Contoh Laporan Magang Di Angkasa Pura III PDF
Contoh Laporan Magang Di Angkasa Pura III PDF
Disusun oleh:
Azhari Bevarlia
1502140228
Marketing Communication
Program Studi Ilmu Komunikasi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan pelaksanaan kegiatan magang dan penulisan laporan kegiatan
magang dengan tepat waktu dan tanpa hambatan. Laporan ini berisi mengenai kegiatan
penulis selama magang di Angkasa Pura I Bandar Udara Juanda Surabaya. Laporan
magang ini disusun sebagai bukti pelaksanaan kegiatan magang dan sebagai syarat
kelulusan mata kuliah magang prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Telkom.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis, yaitu :
1. Allah SWT yang selalu melancarkan dan memudahkan penulis dalam menjalani
program magang dan mengerjakan laporan magang.
2. Kedua Orang Tua dan Adik penulis yang telah memberikan dorongan serta semangat
sehingga program magang dan laporan magang ini dapat terselesaikan.
3. Bapak Prof. Dr. Ir Mochamad Ashari, M. Eng, Ph.D selaku Rektor dan pimpinan
tertinggi Telkom University.
4. Bapak Dr. Jafar Sembiring, M.Ed.M selaku Dekan Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Telkom University.
5. Ibu Rah Utami Nugrahani, S.Sos.,M.B.A selaku Ka. Prodi Ilmu Komunikasi Telkom
University.
6. Ibu Berlian Primadani Satria Putri, S.I.Kom., M.Si. selaku Dosen pembimbing
program magang penulis.
7. Jajaran pegawai PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya,
khususnya Ibu Rizka Ainaeny selaku Kepala Bagian Corporate Social Responsibility,
beserta para staf yaitu Ibu Benja Petrina, Ibu Asty dan Bapak Dodik.
8. Sita Resmi Dian Rama Dhanti selaku peserta magang dari MBTI (teman penulis) yang
sama-sama sedang menjalankan program magang.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, dan semua pihak
yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam
pelaksanaan kegiatan magang dan penulisan laporan magang.
Surabaya, Juli 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan jurusan penulis yakni Marketing Communication maka diharapkan penulis
dapat mengaplikasikan ilmu di Divisi Corporate Social Responsibility Angkasa
Pura I Bandar Udara Juanda dan menjadi sumber daya manusia yang handal serta
berkualitas.
1.2 Lingkup Penugasan
4. Melakukan survey pada usaha dari calon mitra binaan yang akan ikut
dalam Program Kemitraan.
2
1.4 Rencana dan Penjadwalan Kerja
Pelaksanaan praktek magang di PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara
Juanda Surabaya dilaksanakan selama 30 hari kerja terhitung mulai tanggal 05
Juni 2017 hingga 27 Juli 2017. Dalam melaksanakan kegiatan magang di PT.
Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya, penulis mengikuti
jam kerja perusahaan sebagai mana dituliskan dalam tabel 1.1 dibawah ini.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4
yaitu mengusahakan dan menyelenggarakan penyediaan jasa pelayanan
bandar udara.
Sampai saat ini PT. Angkasa Pura I (Persero) diberi kepercayaan oleh
pemerintah untuk mengelola 13 bandar udara, yaitu :
1. Bandar Udara Ngurah Rai, Bali
2. Bandar Udara Juanda, Surabaya
3. Bandar Udara Hasanuddin, Makassar
4. Bandar Udara Sepinggan, Balikpapan
5. Bandar Udara Frans Kaisepo, Biak
6. Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado
7. Bandar Udara Adi Sucipto, Jogjakarta
8. Bandar Udara Adi Sumarmo, Surakarta
9. Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin
10. Bandar Udara Pattimura, Ambon
11. Bandar Udara Eltari, Kupang
12. Bandar Udara Achmad Yani, Semarang
13. Bandar Udara Selaparang, Lombok
Terhitung tanggal 1 Januari 1993 pengelola Bandar Udara Polonia
Medan tidak lagi masuk menjadi bagian PT. Angkasa Pura I (Persero)
melainkan masuk menjadi PT. Angkasa Pura II (Persero) yang disahkan pada
tanggal 24 Maret 1994. PT. Angkasa Pura I (Persero) selanjutnya difokuskan
untuk mengelola bandar udara yang ada di wilayah timur dan tengah
Indonesia.
