Anda di halaman 1dari 113

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS SIKLUS PENDAPATAN PERUSAHAAN


TELEKOMUNIKASI DAN MULTIMEDIA PT XYZ, Tbk.

LAPORAN MAGANG

SHELVY RUFITA
1006696724

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2014

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS SIKLUS PENDAPATAN PERUSAHAAN


TELEKOMUNIKASI DAN MULTIMEDIA PT XYZ, Tbk.

LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

SHELVY RUFITA
1006696724

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2014

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


ii

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


iii

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


iv

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Magang ini. Penulisan Laporan
Magang ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Banyak
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang saya terima sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Magang ini. Atas dukungan dan bantuan yang telah
diberikan, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga saya, terutama orang tua saya yang sangat saya cintai, Ma’ruf dan
Arfinar Suwita, yang selalu memberikan cinta, doa, dan dukungan kepada
anaknya. Terima kasih untuk tidak pernah lelah mendidik anaknya hingga
sampai ini. Alhamdulillah, pencapaian Kakak sampai saat ini untuk Papa dan
Mama. Karena Papa dan Mama, Kakak bisa ada di posisi saat ini. Adik saya
tercinta, Shelly Rufita, yang selalu memberikan semangat dan mendengarkan
curhatan kakaknya ini. Semoga Dedek bisa cepat menyusul menjadi Sarjana
Ekonomi, yaa. Tidak lupa keluarga besar saya yang selalu mendukung dan
mendoakan saya. Terima kasih banyak. Alhamdulillah, Pipi sudah lulus.

2. Ibu Rini Yulius, S.E., M.Ak., yang sudah memberikan bimbingan kepada saya
dalam menyusun Laporan Magang ini. Terima kasih, Bu, sudah bersabar,
meluangkan waktu, dan menghabiskan pulsanya untuk memberikan
pengarahan dan masukan kepada saya. Para penguji, Bapak Markus Handowo
Dipo, S.E., M.Sc. dan Ibu Desi Adhariani, S.E., Ak., M.Si. yang sudah banyak
memberikan masukan dan bantuan kepada saya untuk membuat Laporan
Magang saya menjadi lebih baik lagi.

3. Bima Mandala Putra, sahabat, kakak, mentor, dan pembimbing kedua saya.
Terima kasih sudah banyak memberikan banyak bantuan, pengertian,
dukungan, masukan, dan nasihat kepada saya. Terima kasih telah menegur dan
mengingatkan saya dalam mengerjakan Laporan ini. Mohon maaf waktunya
suka terganggu untuk menemani saya yang mau berkonsultasi, cerita, atau
bahkan curhat. Alhamdulillah aku sudah menyusul menjadi Sarjana Ekonomi.
v

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


4. Tim audit PT XYZ, tim yang sangat menerima kami, peserta magang yang
banyak bertanya, yang tetap ceria walaupun deadline sudah di depan mata,
yang seru setiap saat. Mas Shenno, Kak Surya, dan Kak Daniel yang selalu
memberikan tawa di dalam tim. Kak Felly yang menjadi “Mama” bagi peserta
magang dan sangat baik dalam pengarahan. Mega dan Azizah yang menjadi
teman seperjuangan yang saling mendukung kesuksesan satu sama lain, teman
yang sudah seperti saudara sendiri, dan selalu mengisi hari-hari di kantor
dengan kelucuan dan kegilaan, kurang-kurangin laah…

5. Divisi Tosca RSM AAJ yang sangat welcome kepada saya dan banyak
menceritakan pengalaman kerjanya. Kak Vito, sahabat Bima, yang juga selalu
mendukung saya. Pak Didik, Bang Jul, Ko Tjuntjun, Kak Frans, Kak Ricky,
Kak Dinda, Kak Agnes, Kak Dimas, Kak Wisya, Kak Sita, Kak Yenny, dan
anggota divisi Tosca yang lain karena sudah baik dan banyak memberikan
semangat kepada saya.

6. WhatsApp Group “Crazy Intern AAJ”, Puspa, Meutia, Halida, Eva, Fiona,
Dian, dan Runi yang terlambat bergabung. Terima kasih dengan segala
kebaikan dan kegilaan kalian, mulai dari membagi info penting sampai
menggosip tentang senior-senior di tempat magang. Tidak lupa juga teman-
teman di group “Intern AAJ”, Adit, Audi, Uti, Afina, dan Dinda.. terima kasih
untuk segala keceriaan, dukungan, info-info yang selalu dibagikan. Thank you
so much, Guys, dan Alhamdulillah kita wisuda bersama, yaa.

7. Teman-teman seperjuangan dari OPK FE UI 2010, kelompok Vickrey, Ayu


dan Ebnu yang sudah lulus terlebih dahulu, Abang-abang saya, Imam, Yoga,
dan Affan, Benga Ody dan Pingkan, Dwi Uli, dan Dhita. Mama Puspa tercinta
yang sering ditinggal sama Papa Haryo, orang tua kami selama menjalani
OPK dan banyak memberikan ilmu dan nilai yang berharga. Terima kasih
banyak, Kak. Walaupun sudah jarang bertemu dengan kalian lagi, you are still
my first family at FE UI.

8. KASTRAT BEM FE UI 2012, Imam, si Papi yang sangat menerima dan


membimbing saya untuk dapat mendampinginya dengan baik. Staf Kastrat

vi

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


yang sudah saya anggap seperti keluarga sendiri, Izi, Tungga, Dita, Wann,
Baim, dan Yudis yang memiliki warnanya masing-masing dan semakin
memperindah Kastrat. Terima kasih sudah memberikan pengalaman dan ilmu
berharga kepada saya. I love you, all… Terima kasih sudah menerima Emak
yang seperti ini, yaa.

9. Keluarga besar BEM FE UI 2012, PI yang seru dan patut jadi panutan, Kak
Thowy, Kak Dennis, Kak Eja, Kak Inah, Kak Mpit, Kak Nisa, Teh Site, Kak
Cala, Kak Sasha, Kak Aldi, dan Kak Muti. Terima kasih Kakak-kakak sudah
mau menerima anak seperti saya. Bidang Sosial Politik, Teteh Site, Abi Eldi
dan Umi Anti, Lia alay dan Ulilalita, keponakan-keponakan saya di Adkesma
dan Pengmas, terima kasih atas kekeluargaan, kekompakkan, dan kegilaan
kalian ketika kita bersama-sama selama satu tahun. Semoga kebersamaan kita
selalu terjalin, yaa. Together on the Move!!!

10. Teman-teman dan kakak-kakak di Soscom FE UI, OPK FE UI 2011 dan 2012,
Sosact FE UI 2012, Desbin FE UI, dan kepanitiaan lain yang sudah menerima
saya untuk bergabung dan berkontribusi. Terima kasih atas pelajaran berharga
yang telah diberikan dan sudah menjadi keluarga saya selama empat tahun
saya di FE UI.

11. Orang tua dari Azizah, yang sudah mau direpotkan untuk mencari berkas
untuk membantu menyelesaikan laporan magang saya. Terima kasih banyak,
Om dan Tante. Mohon maaf saya sudah banyak merepotkan.

12. Karyawan Biro Pendidikan dan Departemen Akuntansi FE UI yang selalu baik
dan ramah kepada saya. Terima kasih Bapak dan Ibu sudah membantu saya.

13. The last but not the least, my beloved best friends forever, Hani “noey”, Tia
“tay-tay”, Fitri “piti”, Mulia “muke”, dan Riri “my twinmate” yang sudah
banyak berbagi cerita, cinta, tawa, dan dukungannya satu sama lain. Suatu saat
kita harus berkumpul lengkap lagi, yaa. Another POB member, Iedo dan Echa,
yang bertemu kembali di FE UI. Terima kasih atas segala dukungan, doa,
semangat, dan keceriaan yang saling diberikan satu sama lain. Akhirnya kita
bisa wisuda bersama, yaa. Ivan, temen seperjuangan saya sejak SMA,

vii

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


walaupun kita berbeda sekolah. Saya tidak pernah menyangka dapat memiliki
sahabat laki-laki yang bisa saling mendukung satu sama lain, bercerita mulai
dari masalah kuliah sampai pacar. Ivan pasti bisa lulus tahun ini! Ditunggu
kabar wisudanya, yaa, Van!

14. Dan seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih
banyak atas bantuan, pinjaman buku selama kuliah, dan hal-hal lain sehingga
bisa membawa saya sampai saat ini.

Untuk semua pihak-pihak yang telah saya sebutkan, semoga Tuhan membalas
segala kebaikan yang telah mereka berikan. Saya juga memohon maaf atas segala
kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ada dalam Laporan Magang ini. Akan
tetapi, saya berharap Laporan Magang ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
orang lain.

Jakarta, 4 Juli 2014

Penulis

viii

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


ix

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


ABSTRAK

Nama : Shelvy Rufita


Program Studi : S1 Akuntansi
Judul : Analisis Siklus Pendapatan Perusahaan Telekomunikasi dan
Multimedia PT XYZ, Tbk.

Laporan Magang ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai siklus pendapatan


pada salah satu perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dan multimedia di
Indonesia. Pembahasan diawali dengan penjelasan mengenai siklus pendapatan,
dilanjutkan dengan mengevaluasi penerapan siklus pendapatan dan prosedur
pengendalian internal yang telah dilakukan untuk mengantisipasi risiko yang
dapat terjadi. Siklus pendapatan Perusahaan dimulai dari penerimaan permintaan
pemasangan decoder sampai menerima pembayaran dari pelanggan. Penerapan
siklus pendapatan Perusahaan memiliki beberapa perbedaan dengan teori yang
menjadi referensi pembahasan karena teori tersebut lebih umum digunakan untuk
perusahaan manufaktur atau retail. Pengendalian internal yang dilakukan
perusahaan sudah cukup baik, ditandai dengan tercapainya tujuan dalam
pengendalian internal.

Kata kunci:
Siklus pendapatan, penjualan jasa, prosedur pengendalian internal, perusahaan
telekomunikasi dan multimedia

x
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


ABSTRACT

Name : Shelvy Rufita


Study Program : S1 Accounting
Title : Analysis of Revenue Cycle on Telecommunication and
Multimedia Company PT XYZ, Tbk.

This internship report describes the revenue cycle of a telecommunication and


multimedia service provider in Indonesia. The discussion starts with explanation
about revenue cycle, continued with evaluation of the cycle and internal control
procedures to anticipate risk. The revenue cycle starts from taking customers
request for decoder installation to payment collection from customers after one
month of the service. The revenue cycle on this company has several differences
with the theories because the theories generally are used for manufacture or retail
companies. The company has sufficient internal controls, as the goals of internal
control have been achieved.

Key words:
Revenue cycle, service selling, internal control procedure, telecommunication and
multimedia company

xi
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG ................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................. ix
ABSTRAK .............................................................................................................. x
ABSTRACT ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang ............................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan Laporan Magang .............................................................. 2
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang ..................................................... 3
1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang ..................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ................................................ 5
1.6 Metode Penulisan Laporan Magang ............................................................. 6
1.7 Sistematika Penulisan Laporan Magang....................................................... 7

BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................ 9


2.1 Sistem Informasi Akuntasi dan Perannya dalam Proses Bisnis ................... 9
2.2 Siklus Pendapatan ....................................................................................... 11
2.2.1 Pencatatan Pesanan Penjualan (Sales Order Entry) ......................... 11
2.2.2 Pengiriman (Shipping) ..................................................................... 16
2.2.3 Penagihan (Billing)........................................................................... 17
2.2.4 Penerimaan Kas (Cash Collections)................................................. 18
2.3 Tujuan, Kendala, dan Prosedur Pengendalian dalam Siklus
Pendapatan .................................................................................................. 18
2.3.1 Isu Pengendalian secara Umum ....................................................... 19
2.3.2 Kendala dalam Aktivitas Pencatatan Pesanan Penjualan ................. 19
2.3.3 Kendala dalam Aktivitas Pengiriman............................................... 21
xii
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


2.3.4 Kendala dalam Aktivitas Penagihan ................................................ 21
2.3.5 Kendala dalam Aktivitas Penerimaan Kas ....................................... 22
2.4 Akun-akun Utama dalam Siklus Pendapatan ............................................. 23
2.4.1 Pendapatan ....................................................................................... 23
2.4.2 Kas ................................................................................................... 25
2.4.3 Piutang Usaha .................................................................................. 26

BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN ....................................................................... 28


3.1 RSM AAJ (KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto) ....................... 28
3.1.1 Sejarah RSM AAJ ............................................................................ 28
3.1.2 Jasa yang Disediakan RSM AAJ...................................................... 28
3.1.3 Struktur Organisasi RSM AAJ ......................................................... 31
3.2 PT XYZ, Tbk. ............................................................................................. 33
3.2.1 Sejarah PT XYZ, Tbk. ..................................................................... 33
3.2.2 Struktur Organisasi PT XYZ, Tbk. .................................................. 36
3.2.3 Struktur Kepemilikan Saham PT ABC, Tbk. Atas Anak
Perusahaan........................................................................................ 37

BAB 4 PEMBAHASAN ...................................................................................... 40


4.1 Siklus Pendapatan PT XYZ, Tbk. .............................................................. 40
4.2 Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan PT XYZ, Tbk. .................................... 43
4.2.1 Proses Penerimaan Permintaan Pemasangan Decoder dari
Pelanggan ......................................................................................... 44
4.2.2 Proses Pemenuhan Permintaan Pemasangan Decoder..................... 45
4.2.3 Proses Pembaruan Database Pelanggan .......................................... 48
4.2.4 Proses Penerimaan Uang Biaya Pemasangan .................................. 50
4.2.5 Proses Penagihan atas Penggunaan Layanan ................................... 52
4.2.6 Proses Penerimaan Pembayaran Tagihan......................................... 55
4.3 Evaluasi Penerapan Siklus Pendapatan PT XYZ, Tbk. .............................. 63
4.3.1 Pencatatan Pesanan Pelanggan (Sales Order Entry) ........................ 64
4.3.2 Pengiriman (Shipping) ..................................................................... 68
4.3.3 Penagihan (Billing)........................................................................... 70
4.3.4 Penerimaan Kas (Cash Collection) .................................................. 71
4.4 Pengendalian terhadap Kendala dan Risiko yang Dapat Terjadi
dalam Siklus Pendapatan PT XYZ ............................................................. 72

xiii
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


BAB 5 PENUTUP................................................................................................ 80
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 80
5.2 Saran ........................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86

xiv
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Klasifikasi Transaksi dalam Pasar (Exchange in the


Marketplace)................................................................................... 14
Gambar 2.2 Jurnal Pencatatan saat Penagihan dan Pembayaran ........................ 17
Gambar 3.1 Lini Bisnis dari RSM AAJ.............................................................. 30
Gambar 3.2 Garis Besar Struktur Organisasi RSM AAJ ................................... 31
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT XYZ, Tbk. ................................................. 36
Gambar 3.4 Struktur Kepemilikan PT ABC, Tbk. Atas Anak Perusahaan ........ 37
Gambar 4.1 Context Diagram Siklus Pendapatan PT XYZ, Tbk....................... 40
Gambar 4.2 Level Zero Data Flow Diagram Siklus Pendapatan PT XYZ,
Tbk. ................................................................................................. 42
Gambar 4.3 Level One Data Flow Diagram Proses Pemenuhan
Permintaan ...................................................................................... 46
Gambar 4.4 Level One Data Flow Diagram Proses Pembaruan Database
Pelanggan........................................................................................ 49
Gambar 4.5 Level One Data Flow Diagram Proses Penerimaan Uang
Biaya Pemasangan .......................................................................... 50
Gambar 4.6 Jurnal Pencatatan Penerimaan Uang Biaya Pemasangan ............... 51
Gambar 4.7 Jurnal Pencatatan Penyetoran Biaya Pemasangan .......................... 51
Gambar 4.8 Level One Data Flow Diagram Proses Penagihan ......................... 53
Gambar 4.9 Jurnal Pencatatan Penagihan .......................................................... 54
Gambar 4.10 Level One Data Flow Diagram Proses Penerimaan
Pembayaran .................................................................................... 56
Gambar 4.11 Jurnal Pencatatan Pembayaran Piutang dari Pelanggan ................. 56
Gambar 4.12 Diagram Alur Siklus Pendapatan dari Proses Penerimaan
Pemasangan Decoder ..................................................................... 60
Gambar 4.13 Diagram Alur Siklus Pendapatan dari Proses Penagihan atas
Penggunaan Layanan ...................................................................... 62

xv
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pendapatan PT XYZ, Tbk. Berdasarkan Sumber Pendapatan ......... 88


Lampiran 2: Pendapatan PT XYZ, Tbk. Berdasarkan Jenis Pelanggan ............... 89
Lampiran 3: Tahap Pengajuan Permintaan Pemasangan secara Online ............... 90
Lampiran 4: Contoh Berita Acara Pemasangan .................................................... 94
Lampiran 5: Contoh Surat Kuasa Bagi Pelanggan yang Menggunakan
Metode Pembayaran Auto Debit ...................................................... 95
Lampiran 6: Diagram Alur Pengembalian (Restore) Data ................................... 96

xvi
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang

Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat, serta dengan perkembangan


globalisasi yang membuat pertukaran informasi semakin mudah, menuntut pasar
tenaga kerja untuk dapat memberikan calon-calon pekerja yang berkompeten dan
berkualitas. Tenaga kerja tidak hanya dituntut memiliki pengetahuan akademis
yang memadai, namun juga pengalaman kerja yang diyakini dapat memberikan
nilai tambah bagi tenaga kerja itu sendiri. Dengan memiliki pengalaman kerja,
tenaga kerja tersebut diharapkan mampu mengetahui hubungan antara teori yang
telah dipelajari dengan praktik yang terjadi di lapangan sehingga mereka dapat
menjadi pendorong kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan yang
menggunakan tenaga dan pikiran mereka. Selain itu, tenaga kerja yang
berpengalaman diharapkan dapat menjadi aset perusahaan, bukan hanya menjadi
sumber daya penggerak perusahaan saja.

Untuk dapat membantu menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan


memiliki pengalaman kerja yang baik, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia (FE UI) menyediakan program magang bagi mahasiswa-
mahasiswa aktif. Program magang ini dapat dilakukan sebagai dasar penulisan
tugas akhir bagi mahasiswa yang sedang menjalani semester akhir (magang SKS)
atau juga dapat dilakukan untuk mengisi waktu, baik ketika liburan panjang
setelah semester genap telah selesai atau saat menyelesaikan penulisan skripsi
(magang non SKS). Bagi mahasiswa yang ingin menjadikan program magang
sebagai tugas akhir dalam mencapai gelar sarjana, ada beberapa prasyarat yang
harus dipenuhi mahasiswa tersebut. Prasyarat yang harus dipenuhi adalah
mahasiswa tersebut harus memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal
sebesar 2,75 dalam skala 4,00. Selain itu, mahasiswa tersebut diharuskan telah
lulus mata kuliah minimal 120 Satuan Kredit Semester (SKS).

Program magang ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk dapat


menemukan kaitan antara teori yang telah dipelajari saat bangku kuliah dengan
1
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


2

praktik kerja di lapangan. Selain itu, dengan adanya pengalaman magang yang
diterima, mahasiswa dapat mengetahui gambaran dunia kerja yang akan mereka
masuki ketika lulus kuliah nanti sehingga mereka dapat lebih mempersiapkan diri
dan mental mereka. Mahasiswa yang mengikuti program magang juga memiliki
kesempatan untuk mengembangkan soft skill mereka, baik kemampuan
berkomunikasi, menganalisis, dan lainnya karena mereka berinteraksi langsung
dengan rekan kerja, senior, supervisor, klien, dan pihak-pihak lainnya. Hal ini
tentunya dapat membantu mahasiswa tersebut untuk mencari pekerjaan karena
mereka memiliki nilai tambah tersendiri dari pengalaman mereka saat bekerja
selama menjalankan program magang.

Selain memberikan manfaat bagi mahasiswa yang menjalankan, program


magang juga memberikan manfaat bagi perusahaan tempat mahasiswa tersebut
melaksanakan magang. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kesempatan
untuk mencari calon-calon tenaga kerja yang dapat mereka rekrut selepas peserta
magang lulus kuliah. Perusahaan juga dapat memenuhi kebutuhan sumber daya
manusianya secara sementara ketika mereka memasuki masa peak season, yaitu
masa saat laporan keuangan perusahaan, terutama perusahaan terbuka, harus
diaudit secara independen. Laporan keuangan yang telah diaudit tersebut akan
dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang berkaitan, seperti para
pemegang saham selaku pemilik perusahaan atas penyertaan modalnya, Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), pemerintah, dan pihak-pihak yang berkaitan lainnya. Selain
itu, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia mereka dengan
biaya yang relatif lebih murah dibandingkan harus merekrut staf atau karyawan
sehingga tidak memberatkan keuangan perusahaan.

1.2 Tujuan Penulisan Laporan Magang

Penulisan laporan magang ini diwajibkan bagi mahasiswa yang


menjalankan program magang sebagai tugas akhir (magang SKS). Laporan
magang ini merupakan tugas akhir pengganti skripsi sebagai syarat kelulusan
untuk mendapatkan gelar sarjana. Melalui laporan magang ini, mahasiswa dapat
menuliskan pengalamannya selama menjalankan program magang. Selain

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


3

menuliskan dokumentasi kegiatan yang dilakukan selama magang, mahasiswa


juga dapat memberikan kontribusinya dalam dunia pendidikan melalui analisis,
ide, dan pengetahuannya mengenai keterkaitan antara teori yang berkaitan dengan
topik pembahasan di dalam laporan magang dengan aplikasi dan praktik
penerapannya di dalam dunia nyata.

Laporan magang ini memberikan gambaran mengenai keterkaitan teori


salah satu siklus proses bisnis (business process) dengan praktik yang terjadi di
salah satu perusahaan klien yang diaudit oleh penulis ketika melaksanakan
program magang, yaitu PT XYZ, Tbk., salah satu anak perusahaan dari PT ABC,
Tbk. Melalui laporan magang ini, penulis akan berfokus pada topik mengenai
siklus pendapatan (revenue cycle) yang terjadi pada PT XYZ, Tbk. dan prosedur
pengendalian internal untuk mengatisipasi risiko yang dapat terjadi. Mengingat
masih sedikitnya laporan magang yang membahas mengenai proses bisnis suatu
perusahaan melalui pendekatan siklus-siklus proses bisnis, penulis berharap
kaporan magang ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa dan sivitas akademik
lainnya dalam membuat penelitian atau penulisan topik yang serupa atau
berkaitan.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang

Program magang yang dijalani oleh penulis dilaksanakan selama kurang


lebih tiga bulan, terhitung mulai dari tanggal 2 Januari sampai 2 April 2014.
Penulis melaksanakan program magang di KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar &
Saptoto atau RSM AAJ yang merupakan representatif dari RSM Internasional di
Indonesia. Selama program magang berlangsung, penulis ditempatkan di Divisi
Tosca yang memberikan jasa audit assurance untuk perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam industri properti dan real estate, infrastuktur, utilities dan
transportasi.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


4

1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang

Penulis mendapat kesempatan untuk melaksanakan prosedur audit atas


laporan keuangan dari beberapa klien selama kurang lebih tiga bulan menjalani
program magang. Selama prosedur dilaksanakan, penulis didampingi oleh
Associate, Senior Auditor 1, dan Senior Auditor 3. Penulis banyak diarahkan oleh
Senior Auditor 1 dalam menjalankan teknis dari prosedur audit. Kegiatan yang
dilakukan oleh penulis bervariasi, seperti kegiatan administrasi dan dokumentasi
dari dokumen dan berkas klien yang menjadi bukti eksistensi suatu transaksi atau
kegiatan operasional klien, melaksanakan prosedur audit untuk beberapa akun
yang umumnya dinilai berisiko rendah, hingga melakukan sampling untuk
beberapa akun tertentu dan memeriksa kelengkapan dokumennya. Dokumen
terkait transaksi yang diperiksa berupa formulir pemesanan (purchase order) dari
konsumen atau oleh klien, berita acara pengiriman dan pemerimaan barang atau
jasa yang telah ditandatangani oleh konsumen atau klien, otorisasi dari pihak yang
berwenang untuk melakukan pembayaran jika transaksi tersebut adalah transaksi
pembelian yang dilakukan klien, dan bukti pembayaran atas tagihan, baik dari
pihak konsumen atau klien.

