Anda di halaman 1dari 6

Bahan Propaganda Mayday 2018 (Gabungan Serikat Buruh Indonesia)

“Galang Persatuan Buruh dan Rakyat Tertindas Surabaya Malawan Segala Kebijakan Anti Rakyat
Rezim Jokowi-Jk dan Rhisma Perampas Upah, Tanah dan Kerja”

I. Sejarah 1 Mei sebagai tonggak kebangkitan dan kemenangan klas buruh se-dunia

Hari Buruh se-dunia 1 Mei (MayDay) adalah satu peristiwa bersejarah dalam tradisi berjuang yang
sengit terhadap klas penghisap dan penindas. Perjuangan tanpa kenal menyerah yang dilakukan
jutaan klas buruh saat itu telah memberikan inspirasi yang tiada terkira. Keteguhan sikap,
pengorbanan serta disiplin membaja dalam perjuangan yang bergelora membuahkan hasil yang
gilang gemilang hingga saat ini dapat dinikmati oleh rakyat di seluruh penjuru dunia. Salah satu
kemenangan besar yang diraih adalah penetapan jam kerja bagi buruh, 8 jam sehari. Mengakhiri
segala bentuk kerja paksa dan perbudakan yang terselebung dalam kedok hubungan industrial.
Sehingga buruh tidak lagi harus bekerja dengan jam kerja yang panjang 12-16 jam bahkan bisa
mencapai 18 jam sehari, namun cukup bekerja 8 jam sehari dan mempunyai banyak waktu yang lebih
bagi keluarga serta mengembangkan kebudayaannya.

II. 1 Mei 2018 ditengah kepungan hiruk-pikuk tahun politik penyelenggaraan Pilkada serentak 2018 dan
Pemilu 2019

Pada momentum May Day tahun ini, gerakan buruh


dan rakyat tertindas di Indonesia dihadapkan dengan
momentum tahun politik yaitu Pilkada Serentak 2018
dan Pemilu 2019. Di tahun politik inilah, pendirian
perspektif gerakan buruh diuji. Karena pasti seluruh
calon-calon kepala daerah maupun untuk Pemilu 2019
nanti akan banyak menebar janji kesejahteraan dan
perubahan nasib buruh. Hal itu sudah menjadi
kebiasaan dalam setiap momentum pemilu elektoral.
Kondisi tersebut akan berpotensi untuk menyeret klas
buruh dalam dukung-mendukung calon dan berpotensi pula menimbulkan gesekan horizontal di
kalangan gerakan buruh. Hal tersebut hanya dapat dihindari dengan kita terus memperluas aktivitas
diskusi-edukasi-propaganda dan kampanye massa untuk membangkitkan, mengorganisasikan dan
menggerakan klas buruh dan seluruh rakyat tertindas di Indonesia menjelaskan seterang-terangnya
tentang pemilu dan demokrasi elektoral hubungannya dengan perubahan nasib dan kesejahteraan
buruh dan rakyat.

Apa yang dilakukan oleh gerakan buruh dan rakyat tertindas lainnya?
Atas uraian situasi di atas, momentum May Day-peringatan hari buruh internasional ini harus di
jadikan momentum untuk :
1. Memperkuat dan memperluas persatuan rakyat utamanya klas buruh dan kaum tani serta rakyat
tertindas Indonesia, serta memperhebat perlawanan atas kebijakan-kebijakan yang menindas dan
merugikan rakyat secara ekonomi, politik dan kebudayaan.
2. Membongkar dan membelejeti watak dan karakter rezim saat ini yang hakekatnya anti buruh,
anti rakyat dan anti demokrasi yang menjadi kaki tangan Imperialis AS.
3. Memperkuat dan memperbesar gerakan rakyat terutama organisasi massa klas buruh, petani,
pemuda, mahasiswa, perempuan dan buruh migran yang memiliki karakter demokratis berskala
1
Bangkit dan Peringati 1 Mei 2018 Sebagai Hari Kemenangan Kaum Buruh dan Rakyat Tertindas Lainnya
#1Mei2018TurunKeJalan
Bahan Propaganda Mayday 2018 (Gabungan Serikat Buruh Indonesia)

nasional dan garis perjuangan anti imperialisme, feodalisme dan kapitalisme birokrat.