2.1.2 Sejarah Singkat Bandar Udara Juanda
Bandar Udara Juanda Surabaya yang terletak di daerah Sidoarjo, Jawa
Timur adalah suatu penopang penerbang domestik maupun internasional. PT.
Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Juanda Surabaya adalah merupakan
salah satu perusahaan milik pemerintah (BUMN) yang bernaung di bawah
Departemen Perhubungan R.I. (Republik Indonesia). Dengan tujuan untuk
membangun perekonomian, penyediaan fasilitas penerbangan dalam
memperlancar perhubungan udara.
Bandar Udara Juanda Surabaya dibangun pada tahun 1959 dan selesai
pada tahun 1961. Dimana pada mulanya Bandar Udara Juanda Surabaya
merupakan pangkalan operasi udara TNI Angkatan Laut Republik Indonesia.
5
Dengan landasan yang membujur dari sudut 0100 dan 2800 sesuai dengan arah
mata angin.
Bandar Udara Juanda Surabaya yang dalam perkembangan beralih
fungsi yang sebelumnya merupakan fasilitas operasi penerbangan militer
Angkatan Laut Republik Indonesia, selanjutnya menjadi fasilitas Bandar
Udara guna melayani penerbangan-penerbangan secara domestic atau sipil
walaupun dalam pengelolaannya masih dipegang oleh Angkatan Laut
Republik Indonesia.
Pada tahun 1982, Bandar Udara Juanda Surabaya pengelolaannya
diserah terimakan kepada Departemen Perhubungan Republik Indonesia dan
pada tahun 1984 Bandar Udara Juanda Surabaya dikelola oleh PT. Angkasa
Pura I (Persero) di bawah naungan Direktorat Jendral Perhubungan Udara.
Pada waktu tersebut Bandar Udara Juanda Surabaya yang hanya
melayani penerbangan domestic guna memperluas pelayanan penerbangan
sehingga pada tanggal 24 Desember 1990, Bandar Udara Juanda Surabaya
diresmikan sebagai Bandar Udara yang melayani penerbangan internasional
oleh Menteri Perhubungan pada masa itu adalah Ir. Azwar Anas. Dengan
demikian Bandar Udara Juanda Surabaya telah melayani penerbangan
domestic maupun internasional secara tanpa melalui Jakarta maupun Bali
seperti sebelumnya.
Pada tanggal 15 November 2006 Bandar Udara Juanda yang baru telah
diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Bandara yang baru
ini memiliki 11 airbridge atau garbarata. Bandara ini memiliki 3 lantai serta
memiliki luas 51.500 m2, atau sekitar 2 kali lipat dibanding dengan terminal
lama yang memiliki luas hanya 28.088 m2. Bandara baru ini juga dilengkapi
dengan fasilitas lahan parkir seluas 28.900 m2 yang mampu menampung
lebih dari 3000 kendaraan. Bandara ini diperkirakan mampu 6 – 8 juta
penumpang per tahun dan 120.000 ton kargo/tahun.
6
2.1.3 Visi dan Misi dan Tata Nilai
Visi
Menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelola bandar udara
terbaik di Asia.
Misi
1. Meningkatkan nilai pemangku kepentingan.
2. Menjadi mitra pemerintah dan pendorong pertumbuhan ekonomi.
3. Mengusahakan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan prima yang
memenuhi standar keamanan, keselamatan, dan kenyamanan.
4. Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreatifitas dan inovasi
5. Memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan hidup.
2.1.4 Tata Nilai
”SATU”
1. Sinergi
Cara insan Angkasa Pura Airports menghargai keragaman dan
keunikan setiap elemen untuk memberi nilai tambah bagi perusahaan,
pembangunan ekonomi, dan lingkungan dimanapun insan Angkasa Pura
Airports berada.
2. Adaptif
Daya, semangat dan hasrat insan Angkasa Pura Airports yang pantang
menyerah, proaktif merespon perubahan dan kaya akan inovasi.
3. Terpercaya
Karakter insan Angkasa Pura Airports yang senantiasa selaras antara
kata dengan perbuatan, jujur dalam menjalankan tugas serta kewajiban, dan
dapat diandalkan.
4. Unggul
Komitmen insan Angkasa Pura Airports memberikan layanan prima
dengan profesional dan bertanggung jawab untuk memuaskan pelanggan
secara berkelanjutan.
7
2.1.5 Makna Logo
PT Angkasa Pura I (Persero) melakukan perubahan logo pada tanggal 21
Januari 2014 dikarenakan adanya komitmen baru dari manajemen untuk merubah
mutu dan pelayanan. Biasanya alasan dari sebuah perusahaan melakukan
perubahan logo adalah :
1. Karena menginginkan pasar atau target yang lebih luas.
2. Ingin menyegarkan brand atau logo perusahaan yang sudah ditandai ketuaan
atau kelelahan (tired brand).
8
Keselamatan Penerbangan yang telah tertata dalam penunjang tata kerja Bandar
Udara yang kondusif.
Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya merupakan Badan Usaha milik
pemerintah dibawah naungan Departemen Perhubungan Republik Indonesia,
namun didalam operasi teknisnya Bandar Udara dilaksanakan PT. Angkasa Pura I
(Persero).
Fungsi dan tugas PT. Angkasa Pura I (Persero) umumnya adalah sebagai
berikut :
1. Penyelenggaraan administrasi unit operasi keselamatan lalu lintas
penerbangan.
2. Mengkoordinasikan segala aktivitas Bandar udara.
3. Pemeliharaan segala fasilitas-fasilitas Bandar udara.
4. Pelayanan keamanan dan keseimbangan Bandar udara.
5. Penyelenggaraan tata usaha keuangan, pengadaan barang, perlengkapan
serta pembinaan kepegawaian.
6. Penyediaan sarana dan prasarana bagi pesawat-pesawat terbang.
Struktur organisasi Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya dalam
pengoperasiannya dipimpin oleh seorang General Manager, sedangkan
pelaksanaan tugas membawahi beberapa Department dengan masing-masing
Department dipimpin oleh seorang Department Head. Wewenang ke bawah
Department Head membawahi beberapa Section, yang masing-masing Section
dipimpin oleh seorang Section Head.
Pada pelaksanaan tugas masing-masing staf kepegawaian operasi Bandar
udara memiliki tanggung jawab pada Department Head yang membawahinya dan
dituntut untuk mematuhi dan mengikuti segala peraturan yang telah ada.
Masing-masing Section bertanggung jawab pada Department yang
membawahinya dan masing-masing Department bertanggung jawab kepada
General Manager Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya. General
Manager Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya bertanggung jawab kepada
President Director PT. Angkasa Pura I (Persero) Pusat di Jakarta.
Pada pelaksanaan tugas tiap-tiap Department dipimpin oleh seorang
Department Head, Department Head membawahi Section Head, Section Head
membawahi beberapa Supervisor yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung
jawab dalam penanggulangan permasalahan operasional di Bandar udara.
9
Struktur organisasi Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya ini
merupakan sistem operasi Bandar udara yang menopang kelancaran dalam
pelayanan lalu lintas penerbangan udara domestik maupun internasional.
