Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas bisnis didanai dengan kewajiban atau ekuitas, atau keduanya.


Kewajiban merupakan utang untuk mendapatkan pendanaan yang membutuhkan
pembayaran dimasa depan dalam bentuk uang, jasa, atau aset lainnya. Kewajiban
merupakan klaim pihak luar atas aset dan sumber daya perusahaan kini dan masa
depan. Kewajiban dapat berupa pendanaan atau operasi dan biasanya didahulukan
dari pada pemegang ekuitas. Kewajiban pendanaan merupakan seluruh bentuk
pendanaan kredit seperti wesel berjangka panjang dan obligasi, pinjaman jangka
pendek, dan sewa.Aktivitas pendanaan (financing activities) adalah metode yang
digunakan dalam perusahaan untuk mendapatkan uang guna membayar
kebutuhan-kebutuhan perusahaan.

Terdapat dua sumber pendanaan eksternal yaitu investor ekuitas (pemilik


atau pemegang saham) dan kreditor (pemberi pinjaman).Keputusan tentang
komposisi aktivitas pendanaan tergantung pada kondisi di pasar keuangan.Pasar
keuangan merupakan sumber potensial untuk pendanaan.Investor menyediakan
pendanaan dengan harapan mendapatkan pengembalian atas investasi, setelah
mempertimbangkan pengembalian yang diharapkan (expected return) dan
risiko.Pengembalian (return) adalah bagian dari investor ekuitas atas laba atau
reinvestasi laba. Distribusi laba (earning distribution) adalah pembayaran dividen
kepada pemegang saham.

Dividen dapat dibayar langsung dalam bentuk tunai atau dividen saham,
atau secara tidak langsung melalui pembelian kembali saham.Pembayaran dividen
(dividend payout) mengacu pada proporsi laba yang didistribusikan, yang sering
dinyatakan dalam rasio atau prosentase, yaitu rasio pembayaran dividen.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendanaan utang ?
2. Apa yang dimaksud dengan sewa?
3. Apa yang dimaksud dengan kontijensi dan komitmen?
4. Apa yang dimaksud dengan pembiayaan Off-Balance-sheet?
5. Apa yang dimaksud dengan ekuitas pemegang saham?
6. Bagaimana pelaporan ekuitas pemegang saham menurut IFRS?
7. Bagaimana akuntansi dan analisis sewa-Lessor?
8. Bagaimana imbala pascakerja?
9. Bagaimana akuntansi khusus untuk imbalan pascakerja?

C. Tujuan
1. Memahami pendanaan utang dan mengevaluasi implikasinya untuk
analisis.
2. Menganalisis dan menginterpretasikan sewa serta menjelaskan implikasi
dan penyesuaian terhadap laporan keuangan.
3. Menganalisis pengungkapan liabilitas kontinjensi dan menjelaskan
risikonya.
4. Mengidentifikasi pembiayaan diluar laporan posisi keuangan (off-balance-
sheet financing) dan konsekuensinya terhadap analisis rasio.
5. Menjelaskan modal saham serta menganalisis dan menginterpretasikan
fitur yang membedakannya.
6. Menjelaskan saldo laba dan distribusinya melalui dividen.
7. Menganalisis dan menginterpretasikan liabilitas diujung ekuitas.
8. Menganalisis pengungkapan pascakerja dan menilai konsekuensinya
untuk penilaian dan risiko perushaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendanaan utang

Utang atau liabilitas keuangan mengacu pada dana yang secara eksplisit
dipinjam oleh suatu perusahaan dari beragam penyedia modal perusahaan dapat
menunjang secara langsung dari Para investor dengan menerbitkan efek seperti
obligasi peminjaman yang demikian disebut utang publik. perusahaan dapat juga
meminjam dari lembaga keuangan seperti bank dalam bentuk pinjaman pinjaman
yang demikian disebut utang swasta. hutan selalu memiliki biaya peminjaman yang
eksplisit umumnya melalui pembayaran bunga. inilah sebabnya liabilitas keuangan
juga disebut lalu-lintas yang berguna yang membedakannya dari liabilitas operasi
seperti utang usaha yang pada umumnya tidak secara eksplisit menyebutkan bunga
yang dikaitkan dengan pinjaman.

1. Akuntansi Utang

a. mekanisme akuntansi utang jangka panjang.

b. Perlakuan akuntansi

Utang jangka panjang selalu dilaporkan pada laporan posisi keuangan


sebesar nilai sekarang, bukan sebesar nilai nominal. Nilai sekarang ini
disebut biaya perolehan yang diamortisasi (amortized cost).

c. Pengungkapan terkait utang

Perusahaan diharuskan untuk melaporkan perincian terkait utang jangka


panjang dan jangka pendek pada catatan atas laporan keuangan.selain
menjelaskan jumlah yang diakui dalam laporan posisi keuangan, catatan

3
pengungkapan memberikan informasi berguna lainnya. ini termasuk
informasi terkait dengan jatuh tempo utang masa depan yang sudah
diantisipasi, perincian mengenai profesi kontraktual seperti jaminan dan
perjanjian, saldo yang belum digunakan dalam fasilitas kredit, dan informasi
terkait lainnya yang berhubungan dengan utang perusahaan.

d. Analisis Pendanaan Utang

- biaya perolehan yang diamortisasi versus nilai nominal

Utang umumnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan sebesar biaya


perolehan yang diamortisasi. Ini bisa berbeda dengan jumlah pada saat jatuh
tempo (nilai nomial).

- Akuntansi nilai wajar

Nilai wajar juga mencerminkan nilai sekarang atas utang. Namun, nilai wajar
berbeda dengan biaya perolehan yang diamortisasi karena nilai wajar
mencerminkan suku bunga kini, tidak seperti biaya perolehan yang
diamortisasi, yang mencerminkan suku bunga pada saat diterbitkan.
akuntansi nilai wajar atas utang tidak diperlukan saat ini.

- Mengakhiri Utang Masa Depan

Penting bagi analis untuk memeriksa dengan seksama daftar Pembayaran


utang masa depan. Pada awalnya, ini membantu perkiraan arus kas. pada
tingkat yang lebih dalam, analis harus mengevaluasi apakah perusahaan
memiliki kemampuan untuk membayar utangnya saat jatuh tempo karena
ketidakmampuan untuk melakukan pembayaran akan berpotensi
mengakibatkan kebangkrutan.

e. Perlindungan

4
Para pemberi pinjaman sering memiliki kontrak eksplisit dengan perusahaan
meminjam yang membantu para pemberi pinjaman melindungi uang yang
dipinjamkan.tiga cara yang biasanya pemberi pinjaman dapat melindungi dirinya
: (1) senioritas, (2) jaminan, dan (3) perjanjian. informasi dalam catatan atas
laporan keuangan dalam laporan tahunan memberikan perincian mengenai
proteksi Atau perlindungan ini.

- Senioritas

Senioritas mengacu pada urutan pihak-pihak yang berbeda akan dibayar


ketika bisnis perusahaan berakhir. klaim senior akan dibayar sebelum klaim
Junior. teori tas dari iklim tertentu ditentukan sebelumnya oleh hukum.

