Anda di halaman 1dari 7

e-ISSN : 2579-5783

EFEK SAMPING KB IUD (NYERI PERUT) DENGAN KELANGSUNGAN


PENGGUNAAN KB IUD
Yuniasih Purwaningrum, S.SiT, M.Kes
Prodi Kebidanan Jember Jalan Srikoyo No. 106 Patrang Jember
Email: yunipurwaningrum268@gmail.com

ABSTRACT

Side Efects IUD (Abdominal Pain) With The Use IUD

Visi program KB nasional yaitu mewujudkan “Keluarga Berkualitas 2015” sasarannya adalah
terkendalinya pertumbuhan penduduk dan meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif
dan efisien salah satunya KB IUD, namun dalam penggunaan KB IUD dapat menimbulkan efek samping salah
satunya nyeri perut. Di Puskesmas Wringin Kabupaten Bondowoso akseptor KB IUD yang mengalami efek
samping sebesar 25% (1800 dari 7202 akseptor) padahal target yang harus dicapai hanya 10% dari aksepto r. Efek
samping KB IUD (nyeri perut) bisa ditanggulangi asalkan akseptor mau mengkonsultasikan masalah yang
dihadapi kepada petugas kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk menguji hubungan efek samping KB IUD (nyeri
perut) dengan kelangsungan penggunaan KB IUD. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kolerasi
dengan pendekatan cross secsional dengan menggunakan studi retrospektif, data yang diambil dari data dukomen
pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2015 dengan populasi 34 akseptor dan jumlah sampel 31
responden menggunakan teknik random sampling, analisa data menggunakan uji stastistik Chi kuadrat dan
tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Wringin. Hasil Penelitian menunjukan bahwa 58,06% akseptor
mengalami efek samping KB IUD (nyeri perut) kadang- kadang dan 41,94% akseptor yang sering mengalami.
Sedangkan dari 48,3% akseptor KB IUD yang tetap memakai dan 51,61% akseptor KB IUD yang drop out.
Setelah dilakukan uji stastistik didapatkan hasil X 2 hitung 2,781821. Kesimpulan X 2 hitung lebih kecil dari
X 2 tabel Chi Kuadrat maka Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan efek samping KB IUD (nyeri perut)
dengan kelangsungan penggunaan KB IUD. Saran yang diberikan untuk se gera kontrol ulang ke petugas
kesehatan bila mengalami keluhan.

Kata kunci : Efek samping KB IUD, nyeri perut, kelangsungan KB

LATAR BELAKANG Kontrasepsi adalah upaya mencegah


Keberhasilan program Keluarga kehamilan yang bersifat sementara atau
Berencana (KB) yang di kenal sebagai menetap. Kontrasepsi dibagi dalam 2 metode
gerakan keluarga berencana nasional, selama yaitu dengan metode sederhana dan metode
pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP modern. Metode sederhana dibagi menjadi 2
I) telah membawa pengaruh yang besar yaitu, dengan menggunakan alat dan tanpa
terhadap kegiatan program Keluarga alat. Tanpa menggunakan alat yaitu, KB
Berencana (KB) pada masyarakat umum dan alamiah (metode kalender, metode suhu
diterima di mata dunia Internasional. Tujuan basal, metode lendir serviks, Metode
dari program KB dimaksudkan untuk Amenorhea Laktasi /MAL), coitus interuptus
membantu pasangan atau perorangan dalam atau senggama terputus. Sedangkan
mencapai tujuan reproduksi secara menggunakan alat yaitu meliputi kondom,
bertanggung jawab untuk membangun diafragma dan spermisid. Metode modern
keluarga yang berkualitas. Tujuan tersebut terdiri dari pil, IUD, suntik, implan atau
sesuai dengan visi program KB Nasional susuk, kontrasepsi mantap (Tubektomi dan
yaitu mewujudkan “Keluarga Berkualitas Vasektomi) (Hanafi, 2004: 42-43).
2015”. Sasarannya adalah terkendalinya Metode kontrasepsi khususnya IUD
pertumbuhan penduduk dan meningkatnya memenuhi syarat kontrasepsi yang baik
keluarga berkualitas ditandai dengan diantaranya sangat efektif, reversible,
meningkatnya penggunaan metode berjangka panjang, dapat dipakai semua
kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien perempuan usia reproduksi, murah dan cocok
(BKKBN, 2004). untuk ibu menyusui, IUD berbentuk kecil