Penulis ditugaskan untuk mengaudit beberapa perusahaan, di antaranya


adalah PT ABC, Tbk. dan PT XYZ yang merupakan anak perusahaan dari PT
ABC, Tbk. Dalam melaksanakan audit terhadap dua perusahaan tersebut, penulis
bekerja sama dengan satu tim audit yang terdiri dari seorang Senior Auditor 3
yang tingkatannya setara dengan Supervisor, seorang Senior Auditor 1, seorang
Associate, dan dua orang peserta magang lainnya. Proses audit dilaksanakan di
kantor klien yang berlokasi di Karawaci, Tangerang. Kantor yang berlokasi di
Karawaci tersebut bukanlah kantor pusat klien. Kantor pusat klien sendiri
berlokasi di salah satu daerah perkantoran elit di Jakarta. Proses audit dilakukan di
Karawaci karena divisi akuntansi perusahaan klien berada di kantor yang
berlokasi di Karawaci. Selain itu, operasional perusahaan lebih banyak dilakukan
oleh kantor yang berlokasi di Karawaci.

Penulis bersama Senior Auditor 1 dan Senior Auditor 3 sudah berada di


kantor klien sejak pertengahan bulan Januari. Namun, proses audit baru efektif

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


5

dilakukan mulai dari akhir Januari. Keterlambatan dalam melaksanakan proses


audit ini dikarenakan data dari klien yang terlambat diberikan kepada tim audit.
Namun, sejak berada di kantor klien, penulis sudah diberikan arahan oleh Senior
Auditor 1 dalam melaksanakan prosedur audit beserta tujuan dilakukannya
prosedur tersebut. Penulis juga diberi arahan mengenai proses pembuatan kertas
kerja (working paper), cara mengisi lead schedule, dan detail-detail lain yang ada
di dalam working paper tersebut. Hasil pekerjaan penulis akan dilakukan proses
review oleh Senior Auditor 1 sehingga kesalahan dan kekurangan yang ada di
dalam working paper dapat segera direvisi dan dilengkapi. Hal ini dapat
membantu tim audit untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam memberikan
kesimpulan atas penyajian saldo akun yang sedang diaudit.

Selain melaksanakan prosedur audit pada PT ABC, Tbk., penulis juga


melaksanakan beberapa prosedur audit untuk anak perusahaan lain dari PT ABC,
Tbk. Dalam mengaudit anak perusahaan dari PT ABC, Tbk. tersebut, prosedur
audit tidak dilakukan secara penuh. Penulis hanya diminta untuk menyediakan
lead schedule di dalam working paper masing-masing perusahaan. Namun, untuk
akun tertentu seperti kas dan bank, penulis diminta untuk membuat lead schedule
beserta detail-detail lainnya seperti rekening koran dan konfirmasi dari pihak
ketiga. Penulis juga diminta membantu beberapa prosedur audit lain untuk
beberapa perusahaan lain, misalnya vouching atas sampel yang diambil,
melakukan footing dan cross footing pada saat proses pembuatan laporan
(reporting), serta memeriksa penggunaan kata (wording) dan apakah angka di
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan sudah sama (tie up) dengan angka yang
ada di Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position) dan Laporan
Laba Rugi Komprehensif (Statement of Comprehensive Income).

1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang

PT ABC, Tbk. merupakan salah satu perusahaan yang menjadi pemain


besar dalam menyediakan layanan telekomunikasi dan multimedia. Layanan
andalan yang ditawarkan oleh PT ABC, Tbk. adalah televisi berbayar (televisi
kabel), internet pita lebar berkecepatan tinggi, dan komunikasi data melalui

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


6

jaringan telekomunikasi digital. Layanan yang banyak digunakan oleh pelanggan


PT ABC Tbk. adalah layanan televisi berbayar dan internet yang mayoritas
merupakan pelanggan individu. Akan tetapi, operasional dalam penyediaan kedua
layanan tersebut dilakukan oleh salah satu anak perusahaan dari PT ABC, Tbk,
yaitu PT XYZ, Tbk. Industri bisnis PT XYZ, Tbk. yang unik dan tidak umum
membuat penulis tertarik untuk mengetahui proses dari siklus pendapatan PT
XYZ, Tbk. Karena PT XYZ, Tbk. merupakan perusahaan penyedia jasa,
penerapan siklus pendapatan PT XYZ, Tbk. dapat dipastikan memiliki perbedaan
dengan perusahaan manufaktur atau penyedia barang (retail).

Laporan magang ini akan membahas mengenai sistem informasi akuntansi


dari siklus pendapatan (revenue cycle) PT XYZ, Tbk. Siklus pendapatan ini
berhubungan dengan proses penjualan, pengiriman, penagihan, dan pengumpulan
kas dari pelanggan. Pembahasan di dalam laporan magang ini akan mengaitkan
antara teori yang relevan dengan praktik yang terjadi dalam siklus pendapatan PT
XYZ, Tbk. Secara spesifik, rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan
magang ini meliputi:

a. Penerapan dan evaluasi siklus pendapatan pada PT XYZ, Tbk. dengan alur
mulai dari pemesanan oleh pelanggan, pemberian jasa kepada pelanggan,
pencatatan piutang, penagihan, dan penerimaan kas dari pelanggan
perseorangan, dan

b. Risiko yang dapat terjadi dalam siklus pendapatan PT XYZ, Tbk. dan
prosedur pengendalian internal untuk mengatasi risiko tersebut.

1.6 Metode Penulisan Laporan Magang

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan magang ini


adalah studi kepustakaan. Penulis menggunakan metode studi kepustakaan untuk
mengaitkan topik penulisan yang diangkat dalam laporan magang ini dengan teori
yang berkaitan dan relevan. Teori-teori tersebut diambil penulis dari buku-buku
kuliah dan sumber referensi lain yang dapat dipercaya keandalannya.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


7

Metode penulisan yang juga digunakan adalah studi kasus dari observasi
pada perusahaan dan dokumen klien. Penulis melakukan observasi terkait siklus
penerimaan yang terjadi di perusahaan klien. Sumber informasi dan data yang
digunakan penulis berasal dari data pemahaman bisnis klien (understanding
client’s business) yang merupakan langkah awal dalam menjalankan prosedur
audit. Selain itu, penulis juga mengunakan sumber-sumber lain yang relevan dari
prosedur audit yang dilakukan untuk menunjang penulisan laporan magang ini.
Dalam penggunaan data audit dan internal perusahaan klien, penulis diharuskan
untuk menjaga kerahasiaan data tersebut.

1.7 Sistematika Penulisan Laporan Magang

Laporan magang ini disusun dalam lima bab yang disertai dengan
lampiran yang disajikan sebagai informasi pelengkap bagi pembaca. Sistematika
laporan magang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Bab 1 – Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang dari program magang yang diadakan oleh
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI),
tujuan penulisan magang, dan waktu dan tempat pelaksanaan program
magang. Bab ini juga memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang
dilakukan selama magang. Selain itu, ada penjelasan pula mengenai ruang
lingkup dan metode penulisan laporan magang. Pada akhirnya, bab ini ditutup
dengan sistematika penulisan laporan magang ini.

b. Bab 2 – Landasan Teori


Bab dua pada laporan magang ini berisi teori-teori yang terkait dengan topik
pembahasan laporan magang. Bab ini akan membahas mengenai salah satu
siklus dari proses bisnis yang umum ada di dalam suatu perusahaan. Teori
akan lebih difokuskan pada siklus pendapatan yang berkaitan dengan proses
penerimaan pemesanan dari pelanggan sampai dengan pengumpulan kas dari
pelanggan, dan pengendalian terkait data dalam siklus ini. Teori-teori ini akan
menjadi dasar bagi penulis dalam membahas topik yang berkaitan dengan
aplikasi siklus pendapatan yang terjadi di perusahaan klien. Teori-teori ini

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


8

dapat bersumber dari buku-buku kuliah dan sumber referensi referensi lain
yang relevan dengan topik yang dibahas.

c. Bab 3 – Profil Perusahaan


Pada bab ketiga ini akan dibahas mengenai informasi umum perusahaan
tempat magang, yaitu KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM
AAJ) dan perusahaan klien yang dijadikan sumber informasi dalam topik
magang ini, yaitu PT XYZ. Bab ini juga menjelaskan informasi mengenai
kegiatan operasional atau jasa yang diberikan, susunan organisasi, dan
informasi-informasi umum lain dari RSM AAJ dan PT XYZ.

d. Bab 4 – Pembahasan
Bab ini merupakan bab inti dari laporan magang ini. Bab empat akan
memberikan pembahasan dan analisis mengenai topik yang diangkat. Selain
itu, penulis akan memberikan penjelasan mengenai keterkaitan teori yang
dilampirkan di dalam Bab 2 dengan praktik yang terjadi di perusahaan klien
dan perusahaan tempat penulis melaksanakan program magang.

e. Bab 5 – Kesimpulan dan Saran


Bab lima merupakan bab terakhir untuk penulisan laporan magang. Bab ini
berisi kesimpulan dari pembahasan dan analisis yang sudah diberikan pada
bab empat sebelumnya. Bab ini akan ditutup dengan saran yang diajukan
penulis atas praktik yang dilakukan oleh perusahaan klien agar proses
penerimaan pendapatan menjadi lebih baik.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntasi dan Perannya dalam Proses Bisnis

Sistem adalah rangkaian komponen yang saling berkaitan yang


berinteraksi untuk mencapai tujuan (Romney dan Steinbart, 2009). Sistem
tersusun dari berbagai subsistem yang memiliki fungsi masing-masing dan
menopang sistem yang lebih besar. Jika suatu perusahaan ingin mengubah suatu
subsistem, maka harus mempertimbangkan kemungkinan konflik yang mungkin
terjadi di antara subsistem dan sistem secara keseluruhan. Hal ini dapat terjadi
karena sistem terdiri dari komponen yang saling berkaitan, seperti yang telah
disebutkan sebelumnya.

Sistem yang berfungsi dengan baik dapat membantu pengolahan data bagi
perusahaan. Data sendiri adalah fakta yang dikumpulkan, dicatat, disimpan, dan
diproses oleh sebuah sistem informasi (Romney dan Steinbart, 2009). Pengolahan
data yang relevan dapat menghasilkan informasi yang berguna bagi penggunanya.
Menurut Romney dan Steinbart (2009), informasi adalah data yang telah
terorganisir dan diproses dan menghasilkan makna bagi penggunanya. Tidak
semua informasi dapat berguna untuk pengambilan keputusan. Karakteristik
informasi yang berguna adalah sebagai berikut (Romney dan Steinbart, 2009):

a. Relevan, yaitu dapat mengurangi ketidakpastian dengan membantu pembuat


keputusan memprediksi apa yang akan terjadi atau memastikan apa yang telah
terjadi,
b. Andal, yaitu bebas dari eror atau kesalahan atau bias dan secara akurat
merepresentasikan kejadian atau aktivitas,
c. Lengkap, yaitu tidak mengabaikan aspek penting dari kejadian atau aktivitas,
d. Tepat waktu, yaitu dihasilkan pada waktu yang tepat bagi pembuat keputusan
untuk membuat keputusan,
e. Dapat dimengerti, yaitu disajikan dalam bentuk yang jelas dan berguna,
f. Dapat diverifikasi, yaitu jika orang yang berbeda bertindak secara independen
akan cenderung menghasilkan informasi yang sama, serta
9
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


10

g. Dapat diakses, yaitu tersedia bagi pengguna ketika dibutuhkan dan dalam
bentuk yang dapat digunakan.

Salah satu sistem yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam mencapai
tujuan perusahaan adalah sistem informasi akuntansi (accounting information
system/AIS). Sistem informasi akuntansi dapat memberikan informasi mengenai
kejadian atau aktivitas di dalam perusahaan sehingga dapat membantu manajemen
dalam pengambilan keputusan. Definisi sistem informasi akuntansi menurut
Romney dan Steinbart (2009) adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat,
menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi untuk pembuat
keputusan (decision maker). Sistem informasi akuntansi terdiri dari enam
komponen (Romney dan Steinbart, 2009), yaitu:

1. Pelaku yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai fungsi,


2. Prosedur dan instruksi manual atau otomatis yang terlibat dalam
pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data aktivitas organisasi,
3. Data mengenai organisasi dan proses bisnis,
4. Perangkat lunak (software) yang digunakan untuk memproses data organiasi,
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, perangkat pendukung,
dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan,
menyimpan, memproses, dan mengirim data dan informasi, dan
6. Pengukuran keamanan dan pengendalian (control) internal yang melindungi
data di dalam sistem informasi akuntansi.

Keenam komponen tersebut dapat membantu sistem informasi akuntansi


memenuhi tiga fungsi penting dari bisnis (Romney dan Steinbart, 2009), yaitu:

1. mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas, sumber daya, dan


karyawan organisasi,
2. data diubah menjadi informasi yang berguna untuk membuat keputusan
sehingga manajemen dapat merencanakan, mengeksekusi, mengontrol, dan
mengevaluasi aktivitas, sumber daya, dan karyawan, serta
3. menyediakan pengendalian yang memadai untuk melindungi aset organisasi,
termasuk data organisasi. Selain itu, sistem informasi akuntansi dapat

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


11

membantu memastikan bahwa aset dan data tersebut tersedia ketika


dibutuhkan dan data telah akurat dan andal.

2.2 Siklus Pendapatan

Salah satu praktik penerapan sistem informasi akuntansi di dalam sebuah


organisasi adalah siklus pendapatan (revenue cycle). Secara garis besar, siklus ini
dimulai dari proses penjualan sampai penerimaan kas dari pelanggan (customer).
Siklus ini dapat membantu manajemen dalam memberikan informasi mengenai
tingkat penjualan, batas kredit dari pelanggan, piutang usaha yang belum lunas,
membuat analisis kemungkinan piutang usaha yang tak tertagih (allowance for
doubtful account), hingga kas yang telah terkumpul dari hasil penjualan atau
piutang usaha yang sudah dibayar oleh pelanggan.

Romney dan Steinbart (2009) mendefinisikan siklus pendapatan sebagai


suatu rangkaian aktivitas bisnis dan informasi proses operasi yang berkaitan, yang
berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan serta
penerimaan kas dari penjualan yang telah dilakukan sebelumnya. Romney dan
Steinbart (2009) juga menjelaskan bahwa ada empat aktivitas bisnis dasar yang
dilakukan di dalam siklus pendapatan. Keempat aktivitas bisnis tersebut adalah
pencatatan pesanan penjualan (sales order entry), pengiriman (shipping),
penagihan (billing) dan penerimaan kas (cash collection).

2.2.1 Pencatatan Pesanan Penjualan (Sales Order Entry)

Pencatatan pesanan penjualan adalah aktivitas awal dalam siklus


pendapatan. Pesanan (order) yang diminta oleh pelanggan dicatat oleh
departemen yang bertanggung jawab untuk dilakukan proses selanjutnya.
Aktivitas pencatatan pesanan umumnya terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu
menerima pesanan pelanggan, menyetujui kredit atau hutang pelanggan, dan
memeriksa persediaan. Namun, ada satu tahapan yang tidak dapat terpisahkan
terkait aktivitas pencatatan pesanan ini dan dapat dilakukan oleh departemen atau
pihak yang berkepentingan, yaitu menanggapi pertanyaan pelanggan. Berikut ini

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


12

adalah penjelasan setiap tahapan yang ada dalam aktivitas bisnis ini (Romney dan
Steinbart, 2009).

a. Menerima pesanan pelanggan (taking customer orders), yaitu tahapan untuk


mencatat dokumen pesanan penjualan dari pelanggan di dalam suatu formulir
yang umumnya berbentuk elektronik. Formulir pemesanan (sales order) ini
berisi informasi mengenai jenis, jumlah, dan harga barang atau jasa yang
dipesan oleh pelanggan, serta ketentuan penjualan yang lain. Pemesanan dari
pelanggan ini dapat dilakukan melalui pemesanan langsung dari toko, lewat
surat elektronik (email), telepon, website, atau agen penjualan.

b. Menyetujui kredit atau hutang (credit approval), yaitu dilakukannya


pemeriksaan batas kredit atau hutang (credit limit) dari pelanggan yang
melakukan pemesanan. Hal ini dilakukan karena pada umumnya pemesanan
dilakukan dalam jumlah besar dan penjualan dilakukan secara kredit (muncul
akun piutang usaha dari sisi perusahaan). Pemeriksaan batas kredit ini
dilakukan untuk memastikan bahwa pelanggan dapat membayar hutangnya.
Jika pelanggan tidak melewati batas kredit, maka kredit penjualan atas
pemesanan yang dilakukan tersebut dapat disetujui.

c. Memeriksa persediaan (checking inventory availability), yaitu persediaan


barang atau jasa yang dipesan oleh pelanggan diperiksa ketersediaannya.
Melalui tahap ini, perusahaan dapat mengetahui apakah persediaan yang ada
dapat memenuhi pesanan dari pelanggan. Jumlah persediaan yang ada dapat
memberikan informasi kepada perusahaan mengenai waktu yang
memungkinkan untuk mengirim pesanan. Jika jumlah persediaan mencukupi,
pengiriman dapat dilakukan secepat mungkin. Namun, jika jumlah persediaan
tidak memenuhi pesanan, perusahaan sebaiknya memberitahukan kepada
pelanggan.

d. Menanggapi pertanyaan pelanggan (responding to customer inquiries), yaitu


hal penting yang tidak terpisahkan dari aktivitas ini. Tahapan ini merupakan
bagian dari manajemen hubungan dengan pelanggan (customer relationship
management/CRM) yang membuat perusahaan harus selalu memperhatikan

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


13

kepuasan pelanggan. Pelayanan pelanggan (customer service) merupakan


upaya yang penting dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup bisnis
perusahaan.

Dalam aktivitas pencatatan pesanan pelanggan, Godfrey dan Steinbart


(2009) tidak menjelaskan adanya tahapan pemilihan atau penyeleksian pelanggan
(customer selection). Menurut Gordon A. Wyner (2000), pemilihan pelanggan
dapat membantu perusahaan dalam menentukan pelanggan yang mana saja yang
dapat memberikan nilai (value) bagi perusahaan sehingga dapat membuat
perusahan menarik pelanggan yang berharga. Lebih lanjut, Wyner menyatakan
bahwa perusahaan pada saat ini cenderung memilih pelanggan yang menanggapi
stimulus pemasaran (marketing stimuli) yang membuat mereka tertarik untuk
membeli barang atau jasa yang ditawarkan perusahan. Perusahaan tidak
memperhatikan kembali apakah pelanggan tersebut berharga dan berpotensi untuk
menghasilkan keuntungan, atau bahkan dapat mengantarkan pada kehilangan
kesempatan untuk meningkatkan keuntungan. Pada dasarnya, proses pemilihan
pelanggan harus disesuaikan dengan bisnis dan sumber daya perusahaan sehingga
kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi.

Wyner (2000) menyatakan bahwa ada tiga tingkatan pembedaan


pelanggan dalam memilih pelanggan, yaitu tidak dibedakan (undifferentiated),
tersegmentasi (segmented), dan terindividualisasi (individualized-targeted).
Tingkatan pertama adalah tidak ada pembedaan antara pelanggan, yaitu setiap
pelanggan diperlakukan secara sama. Umumnya tingkatan ini digunakan untuk
perusahaan menjual produk dalam jumlah besar (mass product). Tingkatan
tersegmentasi adalah proses pemilihan pelanggan yang dikelompokkan terhadap
kriteria tertentu, seperti berdasarkan kebutuhan, perilaku, dan lainnya. Pada
tingkatan ini, perusahaan sudah mulai membedakan jenis produknya dan
disesuaikan dengan segmen pelanggannya. Tingkatan terakhir adalah
terindividualisasi, yaitu pelanggan diperlakukan secara berbeda sesuai dengan
keunikannya masing-masing. Tingkatan ini lebih sulit dikelola karena perusahaan
harus memastikan terpenuhinya kebutuhan setiap pelanggan yang berbeda-beda

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


14

dan kepuasan pelanggan tetap terjaga. Tingkatan ini banyak digunakan untuk
industri tertentu yang jumlah pelanggannya relatif lebih sedikit.

Yang dikemukakan Wyner (2000) pada paragraf sebelumnya merupakan


proses pemilihan pelanggan ketika perusahaan menjalankan bisnisnya, bukan
ketika perusahaan menerima pesanan dari pelanggan. Proses pemilihan pelanggan,
dalam hal ini adalah proses penentuan keputusan apakah perusahaan sebaiknya
menjual barang atau jasa kepada suatu pelanggan, tidak dapat diterapkan dalam
setiap industri atau bisnis yang ada. Menurut Houston dan Gassenheimer (1987)
seperti yang dikutip dalam Disertasi milik Sterling Allen Bone (2006), terdapat
klasifikasi bertransaksi dalam pasar (exchange in the marketplace) antara penjual
dan pembeli yang saling menentukan pilihan. Klasifikasi pertukaran pasar dapat
dilihat dalam Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Klasifikasi Transaksi dalam Pasar (Exchange in the


Marketplace)
Sumber: Sterling Allen Bone (2006)

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


15

Gambar 2.1 menunjukkan peran dari penjual dan pembeli sebagai pembuat
keputusan dan rekan dalam bertransaksi. Pada kuadran I, terdapat klasifikasi
antara pembeli dengan pembeli (Haruskah saya merekomendasikan ini kepada
teman atau rekan kerja?). Transaksi ini umumnya dilakukan untuk memuaskan
kebutuhan mereka yang sama dengan merekomendasikan barang atau jasa,
misalnya ketika perkumpulan ibu rumah tangga yang melakukan arisan dan
merekomendasikan barang-barang keperluan rumah tangga seperti Tupperware.
Contoh lainnya adalah skema multi-level marketing, contoh Amway. Dalam
klasifikasi ini, pembeli yang berperan sebagai pengambil keputusan akan
mempertimbangkan teman atau rekan kerja yang diundang dalam perkumpulan
untuk mempromosikan produk tersebut.

Kuadran II merupakan klasifikasi yang paling umum terjadi ketika


pembeli menentukan barang atau jasa dari penjual tertentu. Dalam transaksi ini,
pelanggan memiliki hak untuk memilih penjual yang dapat memenuhi
kebutuhannya atas barang atau jasa. Transaksi ini banyak terjadi dalam industri
barang konsumsi dan jasa. Berbeda halnya dengan Kuadran III yang merupakan
transaksi yang terjadi ketika penjual menjadi pengambil keputusan dalam memilih
penjual lainnya untuk melakukan transaksi. Transaksi ini umumnya dilakukan
untuk mencari pemasok dalam memenuhi bahan dan jasa yang diperlukan untuk
berproduksi.

