tulis sebagai tugas akhir dari
mata kuliah Biologi Konservasi.

Penulis tentu menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna
dan banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk karya tulis ini dengan
harapan dapat menjadi lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada bapak Dr. Rafdinal, M.Si., selaku dosen
Biologi Konservasi yang telah membimbing dalam penulisan karya tulis ini.
Demikian, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pontianak, 5 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................
1.3 Tujuan........................................................................................................
1.4 Manfaat......................................................................................................
BAB II ISI.................................................................................................................
2.1 Keanekaragaman Hayati............................................................................
2.2
BAB III PENUTUP..................................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keanekaragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam,
mengingat ekosistem bioma spesies,, atau seluruh planet. Keanekaragaman hayati
adalah ukuran dari kesehatan ekosistem. Keanekaragaman hayati adalah sebagian
fungsi dari iklim. Pada habitat darat, s daerah tropis biasanya kaya sedangkan spesies
dukungan daerah kutub s lebih sedikit. Perubahan lingkungan yang cepat biasanya
menyebabkan kepunahan massal s. Salah satu perkiraan adalah bahwa kurang dari
1% dari spesies yang ada di Bumi adalah yang masih ada.
Sejak kehidupan dimulai di bumi, lima kepunahan massal besar dan peristiwa
kecil telah menyebabkan beberapa tetes besar dan mendadak dalam keanekaragaman
hayati. Para eon Fanerozoikum (yang 540 juta tahun terakhir) ditandai pertumbuhan
yang cepat dalam keanekaragaman hayati melalui ledakan-Kambrium sebuah periode
di mana mayoritas filum multiseluler pertama muncul. 400 juta tahun ke depan
termasuk diulang, kerugian besar keanekaragaman hayati diklasifikasikan sebagai
kepunahan massal. Dalam Karbon, kolaps hutan hujan menyebabkan kerugian besar
dari kehidupan tanaman dan hewan. Peristiwa kepunahan Permian-Trias, 251 juta
tahun lalu, adalah yang terburuk;. Pemulihan vertebrata butuh waktu 30 juta tahun.
Yang paling terakhir, peristiwa kepunahan Cretaceous-Paleogen, terjadi 65 juta tahun
lalu, dan sering menarik perhatian lebih dari yang lain karena mengakibatkan
kepunahan dinosaurus.
Periode sejak munculnya manusia telah menunjukkan pengurangan
keanekaragaman hayati yang sedang berlangsung dan kerugian atas keragaman
genetik. Dinamakan kepunahan Holocene, pengurangan ini disebabkan terutama oleh
dampak manusia, terutama kerusakan habitat. Sebaliknya, keanekaragaman hayati
dampak kesehatan manusia dalam berbagai cara, baik secara positif maupun negatif.

3
4

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup


yangmenunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah.
Adadua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar.
Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap
morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap
morfologi organisme. Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya
keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup.
Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan. Saat ini tekanan
terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi. Kemajuan tekhnologi telah mengubah
fungsi berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan. Akibatnya dimasa mendatang
diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu keaekaragaman
hayati perlu dilestarikan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diambil
adalah :
1. Bagaimana pengertian Keanekaragaman hayati dan tingkatannya ?
2. Bagaimana Peranan KEHATI dalam pemeliharaan stabilitas lingkungan ?
3. Bagaimana dampak negatif dan dampak positif kerusakan keseimbangan
kenaekaragaman KEHATI ?
4. Bagaimana fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati di Indonesia ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembuatan makalah ini
adalah :
1. Mengetahui dan memahami pengertian Keanekaragaman hayati dan
tingkatannya ?
2. Mengetahui dan memahami Peranan KEHATI dalam pemeliharaan stabilitas
lingkungan ?
5

3. Mengetahui dan memahami dampak negatif dan dampak positif kerusakan


keseimbangan kenaekaragaman KEHATI ?
4. Mengetahui fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati di Indonesia

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan tersebut, maka manfaat yang di dapat pembuatan makalah ini
adalah agar pembaca dan mahasiswa dapat memahami dan mengetahui peranan
KEHATI dalam pemeliharaan stabilitas lingkungan dalam keseimbangan
ekosistem.
BAB II

