Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pendahuluan
Tahun 2013 narkoba masih menjadi masalah utama di negara indonesia. Narkoba selalu
menghantui generasi muda yang sedang mencari jati diri. Hal ini sangat mengkhawatirkan,
karena sasaran penyebaran narkoba yang paling mudah adalah para pelajar dan mahasiswa.
Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), pengguna narkoba tahun 2013 sudah
mencapai 3,8 juta. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 3,6 juta. 22%
diantaranya, berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Narkoba jenis ganja,ekstasi maupun
shabu-shabu menjadi favorit di kalangan ini (Rudi Qunsul,2013).
Jika hal ini terus menerus dibiarkan, maka tidak tidak menutup kemungkinan generasi
muda akan hancur dan mudah terpengaruh oleh hal hal yang negatif. Menjadikan citra bangsa
indonesia terpuruk dan rendah dimata dunia. Mengingat dampak narkoba yang bersifat merusak
dan mematikan mental, jiwa,dan raga. Narkoba juga menghambat generasi muda untuk menjadi
penerus bangsa yang berkualitas, karena sebagian besar para pelajar yang sedang menempuh
pendidikan telah terpengaruhi oleh narkoba. Hal ini membuat para generasi muda menjadi malas
dan hanya menginginkan narkoba sebagai kebutuhan yang harus diutamakan dan mengacuhkan
kehidupan orang-orang yang berada disekelilingnya.
Berdasarkan latar belakang diatas pulis ingin mengetahui bahaya narkoba bagi kesehatan,
faktor penyebab para remaja menggunakan narkoba, dan bagaimana upaya yang dilakukan untuk
mengatasi penggunaan narkoba dikalangan remaja.
II. Pembahasan
A. Narkoba
Narkoba terbuat dari tanaman atau bukan tanaman dan dapat juga terbuat dari bahan
sintetis maupun semi sintetis yang mengakibatkan kehilangan kesadaran diri. Narkoba adalah zat
atau obat yang dapat merusak sistem kerja saraf manusia, jika mengkonsumsinya secara terus
menerus.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Lydia (2006;5) menyatakan bahwa narkoba atau napza
adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, diisap, dihirup, ditelan
atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering
menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurun).
Demikian pula fungsi vital organ tubuh lain. (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-
lain).
Selain itu, Rachman (1986;10) berpendapat bahwa narkotika adalah zat yang jika dimakan
atau dimasukkan (disuntikan) ke dalam tubuh manusia, dapat mengubah satu atau lebih fungsi
badan manusia.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa narkoba bukanlah golongan
makanan, dan apabila diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan kedalam tubuh akan
menimbulkan perubahan kerja otak tidak stabil. Dan jika telah ketergantungan, akan merusak
fungsi vital organ tubuh lainnya.
B. Bahaya Narkoba
Narkoba memiliki banyak dampak negatif bagi para penggunannya dan masyarakat
disekitarnya. Dampak dari penggunaan narkoba yang berlebihan akan menimbulkan halusinasi,
akan merasakan bahagia yang berlebihan, depresi, dan jika mengkonsumsinya secara
ketergantungan akan merusak semua organ dalam tubuh dan fungsi syaraf menurun. Jika
pengguna narkoba yang sudah ketergantungan atau sedang sakaw dan tidak mendapatkan
narkoba, maka pengguna tersebut akan merasakan sakit yang menyiksa tubuhnya.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Jael Muhamad (2013) yang mengatakan tentang
bahaya penyalahgunaan narkoba bagi tubuh manusia .
Secara umum semua jenis narkoba jika disalahgunakan akan memberikan empat dampak
sebagai berikut:
Depresan adalah pemakai akan tertidur atau tidak sadarkan diri. Halusinogen adalah
pemakai akan berhalusinasi (melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada). Stimulan adalah
mempercepat kerja organ tubuh seperti jantung dan otak sehingga pemakai merasa lebih
bertenaga untuk sementara waktu. Karena organ tubuh terus dipaksa bekerja di luar batas
normal, lama-lama saraf-sarafnya akan rusak dan bisa mengakibatkan kematian.