- Efek

Efek atau jaminan mengacu pada aset yang disisihkan selama pembubaran
untuk secara khusus memenuhi iklim tertentu.klaim yang beragun jaminan
disebut dijamin. ketika dibubarkannya perusahaan, Para pemilik klaim khusus
ini dapat menjual aset yang diidentifikasi untuk memenuhi klaimnya

- Perjanjian

Para pemberi pinjaman menetapkan perjanjian untuk mengamankan


investasinya.perjanjian ini bisa afirmatif atau negatif. perjanjian afirmatif
menentukan tindakan yang harus dilakukan manajemen untuk menjaga utang agar
berprestasi baik. contoh dari perjanjian afirmatif adalah persyaratan bahwa
perusahaan harus mengajukan laporan keuangan auditan yang sesuai dengan
GAAP dalam periode waktu tertentu.

5
B. Sewa

Sewa merupakan bentuk pendanaan yang populer, khususnya dalam industri


tertentu.Sewa (lease) merupakan suatu perjanjian kontraktual antara pemberi sewa
(lessor) atau pemilik dan penyewa (lesse) atau pengguna. perjanjian tersebut
memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan aset yang dimiliki oleh lessor
Selama masa sewa. Sebagai imbalannya, Lesse membayar sewa yang disebut
pembayaran sewa minimum (minimum lease payment- MLP). Ada dua metode
alternatif untuk akuntansi sewa yang mencerminkan perbedaan dalam kontrak sewa.
sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko yang terkait
dengan kepemilikan aset dicatat sebagai perolehan aset dan menimbulkan liabilitas
bagi lessee. Demikian pula, lessor memperlakukan sewa tersebut sebagai penjualan
dan transaksi pendanaan.jenis sewa ini disebut sewa pembiayaan (capital lease).
jika diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan, baik aset sewaan dan kewajiban sewa
diakui pada laporan posisi keuangan. Semua jenis sewa lainnya dicatat sebagai sewa
operasi (operating lease). Dalam kasus sewa operasi dalam kasus sewa operasi,
lessee (lessor) mencatat pembayaran sewa minimum sebagai beban (pendapatan)
sewa, dan tidak ada aset atau liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan.

1. Akuntansi dan Pelaporan Sewa

a. Klasifikasi dan Pelaporan Sewa

Ketika sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan, lessee mencatat ( aset


dan liabilitas) pada jumlah yang sama dengan nilai sekarang dari pembayaran
sewa minimum Selama masa sewa ( kecuali biaya eksekutori/pelaksana-executory
cost seperti asuransi, pemeliharaan, dan pajak yang dibayarkan oleh lessor ). aset
hewan harus disusutkan dengan cara yang konsisten dengan kebijakan penyusutan
normal lesse. Demikian pula, beban bunga diakui pada liabilitas sewa, seperti
liabilitas yang menghasilkan bunga lainnya.

6
b. Pengungkapan Sewa

Aturan akuntansi masyarakat dan perusahaan dengan sewa pembiayaan untuk


melaporkan aset sewaan dan liabilitas sewa pada laporan posisi keuangan.
Terlebih lagi, Semua perusahaan harus mengungkapkan komitmen sewa masa
depan untuk sewa pembiayaan dan sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan.
Pengungkapan ini berguna untuk tujuan analisis.

2. Analisis Sewa

Bagian ini melihat dampak sewa operasi dibandingkan dengan sewa


pembiayaan untuk analisis laporan keuangan. Perbandingan ini Memberikan
pedoman khusus mengenai cara menyesuaikan laporan keuangan untuk sewa
operasi yang harus dicatat sebagai sewa pembiayaan.

Sebelum memulai pada pembahasan mengenai cara mengubah sewa operasi


menjadi sewa pembiayaan, penting untuk diketahui bahwa FASB dan IASB
berencana mengeluarkan standar bersama yang mengalami nasi perlakuan sewa
operasi. versi rancangan standar ini Diharapkan segera siap, dan versi akhir
standar tersebut harus diselesaikan dalam setahun atau dua tahun. Setelah standar
ini berlaku efektif, dalam US GAAP maupun IFRS, semua sewa akan perlu
dicatat sebagai sewa pembiayaan. standar ini akan mengeleminasi Salah satu
bentuk penting dari pembiayaan off-balance-sheet.

a. Dampak Sewa Operasi

Meskipun standar akuntansi mengizinkan metode alternatif yang terbaik untuk


mencerminkan perbedaan ekonomi yang mendasari transaksi sewa, kebijakan ini
sering disalahgunakan oleh lessee yang merancang kontrak sewa agar mereka
dapat menggunakan metode sewa operasi. Insentif lessee untuk merancang sewa
sebagai sewa operasi terkait dengan dampak sewa operasi dibandingkan sewa

7
pembiayaan terhadap laporan posisi keuangan maupun laporan laba rugi. Dampak
terhadap laporan keuangan diringkas sebagai berikut:

- sewa operasi melaporkan liabilitas menjadi lebih rendah dengan hanya


melaporkan sewa dalam pembiayaan off-balance-sheet- Sewa operasi
melaporkan aset menjadi lebih rendah. Hal ini dapat menaikkan imbal hasil atas
investasi maupun rasio perputaran aset.

- Sewa operasi menunda pengakuan beban dibandingkan dengan sewa


pembiayaan. Hal ini berarti sewa operasi melaporkan laba menjadi lebih tinggi
pada awal masa sewa, tetapi melaporkan laba menjadi lebih rendah pada akhir
Masa pajak.

- Sewa operasi melaporkan lebih tas yang pendek menjadi lebih rendah
dengan hanya melaporkan bagian lancar dari pembayaran pokok pada laporan di
luar laporan posisi keuangan. Hal ini menaikkan rasio lancar dan ukuran
likuiditas lainnya.

- Sewa operasi memasukkan bunga dengan beban sewa (beban operasi).


Akibatnya, sewa operasi melaporkan laba operasi dan beban bunga menjadi lebih
rendah. Hal ini menaikkan rasio cakupan bunga seperti rasio kelipatan bunga.

C. KONTIJENSI DAN KOMITMEN

1. KONTIJENSI

Kontijensi (contigencies) adalah keuntungan dan kerugian potensial yang


menyelesaikan tergantung pada satu atau lebih peristiwa dimasa depan. Kerugian
kontijensi adalah klaim potensialnatas sumber daya perusahaan dan disebut
liabilitas kontijensi (contigent liabilities). Liabilitas kontijensi dapat timbul dari

8
proses hukum (litigasi), ancaman pengambilalihan, penagihan piutang, klaim
yang ditimbulkan dari garansi dan cacat produk, jaminan kinerja, ketetapan pajak,
risiko diri tertanggung (self-insured risk), dan kerugian aset akibat bencana.