ISI

2.1 Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati merupakan beranekaragamnya makhluk hidup dalam


suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman tersebut berdasarkan pada ciri-ciri dan
sifat yang diamati. Keanekaragaman hayati ditimbulkan oleh 2 faktor, yakni faktor
gen dan faktor lingkungan.Keanekaragaman hayati menyebabkan tumbuhnya
berbagai jenis hewan dan tanaman yang ada dilingkungan sekitar kita.
Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada antar jenis, akan tetapi dalam satu jenispun
terdapat keanekaragaman. Misalnya perbedaan warna, ukuran, dan bentuk dalam satu
jenis.
Adapun keanekagaraman hayati mencakup 3 tingkatan. Berikut ini adalah
penjelasan lebih lengkapnya.
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman genetik merupakan keanekaragaman yang paling hakiki.
Keanekaragaman ini bisa berlanjut dan sifatnya diturunkan. Keanekaragaman genetik
berhubungan dengan keistimewaan ekologi dan proses evolusi.
Ciri-Ciri Keanekaragaman Genetik :
 Nama ilmiah sama
 Adanya variasi
 Perbedaan morfologi tidak terlalu mencolok
Contoh : jenis padi, jenis kelapa, jenis salak, jenis mangga.
2. Keanekaragaman Jenis (Spesies)
Keanekaragaman jenis merupakan keanekaragaman yang meliputi fauna dan flora.
Adanya keanekaragaman jenis yang tinggi akan menghasilkan kestabilan bagi
lingkungan.
Ciri-Ciri Keanekaragaman Jenis :

6
7

 Tidak ada variasi


 Nama ilmiah berbeda
 Perbedaan morfologi mencolok
Contoh : Jenis jeruk, jenis palm
3. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem merupakan keanekaragaman yang paling kompleks.
Adapun yang mencakup di dalamnya adalah keanekaragaman genetik dan
keanekaragaman jenis beserta lingkungannya.
Ciri-Ciri Keanekaragaman Ekosistem
 Memiliki vegetasi yang khas untuk setiap ekosistemnya
Contoh : padang rumput sintetis, ekosistem koniver (pinus), ekosistem tundra
(lumut).
Keanekaragaman hayati mempunyai berbagai macam peran atau manfaat bagi
kehidupan umat manusia, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pangan
Dengan adanya keanekaragaman hayati yang terdapat di sekitar kita, kita bisa
menjadikannya sebagai sumber pangan bagi manusia. Setiap hari manusia
membutuhkan sumber energi dari makanan dan minuman untuk melakukan
aktifitasnya sehari-hari. Namun manusia tidak bisa memproduksi makanan dan
minuman sendiri melainkan harus mengambilnya dari hasil alam, yakni dari hewan
dan tumbuhan. Dengan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia, Indonesia
mempunyai setidaknya ada 400 jenis tanaman penghasil buah-buahan, 370 jenis
sayur-sayuran, 70 jenis tanaman berumbi, 55 jenis rempah-rempah dan berbagai
macam hewan yang bisa di konsumsi.
2. Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Sandang
keanekaragaman hayati bisa dimanfaatkan sebagai sumber sandang bagi
manusia. Sandang atau yang biasa kita kenal dengan pakaian merupakan kebutuhan
dasar bagi manusia. Sandang dibuat dari serat atau yang berasal dari berbagai jenis

