Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… 1


BAB I ............................................................................................................................ 2

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2

I.I Latar Belakang ................................................................................................... 2

I.II Rumusan Masalah .......................................................................................... 7

I.III Tujuan ............................................................................................................. 7

BAB II ........................................................................................................................... 8

ISI .................................................................................................................................. 8

II.I Daya Tarik Wisata Alam Pulau Senoa ........................................................... 8

Potensi keberagaman Flora dan Fauna .................................................................. 8

Keindahan Wisata Alam ...................................................................................... 10

II.II Wilayah Konservasi Pulau Senoa ................................................................. 12

Konservasi Penyu Hijau....................................................................................... 12

Konservasi Terumbu Karang ............................................................................... 14

BAB III ....................................................................................................................... 16

PENUTUP ................................................................................................................... 16

BAB IV ....................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

1
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Sebagai Negara Kepulauan, Indonesia memiliki jumlah perairan yang lebih luas
di bandingkan luas daratannya. Dari luas daratannya diperkirakan 97% terdiri dari 13
pulau-pulau besar dan memiliki 13.466 pulau di seluruh wilayahnya (Badan Informasi
Geospasial, 2012). Dengan potensi perairan berupa lautan dan pantai, menjadikan suatu
daya tarik wisata yang saat ini banyak dicari oleh wisatawan lokal maupun wisatawan
mancanegara. Keunikan dan keindahan pantai di Indonesia memiliki potensi terhadap
jenis wisata bahari. Oleh karena itu, banyak sekali terdapat kawasan wisata bahari di
indonesia yang menyuguhkan pesona alam yang indah, pemandangan bawah lautnya
serta keunikan karakteristik pantainya yang dapat memanjakan mata para wisatawan
(Sugiono, 2013).

KONDISI GEOGRAFIS

Astronomis

Secara astronomis, Kabupaten Natuna terletak pada titik koordinat 1016’-7019’


LU (Lintang Utara) dan 105000’-110000’ BT (Bujur Timur) (Sumber: Natuna Dalam Angka
2018). Batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah utara dengan Laut Natuna Utara,

- Sebelah selatan dengan Kabupaten Bintan,

- Sebelah barat dengan Semenanjung Malaysia,

- Sebelah timur dengan Laut Natuna Utara.

Luas Wilayah

Kabupaten Natuna merupakan bagian dari wilayah Provinsi Kepulauan Riau


(KEPRI), Kabupaten Natuna sesuai Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008 memiliki

2
luas wilayah administratif sebesar 224.684,59 Km2 yang terdiri luas daratan
2.000,85 Km2 dan luas lautan 222.683,74 Km2 . Ibukota Kabupaten Natuna adalah
Kota Ranai. Pembentukan Kabupaten Natuna dikukuhkan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 53 Tahun 1999, oleh Menteri Dalam Negeri (Ad-Iterim) Faisal
Tanjung pada tanggal 12 Oktober 1999.

Sebagai Kabupaten yang merupakan kepulauan, diketahui wilayahnya


memiliki 154 pulau dengan 27 pulau yang berpenghuni dan 127 buah pulau yang belum
berpenghuni. Kepulauan Natuna memiliki pemandangan yang indah, dengan panorama
pantai yang masih terjaga keasriannya dan memiliki banyak potensi dalam bidang
kegiatan pariwisata. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Natuna Nomor
158 Tahun 2010 telah ditetapkan 10 objek wisata daerah Kabupaten Natuna.

Di kabupaten ini terdapat 154 pulau, dengan 27 pulau (17,53 persen) yang berpenghuni
dan sebagian besar pulau (127 buah) tidak berpenghuni. Dua pulau terbesar diantaranya
adalah Pulau Bunguran dan Pulau Serasan (Sumber: Natuna Dalam Angka 2018).

Pulau-pulau yang ada dapat dikelompokkan dalam 2 gugusan:

1. Gugusan Pulau Natuna, terdiri dari pulau-pulau di Bunguran, Sedanau, Midai,


Pulau Laut, dan Pulau Tiga.
2. Gugusan Pulau Serasan, terdiri dari pulau-pulau di Serasan, Subi Besar dan
Subi Kecil.

Topografi

Berdasarkan kondisi topografinya, Kabupaten Natuna merupakan tanah


berbukit dan bergunung batu. Dataran rendah dan landai banyak ditemukan di pinggir
pantai. Ketinggian wilayah antar kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara 3
sampai dengan 959 meter dari permukaan laut dengan kemiringan antara 2 sampai 5
meter.

3
Pada umumnya struktur tanah terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari
batuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan granit, dan alluvial serta tanah
organosol dan gley humus (Sumber: Natuna Dalam Angka 2013).