50 | Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. Januari – April 2017


e-ISSN : 2579-5783

terbuat dari kerangka plastik yang fleksibel, rasional, efektif dan efisien, di harapkan
berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat angka drop out, keluhan mengenai efek
halus terbuat dari tembaga (Cu) dan dipasang samping/ masalah kesehatan dapat
dalam rahim (Syaifudin, 2003 : MK 70). ditanggulangi.
Penggunaan metode kontrasepsi Berdasarkan Survei Demografi dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, sebanyak
faktor-faktor yang mempengaruhi seorang 62 persen peserta KB menggunakan alat
dalam menggunakan alat kontrasepsi kontrasepsi modern dan tradisional.
menurut Bruce yang dikutip oleh Ambar Pengguna IUD baru 4 persen, susuk 3 persen,
Widaningrum diantaranya pengalaman suntik 32 persen, dan pil 14 persen. Hal ini
berKB, peran pengambil keputusan, adanya menunjukan bahwa penggunalan IUD masih
putus pakai, status sosial dalam masyarakat, sangat rendah. Salah satu tolak ukur dari
faktor demografi tempat tinggal dan aktifitas kualitas pemakaian alat kontrasepsi dalam
bermasyarakat (Widaningrum,1999:8). hal ini kontrasepsi IUD dapat dilihat dari
Setiap metode kontrasepsi mempunyai tingkat kelangsungannya. Adapun berbagai
masa efektif yang berbeda, begitu pula alasan yang di kemukakan oleh para akseptor
dengan IUD, IUD mempunyai masa efektif KB, mereka berhenti menggunakan alat
yang lama sampai 10 tahun sehingga alat kontrasepsi setelah 12 bulan pemakaian
kontrasepsi IUD mempunyai efek samping. karena kegagalan kontrasepsi, ingin hamil,
Efek samping yang mungkin terjadi ialah ingin ganti cara dan alasan lainnya.
gangguan haid, infeksi keputihan, ekspulsi Sedangkan mereka yang berhenti setelah 5
IUD, perforasi, rasa mulas/nyeri/kram pada tahun pemakaian, alasan utama yang
perut bagian bawah, rasa nyeri pada alat dikemukakan dalam SDKI 2012 adalah
kelamin suami (DepKes RI, 2002:72). karena efek samping (14,4%) dan kasus efek
Kebanyakan kelangsungan pemakaian samping untuk IUD sendiri adalah sebesar
alat kontrasepsi di daerah pedesaan alasan 19.232 kasus (27,7%).
berhenti menggunakan alat kontrasepsi Menurut data register yang diambil
setelah pemakaian karena ingin tambah anak, dari tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas
berikutnya ganti cara kontrasepsi yang sesuai Wringin Kabupaten Bondowoso akseptor
dan gangguan kesehatan. Widaningrum KB IUD mengalami efek samping sebesar
(1999:6) menyebutkan satu dari sekian 25% (1800 dari 7202 akseptor) dan yang
banyak pemutusan pemakaian kontrasepsi tidak mengalami efek samping sebesar 75 %
adalah persepsi terjadinya efek samping. (5401 dari 7202 akseptor) Berdasarkan latar
Beberapa studi menyimpulkan bahwa belakang di atas menunjukkan angka
pelayanan yang baik merupakan faktor kejadian efek samping pada akseptor IUD
penting dalam penerimaan dan sebanyak 25 % padahal target yang hendak
keberlangsungan pemakaian kontrasepsi, dicapai tahun 2015 untuk kejadian efek
klien akan menyalahkan problem-problem samping adalah 10 %, oleh karena itu perlu
atau efek samping kesehatan yang muncul kiranya di kaji kejadian efek samping KB
sebagai akibat dari kontrasepsi yang mereka IUD terhadap kelangsungan penggunaan KB
pakai. Reaksi ini muncul sebagai akibat IUD.
miskinnya konsultasi dan informasi tentang
metode kontrasepsi yang dipakai METODE PENELITIAN
(Widaningrum, 1999: 6). Desain penelitian ini adalah desain
Agar para provider mampu penelitian korelasi dengan pendekatan cross
menyampaikan informasi atau KIE sectional dengan menggunakan studi
(Komunikasi Informasi Edukasi) kepada retrospektif, yaitu suatu penelitian dimana
klien atau para akseptor maka kegiatan variabel-variabel yang termasuk efek
sosialisasi harus di lakukan di kalangan diobservasi sekaligus pada waktu yang sama.
provider dan diharapkan kesadaran para Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
provider untuk menyampaikan kepada para akseptor KB IUD yang mengalami efek
klien atau akseptor KB, dengan mengacu samping nyeri perut di wilayah Puskesmas
pada pola pemakaian kontrasepsi yang Wringin Kabupaten Bondowoso yang

Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. Januari – April 2017 | 51


e-ISSN : 2579-5783

berjumlah 34 akseptor dan berdasarkan efek samping


rumus diambil sampel sebanyak 31 akseptor. (nyeri perut)
Teknik sampling pada penelitian ini 1 Wringin 6
menggunakan random sampling yaitu dengan
mengambil sampel secara acak. 2 Sumber 2
Hasil perolehan data dimasukkan pada 3 Canting 4
lembar tabulasi data dan dianalisa dengan uji
stastistik Chi Kuadrat. 4 Banyu Wulu 2
5 Banyu Putih 3
HASIL PENELITIAN
1. Data Umum 6 Jatisari 1
Jumlah akseptor KB IUD yang 7 Bukor 3
mengalami efek samping (nyeri perut)
Tabel 1. Jumlah akseptor KB IUD yang 8 Glingseran 2
mengalami efek samping (nyeri perut) 9 Ambulu 2
bulan Juli sampai dengan bulan
September tahun 2015 di wilayah kerja 10 Gubrih 1
Puskesmas Wringin Kabupaten 11 Jati Tamban 3
Bondowoso.
12 Ampelan 3
Dari tabel 1. dapat diketahui bahwa 13 Jambe Wungu 2
jumlah akseptor KB IUD yang mengalami
efek samping (nyeri perut) bulan Juli sampai Sumber
dengan bulan September 2015 di wilayah Malang
kerja Puskesmas Wringin Kabupaten
Bondowoso terdapat 34 responden. Dari Jumlah 34
populasi tersebut diperoleh sampel 31 Berdasarkan tabel 2. menunjukkan
responden. bahwa dari 31 sampel akseptor KB IUD yang
mengalami efek samping (nyeri perut)
2. Data Khusus kadang-kadang sebesar 18 responden
a. Efek samping (nyeri perut) (58,06%) dan akseptor KB IUD yang
Tabel 2. Distribusi Frekuensi jumlah mengalami efek samping (nyeri perut) yang
sering sebesar 13 responden (41,94%).
akseptor KB IUD yang mengalami
efek samping (nyeri perut) yang terjadi b. Kelangsungan penggunaan KB
kadang-kadang dan yang sering di IUD
wilayah kerja Puskesmas Wringin Tabel 3. Distribusi frekuensi
Kabupaten Bondowoso tahun 2015. kelangsungan KB IUD yaitu yang
tetap memakai dan yang drop out di
Efek samping wilayah kerja Puskesmas Wringin
No Jumlah Persentase Kabupaten Bondowoso tahun 2015.
(nyeri perut)
1 Kadang- 18 58,06%
Kelangsung
kadang an
No Jumlah Persentase
2 Sering 13 41,94% penggunaan
KB IUD
Jumlah 31 100% 1 Tetap 15 48,39%
2 memakai 16 51,61%
Jumlah akseptor Drop out
No Nama desa KB IUD yang
mengalami Jumlah 31 100%