7
8

hewan ataupun tumbuhan seperti kapas, pisang abaka, bulu, sisal, kenal, ulat sutera
dan masih banyak lagi yang lainnya.
3. Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Papan
Adanya keanekaragaman hayati di negeri ini juga memberikan dampak yang
sangat luar biasa bagi penduduk Indonesia. Dengan adanya keanekaragaman hayati
ini memberikan manfaat sebagai bahan untuk membangun rumah atau tempat tinggal.
Biasanya masyarakat menggunakan tanaman bambu untuk digunakan untuk
membangun rumah mereka. Selain itu, keanekaragaman hayati yang dapat digunakan
untuk membangun rumah adalah meranti, ulin, jati, dan masih banyak lagi yang
lainnya.
4. Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Obat-Obatan
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar. Terdapat
30.000 spesies tumbuhan yang mana 940 spesies merupakan tumbuhan obat dan 250
spesies tanaman obat digunakan dalam industri obat herbal lokal.
5. Keanekaraman Hayati Sebagai Sumber Kosmetik
Selain digunakan untuk obat-obatan, keanekaragaman hayati di Indonesia juga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik atau kecantikan. Beberapa perusahaan
kosmetik yang ada di Indonesia dapat dengan mudahnya mendapatkan bahan-bahan
untuk memproduksi produk kecantikan.
6. Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pendapatan
Berlimpahnya keanekaragaman hayati di negeri ini dimanfaatkan oleh
sebagian besar masyarakatnya sebagai sumber mata pencaharian. Masyarakat bisa
menjual tanaman atau hewan yang sudah di ternakan atau dibudidayakan di
lingkungan mereka.
7. Keanekaragaman Hayati Sebagai Penyeimbang Ekosistem
Keanekaragaman hayati adalah sebagai penyeimbang ekosistem dalam suatu
wilayah tertentu. Keberadaan makhluk hidup pada masing-masing ekosistem perlu
untuk dijaga kelestariannya agar tidak terancam punah. Salah satu contoh
keanekaragaman hayati sebagai penyeimbang ekosistem adalah dengan adanya

8
9

ekosistem hutan hujan tropis yang bisa menyediakan oksigen bagi manusia dan
makhluk hidup yang lainnya serta menjaga agar iklim tetap stabil dengan
mempertahankan temperatur dan kelembapan udara.

1.1 Peranan Keanekaragamanan Hayati Untuk Lingkungan

Konservasi Sumberdaya Alam Hayati adalah pengelolaan sumberdaya alam


hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya. (UU No. 5 Tahun 1990) tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya merupakan bagian terpenting dari sumberdaya alam yang terdiri dari
alam hewani, alam nabati, ataupun berupa batu-batuan dan keindahan alam dan lain
sebagainya, yang masing-masing mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur
pembentuk lingkungan hidup. Karena sifatnya yang tidak dapat diganti-ganti dan
peranannya begitu besar bagi kehidupan manusia, maka upaya konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya sudah menjadi kewajiban mutlak dari
setiap generasi di manapun berada dan pada zaman kapanpun

konservasi dalam keanekaragaman hayati mempunyai Target utama yang


merujuk pada ekosistem, karena dalam kondisi yang ideal, perlindungan ekosistem
akan turut menjaga komunitas, habitat, jenis, dan gen. Level kedua adalah komunitas.
Banyak upaya-upaya konservasi yang ditujukan untuk melindungi tipe komunitas
tertentu, misalnya komunitas mangrove. Level ketiga adalah jenis (species) yang
didefinisikan sebagai kumpulan dari populasi yang secara teratur melakukan
persilangan/ pertukaran gen dan secara fenotip menunjukkan kemiripan. Pemilihan
areal yang diproteksi seringkali berdasarkan pada ada tidaknya species yang terancam
punah, terutama mamalia besar dan jenis vertebrata besar. Level ke empat adalah
bagian yang terkecil yaitu level gen. Gen seringkali dikonservasi secara eksitu,

9
10

berupa koleksi biji-bijian, kultur jaringan atau cryopreserved semen, ova, embriyo,
dan jaringan.
Mengingat pesatnya pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan
ekonomi yang disertai eksploitasi yang tinggi pada sumber daya alam hayati, maka
pengalokasian areal kawasan alami untuk dipergunakan sebagai kawasan konservasi
sudah menjadi keharusan.
keanekaragaman hayati terutama tumbuhan dalam bentuk hutan yang
membentuk ekosistem atau bioma memiliki fungsi/peranan yang banyak dan sangat
penting bagi penanggulangan masalah lingkungan, seperti berfungsi dalam
mengurangi terjadi pencemaran udara, berfungsi sebagai ekologis, hidrologis,
orologis, klimatologis, menanggulangi kebocoran lapisan ozon dan pemanasan global
bumi, serta mencegah bahaya banjir dan menyediakan udara pernapasan bagi semua
makhluk hidup, juga menyediakan sumber plasma nutfah.

