Anda di halaman 1dari 19

Tugas Mata Kuliah

Metodelogi Penelitian

PENENTUAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN
KAWASAN PERBATASAN
DENGAN PENDEKATAN ANALISIS MULTI
KRITERIA

STUDI KASUS :
NANGA ERA - BTS. PROV. KALTIM
NANGA PINOH-ELLA HILIR-BATAS KALTENG

DOSEN :
Dr. Rudi S.Suyono, ST,MT.
Dr. Elsa Tri Mukti, ST, MT.

Oleh :
SAPTERIAWURI ANGGIA DEWI
NIM D2071191024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan ......................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pola Pikir Penentuan Prioritas Pemrograman ...................................... 2
2.2 Indikator Pemrograman Pembangunan Jalan ..................................... 4

BAB III ANALISIS

3.1 Penilaian Multi Kriteria Pembangunan Jalan Nanga Era Bts. ProV. Kaltim
dan Nanga Pinoh – Ela Hilir – Bts. Prov. Kalteng .............................. 12

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 17

i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 MAKSUD DAN TUJUAN

Saat ini ketersediaan jaringan jalan di Indonesia masih jauh dari yang dibutuhkan
untuk memenuhi konektivitas wilayah, khususnya jalan nasional masih berada pada
sekitar 9,8% dari jaringan jalan yang ada di Indonesia. Ketersediaan jalan nasional dirasa
sangat kurang jika dikaitkan target konektivitas nasional yang harus mampu menurunkan
travel time 2,78 jam/100 km (2014) menjadi 2,22 jam/100 km (2019) dan 1,50 jam/100
km (2024).
Target pembangunan dan penanganan jaringan jalan 2019-2024 meliputi
berbagai tipe dan jenis kawasan yg memerlukan analisis prioritas pembangunannya,
permasalahan antara lain :
o Integrasi jalan nasional dan sub-nasional
o Ruas jalan strategis sebagai akses simpul transportasi
o Ruas jalan strategis sebagai akses kawasan potensi ekonomi
o Ruas missing link pada lintas jalan nasional
o Ruas jalan akses kawasan terisolir dan pulau terluar serta kawasan perbatasan

Semua permasalahan di atas bertujuan untuk mendukung konektivitas wilayah,


mendukung logistik, meningkatkan travel time, mendukung kawasan potensi ekonomi,
meningkatkan harkat dan martabat bangsa khususnya di kawasan perbatasan serta
polhankamnas.
Usulan pembangunan ruas jalan baru dapat terjadi karena hasil diskusi yang detail
birokrasi Pusat atau usulan dari Daerah, bahkan dapat juga karena keputusan geopolitik.
Keputusan untuk menetapkan kapan suatu ruas jalan baru harus dibangun tentu tidak
mudah, diperlukan kajian yang amat detail mulai dari perencanaan umum, studi
kelayakan, perancangan teknik detail, kajian lingkungan, pembebasan lahan, pengadaan
jasa konstruksi, dan implementasi proyek fisiknya di lapangan.
Oleh karena itu, salah satu cara untuk menentukan prioritas pembangunan ruas
jalan baru jika terjadi banyak usulan dari berbagai kepentingan Pusat dan Daerah, Teknis
dan Non-Teknis, serta Hankam dan Geopolitik adalah dengan analisis multi kriteria.

ii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 POLA PIKIR PENENTUAN PRIORITAS PEMROGRAMAN

Secara garis besar, kerangka berpikir dalam pemrograman pembangunan jaringan jalan
adalah :

BAB II Data Kondisi Jalan


2.1 UMUM

iii
A

Sumber : Agus Taufik Mulyono (2017)

iv
2.2 INDIKATOR PEMROGRAMAN PEMBANGUNAN JALAN

Untuk menentukan prioritas pembangunan ruas jalan baru diperlukan dua buah
kriteria, yaitu kriteria tingkat kesiapan dan kriteria tingkat kebutuhan. Untuk kriteria
tingkat kebutuhan, terdapat 6 aspek yang harus dinilai yaitu Aspek Teknis, Spasial,
Ekonomi, Sosial, Lingkungan, Polhamkam.

