Tugas Kelompok Inovasi
Tugas Kelompok Inovasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang
sangat penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses
pembelajaran, dalam kaitannya dengan pendidikan yang membutuhkan sarana
dan prasarana dan juga pemanfaatannya baik dari segi intensitas maupun
kreatifitas dalam penggunaannya oleh guru maupun oleh siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak
bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar,
teratur, efektif dan efisien.1
Menurut UU. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik”.2
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara
nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa :
a. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
b. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik,
ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang
bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
1 Suharsimi Arikunto, dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan (Aditya Media bekerjasama dengan
3
Ibid., h. 272
3
4 Azwan, Syaifudi, Tes Prestasi (Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar), (Yogyakarta:
Pustaka Be;ajar, 2009), h.:2
5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 49
4
6 Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah Manajemen
B. Rumusan masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa itu sarana dan prasarana pendidikan ?
2. Apa saja jenis-jenis sarana dan prasarana pendidikan?
3. Apa saja standarnisasi sarana dan prasarana pendidikan?
4. Apa permasalahan sarana dan prasarana pendidikan?
5. Apa dampak yang timbul dari permasalahan tarana prasarana
pendidikan ?
6. Apa solusi dari permasalahan sarana dan srasarana sendidikan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengertian sarana dan prasarana pendidikan ?
2. Untuk mengetahui jenis-jenis sarana dan prasarana pendidikan?
3. Untuk mengetahui apa saja standarnisasi sarana dan prasarana
pendidikan?
4. Untuk mengetahui permasalahan sarana dan prasarana pendidikan?
5. Untuk mengetahui dampak yang timbul dari permasalahan tarana
prasarana pendidikan ?
6. Untuk mengetahui Solusi dari Permasalahan Sarana dan Prasarana
Pendidikan ?
6
BAB II
PEMBAHASAN
7 Wahyu Sri Ambar, Manajemen Sarana dan Prasarana Indonesia Pendidikan, (Jakarta: CV. Multi
Membahas mengenai sarana dan prasarana ini, maka tidak bahas secara
terpisah melainkan langsung disatukan saja, karena antara sarana dan prasarana
mempunyai hubungan yang sangat erat dan sulit untuk dipisahkan atau
dibedakan.10 Sebagai contoh taman sekolah merupakan salah satu prasarana di
sekolah karena secara tidak langsung menunjang proses pembelajaran. Lain
halnya jika taman sekolah tersebut digunakan untuk pembelajaran biologi maka
komponen tersebut akan berubah menjadi sarana pendidikan karena
dimanfaatkan secara langsung untuk proses pembelajaran. jadi, suatu fasilitas
dapat berubah menjadi sarana ataupun prasarana pendidikan tergantung dari
pemanfaatan secara langsung ataupun tidak fasilitas tersebut dalam menunjang
proses pembelajaran.11
10
Kompri, Manajemen Sekolah: Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 1, h. 193
11 Sri
Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media 2011), Cet. 1, h. 252.
8
12
Rusdiana, Op.cit, h. 214
13 Ibid., h. 211
14 Teguh Triwiyanto, & Ahmad Yusuf Sobri, Panduan Mengelola Sekolah Bertaraf Internasional,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010) , Cet.1, h. 111-112
10
15
Ibid., h. 113-114
11
bangunan sekolah yang memadai serta sarana dan prasarana yang belum
layak dan memadai
Hal ini mungkin disebabkan oleh penyaluran anggaran pendidikan
dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah yang belum merata akibat
dari tindak praktik korupsi, sehingga sarana dan prasarana yang semestinya
baik dan berkualitas menjadi tidak sesuai dengan spesifikasi dan kualitas yang
telah dianggarkan oleh Pemerintah Pusat.
Sebenarnya hal seperti ini dapat diselesaikan dengan cara membuat
suatu lembaga khusus yang independen yang bertugas mengawasi pengadaan
Sarana dan Prasarana Sekolah di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan demi
mewujudkan pemerataan Sarana dan Prasarana Sekolah untuk menciptakan
pendidikan yang baik serta berkualitas di Indonesia.
12
a. Sarana fisik
Pemenuhan sarana fisik sekolahan ini meliputi pembanguan
gedung sekolahan, laboratorium, perpustakaan, sarana-sarana olah raga,
alat-alat kesenian dan fasilitas pendukung lainnya. Dalam hal ini
tentunya pemerintah memegang tanggung jawab yang besar dalam
pemenuhan ini, karena pemerintah berkepentingan dalam memajukan
pembangunan nasiaonal. Jika sarana belajar ini telah terpenuhi tentunya
akan semakin memudahkan transformasi ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b. Sarana non fisik
Sarana non fisik ini diibaratkan software dalam komputer, jika
software ini dapat mengoprasikan perangkat komputer dengan baik maka
pekerjaan akan cepat selesai. Begitu juga dalam pendidikan jika sistem
dan pengajarnya bermutu maka akan mempercepat pembangunan
nasional. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Peningkatan kualitas guru
Kualitas guru harus ditekankan demi berjalannya pendidikan
itu sendiri, tugas guru adalah merangsang kreativitas dan memberi
pengajaran secara fleksibel, artinya berkedudukan seperti siswa
yang belajar tidak ada patron client. Peningkatan mutu ini bukan
hanya pada intelektual guru saja, melainkan juga mengembangkan
psikologis guru itu sendiri misalnya dengan memahami karakteristik
siswa, psikologi perkembangan dan sebagainya.Dengan adanya
peningkatan ini tentunnya akan berdampak pada membaiknya
output pendidikan. Dikarenakan guru dapat menempatkan dirinya
sebagaimana mestinya dan bersifat fleksibel. Kenakalan remaja
biasanya terjadi justru karena prilaku guru itu sendiri misalnya
melakukan hukuman fisik kepada siswa ataupun penekanan
psikologis.
2. Pembentukan lembaga studi mandiri
Pembentukan lembaga studi mandiri ini berfungsi sebagai
wadah pengembangan kpribadian siswa.Jika lembaga studi ini dapat
16
16
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Micro, h. 117
17
Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet. 1, h. 268-269.
17
BAB III
SIMPULAN
Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat
penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran,
dalam kaitannya dengan pendidikan yang membutuhkan sarana dan prasarana
dan juga pemanfaatannya baik dari segi intensitas maupun kreatifitas dalam
penggunaannya oleh guru maupun oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.
Mutu sarana dan prasarana masih sangat bervariasi. Hal ini dapat kita lihat
dilingkungan kita dimana masih banyak sekolah-sekolah yang keadaan gedungnya
tidak aman dan kurang memadai untuk digunakan melaksanakan proses belajar
mengajar (lembab, gelap, sempit, rapuh). Di Indonesia sendiri sudah terdapat
undang-undang yang berkaitan dengan pengontrolan dan pemeliharaan
administrasi pendidikan yang berupa sarana dan prasarana pendidikan. Dengan
adanya undang-undang tersebut, diharapkan dapat melindungi administrasi
pendidikan dari segala hambatan yang ada. Namun, jika kita melihat kondisi
pendidikan di Indonesia saat ini, sangat jauh dari perhatian pemerintah. Terutama
sarana dan prasarana yang banyak tidak sesuai standar atau tidak layak seperti
contoh-contoh diatas. Hal inilah yang menjadi fokus bagi pemerintah dan kita
semua untuk mengatasi masalah sarana dan prasarana pembelajaran yang ada di
Indonesia.
20