Terkait dengan isu pilkada, gerakan buruh dan rakyatnya harus mengambil tindakan aktif dan maju
dalam menyikapi isu ini. Seluruh badan pimpinan tidak boleh pasif dan harus aktif menjelaskan
kepada anggota dan massa bahwa pemilu hanya memiliki peranan sekunder dalam mengubah
kesengsaraan kaum buruh dan rakyat secara fundamental. Setahap demi setahap, organisasi harus
membimbing anggota dan massa luas agar ambil bagian penuh dalam memperjuangkan berbagai
tuntutan dan kepentingan mendesak melalui rangkaian kerja pendidikan, propaganda, dan
pembangunan organisasi serta aksi dan kampanye massa yang berkelanjutan, sebelum maupun
sesudah pilkada. Perjuangan massa harus jauh lebih ramai dan hingar bingar.

Momentum Pilkada harus dapat dijadikan waktu yang tepat untuk menggencarkan aksi-aksi
kampanye massa mengusung berbagai tuntutan dan berbagai persoalan buruh dan rakyat yang saat
ini sedang mengemuka, upah buruh yang murah, perampasan tanah di pedesaan yang semakin
masif kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, pencabutan subsidi publik, penggusuran yang
semena-mena, dan berbagai persoalan rakyat lainnya. Sebab hanya dengan cara demikian, akan
dapat mengantarkan pada sebuah kesimpulan bahwa pemilu bukanlah satu-satunya jalan keluar
untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh buruh dan rakyat.

III. Situasi buruh saat ini

Dalam situasi sekarang May Day tidak hanya mencerminkan


perjuangan dari kelas buruh semata, tetapi lebih dari itu adalah
perjuangan yang seharusnya dilakukan oleh seluruh rakyat
tertindas dan terhisap di Indonesia, dengan aliansi dasar klas
buruh dan kaum tani. Kita melihat penindasan yang begitu
hebat dialami oleh rakyat saat ini adalah akibat dari dominasi
kekuatan Imperialisme baik secara ekonomi, politik, militer dan
kebudayaan. Imperialisme Amerika Serikat terus menunjukan
kondisi yang semakin sekarat dan merosot. Hal tersebut tidak
lain akibat terpaan badai krisis over produksi dan kapitalnya
yang tiada henti. Bagi imperialis, tidak ada cara lain untuk
dapat memperpanjang hidupnya selain melipat-gandakan
penindasan dan penghisapan terhadap rakyat di seluruh
negeri.
Kondisi itulah yang semakin memperburuk krisis di dalam
negeri Indonesia. Di bawah kekuasaan rezim boneka Jokowi-JK, pemerintah terus melahirkan
berbagai kebijakan yang memberi “kemudahan” bagi kepentingan bisnis kapitalis monopoli
internasional (investor asing). Paket Kebijakan Ekonomi terus digulirkan hingga 16 jilid yang menjadi
payung seluruh skema neoliberal di Indonesia. Melalui itu pula skema dan tindasan yang semakin
kejam bagi klas buruh di Indonesia terus lahir.

Dalam Paket Kebijakan Ekonomi jilid 4 nya, secara langsung yang telah melahirkan PP No. 78/2015
tentang Pengupahan. Aturan baru yang ditujukan untuk memastikan politik upah murah dapat
berjalan semakin baik. Hasilnya jelas, sejak diterapkan hingga saat ini, upah buruh pada setiap
tahunnya hanya naik rata-rata 8%, berbanding terbalik dengan terus meningkatnya harga kebutuhan
pokok rakyat. Kondisi tersebut semakin memperdalam jurang defisit upah klas buruh.

