HALAMAN JUDUL
Prilaku Pola Makan dengan Gizi Seimbang pada Keluarga
Binaan RT 014/ RW 004 Desa Ranca Ilat Kecamatan Kresek
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten
Disusun oleh:
Pembimbing:
dr.Erlina Wijayanti, MPH, DiplDKA
Jl. Letjend Suprapto No.1, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Kec. Cemp. Putih,
Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10510
29 Juli – 30 Agustus 2019
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas dengan judul “Prilaku Pola Makan
dengan Gizi Seimbang pada Keluarga Binaan RT 014/ RW 004 Desa Ranca
Ilat Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang Provinsi Banten”
periode 29 Juli – 30 Agustus 2019 telah disetujui oleh pembimbing untuk
diseminarkan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Penyelesain laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,
staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang
terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
iii
2. dr. Dini Widianti, M.KK, selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing
dan memberi masukan yang bermanfaat.
4. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
Tim Penulis
iv
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
v
1.4.3. Sepuluh Besar Penyakit................................................................... 9
1.4.4. Upaya Kesehatan & Program Puskesmas ....................................... 9
1.4.5. Status Gizi ..................................................................................... 11
1.4.6. Balita Dengan Gizi Buruk ............................................................. 11
1.4.7. Obesitas ......................................................................................... 13
1.4.8. Pemberian Vitamin A .................................................................... 13
1.5. Keluarga Binaan ................................................................................. 14
1.5.1. Keluarga Tn. Kaswani ................................................................... 15
1.5.2. Keluarga Tn. Mustadi.................................................................... 20
1.5.3. Keluarga Tn. Suhaeni .................................................................... 26
1.5.4. Keluarga Tn. Lukman ................................................................... 32
1.6. Menentukan Area Masalah ................................................................ 38
1.6.1. Area Masalah Pada Keluarga Binaan............................................ 38
1.6.2. Area Masalah sebagai Diagnosis Komunitas ................................ 38
1.6.3. Alasan Pemilihan Area Masalah ................................................... 40
BAB IV HASIL.................................................................................................... 88
4.1. Karakteristik Responden ................................................................... 88
4.2. Analisis Univariat ................................................................................ 89
vii
4.3. Rencana Intervensi Pemecahan Masalah ......................................... 93
4.4. Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih ................................. 96
4.5. Evaluasi Intervensi Pemecahan Masalah ......................................... 96
4.6. Menetapkan Kegiatan Operasional ................................................... 97
4.6.1. Konsep acara persiapan ................................................................. 97
4.6.2. Pelaksanaan ................................................................................... 97
4.6.3. Waktu dan Tempat ........................................................................ 97
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 24. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pola Makan Gizi 90
Keluarga Binaan 92
binaan 92
Agustus 2019 95
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
LATAR BELAKANG
1
1.1.2. Batas Wilayah
Desa Kresek berbatasan dengan:
A. Sebelah Utara : Kecamatan Kronjo
B. Sebelah Barat : Kabupaten Serang
C. Sebelah Tim : Desa Renged
D. Sebelah Selatan: Desa Patranasa
2
Tabel 1. Jumlah Penduduk Wilayah Kecamatan Kresek Tahun 2018
Luas Jumlah
Jumlah Rata-rata Kepadatan
No Desa Wilayah Rumah
Penduduk jiwa/KK Penduduk/Km2
(Km2) Tangga
3
C. Sebelah Timur : Kecamatan Gunung Kaler
D. Sebelah Selatan : Kecamatan Sukamulya
4
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di
Kecamatan Kresek Tahun 2018
Kelompok Umur Jenis Kelamin
No.
(tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0–4 3.028 2.824 5.852
2. 5–9 3.024 2.747 5.771
3. 10 – 14 3.107 2.908 6.015
4. 15 – 19 3.267 3.124 6.391
5. 20 – 24 3.264 3.045 6.391
6. 25 – 29 3.111 2.824 5.935
7. 30 – 34 2.552 2.648 5.200
8. 35 – 39 2.554 2.565 5.119
9. 40 – 44 2.284 2.331 4.615
10. 45 – 49 2.048 2.017 4.065
11. 50 – 54 1.800 1.711 3.511
12. 55 – 59 1.305 1.251 2.556
13. 60 – 64 1.057 1.079 2.136
14. 65 – 69 597 656 1.253
15. 70 – 74 344 489 833
16. 75+ 246 400 646
Jumlah (Kecamatan) 33.588 32.619 66.207
Sumber : Estimasi Dinas Kesehatan Tahun 2018
5
1.3.3. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu bangunan yang memiliki jamban, sarana air bersih, tempat
sampah dan sarana pengelolaan air limbah, ventilasi rumah yang cukup,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah bersih dan kedap air.
Jumlah rumah yang ada di wilayah Puskesmas Kresek adalah 14,969 rumah,
jumlah rumah yang dilakukan pembinaan sebanyak 10.041 rumah (67.28%),
jumlah rumah belum memenuhi syarat kesehatan 4797 (47.77%) sedangkan
jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 5244 (52.23%) dari
jumlah rumah yang diperiksa menurut data program kesehatan lingkungan
(Profil Puskesmas Kresek, 2018).
2017 2018
JUMLAH RUMAH
RUMAH RUMAH DIBINA RUMAH
JUMLAH
MEMEN YANG RUMAH BELUM MEMEN
NO KECAMATAN PUSKESMAS SELURUH
UHI BELUM DIBINA MEMNU UHI
RUMAH
SYARAT MEMENUHI HI SYARAT
SYARAT SYARAT
JUMLAH JUMLAH
1 KRESEK KRESEK 1.586 1.194 392 851 851 339
2 TALOK 1.500 1.415 85 820 820 369
3 RENGED 2.310 1.012 1298 1806 1806 1016
4 PATRASANA 2.310 957 1353 837 837 407
5 PASIRAMPO 1.439 1.763 -324 1081 1081 637
6 KOPER 1.286 1.001 285 1109 1109 544
7 JENGKOL 1.395 1.037 358 889 889 543
8 KEMUNING 1.755 1.272 483 1418 1418 457
9 RANCAILAT 1.388 867 521 1230 1230 485
Jumlah 14.969 10.518 4.451 10.041 10.041 4.797
6
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Kepemilikan sarana sanitasi dasar
diwilayah Puskesmas Kresek meliputi :
7
1.4. Profil Puskesmas Kresek
8
Wilayah Kerja Puskesmas Kresok berada di wilayah Kecamatan Kresek
yang terdiri dari Sembilan desa binaan, yaitu Kresek, Renged, Talok, Jengkol,
Kemuning, Rancailat, Patrasana, Pasirampo dan Koper.
10
1.4.5. Status Gizi
Status gizi merupakan ekspresi suatu aspek atau lebih dari nutriture
seorang individu dalam suatu variable atau keadaan tubuh yang merupakan
hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan
utilisasinya (Sugihantono, 2014).
Faktor yang menyebabkan kurangnya gizi baik secara langsung
maupun tidak langsung, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit
inpeksi yang mungkin diderita oleh anak dan penyebab tidak langsung yaitu
ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan
kesehatan dan kesehatan lingkungan.
11
12
10
8
6
4
2
0
L P
L P
BGM 9 12
GIZBUR 3 1
Gambar 6. Grafik Jumlah Balita Gizi Buruk dan BGM Mendapatkan Pelayanan di
Puskesmas Kresek Tahun 2018
Penurunan jumlah balita gizi buruk ini karena upaya yang maksimal
dalam pembinaan keluarga balita di desa dan posyandu, koordinasi lintas
sektoral yang baik sehingga pengetahuan ibu balita cukup baik dan juga pola
asuh serta pola makan anaknya yang baik.
L
P 48%
52% L
P
Gambar 7. Grafik Proporsi Jumlah Balita Gizi Buruk dan BGM Berdasar
jenis kelamin di Kresek Tahun 2018
12
1.4.7. Obesitas
Tabel 5. Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan
Puskesmas Kabupaten Tangerang Tahun 2018
13
6000
5000 91.1%
4000 86.8
3000
2000
1000 96.2%
0
sasaran dpt vit a sasaran dpt vit a sasaran dpt vit a
6-11 bln 12-59 bln 6-59 bln
Series1 684 658 4416 3835 5074 4624
Rute perjalaan dari Puskesmas Kresek menuju ke rumah keluarga binaan sekitar
25 menit perjalanan dan sekitar 10 km dari Puskesmas Kresek.
14
1.5.1. Keluarga Tn. Kaswani
A. Data Keluarga
Rumah Keluarga Tn. Kaswani terdiri dari empat orang yaitu istri, Ny.
Urnah, dan dua anak laki-laki bernama Usman dan Gio. Tn. Kaswani
bekerja sebagai buruh pabrik dan mendapatkan penghasilan sebesar Rp
3.000.000 per bulan, sementara istrinya sehari-hari menjaga warung
kecil miliknya dengan penghasilan 1.000.000 sampai 2.500.000 per
bulan. Anak pertamanya berusia 14 tahun dan sedang duduk di kelas 2
SMP, sedangkan adiknya masih berusia 2 tahun dan belum sekolah.
15
rumah, yang sebagian dilapisi oleh plastik dan sebagian dibiarkan
terbuka.