Adiktif adalah pemakai akan merasa ketagihan sehingga akan melakukan berbagai cara
agar terus bisa mengonsumsinya. Jika pemakai tidak bisa mendapatkannya, tubuhnya akan ada
pada kondisi kritis (sakaw).
Pada umumnya masa para remaja adalah mencari jati diri, saat mencari jati diri inilah
terjadi individu ingin bersosoialisasi dengan individu yang lain. Remaja ini akan mudah mencari
pergaulan. Inilah hal-hal yang sangat dikhawatirkan oleh orang tua. Karena para remaja belum
mempunyai pikiran yang matang dan belum bisa berpikir panjang, jadinya para remaja mencari
teman bergaul tanpa melihat baik buruknya teman yang diajak bergaul. Bila dia mendapatkan
teman yang memiliki latar belakang keluarga yang salah dan kebetulan teman gaulnya adalah
pecandu narkoba, tidak menutup kemungkinan anak yang polos tadi akan terkena bujuk rayu
oleh teman bergaulnya untuk menggunakan narkoba bersama-sama. Danalasan lain para remaja
menggunakan narkoba adalah alasan diantaranya untuk mengatasi stress, untuk bersenang-
senang, atau untuk bersosialisasi.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Abdul Rauf (2012) yang menjelaskan tentang faktor
yang menyebabkan remaja melakukan penyalahgunaan narkoba adalah sebagai berikut:
Ajakan, bujukan dan iming-iming teman atau anggota kelompok sebaya. Cenderung
memiliki gangguan jiwa seperti kecemasan, obsesi (memikirkan sesuatu secara berulang-ulang),
apatis, menarik diri dalam pergaulan, depresi, kurang mampu menghadapi stres, atau hiperaktif.
Suka berpetualang, mencari sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung resiko bahaya yang
berlebihan. Ketidak tahuan akan bahaya narkoba atau tidak memikirkan akan bahaya narkoba.
Orang tua tidak acuh dan tidak mengadakan pengawasan terhadap anaknya. Tidak ada perhatian,
kehangatan, kasih sayang dalam keluarga.
III. Simpulan
Dari pembahasan yang telah diungkapakan, dapat disimpulkan bahwa narkoba sangat
mudah menyerang di kalangan remaja dan siapa saja. Narkoba dapat merusak mental dan
kesehatan fisik para pengunannya. Narkoba dapat merusak system saraf dan beberapa organ
tubuh kita. Orang yang sudah merasakan kenikmatan menggunakan narkoba akan terus
menggunakan narkoba karena itu akan membuat pengguna merasa kecanduan. Mereka akan
menggunakan berbagai cara untuk bisa mendapatkan narkoba bahkan samapi ada yang mencuri.
Sudah banyak korban dari penggunaan narkoba bahkan sampai harus kehilangan nyawanya.
Di Indonesia narkoba bisa menyebar luas secara mudah, karena kurangnya pengawasan
yang diberikan oleh semua masyarakat, baik orang tua maupun pihak-pihak yang berwajib. Para
remaja mudah tergoda menggunakan narkoba karena pergaulan yang disekitarnya, tanpa
mengetahui latar belakang teman pergaulanya. Para pengguna narkoba mempunyai semboyan “
jika saya hitam, kamu juga harus hitam” , yang artinya para pengguna narkoba yang telah
frustasi mengajak teman-temanya untuk mengonsumsi narkoba bersama-sama. Seperti itulah
penyebaran pengguna narkotika berkembang biak secara mudah dikalangan para remaja.
Agar anak tidak salah pergaulan, maka orang tua juga harus bisa menjadi teman dan
memberikan pengarahan dan pengawasan yang baik dan tidak mengikat. Lingkungan sekolah
juga harus berperan aktif untuk mengawasi muird nya dari jeratan narkoba. Selain itu,
lingkungan social, lingkungan di sekitar kita harus bisa memberikan dampak positif memberikan
kegiatan-kegiatan remaja yang bermanfaat. Jadi, sebagai penerus bangsa yang baik dan
bertanggung jawab, mari kita bersama-sama mengawasi penyebaran narkoba di kalangan remaja
agar tidak menyebar luas. Dan menyelamatkan generasi muda dari ancaman bahaya narkoba,
untuk mencapai suatu bangsa yang maju, seperti harapan para pejuang yang telah mengorbankan
hidupnya untuk bangsa kita. Mulailah dari hal yang kecil yaitu diri kita sendiri, tanamkan pada
diri kita untuk selalu hidup sehat, berfikiran positif dan selalu mendekatkan diri pada Tuhan
Yang Maha Esa.
Daftar pustaka
Martono,Lydia Herlina, dan Joewana, Setya. 2006. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan
Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka.
Hermawan.S, Rachman. 1986. Penyalahgunaan Nakotika Oleh Para Remaja. Bandung: Eresco
Bandung.
Rokok
Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup
akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya
faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.
Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan,
dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau
terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik,
psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan
obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar
untuk menjadi penyalahguna narkoba.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan
zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi
penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini harus dipelajari Kasus demi
kasus.
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar
perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan,
bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif
menjadi penyalahgunaan narkoba.
Tanda Gejala Dini Korban Penyalahgunaan Narkoba
Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 57–59) tanda awal atau gejala dini dari seseorang yang
menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :
Sebenarnya juga tidak sedikit para pengguna narkoba ingin lepas dari dunia hitam ini. Akan
tetapi usaha untuk seorang pecandu lepas dari jeratan narkoba tidak semudah yang dibayangkan.
Untuk itu katakan Say no to drugs….!!!
Dampak Sosial:
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar
biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa
keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan
dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan
seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa.
Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa
depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang
besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja
untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling
banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di
kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini
akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS.
Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
DAMPAK MENTAL
Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental. Ketergantungan mental ini lebih susah untuk
dipulihkan daripada ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik akan lewat setelah GPO diatasi,
tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan mental, dalam bentuk yang dikenal dengan istilah ‘sugesti’. Sugesti ini
bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala seorang pecandu yang menyuruhnya untuk
menggunakan narkoba. Sugesti seringkali menyebabkan terjadinya ‘perang’ dalam diri seorang pecandu, karena di
satu sisi ada bagian dirinya yang sangat ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya yang
mencegahnya.
DAMPAK EMOSIONAL
Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering substance). Saat menggunakan narkoba,
mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan oleh narkoba adalah
perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis
narkoba tertentu, terutama alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers seperti Shabu-
shabu, dapat memunculkan perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali mengakibatkannya
melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut pada dasarnya memang orang yang
emosional dan bertemperamen panas.
“SAY NO TO DRUG”
Karena kasus narkoba, miras, dan judi memiliki perbedaan yang signifikan, maka upaya penanggulangannya tidak
dapat disama ratakan. Artinya ketiga kasus tersebut harus diperlakukan secara berbeda sesuai dengan latar
belakang dan dampak negative yang muncul dari masing-masing kasus tersebut.
NARKOBA
Dari sisi medis, narkoba memang dilegalkan dan hanya digunakan untuk keperluan medis dan memiliki nilai positif.
Penyalah gunaan narkoba diluar kepentingan medis sesungguhnya perbuatan melanggar hukum, oleh karena itu
para produsen, pengedar dan jaringannya, dan pemakainya harus ditindak tegas secara hukum.
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang
sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai
bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak
berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi
KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi:
Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase
detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan
bahan-bahan adiktif secara bertahap.
Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini
biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat,
dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan
yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
UPAYA PENANGGULANGAN
1. Preventif
2. Tindakkan Hukum
Dukungan semua pihak dalam pemberlakuan Undang-Undang dan peraturan disertai tindakkan nyata demi
keselamatan generasi muda penerus dan pewaris bangsa. Sayangnya KUHP belum mengatur tentang penyalah
gunaan narkoba, kecuali UU No :5/1997 tentang Psikotropika dan UU no : 22/1997 tentang Narkotika. Tapi kenapa
hingga saat ini penyalah gunaan narkoba semakin meraja lela ? Mungkin kedua Undang-Undang tersebut perlu di
tinjau kembali relevansinya atau menerbitkan kembali Undang-Undang yang baru yang mengatur tentang
penyalahgunaan narkoba ini.
3. Rehabilitasi
Didirikan pusat-pusat rehabilitasi berupa rumah sakit atau ruang rumah sakit secara khusus untuk mereka yang telah
menderita ketergantungan. Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa alternative penanggulangan yang dapat kami
tawarkan :
a. Mengingat penyalah gunaan narkoba adalah masalah global, maka penanggulangannya harus dilakukan melalui
kerja sama international.
b. Penanggulangan secara nasional, yang teramat penting adalah pelaksanaan Hukum yang tidak pandang bulu,
tidak pilih kasih.
c. Khusus untuk penanggulangan narkoba di sekolah agar kerja sama yang baik antara orang tua dan guru
diaktifkan. Artinya guru bertugas mengawasi para siswa selama jam belajar di sekolah dan orang tua bertugas
mengawasi anak-anak mereka di rumah dan di luar rumah. Temuan para guru dan orang tua agar dikomunikasikan
dengan baik dan dipecahkan bersama, dan dicari upaya preventif penanggulangan narkoba ini dikalangan siswa
SLTP dan SLTA.
d. Polisi dan aparat terkait agar secara rutin melakukan razia mendadak terhadap berbagai diskotik, karaoke dan
tempat-tempat lain yang mencurigakan sebagai tempat transaksi narkoba. Demikian juga merazia para penumpang
pesawat, kapal laut dan kendaraan darat yang masuk, baik secara rutin maupun secara insidental.
e. Pihak Departemen Kesehatan bekerjasama dengan POLRI untuk menerbitkan sebuah booklet yang berisikan
tentang berbagai hal yang terkait dengan narkoba.
F. Kerja sama dengan tokoh-tokoh agama perlu dieffektifkan kembali untuk membina iman dan rohani para umatnya
agar dalam setiap kotbah para tokoh agama selalu mengingatkan tentang bahaya narkoba.
3. PEMECAHAN MASALAH
BAB III
KESIMPULAN
Demikian beberapa alternative penanggulangan terhadap masalah narkoba, miras, dan judi yang dapat kami
tawarkan.Melihat kondisi social, politik, ekonomi dan hukum kita hingga saat ini masih belum stabil, kami masih
pesimis kalau ketiga masalah ini dapat diatasi secara tuntas.Pertama sebenarnya kita harus memiliki landasan
Hukum yang kuat dan mapan sebagai landasan utama untuk mengatur proses pembangunan social, budaya,
ekonomi dan politik serta character building.Namun, demikian, tidak salah kalau kita mencoba sekaligus sebagai trial
and error. Apabila kita berhasil, sangat mungkin cara yang kita tempuh akan di pakai secara nasional bahkan
International. Namun apabila kita masih gagal dan gagal terus, adalah suatu hal yang lumrah mengingat kondisi
social politik dan ekonomi kita saat ini masih dalam proses transisi dan mencari bentuk yang tepat. Kesulitan
selanjutnya adalah karena masalah narkoba, miras dan judi erat kaitannya dengan budaya. Merubah suatu budaya
atau tradisi sangat sulit dan memerlukan waktu dan proses yang lama
Saran
Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas dan mengambil kesimpulan dari penelitian ini, maka dengan ini
penulis mengajukan saran sebagai berikut:
kepada pemerintah harus lebih tegas dalam menangani kasus narkoba sehingga smwa masyarakat jera dalam
menggunakan narkoba.
Kepada pihak orang tua bagi pelajar,harus lebih ketat dalam mengawasi pergaulan anak mereka
Bagi para dewan guru seharusnya lebih memberi informasi atau wawasan yang lebih luas tentang narkoba.
PENUTUP
Demikianlah hasil makalah yang dapat kami buat ,apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah
ini kami ucapkan beribu maaf.
Wasalamualaikum wr…wb…
DAFTAR PUSTAKA