Kerugian kontijensi harus memenuhi dua kondisi sebelum perusahaan


mencatatnya sebagai kerugian. Pertama, harus ada kemungkinan besar (probable)
bahwa aset akan mengalami penurunan nilai atau liabilitas yang timbul, secara
implisit (tersirat) kondisi ini ada kemungkinan besar suatu peristiwa di masa
depan yang akan menegaskan kerugian tersebut. Kondisi kedua adalah jumlah
kerugian harus diestimasi dengan andal (reasonably estimable).Contoh yang
biasanya memenuhi kedua kondisi ini adalah kerugian piutang tak tertagih dan
kewajiban terkait garansi produk.Untuk kedua kasus ini, baik liabilitas maupun
kerugian yang diestimasi harus dicatat dalam laporan keuangan.

a. Analisis Liabilitas Kontijensi

Liabilitas kontijensi yang dilaporkan untuk pos-pos seperti jaminan dan


garansi layanan merupakan estimasi. Analisis mengenai liabilitas hanya seakurat
estimasi yang mendasarinya, yang sering kali ditentukan perusahaan berdasarkan
pengalaman sebelumnya maupun ekspektasi masa depan. Pengungkapan catatan
atas laporan keuangan atas laporan keuangan untuk kontijensi umumnya
mencakup :

 Deskripsi mengenai liabilitas kontijensi dan tingkat risiko


 Jumlah potensi kontijensi dan bagaimana partisipasi pihak lain
diperlukan dalam menentukan eksposur risiko (risk exposure)
 Pembebanan terhadap laba untuk estimasi kerugian kontijensi, jika
ada.

2. KOMITMEN

9
Komitmen (commitments) merupakan klaim potensial atas sumber daya
perusahaan karena kinerja masa depan berdasarkan kontrak. Komitmen tidak
diakui dalam laporan keuangan karena peristiwa seperti penandatanganan kontrak
eksekutori atau penerbitan pesanan pembelian bukan merupakan transaksi
penyelesaian.Contoh tambahan adalah kontrak jangka panjang yang tidak dapat
dibatalkan untuk membeliproduk atau jasa pada harga yang telah disepakati dan
kontrak pembelian untuk aset tetap yang meminta pembayaran selama konstruksi.

D. PEMBIAYAAN OFF-BALANCE-SHEET

Pembiayaan di luar laporan posisi keuangan (off-balance-sheet financing)


mengacupada tidak tercatatnya kewaiban pembiayaan tertentu.kita telah
mempelajari transaksi yang sesuai dengan yang telah dijelaskan diatas (sewa
operasi). Selain sewa, ada pengaturan pembiayaan off-balance-sheet lainnya mulai
yang sederhana sampai dengan yang sangat kompleks.pengaturan ini merupakan
bagian dari lanskap yang selalu berubah, dimana pada satu persyaratan akuntansi
diterapkan agar lebih dapat mencermikan kewajiban dari transaksi pembiayaan
off-balance-sheet yang spesifik dengan cara baru dan inovatif uang dirancang
untuk mengambil alih.

a. Contoh off-balance-sheet

Salah satu cara mendanai aset tetap adalah dengan meminta pihak luat untuk
memperolehnya, lalu perusahaan menyetujui untuk menggunakan aset itu dan
memberikan dana yang cukup untuk membayar utang. Contoh dari pengaturan ini
adalah kontrak jual beli (purchase agreements) dan perjanjian material yang
dipakai (through-put agreements), di mana perusahaan sepakat untuk membeli
keluaran (output) dari atau menjalankan sejumlah barang tertentu memulai fasilitas

10
pemrosesan, dan pengaturan ambil atau bayar (take-or-pay), di mana perusahaan
menjamin untuk membayar sejumlah barang tertentu apakah diperlakukan tidak.

Entitas tujuan khusus

Entitas tujuan khusus (special purpose entities-SPE) yang sekarang menjadi buruk
citranya dengan bangkrutnya enron, telah menjadi mekanisme pembiayaan yang
sah selama beberapa dekade dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keuangan perusahaan dewasa ini.Berikut adalah konsep SPE yang sangat
sederhana.

E. Ekuitas pemegang saham

Ekuitas mengacu pada pendanaan kepemilikan (pemegang saham)


perusahaan.Ekuitas dipandang mencerminkan klaim pemilik atau aset neto
perusahaan. Pemegang efek umumnya merupakan subur di nasi dibagi kreditor,
yang berarti bahwa klaim kreditor akan diselesaikan terlebih dahulu Selain itu,
umumnya variasi ada di seluruh pemegang ekuitas atau senoritas klaim terhadap
aset neto. Para pemegang ekuitas terkena risiko maksimum yang berkaitan dengan
perusahaan.pada saat yang sama Mereka memiliki kemungkinan imbal hasil
maksimum karena mereka berhak atas semua imbal hasil setelah akreditor
terpenuhi. Analisis atas ekuitas harus memperhitungkan beberapa pengukuran dan
standar pelaporan ekuitas pemegang saham. Analisis tersebut mencakup :

 Mengklarifikasikan dan membedakan antara sumber utama pendanaan ekuitas

 Memeriksa atas hak untuk kelas pemegang saham dan prioritasnya dalam
likuidasi

 Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas

11
 Mengkaji kontrak, hukum dan pembatasan lainnya atas distribusi saldo laba

 Menilai persyaratan dan ketentuan efek konversi, opsi saham, dan pengaturan
lain yang menyangkut potensi penerbitan saham.

1. Modal Saham

a. Pelaporan Modal Saham

Pelaporan modal saham mencakup penjelasan atas perubahan jumlah modal


saham.Informasi ini diungkapkan dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan
keuangan yang terkait.

Sumber kenaikan modal saham yang beredar:

 penerbitan saham.

 konversi debenture dan saham prefereb.

 penerbitan sesuai dengan dividen saham dan pemecahan nilai nominal


saham (stock split).

 penerbitan saham dalam akuisisi dan merger.

 penerbitan sesuai dengan opsi saham dan waran yang dilaksanakan.

 Sumber penurunan modal saham yang beredar:

 pembelian dan penghentian saham.

 pembelian kembali saham (stock buybacks)

 pemecahan saham terbalik (reverse stocks)

12
b. Klasifikasi modal saham

Modal saham (Capital stock) merupakan saham yang diterbitkan kepada


pemegang ekuitas sebagai imbal hasil atas aset dan layanan. Ada dua jenis dasar
modal saham : saham preferen dan saham biasa. Saham preferen (preferred stock)
adalah suatu kelas khusus HAM yang memiliki preferensi atau fitur yang tidak
dinikmati oleh saham biasa.Meskipun pemegang saham preferen biasanya lebih
tinggi tingkatannya dari pemegang saham biasa, hak pemegang saham preferen atas
dividen biasanya tetap.

c. Analisis Modal Saham

Pos-pos dalam ekuitas pemegang saham biasanya tidak berpengaruh yang


nyata pada penentuan laba sehingga tidak berdampak serius terhadap analisis
laba.informasi yang lebih relevan untuk analisis berkaitan dengan komposisi akun
modal dan pada pembatasan yang berlaku. Komposisi ekuitas yang penting karena
ketentuan yang dapat mempengaruhi hak residual saham biasa, serta hak, risiko, dan
imbal hasil bagi investor ekuitas.

