TINJAUAN PUSTAKA
B. Konsep penyakit
1. Pengertian
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang
berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah peradangan pada mukosa
lambung. Menurut Hirlan dalam Suyono (2006), gastritis adalah proses
inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri
atau bahan iritan lain.
Menurut Suratun, 2010 Gastritis adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang bersifat akut, kronik difus, atau lokal dengan karakteristik
anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah.
Sedangkan menurut Broker, 2009 gastritis adalah imflamasi mukosa yang
melapisi lambung dan gastritis dapat terjadi secara akut ataupun kronis.
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Sedangkan gastritis kronik
adalah inflamasi lambung yang lama yang disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri H.pylory (Dermawan dan
Rahayuningsih, 2010).
2. Klasifikasi
Menurut Muttaqin (2011), gastritis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Gastritis akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial. Gastritis
disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari
pada mukosa muskularis. Erosinya juga tidak mengenai lapisan otot
lambung.
b. Gastritis kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga
perbedaan yaitu gastritis superficial, gastritis atrofik dan gastritis
hipertrofik.
1) Gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta
perdarahan dan erosi mukosa.
2) Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan
mukosa. Pada perkembangannya dihubingkan dengan ulkus dan
kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan
karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dal sel chief.
3) Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-
nodul pada mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis dan
hemoragik.
3. Etiologi
Menurut Muttaqin (2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
a. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS
(indometasin, ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid,
kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat,
dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
b. Minuman beralkohol, seperti: whisky, vodka, dan gin.
c. Infeksi bakteri, seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii,
streptococci, staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E.
coli, tuberculosis, dan secondary syphilis.
4. Patofiologi
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada
pasien yang mengalami strees akan terjadi perangsangan saraf simpatis
NV (Nervus Vagus), yang akan meningkatkan produksi asam klorida
(HCl) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan
anoreksia.Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan
menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan
mukus mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk
memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna respon mukosa
lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya
vasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat enzim yang
memproduksi asam klorida atau HCl, terutama daerah fundus.Vasodilitasi
mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia
juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena
kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat
penurunan sekresi mukus dapat berupa pengelupasan. Pengelupasan sel
mukosa gaster akan mengakibatkan erosi memicu timbulnya pendarahan.
Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat
juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang
dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan (Price dan Wilson, 2000).
5. Manifestasi klinis
Gejala yang paling sering dijumpai pada penderita penyakit gastritis
adalah keluhan nyeri, mulas, rasa tidak nyaman pada perut, mual, muntah,
kembung, sering platus, cepat kenyang, rasa penuh di dalam perut, rasa
panas seperti terbakar dan sering sendawa ( Puspadewi, 2012).
a. Manifestasi gastritis akut
Manifestasi gastritis akut dan gejala-gejalanya adalah:
1) Anoreksia
2) Nyeri pada epigastrium
3) Mual dan muntah
4) Perdaraahan saluran cerna (hematemesis melena)
5) Anemia (tanda lebih lanjut)
b. Manifestasi gastritis kronis
Manifestasi gastritis kronis dan gejala-gejalanya :
1) Mengeluh nyeri ulu hati
2) Anoreksia
3) Nausea
6. Patofisiologi (Dermawan, 2010)
Mukosa barier lambung umumnya melindungi lambung dari pencernaan
terhadap lambung itu sendiri, yang disebut proses auto digesti acid,
prostaglandin yang memberikan perlindungan ini. Ketika mukosa barier
ini rusak maka timbul gastritis. Setelah barier ini luka terjadilah perlukaan
mukosa dan diperburuk oleh histamin dan stimulasi saraf colinergic.
Kemudian HCL dapat berdifusi baik kedalma mukus dan menyebabkan
luka pada pembuluh yang kecil, yang mengakibatkan terjadinya bengkak,
perdarahan dan erosi pada lambung. Alkohol, aspirin dan refluk isi
duodenal diketahui penghambat difusi barier.
Perubahan-perubahan patologi yang terjadi pada gastritis termasuk
kongesti vaskuler, edema, peradangan, sel supervisial. Manifestasi
patologi awal dari gastritis adalah penebalan, kemerahan pada membran
mukosa dengan adanya tonjolan atau terlipat. Sejalan dengan
perkembangan penyakit dinding dan saluran lambung menipis dan
mengecil, atropi gastrik progresif karena perlukaan mukosa kronik
menyebabkan fungsi sel utama dan parietal memburuk.