Adapun Department-department yang ada di Bandara Udara Internasional
Juanda Surabaya adalah sebagai berikut :
1. Airport Operation and Services Departement
2. Airport Security Departement
3. Airport Safety and Quality Management Departement
4. Airport Equipment Readiness Departement
5. Airport Facilities Readiness Departement
6. Sales Departement
7. Information Communication Technology Departement
8. Finance Department
9. Shared Services Departement
10
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional
Juanda Surabaya
Operasional Bandar Udara Juanda
Bidang usaha PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara
Internasional Juanda Surabaya adalah jasa kebandarudaraan (Airport services)
yang terbagi atas 2 bagian besar yaitu jasa aeronautika dan jasa non-aeronautika.
1. Jasa Aeronautika
Jasa aeronautika adalah jasa layanan yang diberikan kepada perusahaan
penerbangan dan penumpang yang terdiri dari :
Aircraft Parking, jasa penempatan dan penyimpanan pesawat dalam bandar
udara. Untuk itu, PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara
Internasional Juanda Surabaya memberikan fasilitas apron yang dapat
menampung sampai dengan 31 pesawat dari berbagai jenis. Selain apron,
bekerja sama dengan berbagai instansi, disediakan pula fasilitas pengisian
bahan bakar, perawatan pesawat dan kebutuhan pendukung operasional
perusahaan penerbangan.
Passenger Processing, jasa layanan penumpang dalam bandar udara. PT
Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Juanda
Surabaya memberikan fasilitas terminal penumpang yang nyaman dan dapat
menampung sampai dengan 6.5 Juta penumpang pertahun. Dalam terminal
penumpang tersebut diberikan fasilitas check-in, transit, boarding penumpang
11
dan 11 buah garbarata sebagai anjungan menuju pesawat serta fasilitas
pendukung lainnya.
2. Jasa Non-Aeronautika
Jasa non-aeronautika adalah jasa layanan pendukung kebutuhan perusahaan
penerbangan dan penumpang dengan bekerjasama dengan berbagai pihak yang
terdiri dari:
Food and Beverages, layanan makanan dan minuman didalam maupun diluar
terminal bandar udara.
Retail, layanan perbelanjaan untuk kebutuhan penumpang dimana didalamnya
termasuk dutyfree,
Advertising, sebagai fasilitas umum yang strategis, bandar udara menyediakan
ruang bagi iklan yang dapat digunakan oleh berbagai perusahaan.
Hotel, bekerjasama dengan Angkasa Pura Hotel, bandar udara menyiapkan
hotel transit di dalam terminal penumpang.
Property, bandar udara menyewakan ruang (space) dalam maupun diluar
terminal penumpang yang dapat disewa untuk berbagai kebutuhan.
Parkir Kendaraan, layanan parkir kendaraan penumpang maupun penjemput
termasuk didalamnya layanan Airport shuttle, taxy, bus dan lainnya.
Cargo Service, sebuah layanan pengelolaan kargo pesawat termasuk
didalamnya pemeriksaan dan penyimpanan kargo.
2.6 Anak Perusahaan PT. Angkasa Pura I
1. Angkasa Pura Hotels (APH)
12
2. Angkasa Pura Logistics (APLog)
13
5. Angkasa Pura Retail
6. YAKKAP
7. DAPENRA
14
BAB III
LANDASAN TEORI
15
Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan horisontal.
a) Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward
communication) dan komunikasi dari bawah ke atas (upward communication)
yang merupakan komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari
bawahan kepada pimpinan secara timbal balik (two-way traffic
communication). Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi,
petunjuk, informasi dan penjelasan kepada bawahannya. Dalam komunikasi
dari bawahan ke pimpinan, bawahan memberikan laporan, saran serta
pengaduan kepada pimpinan. Komunikasi dua arah secara timbal balik
tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika hanya satu arah saja dari
pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik.
Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan atau saran anggota sehingga
suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat di ambil dalam rangka mencapai
tujuan yang telah di tetapkan.
b) Komunikasi Horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, antara
anggota staf dengan anggota staf, karyawan dengan karyawan dan sebagainya.