52 | Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. Januari – April 2017


e-ISSN : 2579-5783

Berdasarkan tabel 3. menunjukkan Jumlah 15 16 31


bahwa dari 31 sampel akseptor KB IUD di
wilayah kerja Puskesmas Wringin Kabupaten
Bondowoso yang tetap memakai 15
responden (48,39%) yang drop out sebesar Penghitungan :
16 responden (51,61%). JumlahBaris
fh  xJumlahKolom
jumlahSemua
c. Hubungan efek samping KB IUD
(nyeri perut) dengan kelangsungan fh
penggunaan KB IUD Efek Kelangsungan
Tabel 4. Tabel kontingensi efek sampin Penggunaan KB
samping KB IUD (nyeri perut) g IUD Jumlah
dengan kelangsungan penggunaan (nyeri Tetap Drop
KB IUD di wilayah kerja Puskesmas perut) memakai out
Wringin Kabupaten Bondowoso Kadang 8,71 (a) 9,29 (b) 18
tahun 2015. - 6,29 (c) 6,71 (d) 13
kadang
Efek Kelangsungan Sering
sampin Penggunaan KB Jumlah 15 16 31
g IUD Jumlah
(nyeri Tetap Drop Penghitungan :
perut) memakai out ( fo  fh) 2
Kadang 11 7 18 X2 
- 4 9 13
fh
kadang X  X a  X 2b  X 2 c  X 2 d
2 2

Sering = 2,781821
Jumlah 15 16 31 Setelah dilakukan uji statistik Chi-
Kuadrat dengan taraf signifikan 0,05
Berdasarkan tabel 4. menunjukkan didapatkan X 2 sebesar 2,781821 sedangkan
bahwa akseptor yang mengalami efek X 2 tabel Chi-Kuadrat dengan d.b=1 sebesar
samping (nyeri perut) kadang-kadang 11 3,481. Jadi didapatkan hasil X 2 hitung lebih
responden yang masih tetap memakai dan 7
responden yang drop out, sedangkan akseptor kecil dari X 2 tabel Chi- Kuadrat maka
yang mengalami efek samping (nyeri perut) hipotesa Ho diterima.
yang sering 4 responden tetap memakai dan Kesimpulan yang diambil adalah efek
9 responden yang drop out. samping (nyeri perut) tidak ada hubungan
yang signifikan dengan kelangsungan
Kemudian dilakukan penghitungan sebagai penggunaan KB IUD. Berdasarkan
berikut : kesimpulan tersebut maka tidak dilakukan
uji Koefisiensi Kontingensi.
Kelangsungan
Efek PEMBAHASAN
Penggunaan KB
sampin Berdasarkan dari hasil penelitian pada
IUD
g Jumlah jumlah akseptor KB IUD yang mengalami
Tetap
(nyeri Drop efek samping (nyeri perut) kadang-kadang
memak
perut) out berjumlah 18 akseptor (58,06%) dan jumlah
ai
akseptor KB IUD yang mengalami efek
Kadang 11 (a) 7 (b) 18 samping (nyeri perut ) yang sering
- 4 (c) 9 (d) 13 berjumlah 13 akseptor (41,94%).
Nyeri perut / rasa mules / kram perut
kadang
bagian bawah adalah rasa nyeri yang
Sering disebabkan karena adanya efek samping

Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. Januari – April 2017 | 53


e-ISSN : 2579-5783

pemasangan IUD yang terjadi selama dan tindakannya adalah dengan memotong
sesudah pemasangan dilakukan. benang tersebut, nyeri dapat pula
Mekanisme kerja IUD yaitu disebabkan oleh ekspulsinya AKDR
melakukan insersi IUD ke dalam rahim c. Bila diperlukan dapat diberi analgetik
sehingga dapat menghambat kemampuan (salah satu) Asam mefenamat 3x 250-
sperma untuk masuk ke tuba falopi, 500 mg perhari selama 3-5 hari atau
mempengaruhi fertilitas sebelum ovum antalgin 3x500 mg perhari selama 3-5
mencapai kavum uteri dan IUD berkerja hari.
terutama mencegah sperma sulit masuk ke d. Kalau rasa nyerinya berat, sebaiknya
dalam alat reproduksi perempuan dan diperiksa dokter, apakah IUD masih
mengurangi kemampuan sperma untuk ada didalam rahim, bila IUD terlihat
fertilitas sehingga mencegah implantasi sel sedikit, berarti sebagaian sudah keluar,
telur dalam uterus. maka IUD dikeluarkan dan diganti
Gejala dan keluhan : dengan IUD yang baru, (DepKes RI,
1. Rasa mules didaerah perut sesudah 2002).
pemasangan dapat timbul rasa nyeri
seperti mules-mules kadang-kadang dapat Berdasarkan dari hasil penelitian pada
menjadi rasa nyeri atau kram atau sakit bab 4 jumlah akseptor KB IUD yang tetap
pinggang terutama pada hari-hari pertama memakai sejumlah 15 orang (48,39%)
dan sesudah pemasangan. sedangkan yang memilih untuk drop out
2. Rasa nyeri/mules pada waktu haid; sejumlah 16 orang (51,61%).
sewaktu haid mulai terasa nyeri yang Faktor-faktor yang sangat
berlebihan, tak tertahankan. mempengaruhi terjadinya pemutusan
3. Nyeri pada senggama ; sewaktu senggama pemakaian kontrasepsi seseorang antara lain
terasa nyeri. :
4. Nyeri dapat timbul sewaktu-waktu selama 1. Pengalaman ber KB
masa pemakaian. Pengalaman menggunakan salah satu alat
kontrasepsi merupakan suatu faktor yang
Penyebab : menunjang pemahaman tentang metode
1. Psikis kontrasepsi tersebut pengalaman yang
2. Kemungkinan disebabkan letak IUD yang buruk seperti efek samping yang berat dari
salah atau IUD tidak sesuai dengan rongga salah satu alat kontrasepsi akan menjadi
rahim. alasan yang kuat untuk berhenti atau
3. IUD merangsang pembentukan sebaliknya pengalaman yang baik akan
prostaglandin pada waktu haid yang dijadikan pendorong untuk mengulangi
menimbulkan rasa nyeri kontrasepsi yang pernah digunakan.
2. Peran pengambil keputusan
Penanggulangan dan pengobatan : Persetujuan suami merupakan faktor
1. KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) paling penting dalam memutuskan untuk
a. Jelaskan penyebab terjadinya memakai atau tidak memakai kontrasepsi,
b. Motivasi agar tetap memakai IUD wanita juga sering menjadi pihak yang
c. Memastikan penyebabnya dengan disalahkan apabila terjadi kesalahan
menganjurkan pemeriksaan dalam. pemanfaatan pelayanan kesehatan karena
2. Tindakan medis pendidikan, kemiskinan dan motivasi
a. Inspekulo : apakah ada cairan yang rendah.
keputihan yang berbau, erosi pada 3. Adanya putus pakai
porsio. Berbagai alasan yang dikemukakan oleh
b. Pemeriksaan dalam apakah terdapat para peserta KB mereka berhenti setelah 5
tanda-tanda radang di rahim, bila tahun pemakaian alasan utama mereka
terdapat tanda-tanda radang, AKDR adalah karena ingin hamil, efek samping,
harus segera dilepas, apabila pada masalah kesehatan, kegagalan, ingin ganti
pemeriksaan dalam terdapat benang cara yang efektif.
AKDR terlalu panjang maka 4. Status sosial