Pada bagian depan rumah terdapat teras yang dilapisi oleh ubin dengan
ukuran 3x7 m2, di teras tersebut terdapat warung kecil yang di kelola
oleh Ny. Urnah. Pada bagian depan terdapat ruang tamu yang berukuran
4x4 m2, di ruangan tersebut keluarga biasa menyimpan kendaraan dan
stok barang dagang. Pada sebelahnya terdapat satu ruang tidur dengan
ukuran 4x3 m2. Di depan ruang tidur utama terdapat ruang keluarga
yang berdampingan dengan kamar tidur kedua. Ruang keluarga
berukuran 4x4 m2, terdapat televisi tabung, lemari, dan satu set kursi.
Kamar tidur kedua biasa digunakan oleh anak-anaknya, berukuran 4x3
m2, dan tidak dibatasi oleh pintu, hanya di batasi oleh tirai. Bagian
belakang rumah terdapat dapur dan dua kamar mandi. Dapur berukuran
4x7 Terdapat saluran pembuangan limbah yang diresapkan ke tanah dan
terdapat 2 tempat sampah. Terdapat 4 buah lampu pada bangunan
utama.
C. Lingkungan Pemukiman
Tn. Kaswani dan keluarganya makan 1-2 kali sehari dan dengan lauk
yang bervariasi, kadang tahu tempe dan kadang ikan. Keluarga Tn.
Kaswani tidak menyukai daging, sedangkan sayur selalu dimakan
setiap hari. Buah yang sering dikonsumsi hanya pepaya dan pisang yang
didapat dari pasar dan keluarganya mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir sebelum makan.
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu Anak
16
anaknya lengkap. Pemberian ASI pada kedua anak diberikan sampai
usia 2 tahun, dan selanjutnya diberikan susu formula. Kedua anaknya
mulai diberi MPASI saat usia 5 bulan. Ny. Urnah menggunakan KB
suntik setiap 3 bulan sekali ke bidan setempat.
2m 5m
1,5m Toilet
Dapur
1,5m Toilet
4m
Ruang Keluarga Ruang Tidur 2
16m
4m
Ruang Tidur 1 Ruang Tamu
3m Teras
U
s
Skala 1:1000
7m
Riwayat penyakit seperti hipertensi, stroke, TB, DBD, DM, dan asma tidak
dialami oleh keluarga Tn. Kaswani. Tn. Kaswani mengaku sering pilek dan
sering bersin terlebih pagi dan malam hari, terkadang untuk menghilangkan
pilek nya Tn. Kawani mengonsumsi obat dari klinik dokter terdekat.
Keluarga Tn. Kaswani lebih memilih berobat ke klinik dokter terdekat
17
dibandingkan puskesmas dikarenakan jarak puskesmas yang cukup jauh.
Keluarga Tn. Kaswani memiliki BPJS.
G. Perilaku dan Akitvitas Sehari-hari
18
Tabel 8. Identifikasi Faktor Eksternal Tn. Kaswani
No. Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas bangunan 16x7 m2
2. Ruangan Rumah Terdapat dua kamar tidur dengan ukuran
masing-masing 4x3 m2, satu ruang tamu
berukuran 4x4 m2, satu ruang keluarga
berukuran 4x3 m2, dua kamar mandi dengan
ukurang masing-masing 1,5x2 m2, dan dapur
berukuran 5x3 m2.
3. Dinding Rumah Dinding rumah terbuat dari batu bata dan 80%
dilapisi dengan cat, penyekat antar ruangan
dengan batubata.
4. Atap Rumah Atap terbentuk dari genteng, dan memiliki
langit-langit dari anyaman bambu.
5. Lantai Rumah Keseluruhan lantai rumah dilapisi ubin.
19
No. Kriteria Permasalahan
2. Masalah medis
a. Tn. Kaswani dan anak nya sering terkena ISPA
20
Mahendra berusia 7 tahun. Saat ini Ny. Sri Marlina dan Ny. Sri Marlita
sudah menikah dan tidak tinggal satu rumah lagi dengan orangtuanya.
21
terdapat tempat mandi dan tempat cuci sekitar 3 m x 2 m. Pada kamar
mandi rumah Tn. Mustadi tidak terdapat pintu, hanya ada tirai yang
menutupi. Terdapat 4 ventilasi yang berada pada ruang tamu dengan
ukuran masing-masing 30 cm x 10 cm, 2 jendela pada ruang tamu
berukuran masing-masing 150 cm x 30 cm, dan terdapat jendela pada
kamar dan dapur yang masing-masing berukuran 50 cm x 50 cm.
Terdapat juga ventilasi pada kamar dan dapur yang berukuran 50 cm ×
10 cm. Pada ruang tamu, dapur dan kamar tidur kurang mendapatkan
cahaya matahari. Pada rumah ini terdapat 5 buah lampu berwarna putih
di dalam rumah yaitu pada ruang keluarga, 2 ruang tidur, dapur dan
kamar mandi.
Ruang tidur 2
Dapur
22
C. Lingkungan Pemukiman
Keluarga Tn. Mustadi hanya makan 1-2 kali sehari, dikarenakan istri
Tn. Mustadi harus menjaga warung dan juga harus mengurus cucunya,
sehingga tidak sempat memasak. Tn. Mustadi dan keluarganya tidak
pernah sarapan pagi. Kedua anaknya yaitu Irfan Saputra dan Mahendra
juga jarang makan siang dirumah dikarenakan lebih sering jajan diluar.
Jika memasak, istri Tn. Mustadi memasak makanan berupa nasi, lauk
pauk seperti tahu tempe, ikan, telur dan sayuran. Jarang mengkonsumsi
daging ayam, daging sapi, buah-buahan dan susu. Air minum keluarga
Tn. Mustadi berasal dari air galon isi ulang.
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Anak
Anak-anak Tn. Mustadi dan Ny. Minah Wati lahir secara normal di
puskesmas dibantu oleh bidan. Menurut pengakuan Istri Tn. Mustadi,
selama masa tumbuh anak-anaknya tidak diberikan imunisasi. Istri Tn.
Mustadi menggunakan KB suntik 3 bulan.
F. Riwayat Penyakit dan Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit akan dibawa ke klinik terdekat
menggunakan transportasi sepeda motor atau angkot. Tn. Mustadi dan
keluarganya belum memiliki kartu BPJS (Badan Penyelenggaran
Jaminan Kesehatan). Riwayat penyakit seperti hipertensi, DM, jantung
disangkal. Penyakit yang pernah dialami oleh keluraga Tn. Mustadi
yaitu demam, batuk dan pilek.
23
G. Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari
24
Tabel 11. Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn. Mustadi
25
No Kriteria Permasalahan
9. MCK Tempat cuci piring berada di dapur sedangkan tempat
cuci pakaian menggunakan kamar mandi.
10. Sumber Air Untuk kebutuhan mandi dan mencuci menggunakan
air sumur yang dipompa dengan mesin pompa air,
sedangkan untuk minum menggunakan air galon isi
ulang.
11. SPAL Memiliki saluran pembuangan limbah yang
diresapkan ke tanah
2. Masalah medis
a. Tidak ada masalah medis pada keluarga Tn. Mustadi
Rumah Keluarga Tn. Suhaeni terdiri dari 4 orang yaitu istri, Ny. Umroh,
satu anak perempuan bernama Nurleni, dan Ayah dari Ny.Umroh yaitu
Tn.Ahmad. Tn. Suhaeni bekerja sebagai buruh pabrik dan mendapatkan
penghasilan sebesar Rp 4.000.000 per bulan, sementara istrinya tidak
26
bekerja. Anak perempuannya duduk di kelas empat sekolah dasar, dan
berusia 10 tahun.
Tabel 12. Data Keluarga Tn. Suhaeni
No Nama Jenis Usia Status Pendidikan Pekerjaan Penghasilan/
Kelamin bulan
1. Suhaeni Laki- 36 Menikah SD Buruh Rp
Laki tahun pabrik 4.000.000,-
2. Umroh Perem- 36 Menikah SD Ibu
puan tahun Rumah
Tangga
3. Nurleni Perem- 10 Belum - - -
puan tahun Menikah
-
4. Ahmad Laki- 75 Duda - -
Laki tahun mati
Gudang
Toi Dapur
let
Kamar
tidur 2
Kamar
tidur 1 Ruang
keluarga
Kamar
tidur 3
U
Teras
Skala 1:1000
C. Lingkungan Pemukiman
D. Pola Makan
Tn. Suhaeni dan keluarganya makan 2 kali sehari dan dengan lauk yang
bervariasi, kadang tahu tempe, telur dan kadang ikan. Keluarga Tn.
Suhaeni tidak menyukai daging, sedangkan sayur selalu dimakan setiap
hari. Keluarga Tn. Suhaeni juga jarang memakan buah-buahan. Tn.
28
Suhaeni dan keluarganya menuci tangan dengan air sebelum makan
tanpa sabun dan air yang tidak mengalir, Keluarga Tn.Suhaeni terutama
anak perempuannya lebih suka mengkonsumsi makanan jajanan di
sekolah dibanding makanan rumah, sehingga sering tidak makan di
rumah dan lebih banyak jajan di sekolah, pun juga Tn.Suhaeni gemar
jajan saat jam istirahat di tempat kerja.
