Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan
berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya penulis tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan pembuatan karya tulis sebagai tugas akhir dari
mata kuliah Biologi Konservasi.
Penulis tentu menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna
dan banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk karya tulis ini dengan
harapan dapat menjadi lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada bapak Dr. Rafdinal, M.Si., selaku dosen
Biologi Konservasi yang telah membimbing dalam penulisan karya tulis ini.
Demikian, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................
1.3 Tujuan........................................................................................................
1.4 Manfaat......................................................................................................
BAB II ISI.................................................................................................................
2.1 Keanekaragaman Hayati............................................................................
2.2
BAB III PENUTUP..................................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
4
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembuatan makalah ini
adalah :
1. Mengetahui dan memahami pengertian Keanekaragaman hayati dan
tingkatannya ?
2. Mengetahui dan memahami Peranan KEHATI dalam pemeliharaan stabilitas
lingkungan ?
5
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan tersebut, maka manfaat yang di dapat pembuatan makalah ini
adalah agar pembaca dan mahasiswa dapat memahami dan mengetahui peranan
KEHATI dalam pemeliharaan stabilitas lingkungan dalam keseimbangan
ekosistem.
BAB II
ISI
6
7
7
8
hewan ataupun tumbuhan seperti kapas, pisang abaka, bulu, sisal, kenal, ulat sutera
dan masih banyak lagi yang lainnya.
3. Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Papan
Adanya keanekaragaman hayati di negeri ini juga memberikan dampak yang
sangat luar biasa bagi penduduk Indonesia. Dengan adanya keanekaragaman hayati
ini memberikan manfaat sebagai bahan untuk membangun rumah atau tempat tinggal.
Biasanya masyarakat menggunakan tanaman bambu untuk digunakan untuk
membangun rumah mereka. Selain itu, keanekaragaman hayati yang dapat digunakan
untuk membangun rumah adalah meranti, ulin, jati, dan masih banyak lagi yang
lainnya.
4. Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Obat-Obatan
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar. Terdapat
30.000 spesies tumbuhan yang mana 940 spesies merupakan tumbuhan obat dan 250
spesies tanaman obat digunakan dalam industri obat herbal lokal.
5. Keanekaraman Hayati Sebagai Sumber Kosmetik
Selain digunakan untuk obat-obatan, keanekaragaman hayati di Indonesia juga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik atau kecantikan. Beberapa perusahaan
kosmetik yang ada di Indonesia dapat dengan mudahnya mendapatkan bahan-bahan
untuk memproduksi produk kecantikan.
6. Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pendapatan
Berlimpahnya keanekaragaman hayati di negeri ini dimanfaatkan oleh
sebagian besar masyarakatnya sebagai sumber mata pencaharian. Masyarakat bisa
menjual tanaman atau hewan yang sudah di ternakan atau dibudidayakan di
lingkungan mereka.
7. Keanekaragaman Hayati Sebagai Penyeimbang Ekosistem
Keanekaragaman hayati adalah sebagai penyeimbang ekosistem dalam suatu
wilayah tertentu. Keberadaan makhluk hidup pada masing-masing ekosistem perlu
untuk dijaga kelestariannya agar tidak terancam punah. Salah satu contoh
keanekaragaman hayati sebagai penyeimbang ekosistem adalah dengan adanya
8
9
ekosistem hutan hujan tropis yang bisa menyediakan oksigen bagi manusia dan
makhluk hidup yang lainnya serta menjaga agar iklim tetap stabil dengan
mempertahankan temperatur dan kelembapan udara.
9
10
berupa koleksi biji-bijian, kultur jaringan atau cryopreserved semen, ova, embriyo,
dan jaringan.
Mengingat pesatnya pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan
ekonomi yang disertai eksploitasi yang tinggi pada sumber daya alam hayati, maka
pengalokasian areal kawasan alami untuk dipergunakan sebagai kawasan konservasi
sudah menjadi keharusan.
keanekaragaman hayati terutama tumbuhan dalam bentuk hutan yang
membentuk ekosistem atau bioma memiliki fungsi/peranan yang banyak dan sangat
penting bagi penanggulangan masalah lingkungan, seperti berfungsi dalam
mengurangi terjadi pencemaran udara, berfungsi sebagai ekologis, hidrologis,
orologis, klimatologis, menanggulangi kebocoran lapisan ozon dan pemanasan global
bumi, serta mencegah bahaya banjir dan menyediakan udara pernapasan bagi semua
makhluk hidup, juga menyediakan sumber plasma nutfah.