54 | Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. Januari – April 2017


e-ISSN : 2579-5783

Wanita dengan pendidikan yang lebih Pada dasarnya efek samping KB IUD (nyeri
tinggi cenderung untuk melaporkan perut) merupakan hal yang biasa dan bisa
penerimaan informasi dan konsultasi yang diatasi apabila akseptor mau
lebih baik dibandingkan dengan wanita mengkonsultasikan masalah yang sedang
yang pendidikan lebih rendah, makin dihadapi dengan tenaga kesehatan, karena
tinggi tingkat pengetahuan seseorang tidak semua efek samping menimbulkan
makin mudah menerima informasi tentang dampak yang serius terhadap kesehatan
alat kontrasepsi. akseptor. Efek samping KB IUD (nyeri perut)
5. Faktor demografi bisa ditanggulangi sesuai keluhan akseptor
Umur merupakan salah satu faktor yang dan diharapkan akseptor proaktif dalam hal
mempengaruhi seseorang menjadi ini, bila dalam proses penanggulangan efek
akseptor KB sebab umur berkaitan dengan samping menemukan masalah atau
potensial reproduksi dan masih dapat komplikasi maka IUD bisa dilepas sesuai
mempengaruhi akseptor dalam indikasi yang terjadi, (Dep Kes RI, 2002).
penggunaan kontrasepsi yang digunakan. Kelangsungan penggunaan KB IUD
6. Tempat tinggal diikuti oleh tuntutan akan peningkatan
Tempat tinggal individu berada akan kualitas pelayanan KB IUD dan pengayoman
sangat mempengaruhi pandangannya medisnya, tuntutan ini tentu saja harus
terhadap pelayanan-pelayanan sosial yang dipenuhi agar kelestarian pemakaian KB IUD
diberikan, wanita yang tinggal di tetap terjaga. Untuk itu pengetahuan dan
perkotaan cenderung untuk memiliki ketrampilan para petugas dalam pelayanan
pandangan dan perilaku yang berbeda KB terutama KB IUD perlu ditingkatkan
terhadap kualitas pelayanan KB. termasuk penanggulangan efek samping.
7. Aktifitas dalam masyarakat Penanggulangan efek samping yang kurang
Salah satu strategi untuk memberdayakan benar dapat menimbulkan akibat yang tidak
wanita agar memiliki sikap memenuhi diinginkan seperti drop out dari program KB
kebutuhan kesehatan reproduksi mereka IUD dan timbulnya rumor/gosip yang
adalah memberi dukungan dalam kegiatan berlebihan tentang program KB.
pendidikan seperti perkumpulan kader-
kader sehat, penyuluhan dan sebagainya SIMPULAN
sehingga menumbuhkan rasa percaya diri Simpulan penelitian ini berdasarkan
mereka sehingga mereka mampu untuk Analisa Uji Statistik Chi Kuadrat adalah efek
bertanya tentang masalah yang berkaitan samping KB IUD (nyeri perut) tidak ada
dengan kebutuhan kesehatan mereka hubungan yang signifikan dengan
termasuk kebutuhan pemahaman kelangsungan penggunaan KB IUD di
reproduksi, (Widaningrum,1999). wilayah kerja Puskesmas Wringin Kabupaten
Bondowoso tahun 2015. Berdasarkan
Penanganan akseptor KB IUD yang Drop out kesimpulan di atas maka tidak dilakukan uji
: Koefisiensi Kontingensi.
1. KIE
a. Kenalkan alat kontrasepsi lain SARAN
b. Jelaskan cara kerja masing-masing alat Untuk meningkatkan target program
kontrasepsi diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan
2. Anjurkan untuk memakai alat kontrasepsi tentang KB IUD disertai dengan efek
sesuai pilihan ibu samping penggunaannya sehingga
3. Melakukan konsultasi dengan petugas masyarakat tahu dan paham mengenai KB
kesehatan bila terjadi masalah. IUD sehingga tercapainya program KB
Efek samping KB IUD (nyeri perut) terutama KB IUD
merupakan salah satu dari efek samping
penggunaan KB IUD, dalam masyarakat efek DAFTAR PUSTAKA
samping KB IUD (nyeri perut) menimbulkan BKKBN 1999, Informasi Pelayanan
persepsi yang negatif yaitu dianggap Kontrasepsi. Jakarta
ketidakcocokan dalam penggunaan KB IUD.

Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. Januari – April 2017 | 55


e-ISSN : 2579-5783

________ 2004, Peningkatan Partisipasi


Pria dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : BKKBN.

________ 2004, Gender dalam KB dan


Kesehatan Reproduksi. Jakarta :
BKKBN

________ 2007, Survey Demografi


Kesehatan Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman


Penanggulangan Efek
Samping/Komplikasi Kontrasepsi.
Jakarta : Depkes RI

Hartanto, hanafi. 2004. Keluarga Berencana


dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan.

Hasan, Iqbal, 2003. Pokok-pokok materi


statistik 1 (Statistik Deskriptif), Jakarta
: Bumi Aksara.

Lembaga Demografi FE UI, Dasar – dasar


Demografi, Jakarta

Manuaba, Ida Bagus Gde, 2002. Ilmu


kebidanan, penyakit kandungan dan
Keluarga Berencana untuk pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodelogi


Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan


Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

Saifuddin, 2003. Buku Panduan Praktis


Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka.

Widaningrum, Ambar. 1999. Kualitas


Pelayanan Keluarga Berencana
dalam Perspektif Klien. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.

56 | Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. Januari – April 2017

Anda mungkin juga menyukai