29
Tabel 13. Identifikasi Faktor Internal Tn. Suhaeni
30
Tabel 14. Identifikasi Faktor Eksternal Tn. Suhaeni
No. Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas bangunan 20x10 m2
2. Ruangan Rumah Terdapat ruang keluarga dengan ukuran 7x4 m2,
3 ruang tidur dengan ukuran 5x3 m2 , ruang
gudang ukuran 3x3 m dan berhubungan ke
daerah dapur. Dapur rumah Tn. Suhaeni dengan
ukuran 2x2,5 m2. di belakang dapur terdapat
tempat mandi dan cuci dengan ukuran 1,5x4 m2.
31
No Kriteria Permasalahan
12. Tempat Sampah Tidak mempunyai lahan, hanya menaruh di
pekarangan rumah depan dan dibakar.
13. Lingkungan Tidak padat, jarak antar rumah cukup. Jalan
setapak kerumah cukup lebar namun becek saat
hujan
Rumah Keluarga Tn. Lukman terdiri dari 3 orang yaitu istri, Ny.
Marlita, dan satu anak laki-laki bernama Luki. Tn. Lukman bekerja
sebagai buruh pabrik dan mendapatkan penghasilan sebesar Rp
3.000.000 per bulan, sementara istrinya juga bekerja sebagai buruh
pabrik dan mendapatkan penghasilan sebesar Rp 3.000.000 per bulan.
32
Anak laki-lakinya, Luki masih berusia 5 bulan dan diasuh olek
neneknya jika Ny. Marlita sedang bekerja.
33
dibelakang dapur terdapat tempat mandi dan tempat cuci sekitar 2x2,5
m. Terdapat saluran pembuangan limbah yang diresapkan ke tanah dan
terdapat 2 tempat sampah. Terdapat 4 buah lampu pada bangunan
utama.
Tempat
Mandi Gudang Ruang
Tidur 4
1m
Dapur
Ruang
Tidur 3
10 m
Ruang
2m
Keluarga
Ruang
Tidur 2
Skala 1:1000
Ruang
Tidur 1
Skala 1 : 100
C. Lingkungan Pemukiman
Tn. Lukman dan keluarganya makan 2 kali sehari dan dengan lauk yang
bervariasi, kadang tahu tempe dan kadang ikan. Keluarga Tn. Lukman
tidak menyukai daging, sedangkan sayur selalu dimakan setiap hari.
Keluarga Tn. Lukman juga jarang memakan buah-buahan. Tn. Lukman
dan keluarganya menuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum
makan.
34
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu Anak
35
Tabel 16. Identifikasi Faktor Internal Tn. Lukman
36
No Kriteria Permasalahan
37
b. Kebiasaan merokok
c. Kebiasaan mengumpulkan dan membakar sampah di belakang
rumah keluarga binaan
d. Anak tidak diberikan asi ekslusif
e. Keluarga tidak ada yang melakukan olahraga
f. Kurangnya pertukaran udara pada rumah keluarga binaan
g. Kurangnya pencahayaan pada rumah keluarga binaan
h. Jarak septic tank dengan sumber air berdekatan
B. Masalah medis
a. Tn.Lukman sering terkena ISPA
38
pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta. Peserta lalu di minta
untuk mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang banyak di
kemukakan adalah prioritas.
Metode Delphi adalah suatu metode dimana dalam proses pengambilan
keputusan melibatkan beberapa pakar. Dalam pengambilan sebuah
masalah, kami menggunakan Metode Delphi. Metode Delphi
merupakan suatu teknik membuat keputusan yang di buat oleh suatu
kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang
akan di putuskan.
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, kami memutuskan
untuk mengangkat permasalahan Mengenai pola makan gizi seimbang
pada keluarga binaan RT 014/ RW 004, Desa Ranca Ilat, Kecamatan
Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Selanjutnya,
dilakukan pre survey pada keluarga binaan untuk menilai aspek
pengetahuan, sikap, dan perilaku dari keluarga binaan yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Tabel 18. Hasil Pre-Survey
Aspek Baik(%) Kurang (%) Total
Pengetahuan 7(77,8) 2(22,2) 9
Sikap 8(88,9) 1(11,1) 9
Perilaku 0(0) 9(100) 9
39
seimbang pada keluarga binaan RT 014/004, Desa Ranca Ilat,
Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten”.
40
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
41
C. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
42
5. Sintesa: Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk
ømeletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu
bentuk keseluruhan baru.
6. Evaluasi: Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi /
objek.
B. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954)
menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :
43
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan
(support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
1. Persepsi (perception): Mengenal dan memilih berbagai objek
sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah
merupakan praktik tingkat pertama.
2. Respon terpimpin (guide response): Dapat melakukan sesuatu
sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
3. Mekanisme (mecanism): Apabila seseorang telah dapat
melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu
itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai
praktik tingkat tiga.
4. Adopsi (adoption): Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan
yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu
sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut.
44
mingguan, pernah, dan tidak pernah sama sekali. Dalam hal pemilihan
makanan dan waktu makan manusia dipengaruhi oleh usia, selera
pribadi, kebiasaan, budaya dan sosial ekonomi (Almatsier, 2004).
Nutrisi sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan mencegah
penyakit. Selain karena faktor kekurangan nutrisi, akhir-akhir ini juga
muncul penyakit akibat salah pola makan seperti kelebihan makan atau
makan makanan yang kurang seimbang. Bahkan, kematian akibat
penyakit yang timbul karena pola makan yang salah / tidak sehat
belakanan ini cenderung meningkat. Penyakit akibat pola makan yang
kurang sehat tersebut diantaranya diabetes melitus,
hiperkolesterolemia, penyakit kanker, penyakit arteri koroner, sirrhosis,
osteoporosis, dan beberapa penyakit kardiovaskuler.
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam
makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel
tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan
(Almatsier, 2004). Ilmuwan memperkirakan 75% kanker bisa dicegah
melalui diet yang lebih baik. Konsumsi makanan yang salah dapat
membuat tubuh kekurangan nutrisi-nutrisi vital yang diperlukan agar
tubuh dapat bekerja dengan baik.
Kunci menuju kesehatan yang baik adalah diet yang seimbang
dan bervariasi (Weekes, 2008). Untuk menghindari penyakit-penyakit
akibat pola makan yang kurang sehat, diperlukan suatu pedoman bagi
individu, keluarga, atau masyarakat tentang pola makan yang sehat.
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa pola makan itu dibentuk sejak
masa kanak-kanak yang akan terbawa hingga dewasa. Oleh karena itu,
untuk membentuk pola makan yang baik sebaiknya dilakukan sejak
masa kanak-kanak. Namun sebagai orang tua harus mengetahui
bagaimana kebiasaan dan karakteristik anaknya. (Dirjen Binkesmas
Depkes RI, 1997).
45
2.3.2. Klasifikasi Pola Makan
A. Frekuensi Makan
Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari baik kualitatif dan
kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-
alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan
dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika dirata-rata,
umumnya lambung kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal makan ini pun
menyesuaikan dengan kosongnya lambung.
Porsi makan pagi tidak perlu sebanyak porsi makan siang dan makan malam
secukupnya saja, untuk memenuhi energi dan sebagian zat gizi sebelum tiba
makan siang. Lebih baik lagi jika makanan ringan sekitar pukul 10.00
WIB.Menu sarapan yang baik harus mengandung karbohidrat, protein dan
lemak, serta cukup air untuk mempermudah pencernaan makanan dan
penyerapan zat gizi. Pilihlah menu yang praktis dan mudah di siapkan dan
usahakan untuk makan pagi karena penting dan mempersiapkan energi dalam
beraktivitas dalam sehari.
B. Jenis Makanan
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan,
dicerna, dan serap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu
sehat dan seimbang. Menyediakan variasi makanan merupakan salah
satu cara unuk menghilangkan rasa bosan. Sehingga mengurangi selera
makan. Menyusun hidangan seha memerlukan keterampilan dan
pengetahuan gizi. Variasi menu yang tersusun oleh kombinasi bahan
makanan yang memperhitung dengan tepat akan memberikan hidangan
sehat baik secara kualitas maupun kuantitas. Teknik pengolahan
makanan adalah guna memperoleh intake yang baik dan bervariasi.
C. Tujuan Makan
Secara umum, tujuan makan menurut ilmu kesehatan adalah
memperoleh energi yang berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel
tubuh yang rusak, mengatur metabolism ubuh serta meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap serangan penyakit.
46
D. Fungsi Makanan
Manfaat makanan bagi mahluk hidup, termasuk manusia antara lain :
1. Memberikan bahan untuk membangun dan memelihara tubuh
disamping memperbaiki bagian tubuh yang rusak.
2. Memberikan energi (tenaga) yang dibutuhkan untuk kebutuhan
bergerak dan bekerja.
3. Memberikan rasa kenyang yang berpengaruh terhadap ketentraman
yang berarti mempunyai dampak posiif terhadap kesehatan. Dengan
demikian, kecukupan akan makanan mempunyai arti biologis dan
psikologis.
E. Cara pengolahan makanan
Dalam menu Indonesia pada umumnya makanan dapat diolah dengan
cara sebagai berikut :
1. Merebus (Boiling) adalah mematangkan makanan dengan cara
merebus suatu cairan bisa berupa air saja atau air kaldu dalam panic
sampai mencapai titik didih (100ºC).
2. Memasak (braising) adalah cara memasak makanan dengan
menggunakan sediki cairan pemasak. Bahan makanan yang diolah
dengan teknik ini adalah daging.