3. Saldo Laba

Saldo laba (retained earnings) merupakan modal yang diperoleh dari


perusahaan akun Saldo laba mencerminkan akumulasi laba yang tidak dibagikan
(laba neto) dari perusahaan sejak berdirinya.Akun ini sangat kontras dengan modal
saham dan akun tambahan modal disetor yang merupakan modal yang
dikontribusikan oleh pemegang saham. Saldo laba merupakan sumber utama
distribusi dividen kepada pemegang saham. Meskipun ada beberapa negara mengisi
mengizinkan distribusi kepada pemegang saham dari tambahan modal disetor,
distribusi ini mencerminkan distribusi modal bukan (distribusi laba).

a. Dividen Tunai dan Dividen Saham

13
Dividen tunai cash dividen merupakan distribusi kas kepada pemegang
saham.Dividen tunai merupakan bentuk dividen yang paling umum setelah
diumumkan, yang merupakan liabilitas perusahaan. Dividen saham (stock dividend)
merupakan distribusi saham perusahaan sendiri kepada pemegang saham secara
prorata.Dividen ini mencerminkan kapitalisasi laba secara permanen.Pemegang
saham menerima saham tambahan dalam bentuk imbal hasil untuk relokasi saldo laba
ke akun modal

b. Spin-off dan split-off

Perusahaan sering melakukan divestasi entitas anak baik dalam penjualan


langsung atau sebagai distribusi kepada pemegang saham. Penjualan entitas anak
diperlakukan sama seperti penjualan aset lain: keuntunngan (kerugian) penjualan
diakui atau selisih antara hasil yang diterima dengan nilai buku investasi entitas anak.
Distribusi saham entitas anak kepada para pemegang saham dapat mengambil satu
dari dua bentuk berikut ini.

Spin-off, distribusi saham entitas anak kepada pemegang saham sebagai dividen;

Split-off, pertukaran saham entitas anak yang dimiliki oleh perusahaan dengan saham
perusahaan yang dimiliki pemegang saham.

c. Akumulasi Penghasilan Komprehensif Lain

Item yang termasuk dalam penghasilan komprehensif lain adalah:

 keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari efek yang dapat
diperdagangkan diklasifikasikan sebagai efek yang tersedia untuk dijual.

 keuntungan atau kerugian atas derivatif yang memenuhi syarat untuk


akuntansi lindung nilai.

 penyesuaian pensiun dan OPEB.

14
 penyesuaian penjabaran valuta asing.

4. Nilai Buku Per Saham

a. Perhitungan Nilai Buku Per Saham

Nilai buku per saham (book value per share) merupakan jumlah per lembar
saham yang dihasilkan dari likuidasi perusahaan pada jumlah Yang dilaporkan pada
laporan posisi keuangan. Nilai buku merupakan istilah konvensional yang mengacu
pada nilai aset neto- yaitu, total aset dikurangi klaim terhadapnya. Cara sederhana
dalam menghitung nilai buku adalah dengan menjumlahkan akun ekuitas saham biasa
dan mengurangi jumlah total ini dengan setiap klien senior yang tidak tercermin
dalam laporan posisi keuangan (termasuk tunggakan dividen saham preferen,
preferensi likuidasi, atau preferensi aset lain yang berhak menjadi saham preferen).

b. Relevansi Nilai Buku Per Saham

Nilai buku memainkan peran penting dalam analisis laporan keuangan.


Aplikasinya dapat mencakup antara lain sebagai berikut:

° nilai buku, dengan penyesuaian potensial, sering digunakan dalam menilai


persyaratan merger.

° analisis perusahaan yang terdiri dari aset likuid (institusi/lembaga keuangan,


investasi, asuransi, dan perbankan) bergantung pada nilai buku secara ekstensif.

° analisis obligasi berperingkat tinggi dan saham preferen yang menekankan


pentingnya cakupan aset.

Aplikasi ini harus mengakui perkembangan akuntansi yang memasukkan ke dalam


perhitungan nilai buku per saham sebagai berikut:

15
° nilai tercatat aset, khususnya aset jangka panjang seperti properti, pabrik, dan
peralatan, biasanya dilaporkan sebesar biaya perolehan dan dapat secara nyata
berbeda dengan nilai pasar.

° aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal biasanya tidak tercermin dalam
nilai buku, demikian pula aset kontinjensi yang memiliki kemungkinan kejadian yang
wajar.

5. Liabilitas di "Ujung" Ekuitas

a. Utang Konversi

Utang konversi merupakan efek campuran klasik karena merupakan


kombinasi dari fitur-fitur utang dan ekuitas. Biasanya, hutang konversi
memungkinkan pemegang opsi untuk mengkonversikan pada harga tetap. Oleh
karena itu, konversi hanya akan terjadi jika harga saham lebih tinggi dari harga
konversi pada saat jatuh tempo. jika tidak, maka pemegang utang dapat meminta
pembayaran pokok.

b. Saham Preferen yang Dapay Ditebus

Analisis harus mewaspadai efek ekuitas (umumnya saham preferen) yang


memiliki profesi penebus wajib yang menjadikannya lebih mirip dengan utang
dibandingkan ekuitas. Efek ini mengharuskan perusahaan untuk membayar sejumlah
dana pada tanggal yang disepakati. .

c. Hak Minoritas

Hak minoritas(minority interest) - disebut juga kepentingan non pengendali


(noncontrolling interest)-- mengacu pada bagian ekuitas pemegang saham entitas
anak yang dimiliki yang menjadi milik pemegang saham minoritas(luar). Bagian
ekuitas ini merupakan bentuk modal menengah.Oleh karena modal bukan hanya milik
pemegang saham entitas induk, maka tidak dapat dianggap sebagai bagian ekuitas

16
pemegang saham entitas induk.Namun demikian, meskipun itu Milik orang luar,
maka sifatnya merupakan ekuitas pemegang saham sehingga tidak dapat
diklasifikasikan sebagai liabilitas.

F. Pelaporan ekuitas pemegang saham menurut IFRS

Persyaratan pelaporan ekuitas pemegang saham menurut IFRS agak berbeda


dengan US GAAP dan perlu beberapa pembahasan.IFRS mengidentifikasi tiga
kategori ekuitas pemegang saham: modal yang diterbitkan, cadangan, dan akumulasi
keuntungan/kerugian (saldo laba). Namun, IFRS mengizinkan keleluasan cukup besar
bagaimana pos-pos dalam ekuitas pemegang saham tersebut dilaporkan, sehingga ada
berbagai variasi dalam praktik.Secara luas, pola umum yang dapat diamati adalah
sebagai berikut.

 Modal saham dilaporkan sebagai.


 Sebagian besar perusahaan melaporkan saldo laba, tetapi sedikit yang
memasukkan saldo laba dalam cadangan.
 Cadangan termasuk akumulasi penghasilan komprehensif lain, kompensasi
opsi, premi saham, dan dalam beberapa kasus bahkan saldo laba.
 Hak minoritas (kepentingan nonpengendali) disajikan terpisah dengan ekuitas
pemegang saham entitas induk, tetapi dimasukkan sebagai bagian total
ekuitas.
 Beberapa perusahaan melaporkan komponen terperinci mengenai laporan
posisi, sedangkan perusahaan yang lainnya hanya melaporkan penggabungan
untuk setiap kategori.

G. Lampiran 3A: akuntansi dan Analisis Sewa –Lessor


Ada dua jenis senyawa yang penting dari sudut pandang lessor.