Kuadran IV merupakan transaksi ketika penjual memiliki hak untuk


memilih pelanggan dalam menjual barang atau jasa. Pada transaksi ini, pembeli
harus menyetujui syarat dan ketentuan yang diberlakukan oleh penjual dalam
perjanjian transaksi. Selain itu, penjual umumnya memiliki kriteria tertentu dalam
memilih pelanggan. Kriteria tersebut menjadi indikator apakah pembeli memiliki
kemampuan membayar atas transaksi yang akan dilakukan dan penjual dapat
mempertimbangkan apakah menyetujui transaksi tersebut atau tidak. Industri yang
umumnya menggunakan transaksi ini adalah real estate atau properti, asuransi.
jasa hukum, atau sektor keuangan seperti bank. Dalam memilih pembeli, penjual
perlu mengelola portofolio pembeli dan menilai risiko dan keuntungan (returns)
dari pembeli. Pada klasifikasi transaksi ini, umumnya tingkat risiko lebih tinggi

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


16

jika dibandingkan dengan industri lain. Hal ini dapat dilihat dengan bagaimana
penjual memproteksi dirinya sendiri dengan menentukan kriteria dalam memilih
pembeli untuk memastikan bahwa penjual dapat menerima keuntungan dari
transaksi yang dilakukannya dengan pembeli.

2.2.2 Pengiriman (Shipping)

Setelah pesanan pelanggan telah diterima dan dicatat serta persediaan atas
pesanan telah memenuhi, aktivitas bisnis selanjutnya adalah pengepakan dan
pengiriman pesanan tersebut kepada pelanggan. Aktivitas ini umumnya berisi dua
tahapan, yakni pengambilan dan pengemasan pesanan, serta pengiriman pesanan
(Romney dan Steinbart, 2009).

a. Mengambil dan mengemas pesanan (pick and pack the order), yaitu tahap
ketika pesanan yang telah disetujui masuk ke dalam sistem dan diterima dalam
bentuk formulir pengambilan barang (picking ticket) oleh bagian gudang.
Karyawan gudang akan mengidentifikasi produk dan jumlah yang harus
diambil sesuai yang tertera pada picking ticket tersebut. Jumlah dari masing-
masing barang yang diambil dicatat oleh karyawan gudang pada picking ticket
dan data tersebut dimasukkan ke dalam sistem sehingga jumlah persediaan
akan selalu diperbarui. Barang yang telah diambil dan telah sesuai dengan
pesanan kemudian dikemas dan ditransfer ke bagian pengiriman.

b. Mengirim pesanan (ship the order), yaitu tahap lanjutan setelah barang
pesanan telah diambil dan dikemas. Sebelum mengirim pesanan, bagian
pengiriman akan memeriksa kembali apakah jumlah barang yang telah
dikemas yang tertera di picking ticket telah sesuai dengan jumlah pesanan
yang tertera di sales order. Jika pemeriksaan telah selesai dilakukan dan telah
sesuai dengan pesanan yang tercatat, pesanan dikirim ke pelanggan sesuai
dengan alamat yang tertera di dalam sales order. Pengiriman umumnya
dilengkapi dengan beberapa dokumen pendukung, seperti lembar pengemasan
(packing slip), bill of landing, dan berita acara penerimaan barang atau jasa
yang dapat menjadi bukti bahwa pengiriman telah dilakukan dan pelanggan
telah menerimanya pesanannya.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


17

2.2.3 Penagihan (Billing)

Penagihan merupakan aktivitas ketiga di dalam siklus pendapatan.


Aktivitas ini umumnya terdiri dari dua penugasan yang masing-masing dipegang
oleh unit yang berbeda di dalam departemen akuntansi (Romney dan Steinbart,
2009).

a. Mengirim faktur atau tagihan (invoicing), yaitu kegiatan yang dilakukan


setelah pengiriman pemesanan telah selesai dilakukan dan telah diterima oleh
pelanggan. Pengiriman tagihan ini harus akurat dan dalam waktu yang tepat.
Dalam kegiatan ini, pelanggan akan menerima tagihan penjualan (sales
invoice) yang berisi informasi mengenai jenis, jumlah, dan harga barang dan
jasa yang telah dibeli, serta ketentuan penjualan lainnya. Unit penagihan
mendapatkan informasi ini dari departemen penerima pesanan dan departemen
pengiriman.

b. Mengelola piutang usaha (maintain account receivable), yaitu menjurnal akun


piutang usaha (account receivable) pada sisi debit ketika sudah terjadi
penagihan kepada pelanggan melalui informasi yang ada di dalam sales
invoice dan menjurnal kembali ke sisi kredit ketika pembayaran sudah
diterima dari pelanggan.

Gambar 2.2 Jurnal Pencatatan saat Penagihan dan Pembayaran

Ada dua cara dasar yang dapat digunakan untuk mengelola piutang usaha,
yaitu:

 Open-invoice method, yaitu pelanggan membayar setiap tagihan diberikan


dan sesuai dengan jumlah yang tertera di dalam tagihan tersebut.
Umumnya pelanggan menerima dua salinan lembar tagihan. Ketika

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


18

pelanggan telah melakukan pembayaran, satu salinan lembar tagihan


dikembalikan beserta bukti pembayaran. Dokumen ini disebut sebagai
bukti penyetoran (remittance advice).

 Balance-forward method, yaitu pelanggan membayar tagihan secara


kumulatif setiap bulannya (monthly statement). Nominal tagihan tertera di
dalam monthly statement beserta rincian transaksi yang terjadi selama satu
bulan.

2.2.4 Penerimaan Kas (Cash Collections)

Penerimaan kas merupakan aktivitas terakhir di dalam siklus pendapatan


ini. Penerimaan kas dapat dilakukan melalui pembayaran langsung jika transaksi
dilakukan di toko atau transfer melalui rekening bank. Kasir yang menerima
pembayaran kas secara langsung harus melaporkan ke treasurer (bendahara) dan
memasukkan kas tersebut ke bank (Romney dan Steinbart, 2009).

2.3 Tujuan, Kendala, dan Prosedur Pengendalian dalam Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan yang berfungsi dengan baik harus didukung dengan


sistem pengendalian yang baik juga. Menurut Romney dan Steinbart (2009) ada
beberapa tujuan yang harus dicapai melalui pengendalian yang memadai terhadap
siklus pendapatan, yaitu:

a. semua transaksi telah diotorisasi dengan tepat,


b. semua transaksi yang tercatat adalah transaksi yang valid dan benar-benar
terjadi,
c. semua transaksi yang valid dan telah diotorisasi telah tercatat,
d. semua transaksi dicatat secara akurat,
e. aset seperti kas, persediaan, dan data telah diamankan dari kehilangan atau
pencurian, dan
f. aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


19

Setelah mengetahui tujuan dari penerapan pengendalian dalam siklus


pendapatan, perusahaan juga perlu mengetahui kendala-kendala apa saja yang
umumnya terjadi di dalam siklus pendapatan. Ketika perusahaan telah mengetahui
kendala-kendala yang mungkin terjadi, perusahaan dapat mengantisipasinya
dengan menjalani prosedur penanganan kendala-kendala tersebut. Berikut ini
adalah penjelasan kendala yang umumnya terjadi dalam setiap aktivitas bisnis
siklus pendapatan dan prosedur penanganannya (Romney dan Steinbart, 2009).

2.3.1 Isu Pengendalian secara Umum

Tujuan seluruh aktivitas siklus pendapatan secara umum adalah data yang
akurat tersedia ketika dibutuhkan dan semua aktivitas dilaksanakan secara efisien
dan efektif. Kendala yang dapat menghalangi tujuan ini adalah sebagai berikut:

a. Data yang hilang, berubah, atau diungkapkan tanpa diotorisasi.


Jika data perusahan hilang, berubah menjadi tidak seperti yang seharusnya,
atau bahkan sampai tersebar ke pihak yang tidak memiliki otoritas untuk
mengetahuinya, maka kelangsungan bisnis perusahaan dapat terancam dan
dapat menurunkan tingkat persaingan perusahaan. Hal yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya kehilangan, perubahan, atau penyebaran data
adalah dengan melakukan pencadangan (back-up) data secara berkala dan
disimpan pada tempat terpisah, aman, dan hanya pihak yang memiliki
otorisasi yang dapat mengaksesnya.

b. Kinerja yang buruk.


Akibat dari kendala ini adalah dapat menurunkan standar kinerja perusahaan.
Untuk mengatisipasinya, diperlukan laporan kinerja secara berkala dan
meninjau kembali praktik yang terjadi di perusahaan.

2.3.2 Kendala dalam Aktivitas Pencatatan Pesanan Penjualan

Tujuan utama dalam aktivitas bisnis ini adalah memproses pesanan


pelanggan secara akurat dan efisien, memastikan semua kredit penjualan dapat
terbayarkan dan penjualan tersebut sah, dan meminimalisasi kehilangan

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


20

pendapatan akibat manajemen persediaan yang lemah. Kendala yang dapat timbul
dalam aktivitas ini dan mengganggu tercapainya tujuan tersebut adalah:

a. Pesanan pelanggan yang tidak lengkap dan tidak akurat.


Akibat dari kendala ini adalah proses pencatatan pesanan pelanggan menjadi
tidak efisien karena perlu menghubungi pelanggan kembali untuk dapat
mengoreksi pesanan ke sistem. Tindakan tersebut dapat menimbulkan persepsi
negatif bagi pelanggan karena ketidakprofesionalan pekerja yang mencatat
pesanan dan dapat mempengaruhi penjualan masa depan. Hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya kendala ini adalah pemeriksaan
menyeluruh terhadap data yang masuk dan pemeriksaan otomatis terhadap
data referensi, seperti nama pelanggan dan alamat tujuan pengiriman, dari
master file.

b. Memberikan kredit kepada pelanggan yang berkemampuan bayar rendah.


Jika kendala ini terjadi, akibatnya adalah piutang usaha tidak dapat tertagih
sehingga akan menurunkan pendapatan perusahaan. Untuk dapat mencegah
hal ini terjadi, prosedur yang dapat digunakan adalah mengatur batas kredit
(credit limit) setiap pelanggan. Selain itu, ketika ada pengajuan kredit oleh
pelanggan, yang berhak mengotorisasi pengajuan tersebut adalah manajer
kredit, bukan bagian penjualan. Hal lain yang perlu dilakukan adalah selalu
mencatat piutang setiap pelanggan secara akurat.

c. Tidak ada legitimasi atau keabsahan pesanan.


Akibat dari kendala ini adalah pesanan pelanggan tidak sah dan tidak tercatat
dalam sistem sehingga tidak ada penjualan. Prosedur yang dapat dilakukan
adalah setiap pesanan yang masuk harus ditandatangani oleh pelangan yang
memesan, dengan demikian keabsahan pesanan dapat dipertanggungjawabkan.

d. Persediaan habis, biaya penyimpanan, dan penurunan harga (markdown).


Ketika persediaan habis (stockout), perusahaan akan kehilangan penjualan.
Akan tetapi, jika perusahaan melebihkan jumlah persediaannya, maka biaya
untuk penyimpanan (carrying cost) persediaan tersebut akan meningkat atau
bahkan dapat menyebabkan penurunan harga yang signifikan. Untuk

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


21

mengantisipasinya, perusahaan perlu mengontrol persediaan, menghitung


penjualan masa depan, dan menghitung jumlah fisik persediaan secara berkala.

2.3.3 Kendala dalam Aktivitas Pengiriman

Tujuan utama dalam aktivitas bisnis ini adalah fungsi pengiriman dapat
memenuhi pesanan pelanggan dengan efisien dan akurat, serta dapat
mengamankan persediaan. Berikut ini adalah kendala yang dapat menghalangi
pencapaian tujuan tersebut.

a. Kesalahan pengiriman.
Kesalahan pengiriman dapat berupa jenis atau jumlah barang yang salah atau
pengiriman ke lokasi yang salah. Akibatnya adalah dapat mengurangi
kepuasan pelanggan dan memengaruhi penjualan masa depan. Prosedur yang
dapat dilakukan untuk mencegah kesalahan ini adalah dengan mencocokkan
pemesanan di dalam sales order, picking ticket, dan packing slip. Selain itu,
perlu dilakukan pencatatan setiap terjadi pemilihan dan pengiriman barang.

b. Pencurian persediaan oleh orang luar maupun orang dalam.


Akibat dari kejadiaan ini sudah pati kerugian bagi perusahaan. Ketika jumlah
aset secara fisik sudah berkurang, sedangkan jumlah aset yang tercatat dalam
sistem adalah jumlah sebelum persediaan dicuri, akibat yang dapat terjadi
adalah kesalahan atau ketidakmampuan memnuhi pesanan pelanggan. Untuk
mencegah terjadinya pencurian, perusahaan perlu melakukan pembatasan
akses bagi orang-orang yang masuk ke dalam gudang. Prosedur yang lain
adalah mendokumentasikan semua transfer persediaan dalam perusahaan,
menghitung fisik secara berkala dan mencocokkan jumlah tercatat.

2.3.4 Kendala dalam Aktivitas Penagihan

Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk memastikan pelanggan telah ditagih
untuk semua penjualan, tagihan telah akurat, dan piutang setiap pelanggan telah
dikelola secara akurat. Kendala yang dapat mengganggu pencapaian tujuan ini
adalah sebagai berikut.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


22

a. Gagal dalam membuat tagihan kepada pelanggan.


Akibat dari kendala ini adalah kehilangan aset dan kesalahan data mengenai
penjualan, persediaan, dan piutang usaha. Untuk meminimalisasi kesalahan
ini, perlu dilakukan pemisahan pekerjaan antara yang melakukan pengiriman
dan penagihan. Prosedur lain yang dapat digunakan adalah dengan penomoran
semua dokumen pengiriman dan mencocokkannya dengan tagihan secara
berkala, mencocokkan picking ticket dan bill of landing dengan sales order.

b. Kesalahan dalam penagihan.


Kesalahan yang dapat terjadi adalah salah harga atau menagih pembayaran
kepada pelanggan atas barang yang tidak dikirim atau sudah dikembalikan.
Kesalahan lain adalah penagihan yang lebih atau kurang dari yang seharusnya
(overbilling atau underbilling). Prosedur pencegahan yang dapat dilakukan
adalah dengan membuat daftar harga dari setiap barang di dalam master file
dan mencocokkan jumlah yang ada di dalam packing slip dan sales order.

c. Kesalahan dalam mengelola piutang pelanggan.


Akibat yang dapat ditimbulkan adalah kehilangan penjualan masa depan dan
dapat mengindikasikan adanya kemungkinan pencurian kas. Pencegahan dapat
dilakukan dengan merekonsiliasi buku pembantu piutang usaha (subsidiary
account receivable ledger) dengan buku besar (general ledger), atau dengan
mengirimkan jumlah piutang setiap bulan kepada pelanggan (monthly
statement).

2.3.5 Kendala dalam Aktivitas Penerimaan Kas

Tujuan utama aktivitas bisnis ini adalah untuk mengamankan bukti


pembayaran yang telah dilakukan pelanggan. Kendala yang dapat menghalangi
tujuan tersebut adalah pencurian kas karena kas adalah aset yang paling mudah
untuk dicuri. Kas yang dicuri dapat dicatat sebagai piutang yang belum dibayar
atau membuat memo kredit palsu sebesar kas yang dicuri. Akibatnya adalah
kesalahan dalam penyajian saldo kas. Prosedur pencegahan terhadap pencurian
kas adalah dengan pemisahan tugas antara karyawan yang memiliki akses fisik
terhadap kas dengan yang bertanggung jawab untuk pencatatan atau

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


23

pengotorisasian setiap transaksi. Selain itu, harus mengurangi jumlah kas yang
dipegang (cash on hand), memasukkan semua pembayaran ke bank, dan
merekonsiliasi secara berkala antara rekening koran dengan pencatatan yang
dilakukan oleh karyawan yang tidak terlibat dalam proses penerimaan kas.

2.4 Akun-akun Utama dalam Siklus Pendapatan

Secara umum, siklus pendapatan melibatkan beberapa akun, diantaranya


Penjualan atau Pendapatan, Kas, dan Piutang Usaha. Akun Penjualan (Sales) atau
Pendapatan (Revenue) akan mempengaruhi penyajian dari Laporan Laba Rugi
(Statement of Income) perusahaan. Akun Kas (Cash) dan Piutang Usaha (Account
Receivable) akan mempengaruhi penyajian Laporan Posisi Keuangan (Statement
of Financial Position) perusahaan.

2.4.1 Pendapatan

Financial Accounting Standards Board (FASB) mendefinisikan


pendapatan sebagai arus masuk atau peningkatan lain atas harta dari suatu entitas
atau penyelesaian kewajibannya selama satu periode dari pengiriman atau
produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi
pokok atau utama yang berkelanjutan dari entitas tersebut (Godfrey et al., 2009).
Definisi pendapatan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 23 Revisi 2010 Paragraf 6 adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode jika arus masuk
itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal. Selain itu, PSAK No. 23 Revisi 2010 Paragraf 7 juga menyebutkan bahwa
pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang
diterima atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai (PPN), dan dari
hubungan keagenan tidak termasuk sebagai manfaat ekonomi yang mengalir ke
perusahaan karena bukan milik perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan
ekuitas sehingga kedua hal tersebut harus dikeluarkan dari pendapatan. Yang

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


24

dapat diakui sebagai pendapatan dari hubungan keagenan adalah komisi yang
diterima dari kegiatan keagenan itu.

Berdasarkan PSAK No. 23 Revisi 2010 paragraf 8-10, pendapatan diukur


dengan nilai wajar (fair value) yang diterima atau dapat diterima dan telah
disepakati oleh perusahaan dan pembeli atau pengguna aset yang menjadi objek
transaksi. Nilai wajar yang diterima atau dapat diterima adalah nilai setelah
dikurangi dengan jumlah diskon atau rabat yang telah disetujui perusahaan.
Jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari hasil penjualan atau operasional
aktivitas bisnis utama perusahaan adalah kas atau setara kas yang diterima atau
dapat diterima. Standar ini juga menjelaskan bahwa pendapatan diukur tidak
hanya dari manfaat ekonomi yang sudah masuk atau diterima perusahaan, namun
juga kemungkinan adanya manfaat ekonomi yang akan masuk ke dalam
perusahaan setelah nilai manfaat ekonomi tersebut dapat diukur secara andal.

Menurut Kieso et al. (2011), terdapat empat transaksi pendapatan yang


diakui. Keempat transaksi pendapatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. pendapatan yang berasal dari transaksi penjualan pada tanggal penjualan yang
umumnya diintepretasikan sebagai tanggal pengiriman ke pelanggan,
2. pendapatan yang diterima atas penyediaan jasa, setelah jasa tersebut sudah
diberikan dan dapat ditagihkan,
3. pendapatan yang diperoleh karena perusahaan mengizinkan pihak lain
menggunakan aset milik perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalti, dan
4. pendapatan yang diperoleh karena menjual aset selain barang dagangan pada
saat tanggal penjualan.

Menurut PSAK No. 23 Revisi 2010 Paragraf 19, hasil dari transaksi yang
terjadi atas penjualan jasa dapat diakui sebagai pendapatan jika hasil dari transaksi
tersebut dapat diestimasi secara andal dengan acuan pada tingkat penyelesaian
dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Kondisi yang harus dipenuhi agar
hasil dari transaksi tersebut dapat diestimasi secara andal adalah sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


25

1. jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,


2. kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
akan mengalir ke perusahaan,
3. tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara andal, dan
4. biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur secara andal.

Salah satu contoh pendapatan dalam transaksi penjualan jasa adalah


imbalan instalasi dengan mengacu pada tahap penyelesaian instalasi (Lampiran
PSAK No. 23 Revisi 2010 Paragraf 9). Bagi perusahaan yang menyediakan jasa
dengan tahap instalasi pada proses transaksinya, imbalan atas instalasi yang
dilakukan dapat diakui sebagai pendapatan pada setiap tahap penyelesaian atau
ketika instalasi telah selesai dilakukan. Bagi perusahaan penyedia jasa yang
berkelanjutan, jumlah dari hasil pemberian jasa tersebut ditangguhkan dan diakui
sebagai pendapatan selama periode jasa dilakukan. Periode ini dapat ditentukan
sesuai dengan perjanjian antara perusahaan dengan pengguna jasa dari
perusahaan. Selain itu, imbalan yang dibebankan atas hak berkelanjutan dalam
perjanjian, atau jasa lain yang disediakan selama periode perjanjian, diakui
sebagai pendapatan pada saat jasa tersebut disediakan atau hak tersebut
digunakan.

2.4.2 Kas

Menurut Kieso et al. (2011), kas adalah alat tukar standar (standard
medium of exchange) dan dasar untuk mengukur dan menghitung semua barang
lainnya. Kas merupakan aset yang paling likuid atau yang paling mudah
digunakan dalam transaksi dan umumnya dikelompokkan sebagai aset lancar
(current assets). Yang termasuk dalam kategori kas adalah uang logam atau koin,
mata uang nasional maupun asing, dan dana yang tersedia dalam simpanan di
bank. Selain itu, instrumen yang dapat dinegosiasikan (negotiable instrument)
seperti wesel (money orders), cek bersertifikat, cek kasir, cek personal, dan bilyet
giro (bank draft) dapat dikategorikan sebagai kas (Kieso et al., 2011).

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


26

Kieso et al. (2011) menyatakan bahwa ada pengklasifikasian kas dan hal
yang dapat dikategorikan sebagai kas, yaitu:

a. Kas diklasifikasikan sebagai kas jika tidak dibatasi penggunaannya. Jika


penggunaannya dibatasi, kas diidentifikasi dan diklasifikasikan sebagai aset
lancar atau tidak lancar;
b. Petty cash dan uang kembalian (change funds) diklasifikasikan sebagai kas;
c. Short-term paper, seperti surat hutang negara dan reksa dana pasar modal,
diklasifikasikan sebagai setara kas (cash equivalents) jika investasi jatuh
tempo dalam waktu kurang dari tiga bulan; dan
d. Cerukan bank (bank overdraft) diklasifikasikan sebagai kas jika digunakan
untuk offsetting arrangement rekening lain dari bank yang sama.

2.4.3 Piutang Usaha

Piutang (receivable) adalah semua klaim uang terhadap entitas lainnya,


termasuk orang pribadi, perusahaan bisnis, dan organisasi lainnya (Reeve et al.,
2008). Menurut Reeve et al. (2008), terdapat banyak jenis piutang, salah satunya
adalah piutang usaha (account receivable). Piutang usaha adalah hutang yang
muncul dari transaksi penjualan barang atau jasa. Piutang usaha umumnya
diekspektasikan akan terbayar dalam waktu yang relative lebih singkat, misalnya
30 atau 60 hari (Warren et al., 2008). Kieso et al. (2011) menyatakan bahwa
piutang adalah klain yang dimiliki terhadap pelanggan atau pihak lain atas uang,
barang, atau jasa. Selain itu, Lieso et al. menyatakan bahwa piutang dapat terdiri
dari dua bentuk. Yang pertama adalah piutang lancar atau piutang jangka pendek
apabila perusahaan dapat memperkirakan bahwa piutang dapat terbayar dalam
waktu satu tahun atau selama siklus operasi sedang berjalan. Yang kedua adalah
piutang tidak lancar atau jangka panjang yang merupakan piutang selain piutang
jangka pendek. Piutang dagang (trade recaivable) menurut Kieso et al. (2011)
adalah jumlah hutang pelanggan atas barang-barang yang dijual dan jasa-jasa
yang telah dilakukan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang
atau piutang usaha merupakan salah satu contoh dari piutang lancar.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


27

Berdasarkan PSAK 1 Revisi 2009 Paragraf 64, klasifikasi dari aset lancar
adalah jika:

a. perusahaan memperkirakan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk


menjualnya, atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal,
b. perusahaan memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan,
c. perusahaan memperkirakan akan merealisasikan aset dalam jangka waktu dua
belas bulan setelah periode pelaporan, atau
d. kas atau setara kas kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau
penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas
bulan setelah periode pelaporan.