Tabel 2.1 Detail Kriteria Tingkat Kesiapan

v
Tabel 2.2 Detail Kriteria Teknis

vi
Tabel 2.3 Detail Kriteria Spasial/Keruangan

vii
Tabel 2.4 Detail Kriteria Ekonomi

viii
Tabel 2.5 Detail Kriteria Sosial

ix
Tabel 2.6 Detail Kriteria Lingkungan

x
Tabel 2.7 Detail Kriteria Polhankam

xi
Tabel 2.8 Bobot Kriteria Pulau Kalimantan

xii
BAB III ANALISIS
3.1 PENILAIAN FAKTOR MULTI KRITERIA RUAS JALAN NANGA ERA – BTS.
PROV. KALTIM DAN NANGA PINOH – ELA HILIR – BTS. PROV. KALTENG

Ruas Nanga Era Bts. ProV. Kaltim (A) dan


Ruas Nanga Pinoh – Ela Hilir – Bts. Prov. Kalteng (B)

Skor
No Readiness Criteria
A B
1 Ketersediaan Renstra Ditjen. Bina Marga yang berlaku 3 3
2 Ketersediaan dokumen studi Pra-FS dan/atau FS 4 4
3 Ketersediaan dokumen Detail Engineering Design (DED) 4 4
4 Ketersediaan dokumen hasil Audit Keselamatan Jalan (AKJ) 2 2
5 Ketersediaan dokumen AMDAL 2 2

6 Ketersediaan dokumen pembebasan lahan dan ganti rugi bangunan 1 1

Ketersediaan dokumen izin pemanfaatan kawasan untuk


7 1 1
pembangunan jalan
8 Ketersediaan dokumen RKAKL 4 4
9 Ketersediaan dokumen hasil review perkiraan biaya pelaksanaan 3 2
10 Ketersediaan dokumen lelang 4 3
Total 28 26

Skor
No Kriteria Teknis
A B
1 Kondisi geometrik rencana rute jalan baru 3 2
2 Kondisi fisiografi wilayah koridor jaringan jalan baru 3 2
3 Kondisi potensi kegempaan koridor jaringan jalan baru 4 4
4 Kondisi ketersediaan quarry terhadap rencana rute jalan baru 2 1
5 Integrasi rencana rute jalan baru terhadap jaringan jalan eksisting 4 4
Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap travel time
6 3 3
jaringan jalan eksisting
Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap V/C ratio
7 2 2
jaringan jalan eksisting
Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap kemantapan
8 2 2
jaringan jalan eksisting
Total 23 20

xiii
Skor
No Kriteria Spasial/Keruangan
A B
Fungsi ruas jalan baru sebagai JAP/JKP-1 yang menghubungkan
1 2 4
antar super node
Keterhubungan rute jalan baru terhadap simpul transportasi
2 1 1
nasional
3 Kesesuaian rute jalan baru terhadap RTRW 4 3
4 Peran rute jalan baru terhadap pengembangan KSPN 3 3
5 Peran rute jalan baru terhadap pengembangan KEK 1 1
6 Peran rute jalan baru terhadap pengembangan daerah pinggiran 4 4
Total 15 16

Skor
No Kriteria Ekonomi
A B
1 Indikasi risiko pembebasan lahan trase jalan baru 3 4
2 Indikasi risiko ganti rugi bangunan rencana trase jalan baru 3 4
3 Indikasi pembiayaan pembangunan konstruksi jalan baru 3 3
Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap Biaya
4 3 4
Operasional Kendaraan (BOK)
Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap peningkatan
5 3 4
harga lahan di luar rumija
Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap distribusi
6 4 4
komoditi pertanian
Total 19 23