17
 Sewa jenis penjualan (sales-type lease). Dalam jenis ini,biaya aset sewaan
berbeda dari nilai pasar wajar nya pada tanggal sewa.
 Sewa pembiayaan langsung (direct financing lease). Dalam hal ini, nilai
sewa dalam (nilai sekarang dari piutang pembayaran sewa) sama dengan
biaya aset yang dibeli dan tidak ada pencatatan pada penjualan atau laba
bruto. Sebaliknya, perusahaan mengakui pendapatan sewa secara bertahap
selama masa sewa.
a. Implikasi Analisis

Implikasi analisis dari sewa mirip dengan implikasi yang melibatkan


perpanjangan kredit.Perhatikan risiko yang melekat di setiap perpanjangan
kredit.Analisis kecukupan cadangan piutang sewa yang tidak dapat ditagih
dibandingkan dengan pengalaman kerugian lessor sangat diperlukan.Kedua,
mengakui bahwa piutang sewa akan ditagih selama periode tahun dan
membandingkan rata-rata umur portofolio sewa dengan liabilitas perusahaan.
Artinya, tidak tepat untuk mendanai sewa dengan tingkat bunga tetap yang
berdurasi menengah dengan utang jangka pendek berbunga mengambang.

b. Transaksi jual dan sewa-balik

Transaksi jual dan sewa-balik (sale-leaseback transaction) meliputi


penjualan aset yang dimiliki dan eksekusi (pelaksanaan) sewa atas aset yang
sama. Perusahaan sering menggunakan transaksi jual dan sewa-balik untuk
membebaskan kas dari aset yang ada, terutama real estat. Umumnya,setiap laba
yang direalisasikan pada nilai aset yang dijual harus ditangguhkan dan diakui
selama masa sewa sebagai pengurang beban sewa.

18
H. Implikasi Analisis
Implikasi analisis dari sewa mirip dengan implikasi yang melibatkan
perpanjangan kredit. Perhatikan risiko yang melekat di setiap perpanjangan
kredit. Analisis kecukupan cadangan piutang sewa yang tidak dapat ditagih
dibandingkan dengan pengalaman kerugian lessor sangat diperlukan. Kedua,
mengakui bahwa piutang sewa akan ditagih selama periode tahun dan
membandingkan rata-rata umur portofolio sewa dengan liabilitas perusahaan.
Artinya, tidak tepat untuk mendanai sewa dengan tingkat bunga tetap yang
berdurasi menegah dengan utang jangka pendek berbunga mengambang.

I. Transaksi Jual Dan Sewa


Transaksi jual dan sewa-balik (sale-leaseback transaction), meliputi penjualan
asset yang dimiliki dan eksekusi (pelaksanaan) sewa atas asset yang sama.
Perushaan sering menggunakan transaksi jual dan sewa balik untuk
membebaskan kas dari asset yang ada, terutama real estat. Umumnya, setiap
laba yang direalisasikan pada nilai asset yang dijual harus ditangguhkan dan
diakui selama masa sewa sebagai pengurang beban sewa.

J. Lampiran 3B : Imbalan Pascakerja


Pemberi kerja sering memberikan imbalan kepada pekerja mereka setelah
pensiun.Imbalan pascakerja (postretirement benefits) ini ada dua bentuk: (1)
imbalan purnakarya atau manfaat (pension benefits), di mana pemberi kerja
menjanjikan imbalan moneter kepada pekerja setelah masa kerja, dan (2)
imbalan pascakerja lain (other postretirement employee benefits-OPEB), di
mana pemberi kerja memberikan imbalan lain (biasanya nonmoneter) setelah
pascakerja-terutama kesehatan dan asuransi jiwa. Kedua jenis imbalan ini
memiliki tantangan serupa secara konseptual untuk akuntansi dan
analisis.standar akuntansi terkini mensyaratkan bahwa biaya penyelenggaraan

19
imbalan pascakerja diakui pada saat karyawan masih memberikan pelayanan
aktif, bukan pada saat imbalan itu benar-benar dibayar. Estimasi nilai
sekarang dari imbalan yang diakui akan dilaporkan sebagai liabilitas bagi
pemberi kerja.

a. Sifat Kewajiban Imbalan Pascakerja

Program imbalan pascakerja (pension plan) merupakan perjanjian oleh


pemberi kerja untuk memberikan imbalan pascakerja kepada pekerja kepada
pekerja dan mencakup tiga entitas: pemberi kerja, orang yang berkontribusi pada
program itu; pekerja, orang yang memperoleh imbalan; dan dana pensiun. Dana
imbalan pascakerja (pension fund) adalah dana yang tidak bergantung
(independen) pada pemberi kerja dan diselenggarakan oleh wali amanah
(trustee). Imbalan pascakerja menerima iuran, menginvestasikan nya dengan cara
yang tepat, dan menyalurkan imbalan pascakerja kepada pekerja.

Program imbalan pascakerja dapat dibagi ke dalam dua kategori


dasar.Program imbalan pasti (defined benefit plans) menentukan jumlah
imbalan pascakerja yang dijanjikan pemberi kerja untuk diberikan kepada para
pensiunan. Dalam program imbalan pasti, pemberi kerja menanggung risiko
kinerja dana imbalan pascakerja. Program iuran pasti(definet contribution of
clans) menentukan jumlah iuran pascakerja yang ditetapkan pemberi kerja untuk
program imbalan pascakerja. Dalam program ini, jumlah aktual dari imbalan
pascakerja yang diterima pensiunan tergantung pada kinerja dana imbalan
pascakerja. Dalam program iuran pasti, pekerja menanggung risiko kinerja dana
imbalan pascakerja.

Pembayaran imbalan pascakerja juga dipengaruhi oleh provisi vesting.Vesting


merupakan hak pekerja atas imbalan pascakerja terlepas apakah pekerja itu masih
dengan perusahaan atau tidak.hal ini biasanya diperoleh setelah pekerja telah
menjabat beberapa periode minimum yang ditetapkan dengan pemberi kerja.

20
Setelah liabilitas imbalan pascakerja ditentukan, pendanaan (funding) beban
tersebut menjadi keputusan manajerial untuk program imbalan pasti yang
dipengaruhi oleh pertimbangan hukum dan pajak.hukum pajak menetapkan
kebutuhan pendanaan minimum untuk menjamin keamanan imbalan pensiunan.

b. Ekonomi Akuntansi Dana Pensiun

Tantangan akuntansi untuk program imbalan pasti adalah bahwa estimasi


akuntansi atas liabilitas dan beban harus dibuat untuk pembayaran kas yang
mungkin terjadi beberapa tahun di masa depan. Secara singkat, akan dibahas isu-
isu ekonomi yang mendasarinya yang memengaruhi akuntansi dana pensiun.

Dalam kenyataannya, imbalan pensiun terutang kepada pekerja dalam


program imbalan pasti umumnya proporsional dengan masa kerja yang bekerja
berikan kepada pemberi kerja. Oleh karena hal lain, kewajiban pemberi kerja
meningkat setiap tahun seiring dengan adanya tambahan masa kerja (tidak
bergantung pada dampak nilai sekarang yang ditunjukkan oleh biaya bunga),
sehingga menimbulkan komponen lain pada biaya pensiun yang disebut biaya
jasa(service cost). biaya jasa merupakan komponen paling penting dari biaya
pensiun karena biaya pensiun terjadi hanya melalui jasa pekerja, jika tidak ada
jasa pekerja, tidak ada kewajiban pembayaran pensiun.

c. Persyaratan Akuntansi Dana Pensiun

Aturan akuntansi terbaru untuk imbalan pascakerja (ASC 715 untuk US


GAAP dan IAS dalam IFRS) sangat mirip dengan pensiun maupun OPEB. Oleh
karena itu, fokus pembahasan hanya pada akuntansi dana pensiun. Salah satu
fokus utama dari akuntansi dana pensiun adalah mendapatkan ukuran tetap dari
beban pensiun. Dengan demikian, beban pensiun yang termasuk dalam laba neto-
disebut biaya pensiun periodik(net periodic pension cost)-tidak memasukkan
komponen volatilitas dari biaya pensiun (seperti keuntungan/kerugian

21
aktuarial,biaya jasa lalu atau imbal hasil aset program aktual) dari laba neto,
dengan cara menunda pengakuannya melalui proses penangguhan dan amortisasi.

d. Status yang Diakui pada Laporan Posisi Keuangan

Akuntansi dana pensiun terbaru mengakui status pendanaan program pensiun


pada laporan posisi keuangan. status pendanaan merupakan perbedaan antara nilai
pasar kini aset program pensiun dan kewajiban pensiun. Definisi kewajiban
pensiun yang digunakan adalah kewajibanimbalan yang diproyeksikan
(projected benefit obligation-PBO). PBO ini didasarkan pada estimasi
kompensasi pekerja pada tanggal pensiun (bukan kompensasi saat ini), yang
diestimasi dengan menggunakan asumsi asumsi terkait tingkat pertumbuhan
kompensasi.

e. Biaya Pensiun yang Diakui

Biaya pensiun yang diakui dimasukkan dalam laba neto (yaitu biaya pensiun
periodik neto) merupakan versi meratakan biaya pensiun ekonomi aktual pada
periode yang bersangkutan. Proses perataan itu menangguhkan (yaitu menunda
pengakuan) yang satu kali berubah, seperti keuntungan atau kerugian aktuarial
dan biaya jasa masa lalu. Sebaliknya, juga mengakui imbal hasil aset program
aktual (yang dapat berubah), imbalan hasil aset program yang
diharapkan(expected return on plan assets)-yang merupakan estimasi dari imbal
hasil aset program jangka panjang-yang diakui dalam beban pensiun yang
dilaporkan..

f. Artikulasi Dampak Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi

Oleh karena semua perubahan pada status pendanaan (yang diakui pada
laporan posisi keuangan) tidak dimasukkan dalam biaya pensiun yang diakui,
dampak laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dari pensiun tidak akan
berartikulasi. Untuk mengartikulasi kedua dampak ini, penangguhan neto(net

22
deferral) selama periode bersangkutan (yaitu jumlah yang ditangguhkan dikurangi
jumlah yang diamortisasi) dimasukkan dalam penghasilan komprehensif lain
selama periode bersangkutan, sementara penangguhan neto kumulatif
(cumulative net deferral) dimasukkan dalam akumulasi penghasilan komprehensif
lain, yang merupakan komponen ekuitas pemegang saham.

1. Imbalan Pascakerja Lain

Imbalan pascakerja lain (other postretirement benefits-OPEB) merupakan


imbalan lain yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pensiunan dan tanggungan
yang ditunjuk. Komponen utama OPEB adalah imbalan kesehatan.Selain itu,
perusahaan memberikan asuransi jiwa, dan jarang sekali terjadi, bantuan
perumahan.Ekonomi yang mendasari dan perlakuan akuntansi OPEB sangat mirip
dengan perlakuan pensiun. Secara khusus, sebagaimana dengan pensiun, (1) biaya
OPEB diakui pada saat terjadi, bukan pada saat benar-benar dibayarkan: (2) aset
program OPEB menyaling hapus (offset) terhadap kewajiban OPEB (yang disebut
akumulasi kewajiban imbalan pascakerja-accumulated postretirement benefit
obligation atau APBO) dan status pendanaan dilaporkan pada laporan posisi
keuangan sebagai liabilitas atau aset sesuai keadaannya; (3) biaya imbalan pasca
kerja lain periodik neto (net periodic other postretirement benefit cost)yang
dibebankan pada laba neto suatu periode terkecuali komponen volatilitas,
sehingga keuntungan dan kerugian aktuarial, biaya jasa lalu, dan kelebihan imbal
hasil aktual atas imbal hasil aset program yang diharapkan ditangguhkan dan
selanjutnya diamortisasi; dan (4) jumlah laporan laba rugi dan laporan posisi
keuangan di rekonsiliasi dengan memasukkan penangguhan netto selama satu
periode dalam penghasilan komprehensif lain, yang di akumulasi dalam laporan
posisi keuangan sebagai akumulasi penghasilan komprehensif lain.

2. Pelaporan Imbalan Pascakerja

23
Perusahaan tidak melaporkan status pendanaan dalam laporan posisi keuangan
maupun biaya imbalan pascakerja dalam laporan laba rugi.Namun, aturan terbaru
menetapkan pengungkapan yang ekstensif dalam catatan kaki, termasuk perincian
mengenai ekonomi dan jumlah yang dilaporkan terkait dengan status pendanaan
dan biaya imbalan pascakerja, perincian mengenai asumsi aktuarial, dan informasi
relevan lainnya.

Informasi mengenai jumlah yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan


terdiri dari dua bagian: (1) pergerakan dalam aset dan kewajiban program imbalan
pascakerja serta penentuan status pendanaan, dan (2) bagaimana imbalan pasca
kerja dilaporkan dalam laporan posisi keuangan, termasuk yang terkait dengan
akumulasi penghasilan komprehensif lain.

3. Analisis Imbalan Pascakerja


Analisis pengungkapan imbalan pascakerja merupakan tugas penting, karena
besaran kewajiban ini dan karena kompleksitas akuntansi. Ada prosedur 5
langkah untuk menganalisis imbalan pascakerja: (1) menentukan dan
merekonsiliasi biaya imbalan ekonomi dan yang dilaporkan, (2) membuat
penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan, (3) mengevaluasi asumsi
faktorial dan dampaknya terhadap laporan keuangan, (4) memeriksa eksposur
risiko pensiun, dan (5) mempertimbangkan implikasi arus kas dari program
imbalan pascakerja.

4. Merekonsiliasi Angka Ekonomi dan yang Dilaporkan

a. Menyesuaikan Laporan Laba Rugi dan Laporan Posisi Keuangan

Status pendanaan mencerminkan posisi ekonomi yang sebenarnya menenai


program. Oleh karena itu,status pendanaan merupakan ukuran yang tepat atas
aset neto program imbalan pascakerja. Oleh karena status pendanaan dilaporkan
pada laporan posisi keuangan, seolah-olah tidak ada penyesuaian yang

24
dibutuhkan.ingat bahwa status pendanaan ditentukan dengan menggunakan
kewajiban imbalan yang diproyeksikan (projected benefit obligation-PBO), yang
ditentukan dengan menggunakan upah pekerja yang diharapkan pada saat masa
pensiun.

b. Asumsi Aktuarial dan Analisis Sensitivitas

Asumsi yang krusial adalah tingkat diskonto.perubahan tingkat diskonto


mempengaruhi besaran kewajiban pensiun maupun biaya imbalan ekonomi.
Tingkat diskonto yang lebih rendah meningkatkan kewajiban imbalan sehingga
mengurangi status pendanaan pada laporan posisi keuangan.tingkat diskonto yang
lebih rendah juga meningkatkan biaya imbalan ekonomi selama tahun yang
bersangkutan. Tingkat diskonto mempengaruhi biaya imbalan yang dilaporkan,
meskipun arah dari dampaknya tidak jelas (hal ini timbul karena kenaikan tingkat
diskonto dapat menurunkan biaya jasa, tetapi menaikkan biaya bunga)

5. Eksposur Risiko Pensiun

Program pensiun dapat mengekspor perusahaan pada risiko yang


signifikan.Risiko ini timbul sampai sejauh mana aset program memiliki profil
risiko yang berbeda dengan kewajiban pensiun-terutama pada saat terjadi
perubahan nilai pasar dari aset program tidak berkorelasi dengan perubahan nilai
kewajiban pensiun. Nilai kewajiban pensiun sensitif terhadap perubahan tingkat
diskonto, yang pada akhirnya akan mencerminkan yield obligasi korporat (suku
bunga). Dengan demikian, perubahan nilai kewajiban pensiun berkorelasi dengan
harga obligasi.

6. Implikasi Arus Kas atas Imbalan Pascakerja

Implikasi arus kas atas imbalan pasca kerja langsung dirasakan. Artinya, arus
kas keluar sama dengan iuran yang dibuat untuk program oleh perusahaan.
Perusahaan dengan program yang membutuhkan dana banyak (overfunded)

25
seringkali tidak perlu membayar iuran apapun. Oleh karenanya, iuran tahun
berjalan tidak terlalu informatif.

K. Lampiran 3C : Akuntansi Khusus Untuk Imbalan Pascakerja


1. Ekonomi Akuntansi Pensiun
a. Kewajiban Pensiun

Kewajiban imbalan yang diakumulasikan (accumulated benefit


obligation-ABO) merupakan nilai sekarang aktuarial dari imbalan pensiun masa
depan yang terutang kepada pekerja saat masa pensiun berdasarkan kompensasi
kini dan saat masa kerja. (Istilah actuarial menandakan nilai sekarang didasarkan
pada asumsi seperti angka harapan hidup dan perputaran pekerja.)nilai sekarang
ini setara dengan kewajiban kini pemberi kerja jika program tersebut dihentikan
dengan segera.

Kewajiban imbalan yang diproyeksikan (projected benefit obligation-PBO)


merupakan estimasi actuarial dari imbalan pensiun masa depan yang terutang
kepada pekerja saat masa pensiun berdasarkan kompensasi masa depan yang
diharapkan dan saat masa kerja. Estimasi ini merupakan estimasi yang lebih
realistis atas kewajiban pensiun.

b. Aset Pensiun dan Status Pendanaan

Meskipun nilai aset melebihi ABO, nilai tersebut lebih rendah dari
PBO.Selisih antara nilai aset program dan PBO disebut status pendanaan
(funded status) program, yang mencerminkan posisi ekonomi netonya. Suatu
program dikatakan overfunded jika nilai aset pensiun melebihi PBO. Dikatakan
underfunded jika nilai aset pensiun lebih kecil dari PBO.

Ada berbagai alasan terjadinya pendanaan (overfunding), termasuk akumulasi


dana bebas pajak, kinerja perusahaan yang luar biasa, atau kinerja investasi dana yang

26
lebih baik dari yang diharapkan. Perusahaan sering mempertimbangkan program
pensiun yang didanai lebih sebagai sumber dana untuk membantu pendanaan
akuisisinya. Implikasi program pensiun yang didanai lebih antara lain:

 perusahaan dapat menghentikan atau mengurangi iuran pada dana pensiun


sampai aset pensiun sama atau di bawah PBO. iuran yang dikurangi atau
dihentikan tersebut memiliki implikasi laporan laba rugi dan laporan arus
kas.
 Perusahaan dapat menarik kelebihan aset. Jumlah yang ditarik akan
dikenai pajak penghasilan. oleh karena perusahaan sering menggunakan
pendanaan pensiun sebagai perlindungan pajak, maka pengembalian cukai
pajak sering diterapkan.

Ada juga alasan terjadinya kurang pendanaan (underfunding), termasuk


kinerja investasi yang buruk, perubahan aturan pensiun seperti pemberian manfaat
retroaktif, iuran yang tidak memadai oleh pemberi kerja.Namun, pemberi kerja
tunduk pada persyaratan pendanaan minimum tertentu oleh undang-undang.

c. Biaya Pensiun

Biaya (atau beban) pensiun ekonomi (economic pension cost) merupakan


biaya netto yang timbul dari perubahan posisi ekonomi neto (atau status
pendanaan selama periode bersangkutan, Biaya pensiun ekonomi meliputi
komponen berulang (atau normal) dan tidak berulang (atau abnormal).

Biaya pensiun berulang (recurring transaction cost) terdiri dari dua


komponen:

1. Biaya jasa (service cost) merupakan nilai sekarang actuarial imbalan pensiun
yang diperoleh pekerja berdasarkan formula imbalan pensiun. biaya ini
merupakan kenaikan kewajiban imbalan terproyeksi yang timbul pada saat

27
pekerja bertambah masa kerjanya. Biaya jasa timbul hanya dalam program di
mana jumlah pensiun didasarkan pada masa kerja.
2. Biaya bunga (interest cost) merupakan kenaikan kewajiban imbalan
terproyeksi yang timbul pada saat pembayaran pensiun satu periode yang
mendekati akan dibayar. Ini timbul karena PBO merupakan nilai sekarang
imbalan pensiun masa depan, yang mengalami kenaikan dari waktu ke waktu
karena nilai waktu dari uang (time value of money). Biaya bunga dihitung
dengan mengalikan PBO awal periode dengan tingkat diskonto.

Biaya pensiun tidak (nonrecurring pension cost), yang timbul dari peristiwa
seperti perubahan asumsi actuarial atau aturan program, terdiri dari dua komponen:

1. Keuntungan atau kerugian aktuarial (actuarial gain or loss) merupakan


perubahan PBO yang terjadi saat satu atau lebih asumsi aktuarial direvisi
dalam mengestimasi PBO. Tingkat diskonto yang direvisi merupakan sumber
yang paling sering direvisi karena bergantung pada suku bunga yang berlaku
dalam ekonomi. Asumsi lain yang dapat berubah adalah mortalitas, perputaran
pekerja, dan tingkat pertumbuhan kompensasi. Perubahan asumsi ini memiliki
dampak besar terhadap PBO dan pada biaya pensiun ekonomi.
2. Biaya jasa lalu (prior service cost) timbul dari perubahan aturan program
pensiun terhadap PBO. Biaya jasa lalu meliputi imbalan pensiun retroaktif
yang diberikan pada awal program pensiun atau imbalan pensiun yang dibuat
oleh amandemen program yang umumnya terjadi selama perundingan
bersama (collective bargaining) atau negosiasi tenaga kerja. Perubahan ini
biasanya bersifat retroaktif dan memberikan kredit untuk jasa pekerja di masa
lalu.

d. Artikulasi Biaya Pensiun dan Status Pendanaan

28
Artikulasi timbul dari keterkaitan antara laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi, dan laporan arus kas yang melekat pada akuntansi akrual.Pemahaman
artikulasi ini meningkatkan analisis akuntansi pensiun.

2. PERSYARATAN AKUNTANSI PENSIUN

Aturan akuntansi pensiun terkini dalam US GAAP (Acd 715-30) dan IFRS
(IAS 19) menetapkan mekanisme perataan (smoothing) yang terperinci di mana
pengakuan komponen yang volatil dan tidak berulang dari biaya pensiun ekonomi
ditunda melalui penangguhan dan amortisasi selanjutnya. Namun demikian,
laporan posisi keuangan mengakui status pendanaan dari program. Dampak
laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan diartikulasikan dengan mengakui
selisih antara biaya pensiun ekonomi dengan lawannya dalam proses perataan
(smoothedcounterpart)-yang termasuk dalam laba neto-dalam penghasilan
komprehensif lain.

a. Biaya Pensiun yang Diakui

Imbal hasil aset program aktual telah digantikan dengan imbal hasil aset
program yang diharapkan (expected return on plant assets). Lebih lanjut,
keuntungan atau kerugian aktuarial (yang timbul dari perubahan asumsi yang
digunakan untuk menghitung liabilitas pensiun) tidak diakui dalam laba
kini.Sebagai gantinya, keuntungan atau kerugian tersebut ditangguhkan, dan
hanya sebagian yang diakui (melalui amortisasi).Perlakuan serupa diberikan pada
biaya jasa lalu.

Pembahasan setiap penangguhan (dan amortisasi) mendetail sebagai berikut.

 Imbal hasil aset program yang diharapkan. Meskipun pasar modal


memiliki volatilitas dalam jangka pendek, imbal hasil dalam jangka panjang
lebih dapat diprediksi

29
 Penangguhan keuntungan dan kerugian aktuarial. Keuntungan dan
kerugian aktuarial timbul dari perubahan asumsi aktuarial. perubahan yang
paling umum terjadi adalah perubahan yang berkaitan dengan perubahan
tingkat diskonto, yang berhubungan dengan fluktuasi suku bunga dalam
perekonomian.
 Amortisasi keuntungan atau kerugian neto. Pertama, penangguhan
keuntungan dan kerugian aktuarial dan perbedaan antara imbal hasil yang
diharapkan dengan imbal hasil aktual dinetralkan bersama sebagai
keuntungan atau kerugian neto (net gain or loss).
 Penangguhan dan amortisasi biaya jasa lalu. Dengan demikian, akuntansi
dana pensiun menangguhkan dan amortisasi dampak biaya jasa lalu selama
rata-rata sisa periode masa kerja dari program pekerja secara garis lurus.
Pengakuan tangguhan tersebut memungkinkan biaya manfaat retroaktif untuk
dikaitkan terhadap imbalan ekonomi masa depan yang diharapkan akan
direalisasikan dari pemberiannya.

b. Status yang Diakui pada Laporan Posisi Keuangan

Dalam aturan akuntansidana pensiun tersebut, status pendanaan program


pensiun diakui dalam laporan posisi keuangan. ada dua masalah yang perlu
dibahas dalam hal ini. Pertama, perusahaan tidak melaporkan liabilitas pensiun
(atau aset, sesuai masalahnya) sebagai pos yang terpisah dalam laporan posisi
keuangan. Kedua, karena jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi (yaitu biaya
pensiun periodik neto) mencakup penangguhan, jumlah itu tidak akan
berartikulasi dengan status pendanaan yang ditunjukkan pada laporan posisi
keuangan. penangguhan netto dibebankan kepada penghasilan komprehensif lain
dan akan dimasukkan dalam laporan posisi keuangan sebagai bagian dari
akumulasi penghasilan komprehensif, yang merupakan bagian dari ekuitas
pemegang saham.

30
3. GAMBARAN AKUNTANSI OPEB

a. Status yang Diakui pada Laporan Posisi Keuangan

Titik awal dalam penentuan kewajiban OPEB adalah mengestimasi


kewajiban imbalan pasca kerja yang diharapkan (expected postretirement
benefits obligation-EPBO), yang merupakan nilai sekarang dari pembayaran
OPEB masa depan terkait dengan pekerja. Seluruh EPBO tidak langsung diakui
dalam laporan keuangan.Sebaliknya, total EPBO dialokasikan selama masa kerja
yang diharapkan pekerja dengan perusahaan.Oleh karena itu, kewajiban yang
diakui pada laporan posisi keuangan pada suatu waktu tertentu adalah sebagian
kecil dari EPBO yang proporsional dengan lamanya masa kerja kini
pekerja.Kewajiban yang proporsional ini, disebut akumulasi kewajiban imbalan
pasca kerja (accumulated postretirement benefit obligation-APBO), diakui pada
laporan posisi keuangan.

b. Biaya OPEB yang Diakui

Biaya OPEB yang diakui dalam laba neto mencakup komponen-komponen


sebagai berikut.

 Biaya jasa. Nilai sekarang aktuarial dari imbalan yang diperoleh pekerja
selama periode tersebut, ya itu proporsi EPBO yang dapat diatribusikan ke
tahun berjalan.
 Biaya bunga. pertumbuhan yang diperhitungkan dalam APBO selama satu
periode dengan menggunakan tingkat diskonto yang diasumsikan.
 Imbal hasil aset program yang diharapkan. Hal ini sama dengan
pembukaan nilai pasar wajar dari aset program OPEB dikalikan dengan
tingkat imbal hasil jangka panjang yang diharapkan atas aset tersebut.
 Amortisasi keuntungan atau kerugian neto. Sebagaimana dengan pensiun,
keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul ketika asumsi aktuarial,

31
seperti tingkat trend biaya kesehatan, direvisi sepanjang waktu.
Keuntungan/kerugian aktuarial ditambahkan kedalam selisih antara imbal
hasil aset program aktual yang diharapkan, dan jumlah neto (disebut
keuntungan atau kerugian neto) tersebut ditangguhkan.
 Amortisasi biaya jasa lalu. Perubahan manfaat retroaktif dari amandemen
program, atau biaya jasa lalu, ditangguhkan dan diamortisasi dengan garis
lurus selama sisa masa kerja yang diharapkan pekerja.

c. Artikulasi Laporan Posisi Keuangan dan Laba Neto

Sebagaimana dengan pensiun, biaya imbalan pascakerja neto dengan metode


pernyataan tidak akan berartikulasi dengan perubahan terhadap status pendanaan
dalam laporan posisi keuangan.

32
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Aktivitas pendanaan adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk


memperoleh uang untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Sumber
pendanaan eksternal ada dua yaitu pemilik atau pemegang saham, dan pemberi
pinjaman.

Kewajiban lancar adalah kewajiban yang pelunasannya menggunakan aset


lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya.Pada praktiknya kewajiban lancar
dicatat pada nilai temponya bukn pada nilai waktu sekarang.Ada dua jenis kewajiban
lancar yaitu yang timbul dari aktivitas pendanaan dan yang timbul dari aktivitas
operasi. Sedangkan tak lancar adalah kewajiban jatuh temponya tidak dalam satu
tahun.Sewa merupakan suatu perjanjian antara pemilik dan penyewa yang
memberikan hak kepada penyewa untuk memakai aset pemilik selama sewa
berlangsung dan imbalan bagi pemilik adalah sipenyewa harus memberikan
pembayaran sewa yang disebut sewa minimum selama sewa berlangsung.

Terdapat dua manfaat pascapensiun, yaitu manfaat pensiun pemberi kerja


menjanjikan manfaat moneter kepada para pekerja, dan manfaat lain pascapensiun
pemberi kerja memberikan manfaat nonmoneter untuk pemeliharaan kesehatan dan
asuransi jiwa.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bisa mempermudah kita
semua dalam memahami isi materi.

33
DAFTAR PUSTAKA

Subramanyan KR. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

34

Anda mungkin juga menyukai