Lebih lanjut, Paragraf 66 menyatakan bahwa siklus operasi entitas merupakan


jangka waktu antara perolehan aset untuk pemrosesan dan realisasinya dalam
bentuk kas dan setara kas. Dengan definisi yang disebutkan, piutang usaha
maupun piutang dagang merupakan bagian dari aset lancar karena piutang usaha
akan muncul ketika perusahaan telah menjual barang atau telah memberikan jasa
kepada pelanggan. Selain itu, piutang usaha merupakan akun yang timbul karena
pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan ditangguhkan sampai waktu
tertentu sesuai perjanjian atau atas jasa yang telah dapat ditagihkan. Dengan
demikian, piutang usaha merupakan akun penyeimbang ketika pendapatan sudah
dapat diakui (recognize) dan ketika piutang telah terbayar, perusahaan akan
menerima kas atau setara kas sebagai pendapatannya.

Kieso et al. (2011) menyatakan bahwa piutang usaha disajikan pada neraca
yang kemudian diikuti oleh penyisihan piutang yang tak tertagih (allowance for
doubtful account) atau estimasi jumlah piutang yang tak tertagih (estimated
uncollectible emmounts). Penyisihan atau estimasi piutang tak tertagih akan
dicatat sebagai beban dan sebagai pengurang tidak langsung pada akun piutang
usaha pada periode ketika penjualan dicatat. Estimasi mengenai piutang yang
mungkin tidak dapat ditagih dilakukan oleh manajemen karena manajemen
dianggap lebih mengetahui faktor-faktor penentu, seperti pengalaman masa lalu
yang mempengaruhi tingkat kolektibilitas piutang usaha pelanggannya.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


BAB 3
PROFIL PERUSAHAAN

Secara garis besar, bab ini akan membahas mengenai profil perusahaan
tempat penulis melaksanakan magang dan perusahaan klien yang diaudit. Penulis
melaksanakan magang di RSM AAJ dan mengaudit perusahaan klien yakni PT
ABC. Dalam bab ini, penulis akan membahas sejarah perusahaan, bidang usaha
atau jasa yang disediakan perusahaan, struktur organisasi, dan informasi-informasi
umum lainnya mengenai RSM AAJ dan PT ABC.

3.1 RSM AAJ (KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto)

3.1.1 Sejarah RSM AAJ

KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto adalah representatif dari RSM
Internasional di Indonesia. RSM sendiri adalah salah satu perusahaan jasa
profesional independen yang menyediakan jasa audit, perpajakan, dan konsultasi.
Hingga saat ini, RSM telah berada di 106 negara melalui 700 kantor di seluruh
dunia.

Awal mulanya, RSM AAJ didirikan dengan nama KAP Amir Abadi Jusuf
pada tahun 1985 yang bergerak dalan bidang akuntansi dan audit. Kantor akuntan
publik ini berafiliasi dengan RSM Internasional pada tahun 1992. Dengan
perngalamannya lebih dari 25 tahun, RSM AAJ memiliki kedudukan yang cukup
kuat di Indonesia dan menawarkan jasa bertaraf internasional. RSM AAJ sendiri
berlokasi di Jakarta dan Surabaya. RSM AAJ memiliki tujuan yakni menyediakan
jasa yang berkualitas dan memberikan nilai tambah bagi kliennya.

3.1.2 Jasa yang Disediakan RSM AAJ

Jasa yang diberikan oleh RSM AAJ dikelola dalam Lini Bisnis (Line of
Business atau disingkat menjadi LOB). Line of Business ini adalah jasa yang
disediakan RSM AAJ untuk kliennya yang bertujuan untuk membantu proses

28
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


29

bisnis dari kliennya. Line of Business dan jasa yang disediakan oleh RSM AAJ
adalah:

1. Lini bisnis audit assurance


Dalam Lini Bisnis audit assurance, jasa yang ditawarkan RSM AAJ adalah
audit umum atas laporan keuangan. Jasa lain yang ditawarkan adalah
melakukan review atas informasi keuangan yang meliputi informasi keuangan
historis, pengujian atas informasi keungan prospektif, dan kesesuaian informasi
keuangan dengan prosedur. Jasa terakhir dalah lini bisnis ini adalah IFRS.

2. Lini bisnis tax and outsourcing


Lini bisnis ini menawarkan jasa perpajakan yang meliputi jasa litigasi pajak
dan perselisihan pajak, melakukan review dan dokumentasi mengenai transfer
harga (transfer pricing), strukturisasi perpajakan internasional, kesesuaian
perpajakan, audit perpajakan, dan konsultasi perpajakan. Selain itu, lini bisnis
ini juga menawarkan jasa outsourcing yang meliputi penggabungan perusahaan
dan pendirian kantor perwakilan. Sekretaris perusahaan (corporate
secretarial), pencarian dan perekrutan eksekutif, dan akuntansi dan penggajian
(payroll).

3. Lini bisnis corporate finance and transaction support


Jasa yang ditawarkan dalam lini bisnis ini adalah melakukan review atas
prediksi (forecast) keuangan dan modal kerja (working capital) review, due
diligence, analisis transaksi, dan integrasi pasca merger (post-merger
integration). Selain itu, jasa lain yang dilakukan adalah persiapan pra-IPO, IPO
support, dan jasa penasihat (advisory) pasca IPO, merger dan akuisisi,
strukturisasi dan permulaan perjanjian, dan perencanaan bisnis.

4. Lini bisnis risk advisory


Dalam lini bisnis ini, jasa yang diliputi adalah penasihat tata kelola. Selain itu,
lini bisnis ini juga menawarkan jasa audit internal yang meliputi sumber daya
pembantu atau sumber daya outsource, audit kesesuaian, audit kinerja,
pengujian pengendalian internal, dan melakukan review atas quality assurance
pada aktivitas audit. Lini bisnis risk advisory juga menawarkan jasa penasihat

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


30

dan assurance atas sistem informasi yang meliputi audit IT, pengujian
penetrasi, kesiapan sistem dan perencanaan IT. Jasa lain yang ditawarkan
adalah penasihat manajemen risiko dan pengendalian internal yang meliputi
penilaian risiko, pencegahan kecurangan (fraud), whistleblowing,
pengembangan kerangka kerja dan prosedur.

Gambar 3.1 Lini Bisnis dari RSM AAJ


Sumber: Employee Handbook RSM AAJ Edisi 2014

Untuk LOB audit assurance, RSM AAJ memiliki empat divisi yang
dikelompokkan berdasarkan sektor industri tertentu. Divisi Blue menangani
perusahaan-perusahaan perdagangan, BUMN, dan nonprofit, divisi Green
menangani perusahaan-perusahaan yang bergerak pada sektor industri manufaktur
dan pertambangan, divisi Red menangani industri keuangan (financial) dan
agrikultur, dan divisi Tosca menangani sektor properti dan real estate,
infrastuktur, utilities dan transportasi. Untuk LOB risk advisory, dilakukan oleh
divisi White. LOB tax & outsourcing dilakukan oleh divisi Purple, dan divisi
Orange menangani LOB corporate finance & transaction support. Sedangkan
untuk cabang RSM AAJ yang berlokasi di Surabaya, terdapat divisi Brown yang
menangani LOB audit assurance untuk semua sektor industri.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


31

3.1.3 Struktur Organisasi RSM AAJ

Gambar 3.2 Garis Besar Struktur Organisasi RSM AAJ


Sumber: Employee Handbook RSM AAJ Edisi 2014

Manajemen RSM AAJ diawasi oleh Board of Partners (BOP) yang


anggotanya terdiri dari Amir Abadi Jusuf yang merangkap sebagai Chairman dari
RSM AAJ, Aryanto Agus Mulyo yang juga menjabat sebagai Deputy Chairman,
Mawar I. Napitupulu, dan Irwan B. Afiff. Peran manajemen atau eksekutif
dilakukan oleh Chief Executive Partner yang diduduki oleh Amir Abadi Jusuf dan
dibantu oleh Managing Partner, Division Chief Operating Officer, Partner,
Director dan karyawan lainnya yang secara keseluruhan disebut sebagai Board of
Management. Peran dan tanggung jawab dari BOP adalah menentukan tujuan,
objektif, dan strategi perusahaan; menentukan tone at the top pada isu-isu yang
penting, strategis, dan signifikan; mengarahkan semua sumber daya dalam
mencapai tujuan dan objektif perusahaan; dan mengawasi implementasi progam
dan perencanaan.

BOP akan menunjuk salah satu anggotanya untuk melaksanakan peran


Chief Executive Partner (CEP), yaitu Amir Abadi Jusuf, untuk menjalankan
fungsi manajemen. CEP bertindak untuk mengeksekusi dan mengelola
operasional perusahaan berdasarkan arahan dan strategi yang telah ditentukan oleh
BOP. CEP juga bertanggung jawab untuk memberikan laporan dari hasil eksekusi
arahan dan strategi yang telah dilakukan kepada BOP. Untuk menjalankan setiap
LOB dari perusahaan, CEP akan menunjuk Managing Partner (MP) yang

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


32

bertanggung jawab dari setiap LOB tersebut MP dari LOB Audit Assurance
(Divisi Blue, Green, Red, dan Tosca) diduduki oleh Saptoto Agustomo, MP dari
LOB Corporate Finance and Transaction Support (Divisi Orange) diduduki oleh
Daniel F. Iskandar, MP dari LOB Tax and Outsourcing (Divisi Puple) diduduki
oleh Nicholas Graham, dan MO dari LOB Risk Advisory (Divisi White) diduduki
oleh Angela I. Simatupang. MP dari setiap LOB bertanggung jawa untuk
memberikan keputusan operasional terkait dan mengawasi pekerjaan;
mengkoordinasikan kesesuaian pekerjaan yang telah diselesaikan oleh setiap
divisi dengan panduan dan kebijakan dari RSM AAJ dan RSM Internasional; dan
mengawasi pekerjaan Divison Chief Operating Officer (DCOO) masing-masing
LOB. MP dari LOB bertanggung jawab untuk memberikan laporan kepada CEP.

MP dari setiap LOB akan membawahi divisi-divisi tertentu. Setiap divisi


akan diketuai oleh Divison Chief Operating Officer (DCOO). Peran DCOO adalah
untuk memastikan operasional divisi telah mendukung pencapaian tujuan dan
objektif perusahaan. DCOO memiliki tanggung jawab untuk memberikan laporan
kepada MP dari LOB terkait.

Tabel 3.1 Divisi RSM AAJ

Division Chief
Division Line of Business
Operating Officer

Blue Audit Assurance Maurice Nainggolan

Green Audit Assurance Leknor Joni

Red Audit Assurance Dudi Hadi Santoso

Tosca Audit Assurance Didik Wahyudianto

White Risk Advisory Syahraki Syahrir Musin

Corporate Finance &


Orange Wiljadi Tan
Transaction Support

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


33

Division Chief
Division Line of Business
Operating Officer

Purple Tax & Outsourcing Nicolas Graham

Brown (Surabaya) Audit Assurance Endang Pramuwati

Sumber: Employee Handbook RSM AAJ Edisi 2014

3.2 PT XYZ, Tbk.

PT XYZ, Tbk., yang selanjutnya disebut dengan PT XYZ, merupakan


salah satu anak perusahaan dari PT ABC, Tbk. PT XYZ merupakan salah satu
perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dan multimedia di Indonesia. Jasa
yang ditawarkan oleh PT XYZ adalah layanan televisi kabel (televisi berbayar)
dan layanan internet berkecepatan tinggi. Penyebaran layanan dari PT XYZ sudah
melingkupi wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, dan
Bali.

3.2.1 Sejarah PT XYZ, Tbk.

PT XYZ awalnya didirikan pada tahun 1996 dengan nama PT SIP dengan
menjalankan bisnisnya dalam dalam bidang usaha teknologi informasi dan jasa.
Pada tahun 2000, PT PI mengubah nama perusahaan menjadi PT XYZ dan
mengubah Anggaran Dasarnya. Pada tahun tersebut, PT XYZ mulai melakukan
operasi komersial. Dalam usaha yang dijalankannnya, PT XYZ merupakan
penyedia jasa internet kepada masyarakat. Melihat prospek yang bagus dalam PT
XYZ, PT ABC, Tbk. mengakuisisi PT XYZ pada tahun 2008. Pada tahun
tersebut, PT XYZ juga mengubah kembali Anggaran Dasarnya dan disesuaikan
untuk mematuhi Undang-undang Perusahaan No. 40 tahun 2007. Melalui
pengakuisisian ini, PT ABC, Tbk. ingin mengembangkan usahanya dalam
menyediakan layanan internet kepada pelanggannya dan memperkuat tiga layanan
terpadu yang ditawarkan oleh PT ABC, Tbk. Satu tahun setelah perubahan
Anggaran Dasarnya, PT XYZ mendapatkan izin penyelenggaraan Jasa Akses

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


34

Internet dengan wilayah penyelenggaraan nasional berdasarkan Surat Keputusan


Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia No.
176/DIRJEN/2009 pada tanggal 27 Juli 2009.

Pada tahun 2009, PT XYZ mulai mengembangkan layanan nirkabel


(wireless) setelah mendapat izin yang diterima oleh PT ABC, Tbk. untuk dapat
menyelenggarakan jaringan tetap lokal berbasis Packet-Switched menggunakan
VSAT (Very Small Aperture Terminal), kabel hybrid fiber optik dan coaxial, serta
pita frekuensi radio 2,3 GHz untuk keperluan layanan pita lebar nirkabel (wireless
broadband) berbasis netral teknologi. PT XYZ pun mulai mengembangkan
jaringan wireless dengan teknologi Long Term Evolution (LTE) pada tahun 2013.
Layanan wireless tersebut melengkapi bisnis tiga layanan terpadu yang telah lebih
dulu dikembangkan. Layanan wireless ini ditujukan bagi pengguna dengan
mobilitas tinggi.

Pada awalnya, PT XYZ hanya mengembangkan produk internet dengan


kecepatan tinggi. Seiring dengan perkembangan usahanya, PT ABC, Tbk.
melakukan organisasi ulang (reorganization) atas usaha anak perusahaannya.
Pada tahun 2011, melakukan organisasi ulang atas usaha PT XYZ dan PT T. Atas
organisasi ulang ini, PT XYZ mengubah Anggaran Dasarnya pada tahun 2011 dan
terjadi perubahan usaha yang dijalankannya. PT XYZ yang awalnya hanya
mengembangkan layanan internet, juga melaksanakan operasional layanan televisi
berbayar. Penyediaan layanan televisi berbayar ini tetap menggunakan brand PT
ABC, Tbk. dan atas izin usaha yang diberikan PT ABC, Tbk. Atas bisnis layanan
televisi berbayar ini, PT ABC, Tbk. mendapatkan royalti atas penggunaan nama
brand yang dimilikinya dan pembagian keuntungan (profit sharing) atas
pendapatan dari PT XYZ.

Pada tanggal 25 Februari 2014, PT XYZ, Tbk. mengubah Anggaran


Dasarnya dalam rangkah perubahan status PT XYZ menjadi Perusahaan Terbuka.
Perubahan Anggaran Dasar ini didasarkan pada Akta Notaris yang telah disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-
08381.AH.01.02.Tahun 2004 pada tanggal 27 Februari 2014. Berdasarkan
Anggaran Dasar ini, PT XYZ bergerak dalam bidang penyelenggaraan tetap

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


35

berbasis kabel, penyelenggaraan jasa multimedia, jasa akses internet (internet


service provider), jasa nilai tambah teleponi, serta jasa konsultasi manajemen
bisnis. Pada tanggal 11 Maret 2014, PT XYZ telah menyampaikan pendaftaran
kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penawaran umum
perdana (IPO) saham kepada publik.

Satu bulan setelah penawaran pertamanya, yaitu tanggal 11 April 2014, PT


XYZ membentuk Komite Audit dengan susunan satu orang Ketua dan dua orang
Anggota. Selain itu, PT XYZ mengubah kembali Anggaran Dasarnya terkait
dengan masa jabatan Dewan Komisaris dan Direksi. Anggaran Dasar tersebut
juga mengatur tentang perberhentian dan pengangkatan Dewan Komisaris dan
Direksi Baru. Susunan Dewan Komisaris adalah satu orang Presiden Komisaris,
dua orang Komisaris dan dua orang Komisaris Independen. Susunan dari Direksi
adalah satu orang Presiden Direktur, tiga orang Direktur, dan satu orang Direktur
Independen.

Untuk memberikan kepuasan pelayanan bagi pengguna produknya, PT


XYZ melalukan berbagai inovasi dan pengembangan produk. Salah satunya
adalah PT XYZ menjadi penyedia layanan televisi berbayar pertama di Indonesia
yang menyediakan tayangan dalam kualitas High Definition (HD). Awal mulanya,
layanan televisi berbayar ini hanya memiliki dua saluran HD pada tahun 2010.
Seiring dengan perkembangan usahanya, layanan televisi berbayar PT XYZ
mampu menyediakan lima puluh saluran HD pada tahun 2013. Selain itu, PT
XYZ juga dikenal sebagai pelopor dalam penyediaan layanan internet
berkecepatan tinggi dengan harga terjangkau. Hingga tahun 2013 ini, PT XYZ
telah menyediakan layanan internet dengan kecepatan hingga 10 Mbps. Berbagai
inovasi yang terus dikembangkan semakin memperkuat kedudukan PT XYZ
sebagai salah satu pemain besar dalam industri telekomunikasi dan multimedia di
Indonesia.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


36

3.2.2 Struktur Organisasi PT XYZ, Tbk.

Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT XYZ, Tbk.


Sumber: Dokumentasi Audit Tahun 2013 (telah diolah kembali)

Struktur organisasi PT XYZ dapat dilihat melalui Gambar 3.3 di atas.


Struktur tertinggi perusahaan adalah Dewan Komisaris yang merupakan
perwakilan dari para pemegang saham. Dewan Komisaris terdiri dari seorang
Presiden Komisaris, dua orang Komisaris Independen, dan dua orang Komisaris.
Dewan Komisarin melakukan fungsi pengawasan atas pelaksanaan kebijakan dan
strategi perusahaan yang dilakukan Direksi. Selain itu, Dewan Komisaris juga
memberikan arahan atau nasihat kepada Direksi dalam mengelola perusahaan.
Dewan Komisaris melakukan pengawasan melalui laporan yang diberikan oleh
Direksi dan Komite Audit. Komite Audit merupakan perpanjangan tangan Dewan
Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan. Dalam
melaksanakan fungsinya, Komte Audit berkoordinasi dengan Unit Audit Internal
perusahaan.

Direksi memiliki tanggung jawab dalam menjalankan kebijakan dan


strategi perusahaan. Direksi terdiri dari seorang Presiden Direktur, seorang
Direktur Independen, dan tiga orang Direktur. Setiap Direktur bertanggung jawab
kepada Presiden Direktur dan harus mempertanggungjawabkan pengelolaan dari

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


37

setiap divisi yang dipimpinnya. Divisi yang ada dalam PT XYZ adalah Divisi
Operasional, Divisi Teknik, Divisi Sumber Daya, Divisi Keuangan, Divisi
Penjualan, Divisi Penjualan Korporasi, dan Divisi Pengembangan Jaringan Baru.

3.2.3 Struktur Kepemilikan Saham PT ABC, Tbk. Atas Anak Perusahaan

Gambaran mengenai kepemilikan saham PT ABC, Tbk. terhadap anak-


anak perusahaan dapat dilihat pada Gambar 3.4. PT ABC, Tbk. memiliki enam
anak perusahaan dengan kepemilikan saham secara langsung lebih dari 50%.
Empat dari enam anak perusahaan tersebut hampir secara penuh dimiliki oleh PT
ABC, Tbk. karena kepemilikan saham PT ABC, Tbk. atas PT N, PT P, PT M, dan
PT B adalah sebesar 99% atau lebih. PT ABC, Tbk. memiliki sekitar 66% saham
PT XYZ dan 80% saham PT T. Dengan kepemilikan lebih dari 50%, PT ABC
memiliki hak kontrol (control rights) terhadap keenam anak perusahaannya
tersebut. Untuk itulah, PT ABC, Tbk. menggunakan anak-anak perusahaan ini
untuk membantu mengembangkan usahanya.

Gambar 3.4 Struktur Kepemilikan PT ABC, Tbk. Atas Anak Perusahaan


Sumber: Laporan Tahunan Tahun 2013 PT ABC, Tbk.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


38

Selain memiliki enam anak perusahaan yang dimiliki langsung, PT ABC,


Tbk. juga memiliki beberapa anak perusahaan lain melalui kepemilikan anak
perusahaannya. Anak perusahaan lain yang dimiliki oleh PT ABC, Tbk. adalah PT
J melalui PT N dan PT P dengan kepemilikan saham masing-masimg 70% dan
30%, PT S dengan kepemilikan melalui PT P, serta PT G dengan kepemilikan
melalui PT P dan PT M. PT ABC juga melakukan investasi pada PT D dengan
kepemilikan saham sebesar 49,83%. Melalui PT G, PT ABC, Tbk. juga secara
tidak langsung memiliki PT MI dengan kepemilikan saham PT G atas PT MI
sebesar 45%. Selain kesebelas anak perusahaan tersebut, PT ABC, Tbk. juga
melakukan investasi di tiga perusahaan lainnya melalui anak perusahaannya
dengan kepemilikan saham antara 10% sampai 15%, yaitu PT MT, PT MM, dan
PT W.

Melalui anak perusahaannya, yaitu PT T, PT ABC, Tbk. mengembangkan


usahanya untuk menyediakan layanan televisi berlangganan setelah mendapatkan
Izin Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan Jasa Penyiaran
Televisi dari Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia pada
tahun 2010. Selain itu, PT ABC, Tbk. juga melakukan pengembangan usaha
melalui PT N untuk menyediakan konten acara yang berupa layanan berita. PT
ABC, Tbk. juga mengembangkan konten acara dengan jenis lain melalui anak
perusahaannya, yakni PT P, untuk mengembangkan konten acara yang berisi
informasi dan hiburan.

Pengembangan usaha PT ABC, Tbk. juga dilakukan melalui penyediaan


saluran televisi (channel) yang diluncurkan pada tahun 2011. Penyelenggaraan
saluran televisi ini dilakukan atas izin yang diterima melalui PT T pada tahun
2010. Melalui saluran televisi ini, PT ABC, Tbk. menyediakan konten acara
berupa berita dan informasi. Program acara yang diberikan dalam saluran televisi
ini dapat dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu program jurnal yang
memberikan berita-berita dan informasi terkini dan program current affair yang
memberikan informasi dan wawasan baru kepada pemirsa. Selain penayangan
informasi dalam televisi, PT ABC, Tbk. juga mengembangkan saluran televisi ini

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


39

dengan menyediakan berita dan informasi secara elektronik dan diakses secara
online melalui situs resmi dari saluran televisi ini.

Layanan telekomunikasi dan multimedia terpadu merupakan perubahan


besar dari strategi bisnis yang dijalankan PT ABC, Tbk. pada tahun 2007, yaitu
layanan televisi berbayar, internet berkecepatan tinggi, dan komunikasi data
melalui jaringan telekomunilasi digital. Untuk memperkuat tiga layanan terpadu
tersebut, PT ABC, Tbk terus melakukan pengembangan produk melalui anak
perusahaannya.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Siklus Pendapatan PT XYZ, Tbk.

Secara garis besar, siklus pendapatan (revenue cycle) PT XYZ dimulai dari
permintaan pemasangan decoder televisi berbayar atau internet oleh pelanggan
(customer). Permintaan ini kemudian diproses dalam database aplikasi penjualan
dan bagian pemasangan (instalasi) akan melaksanakan pemasangan sesuai dengan
permintaaan pelanggan. Setelah pemasangan telah dilakukan dan pelanggan telah
membayar biaya instalasi, PT XYZ akan memproses tagihan penggunaan layanan
pada akhir bulan. Pelanggan akan menerima tagihan dari PT XYZ dan melakukan
pembayaran sesuai dengan tagihan.

