Anda di halaman 1dari 11

I.

Pendahuluan
Tahun 2013 narkoba masih menjadi masalah utama di negara indonesia. Narkoba selalu
menghantui generasi muda yang sedang mencari jati diri. Hal ini sangat mengkhawatirkan,
karena sasaran penyebaran narkoba yang paling mudah adalah para pelajar dan mahasiswa.
Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), pengguna narkoba tahun 2013 sudah
mencapai 3,8 juta. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 3,6 juta. 22%
diantaranya, berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Narkoba jenis ganja,ekstasi maupun
shabu-shabu menjadi favorit di kalangan ini (Rudi Qunsul,2013).
Jika hal ini terus menerus dibiarkan, maka tidak tidak menutup kemungkinan generasi
muda akan hancur dan mudah terpengaruh oleh hal hal yang negatif. Menjadikan citra bangsa
indonesia terpuruk dan rendah dimata dunia. Mengingat dampak narkoba yang bersifat merusak
dan mematikan mental, jiwa,dan raga. Narkoba juga menghambat generasi muda untuk menjadi
penerus bangsa yang berkualitas, karena sebagian besar para pelajar yang sedang menempuh
pendidikan telah terpengaruhi oleh narkoba. Hal ini membuat para generasi muda menjadi malas
dan hanya menginginkan narkoba sebagai kebutuhan yang harus diutamakan dan mengacuhkan
kehidupan orang-orang yang berada disekelilingnya.
Berdasarkan latar belakang diatas pulis ingin mengetahui bahaya narkoba bagi kesehatan,
faktor penyebab para remaja menggunakan narkoba, dan bagaimana upaya yang dilakukan untuk
mengatasi penggunaan narkoba dikalangan remaja.

II. Pembahasan
A. Narkoba
Narkoba terbuat dari tanaman atau bukan tanaman dan dapat juga terbuat dari bahan
sintetis maupun semi sintetis yang mengakibatkan kehilangan kesadaran diri. Narkoba adalah zat
atau obat yang dapat merusak sistem kerja saraf manusia, jika mengkonsumsinya secara terus
menerus.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Lydia (2006;5) menyatakan bahwa narkoba atau napza
adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, diisap, dihirup, ditelan
atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering
menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurun).
Demikian pula fungsi vital organ tubuh lain. (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-
lain).
Selain itu, Rachman (1986;10) berpendapat bahwa narkotika adalah zat yang jika dimakan
atau dimasukkan (disuntikan) ke dalam tubuh manusia, dapat mengubah satu atau lebih fungsi
badan manusia.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa narkoba bukanlah golongan
makanan, dan apabila diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan kedalam tubuh akan
menimbulkan perubahan kerja otak tidak stabil. Dan jika telah ketergantungan, akan merusak
fungsi vital organ tubuh lainnya.
B. Bahaya Narkoba
Narkoba memiliki banyak dampak negatif bagi para penggunannya dan masyarakat
disekitarnya. Dampak dari penggunaan narkoba yang berlebihan akan menimbulkan halusinasi,
akan merasakan bahagia yang berlebihan, depresi, dan jika mengkonsumsinya secara
ketergantungan akan merusak semua organ dalam tubuh dan fungsi syaraf menurun. Jika
pengguna narkoba yang sudah ketergantungan atau sedang sakaw dan tidak mendapatkan
narkoba, maka pengguna tersebut akan merasakan sakit yang menyiksa tubuhnya.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Jael Muhamad (2013) yang mengatakan tentang
bahaya penyalahgunaan narkoba bagi tubuh manusia .

Secara umum semua jenis narkoba jika disalahgunakan akan memberikan empat dampak
sebagai berikut:
Depresan adalah pemakai akan tertidur atau tidak sadarkan diri. Halusinogen adalah
pemakai akan berhalusinasi (melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada). Stimulan adalah
mempercepat kerja organ tubuh seperti jantung dan otak sehingga pemakai merasa lebih
bertenaga untuk sementara waktu. Karena organ tubuh terus dipaksa bekerja di luar batas
normal, lama-lama saraf-sarafnya akan rusak dan bisa mengakibatkan kematian.
Adiktif adalah pemakai akan merasa ketagihan sehingga akan melakukan berbagai cara
agar terus bisa mengonsumsinya. Jika pemakai tidak bisa mendapatkannya, tubuhnya akan ada
pada kondisi kritis (sakaw).