1.3 Manusia dengan segala kebijakan serta aktivitas yang dilakukannya dalam
kehidupan sehari- hari dapat memberikan dampak yang luar biasa terhadap alam,
khususnya terhadap keanekaragaman hayati. Salah satu jenis dampak yang
ditimbulkan adalah dampak positif. Adapun beberapa dampak positif yang dihasilkan
dari kegiatan atau aktivitas manusia terhadap keanekaragaman hayati antara lain
adalah sebagai berikut:
Meningkatnya keanekaragaman hayati

2.3 Berikut ini dampak yang akan terjadi jika flora dan fauna mengalami kerusakan;

Ekosistem Tidak Seimbang

Dalam ekosistem terdapat predator (pemangsa) dan yang dimangsa. Jika salah satu
dihilangkan, ekosistem menjadi tidak seimbang dan akibatnya sangat merugikan

10
11

kehidupan. Para ahli pernah mengadakan percobaan dengan membuang spesies


predator, yaitu bintang laut jenis pisaster dari sebuah kawasan di pantai Amerika
Utara. Di pantai itu terdapat 15 spesies yang hidup. Dalam tempo tiga bulan, udang
mirip remis (bernacle) yang merupakan makanan bintang laut berkembang dengan
pesat hingga menutupi tiga perempat kawasan itu. Setelah satu tahun, beberapa
spesies mulai menghilang hingga tinggal delapan spesies. Dengan hilangnya bintang
laut, bernacle mengambil alih permukaan karang sehingga ganggang tidak bisa
tumbuh. (http://bpbd.lampungprov.go.id/blog/contoh-teks-laporan-hasil-observasi/)

Kelangkaan Sumber Daya

Flora dan fauna merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia,
contohnya hutan. Hutan menghasilkan berbagai macam hasil hutan yang sangat
penting bagi manusia. Mulai dari kayu, daun, bahkan getahnya berguna bagi manusia.
Hutan juga mampu menyimpan air yang merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan.
Jika hutan itu rusak, hilanglah sumber daya yang dihasilkannya. Lebih fatal lagi,
persediaan air akan berkurang sehingga air menjadi barang langka.

Menurunnya Kualitas Kesehatan

Beberapa flora dan fauna merupakan sumber makanan bagi manusia. Bahkan
beberapa di antaranya diusahakan manusia dengan sengaja dalam bentuk budi daya.
Beberapa zat polutan

11
12

dan pestisida dapat tersimpan dalam tubuh flora dan fauna itu. Jika flora dan fauna itu
dikonsumsi manusia, zat-zat tersebut akan berpindah ke dalam tubuh manusia.
Indikasi dari rusaknya fauna telah terbukti dengan munculnya penyakit yang
disebabkan oleh binatang piaraan. Penyakit seperti anthrax (sapi gila), flu burung,
dan pes adalah bukti rusaknya fauna. Beberapa fauna juga tidak layak untuk dimakan
misalnya kerang yang hidup di perairan yang tercemar. Dari hasil penelitian, kerang
menyerap zat logam berat dan menyimpan dalam tubuhnya sehingga sangat
berbahaya jika dikonsumsi.

Tragedi Lingkungan karena Kerusakan Hutan

Bencana alam yang terjadi akibat kerusakan flora dan fauna sangat sering terjadi.
Banjir dan tanah longsor merupakan fenomena yang amat sering kita dengar serta
saksikan jika musim hujan tiba. Ini tidak lepas dari akibat kerusakan hutan. Hutan
yang telah rusak tidak mampu lagi menahan air hujan sehingga air menghanyutkan
tanah. Terjadilah banjir dan tanah longsor. Inilah contoh tragedi lingkungan.