Gambar 4.1 Context Diagram Siklus Pendapatan PT XYZ, Tbk.


Sumber: Dokumentasi audit RSM AAJ tahun 2013 (telah diolah kembali)

Siklus pendapatan PT XYZ tentu saja tidak hanya sampai pemasangan


decoder dan melakukan penagihan atas pemasangan tersebut. Siklus usaha PT
XYZ terus berputar setiap bulannya selama pelanggan masih menggunakan
layanan televisi berbayar dan internet dari PT XYZ. Pembayaran yang dilakukan
pelanggan didasarkan pada tagihan atas pemakaian jasa tersebut selama satu
bulan. Pelanggan PT XYZ terdiri dari pelanggan individu dan korporasi.
Pembahasan yang dilakukan dalam laporan ini adalah pemakaian layanan televisi
berbayar dan internet yang digunakan oleh pelanggan individu.

40
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


41

Gambaran mengenai siklus pendapatan di PT XYZ dapat dilihat melalui


diagram alur data level nol (level zero data flow diagram) pada Gambar 4.2 pada
halaman berikutnya. Siklus pendapatan PT XYZ dimulai dari penerimaan
permintaan pemasangan decoder dari pelanggan. Permintaan pemasangan ini
diterima oleh bagian layanan pelanggan (customer service). Permintaan ini
kemudian akan dimasukkan ke dalam database aplikasi permintaan pemasangan
untuk diproses lebih lanjut. Dari pemberitahuan permintaan pemasangan yang
masuk, bagian instalasi akan mencetak dokumen-dokumen yang diperlukan dan
mengambil perlengkapan pemasangan setelah mengisi Formulir Pengambilan
Perlengkapan Pemasangan di gudang. Selanjutnya bagian instalasi akan
mendatangi lokasi pelanggan dan melakukan pemasangan.

Ketika pemasangan telah dilaksanakan, pelanggan harus mengisi dan


menandatangani Formulir Pemasangan, serta menandatangani Berita Acara
Pemasangan. Pelanggan juga harus membayar langsung biaya pemasangan dan
menandatangani Berita Acara Serah Terima Uang Biaya Pemasangan. Usai
melaksanakan tugasnya, bagian instalasi akan kembali ke kantor dan
mengarsipkan satu lembar Berita Acara Pemasangan dan Berita Acara Serah
Terima Uang Biaya Pemasangan. Formulir Pemasangan, lembar lain Berita Acara
Pemasangan dan Berita Acara Serah Terima Uang Biaya Pemasangan, serta uang
biaya pemasangan akan diserahkan ke bagian administrasi untuk dilakukan proses
pencatatan. Bagian administrasi akan mencatat data pelanggan dan layanan yang
mereka gunakan ke dalam database pelanggan. Untuk pendokumentasian, bagian
administrasi akan mengarsipkan Formulir Pemasangan, satu lembar Berita Acara
Pemasangan, dan satu lembar Berita Acara Serah Terima Uang Biaya
Pemasangan.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


42

Gambar 4.2 Level Zero Data Flow Diagram Siklus Pendapatan PT XYZ, Tbk.
Sumber: Dokumentasi audit RSM AAJ tahun 2013 (telah diolah kembali)

Setelah pencatatan telah dilakukan, bagian administrasi akan menyerahkan


lembar lain dari Berita Acara Pemasangan dan Berita Acara Serah Terima Uang
Biaya Pemasangan ke bagian keuangan dan akuntansi. Bagian keuangan juga
menerima uang biaya pemasangan yang diterima bagian instalasi sebelumnya.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


43

Setelah uang biaya pemasangan telah diterima oleh bagian keuangan, bagian
akuntansi akan melakukan penjurnalan penerimaan kas atas pengakuan
pendapatan. Setelah itu, bagian keuangan dan bagian akuntansi melakukan
pengarsipan Berita Acara Pemasangan dan Berita Acara Serah Terima Uang
Biaya Pemasangan.

Biaya penmasangan yang diterima oleh bagian keuangan akan disetorkan


ke rekening bank perusahaan setelah diakumulasikan per hari. Dari penyetoran
kas tersebut, bagian keuangan akan menerima Slip Penyetoran Kas dari bank. Slip
Penyetoran Kas tersebut menjadi bukti bahwa uang kas yang disetorkan telah
masuk ke dalam rekening perusahaan. Slip Penyetoran Kas tersebut akan dibuat
salinannya oleh bagian keuangan untuk diserahkan ke bagian akuntansi. Setelah
membuat salinannya, Slip Penyetoran Kas akan diarsipkan oleh bagian keuangan.
Bagian akuntansi yang menerima Salinan Slip Penyetoran Kas akan melakukan
penjurnalan untuk mencatat bahwa ada penyetoran kas biaya pemasangan ke
rekening bank perusahaan.

Setelah mendekati akhir bulan, bagian administrasi akan memproses


tagihan penggunaan layanan kepada masing-masing pelanggan. Selanjutnya,
bagian administrasi akan membuat Laporan Tagihan Bulanan (Monthly Statement)
untuk dikirimkan ke masing-masing pelanggan. Ketika Laporan Tagihan Bulanan
ini diterbitkan, bagian akuntansi akan melakukan penjurnalan piutang usaha atas
pengakuan pendapatan untuk penggunaan layanan. Ketika pelanggan telah
melakukan pembayaran, bagian keuangan akan melakukan rekonsiliasi antara
uang yang telah masuk dengan tagihan. Ketika uang telah masuk ke rekening bank
perusahaan, bagian akuntansi akan melakukan penjurnalan penerimaan
pembayaran atas piutang usaha yang terkait.

4.2 Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan PT XYZ, Tbk.

Dari penjelasan siklus pendapatan PT XYZ secara umum sebelumnya,


dapat diketahui bahwa siklus pendapatan PT XYZ melibatkan beberapa
fungsional perusahaan. Bagian layanan pelanggan melaksanakan proses
penerimaan permintaan pemasangan decoder dari pelanggan. Bagian instalasi

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


44

akan menindaklanjuti permintaan pelanggan yang telah diterima oleh bagian


layanan konsumen dan bagian gudang yang menyiapkan perlengkapan
pemasangan yang dibutuhkan bagian instalasi. Bagian administrasi akan mencatat
data pelanggan dan layanan yang digunakan untuk proses penagihan selanjutnya.
Terakhir adalah bagian keuangan dan akuntansi yang masing-masing bertugas
menerima penerimaan uang dan melakukan penjurnalan setiap transaksi yang
terjadi. Untuk memperjelas setiap aktivitas bisnis siklus pendapatan PT XYZ,
berikut ini adalah penjelasan mengenai setiap aktivitas bisnis tersebut.

4.2.1 Proses Penerimaan Permintaan Pemasangan Decoder dari Pelanggan

Siklus pendapatan PT XYZ dimulai dari menerima permintaan pelanggan


untuk pemasangan (installment) decoder. Pengajuan permintaan pemasangan
dapat dilakukan pelanggan melalui telepon, langsung datang ke sales counter,
atau secara online melalui situs resmi PT ABC, Tbk (Lampiran 3). Permintaan
pelanggan tersebut akan ditanggapi oleh layanan pelanggan dan kemudian dicatat
di dalam database aplikasi permintaan pemasangan. Selanjutnya, sistem akan
memberi pemberitahuan mengenai permintaan pemasangan tersebut agar bagian
instalasi dan bagian lain yang terkait, seperti bagian administrasi, bagian
keuangan, dan bagian akuntansi dapat melihat adanya permintaan pemasangan
dari pelanggan.

Ketika permintaan telah tercatat dalam database permintaan pemasangan,


bagian layanan pelanggan dapat melihat tanggal pemasangan yang dapat
dilakukan bagian instalasi. Sistem sudah mengatur tanggal pemasangan secara
otomatis berdasarkan data permintaan pemasangan yang masuk. Dengan
demikian, bagian layanan pelanggan dapat langsung menginformasikan kepada
pelanggan tanggal pemasangan yang akan dilakukan oleh bagian instalasi di
lokasi pelanggan. Jadwal pemasangan hanya memberikan informasi mengenai
tanggal pemasangan yang dapat dilakukan, tetapi tidak dengan jam atau waktu
karena kepastian jam tidak dapat ditentukan berdasarkan jarak lokasi pelanggan
dan arus lalu lintas (traffic) tidak dapat diprediksi.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


45

Jika dalam persiapan untuk melakukan pemasangan terdapat kendala,


seperti jumlah karyawan instalasi atau peralatan pemasangan yang tidak
mencukupi, bagian instalasi akan segera mengatur jadwal pemasangan yang baru.
Setelah itu, bagian instalasi menginformasikan kepada bagian layanan pelanggan
bahwa terjadi penundaan pemasangan dan memberitahukan jadwal pemasangan
yang baru. Setelah mendapat informasi tersebut, bagian layanan pelanggan akan
segera menginformasikan kepada pelanggan bahwa terjadi penundaan
pemasangan seperti yang telah diinformasikan kepada pelanggan sebelumnya.
Bagian layanan pelanggan juga menginformasikan mengenai jadwal pemasangan
yang baru yang akan dilakukan di lokasi pelanggan.

4.2.2 Proses Pemenuhan Permintaan Pemasangan Decoder

Setelah menerima permintaan pemasangan, bagian instalasi akan


memeriksa apakah jumlah karyawan yang dibutuhkan telah mencukupi, seperti
yang terlihat pada Gambar 4.3. Pemeriksaan jumlah karyawan dilakukan untuk
memastikan apakah jumlah karyawan mencukupi untuk memenuhi permintaan
pemasangan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Umumnya, pemasangan dapat
dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah diinformasikan kepada pelanggan.
Penundaan pemasangan dari yang telah dijadwalkan dapat terjadi jika ada
permintaan pemasangan dalam jumlah besar, umumnya dari pelanggan korporasi,
dan pemasangan tersebut memakan waktu lebih lama dari yang telah perkirakan
sehingga tidak ada karyawan instalasi yang tersedia (overload). Jika ternyata tidak
mencukupi karena ada jadwal pemasangan yang melebihi kapasitas (overload),
bagian instalasi akan segera mengatur jadwal pemasangan yang baru untuk
permintaan pemasangan yang baru diterimanya. Selanjutnya, bagian instalasi akan
segera menginformasikan kepada layanan pelanggan bahwa terjadi penundaan
pemasangan dan menginformasikan jadwal pemasangan yang baru. Jika jumlah
karyawan yang dibutuhkan mencukupi, bagian instalasi akan mengutus beberapa
karyawannya untuk melaksanakan pemasangan.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


46

Gambar 4.3 Level One Data Flow Diagram Proses Pemenuhan Permintaan
Sumber: Dokumentasi audit RSM AAJ tahun 2013 (telah diolah kembali)

Karyawan instalasi yang ditugaskan akan mencetak satu lembar Formulir


Pemasangan, lima lembar Berita Acara Pemasangan, dan lima lembar Berita
Acara Serah Terima Uang Biaya Pemasangan. Formulir Pemasangan merupakan
dokumen yang berisi isian mengenai data lengkap pelangga, layanan yang
digunakan, serta paket yang dipilih. Berita Acara Pemasangan dan Berita Acara
Serah Terima Uang Biaya Pemasangan merupakan dokumen bukti bagi karyawan
instalasi bahwa jasa pemasangan telah diberikan dan diterima oleh pelanggan,
serta pelanggan telah membayar biaya pemasangan melalui bagian instalasi. Bagi
pelanggan korporasi, terdapat Surat Perjanjian (Agreement Letter) yang telah
ditandatangani terlebih dahulu antara klien PT XYZ dengan perwakilan PT XYZ
sebelum pemasangan akan dilakukan. Surat Perjanjian tersebut berisi kontrak
antara pelanggan dengan PT XYZ mengenai layanan yang digunakan dan lama
waktu pemakaian layanan tersebut.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


47

Setelah menyiapkan dokumen yang diperlukan, karyawan instalasi akan ke


gudang untuk mengambil perlengkapan untuk melakukan pemasangan decoder di
lokasi pelanggan. Perlengkapan pemasangan yang diperlukan adalah decoder,
smart card, kabel, dan peralatan lainnya. Sebelum mengambil perlengkapan yang
diperlukan, karyawan instalasi harus mengisi Formulir Pengambilan Perlengkapan
Pemasangan untuk diserahkan kepada karyawan gudang. Formulir tersebut
digunakan untuk proses pencatatan dan pendataan perlengkapan pemasangan yang
tersedia di gudang. Jika jumlah perlengkapan tidak mencukupi, bagian gudang
akan menginformasikan kepada bagian instalasi dan bagian instalasi akan
mengatur jadwal pemasangan baru sampai perlengkapan yang dibutuhkan
tersedia. Selanjutnya bagian instalasi akan menginformasikan kepada bagian
layanan pelanggan mengenai penundaan pemasangan untuk diberitahukan kepada
pelanggan.

Umumnya persediaan perlengkapan pemasangan telah diprediksi dan


selalu dipastikan ketersediaannya. Jika ada perlengkapan yang tidak tersedia,
umumnya adalah persediaan dari paket atau layanan yang sudah jarang digunakan
pelanggan. Akan tetapi, perusahaan tetap mengelola ketersediaan perlengkapan
pemasangan untuk mencegah terjadinya penundaan pemasangan karena jumlah
perlengkapan pemasangan yang tidak mencukupi. Selain itu, setiap perlengkapan
pemasangan yang tersedia di dalam gudang sudah dipastikan telah melewati
kontrol kualitas (quality control) dan dapat digunakan dengan baik. Hal ini
merupakan salah satu prosedur yang dilakukan perusahaan untuk menjaga
kepuasan pelanggannya.

Jika perlengkapan pemasangan mencukupi, bagian gudang akan


mengambil perlengkapan yang dibutuhkan bagian instalasi. Setelah mengambil
perlengkapan pemasangan sejumlah yang tercantum dalam Formulir Pengambilan
Perlengkapan Pemasangan, karyawan gudang akan memasukkan data yang tertulis
di dalam formulir ke dalam sistem. Dengan demikian, jumlah persediaan akan
diperbarui. Usai menerima perlengkapan pemasangan yang diperlukan, karyawan
instalasi akan mendatangi lokasi pelanggan sesuai dengan permintaan yang
diajukan sebelumnya.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


48

Usai memberikan jasa pemasangan, pelanggan harus mengisi Formulir


Pemasangan dan menandatangani Berita Acara Pemasangan (Lampiran 4) yang
telah dibawa karyawan instalasi. Formulir Pemasangan digunakan untuk
keperluan pencatatan data pelanggan dan penandatanganan Berita Acara
Pemasangan menandakan bahwa pelanggan telah menerima pemasangan decoder
sesuai dengan permintaannya. Setelah itu, pelanggan harus membayar tunai biaya
pemasangan decoder tersebut. Uang biaya pemasangan tersebut diserahkan
kepada karyawan instalasi yang datang melakukan pemasangan. Selanjutnya,
karyawan instalasi akan memberikan Berita Acara Serah Terima Uang Biaya
Pemasangan kepada pelanggan. Berita Acara Serah Terima Uang Biaya
Pemasangan tersebut juga ditandatangani oleh pelanggan untuk menjadi bukti
bahwa pelanggan telah melaksanakan kewajibannya untuk membayar biaya
pemasangan tersebut dan telah diterima oleh karyawan instalasi.

Setelah melakukan tugasnya, karyawan instalasi akan memberikan satu


lembar salinan Berita Acara Pemasangan dan Berita Acara Serah Terima Uang
Biaya Pemasangan kepada pelanggan untuk disimpan oleh pelanggan.
Selanjutnya, karyawan instalasi akan kembali ke perusahaan dan
mendokumentasikan satu lembar Berita Acara Pemasangan dan Berita Acara
Serah Terima Uang Biaya Pemasangan berdasarkan urutan tanggal. Pengarsipan
dokumen tersebut menjadi bukti bahwa bagian instalasi telah melaksanakan
pekerjaannya untuk memenuhi permintaan pemasangan pelanggan. Uang tunai
biaya pemasangan, Formulir Pemasangan, lembaran Berita Acara Pemasangan
dan Berita Acara Serah Terima Uang Biaya Pemasangan lainnya akan diserahkan
oleh karyawan instalasi ke bagian administrasi.

4.2.3 Proses Pembaruan Database Pelanggan

Formulir Pemasangan, Berita Acara Pemasangan, dan Berita Acara Serah


Terima Uang Biaya Pemasangan yang telah ditandatangani pelanggan, serta uang
tunai biaya pemasangan akan diserahkan oleh karyawan instalasi ke bagian
administrasi, seperti yang terlihat dalam Gambar 4.4. Melalui dokumen yang
diterima dari karyawan instalasi, bagian administrasi akan melakukan rekonsiliasi

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


49

atau mencocokkan dengan data permintaan pemasangan yang juga diterimanya.


Proses rekonsiliasi ini ditujukan untuk memeriksa apakah pemasangan yang
dilakukan bagian instalasi telah sesuai dengan permintaan pemasangan yang
tercatat atau pelanggan mengubah permintaannya ketika bagian instalasi
mendatangai lokasi pelanggan. Selain itu, bagian administrasi juga memeriksa
apakah jumlah uang yang diberikan oleh karyawan instalasi telah sepenuhnya
diserahkan dan telah sesuai dengan permintaan akhir yang diinginkan pelanggan.

Gambar 4.4 Level One Data Flow Diagram Proses Pembaruan Database
Pelanggan
Sumber: Dokumentasi audit RSM AAJ tahun 2013 (telah diolah kembali)

Setelah memeriksa dokumen dengan permintaan, bagian administrasi akan


mencatat data pelanggan yang ada di dalam Formulir Pemasangan ke dalam
sistem. Bagian instalasi juga mencatat layanan yang digunakan pelanggan. Untuk
pelanggan korporasi, bagian administrasi juga mencatat jangka waktu pemakaian
layanan sesuai dengan yang tertulis di dalam Surat Perjanjian. Data pelanggan dan
layanan yang digunakan akan masuk ke dalam master file untuk proses penagihan
selanjutnya. Setelah semua data telah dicatat, bagian administrasi mengarsipkan
Formulir Pemasangan yang disimpan berdasarkan urutan nomor pelanggan, serta
satu lembar Berita Acara Pemasangan dan Berita Acara Serah Terima Uang Biaya

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


50

Pemasangan serta diurutkan berdasarkan tanggal. Sisa lembaran dokumen dan


uang tunai biaya pemasangan akan diserahkan ke bagian keuangan.

4.2.4 Proses Penerimaan Uang Biaya Pemasangan

Bagian keuangan merupakan divisi yang menerima uang biaya


pemasangan. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.5, bagian keuangan melakukan
pemeriksaan dokumen dan data permintaan pemasangan terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa semua permintaan pemasangan telah
dilengkapi dengan dokumen yang dibutuhkan. Selain itu, pemeriksaan ini
dilakukan untuk memastikan bahwa uang biaya pemasangan yang diterima telah
sesuai dengan yang seharusnya. Setelah uang biaya pemasangan telah sesuai
dengan dokumen yang ada, bagian keuangan akan mencatat ke dalam sistem
adanya uang masuk sebesar yang diterima dan tercatat dalam dokumen. Setelah
semua telah tercatat, bagian keuangan akan mengarsipkan lembar Berita Acara
Pemasangan dan Berita Acara Serah Terima Uang Biaya Pemasangan. Uang tunai
yang diterima dikumpulkan per hari untuk disetor ke rekening bank perusahaan.

Gambar 4.5 Level One Data Flow Diagram Proses Penerimaan Uang Biaya
Pemasangan
Sumber: Dokumentasi audit RSM AAJ tahun 2013 (telah diolah kembali)

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


51

Bagian akuntansi akan menerima Berita Acara Pemasangan dan Berita


Acara Serah Terima Uang Biaya Pemasangan dari bagian keuangan. Dokumen
tersebut merupakan dokumen pendukung untuk melakukan penjurnalan atas
transaksi yang telah terjadi. Setelah menerima dokumen, bagian akuntansi juga
melakukan rekonsiliasi antara dokumen dengan data permintaan pemasangan.
Ketika bagian keuangan telah melakukan pencatatan uang masuk, aplikasi
pencatatan akan memberi pemberitahuan (notification) ke sistem akuntansi.
Setelah itu, bagian akuntansi akan melakukan penjurnalan dengan mencatat kas
pada sisi debit dan pendapatan pada sisi kredit, seperti yang terlihat pada Gambar
4.6 di bawah ini.

Jurnal saat menerima biaya pemasangan:


Kas (Cash) xxx
Pendapatan (Revenue) xxx

Gambar 4.6 Jurnal Pencatatan Penerimaan Uang Biaya Pemasangan

Ketika biaya pemasangan telah terkumpul dalam satu hari, bagian


keuangan akan menyetorkannya ke rekening bank perusahaan. Dari penyetoran
yang dilakukan, bagian keuangan akan menerima Slip Penyetoran Kas yang
diberikan oleh Bank sebagai tanda bukti bahwa kas yang disetorkan telah masuk
ke dalam rekening perusahaan. Slip Penyetoran Kas tersebut akan dibuat
difotokopi oleh bagian keuangan untuk diberikan kepada bagian akuntansi. Usai
memfotokopi Slip Penyetoran Kas tersebut, bagian keuangan akan
mengarsipkannya dan diurutkan berdasarkan tanggal. Bagian akuntansi yang
menerima Salinan Slip Penyetoran Kas akan melakukan penjurnalan dengan bank
pada sisi debit dan kas pada sisi kredit (Gambar 4.7). Setelah itu, Salinan Slip
Penyetoran Kas diarsipkan bagian akuntansi dan simpan berdasarkan urutan
tanggal.

Jurnal saat menerima biaya pemasangan:


Bank xxx
Kas (Cash) xxx

Gambar 4.7 Jurnal Pencatatan Penyetoran Biaya Pemasangan

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


52

Biaya pemasangan yang diterima PT XYZ dapat diakui sebagai


pendapatan karena biaya pemasangan tersebut merupakan manfaat ekonomi yang
masuk ke dalam perusahaan atas aktivitas bisnis perusahaan dalam memasang
decoder sesuai dengan permintaan pelanggan. Biaya pemasangan ini telah diukur
dengan nilai wajar oleh PT XYZ dan disesuaikan dengan permintaan yang
diterima dari masing-masing pelanggan. Biaya pemasangan yang dikenakan
kepada pelanggan meminta pemasangan untuk satu decoder tentu akan berbeda
dengan pelanggan yang meminta pemasangan untuk dua decoder atau lebih. Biaya
pemasangan tersebut juga merupakan imbalan berbentuk kas yang diterima
langsung oleh bagian instalasi, sebelum diserahkan kepada bagian keuangan.
Selain itu, biaya pemasangan baru akan diakui sebagai pendapatan oleh PT XYZ
setelah pemasangan selesai dilakukan di lokasi pelanggan.