C. Faktor penyebab narkoba di kalangan remaja

Pada umumnya masa para remaja adalah mencari jati diri, saat mencari jati diri inilah
terjadi individu ingin bersosoialisasi dengan individu yang lain. Remaja ini akan mudah mencari
pergaulan. Inilah hal-hal yang sangat dikhawatirkan oleh orang tua. Karena para remaja belum
mempunyai pikiran yang matang dan belum bisa berpikir panjang, jadinya para remaja mencari
teman bergaul tanpa melihat baik buruknya teman yang diajak bergaul. Bila dia mendapatkan
teman yang memiliki latar belakang keluarga yang salah dan kebetulan teman gaulnya adalah
pecandu narkoba, tidak menutup kemungkinan anak yang polos tadi akan terkena bujuk rayu
oleh teman bergaulnya untuk menggunakan narkoba bersama-sama. Danalasan lain para remaja
menggunakan narkoba adalah alasan diantaranya untuk mengatasi stress, untuk bersenang-
senang, atau untuk bersosialisasi.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Abdul Rauf (2012) yang menjelaskan tentang faktor
yang menyebabkan remaja melakukan penyalahgunaan narkoba adalah sebagai berikut:
Ajakan, bujukan dan iming-iming teman atau anggota kelompok sebaya. Cenderung
memiliki gangguan jiwa seperti kecemasan, obsesi (memikirkan sesuatu secara berulang-ulang),
apatis, menarik diri dalam pergaulan, depresi, kurang mampu menghadapi stres, atau hiperaktif.
Suka berpetualang, mencari sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung resiko bahaya yang
berlebihan. Ketidak tahuan akan bahaya narkoba atau tidak memikirkan akan bahaya narkoba.
Orang tua tidak acuh dan tidak mengadakan pengawasan terhadap anaknya. Tidak ada perhatian,
kehangatan, kasih sayang dalam keluarga.

D.Upaya mengatasi penggunaan narkoba


Upaya untuk mengatasi penggunaan narkoba pada remaja adalah dengan cara melakukan
tindakan preventif, seperti memberikan pendidikan agama sejak usia dini, agar ketika tumbuh
dewasa bisa memikirkan setiap tindakan yang akan dilakukan dengan benar dan tidak berjalan di
jalan yang sesat. Menjalin hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak. Orang tua juga
harus memberikan contoh yang baik kepada anaknya. Memberikan pengetahuan terhadap anak
usia dini tentang jenis-jenis narkotika, dan dampak negatif yang ditimbulkan akibat
penyalahgunaan narkotika.
Melakukan tindakan hukum, tindakan hukum sangat penting karena tindakan hukum bisa
memberikan efek jera terhadap konsumen, pengedar, bandar, dan tokoh yang membantu
melancarkan bisnis narkotika. Penyebaran narkotika bisa dilakukan dengan cara bekerjasama
antara mayarakat, LSM, Polisi, dan insatansi penegak hukum dalam hal pengawasan penggunaan
narkotika di lingkungan sekitar.
Merahabilitasi, Rehabilitasi adalah tempat dimana para pecandu diberikan pengobatan.
Biasanya rehabilitasi terdapat di rumah sakit yang menyediakan ruangan untuk para pasien
pecandu narkoba. Sekarang sudah banyak pondok pesantren yang membuka pengobatan bagi
pecandu narkoba, pondok pesantren mengobati para pecandu dengan memberikan pencerahan
jiwa melalui ceramah-ceramah keagamaan, tidak hanya itu saja, di pondok pesantren juga
mengingatkan siapakah kita yang sebenarnya, dan untuk apa kita hidup di dunia ini.
Hal ini diperkuat oleh pendapat dari Dimaslova’s (2012) dengan cara meningkatkan iman
dan taqwa melalui pendidikan agama dan keagamaan baik di sekolah maupun di
masyarakat.Bukan hanya itu, bahkan anak yang masih dalam kandungan Sang Ibupun usaha
mendidik anak tersebut sudah harus dilaksanakan yaitu dengan jalan kedua orangtuanya selalu
berakhlak dan berbudi baik, menyempurnakan ibadah, memperbanyak bersedekah, membaca Al
Qur’an, berpuasa, dan berdoa kepada Allah dengan tulus agar anak yang akan lahir nanti dalam
bentuk fisik yang sempurna dan merupakan anak yang berjiwa shaleh.
Meningkatkan peran keluarga melalui perwujudan keluarga sakinah, sebab peran keluarga
sangat besar terhadap pembinaan diri seseorang. Hasil penelitia menunjukkan bahwa anak-anak
nakal dan brandal pada umumnya adalah berasal dari keluarga yang berantakan (broken
home). Dan unit terkecil dari masyarakat adalah rumah tangga. Di sinilah tempat pertama bagi
anak-anak memperoleh pendidikan perihal nilai-nilai sejak anak dilahirkan. Maka dengan
demikian orang tua sangat berperan pertama kali dalam mendidik, mengajar, membimbing,
membina, dan membentuk anak-anaknya dengan.

