PENDAHULUAN
berupa fisik maupun kekerasan berupa psikis. Kekerasan secara fisik maupun
secara psikis yang paling sering terjadi dan sangat memprihatinkan yang
yang memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki, namun hal itu tidak
pengalaman traumatis, bahkan ada yang tidak pernah kembali lagi ke keadaan
1
G Widiartana.Viktimologi Perspektif Korban Dalam Penanggulangan Kejahatan, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 2009, hlm. 64
1
2
sosial yang timbul, seperti stigmatisasi sebagai perempuan yang hina, aib bagi
dalam Pasal 346 – Pasal 349 KUHP. Seorang wanita yang dengan sengaja
lahirnya bayi atau janin dari dalam rahim perempuan tersebut sebelum
3
waktunya dilahirkan menurut alam, lahirnya bayi atau janin belum waktunya
medis dan perkosaan yang diatur dalam Pasal 2 huruf (b) dalam PP tersebut.
keadilan tetapi juga memberikan kepastian hukum dan jaminan hukum bagi
melakukan aborsi.
B. Rumusan Masalah
dirumuskan adalah:
melakukan aborsi?
C. Tujuan Penelitian
korban pemerkosaan yang melakukan aborsi dan apa hambatan yang dihadapi
oleh pemerintah dalam hal pembinaan terhadap aborsi korban perkosaan yang
melakukan aborsi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
2. Manfaat Praktis:
hukum di Indonesia.
5
E. Keaslian Penelitian
karya dan bukanlah merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari peneliti lain.
Letak kekhususan karya tulis ini adalah terletak dalam penulisan penelitian
dengan tema, konsep, variable, atau metode penelitian yang sama, tetapi baik
Aborsi
pidana aborsi.
F. Batasan Konsep
3. Korban adalah mereka yang menderita secara jasmani dan rohani sebagai
sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan kepentingan dan hak
pustaka yang merupakan data sekunder baik yang bersifat khusus ataupun
bersifat umum. Dalam hal ini penelitian hukum normatif mengkaji norma-
2. Sumber Data
Dalam penelitian hukum normative, data yang digunakan berupa data yang
terdiri dari:
ayat.
8
Pasal 52-53).
Reproduksi
sarjana hukum, praktisi hukum dan surat kabar yang relevan dengan
d. Metode Analisis
a) Secara vertikal
aturan dalam hubungan yang lebih tinggi dengan yang lebih rendah,
dalam hal ini UUD 1945 Pasal 28a sebagai peraturan yang lebih tinggi
Anak Pasal 4 mengatur materi yang sama, yaitu hak hidup, namun
28a yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk hidup serta
1945.
b) Secara horizontal
mengingat asas lex posteriori derogate legi prior yaitu apabila terjadi
tentang Kesehatan.
kewajiban dikaitkan dengan suatu situasi yang sama akan tetapi ada
horizontal.
BAB I PENDAHULUAN