4.2.5 Proses Penagihan atas Penggunaan Layanan

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa data pelanggan dan layanan yang


digunakan merupakan dasar bagi bagian administrasi untuk melakukan penagihan
setiap bulannya kepada pelanggan. Ketika sudah mendekati akhir bulan, bagian
administrasi akan memproses tagihan berdasarkan data pelanggan dan layanan
yang digunakan. Kemudian bagian administrasi akan membuat Laporan Tagihan
Bulanan (Monthly Statement) untuk dikirim ke pelanggan. Laporan Tagihan
Bulanan tersebut berisi daftar penggunaan layanan, tagihan yang harus dibayar
oleh pelanggan, dan batas waktu pembayaran. Jika pelanggan tidak membayar
sampai batas waktu yang ditentukan, layanan akan dihentikan secara otomatis
oleh perusahaan.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


53

Gambar 4.8 Level One Data Flow Diagram Proses Penagihan


Sumber: Dokumentasi audit RSM AAJ tahun 2013 (telah diolah kembali)

Laporan tagihan dapat berbentuk elektronik ataupun surat. Laporan


Tagihan Bulanan untuk pelanggan individu yang menggunakan layanan televisi
berbayar umumnya berbentuk elektronik yang tampil pada layar televisi
pelanggan. Pelanggan korporasi dan pelanggan individu yang menggunakan
layanan internet akan menerima tagihan dalam bentuk surat yang dikirim ke
alamat pelanggan atau dapat pula dikirim melalui e-mail. Semua Laporan Tagihan
Bulanan, baik yang elektronik maupun surat akan disimpan dalam dalam database
Laporan Tagihan Bulanan dan bagian keuangan dan bagian akuntansi dapat
melihat adanya tagihan yang telah diterbitkan.

Setelah menerima pemberitahuan penerbitan Laporan Tagihan Bulanan,


bagian akuntansi akan melakukan penjurnalan. Pernjurnalan ini dilakukan untuk
mengakui pendapatan dalam bentuk piutang usaha (account receivable).
Pencatatan jurnal ini dilakukan ketika mendekati akhir bulan atas penggunaan
layanan, setelah bagian administrasi menerbitkan Laporan Tagihan Bulanan dan
telah dikirim ke pelanggan. Penjurnalan yang dilakukan bagian akuntansi adalah
mencatat piutang usaha pada sisi debit dan pendapatan pada sisi kredit, seperti
yang tampak pada Gambar 4.9.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


54

Jurnal saat menerima laporan tagihan bulanan:


Piutang Usaha (Account Receivable) xxx
Pendapatan (Revenue) xxx

Gambar 4.9 Jurnal Pencatatan Penagihan

Pengakuan pendapatan atas penggunaan layanan oleh pelanggan


merupakan pendapatan yang diterima perusahaan atas penyediaan jasa, yaitu
layanan televisi berbayar maupun internet setelah jasa tersebut sudah diberikan
dan dinikmati oleh pelanggan. Ketika sudah mendekati akhir bulan, penggunaan
layanan oleh konsumen sudah dapat ditagihkan oleh perusahaan karena pemberian
layanan sudah mendekati tingkat penyelesaiannya dalam setiap periode, dalam hal
ini adalah setiap bulan. Pendapatan yang diakui tersebut telah memenuhi kondisi
jumlah pendapatan dapat diukur secara andal, karena PT XYZ telah menetapkan
harga penggunaan layanan berdasarkan paket-paket tertentu. Selain itu, ketika
dilakukan penagihan, PT XYZ dapat mengakui adanya pendapatan karena
kemungkinan besar ada manfaat ekonomi yang akan mengalir ke perusahaan
terkait dengan penggunaan layanan oleh pelanggan dan PT XYZ telah mengukur
secara andal biaya dari penyediaan layanan tersebut.

Pengakuan piutang usaha erat kaitannya dengan pengakuan pendapatan.


Ketika perusahaan mengakui pendapatan pada sisi kredit, maka harus ada sisi
debit yang menyeimbangkan pencatatan transaksi tersebut (double-entry). Sisi
debit yang dapat dicatat dalam penjurnalan ketika ada pengakuan pendapatan
adalah kas maupun piutang usaha. Jika penerimaan pendapatan ditangguhkan dan
tidak langsung diterima dalam bentuk kas atau setara kas, maka sisi kredit yang
dicatat dalam penjurnalan adalah piutang usaha. Pengakuan piutang usaha
dilakukan PT XYZ ketika melakukan penagihan kepada pelanggan atas
penggunaan layanan yang telah dinikmati pelanggan selama hampir satu bulan.

Pencatatan atas pengakuan pendapatan dan piutang usaha dilakukan PT


XYZ ketika Laporan Tagihan Bulanan telah diterbitkan (issued) oleh bagian
administrasi dan bagian akuntansi telah menerima pemberitahuan penerbitan
Laporan Tagihan Bulanan tersebut. Jika ada tagihan yang tidak dibayar oleh

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


55

pelanggan, piutang usaha akan disajikan bersama dengan penyisihan piutang yang
tak tertagih (allowance for doubtful account) dan akan dicatat sebagai beban.
Namun, jika pelanggan telah membayar tagihan, piutang usaha akan berkurang
dan aset perusahaan yang lain akan meningkat, yaitu setara kas yang dalam hal ini
adalah jumlah kas yang ada dalam rekening perusahaan untuk pengumpulan
(collection) pembayaran tagihan atas penggunaan layanan.

4.2.6 Proses Penerimaan Pembayaran Tagihan

PT XYZ umumnya memiliki beberapa rekening yang digunakan untuk


penerimaan (collection) pembayaran tagihan penggunaan layanan. Atas
penggunaan rekening-rekening tersebut, PT XYZ melakukan kerja sama dengan
beberapa bank untuk mengintegrasi catatan kas masuk dan keluar dengan sistem
perusahaan PT XYZ. Ketika ada uang yang masuk atau keluar dari rekening
tersebut, bagian keuangan akan menerima pemberitahuan melalui sistem. Dengan
demikian, setiap pembayaran tagihan yang masuk dapat diketahui oleh bagian
keuangan dan bagian keuangan dapat segera melakukan pengecekan.

Gambar 4.10 menunjukkan bahwa pelanggan melakukan pembayaran


sesuai dengan tagihan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bagian keuangan akan
menerima pemberitahuan melalui sistem dengan bentuk seperti Rekening Koran.
Setelah menerima pemberitahuan adanya pembayaran yang telah masuk, bagian
akuntansi akan melakukan rekonsiliasi antara jumlah yang masuk ke rekening
dengan Laporan Tagihan Bulanan yang diterima bagian keuangan dari bagian
administrasi. Jika ada pelanggan yang belum membayar, bagian keuangan akan
melakukan pelaporan melalui sistem ke bagian administrasi. Selanjutnya bagian
administrasi akan melaporkan pada bagian operasional untuk memutuskan
layanan bagi pelanggan yang pembayarannya bermasalah.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


56

Gambar 4.10 Level One Data Flow Diagram Proses Penerimaan Pembayaran
Sumber: Dokumentasi audit RSM AAJ tahun 2013 (telah diolah kembali)

Bagian keuangan akan memasukkan data pembayaran yang telah diterima


ke dalam aplikasi dan diterima bagian akuntansi. Bagian akuntansi yang
menerima data pembayaran dari bagian keuangan juga memeriksa kembali sesuai
dengan Laporan Tagihan Bulanan yang telah diterima sebelumnya. Semua data
pembayaran akan dicatat bagian akuntansi dalam penjurnalan seperti yang tertera
pada Gambar 4.11. Penggunaan akun bank disesuaikan dengan rekening yang
digunakan masing-masing pelanggan yang melakukan pembayaran. Siklus
pendapatan akan kembali berputar dimulai dari proses penagihan atas penggunaan
layanan selama bulan berjalan setelah pelanggan membayar tagihan penggunaan
layanan bulan sebelumnya.

Jurnal saat menerima laporan rekonsiliasi pembayaran tagihan:


Bank (Bank) xxx
Piutang Usaha (Account Receivable) xxx

Gambar 4.11 Jurnal Pencatatan Pembayaran Piutang dari Pelanggan

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


57

PT XYZ memberikan beberapa alternatif metode pembayaran bagi


pelanggan untuk membayar tagihan bulanan. Alternatif metode pembayaran yang
ditawarkan PT XYZ adalah:

1. Pembayaran melalui mesin ATM.


Pada metode pembayaran ini, pelanggan dapat membayar tagihan melalui
mesin ATM dari rekening bank miliknya. Ketika sudah masuk dalam menu
“Pembayaran” dan memilih melakukan pembayaran atas tagihan dari PT
XYZ, pelanggan cukup memasukkan nomor pelanggan pada kolom yang
tersedia. Setelah nomor pelanggan dimasukkan, di layar mesin ATM akan
menunjukkan tagihan yang harus dibayar dan pelanggan memilih tagihan
tersebut. Tagihan yang sudah terbayar akan diinformasikan melalui sistem ke
bagian keuangan PT XYZ.

2. Kartu kredit.
Tagihan atas penggunaan layanan dari PT XYZ dapat dibayar dengan
menggunakan kartu kredit milik pelanggan. Langkahnya pembayarannya
kurang lebih sama dengan pembayaran melalui transfer bank, hanya saja
pembayaran dilakukan pada tempat-tempat tertentu, seperti kantor cabang dari
bank yang bersangkutan atau sales counter PT XYZ. Ketika pelanggan telah
menggunakan kartu kreditnya (swipe), pelanggan harus memasukkan nomor
pelanggannya dan membayar sesuai tagihan yang tertera.

3. One bill payment (auto debit).


Metode pembayaran ini merupakan pendebitan secara otomatis oleh bank
penyelenggara yang telah diotorisasi oleh pelanggan ketika tagihan sudah
masuk. Pendebitan dapat dilakukan melalui kartu kredit atau rekening
tabungan bank tertentu yang telah bekerja sama dengan PT XYZ. Pelanggan
yang ingin menggunakan metode pembayaran ini harus mengisi Surat Kuasa
(Letter of Authority) dan memilih pendebitan dilakukan melalui kartu kredit
atau rekening bank pelanggan (Lampiran 5). Surat Kuasa yang telah diisi
diberikan kepada bagian layanan pelanggan. Selanjutnya layanan pelanggan
akan segera menyerahkannya ke bagian keuangan. Surat Kuasa yang telah
diterima oleh bagian keuangan segera diberikan kepada bank yang terkait.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


58

4. Setor tunai melalui teller PT XYZ.


Pelanggan yang menggunakan metode pembayaran ini harus mendatangi teller
PT XYZ di sales counter atau kantor layanan dari PT XYZ. Pembayaran tunai
yang dilakukan harus disertai dengan mencantumkan nomor pelanggan di
kolom Berita Acara Pembayaran. Hal ini dilakukan untuk membantu bagian
keuangan mencatat pembayaran yang telah diterima atas tagihan dari
pelanggan tersebut. Pembayaran yang diterima melalui teller harus segera
diinformasikan ke bagian keuangan terlebih dahulu sebelum diserahkan ke
bagian keuangan. Bagian keuangan yang telah menerima uang tunai
pembayaran akan melakukan pengecekan dengan tagihan sesuai dengan
nomor pelanggan yang tercantum dalam Berita Acara Pembayaran. Usai
memeriksa, bagian keuangan akan mencatat dalam sistem, seperti pada proses
penerimaan uang biaya pemasangan. Uang pembayaran tagihan akan
dikumpulkan per hari dan disetorkan ke rekening bank perusahaan.

5. Internet banking atau sms atau mobile banking melalui beberapa bank tertentu.
Metode pembayaran ini hampir sama dengan pembayaran melalui mesin
ATM. Yang membedakan metode pembayaran ini dengan pembayaran
melalui mesin ATM adalah alat yang digunakan dapat berupa telepon selular
(cellphone atau smartphone), komputer, laptop, tablet, atau alat komunikasi
(gadget) lain yang dapat mendukung pembayaran dengan metode ini.

Walaupun melalui proses pembayaran yang berbeda, bagian keuangan akan tetap
melakukan verifikasi dan rekonsiliasi antara pembayaran yang telah dilakukan
dengan tagihan yang dikenakan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan pembayaran atau tidak ada pembayaran sehingga tidak mengakibatkan
salah saji dalam laporan keuangan.

Untuk memperjelas tugas setiap bagian yang terlibat dalam PT XYZ,


Gambar 4.12 dan Gambar 4.13 menyajikan diagram alur (flowchart) siklus
pendapatan PT XYZ. Gambar 4.12 menyajikan diagram alur siklus pendapatan PT
XYZ mulai dari penerimaan permintaan pemasangan decoder sampai penerimaan
uang tunai biaya pemasangan. Gambar 4.13 adalah diagram alur siklus
pendapatan PT XYZ yang dimulai dari proses penagihan atas penggunaan layanan

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


59

sampai proses penerimaan pembayaran tagihan dan terus berulang selama


pelanggan PT XYZ masih menggunakan layanan dari PT XYZ. Jika pelanggan
ingin mengubah paket atau layanan yang digunakan, misalnya ingin menggunakan
layanan televisi berbayar dari kualitas standar menjadi kualitas High Definition
(HD), pelanggan harus menghubungi layanan pelanggan dan siklus pendapatan
dimulai dari proses awal. Namun, bagian administrasi hanya memperbarui data
layanan yang digunakan untuk proses penagihan selanjutnya.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


60

Gambar 4.12 Diagram Alur Siklus Pendapatan dari Proses Penerimaan


Pemasangan Decoder
Sumber: Dokumentasi audit RSM AAJ tahun 2013 (telah diolah kembali)

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


61

Gambar 4.12 Diagram Alur Siklus Pendapatan dari Proses Penerimaan


Pemasangan Decoder (lanjutan)
Sumber: Dokumentasi audit RSM AAJ tahun 2013 (telah diolah kembali)

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


62

Gambar 4.13 Diagram Alur Siklus Pendapatan dari Proses Penagihan atas
Penggunaan Layanan
Sumber: Dokumentasi audit RSM AAJ tahun 2013 (telah diolah kembali)

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


63

4.3 Evaluasi Penerapan Siklus Pendapatan PT XYZ, Tbk.

Pada pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan mengenai praktik dan


penerapan siklus pendapatan di PT XYZ. Dari penjelasan dan gambaran yang
terlihat dalam Gambar 4.2 sampai Gambar 4.13, siklus pendapatan PT XYZ tidak
banyak melibatkan proses penerimaan permintaan pemasangan (order) dan
pemenuhan permintaan pemasangan (delivery) seperti aktivitas bisnis pada
umumnya. Setelah pelanggan menerima pemasangan decoder, aktivitas bisnis PT
XYZ berputar pada proses penagihan ke pelanggan dan penerimaan pembayaran
(cash collection) dari pelanggan. Aktivitas penerimaan permintaan pemasangan
dari pelanggan akan dimulai ketika ada permintaan pemasangan yang baru, baik
dari pelanggan baru maupun pelanggan lama, atau penambah atau pengubahan
penggunaan layanan dari pelanggan lama.

Perbedaan yang juga cukup mendasar dari proses bisnis PT XYZ adalah
tidak banyak melibatkan persediaan perlengkapan pemasangan (inventory).
Gudang yang dimiliki PT XYZ digunakan untuk menampung persediaan decoder,
smart card, dan kabel-kabel penunjang pemakaian decoder untuk layanan televisi
berbayar dan internet. Namun, persediaan tersebut bukan persediaan barang untuk
dijual ke pelanggan. Persediaan tersebut merupakan aset PT XYZ yang
dipinjamkan ke pelanggan selama pelanggan menggunakan layanan dari PT XYZ.
Jika ada pelanggan yang menghentikan penggunaan layanan atau tidak membayar
tagihan dalam beberapa bulan, PT XYZ akan mengambil kembali decoder, smart
card, kabel, dan peralatan lainnya dari pelanggan.

Poin lain yang juga dapat dilihat dari siklus pendapatan PT XYZ adalah
tidak banyak dokumen yang digunakan dari setiap kegiatan. Gambar 4.12 dan
Gambar 4.13 menunjukkan bahwa terdapat empat sampai lima jenis dokumen
yang digunakan dalam setiap aktivitas bisnis dalam siklus pendapatan dan untuk
mencatat setiap transaksi. Kelima dokumen tersebut adalah Formulir Pemasangan,
Berita Acara Pemasangan, Berita Acara Serah Terima Uang Biaya Pemasangan,
Slip Penyetoran Kas, dan Surat Perjanjian (Agreement Letter) yang hanya
digunakan pada pelanggan korporasi. Penggunaan dokumen yang relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan teori yang umumnya digunakan dapat disebabkan

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


64

karena kegiatan bisnis dari PT XYZ yang cukup berbeda dari industri lain pada
umumnya, terutama jika dibandingkan dengan perusahaan manufaktur atau
penjualan barang.

Penerapan siklus pendapatan dalam PT XYZ akan dilihat kesesuaiannya


dengan teori yang dikemukakan oleh Romney dan Steinbart (2009) mengenai
siklus pendapatan. Mengingat bahwa PT XYZ menawarkan jasa, bukan barang,
akan ada perbedaan mendasar seperti yang disebutkan sebelumnya, karena teori
yang dikemukakan Romney dan Steinbart lebih mendekati perusahaan yang
bergerak dalam industri manufaktur atau retail yang menjual barang. Namun
demikian, ada hal-hal yang dapat dievaluasi dari penerapan siklus PT XYZ.
Berikut ini adalah pembahasan penerapan siklus pendapatan PT XYZ dari setiap
aktivitas bisnisnya.

4.3.1 Pencatatan Pesanan Pelanggan (Sales Order Entry)

Di dalam siklus pendapatan PT XYZ, aktivitas bisnis ini merupakan


proses penerimaan permintaan pemasangan decoder dari pelanggan. Permintaan
pemasangan decoder ini diterima oleh bagian layanan pelanggan melalui telepon,
sales counter PT XYZ, atau secara online melalui situs resmi PT ABC, Tbk.
Permintaan pemasangan yang telah diterima layanan konsumen akan diproses ke
dalam database aplikasi permintaan pemasangan. Permintaan pemasangan yang
telah masuk ke dalam sistem akan diterima oleh bagian instalasi, administrasi,
keuangan, dan akuntansi. Bagian instalasi untuk dilakukan proses selanjutnya
untuk memenuhi permintaan pemasangan dari pelanggan.

Pada aktivitas bisnis awal ini, PT XYZ tidak menggunakan formulir


pemesanan (sales order) untuk mencatat permintaan pemasangan dari pelanggan.
permintaan pemasangan yang diterima akan dicatat secara online melalui aplikasi
pencatatan. Data permintaan pemasangan akan ditampilkan secara online oleh
aplikasi tersebut dan diterima oleh bagian instalasi. Untuk menggantikan fungsi
formulir pemesanan, PT XYZ menggunakan Formulir Pemasangan untuk
mencatat permintaan pemasangan dari pelanggan. Akan tetapi, Formulir
Pemasangan ini diisi langsung oleh pelanggan ketika bagian instalasi mendatangi

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


65

lokasi pelanggan untuk memenuhi permintaan pemasangan. Dengan demikian,


tidak ada dokumen yang digunakan oleh PT XYZ dalam proses penerimaan
permintaan pemasangan ini.

Menurut penulis, ada baiknya perusahaan membuat formulir penerimaan


permintaan pelanggan. Formulir tersebut dapat diberikan kepada bagian instalasi
untuk proses pemenuhan permintaan pelanggan. Dengan adanya formulir
permintaan pelanggan, bagian instalasi dapat menyesuaikan perlengkapan
pemasangan yang diperlukan nantinya. Selain itu, formulir tersebut dapat
diberikan kepada bagian gudang untuk pendokumentasian. Pendokumentasian ini
dimaksudkan sebagai pembanding antara permintaan pemasangan yang diterima
dengan jumlah perlengkapan pemasangan yang diambil oleh bagian instalasi. Hal
ini perlu dilakukan karena bagian instalasi dapat mengambil perlengkapan
pemasangan lebih dari yang dibutuhkan, namun tetap diprediksikan. Pengambilan
perlengkapan pemasangan terebut dilebihkan karena ketika bagian instalasi datang
ke lokasi pelanggan, pelanggan dapat mengubah permintaannya, seperti
pengubahan paket layanan, atau menambah permintaannya, yang awalnya hanya
meminta pemasangan decoder untuk internet namun menambah untuk melakukan
pemasangan decoder televisi berbayar.

Untuk pendaftaran permintaan pemasangan online melalui situs resmi PT


ABC, Tbk., terlihat ada pemilihan cakupan wilayah (coverage area) penyediaan
layanan dari PT XYZ pada tahap pertama (Lampiran 3, halaman 80). Ketika calon
pelanggan memilih cakupan wilayah dan ternyata lokasi pelanggan tidak masuk
dalam cakupan wilayah, proses tersebut hanya berhenti pada tahap pertama saja
dan tidak ada informasi yang masuk ke perusahaan. Penulis mengusulkan untuk
menyediakan kolom yang dapat diisi oleh calon pelanggan yang ingin mendaftar
permintaan pemasangan, namun lokasi calon pelanggan tersebut belum masuk
dalam cakupan wilayah penyediaan layanan dari PT XYZ. Hal ini dapat memberi
informasi kepada perusahaan mengenai jumlah peminat calon pelanggan dari
wilayah atau lokasi tertentu dan membantu perusahaan dalam melakukan
pengembangan jaringan.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


66

Dalam proses penerimaan pesanan pemasangan decoder, PT XYZ tidak


melakukan tahapan pengecekan dan penyetujuan kredit (credit approval)
pelanggan. Hal ini disebabkan karena perusahaan memiliki asumsi bahwa setiap
pelanggan memiliki kemampuan bayar yang sama. Pengecekan kredit dinilai tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kegiatan bisnis perusahaan karena
pelanggan diharuskan untuk langsung membayar setiap tagihan penggunaan
layanan setelah menikmatinya selama hampir sebulan. Jika ada pelanggan yang
tidak membayar tagihan, PT XYZ langsung memutuskan layanan pelanggan
tersebut. Jika sampai tiga bulan pelanggan belum membayar tagihannya, PT XYZ
dapat langsung mendatangi lokasi pelanggan, menarik decoder, smart card, dan
peralatan lainnya, dan menagihkan pembayarannya.

Pengecekan ketersediaan perlengkapan pemasangan (inventory


availability) dilakukan oleh bagian instalasi ketika akan memproses pemasangan
di lokasi pelanggan. Ketika perlengkapan pemasangan mencukupi dalam
pelaksanaan pemasangan, pemasangan dapat langsung dilakukan di lokasi
pelanggan sesuai dengan jadwal yang telah diinformasikan ke pelanggan. Apabila
perlengkapan pemasangan tidak mencukupi, bagian instalasi akan
menginformasikan ke pelanggan melalui bagian layanan pelanggan. Bagian
instalasi juga akan menginformasikan jadwal pemasangan yang baru yang
disesuaikan dengan estimasi kedatangan perlengkapan pemasangan yang
dibutuhkan. Namun pada umumnya, pengecekan ketersediaan perlengkapan
pemasangan dilakukan ketika ada permintaan pemasangan atas paket layanan
yang sudah jarang diminta, terutama untuk mengecek jumlah smart card atas
paket layanan tersebut. Untuk paket layanan yang banyak digunakan, PT XYZ
selalu mengelola ketersediaan perlengkapan pemasangan untuk mencegah
penundaan jadwal pemasangan.

Pada tahapan menanggapi pertanyaan pelanggan, PT XYZ menyediakan


layanan pelanggan yang dapat diakses melalui telepon, email, dan sales counter
PT XYZ. Layanan pelanggan ini terbagi dalam dua bagian, yaitu bagian yang
melayani keluhan, pertanyaan, dan pelayanan lainnya (contact center), serta
bagian yang menerima permintaan pemasangan decoder (sales center). Layanan

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


67

pelanggan merupakan fasilitas yang diberikan PT XYZ kepada pelanggan agar


pelanggan yang memiliki kendala dalam penggunaan layanan dari PT XYZ dapat
segera bertanya dan melaporkannya melalui layanan pelanggan. Pertanyaan dan
laporan yang diterima melalui layanan pelanggan akan ditindaklanjuti untuk tetap
menjaga kepuasan pelanggan. Akan tetapi, dalam suatu forum situs berita di
Indonesia, beberapa pelanggan pengguna layanan internet dari PT XYZ
mengeluhkan pelayanan yang lambat. Pengaduan dari pelanggan lewat email
dianggap spam dan tidak ada solusi yang diberikan. Pengaduan lewat contact
center pun sulit dilakukan karena jaringan telepon yang selalu sibuk, bahkan
ketika ditelepon pada malam hari. Hal ini dapat menjadi pertimbangan untuk PT
XYZ dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya, terutama dalam
pemberian akses yang lebih mudah bagi pelanggannya untuk mengajukan
pengaduan maupun pertanyaan.