3. Bumbu-bumbuan (Simmering), hamper sama dengan mengukus tapi
setelah dikukus makanan dibumbui dengan bumbu tertentu. Agar
zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan tidak banyak rusak atau
hilang, makanan sebaiknya diolah dengan cara sebagai berikut :
a. Memasak lebih dekat dengan waktu makan.
b. Menggunakan api kecil atau memasak dengan cepat (Pressure
cooker).
c. Cucilah sayuran dan buah-buahan dalam keadaan utuh tanpa
dipotong-potong terlebih dahulu.
d. Usahakan untuk tidak memasak bahan makanan dalam waktu
terlalu lama karena kandungan zat gizinya akan lebih banyak
hilang.
47
F. Jumlah (porsi) Makanan
48
2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan
Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan
kebiasaan makan seseorang. Secara umum faktor yang mempengaruhi
terbentuknya pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama,
pendidikan dan lingkungan, umur dan jenis kelamin (Sediaotama,
2011).
A. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi
konsumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga.
Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk
membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik,
sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya
daya beli pangan baik secara kualitas maupun kuantitas.
Meningkatnya taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat pengaruh
promosi melalui iklan, serta kemudahan informasi, dapat
menyebabkan perubahan gaya hidup dan timbulnya kebutuhan
psikogenik baru dikalangan masyarakat ekonomi menengah ke
atas. Tingginya pendapatan yang tidak diimbangi pengetahuan gizi
yang cukup, akan menyebabkan seseorang menjadi sangat
konsumtif dalam pola makannya sehari-hari. Sehingga pemilihan
suatu bahan makanan lebih didasarkan terhadap pertimbangan
selera dibandingkan aspek gizi. Kecendrungan untuk
mengkonsumsi makanan impor, terutama jenis siap santap (fast
food), seperti ayam goreng, pizza, hamburger, dan lain-lain, telah
meningkat tajam terutama dikalangan generasi muda dan
kelompok masyarakat ekonomi menengah ke atas.
B. Faktor sosial budaya
Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan tertentu dapat
dipengaruhi oleh faktor budaya/kepercayaan. Pantangan yang
didasari oleh kepercayaan pada umumnya mengandung
perlambang atau nasehat yang dianggap baik ataupun tidak baik
49
yang lambat laun akan menjadi kebiasaan/adat. Kebudayaan suatu
masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk
mempengaruhi seseorang dalam mempengaruhi seseorang dalam
memilih dan mengolah pangan yang akan dikonsumsi.
Kebudayaan menuntun orang dalam cara bertingkah laku dan
memenuhi kebutuhan dasar biologinya, termasuk kebutuhan
terhadap pangan. Budaya mempengaruhi seseorang dalam
menentukan apa yang akan dimakan, bagaimana pengolahan,
persiapan, dan penyajian serta untuk siapa dan dalam kondisi
bagaimana pangan tersebut dikonsumsi. Kebudayaan juga
menentukan kapan seseorang boleh dan tidak boleh mengonsumsi
suatu makanan (dikenal dengan istilah tabu), meskipun tidak
semua hal yang tabu masuk akal dan baik dari sisi kesehatan. tidak
sedikit hal yang ditabukan merupakan hal yang baik jika ditinjau
dari kesehatan, salah satu contohnya adalah anak balita tabu
mengonsumsi ikan laut karena dikhawatirkan akan menyebabkan
cacingan. Padahal dari sisi kesehatan berlaku sebaliknya,
mengkonsumsi ikan sangat baik bagi balita karena memiliki
kandungan protein yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Terdapat 3 kelompok anggota masyarakat yang biasanya memiliki
pantangan makanan tertentu yaitu balita, ibu hamil, dan ibu
menyusui.
C. Agama
Pantangan yang didasari Agama, khususnya Agama Islam disebut
haram dan individu yang melanggar hukum berdosa. Adanya
makanan terhadap makanan/minuman tertentu di sisi agama
dikarenakan makanan/minuman tersebut membahayakan jasmani
dan rohani bagi yang mengonsumsinya. Konsep halal dan haram
sangat mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang akan
dikonsumsi.
50
D. Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan,
akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan
pemenuhan kebutuhan gizi. Salah satu contoh prinsip yang dimiliki
seseorang dengan pendidikan rendah biasanya adalah ‘yang
penting mengenyangkan’, sehingga porsi bahan makanan sumber
karbohidrat lebih banyak dibandingkan dengan kelompok bahan
makanan lain. Sebaliknya, sekelompok orang dengan pendidikan
tinggi memiiki kecenderugan memilih bahan makanan sumber
protein dan akan berusaha menyeimbangkan dengan kebutuhan
gizi lain.
E. Lingkungan
Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap
pembentukan perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat
berupa lingkungan keluarga, sekolah serta adanya promosi melalui
media elektronik maupun cetak. Kebiasaan makan dalam keluarga
sangat berpengaruh besar terhadap pola makan seseorang,
kesukaan seseorang terhadap makanan terbentuk dari kebiasaan
makan yang terdapat dalam keluarga. Lingkungan sekolah,
termasuk di dalamnya para guru, teman sebaya, dan keberadaan
tempat jajan sangat mempengaruhi terbentuknya pola makan,
khususnya bagi siswa.
F. Faktor usia
Usia sangat berpengaruh terhadap penyakit gastritis, karena Masa
remaja adalah masa mencari identitas diri, adanya keinginan untuk
dapat diterima oleh teman sebaya dan mulai tertarik oleh lawan
jenis menyebabkan remaja sangat menjaga penampilan. Semua itu
sangat mempengaruhi pola makan remaja, termasuk pemilihan
bahan makanan dan frekuensi makan. Remaja takut merasa gemuk
sehingga remaja menghindari sarapan dan makan siang atau hanya
makan sehari sekali (Baliwati, 2012)
51
G. Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah karakteristik yang terdiri dari laki-laki dan
perempuan. Jenis kelamin menentukan pula besar kecilnya
kebutuhan gizi bagi seseorang. Pria lebih banyak membutuhkan
Kebutuhan zat tenaga dan protein daripada wanita, karena secara
kodrat pria diciptakan untuk tampil lebih aktif dan lebih kuat dari
pada wanita (Baliwati, 2012).
52
bahan makanan tersebut di pasar, keadaan sosial ekonomi, nilai gizi, dan
kebiasaan makanan (Almatsier, 2004).
PUGS memuat tiga belas pesan dasar yang diharapkan dapat
digunakan masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur
makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan
mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal. Ketiga belas
pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut: (Baliwati ,2004)
A. Makanlah aneka ragam makanan.
B. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
C. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan
energi.
D. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari
kebutuhan energi.
E. Gunakan garam beryodium.
F. Makanlah makanan sumber zat besi.
G. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan.
H. Biasakan makan pagi.
I. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.
J. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.
K. Hindari minum minuman beralkohol.
L. Makan makanan yang aman bagi kesehatan
M. Baca label pada makanan yang dikemas.
53
pembangun; 3) vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.(Dirjen
Binkesmas Depkes RI (1997))
Pedoman 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang menyampaikan pesan-
pesan untuk mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi seimbang
guna menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang andal. Garis
besar pesan-pesan tersebut seperti dijelaskan oleh Dirjen Binkesmas
Depkes RI (1997) antara lain:
A. Makanlah makanan yang beraneka ragam. Makanan yang beraneka
ragam harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan bahkan serat makanan dalam jumlah dan proporsi yang
seimbang menurut kebutuhan masing-masing kelompok (bayi,
balita, anak, remaja, ibu hamil dan menyusui, orang dewasa dan
lansia).
B. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Energi dan
tenaga dapat diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak
serta protein. Energi dibutuhkan untuk metabolisme dasar (seperti
untuk menghasilkan panas tubuh serta kerja organ-organ tubuh) dan
untuk aktivitas sehari-hari seperti belajar, bekerja serta berolah raga.
Kelebihan energi akan menghasilkan obesitas, sementara
kekurangan energi dapat menyebabkan kekurangan gizi seperti
marasmus.
C. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan
energi. Karbohidrat sederhana, seperti gula dan makanan manis
sebaiknya dikonsumsi dengan memperhatikan azas tepat waktu,
tepat indikasi dan tepat jumlah. Makanan ini sebaiknya dimakan
pada siang hari ketika kita akan atau sedang melakukan aktivitas dan
jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok makan gula/hari. Karbohidrat
kompleks sebaiknya dikonsumsi bersama makanan yang merupakan
sumber unsur gizi lain seperti protein, lemak/minyak, vitamin dan
mineral. Seyogyanya 50-60% dari kebutuhan energi diperoleh dari
karbohidrat kompleks.
54
D. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari
kecukupan energi. Konsumsi lemak dan minyak berlebihan,
khususnya lemak/minyak jenuh dari hewan, dapat beresiko
kegemukan atau dislipidemia pada orang-orang yang mempunyai
kecenderungan ke arah tersebut. Dislipidemia atau kenaikan kadar
lemak (kolesterol atau trigliserida) dalam darah merupakan faktor
untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Konsumsi
lemak/minyak dianjurkan tidak melebihi 20% dari total kaori dan
perlu diingat bahwa unsur gizi ini juga memiliki peran tersendiri
sebagai sumber asam lemak esensial serta juga membantu
penyerapan beberapa vitamin yang larut dalam lemak.
