Anda di halaman 1dari 5

INFORMASI LAIN TENTANG GEN MENGENDALIKAN SIFAT MAKHLUK HIDUP

KONSEP INTERAKSI

Interaksi antar gen pada locus yang berbeda dibedakan menjadi interaksi epistasis dan interaksi
nonepistasis. Interaksi epistasis terjadi jika gen-gen tersebut mengendalikan pembentukan
polypeptide-polypeptida dari enzim-enzim pada suatu urut-urutan reaksi biokimia yang sama yang
mengarah pada terwujudnya satu sifat fenotip. Interaksi nonepistasis terjadi jika gen-gen tersebut
mengendalikan pembentukan polypeptide-polypeptida dari enzim-enzim pada urut-urutan reaksi
biokimia berbeda tetapi yang mengarah pada terwujudnya sifat fenotip.

a. Pleiotropi
Pleiotropic merupakan efek fenotip dari sesuatu gen bukan hanya satu macam, tetapi lebih
dari satu macam. Satu contoh gen yang mengendalikan lebih dari satu sifat atau
kemampuan adalah gen vg pada D. melanogaster. Individu yang bersifat homozigot untuk
gen vg, disamping mempunyai sayap vertigial, juga mempunyai ”balancer” (halter) yang
termodifikasi pasangan bristle dorsal tertentu berposisi tegak, organ reproduksi agak
cunditas. Pada manusia juga terdapat gen Hbs yang dalam keadaan homozigot (Hbs Hbs)
menyebabkan “herrolytic anemia” dalam keadaan heterozigot (HbA Hbs) menyebabkan
peningkatan resistensi terhadap Plasmodium falciparum.
b. Pengaruh Modifier Gene
Modifier gene merupakan gen yang mengubah ekspresi fenotip suatu gen dan terletak pada
locus yang berbeda. Gen-gen yang tergolong sebagai modifter gene merupakan kelompok
gen yang efeknya bersifat kualitatif.

TIAP SIFAT ATAU KEMAMPUAN (FENOTIP) DIKENDALIKAN OLEH BERAPA


GEN?

a. Komposisi Protein Enzim


Pada suatu protein enzim, terdapat macam dan jumlah polypeptide yang berbeda-beda.
Apabila protein enzim itu terdiri dari satu polypeptide, maka macam polypeptide tersebut
hanya satu. Jika jumlah protein enzim tertentu tersusun dari dua atau lebih polypeptide,
maka polypeptide-polypeptida tersebut mungkin hanya satu macam (seragam) tetapi dapat
pula lebih dari satu macam (tidak seragam). Jika pada polypeptide pada suatu protein tidak
seragam, maka dapat diketahui bahwa pembentukan polypeptide-polypeptida tersebut
bukan dikendalikan oleh satu macam gen saja.
b. Hubungan antara Reaksi Biokimia dalam Sel Sifat atau Kemampuan Fenotip
Reaksi biokimia dalam sel membutuhkan biokatalisator berupa enzim. Produk reaksi
biokimia dalam sel adalah sifat atau kemampuan fenotip. Untuk dapat menghasilkan
produk tersebut, dibutuhkan lebih dari satu rangkaian reaksi dan membutuhkan banyak
enzim.
c. Tiap Sifat atau Kemampuan (Fenotip) Makhluk Hidup Dikendalikan oleh Banyak
Gen
Sifat atau kemampuan (fenotip) apapun dikendalikan oleh lebih dari satu gen (pada locus
yang berbeda) baik tersebar maupun tidak tersebar. Sifat atau kemampuan (fenotip)
merupakan hasil interaksi antara gen (pada locus yang berbeda) pada mekanisme
ekspresinya. Selain itu, fenotip juga dapat ditentukan oleh kondisi lingkungan yang
melingkupi seluruh proses ekspresi gen-gen tersebut.
TELAAH ULANG ATAS PLEIOTROPI
Suatu gen bertanggung jawab atas hasil akhir pada suatu rangkaian reaksi bikimia dan gen
tersebut mengendalikan lebih dari satu sifat atau kemampuan (fenotip). faktanya, semua
gen adalah pleiotropic, dengan keberagamannya, efeknya belum diketahui.
a. Antara Pleiotropi dan sifat atau Kemampuan (Fenotip) yang Dikendalikan oleh
Banyak Gen
Dilakukan analisis lagi mnegenai pleiotropic dan sifat atau kemmpuan (fenotip) yang
dikendalikan oleh banyak gen. Contohnya pada zat warna kulit kehitaman atau
kemampuan membentuk melanin, tidak hanya tergantung pada reaksi biokimia yang
mengubah indole 5,6-quinone menjadi melanin; tetapi bergantung pula pada rangkaian
reaksi-reaksi bikimia sebelumnya yaitu yang mengubah phenylalanine-tyrosine,
tyrosine-Dihydroxyphenylalanine, Dehidropheny-5,6-quinone. Rangkaian reaksi
biokimia itu dikatalisir oleh enzim yang spesifik. Terdapat 5 gen yang mengendalikan
sifat warna kulit yang kehitaman. Jika pada ke lima enzim itu ada proteinnya yang tidak
tersusun dari satu macam polypeptide, maka sifat warna kulit yang kehitaman
dikendalikan oleh lebih dari lima gen.
RESUME ONE GENE ONE POLYPEPTIDE
c. Overlapping gene (Tumpang tindih gen)
Saat ini telah diketahui bahwa ada suatu gen yang terdapat pada gen yanglain. Peristiwa
ini dinamakan overlapping gene (gen yang tumpang tindih). Peristiwa ini diketahui
pertama kali pada phage Φx174. Phage ini memiliki DNA kromosom untai tunggal 5386
nukleotida. DNA ini hanya mengkode 1795 asam amino yang cukup untuk membentuk 5-
6 protein. Padahal phage tersebut seharusnya mampu mensintesis 11 protein yang
seharusnya disusun oleh lebih dari 2300 asam amino. Pada phage tersebut ditemukan 4
buah site inisiasi sebagai bukti adanya overlapping gene. Pada overlapping gen terdapat 2
versi reading frame, yaitu gen tersebut memiliki reading frame yang sama dan versi yang
kedua yaitu gen tersebut memiliki reading frame yang berbeda.
d. Tidak semua Gen Ditranskripsikan Menjadi mRNA
Beberapa gen tidak hanya ditranskripsikan menjadi mRNA, tetapi juga ditranskripsi
menjadi tRNA, rRNA dan snRNA.Tidak semua RNA tersebut ditranslasikan menjadi
polipeptida. Ada banyak gen yang terdeteksi dalam berbagai fungsi organisme untuk
mencatat jenis pasangan tRNA dengan kode genetik yang terkait dalam proses translasi.
Diperkirakan terdapat 60-63 jenis kode genetic, berarti seharusnya terdapat 60-63 jenis
tRNA dan jumlah gen tRNA juga demikian.