2
Bangkit dan Peringati 1 Mei 2018 Sebagai Hari Kemenangan Kaum Buruh dan Rakyat Tertindas Lainnya
#1Mei2018TurunKeJalan
Bahan Propaganda Mayday 2018 (Gabungan Serikat Buruh Indonesia)

Sementara itu untuk terus memastikan super profit yang didapatkan oleh imperialis dan borjuasi
besar, skema Labour Market Flexibility berupa kontrak jangka pendek, outsourcing dan pemagangan
terus dijalankan oleh pemerintahan Jokowi-JK. Melalui skema tersebut, klas buruh semakin
kehilangan hak kepastian kerja dan kesejahteraanya. Skema Pemagangan Nasional misalkan,
program tersebut dijalankan untuk mengurangi pengeluaran perusahaan dalam aspek upah buruh.
Pasalnya melalui program yang didukung oleh ribuan perusahaan tersebut, menggunakan sistem
magang yang hanya memberikan upah/uang saku 60-70 % dari upah minimum, dengan beban
pekerjaan yang sama. Jika flexibilitas pasar tenaga kerja ini terus diterapkan, buruh yang bekerja
diperusahaan semakin tidak memiliki daya tawar untuk berjuang menuntut kenaikan upah. Apabila
tetap berkeras mengajukan tuntutan, maka pengusaha akan melakukan PHK, dan menggantikannya
dengan buruh baru.

Dalam perkembangan saat ini, revisi UU Ketenagakerjaan No.13/2003 terus dipaksakan


pembahasannya. Tentang pesangon adalah salah satu pasal yang coba dihilangkan, karena
dianggap oleh pengusaha sebagai penghalang bagi pelaksanaan flexibilitas pasar tenaga kerja, serta
skema kebijakan upah murah. Skema flexibiltas pasar tenaga kerja juga terlihat dalam deklarasi
pemagangan nasional oleh Jokowi pada 2016, pemerintah menargetkan jumlah buruh magang
ditahun 2017 sebanyak 163,000 orang, angka ini tidak jauh dengan jumlah buruh magang sepanjang
tahun 2009 s.d 2016 yaitu 169,317 orang. Program pemagangan ini didukung oleh 2,648
perusahaan, dengan 1,776 diantaranya adalah perusahaan manufaktur di Indonesia.

Klas buruh di Indonesia juga masih mengalami persoalan terkait dengan jaminan kebebasan
berserikat. Faktanya, kebebasan untuk berorganisasi (berserikat) masih menjadi barang yang mahal
bagi buruh. Ancaman terhadap pemberangusan serikat buruh (union busting) adalah nyata adanya,
baik yang terang-terangan, maupun dilakukan dengan cara yang terselubung. Contoh; pengusaha
menerima adanya serikat, namun tidak pernah melibatkan serikat dalam setiap pengambilan
kebijakan perusahaan. Tidak memberikan atau mempersulit ijin bagi pimpinan dan anggota serikat
yang hendak melakukan aktifitas/kegiatan serikat buruh. Atau contoh yang lebih ekstrim adalah
melakukan PHK terhadap buruh yang melakukan deklarasi atau pembentukan serikat buruh.

Perampasan atas hak politik bagi klas buruh tidak hanya terjadi didalam perusahaan saja. Jika ditarik
lebih luas, berbagai kebijakan pemerintah juga telah merenggut hak-hak politik rakyat. Di kota
tangerang, ada peraturan walikota yang melarang aksi dan demonstrasi dilakukan pada hari Sabtu
dan Minggu. Di Jakarta, terdapat peraturan gubernur yang membatasi tempat penyelenggaraan aksi
massa. Ada peraturan yang menetapkan perusahaan dan kawasan industri sebagai objek vital
nasional, sehingga tidak lagi diperbolehkan ada pemogokan. Ada UU Ormas, UU MD3, RKUHP, Nota
Kesepahaman antara TNI dan Polri terkait dengan pelibatan atau perbantuan tentara dalam
menghadapi unjuk rasa dan pemogokan, yang seluruhnya menindas hak politik rakyat. Jika berserikat
saja dihalangi, menggelar pemogokan direpresi, maka klas buruh dipastikan akan semakin sulit
berjuang untuk perbaikan upahnya.