Berikut nama gunung dan tingginya dari permukaan laut yang berada dalam wilayah
Kabupaten Natuna:

- Gunung Bedung di Kec. Bunguran Timur Laut

- Gunung Segeram di Kec. Bunguran Timur Laut

- Gunung Ceruk di Kec. Bunguran Timur Laut

- Gunung Bukit Kapur di Kec. Bunguran Timur Laut

- Gunung Ranai (959 m) di Kec. Bunguran Timur Laut

- Gunung Punjang (443 m) di Kec. Serasan

- Gunung Pelawan Condong (405 m) di Kec. Serasan

- Gunung Kute (232 m) di Kec. Serasan

Objek Wisata Kabupaten Natuna

No Nama Objek Lokasi


1 Pulau Senoa Kec. Bunguran timur
2 Pantai Senginep Kec. Bunguran timur laut
3 Pantai teluk Selahang Kec. Bunguran timur laut
4 Pantai teluk Depeh Kec. Bunguran selatan
5 Pantai teluk Buton Kec. Bunguran utara
6 Pantai Sisi Kec. Serasan
7 Panta Batu Kasah dan Cemaga Kec. Bunguran selatan
8 Pulau Kambing Kec. Bunguran barat
9 Batu Senduyung Kec. Serasan timur
10 Batu Catur Kec. Serasan
Sumber: Surat Keputusan Bupati Natuna No: 158 Tahun 2010

4
Potensi dan Peluang Investasi di Kabupaten Natuna

Selain letaknya yang strategis kawasan Pulau Natuna dan sekitarnya pada hakikatnya
dikaruniai serangkaian potensi sumber daya alam yang belum dikelola secara memadai
atau ada yang belum sama sekali, yaitu:

- Sumber daya perikanan laut yang mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun
dengan total pemanfaatan hanya 36%, yang hanya sekitar 4,3% oleh Kabupaten
Natuna.
- Pertanian & perkebunan seperti ubi-ubian, kelapa, karet, sawit dan cengkeh.
- Objek wisata: bahari (pantai, pulau selam), gunung, air terjun, gua dan
budidaya.
- Ladang gas D-Alpha yang terletak 225 km di sebelah utara Pulau Natuna (di
ZEEI) dengan total cadangan 222 trillion cubic feet (TCT) dan gas hidrokarbon
yang bisa didapat sebesar 46 TCT merupakan salah satu sumber terbesar di
Asia.

SOSIAL BUDAYA

Perhotelan dan Pariwisata

Pulau-pulau di kawasan Kabupaten Natuna sangat kaya dengan berbagai objek


wisata yang potensial, namun sayang sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
memperkenalkan pariwisata di daerah ini kepada para wisatawan belum cukup
memadai. Letak geografis yang cukup jauh juga merupakan salah satu faktor penyebab
kurang berkembangnya sektor pariwisata di Kabupaten Natuna. Karena itu upaya untuk
membenahi berbagai objek dan melengkapi fasilitas dengan mengembangkan jaringan
transportasi perlu terus ditingkatkan.

Natuna adalah sebuah kabupaten yang memiliki banyak pantai yang menarik
dan eksotis maka sebagian besar pengunjung wisata adalah wisatawan bahari/pantai.
Pada tahun 2012 mencapai sekitar 176.960 orang.

5
Di Kabupaten Natuna pada tahun 2012 terdapat 34 unit hotel/penginapan yang tersebar
di 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Midai, Bunguran Barat, Bunguran Timur, Serasan,
Bunguran Utara, Pulau Tiga dan Subi. Hotel-hotel tersebut menyediakan 451 kamar
dengan 544 tempat tidur. Sampai saat ini belum ada peningkatan yang cukup berarti
mengenai kuantitas hotel dan fasilitas yang disediakan hotel-hotel yang ada
dibandingkan tahun-tahun yang lalu.

Festival Seni Budaya

Natuna Art adalah sebuah pergelaran akbar yang di selenggarakan oleh


Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna. Even ini bertujuan untuk mempromosikan
wisata seni dan budaya Natuna ke dunia luar. Biasanya Natuna Art di adakan di
komplek gedung Masjid Agung Natuna.

PULAU SENUA

Penetapan objek wisata merupakan langkah awal dari kebijakan Pemerintah


Daerah Kabupaten Natuna dalam rangka pengembangan kegiatan wisata daerah. Pulau
Senua merupakan kawasan wisata unggulan di daerah Kabupaten Natuna. Dalam
Peraturan Daerah (PERDA), Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
(RIPPDA) Kabupaten Natuna Nomor 05 Tahun 2012 Bab V Kawasan Wisata bagian
ketiga pasal 22a yaitu tiap Kawasan Wisata (KW) diarahkan pengembangannya yakni
pengembangan wisata bahari di Pulau Senua dan Teluk Buton.