Skor
No Kriteria Sosial
A B
Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru
1 3 3
terhadap solusi konflik sosial
Indikasi pengaruh jalan baru terhadap pengembangan kawasan
2 1 1
sentra seni dan budaya
Indikasi sinergitas pembangunan dan pengoperasian jalan baru
3 4 4
terhadap kebijakan dan kearifan lokal
Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru
4 4 4
terhadap pengurangan kantong kemiskinan
Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru
5 4 4
terhadap restorasi karakter bangsa dan peningkatan IPM
Total 16 16

xiv
Skor
No Kriteria Lingkungan
A B
Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru
1 3 4
terhadap kualitas udara
Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru
2 3 3
terhadap fungsi lahan
Indikasi pengaruh pengembangan jalan baru terhadap kawasan
3 2 2
hutan lindung
Indikasi pengaruh pengembangan jalan baru terhadap kawasan
4 2 2
konservasi sumber daya alam
Indikasi pengaruh pengembangan jalan baru terhadap kawasan
5 3 3
cagar budaya dan suaka alam
Indikasi pengaruh pengembangan jalan baru terhadap kawasan
6 3 3
sempadan sungai dan danau
Total 16 17

Skor
No Kriteria Polhankam
A B
Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap Kebijakan
1 4 4
Pemerintah
Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap
2 4 4
kesepakatan geopolitik
Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap strategi
3 4 3
pertahanan dan keamanan
Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap
4 4 4
pengembangan wilayah pemekaran (provinsi/kabupaten/ kota)
Total 16 15

xv
Skor x Bobot
No. Kriteria Kesiapan/ Readiness Bobot
A B
1 Ketersediaan Renstra Ditjen. Bina Marga yang berlaku 10 30 30
2 Ketersediaan dokumen studi Pra-FS dan/atau FS 16 64 64
3 Ketersediaan dokumen Detail Engineering Design (DED) 15 60 60
4 Ketersediaan dokumen hasil Audit Keselamatan Jalan (AKJ) 6 12 12
5 Ketersediaan dokumen AMDAL 17 34 34
Ketersediaan dokumen pembebasan lahan dan ganti rugi 10 10 10
6 bangunan
Ketersediaan dokumen izin pemanfaatan kawasan untuk 11 11 11
7 pembangunan jalan
8 Ketersediaan dokumen RKAKL 5 20 20
Ketersediaan dokumen hasil review perkiraan biaya 5 15 10
9 pelaksanaan
10 Ketersediaan dokumen lelang 5 20 15
Total 100 276 266

Skor x Bobot
No. Kriteria Tingkat Kebutuhan Bobot
A B

1 Aspek Teknis 20 56.40 48.00

2 Aspek Spasial/Keruangan 25 64.50 72.25

3 Aspek Ekonomi 13 40.56 49.14

4 Aspek Sosial 12 41.28 41.28

5 Aspek Lingkungan 10 25.90 27.40

6 Aspek Polhankam 20 80.00 74.00

Total 100 308.64 312.07

Kriteria Tingkat
Kriteria Kesiapan/
No. Nama Ruas Kebutuhan Nilai Rangking
Readiness (50%)
(50%) Total Prioritas
A Nanga Era Bts. ProV. Kaltim 138 154.32 292.32 1
B Nanga Pinoh – Ela Hilir – Bts. Prov. Kalteng 133 156.035 289.035 2

xvi
BAB IV PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisi multi kriteria yaitu kriteria tingkat kesiapan dan kriteria tingkat
kebutuhan dalam menentukan prioritas pembangunan ruas jalan baru antara ruas Ruas
Nanga Era - Bts. ProV. Kaltim dan Ruas Nanga Pinoh – Ela Hilir – Bts. Prov. Kalteng, maka
dapat disimpulkan bahwa pembangunan Ruas Nanga Era - Bts. ProV. Kaltim lebih prioritas
dengan skor sebesar 292,32 berbanding dengan 289,03.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

1. Mulyono, Agus Taufik. (2017). Penilaian Prioritas Program Pembangunan Jalan yang
Obyektif-Kuantitatif dan Berkepastian Hukum. Jakarta
2. Direktorat Jenderal Bina Marga. (2005). Planning, Programming and Budget Application
Procedures. Jakarta
3. Nijhuis, Steffen dkk. (2015). Flowscapes Design Infrastructure as landscape, Reseach
in Urbanism Series Vol. 3. Delft University of Technology
4. Rani, Hafnidar. (2016). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta

xviii

Anda mungkin juga menyukai