III. Simpulan

Dari pembahasan yang telah diungkapakan, dapat disimpulkan bahwa narkoba sangat
mudah menyerang di kalangan remaja dan siapa saja. Narkoba dapat merusak mental dan
kesehatan fisik para pengunannya. Narkoba dapat merusak system saraf dan beberapa organ
tubuh kita. Orang yang sudah merasakan kenikmatan menggunakan narkoba akan terus
menggunakan narkoba karena itu akan membuat pengguna merasa kecanduan. Mereka akan
menggunakan berbagai cara untuk bisa mendapatkan narkoba bahkan samapi ada yang mencuri.
Sudah banyak korban dari penggunaan narkoba bahkan sampai harus kehilangan nyawanya.
Di Indonesia narkoba bisa menyebar luas secara mudah, karena kurangnya pengawasan
yang diberikan oleh semua masyarakat, baik orang tua maupun pihak-pihak yang berwajib. Para
remaja mudah tergoda menggunakan narkoba karena pergaulan yang disekitarnya, tanpa
mengetahui latar belakang teman pergaulanya. Para pengguna narkoba mempunyai semboyan “
jika saya hitam, kamu juga harus hitam” , yang artinya para pengguna narkoba yang telah
frustasi mengajak teman-temanya untuk mengonsumsi narkoba bersama-sama. Seperti itulah
penyebaran pengguna narkotika berkembang biak secara mudah dikalangan para remaja.
Agar anak tidak salah pergaulan, maka orang tua juga harus bisa menjadi teman dan
memberikan pengarahan dan pengawasan yang baik dan tidak mengikat. Lingkungan sekolah
juga harus berperan aktif untuk mengawasi muird nya dari jeratan narkoba. Selain itu,
lingkungan social, lingkungan di sekitar kita harus bisa memberikan dampak positif memberikan
kegiatan-kegiatan remaja yang bermanfaat. Jadi, sebagai penerus bangsa yang baik dan
bertanggung jawab, mari kita bersama-sama mengawasi penyebaran narkoba di kalangan remaja
agar tidak menyebar luas. Dan menyelamatkan generasi muda dari ancaman bahaya narkoba,
untuk mencapai suatu bangsa yang maju, seperti harapan para pejuang yang telah mengorbankan
hidupnya untuk bangsa kita. Mulailah dari hal yang kecil yaitu diri kita sendiri, tanamkan pada
diri kita untuk selalu hidup sehat, berfikiran positif dan selalu mendekatkan diri pada Tuhan
Yang Maha Esa.