Meningkatnya tindasan terhadap rakyat tidak hanya dihadapi oleh kaum tani dan klas buruh.
Pencabutan subsidi listrik dan bahan bakar minyak (BBM) serta kenaikan harga bahan-bahan
kebutuhan pokok, membuat rakyat menghadapi situasi ekonomi yang semakin sulit. Kebijakan yang
demikian semakin memperterang peranan pemerintah dalam mengintensifkan tindasan terhadap
rakyat Indonesia. Seluruh kebijakan tersebut tentunya merupakan cerminan bagaimana keberpihakan

3
Bangkit dan Peringati 1 Mei 2018 Sebagai Hari Kemenangan Kaum Buruh dan Rakyat Tertindas Lainnya
#1Mei2018TurunKeJalan
Bahan Propaganda Mayday 2018 (Gabungan Serikat Buruh Indonesia)

pemerintah terhadap klas buruh sama sekali tidak ada. Orientasi dari kebijakan perburuhan tersebut
justru semakin memperbesar super profit perusahaan dan disisi lain memerosotkan penghidupan
buruh.

Tentang Upah Minimum Nasional (UMN)

Bukan Upah Minimum Propinsi……..


Bukan Upah Minimum Kota…………
Tapi Upah Minimum Nasional (UMN) sebagai jalan keluar untuk sistim pengupahan di Indonesia

Dalam momentum peringatan Mayday 2018 kali ini, ada pekerjaan-pekerjaan penting yang harus
dilakukan oleh organisasi gerakan buruh yang militan; Pertama, harus dapat memimpin dan
mempromosikan gagasan, ide serta garis organisasi dan garis perjuangannya kepada seluruh
anggota, terhadap massa luas, baik dikalangan klas buruh sendiri maupun sektor rakyat lainnya.

Kampanye tentang Upah Minimum Nasional (UMN) sebagai jawaban kongkret atas problem sistem
pengupahan yang berlaku di Indonesia. UMN adalah sebuah sistem pengupahan, dimana upah
minimum ditetapkan sama untuk seluruh wilayah di Indonesia. Dengan sistem yang demikian, akan
mencegah terjadinya kesenjangan upah antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Upah buruh
untuk waktu kerja yang sama nilainya akan relatif sama. Dengan sistem yang demikian, alasan
relokasi yang sering digunakan oleh pengusaha akan menjadi sulit, karena kemanapun mereka
berusaha memperluas usahanya, maka mereka mempunyai kewajiban membayar upah buruh
dengan nilai yang sama.

Studi menghitung besaran angka upah minimum nasional ditetapkan berdasarkan beberapa faktor,
diantaranya; Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Per Kapita, kebutuhan kalori pekerja, penghapusan
atau pengurangan pajak, penurunan harga, serta komponen lain yang menjadi kebutuhan bagi buruh
dan keluarganya. Kenapa PDB yang dijadikan ukuran? PDB adalah nilai keseluruhan semua barang
dan jasa yang diproduksi didalam wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu (per tahun). PDB
dapat juga dikatakan sebagai sebuah ukuran kesejahteraan suatu negara. Atas dasar inilah
kemudian organisasi mengajukan agar PDB digunakan sebagai salah satu ukuran untuk menghitung
UMN. Contoh; jika PDB Nasional pada tahun 2017 adalah sebesar Rp. 4,3 juta, maka batas bawah
besaran UMN untuk tahun 2017 adalah jumlah (total) dari komponen berikut :
1. PDB 2017 sebesar Rp. 4,3 juta,
2. Konversi kebutuhan kalori, ± 2,500 kalori/hari dikali jumlah hari kerja selama satu bulan
3. Pengurangan pajak (pajak penghasilan, BPJS Kesehatan/Ketenagakerjaan)
4. Penurunan harga bahan kebutuhan pokok

Meski demikian, tuntutan atas kenaikan upah bagi klas buruh harus senantiasa disandingkan dengan
tuntutan penurunan harga-harga kebutuhan pokok rakyat. Menuntut kepada pemerintah agar
melakukan kontrol terhadap harga, sehingga kenaikan upah bagi klas buruh tidak terus-menerus
dirampas oleh naiknya harga kebutuhan pokok rakyat. Tuntutan atas kenaikan upah, juga harus
diiringi dengan tuntutan untuk jaminan atas kepastian kerja, jaminan kebebasan berserikat, aksi serta
pemogokan, dan jaminan sosial yang sepenuhnya ditanggung oleh Negara.