Pulau Senua merupakan pulau yang letaknya tidak jauh dari Desa Sepempang,
Kecamatan Bunguran Timur. Pulau yang terletak di Laut Natuna utara yang berbatasan
dengan Negara semenanjung Malaysia timur (Kalimantan Utara). Pesona pantai yang
begitu putih, airnya yang jernih menambah nilai pesona alam pulau ini. Selain itu Pulau
Senua memiliki keunikan tersendiri yaitu dari segi bentuknya yang menyerupai wanita
hamil. Tidak hanya itu Pulau Senua juga termasuk habitat penyu hijau yang berkeliaran
dengan bebas di pinggir pantai, serta terdapat sarang burung walet di beberapa goa.

Potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Natuna sebenarnya relatif banyak


terutama obyek wisata bahari yang terdapat di Pulau Senua. Potensi lain sebagai daya

6
tarik pulau ini adalah potensi wisata pancing kerapu dan memiliki terumbu karang yang
indah dan menarik. Namun permasalahan yang terjadi ialah potensi wisata yang belum
di kelola secara serius, promosi dan pengembangannya yang masih kurang, dan sumber
daya yang berkualitas masih terbatas.

Pulau Senua banyak di kunjungi pada saat hari libur dan pada saat gelar wisata
bahari yang diadakan di pulau tersebut. Selain keunikan dari pulau tersebut, daya tarik
wisatawan berkunjung adalah pada saat gelar wisata bahari yang salah satunya adalah
pelepasan ratusan anak penyu dan atraksi seni. Kegiatan ini secara langsung dapat
menambah minat para wisatawan untuk berwisata di Pulau Senua.

I.II Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil latar belakang yang telah dijelaskan dapat disimpulkan beberapa
masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana keberagaman flora fauna di Pulau Senoa, Kecamatan Bunguran


Timur, Kabupaten Natuna dapat menjadi daya tarik wisata alam ?
2. Bagaimana upaya pengelolaan konservasi di tengah-tengah potensi wisata alam
yang dimiliki Pulau Senoa ?

I.III Tujuan

Adapun tujuan yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengenalkan potensi daya tarik wisata alam melalui keberagaman flora
fauna di Pulau Senoa.
2. Untuk memahami pengelolaan konservasi yang berada di objek wisata alam
Pulau Senoa.

7
BAB II
ISI

II.I Daya Tarik Wisata Alam Pulau Senua

Potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah,
bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan dll (keadaan fisik suatu
daerah). Kelebihan dan keunikan yang dimiliki oleh alam jika dikembangkan
dengan memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya niscaya akan menarik
wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut. Wisata alam mulai berkembang
sejalan dengan berkurangnya kawasan ekosistem alami di dunia yang didukung
oleh semakin meningkatkan kesadaran manusia terhadap lingkungan. Menurut
Rusita (2007) obyek wisata alam yang tersebar di laut, pantai, hutan dan
pegunungan adalah produk-produk potensial yang dapat dikembangkan untuk
kegiatan wisata alam. Berikut potensi daya tarik wisata alam yang ada di objek
wiasta pulau senua.

Gambar 2.1.1 Pulau Senua (https://traverse.id/alam/pulau-senua-menikmati-


pulau-tropis-terdepan-nkri-di-laut-china-selatan/@himsaifanah )

Potensi keberagaman Flora dan Fauna

Potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah,
bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan dll (keadaan fisik suatu

8
daerah). Kelebihan dan keunikan yang dimiliki oleh alam jika dikembangkan
dengan memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya akan menarik
wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut. flora merupakan jenis
tumbuhan yang ada di muka bumi contohnya seperti flora yang ada di pulau
Senua adalah, pohon kelapa, pohon cemara. sedangkan fauna merupakan jenis
hewan contohnya seperti jenis hewan yang ada di pulau Senua seperti penyu,
napoleon biru yang merupakan hewan endemik di pulau Senua.

Di Pulau Senua pada umumnya di dominasi oleh vegetasi pantai yaitu


kelompok tumbuhan yang menempati daerah ekologi intertidal mulai dari
daerah pasang surut hingga daerah di bagian dalam pulau atau daratan dimana
masih terdapat pengaruh laut. Tumbuhan ini membentuk zonasi yang khas.
Ekologi intertidal adalah studi tentang ekosistem di zona pasang surut, yaitu
organisme hidup di antara garis batas surut terendah dan batas pasang tertinggi.
Pada saat air surut, zona intertidal akan terekspos, sedangkan saat pasang akan
tertutup air. Jadi, ekologi intertidal mempelajari interaksi organisme di zona
pasang-surut dengan lingkungannya, serta ragam spesies dari organisme-
organisme dalam suatu komunitas intertidal tertentu. Yang terpenting, interaksi
lingkungan dan spesies dapat bervariasi berdasarkan jenis komunitas intertidal
yang dipelajari, klasifikasi terluas didasarkan pada jenis substrat utama
penyusun pantainya, berbatu, atau memiliki dasar yang lebih lunak.