Berbeda dengan komunikasi vertical yang sifatnya lebih formal, komunikasi
horisontal sering kali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu
sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat
waktu – waktu luang. Dalam situasi komunikasi seperti ini, desas – desus
cepat sekali menyebar dan menjalar, dan yang menjadi pokok pembicaraan
sering kali mengenai hal – hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan
pimpinan yang merugikan mereka. Menjalarnya desas – desus di kalangan
anggota mengenai suatu hal sering kali di sebabkan oleh interpretasi yang
salah. Antara komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal tersebut
kadang – kadang terjadi apa yang disebut dengan komunikasi diagonal.
Komunikasi diagonal atau yang disebut juga dengan komunikasi silang (cross
communication) adalah komunikasi pimpinan divisi dengan anggota lain.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak diluar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur
16
secara timbal balik yaitu komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan
komunikasi dari khalayak kepada organisasi.
a) Komunikasi dari Organisasi Kepada Khalayak
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat
informatif, yang di lakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa
memiliki keterlibatan. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha memecahkan
suatu masalah jika terjadi tanpa di duga.
b) Komunikasi dari Khalayak Kepada Organisasi
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik
sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang di lakukan oleh organisasi. Jika
informasi yang di sebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang
sifatnya kontroversial (menyebabkan adanya pro dan kontra di kalangan
khalayak), maka itu disebut opini publik. Opini publik ini seringkali
merugikan organisasi. Karenanya harus di usahakan agar segera dapat diatasi
dalam arti kata tidak menimbulkan permasalahan.
3.2 Teori Corporate Social Responsibility
3.2.1 Definisi Corporate Social Responsibility
Menurut Widjaja (2008;15), CSR (Corporate Social Responsibility)
adalah pelaksanaan komunitas, umunya dikemas untuk mengupayakan citra
positif alias promosi”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa CSR adalah
sebuah kegiatan komunikasi perusahaan yang sengaja dilakukan untuk
mendapatkan respon yang baik dari masyarakat sehingga upaya dalam
mencapai visi dan misi perusahaan pun dapat terwujud. Lalu dapat dikatakan
CSR adalah usaha perusahan dalam berinteraksi dengan sekitar atau
publiknya, baik itu publik internal maupun publik eksternal, demi
mewujudkan tujuan perusahaan.
The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD)
mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan, sebagai:
“Continuing commitment by business to behave athically and contribute to
economic development while improving the quality of life of the workforce
and their families as well as of the local community and society at large.”
Dalam bahasa bebas kurang lebih maksudnya adalah, komitmen dunia usaha
untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan pengingkatan
17
kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan
kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas (Wibisono 2007:7).
(people)
Lingkungan Ekonomi
(planet) (profit)
Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung
jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang
direfleksikan dalam kondisi financial-nya saja, namun juga harus
memperhatikan aspek sosial dan lingkungan (Wibisono 2007:33).
18
1. Propfit (keuntungan)
Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap
kegiatan usaha. profit sendiri pada hakikatnya merupakan tambahan
pendapatan yang dapat digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup
perusahaan. Sedangkan aktivitas yang dapat ditempuh untuk mendongkrak
profit antara lain dengan meningkatkan produktivitas dan melakukan efiseinsi
biaya, sehingga perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat
memberikan nilai tambah semaksimal mungkin (Wibisono 2007: 33).
3. Planet (lingkungan)
19
Mendongkrak laba dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi memang
penting, namun tak kalah pentingnya juga memperhatikan pelestarian
lingkungan. Disinilah perlunya penerapan konsep triple bottom line atau 3BL,
yakni profit, people, dan planet. Dengan kata lain, “jantung hati“ bisnis bukan
hanya profit (laba) saja, tetapi juga people (manusia) dan jangan lupa, planet
(lingkungan) (Wibisono 2007:37).
3.2.3 Prinsip CSR
CSR terdiri dari 3 prinsip utama menurut Crowther & Aras (2008) yaitu:
20
Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar
perusahaan dapat terus hidup (survive) dan berkembang.
2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat
hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar
kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah.
21