1.3 Manusia dengan segala kebijakan serta aktivitas yang dilakukannya dalam
kehidupan sehari- hari dapat memberikan dampak yang luar biasa terhadap alam,
khususnya terhadap keanekaragaman hayati. Salah satu jenis dampak yang
ditimbulkan adalah dampak positif. Adapun beberapa dampak positif yang dihasilkan
dari kegiatan atau aktivitas manusia terhadap keanekaragaman hayati antara lain
adalah sebagai berikut:
Meningkatnya keanekaragaman hayati
2.3 Berikut ini dampak yang akan terjadi jika flora dan fauna mengalami kerusakan;
Dalam ekosistem terdapat predator (pemangsa) dan yang dimangsa. Jika salah satu
dihilangkan, ekosistem menjadi tidak seimbang dan akibatnya sangat merugikan
10
11
Flora dan fauna merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia,
contohnya hutan. Hutan menghasilkan berbagai macam hasil hutan yang sangat
penting bagi manusia. Mulai dari kayu, daun, bahkan getahnya berguna bagi manusia.
Hutan juga mampu menyimpan air yang merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan.
Jika hutan itu rusak, hilanglah sumber daya yang dihasilkannya. Lebih fatal lagi,
persediaan air akan berkurang sehingga air menjadi barang langka.
Beberapa flora dan fauna merupakan sumber makanan bagi manusia. Bahkan
beberapa di antaranya diusahakan manusia dengan sengaja dalam bentuk budi daya.
Beberapa zat polutan
11
12
dan pestisida dapat tersimpan dalam tubuh flora dan fauna itu. Jika flora dan fauna itu
dikonsumsi manusia, zat-zat tersebut akan berpindah ke dalam tubuh manusia.
Indikasi dari rusaknya fauna telah terbukti dengan munculnya penyakit yang
disebabkan oleh binatang piaraan. Penyakit seperti anthrax (sapi gila), flu burung,
dan pes adalah bukti rusaknya fauna. Beberapa fauna juga tidak layak untuk dimakan
misalnya kerang yang hidup di perairan yang tercemar. Dari hasil penelitian, kerang
menyerap zat logam berat dan menyimpan dalam tubuhnya sehingga sangat
berbahaya jika dikonsumsi.
Bencana alam yang terjadi akibat kerusakan flora dan fauna sangat sering terjadi.
Banjir dan tanah longsor merupakan fenomena yang amat sering kita dengar serta
saksikan jika musim hujan tiba. Ini tidak lepas dari akibat kerusakan hutan. Hutan
yang telah rusak tidak mampu lagi menahan air hujan sehingga air menghanyutkan
tanah. Terjadilah banjir dan tanah longsor. Inilah contoh tragedi lingkungan.
Unsur utama kesuburan tanah adalah nitrogen (N). Unsur ini terkandung dalam DNA
makhluk hidup. Sebagian besar nitrogen yang penting itu, dihasilkan oleh flora dan
fauna. Flora seperti kacang polong, buncis, dan kedelai mendorong penguraian
nitrogen di dalam tanah. Suatu zat kimia dalam akar tumbuhan tersebut telah memacu
pembiakan bakteri rhizobium yang dapat memproduksi nitrogen. Bakteri ini akan
membentuk bintil-bintil akar yang menyediakan nitrat bagi tanaman. Beberapa jenis
flora lain juga dapat menghasilkan nitrat dengan cara berbeda. Jika flora mengalami
12
13
Inilah dampak yang mengerikan jika flora dan fauna mengalami kerusakan. Semua
bentuk kehidupan di Bumi tersusun dari unsur karbon. Karbon ini terus bergerak pada
berbagai bagian biosfer dalam bentuk senyawa kimia. Karbon ada dalam tubuh
organisme, dalam air, udara, dan di dalam Bumi itu sendiri. Karbon yang ada di
atmosfer jika bersenyawa dengan oksigen akan membentuk karbon dioksida (CO 2).