Dalam tingkatan pembedaan pelanggan dalam proses pemilihan pelanggan


(customer selection), PT XYZ tidak melakukan pembedaan (undifferentiated)
sehingga setiap pelanggan PT XYZ diperlakukan secara sama. Hal ini
dikarenakan PT XYZ merupakan perusahaan penyedia jasa yang dapat digunakan
secara massal selama masih di dalam ruang lingkup penyediaan layanan dari PT
XYZ. Dengan demikian, dalam bisnis PT XYZ, yang memiliki peran sebagai
pengambil keputusan adalah pelanggan sehingga pelanggan dapat memilih
perusahaan mana untuk memenuhi permintaannya, yaitu layanan televisi berbayar
atau internet. Namun, untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda, PT XYZ
mengatasinya dengan memberikan pilihan paket layanan yang dapat dipilih oleh
pelanggan.

Dalam proses penerimaan permintaan pemasangan, PT XYZ tidak


melakukan seleksi pelanggan untuk menentukan menerima permintaan
pemasangan atau tidak. Setiap permintaan pemasangan yang masuk ke perusahaan
akan diterima dan kemudian diproses untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Penyeleksian pelanggan umumnya tidak dilakukan kepada pelanggan individu.
Jika pelanggan tidak membayar tagihannya, PT XYZ dapat langsung mencabut
layanannya dan langsung menagihkan kepada pelanggan. Untuk pelanggan

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


68

korporasi, PT XYZ melakukan penyeleksian dikarenakan nilai transaksi dan risiko


bisnis umumnya lebih besar dibandingkan dengan pelanggan individu. Akan
tetapi, penyeleksian tidak dilakukan secara mendalam. PT XYZ hanya
memastikan bahwa pelanggan korporasi mampu membayar tagihannya setiap
bulan. Ketika melakukan transaksi dengan pelanggan korporasi, PT XYZ
melakukan perjanjian dalam Surat Perjanjian yang disetujui kedua belah pihak. PT
XYZ juga menyeleksi melalui kondisi ekonomi pelanggan korporasi untuk
memastikan mereka dapat membayar tagihan yang akan diberikan setiap
bulannya.

4.3.2 Pengiriman (Shipping)

Aktivitas pengiriman dalam siklus PT XYZ merupakan proses pemenuhan


permintaan pemasangan dari pelanggan. Aktivitas ini dimulai setelah bagian
instalasi PT XYZ telah memeriksa jumlah karyawan instalasi yang tersedia dan
mencetak satu lembar Formulir Pemasangan dan lima lembar Berita Acara
Pemasangan dan Berita Acara Serah Terima Uang Biaya Pemasangan. Setelah
dokumen disiapkan, bagian instalasi akan ke gudang untuk mengambil decoder
dan peralatan lainnya setelah mengisi Formulir Pengambilan Perlengkapan
Pemasangan. Selanjutnya bagian instalasi akan mendatangi lokasi pelanggan dan
memasang decoder sesuai dengan permintaan pelanggan. Jika pemasangan
decoder telah dilakukan, pelanggan mengisi Formulir Pemasangan dan
menandatangani Berita Acara Pemasangan dan menyimpan satu lembar Berita
Acara Pemasangan. Pelanggan juga diharuskan untuk membayar tunai biaya
pemasangan. Untuk mendokumentasikan transaksi ini, bagian instalasi akan
memberikan Berita Acara Serah Terima Uang yang juga ditandatangani
pelanggan. Satu lembar Berita Acara Serah Terima Uang akan diserahkan ke
pelanggan untuk disimpan pelanggan dan lembar lainnya akan didokumentasikan
oleh bagian instalasi, administrasi, keuangan, dan akuntansi.

Pada aktivitas ini, PT XYZ menggunakan Formulir Pengambilan


Perlengkapan Pemasangan ketika mengambil decoder dan peralatan lainnya.
Formulir tersebut digunakan untuk mencatat persediaan yang keluar dari gudang

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


69

beserta jumlahnya. Bagian instalasi yang mengisi formulir tersebut dan bagian
gudang yang mengambil sejumlah yang tertera pada formulir. Usai memberikan
peralatan pemasangan yang dibutuhkan bagian instalasi, bagian gudang akan
mencatat perlengkapan pemasangan yang telah keluar dari gudang dan jumlah
dari masing-masing perlengkapan pemasangan tersebut. Pencatatan tersebut akan
dimasukkan ke dalam sistem dan jumlah persediaan akan diperbarui (update).

Aktivitas pengiriman dalam proses bisnis PT XYZ ini tidak memerlukan


dokumen seperti lembar pengemasan (packing slip) dan bill of landing. Bukti
bahwa pelanggan telah menerima pemasangan decoder sesuai dengan
permintaannya adalah melalui Berita Acara Pemasangan yang berisi detail
pemasangan dan telah ditandatangani oleh pelanggan (Lampiran 4). Dengan
menandatangani Berita Acara Pemasangan, pelanggan telah memastikan bahwa
pemasangan decoder telah sesuai dengan permintaannya tanpa ada kesalahan.
Ketika pelanggan membayar biaya pemasangan secara tunai, pelanggan harus
memastikan bahwa bukti pembayaran yang diberikan oleh bagian instalasi telah
mencantumkan jumlah tagihan yang benar. Setelah itu, barulah pelanggan dapat
menandatangani bukti pembayaran tersebut dan membayar sesuai dengan tagihan.

Berita Acara Pemasangan memiliki fungsi sebagai bukti bahwa bagian


instalasi telah melakukan tugasnya untuk memenuhi permintaan pelanggan dan
pelanggan telah menerima pemasangan sesuai dengan permintaannya. Namun,
Berita Acara Pemasangan tidak dilengkapi dengan daftar permintaan dari
pelanggan yang dicatat sebelumnya oleh bagian layanan pelanggan. Sebaiknya
Berita Acara Pemasangan dilengkapi dengan permintaan pemasangan yang
diminta pelanggan untuk mendukung proses pendokumentasian dan rekonsiliasi
saat proses pencatatan data pelanggan nanti. Selain itu, dengan tercatatnya
permintaan pelanggan yang telah diterima oleh bagian layanan pelanggan
sebelumnya, perusahaan dapat membantu proses rekonsiliasi dan mengetahui
apakah pelanggan mengubah layanan yang diinginkan atau menambah
permintaannya pada saat pemasangan dilakukan. Hal ini dapat membantu proses
pengendalian mengenai jumlah decoder, smartcard, kabel, dan perlengkapan lain
yang digunakan pada aktualnya karena bagian instalasi dapat membawa

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


70

perlengkapan pemasangan melebihi yang dibutuhkan. Jika pelanggan ingin


mengubah atau menambah penggunaan layanan di lokasi pelanggan, penggunaan
decoder, smartcard, dan perlengkapan lainnya tetap dapat dikontrol dan jumlah
persediaan tetap dapat dicatat dengan baik.

4.3.3 Penagihan (Billing)

Formulir Pemasangan dan Berita Acara Pemasangan yang ditandatangani


oleh pelanggan merupakan dokumen bukti mengenai data pelanggan dan jenis
layanan yang mereka gunakan. Dari Formulir Pemasangan dan Berita Acara
Pemasangan yang telah masuk ke bagian administrasi, bagian administrasi akan
mencatatnya ke dalam sistem dan diproses dalam master file data pelanggan dan
layanan yang digunakan. Melalui master file ini, bagian administrasi dapat
memproses penagihan atas pemakaian layanan dari PT XYZ dan membuat
Laporan Tagihan Bulanan untuk pelanggan setiap bulan. Bagian administrasi juga
menerima Berita Acara Serah Terima Uang dan uang biaya pemasangan dari
pelanggan atas pemasangan decoder. Berita Acara Serah Terima Uang dan uang
biaya pemasangan tersebut menjadi dokumen pendukung untuk pencatatan ke
dalam sistem sebelum diserahkan ke bagian keuangan.

PT XYZ mengelola piutang usahanya dengan metode balance-forward.


Dengan penggunaan metode ini, PT XYZ memproses tagihan masing-masing
pelanggan atas layanan yang mereka gunakan selama satu bulan. Laporan Tagihan
Bulanan tersebut merupakan hasil pengolahan oleh bagian administrasi dengan
data dari master file di dalam sistem. Proses pembuatan tagihan bulanan ini
dilakukan ketika sudah mendekati akhir periode atau bulan. Setelah tagihan telah
diproses, bagian administrasi akan menerbitkan Laporan Tagihan Bulanan dan
memberikan pemberitahuan kepada bagian akuntansi untuk mencatat penjurnalan
piutang usaha terhadap pendapatan. Selanjutnya, bagian administrasi akan
melakukan pengiriman tagihan bulanan, baik secara elektronik maupun surat.
Pengiriman Laporan Tagihan Bulanan rutin dilakukan setiap bulan.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


71

4.3.4 Penerimaan Kas (Cash Collection)

Bagi pelanggan yang membayar tunai atas pemasangan decoder, bukti


pembayaran dan uang kas akan diserahkan oleh bagian administrasi kepada
bagian keuangan. Bagian keuangan akan mengarsipkan bukti pembayaran setelah
memasukkan pembayaran yang sudah tejadi ke dalam sistem. Sistem akan
mengolah data dan bagian akuntansi akan mencatat penjurnalan kas masuk
terhadap penjualan atau pendapatan dan juga mengarsipkan salinan bukti
pembayaran. Selanjutnya, bagian keuangan akan menyetorkan biaya pemasangan
yang telah diterima ke rekening bank perusahaan.

Penerimaan kas dari pembayaran tagihan umumnya lebih banyak


dilakukan melalui transfer ke rekening bank perusahaan atau auto debit. Untuk
memeriksa pembayaran yang sudah masuk, bagian keuangan akan memeriksa dari
pemberitahuan sistem dan melakukan rekonsiliasi dengan rekening bank. Ketika
semua pembayaran sudah terrekonsiliasi, bagian keuangan akan mencatat dalam
sistem dan bagian akuntansi akan melakukan penjurnalan kas atau bank terhadap
piutang usaha dan mengarsipkan tagihan bulanan dari bagian administrasi.
Apabila ada pembayaran yang tidak masuk ke rekening bank, bagian keuangan
akan melapor pada bagian administrasi sehingga layanan terhadap pelanggan
tersebut akan dicabut.

Pengendalian atas aktivitas ini sudah cukup baik karena PT XYZ


mempersempit kemungkinan terjadinya pencurian kas dengan memberikan
banyak pilihan pembayaran diluar pembayaran tunai. PT XYZ juga memisahkan
penugasan antara yang menerima kas atau pengecekan rekening bank dengan
yang melakukan pencatatan atau penjurnalan. Selain itu, dengan dilakukannya
rekonsiliasi rekening bank, jumlah uang yang masuk dapat dikontrol dengan
melihat aktivitas yang terdaftar dalam rekening koran. Pengendalian atas jumlah
kas yang seharusnya masuk juga dilakukan melalui pengarsipan Berita Acara
Pemasangan, Berita Acara Serah Terima Uang Biaya Pemasangan, dan akses atas
database Laporan Tagihan Bulanan.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


72

Pada alur penyerahan dokumen Berita Acara Pemasangan dan Berita


Acara Serah Terima Uang Biaya Pemasangan dari bagian administrasi sebaiknya
dilakukan sedikit perbaikan. Dari Gambar 4.12, terlihat bahwa alur penyerahan
dokumen dari bagian administrasi harus melewati bagian keuangan terlebih
dahulu, setelah itu baru diterima oleh bagian akuntansi. Penulis menyarankan agar
alur dari bagian administrasi langsung diserahkan langsung ke bagian keuangan
dan akuntansi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah dokumen yang tidak
terdokumentasi dengan baik atau hilang sebelum diterima oleh bagian akuntansi.
Selain itu, hal ini dapat membantu mempercepat proses rekonsiliasi dengan data
permintaan pemasangan sebelum dilakukan penjurnalan.

4.4 Pengendalian terhadap Kendala dan Risiko yang Dapat Terjadi dalam
Siklus Pendapatan PT XYZ

Selama dalam pelaksanaannya, setiap aktivitas bisnis akan menghadapi


kendala yang dapat terjadi untuk menghalangi pencapaian pelaksanaan siklus
pendapatan yang baik. Tujuan-tujuan yang dapat dicapai dalam setiap aktivitas
bisnis maupun siklus pendapatan secara keseluruhan telah dijelaskan dalam Bab 2
sebelumnya. Berdasarkan penerapan siklus pendapatan di PT XYZ, kendala yang
dapat terjadi menurut Romney dan Steinbart (2009) dan prosedur penanganan
yang telah dilakukan PT XYZ akan dibahas pada subbab ini.

1. Permintaan pemasangan tidak dicatat dengan lengkap atau tepat.


Kendala ini dapat diatasi PT XYZ melalui layanan pelanggan yang mencatat
setiap permintaan pemasangan decoder. Dalam menerima permintaan
pemasangan, layanan konsumen akan memastikan dan mengkonfirmasikan
langsung kepada pelanggan bahwa semua permintaan pelanggan telah tercatat.
Setelah permintaan pemasangan telah dipastikan tepat dan akurat, barulah
layanan konsumen akan memasukkannya ke dalam aplikasi untuk diproses
lebih lanjut. Selain itu, kendala ini juga diminimalisasi oleh PT XYZ dengan
penyediaan permintaan pemasangan secara online melalui situs resmi PT
ABC, Tbk. sehingga penerimaan permintaan pemasangan dapat lebih akurat

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


73

dan lengkap karena pelanggan sendiri yang menuliskan permintaannya di


formulir online (Lampiran 3).

2. Tidak ada legitimasi pesanan.


Penerimaan pesanan yang langsung dilakukan oleh layanan pelanggan
merupakan prosedur yang dilakukan PT XYZ dalam menghadapi kendala ini.
Dengan mengkomunikasikan langsung kepada pelanggan, baik melalui
telepon maupun tatap muka, kebenaran akan pemesanan pemasangan yang
dilakukan pelanggan dapat dipastikan dengan baik. Penerimaan pesanan
pemasangan melalui online juga diantisipasi dengan menghubungkan
langsung pesanan online untuk langsung masuk ke dalam sistem. Dengan
demikian, semua pesanan pemasangan dapat dipastikan masuk ke dalam
sistem untuk diproses lebih lanjut. Selain itu, penggunaan Formulir
Pemasangan juga meminimalisasi terjadinya kendala ini.

3. Persediaan perlengkapan pemasangan kurang atau habis.


Walaupun persediaan decoder, smart card, kabel-kabel, dan peralatan lainnya
adalah aset PT XYZ, bukan berarti ketersediaan persediaan menjadi tidak
penting. Ketika persediaan decoder, smart card, kabel, atau peralatan lainnya
tidak dapat memenuhi permintaan pemasangan, sudah dapat dipastikan bahwa
pendapatan PT XYZ di masa depan dapat berkurang dari hasil layanan televisi
berbayar atau internet. Untuk mecegah kendala ini terjadi, PT XYZ
melakukan pemeriksaan fisik secara berkala dan memproyeksikan permintaan
pemasangan decoder setiap bulannya. Dengan demikian, persediaan decoder
dan peralatan lainnya dapat dikelola dengan dengan baik untuk memenuhi
permintaan pemasangan oleh pelanggan dan pengelolaan pendapatan
perusahaan.

4. Kesalahan dalam pemasangan.


Kesalahan dalam pemasangan dapat berupa perlengkapan pemasangan yang
dibutuhkan tidak dibawa atau pencatatan alamat yang keliru. Untuk
menghidari kesalahan perlengkapan pemasangan, bagian instalasi sudah
memastikan dengan baik permintaan pemasangan yang diinginkan oleh
pelanggan. Jumlah decoder, panjang dan jumlah kabel yang dibutuhkan, dan

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


74

peralatan lainnya sudah dipastikan telah benar sebelum bagian instalasi


mendatangi lokasi pelangan. Selain itu, antisipasi lain yang dilakukan adalah
adanya kebijakan bahwa bagian instalasi dapat membawa perlengkapan
pemasangan melebihi dari permintaan pemasangan yang tercatat. Jumlah yang
dibawa tentunya tidak sembarangan, melainkan berdasarkan pengalaman
layanan atau paket yang banyak digunakan.

Terjadinya kesalahan alamat juga dihindari PT XYZ dengan mengkonfirmasi


data pelanggan, seperti nama pelanggan, alamat, dan nomor telepon yang
dapat dihubungi, pada saat pelanggan melakukan permintaan pemasangan.
Karena dalam proses bisnis PT XYZ tidak ada pengiriman barang melalui
kurir, melainkan bagian instalasi datang langsung ke lokasi pelanggan untuk
melakukan pemasangan, kekhawatiran akan kehilangan barang (dalam hal ini
decoder dan perlengkapan pemasangan lainnya) saat proses pengiriman dapat
diminimalisasi.

5. Pencurian perlengkapan pemasangan oleh orang luar maupun orang dalam.


PT XYZ membatasi akses bagi orang-orang yang memasuki gudang. Bagian
dalam dan sekeliling gudang juga dilengkapi kamera pengawas (CCTV)
sehingga pengawasan gudang dapat dilakukan 24 jam. Selain itu, ketika
bagian instalasi mengambil decoder, smart card, kabel, dan peralatan lainnya,
bagian instalasi harus mengisi Formulir Pengambilan Perlengkapan
Pemasangan dan bagian gudang yang mengambilkan perlengkapan tersebut.
Data dalam Formulir Pengambilan Perlengkapan Pemasangan akan
dimasukkan sistem dan sistem akan memperbarui data persediaan secara
otomatis. Ketika bagian instalasi mengembalikan kelebihan perlengkapan
pemasangan, terdapat Formulir Perlengkapan Pemasangan Masuk yang juga
diisi oleh bagian instalasi dan datanya dimasukkan ke dalam sistem oleh
bagian gudang. Data persediaan perlengkapan pemasangan terus diperbarui
setiap ada barang yang masuk atau keluar sehingga ketika PT XYZ melakukan
perhitungan fisik di gudang, jumlah yang tersedia dapat dipastikan telah sama
dengan jumlah persediaan yang tercatat di dalam sistem.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


75

6. Gagal dalam membuat tagihan kepada pelangan.


Menurut Romney dan Steinbart (2009), salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk menghindari terjadinya kendala ini adalah dengan memisahkan
pekerjaan antara yang melakukan pengiriman dengan yang melakukan
penagihan. Prosedur ini sudah jelas dilakukan oleh PT XYZ dengan bagian
instalasi yang memenuhi permintaan pemasangan dan bagian administrasi
yang memproses laporan tagihan. Selain itu, prosedur lain yang dilakukan PT
XYZ adalah dengan mendokumentasikan setiap Formulir Pemasangan dan
Berita Acara Pemasangan, serta memberi nomor secara urut. Untuk
menghindari terjadinya gagal dalam pembuatan tagihan, setiap ada data
pelanggan baru beserta layanan yang mereka gunakan, bagian administrasi
akan memasukkannya ke dalam sistem. Dengan demikian, pemrosesan
laporan tagihan akan dilakukan secara otomatis oleh sistem. Ketika ada
pelanggan yang menambah atau mengurangi penggunaan layanan, bagian
administrasi akan mencatatnya dalam sistem dan memperbarui data pelanggan
sehingga laporan tagihan untuk pelanggan tersebut juga akan terbarukan
secara otomatis.

7. Kesalahan dalam penagihan atau pengelolaan piutang pelanggan.


Pembuatan laporan tagihan yang salah dapat dihindari oleh PT XYZ dengan
memproses laporan tagihan melalui sistem. Sistem akan menarik data dari
database pelanggan dan layanan yang digunakan. Pemrosesan tagihan
disesuaikan dengan layanan dan paket yang digunakan oleh pelanggan. Setiap
ada pelanggan baru atau perubahan pemakaian layanan akan selalui diperbarui
ke database pelanggan oleh bagian administrasi. Dengan demikian, tagihan
yang lebih atau kurang dari seharusnya (overbilling atau underbilling) dapat
dihindari. Pengiriman tagihan bulanan secara berkala dalam setiap mendekati
akhir bulan juga merupakan prosedur yang dilakukan PT XYZ dalam
mengelola piutang pelanggan.

8. Pencurian kas.
Meminimalisasi jumlah kas yang dipegang (cash on hand) merupakan salah
satu kebijakan yang dilakukan PT XYZ untuk menghindari terjadinya

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


76

pencurian uang kas. Bagian keuangan dapat mengontrol biaya pemasangan


yang diterima melalui karyawan dengan melakukan rekonsiliasi antara jumlah
biaya pemasangan diterima dengan data permintaan pemasangan, Berita Acara
Pemasangan dan Berita Acara Serah Terima Uang Biaya Pemasangan yang
telah ditandatangani pelanggan. Apabila ada pelanggan yang mengubah
permintaannya ketika bagian instalasi mendatangi lokasi pelanggan tersebut,
jumlah biaya pemasangan yang diterima tetap dapat dikontrol melalui Berita
Acara Pemasangan dan Berita Acara Serah Terima Uang Biaya Pemasangan.
Biaya pemasangan yang telah terkumpul dalam satu hari akan diakumulasi,
kemudian bagian keuangan akan segera menyetorkannya ke rekening bank
perusahaan.

Penggunaan atau pengeluaran kas juga dilakukan melalui proses otorisasi oleh
pihak-pihak yang berwenang. Setiap ada reimburse kas atas keperluan yang
berhubungan dengan operasional perusahaan harus disertai dengan bukti
pembayaran dan bagian keuangan harus memberikan laporan secara berkala.

9. Data yang hilang, berubah, atau diungkapkan tanpa diotorisasi.


Untuk menghindari kendala ini, data yang dimiliki oleh perusahaan tidak
dapat diakses oleh semua pihak. Misalnya, data pelanggan dan layanan yang
digunakan hanya dapat diakses oleh bagian administrasi. Ketika karyawan
administrasi ingin mengubah data pelanggan karena ada pelanggan baru atau
pelanggan yang mengubah layanannya, karyawan tersebut harus meminta
persetujuan terlebih dahulu dari atasannya. Setelah data diubah, karyawan
terebut harus melaporkan dan melampirkan dokumen pendukung ke atasannya
tersebut. Dengan demikian, keamanan dan keaslian data tetap dapat dikontrol
dengan baik.

10. Kinerja yang buruk.


Untuk mengatisipasi kendala ini, setiap divisi dalam PT XYZ akan
memberikan laporan kinerja setiap bulannya. Dari laporan yang diberikan oleh
setiap divisi akan ditinjau dan dievaluasi oleh Direksi PT XYZ. Setiap ada
masalah atau kendala yang teridentifikasi akan segera ditindaklanjuti dan
dicarikan solusi penyelesaiannya.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


77

Selain kendala yang yang telah disebelumnya, PT XYZ juga melakukan


pengendalian terhadap risiko yang dapat timbul dalam kegiatan siklus
pendapatannya. Salah satu pengendalian yang dilakukan oleh PT XYZ adalah
terkait dengan pemakaian layanan yang melebihi dari permintaan atau
penggunaan layanan yang tercatat. Untuk pemakai layanan internet, PT XYZ
sudah memiliki sistem yang sudah terintegrasi yang dapat mendeteksi penggunaan
layanan oleh pelanggan. Ketika ada pelanggan yang menerima kuota internet
melebihi paket yang dipilihnya, sistem akan langsung mendeteksi. Ketika bagian
administrasi membuat tagihan bulanan, sistem akan mengolah tagihan sesuai
dengan penggunaan kuota aktual dari pelanggan, bukan berdasarkan paket
layanan yang tercatat. Selain itu, PT XYZ juga menyediakan laporan penggunaan
layanan bulanan untuk memantau apakah kuota yang diterima oleh pelanggan
sudah sesuai dengan paket yang dipilih dan yang tercatat dalam data pelanggan
dan layanan yang digunakan. Jika ditemukan penggunaan kuota yang melebihi
paket yang dipilih, PT XYZ akan segera melakukan audit sistem untuk
menindaklanjuti masalah yang terjadi.