Daftar pustaka
Martono,Lydia Herlina, dan Joewana, Setya. 2006. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan
Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka.

Hermawan.S, Rachman. 1986. Penyalahgunaan Nakotika Oleh Para Remaja. Bandung: Eresco
Bandung.

Refrensi Media Masa


Qunsul, Rudi. (2013, 22 Oktober). Narkoba Cederai Anak Bangsa.
http://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/detail/deputi-pencegahan/artikel/11535/narkoba-
cederai-anak-bangsa. 20 desember 2012,
Muhamad, Jael. (2012, 27 Juli). Bahaya penyalahgunaan narkoba bagi tubuh manusia .

http://ddotjael.wordpress.com/cheat-point-blank/20 desember 2013

Rauf, Abdul. 2012. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan


Remaja.http://blogforilmu.blogspot.com/2012/07/faktor-penyebab-penyalahgunaan-
narkoba.html. 20 Desember 2013

Dimaslova’s. (2008 , 1 Desember). Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba.


http://dimaslova.wordpress.com/2008/12/01/upaya-penanggulangan-penyalahgunaan-
narkoba/. 20 Desember 2013
Pengertian Narkoba
Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan
psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh
manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah psikotropika yang biasa dipakai
untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun
kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.
Jenis-jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Penjelasan
mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang
bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam
tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan
dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang
pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
 Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi.
Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, h3roin, kokain,
morfin, dan opium.
 Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
 Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.
2. Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki
khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4
kelompok adalah :
 Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui
manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan
ekstasi.
 Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
 Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
 Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.
3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan
ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

 Rokok
 Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
 Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup
akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya
faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.
Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan,
dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau
terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik,
psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan
obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar
untuk menjadi penyalahguna narkoba.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan
zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi
penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini harus dipelajari Kasus demi
kasus.

Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar
perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan,
bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif
menjadi penyalahgunaan narkoba.
Tanda Gejala Dini Korban Penyalahgunaan Narkoba
Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 57–59) tanda awal atau gejala dini dari seseorang yang
menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :

1. Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan Narkoba


Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak beraturan, jalan
sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, nafas sesak,denyut
jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, mata dan
hidung berair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas
mandi,kejang, kesadaran menurun, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan
kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian
tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)

Read more https://belajarpsikologi.com/pengertian-narkoba/

2. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumah


Membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan keluarga, mulai
melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur dan mudah
marah, sering berbohong, banyak menghindar pertemuan dengan anggota keluarga lainnya
karena takut ketahuan bahwa ia adalah pecandu, bersikap kasar terhadap anggota keluarga
lainnya dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur berubah, menghabiskan uang tabungannya
dan selalu kehabisan uang, sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, sering
merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan, berubah teman dan jarang
mau mengenalkan teman-temannya, sering pulang lewat jam malam dan menginap di rumah
teman, sering pergi ke disko, mall atau pesta, bila ditanya sikapnya defensiveatau penuh
kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam keadaan mabuk.
3. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolah
Prestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap lingkungan tidak ada,
sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam pelajaran dengan
alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk kelas setelah jam istirahat; mudah tersinggung
dan mudah marah di sekolah, sering berbohong, meninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu
(misalnya kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga yang dahulu digemarinya), mengeluh karena
menganggap keluarga di rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering berkumpul
dengan anak-anak yang “tidak beres” di sekolah.
Akibat Penyalahgunaan Narkoba Pengertian Narkoba
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan gangguan
mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada
susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan
tergangunya fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi),
psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.
Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu narkoba telah dilakukan, namun
terbentur pada lemahnya hukum. Beberapa bukti lemahnya hukum terhadap narkoba adalah
sangat ringan hukuman bagi pengedar dan pecandu, bahkan minuman beralkohol di atas 40
persen (minol 40 persen) banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai perbandingan, di
Malaysia jika kedapatan pengedar atau pecandu membawa dadah 5 gr ke atas maka orang
tersebut akan dihukum mati.