Ketika fungsi sel sekresi asam memburuk, sumber-sumber faktor
instrinsiknya hilang, vitamin B12 tidak dapat terbentuk lebih lama, dan
penumpukan vitamin B12 dalam badan menipis secara merata yang
menyebabkan anemia berat. Degenerasi mungkin ditemukan pada sel
utama dan parietal sekresi lambung menurun secara berangsur, baik
jumlah maupun konsentrasi asamnya sampai hanya tinggal mukus dengan
air. Resiko terjadinya kanker gastrik yang berkembang dikatakan
meningkat setelah 10 tahun gastritis kronik. Perdarahan mungkin terjadi
setelah satu episode gastritis akut atau dengan luka yang disebabkan oleh
gastritis kronis (Deden Dermawan & Tutik Rahayuningsih, 2010).
c. Non farmakologi
1) Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, yakni makan lunak
yang diberikan dalam porsi sedikit tetapi lebih sering
2) Untuk menetralisir alkali, gunakan jus lemon encer atau cuka encer
3) Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol
8. Komplikasi
a. Gastritis akut
Komplikasi yang timbul pada gastritis akut adalah perdarahan saluran
cerna bagian atas, berupa hematemesis dan melena, yang berakhir
dengan syok haemoragic. Apabila prosesnya hebat, sering juga terjadi
ulkus, namun jarang terjadi perforasi.
b. Gastritis kronis
Komplikasi yang timbul pada kasus gastritis kronis adalah gangguan
vitamin B12. Akibat kurangnya penyerapan vitamin B12 ini
menyebabkan timbulnya anemia pernesiosa, gangguan penyerapan zt
besi dan penyempitan daerah pilorus (pelepasan dari lambung ke usus
dua belas jari).
9. Pencegahan gastritis
a. Makan teratur
b. Hindari alkohol
c. Makan dalam porsi kecil tetapi sering
d. Menghindari stress
e. Menghindari rokok
f. Mengurangi konsumsi makanan yang asam
g. Mengurangi konsumsi makanan yang pedas
10. Makanan yang harus dihindari untuk penderita gastritis
a. Cokelat
Kandungan kakao, kafein dan stimulan lain di dalam cokelat seperti
theobromine dapat menyebabkan kadar asam lambung meningkat.
Selain itu cokelat juga banyak mengandung lemak, sementara lemak
juga dapat berpengaruh pada asam lambung.
b. Minuman yang mengandung soda
Minuman jenis ini sifatnya sangat asam, di tambah lagi dengan efek
karbonasi yang bisa membuat perut jadi kembung sehingga dapat
membuat kondisi jadi makin tidak nyaman dan meningkatkan asam
lambung.
c. Makanan yang di goreng
Gorengan bisa mempengaruhi asam lambung, karena gorengan
memiliki kandungan lemak yang tinggi.
d. Minuman yang mengandung alkohol
Minuman beralkohol seperti bir, minuman keras dan wine dapat
berpengaruh terhadap naiknya asam lambung. Selain itu para ahli
menyatakan bahwa alkohol juga dapat melemaskan saluran di bawah
esofagus (yang berhubungan dengan area perut) dan dapat
menyebabkan naiknya asam lambung.
11. Makanan yang boleh di makan bagi enderita gastritis
a. Sumber hidrat arang atau karbohidrat : bubur, kentang rebus biskuit
dan tepung-tepungan yang dibuat bubur atau puding.
1) Bubur ayam
Bagi penderita sakit magh akut sangat berguna untuk mencegah
dan meringan rasa sakit. Sebaiknya hindari sate jeroan yang sulit
dicerna, namun sebagai penambah rasa boleh ditambahkan telur
rebus, kecp dan sedikit kerupuk.
2) Kentang rebus
Sumber karbohidrat yang baik dan mampu memberikan rasa
kenyang yang cukup lama. Bubur kentang atau jus kentang yang
bersifatbasa di pagi hari bermanfaat untuk menetralisir asam
lambung sebelum anda menyantap makanan lain.
b. Sayur yang tidak berserat dan tidak menimbulkan gas seperti labu
kuning, labu siam, wortel brokoli
c. Buah-buahan yang tidak asam dan tidak beralkohol seperti pisang,
pepaya, tomat
d. Lidah buaya
Lidah buaya bermanfaat meredakan panas dalam dan mempercepat
penyembuhan luka. Kandungan soponin nya mempunyai kemampuan
antiseptik, sedangkan kandungan antrakuinon dan kuinonnya
berkhasiat sebagai antibiotik, penghilang rasa sakitnya dn merangsang
pertumbuhan sel baru pda kulit.