E. Gunakan garam beryodium. Penggunaan garam beryodium dapat
mencegah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Namun, penggunaan garam yang berlebihan juga tidak dianjurkan
karena garam mengandung natrium yang bisa meningkatkan tekanan
darah. Sebaiknya konsumsi garam tidak melebihi 6 gram atau 1
sendok teh per hari.
F. Makanlah makanan sumber zat besi. Makanan seperti sayuran hijau,
kacang-kacangan, hati, telur dan daging banyak mengandung zat
besi dan perlu dikonsumsi dalam jumlah yang cukup untuk
mencegah anemia gizi.
G. Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan. Untuk dapat
memberikan ASI dengan baik, ibu menyusui harus meningkatkan
jumlah dan mutu gizi makanannya selama hamil dan menyusui.
Makanan Pendamping ASI (PASI) hanya boleh diberikan setelah
usia bayi lebih dari 4 bulan dan pemberiannya harus
bertahapmenurut umur, pertumbuhan badan serta perkembangan
kecerdasan.
H. Biasakan makan pagi. Makan pagi dengan makanan yang beraneka
ragam akan memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan
kesegaran tubuh dan meningkatkan produktifitas dalam bekerja.
55
Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan konsentrasi belajar
sehingga prestasi belajar bisa lebih ditingkatkan.
I. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya. Air minum harus
bersih dan bebas kuman. Minumlah air bersih sampai 2 liter per hari
sehingga metabolisme tubuh kita bisa berjalan lancar mengingat air
sangat dibutuhkan sebagai pelarut unsur gizi bagi keperluan
metabolisme tersebut. konsumsi air yang cukup dapat menghindari
dehidrasi dan akan menurunkan resiko infeksi serta batu ginjal.
J. Lakukan kegiatan fisik atau olah raga yang teratur. Kegiatan itu akan
membantu mempertahankan berat badan normal disamping
meningkatkan kesegaran tubuh, memperlancar aliran darah dan
mencegah osteoporosis khususnya pada lansia.
K. Hindari minum minuman beralkohol. Alkohol bersama-sama rokok
dan obat-obatan terlarang lainnya harus dihindari karena dapat
membawa risiko untuk terjadinya berbagai penyakit degeneratif,
vaskuler dan kanker.
L. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang tidak
tercemar, tidak mengandung kuman atau parasit lain, tidak
mengandung bahan kimia berbahaya dan makanan yang diolah
dengan baik sehingga unsur gizi serta cita rasanya tidak rusak,
merupakan makanan yang aman bagi kesehatan.
M. Bacalah label pada makanan yang dikemas. Label pada makanan
kemasan harus berisikan tanggal kadaluwarsa, kandungan gizi dan
bahan aktif yang digunakan. Konsumen yang berhati-hati dan
memperhatikan label tersebut akan terhindar dari makanan rusak,
tidak bergizi dan makanan berbahaya. Selain itu, konsumen dapat
menilai halal tidaknya makanan tersebut (Dirjen Binkesmas Depkes
RI, 1997).
56
2.3.6. Gizi Seimbang
A. Empat Pilar Gizi Seimbang
Pedoman Gizi Seimbang yang telah di implementasikan di
Indonesia sejak tahun 1955 merupakan realisasi dari rekomendasi
Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992. Pedoman tersebut
menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah
diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam
bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan
mengimplementasikan pedoman tersebut diyakini bahwa masalah
gizi beban ganda dapat teratasi. Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4
(empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk
menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang
masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat Pilar
tersebut adalah:
1. Mengonsumsi makanan beragam
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat
gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan
danmempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk
bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan. Contoh: nasi merupakan sumber
utama kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral; sayuran dan buah-
buahan pada umumnya kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi
miskin kalori dan protein; ikan merupakan sumber utama protein tetapi
sedikit kalori. Khusus untuk bayi berusia 0-6 bulan, ASI merupakan
makanan tunggal yang sempurna. Hal ini disebabkan karena ASI dapat
mencukupi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal,
serta sesuai dengan kondisi fisiologis pencernaan dan fungsi lainnya
dalam tubuh.
Yang dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini selain
keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang
seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan
secara teratur. Anjuran pola makan dalam beberapa dekade terakhir
57
telah memperhitungkan proporsi setiap kelompok pangan sesuai
dengan kebutuhan yang seharusnya. Demikian pula jumlah makanan
yang mengandung gula, garam dan lemak yang dapat meningkatkan
resiko beberapa PTM, dianjurkan untuk dikurangi. Akhir-akhir ini
minum air dalam jumlah yang cukup telah dimasukkan dalam
komponen gizi seimbang oleh karena pentingnya air dalam proses
metabolisme dan dalam pencegahan dehidrasi.
58
dan cairan secara langsung akan memperburuk kondisinya.
Demikian pula sebaliknya, seseorang yang menderita kurang gizi
akan mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena pada
keadaan kurang gizi daya tahan tubuh seseorang menurun,
sehingga kuman penyakit lebih mudah masuk dan berkembang.
59
4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal
60
memadai dan memonitor BB normal, perlu diperhatikan untuk
mencapai pola hidup sehat, aktif dan produktif.
B. Gizi Seimbang untuk Usia Lanjut
Dengan bertambahnya usia, khususnya usia di atas 60 tahun, terjadi
berbagai perubahan dalam tubuh yaitu mulai menurunnya fungsi
berbagai organ dan jaringan tubuh, oleh karenanya berbagai
permasalahan gizi dan kesehatan lebih sering muncul pada
kelompok usia ini. Perubahan tersebut meliputi antara lain organ
pengindra termasuk fungsi penciuman sehingga dapat menurunkan
nafsu makan; melemahnya sistem organ pencernaan sehingga
saluran pencernaan menjadi lebih sensitif terhadap makanan tertentu
dan mengalami sembelit; gangguan pada gigi sehingga mengganggu
fungsi mengunyah; melemahnya kerja otot jantung; pada wanita
memasuki masa menopause dengan berbagai akibatnya; dan lain-
lain. Hal tersebut menyebabkan kelompok usia lanjut lebih rentan
terhadap berbagai penyakit, termasuk terlalu gemuk, terlalu kurus,
penyakit hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus,
osteoporosis, osteoartritis dll. Oleh karena itu kebutuhan zat gizi
pada kelompok usia lanjut agak berbeda pada kelompok dewasa,
sehingga pola konsumsi agak berbeda, misalnya membatasi
konsumsi gula, garam dan minyak, makanan, berlemak tinggi, purin.
Mengonsumsi sayur dan buah-buahan yang cukup.
61
Islam memberikan perhatian khusus terhadap masalah pangan dalam
seluruh fase kehidupan manusia bersamaan dengan segala bentuk dan
unsur-unsur pangan tersebut. Terdapat sejumlah besar ayat dalam
Alquran yang secara spesifik berbicara tentang pangan dan kaidah-
kaidah yang memadai untuk menjadi standar mutu pangan dan metode-
metode penjaminannya, bahkan Alquran dipandang sebagai ‘konstitusi
langit’ pertama [atau satu-satunya] yang diturunkan dengan sejumlah
besar ayat yang membahas persoalan pangan, termasuk di dalamnya
regulasi pengawasan pangan. Ini secara terang terlihat [misalnya]
dalam ayat:
“.... Maka suruhlah salah seorang di antara kalian untuk pergi ke kota
dengan membawa uang perak kalian ini, dan hendaklah dia lihat
manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa
makanan itu untuk kalian, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan
janganlah sekali-kali menceritakan hal kalian kepada seorangpun!”
(QS. Al-Kahfi (19): 018).
Islam adalah ajaran yang sempurna di antaranya Ajaran Islam
membahas pola hidup sehat agar terhindar dari berbagai penyakit. Salah
satu Ajaran Islam membahas mengenai makan dan minum yang baik
bagi kesehatan yaitu dengan mengonsumsi makanan dan minuman
yang halal dan thayyib serta tidak berlebihan (Wahab, 2014).
62
ت َما َرزَ ْقنَا ُك ْم َوا ْش ُك ُروا ِ َّّلِلِ ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم َ َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكلُوا ِم ْن
ِ ط ِي َبا
َِإيَّاهُ ت َ ْعبُدُون
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang
baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS al-
Baqarah (2):172).
63
ُ ْ ط ِل َو ت ُد ْ ل ُوا ب ِ َه ا إ ِ ل َ ى ال
ح ك َّ ا ِم ِ َو ََل ت َأ ْك ُ ل ُوا أ َ ْم َو ا ل َ ك ُ ْم ب َ يْ ن َ ك ُ ْم ب ِ الْ ب َ ا
اْل ث ْ ِم َو أ َن ْ ت ُ ْم ت َعْ ل َ ُم و َن
ِ ْ ِ اس ب ِ َّ لِ ت َأ ْك ُ ل ُوا ف َ ِر ي ق ً ا ِم ْن أ َ ْم َو ا ِل ال ن
“Dan jangan kamu ambil harta diantara kamu dengan cara bathil
dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
mengetahui.”. (QS al-Baqarah (2):188).
ف ءٌ َو َم ن َا ف ِ ُع َو ِم ن ْ َه ا ت َأ ْك ُ ل ُو َن َ َ اْل َن ْ ع
ْ ام َخ ل َ ق َ َه ا ۗ ل َ ك ُ ْم ف ِ ي َه ا ِد ْ َو
64
“Dan Dialah yang telah menciptakan binatang ternak untuk kamu;
padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfa’at,
dan sebagiannya kamu makan.” (QS Al-Nahl (16):5).