Review of One Gene One Polypeptide Hypothesis


Dapat disimpulkan bahwa paradigm satu gen satu polipeptida (one gene one polypeptide)
tidak cocok pada semua organisme mulai dari virus hingga organisme eukariotik yang lebih
tinggi. Hal ini karena pada hipotesis tersebut hanya mRNA saja yang akan ditranslasikan
menjadi polipeptida sedangkan tRNA, rRNA dan snRNA tidak ditranslasikan sehingga
sangat jelas bahwa hipotesis tersebut mengabaikan keberadaan tRNA, rRNA dan snRNA.
Reihan Diah Ayu R N 170341615033
1. Apakah hipotesis satu gen satu polipeptida cocok digunakan pada semua tingkatan
makhluk hidup? Mengapa?
Jawaban:
Paradigma satu gen satu polipeptida (one gene one polypeptide) tidak cocok pada semua
organisme mulai dari virus hingga organisme eukariotik yang lebih tinggi. Hal ini karena
pada hipotesis tersebut hanya mRNA saja yang akan ditranslasikan menjadi polipeptida
sedangkan tRNA, rRNA dan snRNA tidak ditranslasikan sehingga sangat jelas bahwa
hipotesis tersebut mengabaikan keberadaan tRNA, rRNA dan snRNA. Selain itu, adanya
lebih dari satu alternative penyambungan ekson transkrip mRNA gen dalam organisme
eukariotik merupakan bukti bahwa salah satu kode gen mRNA dapat menentukan lebih
dari satu polipeptida.

2. Apakah overlapping gene dapat terjadi pada semua tingkatan makhluk hidup?
Jawaban:
Overlapping gen terjadi pada semua tingkat makhluk hidup seperti pada genom virus,
prokariota, dan eukariota. Namun, overlapping gen ini lebih banyak terjadi pada virus dan
prakriota karena genom pada makhlyk hidup ini berukuran kecil sehingga banyak gen yang
tumpang tindih (overlapping) agar genom yang kecil tersebut cukup untuk menyimpan
seluruh informasi genetic yang dibutuhkan bagi sintesis proteinnya.

Anda mungkin juga menyukai