IV. Situasi petani dipedesaan

4
Bangkit dan Peringati 1 Mei 2018 Sebagai Hari Kemenangan Kaum Buruh dan Rakyat Tertindas Lainnya
#1Mei2018TurunKeJalan
Bahan Propaganda Mayday 2018 (Gabungan Serikat Buruh Indonesia)

Di tengah semakin kuatnya cengkraman imperialis AS di Indonesia, rezim Jokowi juga terus
mengintensifkan perampasan tanah secara lebih sistematis melalui program Reforma Agraria Palsu-
nya. Program bagi-bagi sertifikat dan perhutanan sosial merupakan skema yang sesungguhnya akan
melegitimasi perampasan dan monopoli tanah yang semakin luas. Program tersebut sama sekali
tidak mengubah penguasaan tanah yang timpang saat ini. Justru sebaliknya, akan semakin banyak
kaum tani yang terampas tanahnya dan melahirkan buruh tani ataupun pengangguran di perdesaan.

Problem kaum tani di pedesaan juga tidak kalah beratnya dibawah pemerintahan Jokowi-JK. Kaum
tani di Indonesia terus menghadapi masalah utama terkait monopoli atau penguasaan atas tanah
yang membuat kaum tani tidak lagi memiliki tanah sebagai sumber penghidupannya. Program
reforma agraria yang dijanjikan oleh pemerintahan Jokowi sama sekali tidak menyentuh atau
menghilangkan praktek monopoli tanah yang saat ini masih eksis di Indonesia. Reforma agraria sejati
adalah program untuk membebaskan kaum tani dan rakyat Indonesia dari praktek monopoli atas
tanah, bukan hanya sekedar memberikan atau membagikan tanah kepada kaum tani. Tidak ada
artinya bagi rakyat Indonesia jika Jokowi memberikan 9 juta hektar kepada kaum tani, namun disisi
yang lain memberikan 26 juta hektar kepada perusahaan-perusahaan perkebunan sawit ataupun
jutaan hektar lainnya untuk pertambangan skala besar. Pemerintahan Jokowi masih tetap
memberikan kemudahan investasi untuk penguasaan lahan di Indonesia melalui paket kebijakan
ekonomi, termasuk memberikan kemudahan dalam proses perijinannya.

Selain itu, program reforma agraria Jokowi sama sekali tidak menyentuh terhadap pemberian subsidi
kepada kaum tani. Tidak menyediakan sarana produksi pertanian yang murah bagi kaum tani,
termasuk memberikan perlindungan terhadap hasil produksi kaum tani. Tanpa memberikan subsidi
dan perlindungan harga didalam program reforma agrarianya, pemerintahan Jokowi telah mengirim
kaum tani kedalam beban penghidupan yang sangat berat. Belum lagi jika kaum tani dipedesaan
harus menghadapi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok sebagai akibat gagalnya pemerintah
dalam melakukan kontrol terhadap harga bahan pokok.

V. Sector klas pekerja tertindas diperkotaan

Era rezim Jokowi merupakan era pembangunan infrastruktur sebagai salah satu program unggulan
dan digadang-gadangkan. Pemerintah tingkat daerah, kota sampai kebawahnya wajib mendukung
dan menjalankannya. Selain itu para walikota sibuk berlomba-lomba menghias kotanya agar tampak
dari sisi luarnya indah. Namun di sisi lainnya yang paling mendasar adalah bagaimana kondisi
penghidupan secara ekonomi dan kesejahteraan rakyat perkotaan? Penggusuran merupakan
masalah yang sering kita jumpai diperkotaan yang disebabkan masifnya proyek pembangunan
infrastruktur dan program tata kelola keindahan kota. Mulai dari pembangunan jalur lingkar kota,
pelebaran jalan protocol, rumah pompa, normalisasi sungai, tol, bandara, pelabuhan dsb. Yang
digusur mulai rumah warga, PKL dsb..