Hilangnya Kesuburan Tanah

Unsur utama kesuburan tanah adalah nitrogen (N). Unsur ini terkandung dalam DNA
makhluk hidup. Sebagian besar nitrogen yang penting itu, dihasilkan oleh flora dan
fauna. Flora seperti kacang polong, buncis, dan kedelai mendorong penguraian
nitrogen di dalam tanah. Suatu zat kimia dalam akar tumbuhan tersebut telah memacu
pembiakan bakteri rhizobium yang dapat memproduksi nitrogen. Bakteri ini akan
membentuk bintil-bintil akar yang menyediakan nitrat bagi tanaman. Beberapa jenis
flora lain juga dapat menghasilkan nitrat dengan cara berbeda. Jika flora mengalami

12
13

kerusakan, pembentukan nitrat akan terganggu sehingga tanah kehilangan


produktivitasnya.

f.Putusnya Daur Kehidupan

Inilah dampak yang mengerikan jika flora dan fauna mengalami kerusakan. Semua
bentuk kehidupan di Bumi tersusun dari unsur karbon. Karbon ini terus bergerak pada
berbagai bagian biosfer dalam bentuk senyawa kimia. Karbon ada dalam tubuh
organisme, dalam air, udara, dan di dalam Bumi itu sendiri. Karbon yang ada di
atmosfer jika bersenyawa dengan oksigen akan membentuk karbon dioksida (CO 2).
Senyawa ini diserap tumbuhan dalam proses fotosintesis. Dalam tumbuhan, karbon
diubah menjadi karbohidrat. Senyawa ini dibutuhkan manusia dan hewan sebagai
sumber energi.

Dalam tubuh manusia dan hewan, karbon berbentuk senyawa kalsium karbonat yang
terdapat dalam tulang. Jika manusia dan hewan mati, jasadnya akan diuraikan oleh
bakteri serta dilepaskan ke udara dalam bentuk CO 2. Terulanglah daur karbon
melalui tumbuhan. Jika flora dan fauna yang merupakan komponen dalam daur ini
mengalami kerusakan, daur karbon akan terputus. Sudah pasti kehidupan akan
terganggu. Itulah dampak yang akan terjadi jika flora dan fauna mengalami
kerusakan. Sekarang, kamu tahu betapa pentingnya flora dan fauna itu. Karena
itulah, menjaga kelestarian flora dan fauna bukan lagi suatu kewajiban tetapi
kebutuhan. Kerusakan flora dan fauna pada akhirnya akan merugikan kita juga.
Sudah saatnya sejak sekarang, kamu mulai memerhatikan lingkungan dengan
kesadaran yang tinggi untuk menjaganya.

13
14

2.4 Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Keanekaragaman Hayati Indonesia merupakan anugrah terbesar dati Tuhan Yang


Maha Kuasa. Keanekaragaman hayati memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai
berikut.

Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati

Nilai ekonomi keanekaragaman hayati merupakan nilai kemanfaatan dari berbagai


sumber hayati yang dapat menghasilkan keuntungan bagi penggunaanya, yaitu dapat
di perjual belikan. Keanekaragaman hayati yang memiliki nilai ekonomi antara lain
sebagai bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan, dan memiliki aspek
budaya.

Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan pangan.

Keanekaragaman hayati di jadikan sebagai makanan pokok yang di konsumsi oleh


manusia misalnya dari tumbuhan yaitu padi, jangung, singkong, ubi jalar, talas
kentang, sorgum dan lain lain sedangkan dari hewan misalnya daging sapi, daging
ayam, ikan laut dan telur.

Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan obat-obatan

Keanekaragaman hayati yang berasal dari tumbuhan sebagai sumber obat-

obatan, misalnya : mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi, kina untuk
obat malaria, buah merah untuk mengobati kanker, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Sedangkan yang berasal dari hewan contohnya madu lebah dimanfaatkan untuk

14
15

meningkatkan daya tahan tubuh, dan bagian daging dan lemak ular dipercaya dapat
mengobati penyakit kulit

Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan kosmetik

Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika, antara lain sebagai berikut misalnya
: Bunga mawar, melati, cendana, kenanga, dan kemuning dimanfaatkan untuk
wewangian (parfum). Kemuning, bengkoang, alpukat, dan beras digunakan sebagai
lulur tradisional untuk menghaluskan kulit. Sedangkan urang aring, mangkokan,
pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya digunakan untuk pelumas dan penghitam
rambut.

Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan sandang

Keanekaragaman hayati yang dijadikan sumber sandang, misalnya : rami, kapas,


pisang hutan atau abaca, dan jute, dimanfaatkan seratnya untuk membuat kain atau
bahan pakaian, ulat sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi
sangat tinggi, kulit sapi dan kambing untuk membuat jaket, bulu burung untuk
membuat aksesoris pakaian.

Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan papan

Sebagai bahan papan, keanekaragaman hayati dimanfaatkan untuk membuat rumah


dan sejenisnya misalnya kayu jati, kelapa, nangka, meranti keruing, rasamala, ulin
dan bambu dimanfaatkan kayunya untuk membuat jendela, pintu, tiang dan atap
rumah.

15
16

Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya

Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan antara lain : Budaya nyeka
(ziarah kubur) pada masyarakat jawa menggunakan bunga mawar, kenanga, kuntil,
dan melati. Umat islam menggunakan heawan ternak seperti sapi, kambing dan
kerbau pada hari qurban. Upacara ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan
yang mengandung minyak atsiri yang berbau harum, antara lain kenanga, melati,
cempaka, pandan, sirih, dan cendana.

Nilai Pendidikan Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dapat menambah pemahaman dan pengetahuan manusia.


Pemanfaatan hewan dan tumbuhan digunakan untuk bahan percobaan untuk
kedokteran dan eksperimen eksperimen tertentu.

Nilai Ekologi Keanekaragaman Hayati

Nilai ekologi dari keanekaragaman hayati, antar lain sebagai perlindungan terhadap
kerusakan lahan karena akar tanaman akan melindungi tanah dari kerusakan,
pengikisan, menyerap air hujan sehingga tidak terjadi banjir atau tanah longsor.

16
17

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah :

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang


menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah.
Tingkat keanekaragaman hayati terdiri dari tiga yaitu keanekaragaman gen,
keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.

Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki nilai ekonomi sebagai
sumber bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan dan memiliki aspek
budaya. Selain itu keanekaragaman hayati juga memiliki nilai pendidikan dan
ekologi.Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati di suatu
daerah disebabkan oleh hilangnya habitat, pencemaran tanah, udara dan air,
perubahan iklim, eksploitasi tanaman dan hewan, masuknya spesies pendatang dan
industrilisasi pertanian dan hutan. Untuk mencegah kepunahan keanekaragaman
hayati diperlukan usaha untuk melestarikannya baik usaha untuk perlindungan
maupun pengawetan alam serta pelestarian keanekaragaman hayati yang meliputi
pelestarian secara in situ maupun ek situ.

3.2 Saran

Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman baik


hewan maupun tumbuhan. Untuk mencegah kepunahan maka diperlukan usaha
bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk melestarikannya, dan
memberikan sanksi yang tegas kepada oknum-oknum yang bertanggung jawab atas
perusakan tersebut.
18

DAFTAR PUSTAKA

Altieri and Nichols. 2004. Biodiversity and Pest Management in Agroecosystems.


Food Product Press. 236 p.

Charles ReVele. 1988. The Environment, Third Edition, Jones and Bartlett, Boston.

Chusharini. 1997. Pengendalian Hama Terpadu. Buletin Mimbar No 34


LPPMUNISBA. Bandung.

Henny Riandari. 2014. Biologi untuk Kelas X SMA dan MA. Global Press. Solo.

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika. Gajah Mada University Press.


Jogyakarta.

Kier, G., Mutke, J., Dinerstein, E., Ricketts, T. H., Kuper, W., Kreft, H. dan Barthlott,
W.,2005. Global patterns of plant diversity and floristic knowledge. Journal of
Biogeography. Vol 32. hal. 1107–1108.

MacKinnon, K. G. Child dan J. Thorsell. 1990. Pengelolaan Soule, E.M.


Conservation : Tactics for a Constant Crisis. Science Journal vol. 253, USA.

Miguel, Altieri. 1999. The Ecological Role Of Biodiversity In Agroecosystems.


Agriculture,Ecosystems and Environment 74: 19-31

Mochamad Indrawan. (2007). Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.


19

Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X.
(cetakan ke-1). Yrama Widya. Bandung.

Salim, E. 1993. Pembangunan Berwawasan Lingkungan, LP3S Jakarta ReVele, P.,

Soemarwoto, O. 1992. Indonesia dalam Kancah Lingkungan Global. Gramedia


Pustaka Utama. Jakarta.

Supardi. 1994. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Alumni Biodiversity and Pest
Managemen. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai