Anda di halaman 1dari 18

Tugas Kelompok

Keperawatan Medikal Bedah


Makalah Asuhan Keperawatan Malaria

Disusun oleh tingkat II A :


Kelompok 1 :
1. Sonya Manuputty
2. Viralin A. Keya
3. Abdul Haris P. I

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLTEKES KEMENKES MALUKU

PRODI KEPERAWATAN MASOHI

TAHUN AKADEMIK 2018-2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmat
dan Karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul ‘’Asuhan
Keperawatan Malaria‘’ ini dengan tepat waktu.

Dari penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa tiada gading yang tak
retak.Begitupulah kami, manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.Untuk itu, saran dan
kritik yang membangun daripada semua pihak sangatlah kami perlukan agar penyusunan
makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi daripada makalah yang sekarang ini.

Masohi, 17September 2018

Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………..
Daftar Isi ............................... ..........................................................................................
Bab I Pendahuluan……………………………….. .............................................................. 3
A. Latar Belakang…………………............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah………. ......................................................................................5
C. Tujuan……………………………… ........................................................................ 6
BAB II Pembahasan…………….. ..................................................................................... 7
A. KONSEP MEDIS……………… ............................................................................. 8
1. Pengertian……………….. ............................................................................... 9
2. Etiologi………………….. ................................................................................ 10
3. Patofisiologi………………… .......................................................................... 11
4. Manifestasi Klinis………. ............................................................................... 12
5. Penatalaksanaan . ...........................................................................................13
6. Komplikasi………. ......................................................................................... 14
7. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................ 15

B. KONSEP KEPERAWATAN ...................................................................................16


1. Pengkajian……… ......................................................................................... 17
2. Diagnose Keperawatan ................................................................................. 18
3. Perencanaan…… ......................................................................................... 19
4. Implementasi…… ......................................................................................... 20
5. Evaluasi…………. ......................................................................................... 21

BAB III PENUTUP…………... ......................................................................................... 22


A. Kesimpulan…………. ......................................................................................... 23
B. Saran………………… ......................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA………… ......................................................................................... 25


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah tropis.Penyakit ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk
berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan
parasite malaria. Contoh factor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu,
kelembaban, arah dan kecepatan angina, ketinggian. Salah satu factor lingkungan
yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah penggundulan hutan,
terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini,
nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman
manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk
sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan malaria ?
2. Apa yang menyebabkan malaria ?
3. Bagaimana sampai terjadinya malaria ?
4. Apa saja manifestasi klinis dari malaria ?
5. Apa saha penatalaksanaan yang dilakukan untuk malaria ?
6. Apa saja komplikasi yang timbul dari penyakit malaria ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang pada malaria ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian malaria
2. Mengetahui penyebab( etiologi )malaria
3. Mengetahui patofisiologi malaria
4. Mengetahui manifestasi klinis malaria
5. Mengetahui penatalaksanaan pada malaria
6. Mengetahui komplikasi yang timbul pada malaria
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang yang dilakukan
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS MALARIA

1. Pengertian

Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh
protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan splenonegali
( Marsjoel, 2001)
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu
protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur
nyamuk( corwin,2000).
Malaria dalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler
dari genus plasmodium ( harijanto,2000).
Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan oleh
parasit plasmodium dan yang ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles ( Tjay &
Raharja,2000).

2. Etiologi

Menurut Harijanto ( 2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan
infeksi yaitu ;
a. Plasmodium vivax
Plasmodium vivax merupakan infeksi yang paling sering dan dapat
menyebabkan malaria tertiana / vivaks ( demam pada tiap hari ke tiga ).
b. Plasmodium falciparum
Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai
perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan
menyebabkan malaria tropika / falsiparum ( demam tiap 24-48 jam).
c. Plasmodium malariae
Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria quartana /
malariae
d. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat, didindonesia
dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan
dapat sembuh spontan tanpa pengobatan,menyebabkan malaria ovale.

 Jenis-jenis malaria :
Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan jenis
plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :
a. Malaria tropika (plasmodium falciparum)
Malaria tropika / falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang paling berat,
ditandai dengan panas yang ireguler , anemia, spenomegali, parasetemia yang banyak dan
sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk
eritrosit.

b. Malaria kwartana ( plasmodium malaria)


Plasmodium malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan plasmodium
vivax,lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/lebih baru.
Skizon plasmodium malariae mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti
kelopak bunga.
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri pada
kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum.
Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan
komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan ditemukan edema,
asites,proteinuria,hipoproteinemia , tanpa uremia dan hipertensi .

c. Malaria ovale (plasmodium ovale)


Malaria ovale(palsmodium ovale) bentuknya mirip plasmodium malariae,
skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigem hitam ditengah.
Karakterikstik yang dapat dipakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yang
yang terinfeksi yplasmodium ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated.
Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria
disebabkan oleh plasmodium ovale.
Masa inkubasi 11-16 hari, walaupun periode laten sampai 4 tahun. Serangan
paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walaupun tanpa terapi dan terjadi
pada malam hari.
d. Malaria tersiana ( plasmodium vivax )

Malaria tersiana ( plasmodium vivax ) , biasanya menginfeksi eritrosit muda yang


diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan plasmodium
falciparum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid.
Terdiri dari 12-24 merezoit ovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval
hampir memenuhi seluruh eritrosit ,kromatinin eksentris,pigmen kuning. Gejala malaria jenis
ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam
berkala 4 hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam.

Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang sistem tubuh,
malaria tropika merupakan malaria yang paling berat ditandai dengan panas yang ireguler,
anemia, splenomegali , parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi.

3. Patofisiologi

 Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu :

a) fase seksual
fase ini terjadi didalam tubuh manusia ( skizogoni ), dan didalam tubuh nyamuk
( sporogoni ). Setelah beberapa siklus , sebagian merozoit didalam eritrosit dapat
berkembang menjadi bentuk-bentuk seksual jantan dan bentina . didalam lambung nyamuk
terjadi penggabbungan dari gametosit jantan dan betina menjadi zygote, yang kemudian
mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadi Ookista.
Setelah 2-3 generasi merozoit dibentuk , sebagian merozoit diubah menjadi
bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah
tepi adalah masa prapaten , sedangkan masa tunas/incubasi intrinsic dimulai dari masuknya
sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.

b) Fase Aseksual
Terjadi didalam hati , penularan terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit
, menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikan “ sporozoit “ kedalam peredaran
darah yang untuk selanjutnya bermukim disel-sel parenchyma hati ( pre-oritrositer). Parasit
tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan menghasilkan skizon ) 6-9
hari kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-ribu merozoit. Fase didalam hati ini
dinamakan “ pra eritrositer primer “. Dari sebagian merezoit memasuki sel-sel darah merah
dan berkembang disini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara
lain limpa atau terdiam didalam hati dan disebut “ekso – eritrositer sekunder”. Dalam waktu
48-72 ja , sel-sel darah merah pecah dan merezoit yang dilepaskan dapat memasuki siklus
dimulai kembali . setiap saat sel adrah merah pecah , penderita merasa kedinginan dan
demam, hal ini disebabkan oleh merezoit dan protein asing yang dipisahkan.

4. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang ditemukan pada klien dengan malaria secara umum:

a) Demam

Demam periodic yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi) .
gejala umum ( gejala klasik) yaitu terjadinya “trias malaria” ( malaria proxysm) secara
berurutan :

1) Periode dingin
Mulai menggigil , kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri
dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan
bergetar dan gigi saling terantuk .
2) Periode panas
Muka merah , kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi sampai
40 c atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-
muntah , dapat terjadi syok ( tekanan darah turun ) , kesadaran delirium sampai
terjadi kejang.
3) Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal , diikuti seluruh tubuh, sampai basah,
temperature turun , penderita merasa capai dan sering tertidur.

b) Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas malaria kronik.
Limpa mengalami kongesti , menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen
eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah. Pembesaran limpa terjadi pada
beberapa infeksi membesar sekitar 3 kali lipat . lien dapat teraba dibawah arkus
costa kiri , lekukan pada batas anterior . pada batas anteriornya merupakan
gambaran pada palpasi yang membedakan jika lien membesar lebih lanjut. Lien
akan terdorong kebawah kekanan, mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.
c) Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah
anemia karena falciparum.
Anemia disebabkan oleh penghacuran eritrosit yang berlebihan eritrosit normal
tidak dapat hidup lama . gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam
sumsum tulang .

d) Ikterus
Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan sclera mata akibat kelebihan
bilirubin dalam darah . bilirubin adalah produk penguraian sel darah merah .

5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan khusus pada kasus-kasus malaria dapat diberikan tergantung dari
jenis plasmodium, antara lain sebagai berikut ;
a) Malaria tersiana/kuartana
Biasanya ditanggunglangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu
ditambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c (kinin 3 dd 600 mg
selama 4-7 hari ).

b) Malaria ovale
Berikan kinin dan dosisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg
selama 6 hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10
mg/kg dengan interval 4-6 jamm).

c) Malaria falciparum
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan primertamin 25 mg per tablet dalam
dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari.
6. Komplikasi
a) Malaria otak
Malaria otak merupakan penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi
(80%) bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya.

b) Anemia berat
Kompikasi ini ditandai dengan menurunnya hematrokit secara mendadak (<>
3 mg/dl. Seringkali penyakit ini disertai edema paru. Angka kematian
mencapai 50%.

c) Edema paru
Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan .
frekuensi pernafasan meningkat, merupakan komplikasi yang berat yang
menyebabkan kematian.

7. Pemeriksaan Penunjang
1. Happus darah tepi
 Tetes darah tepi dengan pewarnaan gimsa (spesies parasit)
 Tetes tebal (lebih sensitive deteksi parasit)
2. Res serosol
 IFA ( inderat flovorescen antibody )
 IHA ( interean hemoglotinatiaon )
 Untuk diagnose akut (+) bila beberapa hari setelah infeksi parasit
3. Pemeriksaan GBC
Peme darah tepi, pembuatan preparat darah tebal dan tipis dilakukan untuk
melihat keberadaan parasite dalam darah tepi, seperti tropozoid berbentUK
B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum.
Tanda : takikardi kelemahan otot dan penurunan kekuatan
b. Sirkulasi
Tanda : tekanan darah normal atau sedikit menurun,denyut perifer kuat dan
cepat ( fase demam) kulit hangat, diuresis (diaphrosis) karna vasodilatasi.
Pucat dan lembab (vasokontriksi), hipovolemia, penurunan aliran darah.
c. Eliminasi
Gejala : diare atau konstipasi ; penurunan haluaran urine
Tanda : distensi abdomen
d. Makanan dan cairan
Gejala : anoreksia mual dan muntah
Tanda : penurunan berat badan ,penurunan lemak subkutan , dan penuruna
masa otot . penurunan haluaran urine, konsentrasi urine .
e. Neuorosensori
Gejala : sakit kepala, pusing, dan pingsan.
Tanda : gelisah, ketakutan, kacau mental,disorientas deliriu atau koma.
f. Pernapasan
Tanda : tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan
Gejala : napas pendek pda istirahat dan aktivitas .
g. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : masalah kesehatan kronis , misalnya hati, ginjal, keracunan alkohol,
riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi /prosedur invasif,luka
traumatik.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
makanan yang tidak adekuat ; anoreksia; mual/muntah
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan system
kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasif
c. Hiportemia berhubungan degan peningkatan metabolisme , dehidrasi, efek
langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam
tubuh.

3. Perencanaan ( intervensi )

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan


makanan yang tidak adekuat ; anoreksia ;mual/muntah

Tindakan/intervensi:
 kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai, observasi dan catat
masukan makanan klien.
 Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi makanan.
 berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat.
 Rasional: dilatasi gaster pada terjadi bila pemberian makan
terlalu cepat setelah periode anoreksia.
 pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur .
 rasional: mengawasi penurunan berat badan atau
efektifitas nitervensi nutrisi.
 diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.
 Rasional : dapat meningkatkan masukan, meningkatkan
rasa berpartisipasi / control.
 observasi dan catat kejadian mual/muntah, dan gejala lain yang
berhubungan
 rasional : gejala GI dapat menimbulkan efek anemia
(hipoksia) pada organ
 kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi
 rasional : perlu bantuan dalam perencanaan diet yang
memenuhi kebutuhan nutrisi.
b. Hipertemia berhubungan dengan peningkatan metabolisme dehirasi efek
langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.

Tindakan/intervensi:
 pantau suhu pasien ( derajat dan pola ), perhatikan menggigil.
 Rasional :hipertemi menunjukan proses penyakit infeksius akut
. pola demam menunjukan diagnosis.
 pantau suhu lingkungan
 rasional : suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk
mempertahankan suhu mendekati normal.
 berikan kompres mandi hangat,hindari penggunaan alkohol.
 Rasional : dapat membantu untuk mengurangi demam
,penggunaan es/alcohol mungkin menyebabkan kedinginan.
Selain itu alcohol dapat mengeringkan kulit
 berikan antipiretik .
 rasional : digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi
sentralnya pada hipotalamus.
 berikan selimut pendingin
 rasional : digunakan untuk mengurangi demam dengan
hipertemi.

c. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen


seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrien dalam tubuh.

Tindakan/intervensi :

 pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan


 rasional : menurunkan beban kerja miokard dan konsumsi
oksigen , memaksimalkan efektifitas dari perfusi jaringan.
 pantau terhadap kecenderungan tekanan darah , mencatat perkembangan
hipotensi dan perubahan pada tekanan nadi.
 Rasional : hipotensi akan berkembang bersamaan dengan
kuman yang menyerang darah.
 perhatikan kualitas , kekuatan dari denyut perifer.
 Rasional : pada awal nadi cepat kuat karena peningkatan
curah jantung, nadi dapat lemah atau lambat karena hipotensi
yang terus-menerus, penurunan curah jantung dan vaso
kontriksi perifer.
 kaji frekuensi pernapasan kedalaman dan kualitas . perhatikan dispenea .
 rasional : peningkatan pernapasan terjadi sebagai respon
terhadap efek-efek langsung dari kuman pada pusat
pernapasan .
 berikan cairan parenteral.
 Rasional : untuk mempertahankan perfusi jaringan , sejumlah
besar cairan mungkin dibutuhkan untuk mendukung volume
sirkulasi.

d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan system tubuh (


pertahanan utama tidak adekuat), prosedur invasif.

Tindakan/ intervensi :

 pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh .


 rasional : demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus
dan hipotermia adalah tanda-tanda penting yang merefleksikan
perkembangan status syok/penurunan perfusi jaringan.
 amati adanya menggigil dan diaforosis .
 rasional : menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada
infeksi umum.
 pantau tanda-tanda penyimpangan kondisi / kegeagalan untuk memperbaiki
selama masa terapi
 rasional: dapat menunujukan ketidak tepatan terapi antibiotic atau
pertumbuhan dari organisme.
 berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
 Rasional : dapat membasmi/memberikan imunitas sementara untuk
infeksi umum.
 dapatkan spismen darah.
 Rasional : identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria.

4. implementasi

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan


makanan yang tidak adekuat ; anoreksia ;mual/muntah

Tindakan/implementasi:

 mengkaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai, observasi dan


catat masukan makanan klien
 memberikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat
 mempertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur .
 mendiskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.
 mengobservasi dan catat kejadian mual/muntah, dan gejala lain yang
berhubungan
 mengkolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi

b. Hipertemia berhubungan dengan peningkatan metabolisme dehirasi efek langsung


sirkulasi kuman pada hipotalamus.

Tindakan/implementasi;

 memantau suhu pasien ( derajat dan pola ), perhatikan menggigil.


 memantau suhu lingkungan
 memberikan kompres mandi hangat,hindari penggunaan alkohol.
 memberikan antipiretik .

c. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang


diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrien dalam tubuh.

Tindakan/implementasi ;
 mempertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan
 memantau terhadap kecenderungan tekanan darah , mencatat perkembangan
hipotensi dan perubahan pada tekanan nadi.
 memperhatikan kualitas , kekuatan dari denyut perifer.
 mengkaji frekuensi pernapasan kedalaman dan kualitas . perhatikan dispenea
 memberikan cairan parenteral.

d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan system tubuh (


pertahanan utama tidak adekuat), prosedur invasif.

Tindakan/ implementasi :

 memantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh .


 mengamati adanya menggigil dan diaforosis .
 Memantau tanda-tanda penyimpangan kondisi / kegeagalan untuk memperbaiki
selama masa terapi
 memberikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
 mendapatkan spismen darah.

5. Evaluasi
a. Suhu tubuh normal
b. Keseimbangan cairan tubuh
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Malaria merupakan suatu penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis, karena
penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk
yang sebagai vector dapat berkembang biak. Malaria disebabkan oleh plasmodium
yang mempunyai beberapa klasifikasi, dari klasifikasi tersebut ada jenis malaria yang
apabila tidak diatasi dapat menyebabkan komplikasi yang sangat
membahayakan.Oleh karena itu, perlu dilakukan penatalaksanaan baik secara medis
maupun secara asuhan keperawatan.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap pembaca lebih mendapatkan
pengetahuan tentang malaria, sehingga pembaca dapatmengetahui tentang penyakit
malaria, sehingga pembaca mendapatkan pengetahuan tentang cara-cara
mengetahui tanda dari malaria.Akhirnya, semoga penyusunan makalah ini
dapatbermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marillynn, et All. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed. 3, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Tjay & Raharja. 2000. Buku Saku Patologi. Jakarta: EGC

Nadesul, Handarwan. 1993. Penyebab, Pencegahan, Pengobatan Malaria. Jakarta: Puspa


Suara

Mansjoer. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik. Ed. 1. Jakarta:
Salemba MedikaL

Anda mungkin juga menyukai