Al-Quran surat al-‘Araf ayat 31, termasuk dalam hal ini memakan
sesuatu hendaknya sesuai dengan yang diperlukan oleh tubuh, sebab
jika berlebih-lebihan ataupun kekurangan akan berakibat tidak bagus
bagi tubuh. Terlalu banyak makan, bisa mengakibatkan rusaknya
organ pencernaan, penyempitan pembuluh darah, menyebabkan
seseorang menjadi malas dan cenderung mengantuk yang secara
langsung juga akan mengganggu dalam berakitvitas dan beribadah
sehari-hari. Berkaitan dengan di atas, Rasulullah SAW mengecam
mereka yang memenuhi perutnya dengan makanan, sehingga tidak
tersisa lagi untuk yang lain (Shihab, 1997).
Beliau mengajarkan kepada ummatnya, bahwa perut selain diisi
dengan makanan juga disediakan untuk minuman dan bernapas.
Sebagaimana sabdanya :
65
-صلى هللا عليه وسلم- َِّللا َّ سو َل ُ س ِم ْعتُ َرَ ب َقا َل َ ع ْن ِم ْقدَ ِام ب ِْن َم ْعدِي َك ِر
َ
ٌب اب ِْن آدَ َم أ ُ ُكَلَت
ِ ط ٍن ِب َح ْسْ عا ًء ش ًَّرا ِم ْن َب
َ ى ِو ٌّ َيقُو ُل « َما َمأل َ آدَ ِم
ٌ ُث ِلش ََرا ِب ِه َوثُل
ث ٌ ُام ِه َوثُل ٌ ُص ْل َبهُ فَإ ِ ْن َكانَ َلَ َم َحالَةَ فَثُل
َ ث ِل
ِ ط َع ُ َيُ ِق ْمن
ِلنَفَ ِس ِه
“Tiada tempat yang paling jelek untuk dipenuhi anak Adam, selain
perutnya, cukuplah untuk anak Adam beberapa suap makanan untuk
menegakkan (menguatkan) tulang sulbinya. Akan tetapi jika merasa
tidak cukup, maka aturannya sepetiga untuk makanan, sepertiga
untuk minuman dan sepertiga untuk bernapas.” (HR. At-Tarmidzi).
(Qoyyim, 2002).
C. Aman. Aman adalah makanan yang suci dari kotoran dan terhindar
dari segala yang haram. Sebagaimana firman Allah SWT :
ََّللاَ الَّذِي أ َ ْنت ُ ْم بِ ِه ُمؤْ ِمنُون َّ َو ُكلُوا ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم
َ َّللاُ َح ََل ًَل
َّ ط ِيبًا ۚ َواتَّقُوا
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
telah rezikikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah Yang
kamu beriman kepada-Nya”.(QS al-Maidah (5):88).
66
bahwa makanan yang baik akan melahirkan perbuatan-perbuatan
yang mulia dan begitu pula sebaliknya makanan yang haram akan
melahirkan perbuatan-perbuatan yang jelek. Secara empiris dapat
dilihat banyaknya terjadi penyimpangan prilaku di kalangan remaja
seperti tawuran, dan tindakan kriminal lainnya dikarenakan berawal
mengkonsumsi makanan/minuman yang diharamkan oleh Islam
seperti miras/ narkoba. Bahkan sesuap makanan yang berasal dari
sumber yang haram dengan dimakan tanpa pikir panjang, akan
mengakibatkan anak yang dilahirkan kelak akan menjadi anak yang
durhaka kepada ibu/bapaknya (Shihab, 2002).
B. Melahirkan generasi yang kuat dan cerdas. Islam menganjurkan agar
pemeluknya meninggalkan generasi penerus yang sehat dan kuat,
anjuran tersebut dapat ditemukan pada firman Allah SWT :
ِ ً ش ال َّ ِذ ي َن ل َ ْو ت َ َر ك ُ وا ِم ْن َخ لْ ف ِ ِه ْم ذ ُ ِر ي َّ ة
ض ع َ ا ف ً ا َخ ا ف ُوا َ َو ل ْ ي َ ْخ
عَ ل َ ي ْ ِه ْم ف َ ل ْ ي َ ت َّق ُوا َّللاَّ َ َو لْ ي َ ق ُو ل ُوا ق َ ْو ًَل سَ ِد ي د ًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar”. (QS al-Nisa (4):8).
67
tahun di samping memberikan asupan makanan tambahan lainnya yang
mengandung nilai gizi yang baik (Qoyyim, 2002).
Menjadikan do’a mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Ibnu Abbas
menceritakan “saya membaca ayat, di hadapan Rasululah SAW, tiba-
tiba Sa’ad berdiri dan berkata, wahai Rasulullah mohonkanlah kepada
Allah agar Dia menjadikan aku orang yang mustajab do’anya”. Lalu
diriwayatkan kembali bahwa Rasulullah SAW bersabda:
68
2.3.5. Penafsiran Al Quran Mengenai Makanan Dan Minuman Halalan
Thayyiban
Di dalam kitab suci al-Qur’an banyak memuat tentang ajaran
perintah makanan dan minuman, dan dalam berbagai konteks dan arti,
dan kitab suci al-Qur’an selalu menekankan salah satu dua sifat yakni
halal (boleh) dan thayyib (baik). Bahkan ditemukan empat ayat yang
menggabungkan kedua sifat-sifat tersebut, yaitu QS al-Baqarah ayat
168, QS al-Maidah ayat 88, QS al-Anfal ayat 69, QS an-Nahl ayat 114.
Yang diuraikan dalam pembahasan ini, yaitu:
A. Allah SWT berfirman :
69
B. Allah SWT berfirman :
ََّللاَ الَّذِي أ َ ْنت ُ ْم بِ ِه ُمؤْ ِمنُون َّ َو ُكلُوا ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم
َ َّللاُ َح ََل ًَل
َّ ط ِيبًا ۚ َواتَّقُوا
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya”. (QS al-Maidah (5):88).
ف َ ك ُ ل ُوا ِم َّم ا غ َ ن ِ ْم ت ُ ْم َح ََل ًَل طَ ي ِ ب ًا ۚ َو ا ت َّق ُوا َّللاَّ َ ۚ إ ِ َّن َّللاَّ َ غَ ف ُ و ٌر
ٌَر ِح ي م
“Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu
ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah
kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. (QS al-Anfal (8):69).
70
menjauhi segala larangan-Nya, yang diakhiri penjelasan tentang sifat
Allah SWT yang Maha Penyanyang dan penerima taubat, serta
memaapkan berbagai kesalahan hamba-Nya (Syarifuddin, 2015).
D. Allah SWT berfirman :
71
Oleh karena itu Islam memberikan motivasi untuk mengonsumsi yang
baik-baik dan menjauhi yang segala yang buruk;
“... dan yang menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk...” (Q.S. al-Aʻrāf|
(7):157).
72
2.5. Kerangka Teori
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori Lawrence
Green dan Sediaotama, yang menyatakan bahwa perilaku pola makan dipengaruhi
oleh faktor-faktor sebagai berikut:
FAKTOR PREDISPOSISI:
a. Pengetahuan
b. Jenis Kelamin
c. Agama
d. Tradisi
e. Sikap
f. Usia
g. Tingkat pendidikan
h. Sosial ekonomi
FAKTOR PENDUKUNG:
a. Lingkungan
PERILAKU POLA
MAKAN
FAKTOR PENDORONG:
a. Sikap dan perilaku
tokoh masyarakat,
tokoh agama, dan Gambar 15. Kerangka Teori
petugas kesehatan
73
2.6. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang
berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan di
Kampung Bojong, RT 014/ RW 004, Desa Rancailat, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kerangka konsep ini terdiri dari
variabel independen dari kerangka teori yang dihubungkan dengan area
permasalahan.
JENIS KELAMIN
USIA
PENDIDIKAN
LINGKUNGAN
PERILAKU POLA
EKONOMI MAKAN GIZI
SEIMBANG DI
KAMPUNG BOJONG
PERANAN
PETUGAS
SIKAP
TRADISI
PENGETAHUAN
74
2.7. Definisi Operasional
Tabel 19. Definisi Operasional
Alat Skala
No Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur Pengukuran
1. Perilaku Kebiasaan responden Kuesioner Wawancara 1 = Perilaku Nominal
pola makan terhadap memilih menu buruk: < 4
gizi makanan yang bervariasi 2 = Prilaku baik:
seimbang dalam kehidupan sehari- ≥4
hari, menu makanan
mencakup karbohidrat,
protein, lemak, vitamin,
dan mineral. Termasuk
pola makan besar 3x
dalam sehari dan
makanan selingan 2x
sehari diantara makan
besar.
2. Pengetahua Pengetahuan responden Kuesioner Wawancara 1 = Pengatahuan Nominal
n tentang mengenai gizi seimbang buruk < 5
gizi adalah susunan pangan 2 = Pengetahuan
seimbang sehari-hari yang baik ≥ 5
mengandung
karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan
mineral dalam jumlah
yang cukup sesuai usia,
aktifitas fisik, dan cara
mengolah makanan
untuk mencegah
masalah gizi.
75
Alat Skala
No Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur Pengukuran
3. Jenis Jenis kelamin adalah Kuesioner Wawancara 1 = Laki-laki Nominal
Kelamin karakteristik yang terdiri 2 = Perempuan
dari laki-laki dan
perempuan.
4. Umur Lamanya waktu hidup Kuesioner Wawancara 1 = Remaja:15-18 Ordinal
responden yaitu tahun
terhitung sejak lahir 2 = Dewasa: 18-
sampai dengan saat 54 tahun
wawancara. 3 = Pra Lansia:
55-64 thaun
4 = Lansia: >65
tahun
5. Ekonomi Adalah kemampuan Kuesioner Wawancara 1= Penghasilan Ordinal
finansial keluarga yang rendah: < UMR
dinilai dari aspek 2 = Penghasilan
pendapatan yang dilihat sedang: = UMR
dari Upah Mininum 3 = Penghasilan
Regional Kota (Rp. tinggi: > UMR
3.000.000,00)
6. Pendidikan Adalah suatu kondisi Kuesioner Wawancara 1 = Pendidikan Ordinal
jenjang pendidikan rendah tidak
terakhir responden yang SD / sekolah
pernah ditamatkan yang 2 = Pendidikan
sudah disahkan menengah
departemen pendidikan. SMP
Pendidikan tinggi
SMA sampai
kuliah
76
Alat Skala
No Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur Pengukuran
7. Peranan Kegiatan petugas Kuesioner Wawancara 1 = Tidak Nominal
Petugas kesehatan menjalankan berperan
Kesehatan program kesehatan 2 = Berperan
lingkungan seperti
penyuluhan kesehatan
mengenai pola makan
dengan gizi seimbang
pada daerah binaan oleh
petugas kesehatan atau
kader.
77
BAB III
METODE
78
pengumpulan data dengan kuesioner. Kriteria eksklusi mencakup usia <17
tahun atau diatas 65 tahun, tidak sehat mental dan cacat fisik, dan responden
yang tidak bersedia menjadi informan atau terlalu sulit ditemui dikarenakan
waktu kerjanya yang padat.
79
3.4. Jenis dan Data Sumber Data
81
3.5.2. Skala Ordinal
Data berskala ordinal adalah data yang diperoleh dengan cara
kategorisasi atau klasifikasi, tetapi diantara data tersebut terdapat
hubungan. Contoh:Kepuasan pelanggan, diklasifikasikan sebagai:
A. Sangat puas, diberi tanda 1,
B. Puas, diberi tanda 2,
C. Cukup puas, diberi tanda 3,
D. Tidak puas diberi tanda 4,
E. Sangat tidak puas diberi tanda 5
82
Ciri Skala Interval:
Tidak ada kategorisasi atau pemberian kode seperti terjadi pada data
nominal dan ordinal. Bisa dilakukan operasi matematika. (panas 40
derajat adalah dua kali panas dibanding 20 derajat)
A. Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer
yang dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara
0° Celcius sampai 1° Celcius memiliki jarak yang sama dengan 1°
Celcius sampai 2° Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi
matematik ( +, – ), misalnya 15° Celcius + 15° Celcius = 30°
Celcius. Namun demikian tidak dapat dinyatakan bahwa benda
yang bersuhu 15° Celcius memiliki ukuran panas separuhnya dari
benda yang bersuhu 30° Celcius. Demikian juga, tidak dapat
dikatakan bahwa benda dengan suhu 0° Celcius tidak memiliki
suhu sama sekali. Angka 0° Celcius memiliki sifat relatif (tidak
mutlak). Artinya, jika diukur dengan menggunakan Termometer
Fahrenheit diperoleh 0° Celcius = 320 Fahrenheit.
B. Kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ
100 sampai 110 memiliki jarak yang sama dengan 110 sampai
120. Namun demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki
IQ 150 tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ
100.
C. Didasari oleh asumsi yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya
IPK mahasiswa dan hasil ujian siswa) dapat dikatakan sebagai data
interval.
D. Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh
melalui kuesioner (misalnya skala sikap atau intensitas perilaku)
sering dinyatakan sebagai data interval setelah alternatif
jawabannya diberi skor yang ekuivalen (setara) dengan skala
interval, misalnya:
1. Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”
2. Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
83
3. Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
4. Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
5. Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
6. Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan
memiliki sifat-sifat yang sama dengan data interval.
Tanggal Kegiatan
Kamis, 8 Agustus a. Perkenalan dan sambung rasa dengan keluarga binaan.
2019
Jumat, 9 Agustus a. Observasi rumah keluarga binaan.
2019 b. Pengumpulan data dasar masing-masing keluarga binaan.
c. Pengumpulan data dari Puskesmas Tegal Angus yang
berhubungan dengan beberapa masalah yang ditemukan
pada keluarga binaan.
d. Diskusi kelompok menentukan area permasalahan dengan
menjabarkan permasalahan pada keluarga binaan masing-
masing.
e. Diskusi dengan dr. Erlina Wijayanti
Sabtu, 10 Agustus Diskusi kelompok menentukan area permasalahan:
2019 “Prilaku Pola Makan dengan Gizi Seimbang pada
Keluarga Binaan RT 014/ RW 004 Desa Ranca Ilat
Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang Provinsi
Banten”
85
Tanggal Kegiatan
Selasa, 13 Agustus a. Diskusi dengan dr. Ahmad Ruyani (Kepala Puskesmas
2019 Kresek)
b. Diskusi kelompok :
1. Mengumpulkan referensi yang berkaitan dengan area
masalah.
2. Membuat kerangka teori dan pertanyaan mengenai
seputar faktor-faktor yang berkaitan dengan area
masalah.
c. Menentukan teknik dan instrumen pengumpulan data,
disepakati melalui observasi dan kuesioner
d. Diskusi kelompok dan diskusi
1. Membuat kerangka konsep
2. Membuat definisi operasional
3. Membuat kuesioner
4. Diskusi Diagnosis dan Intervensi Komunitas dengan dr
Erlina Wijayanti
Rabu, 14 Agustus 1. Mengunjungi keluarga binaan untuk anamnesis mengenai
2019 keluhan yang sedang dialami
2. Memperbaiki kuesioner
Kamis, 15 Agustus 1. Mengunjungi keluarga binaan untuk pengisian kuesioner
2019 2. Mengolah data yang diperoleh
3. Menganalisis data dan menarik kesimpulan dari hasil
kuesioner
Jumat, 16 Agustus 1. Intervensi keluarga binaan
2019
86
3.8. Pengolahan Data dan Analisa Data
87
BAB IV
HASIL
Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk tabel yang diambil dari
data karakteristik responden yang terdiri dari 9 orang dalam empat keluarga
binaan di RT 014/RW 004, Desa Ranca Ilat, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten yakni: Keluarga Tn. Lukman, Tn. Mustadi, Tn.
Suhaeni dan Tn. Kaswani.
Total 9 100
Pendidikan Tidak Sekolah 1 11,1
Tidak Tamat SD 0 0
Tamat SD 5 55,6
Tidak Tamat SMP 0 0
Tamat SMP 1 11,1
Tidak Tamat SMA/SMK 0 0
Tamat SMA/SMA 2 22,2
Perguruan Tinggi 0 0
Total 9 100
88
Karakteristik Jumlah Presentase
Pekerjaan Tidak Bekerja 1 11,1
Buruh/Petani 5 55,6
Pedagang 1 11,1
IRT 2 22,2
PNS 0 0
Petugas Kesehatan 0 0
Total 9 100
Baik 0 0
Buruk 9 100
Total 9 100
89
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Sikap pada keluarga binaan
Baik 8 88,9
Buruk 1 11,1
Total 9 100
Baik 7 77,8
Buruk 2 22,2
Total 9 100
Remaja 0 0
Dewasa 8 88,9
Pra Lansia 0 0
Lansia 1 11,1
Total 9 100
90
Tabel 26. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada keluarga binaan
Laki-laki 5 55,6
Perempuan 4 44,4
Total 9 100
Rendah 6 66,7
Menengah 1 11,1
Tinggi 2 22,2
Total 9 100
Rendah 2 22,2
Total 9 100
91
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Peranan Petugas Kesehatan pada
Keluarga Binaan
Total 9 100
92
4.3. Rencana Intervensi Pemecahan Masalah
93
Usia Lingkungan Peran Nakes Pendidikan
94
Tabel 32. Tabel Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi pada
Keluarga Binaan RT 014/004, Desa Ranca Ilat, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, Agustus 2019
95
No Akar Penyebab Alternatif Pemecahan Rencana Intervensi
Masalah Masalah
5 Kurangnya keterampilan Menyediakan fasilitas Mengadakan komunitas
kerja dan pekerjaan yang pemberdayaan pelatihan keterampilan
tidak tetap masyarakat untuk kerja
pelatihan kerja maupun
keterampilan usaha
6 Kurangnya kepedulian Meningkatkan kesadaran Memberikan informasi
terhadap asupan gizi masyarakat akan pentingnya dengan penyuluhan
asupan gizi seimbang dalam tentang pola makan gizi
makanan sehari-hari seimbang
96
penyuluhan dalam bentuk poster serta membuka sesi tanya jawab sebelum
dan setelah penyuluhan.
97
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
5.1.1. Area Masalah
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan
ke keluarga binaan yang bertempat tinggal di Kampung Bojong, RT
014/ RW 004, Desa Ranca Ilat, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten, maka dilakukanlah diskusi kelompok dan
merumuskan serta menetapkan area masalah yaitu “Prilaku Pola
Makan dengan Gizi Seimbang pada Keluarga Binaan RT 014/ RW
004 Desa Ranca Ilat Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten”.
98
D. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
formal.
E. Menyediakan fasilitas pemberdayaan masyarakat untuk pelatihan
kerja maupun keterampilan usaha.
F. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asupan gizi
seimbang dalam makanan sehari-hari.
5.1.4. Intervensi yang Dilakukan
Memberikan referensi kepada keluarga binaan mengenai
pentingnya mengetahui pola makan gizi seimbang :
A. Memberikan bimbingan materi tentang pengetahuan Pola Makan
Gizi Seimbang dan Memberikan edukasi kepada keluarga binaan
tentang macam-macam makanan bergizi dan sehat yang dapat
diperoleh dengan harga terjangkau.
B. Membuat poster yang menarik mengenai Pola Makan Gizi
Seimbang.
C. Memberikan leaflet kepada keluarga binaan.
D. Sosialisasi mengenai dampak yang akan terjadi jika tidak
menerapkan Pola Makan Gizi Seimbang.
E. Memberikan contoh bahan makanan dengan gizi seimbang yang
terjangkau (sembako).
5.2. Saran
99
DAFTAR PUSTAKA
Al Quran tajwid dan Terjemahannya. 2006. Departemen Agama
Republik Indonesia. Jakarta : Maghfirah Pustaka.
100
LAMPIRAN 1
Kuesioner Presurvey
I. UMUM
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Nama keluarga :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku :
Penghasilan :
101
4. Makanan yang banyak mengandung vitamin dan mineral adalah
a. Sayur dan buah-buahan
b. Mie goreng, bakso, tahu goreng
c. Daging, ikan, tempe, tahu
102
10. Frekuensi makan yang baik adalah
a. 1x
b. 2x
c. 3x
103
IV. Perilaku Mengenai Pola Makan Gizi Seimbang
Beri tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda anggap benar
104
LAMPIRAN 2
KUESIONER
Upaya Perubahan Prilaku Pola Makan dengan Gizi Seimbang pada
Keluarga Binaan Rt 014/ Rw 004 Desa Ranca Ilat Kecamatan Kresek
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten
KARAKTERISTIK RESPONDEN
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Status dalam keluarga :
e. Alamat :
f. Pekerjaan :
Isilah sesuai pendapat anda :
1. Apakah anda mengetahui tentang makanan dengan gizi seimbang?
A. makanan dengan menu bervariasi
B. makanan yang mengenyangkan
C. makanan yang enak rasanya
D. makanan yang mengandung zat gizi sesuai kebutuhan tubuh
2. Makanan dengan gizi seimbang adalah :
A. Makanan yang mengandung sumber energi, protein, vitamin dan mineral
B. Makanan yang rasanya enak dan gurih
C. Makanan yang bersih dan menarik
D. Makanan yang murah dan terjangkau
3. Menurut anda berapa kali dalam sehari sebaiknya anda makan?
A. < 3x sehari
B. 3x sehari
C. > 3x sehari
D. makan ketika lapar
4. Menurut anda apa yang akan terjadi jika anda mengonsumsi makanan dengan
gizi seimbang?
A. kenyang
105
B. tubuh sehat dan terhindar dari kekurangan atau kelebihan gizi
C. tubuh akan mendapatkan energi lebih banyak
D. badan menjadi tidak mudah lapar dan lelah
5. Penyakit apakah yang ditimbulkan bila tidak mengonsumsi makanan dengan
gizi seimbang?
A. gizi buruk, obesitas
B. diabetes melitus
C. batuk, pilek, asma
D. diare, muntaber
6. Yang manakah diantara makanan-makanan berikut yang mengandung
karbohidrat?
A. Nasi, kentang, roti, ubi jalar, ubi kayu
B. Buah-buahan, sayuran hijau
C. Mentega, minyak goreng
D. Ayam, daging, ikan, tahu, tempe, telur
7. Yang manakah diantara makanan-makanan berikut yang mengandung protein?
A. Nasi, kentang, roti, ubi jalar, ubi kayu
B. Buah-buahan, sayuran hijau
C. Mentega, minyak goreng
D. Ayam, daging, ikan, tahu, tempe, telur
8. Yang manakah diantara makanan-makanan berikut yang mengandung lemak?
A. Nasi, kentang, roti, ubi jalar, ubi kayu
B. Buah-buahan, sayuran hijau
C. Mentega, minyak goreng
D. Ayam, daging, ikan, tahu, tempe, telur
9. Yang manakah di antara makanan-makanan berikut yang mengandung vitamin
dan mineral?
A. Nasi, kentang, roti, ubi jalar, ubi kayu
B. Buah-buahan, sayuran hijau
C. Mentega, minyak goreng
D. Ayam, daging, ikan, tahu, tempe, telur
106
10. Berapa banyak air putih yang harus diminum dalam sehari ?
A. 5 gelas
B. 6 gelas
C. 7 gelas
D. 8 gelas
NO PERTANYAAN YA TIDAK
107
19. Jika jawaban pada No. 17 adalah YA, kudapan apa yang biasanya Anda konsumsi?
Jawaban:
21. Apa tingkat pendidikan terakhir yang telah anda tamatkan / selesaikan?
A. SD
B. SMP
C. SMA
D. Tidak bersekolah/tidak lulus SD
22. Apakah pekerjaan anda saat ini ?
A. Pegawai negeri
B. Buruh
C. Wirausaha
D. Tidak bekerja
23. Berapa penghasilan bapak/ibu (keluarga) perbulan ?
A. < Rp 500.000,00
B. Rp 500.000,00 – Rp 1.500.000,00
C. Rp 1.500.000,00 – Rp 3.000.000,00
D. > Rp 3.000.000,00
24. Seberapa besar biaya yang keluarga anda keluarkan untuk makan sehari - hari?
A. < Rp 30.000,00 2
B. Rp 30.000,00 – Rp 50.000,00 1
C. > Rp 50.000,00 0
D. Tidak mengeluarkan biaya 3bai
25. Untuk mendapatkan bahan makanan, Anda memperolehnya dari?
A. Warung terdekat
B. Penjual sayur mayur keliling
C. Pasar
108
D. Lainnya
109
35. Jajan sembarangan baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak.
36. Makanan seperti permen dan es krim dapat
diberikan pada anak jika keluarga terdekat
memberikannya.
37. Untuk menjaga daya tahan tubuh diperlukan
pemberian suplemen atau vitamin agar tetap
sehat.
110
Skoring Kuesioner
111
Tidak = diberi poin 0
No 19. Jika responden menjawab Jika kudapan berupa buah = diberi
nilai 1
Jika kudapan tidak sehat = diberi nilai
0
No 20. Jika responden menjawab Ya = diberi poin 1
Tidak = diberi poin 0
3. Variabel Aspek Tingkat Pendidikan
No 21. Jika responden menjawab A = diberi poin 1
B = diberi poin 2
C = diberi poin 3
D = diberi poin 0
Tidak = diberi poin 0
4. Variabel Aspek Tingkat Ekonomi
No 22. Jika responden menjawab A = diberi nilai 3
B, C = diberi nilai 2
D = diberi nilai 1
No 23. Jika responden menjawab A = diberi poin 0
B = diberi poin 1
C = diberi poin 2
D = diberi poin 3
No 24. Jika responden menjawab A = diberi poin 2
B = diberi poin 1
C = diberi poin 0
D = diberi poin 3
5. Variabel Aspek Lingkungan
No 25. Jika responden menjawab A = diberi poin 3
B = diberi poin 2
C = diberi poin 1
D = diberi poin 0
112
6. Variabel Aspek Peranan Petugas Kesehatan
No 26. Jika responden menjawab Ya = diberi poin 2
Tidak = diberi poin 1
No 27. Jika responden menjawab Ya = diberi poin 2
Tidak = diberi poin 1
No 28. Jika responden menjawab Ya = diberi poin 2
Tidak = diberi poin 1
No 29. Jika responden menjawab Ya = diberi poin 2
Tidak = diberi poin 1
No 30. Jika responden menjawab Ya = diberi poin 2
Tidak = diberi poin 1
7. Variabel Aspek Tradisi
No. 31. Jika respondek menjawab Ya = diberi poin 0
Tidak = diberi poin 1
8. Variabel Aspek Sikap
No 32. Jika responden menjawab Ya = diberi poin 2
Tidak = diberi poin 1
No 33. Jika responden menjawab Ya = diberi poin 2
Tidak = diberi poin 1
No 34. Jika responden menjawab Ya = diberi poin 2
Tidak = diberi poin 1
No 35. Jika responden menjawab Ya = diberi poin 2
Tidak = diberi poin 1
No 36. Jika responden menjawab Ya = diberi poin 2
Tidak = diberi poin 1
113
Penilaian Variabel
114
b) Jika <2 : Sumber bahan makanan sulit dijangkau oleh keluarga
Responden
115
LAMPIRAN 3
A. Keluarga Tn. Kaswani
116
117
B. Keluarga Tn. Suhaeni
118
119
C. Keluarga Tn. Lukman
120
121
D. Keluarga Tn. Mustadih
122
123
LAMPIRAN 4
A. Poster
124
B. Leaflet
125