Pengendalian terhadap penggunaan layanan televisi berbayar juga


dilakukan PT XYZ untuk menghindari terjadinya kelebihan akses saluran televisi
(channel) dari paket yang digunakan pelanggan. Ketika terjadi kecurangan
penggunaan paket televisi berbayar sehingga pelanggan dapat mengakses saluran
televisi melebihi dari paket yang digunakan, sistem akan langsung mendeteksi hal
tersebut. Dengan demikian, ketika dilakukan proses penagihan oleh bagian
administrasi, sistem akan mengolah tagihan berdasarkan jumlah saluran televisi
yang dapat diakses oleh pelanggan, bukan berdasarkan paket yang tercatat. Selain
itu, pihak penyedia saluran televisi (channel provider) memiliki laporan mengenai
jumlah pelanggan yang dapat mengakses saluran televisinya. Jika jumlah
pelanggan yang dapat mengakses saluran televisinya melebihi dari laporan yang
diterima, pihak penyedia saluran televisi dapat melakukan audit sistem PT XYZ
dapat dilakukan untuk memastikan bahwa tagihan yang dikirim ke pelanggan
merupakan tagihan atas pemakaian aktual.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


78

PT XYZ juga melakukan pengendalian terhadap risiko atas data rekening


bank atau kartu kredit pelanggan yang melakukan metode pembayaran auto debit.
Data rekening bank atau kartu kredit pelanggan, seperti yang terlihat dalam
Lampiran 5, merupakan data yang sangat pribadi dan memiliki risiko tinggi jika
sampai tersebar kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu,
dengan perkembangan teknologi saat ini, pihak yang tidak bertanggung jawab
dapat menggunakan data tersebut untuk kepentingan pribadinya, seperti dengan
melakukan pembajakan (hacking) atas rekening bank atau kartu kredit pelanggan.

Untuk menghindari terjadinya kemungkinan penyalahgunaan data


rekening bank atau kartu kredit pelanggan, PT XYZ memiliki kebijakan untuk
tidak menyimpan data rekening bank atau kartu kredit pelanggan. Surat Kuasa
dari pelanggan yang diterima oleh bagian layanan pelanggan harus langsung
diserahkan ke bagian keuangan. Setelah diterima oleh bagian keuangan, bagian
keuangan akan menyerahkan Surat Kuasa tersebut ke bank yang bersangkutan
pada hari yang sama. Selain itu, prosedur lain yang digunakan untuk melindungi
data rekening bank atau kartu kredit pelanggan adalah dengan tidak membuat
salinan dari Surat Kuasa tersebut dan pembatasan pihak yang menerima Surat
Kuasa (limited access). Karyawan dari bagian layanan pelanggan yang menerima
Surat Kuasa dari pelanggan dan yang menyerahkan Surat Kuasa ke bagian
keuangan harus dicatat namanya di dalam berita acara harian. Karyawan dari
bagian keuangan yang menerima Surat Kuasa dari bagian layanan pelanggan dan
yang menyerahkan Surat Kuasa ke bank juga harus pihak yang memiliki otoritas
atas kegiatan tersebut. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya tindakan yang tidak bertanggung jawab atas data tersebut. Jika terjadi
penyalahgunaan data rekening bank atau kartu kredit pelanggan, perusahaan dapat
langsung mengidentifikasi berdasarkan catatan berita acara harian dan orang-
orang dari bagian keuangan yang memiliki akses untuk menerima Surat Kuasa.

Untuk menghindari penggunaan data rekening bank atau kartu kredit


perusahaan, penulis menyarankan agar ada perubahan prosedur. Pelanggan yang
ingin menggunakan metode pembayaran auto debit sebaiknya menyerahkan Surat
Kuasa langsung kepada bank yang bersangkutan, tanpa menyerahkannya ke PT

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


79

XYZ melalui bagian layanan pelanggan. Setelah menyerahkan Surat Kuasa ke


bank dan mengurus prosesnya, pelanggan dapat menginformasikan ke pihak PT
XYZ. Bank yang menerima Surat Kuasa juga sebaiknya menginformasikan ke
pihak PT XYZ untuk proses rekonsiliasi dan pencocokan nomor pelanggan.
Dengan demikian, data rekening atau kartu kredit pelanggan data lebih terjamin
keamanannya karena PT XYZ tidak memiliki data tersebut.

Pengendalian terhadap transaksi online dilakukan pada saat penerimaan


permintaan pemasangan dan pembayaran tagihan penggunaan layanan dari
pelanggan. Ketika pelanggan melakukan pendaftaran pemasangan decoder secara
online, data permintaan akan langsung masuk ke dalam data permintaan
pemasangan. Tanggal pemasangan akan diinformasikan kemudian melalui telepon
oleh bagian layanan pelanggan setelah permintaan pemasangan telah diterima.
Pengendalian yang dilakukan PT XYZ dengan melakukan pemeriksaan secara
berkala bahwa sistem sudah terhubung secara online dengan data permintaan
pemasangan. Hal ini dilakukan untuk memastikan permintaan pemasangan secara
online dapat diterima.

Pengedalian terhadap transaksi pembayaran secara online, baik melalui


internet banking maupun sms atau mobile banking, dapat dipantau melalui sistem
yang telah terintegrasi dengan bank-bank yang telah bekerja sama dengan PT
XYZ. Ketika ada pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan secara online,
sistem dari pihak bank akan mengirimkan pemberitahuan kepada bagian keuangan
bahwa ada pembayaran yang masuk ke rekening bank perusahaan. Bagian
keuangan akan melakukan rekonsiliasi dengan data tagihan bulanan melalui e-
banking setiap rekening perusahaan yang digunakan untuk proses penerimaan
pembayaran (collection). Dari setiap pembayaran yang masuk, akan diterima
melalui bagian akuntansi untuk dilakukan proses penjurnalan melalui Oracle,
sistem yang digunakan PT XYZ dalam kegiatan akuntansi.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Salah satu klien yang diaudit penulis selama menjalani program magang
adalah PT ABC, Tbk. dan PT XYZ. PT ABC, Tbk. merupakan salah satu
perusahaan besar dalam industri penyedia layanan telekomunikasi dan
multimedia. Dengan menawarkan tiga layanan besar, yaitu televisi berbayar,
internet berkecepatan tinggi, dan komunikasi data melalui jaringan telekomunikasi
digital, PT ABC, Tbk. menjadi salah satu pemain besar dalam industri ini.
Penyediaan layanan televisi berbayar dan internet dilakukan oleh PT XYZ, anak
perusahaan dari PT ABC, Tbk. Karena bisnis utama PT ABC, Tbk. dijalankan
oleh PT XYZ, siklus pendapatan dari PT XYZ dalam menyediakan kedua layanan
tersebut menjadi objek dalam laporan magang ini.

Pemahaman mengenai bisnis klien merupakan salah satu langkah awal


dalam proses audit, salah satunya adalah sistem informasi akuntansi dalam
perusahaan klien. Uniknya industri dan bisnis PT XYZ membuat penulis tertarik
untuk membahas lebih mendalam mengenai siklus pendapatan PT XYZ. Penulis
ingin membandingkan antara penerapan siklus pendapatan PT XYZ dengan teori
yang berkaitan. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui bagaimana pengendalian
yang dilakukan oleh PT XYZ untuk memastikan bahwa siklus pendapatan telah
berjalan dengan baik dan risiko yang mungkin dapat terjadi dapat diatasi oleh PT
XYZ.

Secara garis besar, ada enam proses yang terjadi dalam siklus pendapatan
PT XYZ, yaitu:

1. Proses penerimaan permintaan pemasangan decoder yang dilakukan oleh


bagian layanan konsumen dan data permintaan pemasangan akan dicatat
dalam aplikasi database permintaan pemasangan.

2. Proses pemenuhan permintaan pemasangan decoder yang dilakukan oleh


bagian instalasi dan dilengkapi dokumen pendukung, seperti Formulir
80
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


81

Pemasangan, Berita Acara Pemasangan, dan Berita Acara Serah Terima Uang
Biaya Pemasangan.

3. Proses pencatatan data pelanggan dan layanan yang digunakan yang dilakukan
oleh bagian administrasi dengan didukung dokumen seperti Formulir
Pemasangan, Berita Acara Pemasangan, dan Berita Acara Serah Terima Uang
Biaya Pemasangan yang telah ditandatangani oleh pelanggan. Dokumen
tersebut akan dicocokan dengan data permintaan pemasangan yang juga
diterima oleh bagian administrasi untuk proses verifikasi dan pencatatan.

4. Proses penerimaan biaya pemasangan yang diterima melalui karyawan


instalasi yang melakukan pemasangan dan diserahkan ke bagian keuangan
melalui bagian administrasi terlebih dahulu untuk melakukan pencatatan.
Penerimaan biaya pemasangan ini akan dicocokkan dengan data permintaan
pemasangan, Berita Acara Pemasangan, dan Berita Acara Serah Terima Uang
Biaya Pemasangan. Setelah penerimaan uang telah dicatat, bagian akuntansi
akan menerima pemberitahuan dan melakukan penjurnalan pengakuan
pendapatan dari biaya pemasangan tersebut.

5. Proses penagihan atas penggunaan layanan yang dilakukan bagian


administrasi dengan dasar penggunaan data pelanggan dan layanan yang
digunakan. Melalui data ini, sistem akan memproses Laporan Tagihan
Bulanan yang akan dikirim ke pelanggan secara elektronik atau melalui surat.
Ketika Laporan Tagihan Bulanan sudah diterbitkan, bagian akuntansi akan
melakukan penjurnalan pengakuan pendapatan dalam bentuk piutang usaha.

6. Proses penerimaan pembayaran tagihan yang dilakukan oleh bagian keuangan.


Pembayaran ini umumnya dilakukan pelanggan dengan transfer atau auto
debit sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan. Setelah bagian
keuangan memastikan bahwa pembayaran telah masuk, bagian akuntansi akan
melakukan penjurnalan penerimaan kas melalui bank atas piutang usaha yang
telah dibayar.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


82

Berbeda dari siklus pendapatan pada umumnya yang berulang dari proses
penerimaan pemesanan dari pelanggan, siklus pendapatan PT XYZ akan berulang
mulai dari penagihan sampai proses penerimaan pembayaran kembali. Proses itu
akan terus berulang setiap bulannya selama pelanggan menggunakan layanan dari
PT XYZ. Siklus pendapatan akan dimulai dari proses penerimaan permintaan
pemasangan ketika PT XYZ mendapat pelanggan baru yang meminta pemasangan
decoder atau ketika pelanggan lama ingin mengganti paket, layanan, atau
menambah layanan. Ketika terjadi perubahan penggunaan layanan, bagian
administrasi akan mengubah data pelanggan dan layanan yang mereka gunakan
sesuai dengan permintaan yang baru dan didukung dengan Formulir Pemasangan,
Berita Acara Pemasangan, dan Berita Acara Serah Terima Uang Biaya
Pemasangan atas permintaan baru tersebut.

Pengendalian yang dilakukan PT XYZ di dalam siklus pendapatan sudah


cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dalam pencapaian tujuan-tujuan di bawah
ini:

1. Pemintaan pelanggan telah dicatat dengan lengkap dan akurat,


2. Terdapat legitimasi permintaan pemasangan dari pelanggan, salah satunya
dengan pengisian Formulir Pemasangan yang langsung diisi oleh pelanggan,
3. Tersedianya persediaan decoder, smart card, kabel, dan peralatan lain yang
mendukung penyediaan layanan kepada pelanggan,
4. Rendahnya tingkat kesalahan dalam memenuhi permintaan pemasangan, baik
dalam jumlah decoder, smart card, kabel, dan peralatan lain yang dibutuhkan
maupun alamat pelanggan yang tidak dapat ditemui (salah pencatatan alamat),
5. Rendahnya tingkat pencurian persediaan, baik dari orang dalam maupun pihak
luar,
6. Rendahnya tingkat kegagalan dalam membuat tagihan kepada pelanggan,
7. Rendahnya tingkat kesalahan dalam membuat tagihan pelanggan,
8. Rendahnya tingkat pencurian kas,
9. Data yang hilang, berubah atau diungkapkan tanpa otorisasi dapat
diminimalisasi, dan
10. Kinerja perusahaan yang cukup baik.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


83

Sistem yang digunakan PT XYZ sudah terintegrasi dengan baik. Sistem ini
sudah terintergrasi antar divisi dalam perusahaan maupun dengan bank-bank yang
telah bekerja sama dengan perusahaan dalam proses penerimaan pembayaran.
Melalui sistem yang terintegrasi ini, pengendalian dalam proses pencatatan,
penagihan, penerimaan kas, dan penjurnalan dapat dilakukan dengan cukup baik.
Sistem dapat memberitahukan kepada divisi-divisi perusahaan yang saling
berkaitan dengan suatu transaksi, misalnya ketika layanan pelanggan mencatat
adanya permintaan pemasangan decoder dari pelanggan. Data permintaan ini
tidak hanya dapat diterima oleh bagian instalasi saja, namun juga diterima oleh
bagian administrasi untuk proses pengecekan dan pencatatan data pelanggan dan
layanan yang digunakan, bagian keuangan untuk proses penerimaan biaya
pemasangan, dan bagian akuntansi untuk melakukan penjurnalan atas biaya
pemasangan untuk diakui sebagai pendapatan perusahaan.

Sistem yang sudah terintegrasi dengan cukup baik juga dilakukan PT XYZ
dalam proses penagihan. Ketika ada kecurangan atas penggunaan layanan yang
melebihi dari paket yang dipilih oleh pelanggan, sistem dapat langsung
mendeteksi dan penagihan yang dilakukan didasarkan pada pemakaian aktual.
Dengan demikian, tagihan yang dikirimkan kepada pelanggan tersebut tetap
dilakukan secara adil dan pelanggan yang melakukan kecurangan tetap harus
membayar tagihan atas kelebihaan penggunaan paket layanan yang diterimanya.
Selain itu, PT XYZ juga akan melakukan audit sistem dan melakukan
penyelidikan atas tindakan kecurangan tersebut dan mencari pelaku yang terlibat
untuk mengatasi masalah kecurangan yang ada.

Penggunaan sistem yang terintegrasi juga dilakukan PT XYZ dengan


pihak eksternal, diantaranya adalah bank-bank yang telah bekerja sama dengan PT
XYZ dalam proses penerimaan pembayaran tagihan atas penggunaan layanan.
Melalui kerja sama dengan bank-bank tersebut, PT XYZ dapat langsung
menerima pemberitahuan ke dalam sistem ketika ada pembayaran tagihan yang
masuk ke rekening perusahaan atau bahkan ada uang yang keluar. Hal ini tentunya
dapat mempermudah perusahaan dalam mengontrol uang yang masuk maupun
keluar dan mengurangi risiko terjadinya pencurian uang.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


84

5.2 Saran

Secara keluruhan, pengendalian dalam siklus pendapatan PT XYZ sudah


berjalan cukup baik. Selain itu, pengendalian yang telah dilakukan dapat
meminimalisasi terjadinya risiko yang dapat terjadi. Namun, ada beberapa hal
yang dapat dilakukan PT XYZ untuk meningkatkan kinerja siklus pendapatannya.
Penulis mengusulkan beberapa saran sebagai berikut:

1. Adanya formulir atau dokumen yang mencatat permintaan pemasangan dari


pelanggan. Penggunaan dokumen ini dapat digunakan oleh bagian instalasi
sebagai dasar pengambilan perlengkapan pemasangan. Selain itu, dokumen
tersebut juga dapat menjadi alat kontrol untuk bagian gudang dalam
mengeluarkan perlengkapan pemasangan dari gudang. Dokumen tersebut
dapat menjadi pembanding antara perlengkapan pemasangan yang dibutuhkan,
perlengkapan pemasangan yang keluar dari gudang, dan perlengkapan
pemasangan yang dipakai pada aktualnya. Hal ini dapat membantu kontrol
terhadap jumlah persediaan perlengkapan pemasangan.

2. Adanya kolom yang dapat diisi oleh calon pelanggan yang ingin mendaftar
online permintaan pemasangan, namun lokasi calon pelanggan belum masuk
dalam ruang lingkup wilayah (coverage area) penyediaan layanan dari PT
XYZ. Kolom tersebut dapat diisi calon pelanggan tersebut dan dapat
memberikan informasi kepada perusahaan mengenai peminatan calon
pelanggan dari wilayah yang belum dijangkau oleh perusahaan untuk
pengembangan jaringan di wilayah baru.

3. Peningkatan layanan pelanggan yang lebih mudah diakses oleh pelanggan.


Selain itu, tanggapan atas keluhan atau pengaduan yang dilaporkan oleh
pelanggan sebaiknya cepat dilakukan. Dengan demikian, kepuasan pelanggan
lebih terjaga dan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan dapat lebih
ditingkatkan.

4. Berita Acara Pemasangan dilengkapi dengan daftar permintaan pemasangan


yang tercatat. Hal ini dapat membantu proses pengecekan antara permintaan
pemasangan yang diajukan pelanggan dengan pemasangan aktual yang

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


85

dilakukan. Dengan demikian, pelanggan yang mengubah permintaannya di


lokasi dapat segera teridentifikasi. Selain itu, dengan adanya daftar permintaan
pemasangan awal dapat membantu proses kontrol terhadap persediaan
perlengkapan pemasangan.

5. Alur penyerahan dokumen Berita Acara Pemasangan dan Berita Acara Serah
Terima Uang Biaya Pemasangan dari bagian administrasi langsung diserahkan
ke bagian akuntansi tanpa harus berputar ke bagian keuangan terlebih dahulu.
Langkah ini dapat dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan dokumen
yang hilang atau tidak terdokumentasi dengan baik.

6. Surat Kuasa bagi pelanggan yang ingin menggunakan metode pembayaran


dengan auto debit sebaiknya diserahkan langsung oleh pelanggan ke bank
yang bersangkutan. Dengan demikian, PT XYZ dipastikan tidak memiliki data
rekening bank atau kartu kredit pelanggan. Hal ini dapat dilakukan untuk
mengamankan data rekening bank atau kartu kredit pelanggan yang bersifat
rahasia dan pribadi. Selain itu, prosedur ini dapat mencegah penyalahgunaan
data tersebut oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dari internal PT XYZ.

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


DAFTAR PUSTAKA

Bone, Sterling Allen. “To Accept or Reject A Customer’s Business? The


Interaction of Customer Quantitative Merit, Customer Reputation and The
Decion-maker’s Need”. ProQuest Information and Learning Company. 2006.

Godfrey, Jayne, et al. Accounting Theory 7th Edition. Milton: John Wiley & Sons
Australia, Ltd, 2010.

Ikatan Akuntan Indonesia. “PSAK No. 1.” Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia, 2009.

Ikatan Akuntan Indonesia. “PSAK No. 23.” Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia, 2010.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. Intermediate


Accounting, Volume 1 – IFRS Edition. United States of America: John Wiley
& Sons, Inc, 2011.

-------------. Intermediate Accounting, Volume 2 – IFRS Edition. United States of


America: John Wiley & Sons, Inc, 2011.

Laporan Keuangan Tahun 2013 PT XYZ, Tbk.

Laporan Tahunan Tahun 2013 PT ABC, Tbk.

Online Forum. 25 Maret 2009. Detik Forum. 30 Mei 2014.


<http://forum.detik.com/fastnet-firstmedia-vs-speedy-telkom-mana-yang-
lebih-baik-t93309.html>.

Reeve, James M., et al. Principles of Accounting – Indonesia Adaptation.


Singapore: Cengage Learning Asia Pte Ltd, 2008.

Romney, Marshall B., and Paul John Steinbart. Accounting Information Systems
11th Edition. New Jersey: Pearson Education, 2009.

RSM AAJ. Employee Handbook Version.14.01. Jakarta: RSM AAJ, 2014.

86
Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


87

Situs resmi PT ABC, Tbk.

Situs resmi PT XYZ, Tbk.

Wyner, Gordon A. “Customer Selection". ProQuest Information and Learning


Company. 1998.
<http://search.proquest.com/docview/202675525/C309779002E346BCPQ/15?
accountid=17242>

Universitas Indonesia

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


88

Lampiran 1: Pendapatan PT XYZ, Tbk. Berdasarkan Sumber Pendapatan


(telah diolah kembali)

Pendapatan PT XYZ, Tbk. berdasarkan sumbernya (dalam Rupiah)

Pendapatan 2011 2012 2013


Layanan internet 436.871.600.962 924.264.189.120 1.176.651.841.144
Layanan televisi
213.697.528.919 505.985.180.580 682.124.685.150
berbayar
Iklan 36.783.950.282 90.698.764.606 116.420.986.594
Lain-lain 31.983.950.326 84.791.357.253 79.865.431.371
TOTAL 719.337.030.491 1.605.739.491.560 2.055.062.944.261

2,500,000,000,000

2,000,000,000,000

1,500,000,000,000
2011
2012
1,000,000,000,000
2013

500,000,000,000

-
Layanan Layanan Iklan Lain-lain TOTAL
internet televisi
berbayar

3.89%
5.67%

Layanan internet

Layanan televisi
33.19% berbayar
57.26% Iklan

Lain-lain

Sumber: Laporan Keuangan Tahun 2013 PT XYZ, Tbk.

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


89

Lampiran 2: Pendapatan PT XYZ, Tbk. Berdasarkan Jenis Pelanggan


(telah diolah kembali)

Pendapatan PT XYZ, Tbk. berdasarkan jenis pelanggan (dalam Rupiah)

Pelanggan 2011 2012 2013


Pihak ketiga 703,872,833,101 1,581,441,960,918 2,034,675,290,126
Pihak berelasi 15,464,197,390 24,297,530,643 20,387,654,135
TOTAL 719,337,030,491 1,605,739,491,561 2,055,062,944,262

2,500,000,000,000

2,000,000,000,000

1,500,000,000,000
Pihak ketiga

Pihak
1,000,000,000,000
berelasi

500,000,000,000

-
2011 2012 2013

0.99%

Pihak ketiga
Pihak berelasi

99.01%

Sumber: Laporan Keuangan Tahun 2013 PT XYZ, Tbk.

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


90

Lampiran 3: Tahap Pengajuan Permintaan Pemasangan secara Online


(telah diolah kembali)

Tahap 1

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


91

(lanjutan)

Tahap 2

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


92

(lanjutan)

Tahap 3

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


93

(lanjutan)

Syarat dan Ketentuan

Sumber: Situs resmi PT ABC, Tbk.

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


94

Lampiran 4: Contoh Berita Acara Pemasangan

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


95

Lampiran 5: Contoh Surat Kuasa Bagi Pelanggan yang Menggunakan Metode


Pembayaran Auto Debit

Sumber: Situs Resmi PT XYZ (telah diolah kembali)

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014


96

Lampiran 6: Diagram Alur Pengembalian (Restore) Data


(telah diolah kembali)

Sumber: Dokumentasi audit RSM AAJ Tahun 2013

Analisis siklus …, Shelvy Rufita, FE UI, 2014

Anda mungkin juga menyukai