Sebenarnya juga tidak sedikit para pengguna narkoba ingin lepas dari dunia hitam ini. Akan
tetapi usaha untuk seorang pecandu lepas dari jeratan narkoba tidak semudah yang dibayangkan.
Untuk itu katakan Say no to drugs….!!!

Read more https://belajarpsikologi.com/pengertian-narkoba/


Dampak Psikis:

Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah


Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

Dampak Sosial:

Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan


Merepotkan dan menjadi beban keluarga
Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar
biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa
keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan
dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.

Bahaya bagi Remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan
seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa.
Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa
depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang
besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja
untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling
banyak adalah kelompok usia remaja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di
kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini
akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS.
Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

DAMPAK MENTAL

Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental. Ketergantungan mental ini lebih susah untuk
dipulihkan daripada ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik akan lewat setelah GPO diatasi,
tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan mental, dalam bentuk yang dikenal dengan istilah ‘sugesti’. Sugesti ini
bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala seorang pecandu yang menyuruhnya untuk
menggunakan narkoba. Sugesti seringkali menyebabkan terjadinya ‘perang’ dalam diri seorang pecandu, karena di
satu sisi ada bagian dirinya yang sangat ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya yang
mencegahnya.

DAMPAK EMOSIONAL

Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering substance). Saat menggunakan narkoba,
mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan oleh narkoba adalah
perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis
narkoba tertentu, terutama alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers seperti Shabu-
shabu, dapat memunculkan perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali mengakibatkannya
melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut pada dasarnya memang orang yang
emosional dan bertemperamen panas.

“SAY NO TO DRUG”

Karena kasus narkoba, miras, dan judi memiliki perbedaan yang signifikan, maka upaya penanggulangannya tidak
dapat disama ratakan. Artinya ketiga kasus tersebut harus diperlakukan secara berbeda sesuai dengan latar
belakang dan dampak negative yang muncul dari masing-masing kasus tersebut.

NARKOBA
Dari sisi medis, narkoba memang dilegalkan dan hanya digunakan untuk keperluan medis dan memiliki nilai positif.
Penyalah gunaan narkoba diluar kepentingan medis sesungguhnya perbuatan melanggar hukum, oleh karena itu
para produsen, pengedar dan jaringannya, dan pemakainya harus ditindak tegas secara hukum.

2.5 Apa yang masih bisa dilakukan?

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang
sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu

Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai
bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak
berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi
KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi:
Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase
detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan
bahan-bahan adiktif secara bertahap.
Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini
biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat,
dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan
yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

UPAYA PENANGGULANGAN

1. Preventif

Pendidikan Agama sejak dini


Pembinaan kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan penuh perhatian dan kasih saying.
Menjalin komunikasi yang konstruktif antara orang tua dan anak
Orang tua memberikan teladan yang baik kepada anak-anak.
Anak-anak diberikan pengetahuan sedini mungkin tentang narkoba, jenis, dan dampak negatifnya

2. Tindakkan Hukum
Dukungan semua pihak dalam pemberlakuan Undang-Undang dan peraturan disertai tindakkan nyata demi
keselamatan generasi muda penerus dan pewaris bangsa. Sayangnya KUHP belum mengatur tentang penyalah
gunaan narkoba, kecuali UU No :5/1997 tentang Psikotropika dan UU no : 22/1997 tentang Narkotika. Tapi kenapa
hingga saat ini penyalah gunaan narkoba semakin meraja lela ? Mungkin kedua Undang-Undang tersebut perlu di
tinjau kembali relevansinya atau menerbitkan kembali Undang-Undang yang baru yang mengatur tentang
penyalahgunaan narkoba ini.