Senyawa ini diserap tumbuhan dalam proses fotosintesis. Dalam tumbuhan, karbon
diubah menjadi karbohidrat. Senyawa ini dibutuhkan manusia dan hewan sebagai
sumber energi.
Dalam tubuh manusia dan hewan, karbon berbentuk senyawa kalsium karbonat yang
terdapat dalam tulang. Jika manusia dan hewan mati, jasadnya akan diuraikan oleh
bakteri serta dilepaskan ke udara dalam bentuk CO 2. Terulanglah daur karbon
melalui tumbuhan. Jika flora dan fauna yang merupakan komponen dalam daur ini
mengalami kerusakan, daur karbon akan terputus. Sudah pasti kehidupan akan
terganggu. Itulah dampak yang akan terjadi jika flora dan fauna mengalami
kerusakan. Sekarang, kamu tahu betapa pentingnya flora dan fauna itu. Karena
itulah, menjaga kelestarian flora dan fauna bukan lagi suatu kewajiban tetapi
kebutuhan. Kerusakan flora dan fauna pada akhirnya akan merugikan kita juga.
Sudah saatnya sejak sekarang, kamu mulai memerhatikan lingkungan dengan
kesadaran yang tinggi untuk menjaganya.
13
14
obatan, misalnya : mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi, kina untuk
obat malaria, buah merah untuk mengobati kanker, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Sedangkan yang berasal dari hewan contohnya madu lebah dimanfaatkan untuk
14
15
meningkatkan daya tahan tubuh, dan bagian daging dan lemak ular dipercaya dapat
mengobati penyakit kulit
Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika, antara lain sebagai berikut misalnya
: Bunga mawar, melati, cendana, kenanga, dan kemuning dimanfaatkan untuk
wewangian (parfum). Kemuning, bengkoang, alpukat, dan beras digunakan sebagai
lulur tradisional untuk menghaluskan kulit. Sedangkan urang aring, mangkokan,
pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya digunakan untuk pelumas dan penghitam
rambut.
15
16
Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan antara lain : Budaya nyeka
(ziarah kubur) pada masyarakat jawa menggunakan bunga mawar, kenanga, kuntil,
dan melati. Umat islam menggunakan heawan ternak seperti sapi, kambing dan
kerbau pada hari qurban. Upacara ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan
yang mengandung minyak atsiri yang berbau harum, antara lain kenanga, melati,
cempaka, pandan, sirih, dan cendana.
Nilai ekologi dari keanekaragaman hayati, antar lain sebagai perlindungan terhadap
kerusakan lahan karena akar tanaman akan melindungi tanah dari kerusakan,
pengikisan, menyerap air hujan sehingga tidak terjadi banjir atau tanah longsor.
16
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah :
Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki nilai ekonomi sebagai
sumber bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan dan memiliki aspek
budaya. Selain itu keanekaragaman hayati juga memiliki nilai pendidikan dan
ekologi.Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati di suatu
daerah disebabkan oleh hilangnya habitat, pencemaran tanah, udara dan air,
perubahan iklim, eksploitasi tanaman dan hewan, masuknya spesies pendatang dan
industrilisasi pertanian dan hutan. Untuk mencegah kepunahan keanekaragaman
hayati diperlukan usaha untuk melestarikannya baik usaha untuk perlindungan
maupun pengawetan alam serta pelestarian keanekaragaman hayati yang meliputi
pelestarian secara in situ maupun ek situ.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Charles ReVele. 1988. The Environment, Third Edition, Jones and Bartlett, Boston.
Henny Riandari. 2014. Biologi untuk Kelas X SMA dan MA. Global Press. Solo.
Kier, G., Mutke, J., Dinerstein, E., Ricketts, T. H., Kuper, W., Kreft, H. dan Barthlott,
W.,2005. Global patterns of plant diversity and floristic knowledge. Journal of
Biogeography. Vol 32. hal. 1107–1108.
Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X.
(cetakan ke-1). Yrama Widya. Bandung.
Supardi. 1994. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Alumni Biodiversity and Pest
Managemen. Bandung.