12. Pemeriksaan diagnostik (Ardiyansyah, 2012)
a. Pemeriksaan darah lengkap, yang bertujuan untuk mengetahui adanya
anemia
b. Pemeriksaan serum vitamin B12, yang bertujuan untuk mengetahui
defesiensi B12
c. Analisis feses, yang bertujuan mengetahui ada darah dalam feses
d. Analisis gaster, yang bertujuan untuk mengetahui kandungan HCL
lambung
e. Endoscopy, biopsi dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bila ada
kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum
f. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sellambung.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. PENGKAJIAN (SETIADA, 2008)
Pengkajian adalah asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model
Family Centre Nursing Friedman, meliputi 7 komponen pengkajian
yaitu :
a. Data Umum Keluarga
1) Identitas Kepala Keluarga
a) Nama Kepala Keluarga (KK)
1) Umur dan jenis kelamin (KK)
2) Pekerjaan kepala keluarga (KK)
3) Pendidikan kepala keluarga (KK)
4) Alamat dan nomor telepon (KK)
2) Komposisi keluarga
Komposisi ini biasanya terdiri dari nama, jenis kelamin,
hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi
dari masing –masing anggota keluarga nya yang dibuat dalam
bentuk tabel untuk memudahkan pengamatan.
3) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenisd tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
4) Genogram
Adalah simbol-simbol yang dipakai dalam pembuatan genogram
untuk menggambarkan susunan keluarga. Aturan pembuatan
genogram adalah sebagai berikut :
a) Anggota keluarga yang lebih tua berada di sebelah kiri.
b) Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau
perempuan.
c) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-
laki atau perempuan.
d) Paling sedikit disusun tiga generasi.
5) Suku bangsa
a) Latar belakang etnis keluarga atau amggota keluarga. Dikaji
asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
b) Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang
secara etnis bersifat homogen).
c) Kegiatan-kegiatan keaagamaan, sosial, budaya, rekreasi,
pendidikan (apakah kegiatan-kegiatan ini berada dalam
kelompok kultur/budaya keluarga).
d) Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana (tradisioan atau
modern).
e) Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern.
f) Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan
praktisi, dikaji apakah keluarga mengujungi pelayanan
praktisi. Dikaji apakahb keluarga mengunjungi pelayanan
praktisi, terlibat dalam praktik-praktik pelayanan kesehatan
tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional asli dalam
bidang kesehatan.
g) Penggunaan bahas sehari-hari dirumah.
6) Agama dan kepercayaan.
a) Apakah anggota keluarga berbeda dealam praktek keyakinan
beragamaan mereka.
b) Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan
agama atau organisasi-organisasi keagamaan lain.
c) Keluarga menganut agama apa.
d) Kepercayaan-kepercayaan dengan nilai-nilai keagamaan yang
dianut dalam kehidupan keluarga terutama dalam hal
kesehatan.
7) Status sosial ekonomi keluarga.
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan
baik dari keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
8) Aktivitas reakreasi keluarga.
Reakreasi keluarga tidak hanya untuk mengunjungi tempat
reakreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas reakreasi.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga
berdasarkn tahap kehidupan keluarga berdasarakan Duvall,
ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji
sejauh mana keluarga melaksanakan tugas sesuai tahapan
perkembangan.
3. Intervensi Keperawatan.
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, perencanaan meliputi pengembangan
strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi maslah-
masalah yang diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan.Tahap ini
dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan
rencana dokumentasi.
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk
membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat
kesehatan yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan (Nanda, 2011)
4. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah
perencanaan program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan
berubah dari keluarga, memandirikan keluarga. Seringkali
perencanaanprogram yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang
cukup untuk merencanakan implementasi (Komang, 2009)
Kerja sama dengan keluarga sangat diperlukan untuk melaksanakan
intervensi. Perawatan kesehatan keluarga menuntut pelaksanaan
perawatan yang paling baik, hal ini adalah hasil dari kemauan yang besar
untuk menghadapi tuntutan mengingatkan kecakapan perawat dalam
merawat serta mengambil tindakan dan menggunakan segala kesempatan
untuk membantu keluarga dan mengevaluasi tindakan tersebut.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi
merupakan sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dngan
program kerja dan efektifitas dari serangkaian program yang digunakan,
karakteristik dan hasil yang telah dicapai. Program evaluasi dilaksana
untuk memastikan apakah hasil program sudah sejalan dengan sasaran
dan tujuan, memastikan biaya program, sumberdaya dan waktu
pelaksanaan program yang telah dilakukan (Komang, 2009).
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:
Subjektif : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara
subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan
Objektif : adalah hal-hal yang ditemui langsung oleh perawat secara
objektif setelah dilakukan tindakan keperawatan
Analisa : adalah analisa dari hasil-hasil yang telah dicapai dengan
mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosa
Planning : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat
respon dari keluarga pada tahap evaluasi
E. Petanyaan Penelitian
2. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan keluarga dengan penyakit
gastritis di Singkawang Barat tahun 2018?
3. Bagaimanakah diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga
dengan penyakit gastritis
4. Bagaimana intervensi keperawatan keluarga dengan penyakit gastritis?
5. Bagaimanakah hasil evaluasi asuhan keperawatan keluarga dengan penyakit
gastritis di Singkawang Barat tahun 2018?