3. Rehabilitasi
Didirikan pusat-pusat rehabilitasi berupa rumah sakit atau ruang rumah sakit secara khusus untuk mereka yang telah
menderita ketergantungan. Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa alternative penanggulangan yang dapat kami
tawarkan :
a. Mengingat penyalah gunaan narkoba adalah masalah global, maka penanggulangannya harus dilakukan melalui
kerja sama international.

b. Penanggulangan secara nasional, yang teramat penting adalah pelaksanaan Hukum yang tidak pandang bulu,
tidak pilih kasih.

c. Khusus untuk penanggulangan narkoba di sekolah agar kerja sama yang baik antara orang tua dan guru
diaktifkan. Artinya guru bertugas mengawasi para siswa selama jam belajar di sekolah dan orang tua bertugas
mengawasi anak-anak mereka di rumah dan di luar rumah. Temuan para guru dan orang tua agar dikomunikasikan
dengan baik dan dipecahkan bersama, dan dicari upaya preventif penanggulangan narkoba ini dikalangan siswa
SLTP dan SLTA.

d. Polisi dan aparat terkait agar secara rutin melakukan razia mendadak terhadap berbagai diskotik, karaoke dan
tempat-tempat lain yang mencurigakan sebagai tempat transaksi narkoba. Demikian juga merazia para penumpang
pesawat, kapal laut dan kendaraan darat yang masuk, baik secara rutin maupun secara insidental.

e. Pihak Departemen Kesehatan bekerjasama dengan POLRI untuk menerbitkan sebuah booklet yang berisikan
tentang berbagai hal yang terkait dengan narkoba.
F. Kerja sama dengan tokoh-tokoh agama perlu dieffektifkan kembali untuk membina iman dan rohani para umatnya
agar dalam setiap kotbah para tokoh agama selalu mengingatkan tentang bahaya narkoba.

3. PEMECAHAN MASALAH

perlu adanya pengawasan lebih terhadap pelajar tentang NARKOBA


memberi pengetahuan yang lebih luas tentang dampak dan akibat mengkonsumsi NARKOBA

BAB III

KESIMPULAN & SARAN

KESIMPULAN

Demikian beberapa alternative penanggulangan terhadap masalah narkoba, miras, dan judi yang dapat kami
tawarkan.Melihat kondisi social, politik, ekonomi dan hukum kita hingga saat ini masih belum stabil, kami masih
pesimis kalau ketiga masalah ini dapat diatasi secara tuntas.Pertama sebenarnya kita harus memiliki landasan
Hukum yang kuat dan mapan sebagai landasan utama untuk mengatur proses pembangunan social, budaya,
ekonomi dan politik serta character building.Namun, demikian, tidak salah kalau kita mencoba sekaligus sebagai trial
and error. Apabila kita berhasil, sangat mungkin cara yang kita tempuh akan di pakai secara nasional bahkan
International. Namun apabila kita masih gagal dan gagal terus, adalah suatu hal yang lumrah mengingat kondisi
social politik dan ekonomi kita saat ini masih dalam proses transisi dan mencari bentuk yang tepat. Kesulitan
selanjutnya adalah karena masalah narkoba, miras dan judi erat kaitannya dengan budaya. Merubah suatu budaya
atau tradisi sangat sulit dan memerlukan waktu dan proses yang lama

Saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas dan mengambil kesimpulan dari penelitian ini, maka dengan ini
penulis mengajukan saran sebagai berikut:

kepada pemerintah harus lebih tegas dalam menangani kasus narkoba sehingga smwa masyarakat jera dalam
menggunakan narkoba.
Kepada pihak orang tua bagi pelajar,harus lebih ketat dalam mengawasi pergaulan anak mereka
Bagi para dewan guru seharusnya lebih memberi informasi atau wawasan yang lebih luas tentang narkoba.

PENUTUP
Demikianlah hasil makalah yang dapat kami buat ,apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah
ini kami ucapkan beribu maaf.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Sekian dari kami,atas perhatianya kami ucapkan terimakasih.

Wasalamualaikum wr…wb…

DAFTAR PUSTAKA

Google,internet: pengertian narkoba, LAMPUNG:GOOGLE,2010

www.narkobaindonesia.co.id: “dampak dan pengaruh narkoba”,LAMPUNG,2009

resusodarmo,Sudjiran.1985.” penanggulangan narkoba “.Bandung

Anda mungkin juga menyukai