Misalnya di Surabaya. Sepanjang 2017, lebih dari 14 ribu PKL di gusur paksa oleh satpol pp. Di tahun
2018, sejumlah aliansi dari berbagai organisasi sector dan LBH Surabaya membuka posko
pengaduan korban penggusuran. Misalnya korban penggusuran di kalianak timur berjumlah 100 KK,
keputih berjumlah 23 KK, medokan, asemrowo. Menurut sebagian besar warga yang digusur,
pengadaan rusun sebagai relokasi warga belum bisa menjadi solusi. Mulai dari kurang layak, dan
yang terpenting adalah berdampak penurunan derajat kesejahteraan hidup akibat kehilangan rumah

5
Bangkit dan Peringati 1 Mei 2018 Sebagai Hari Kemenangan Kaum Buruh dan Rakyat Tertindas Lainnya
#1Mei2018TurunKeJalan
Bahan Propaganda Mayday 2018 (Gabungan Serikat Buruh Indonesia)

dan pekerjaan. Dari yang sebelum digusur, perekonomian warga sudah tertata dan juga akses
sekolah untuk anak dekat..

VI. Dunia pendidikan

Sector pendidikan merupakan sector vital bagi kelangsungan hidup dan kemajuan taraf berpikir
rakyat Indonesia. Sudah jelas di UUD 45 disebutkan Negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan
bangsa. Fakta yang ada mulai dari rezim orde baru sampai Jokowi, sektor pendidikan semakin jauh
dari mudah dan sulit dinikmati lapisan rakyat paling bawah. Berbagai macam mulai undang-undang,
perpres, permen memberikan keleluasaan masuknya para investor asing dan dalam negri guna
menanamkan modal. Akibatnya sector pendidikan dijadikan ajang untuk bisnis dan di komersilkan,
biaya pendidikan pun terus naik dari tahun ke tahun. misalnya undang-undang 12/2012 tentang
pendidikan tinggi, penghapusan subsidi bantuan dari Negara terus menerus dikurangi karena subsidi
menghambat dan menjadi masalah bagi pemodal (invertor). Masalah yang ada seperti kenaikan uang
kuliah tunggal (UKT) dan yang terkini adalah adanya kredit pinjaman bank untuk mahasiswa lanjutan
menempuh pendidikan S2 dan S3. Bahkan kedepan untuk pendidikan S1. Kredit pinjaman bank
sudah pasti berbunga, yang rencananya berbunga 6,5%. Menurut informasi yang beredar,
mahasiswa selama kuliah dapat mencicil bunga per bulan dan paska lulus sudah mendapatkan
pekerjaan baru mulai mencicilan pengembalian. Jaminannya adalah ijasah.

Melalui deklarasi pemagangan nasional oleh jokowi 2016, universitas dan sekolah-sekolah kejuruan
diwajibkan untuk membuat program magang bekerjasama perusahaan/pabrik bagi mahasiswa dan
muridnya. Magang dijadikan nilai standar kelulusan. Lama waktu magang mulai dari 3-6 bulan
bahkan setahun. Kebijakan ini tentu mengakibatkan buruh yang bekerja di perusahaan/pabrik
semakin tidak mempunyai daya tawar untuk memperjuangkan kenaikan upah. Apabila tetap keras
berjuang, akan di PHK.karena perusahaan dapat menerima buruh baru dengan status magang yang
di upah/uang saku 60-70% dari UMK

6
Bangkit dan Peringati 1 Mei 2018 Sebagai Hari Kemenangan Kaum Buruh dan Rakyat Tertindas Lainnya
#1Mei2018TurunKeJalan

Anda mungkin juga menyukai