Organisme yang hidup di zona ini memiliki variasi lingkungan yang


berubah-ubah dan sering tidak bersahabat. Organisme di zona intertidal telah
berkembang dalam berbagai macam bentuk adaptasi untuk mengatasi atau
bahkan memanfaatkan kondisi ini. Salah satu fitur yang mudah terlihat pada
komunitas intertidal adalah zonasi vertikal, yaitu komunitas yang dibagi ke
dalam kolom-kolom vertikal. Batas teratas ditentukan oleh spesies dengan
kemampuan untuk mengatasi faktor abiotik, seperti mengalami stres akibat
pengeringan, sedangkan interaksi biotik, contohnya persaingan dengan spesies
lainnya mengatur batas terbawah.

9
Zona intertidal dimafaatkan oleh manusia untuk produksi makanan dan
rekreasi, tetapi faktor antropogenik juga memiliki dampak besar, dengan
eksploitasi berlebihan, spesies invasif dan perubahan iklim menjadi masalah
yang dihadapi oleh komunitas zona intertidal. Di beberapa tempat, peraturan
kawasan lindung telah diterapkan untuk menjaga daerah-daerah ini dan
membantu penelitian ilmiah (Wikipedi. Ekologi Intertidal).

Selain vegetasi pantai di Pulau Senua terdapat lokasi yang sering dikunjungi
oleh penyu hijau untuk bertelur yaitu di bagian pantai wilayah Selatan pulau.
Sedangkan di bagian utara pulau terdapat Gua Sarang Burung Walet.
Sedangkan di wilayah perairan laut terdapat terumbu karang yang cantik
dilengkapi cerita legenda tentang Pulau Senoa itu sendiri yang berbentuk
seperti perut wanita hamil.

Gambar 2.1.2 Gua Walet pulau Senua (Google image)

Keindahan Wisata Alam

Keindahan merupakan suatu sifat yang merujuk pada sesuatu yang


indah dimana manusia mengekespresikan perasaan indah itu dengan suatu hal
yang memiliki unsur estetis yang di nilai secara umum oleh masyarakat.
keindahan adalah ciri dari orang, tempat, objek, hewan atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna atau kepuasan.

10
Faktor keindahan ini merupakan faktor yang berkaitan dengan fisik atau bentuk
dari objek wisata yang dapat di nikmati secara lansung oleh pengunjung. Pulau
Senoa adalah pulau terluar Indonesia, pulau ini terletak di Ranai Kabupaten
Natuna.

Bila dilihat dari fisiknya, bentuk Pulau Senua menyerupai ibu hamil
yang sedang berbaring di atas laut. Karena itu, Pulau ini kerap disebut dengan
Pulau Ibu Hamil oleh penduduk setempat. Pemberian predikat sebagai ibu
hamil oleh penduduk setempat, itu tak lepas dari cerita rakyat setempat yaitu,
terkisahlah seorang ibu-ibu yang sedang hamil yang sangat pelit sama
tetangganya, waktu mau melahirkan gak ada satupun tetangga yang mau
membantu, akhirnya ibu itu pergi ke laut menyusul suaminya yang seorang
nelayan dan ditengah jalan ia pun tenggelam, kabarnya lagi ada pulau kecil
dekat kaki pulau senoa itu dan diyakini masyarakat sebagai anak dari si ibu tadi.
Tidak hanya pulau senoa ini saja yang indah, ternyata perjalanan menuju pulau
ini pun takkalah indah nya dengan objek yang akan dituju yaitu pulau senoa,
para wisatawan dapat melihat pemandangan air laut yang jernih dengan
terumbu karang yang indah. Saat itu pula kita di suguhi pesona gunung Ranai
yang puncaknya di selimuti awan tebal dengan jelas.

Gambar 2.1.3 bentuk Pulau Senua (https://wisatalova.com/keindahan-


pulau-natuna-si-cantik-yang-jadi-rebutan/)

11
II.II Wilayah Konservasi Pulau Senua

Wilayah konservasi merupakan wilayah dengan potensi sumber daya


alamnya yang dikelola secara bijak dengan pedoman pelestarian. Pelestarian
yang dimaksud disini berupa pengelolaan flora fauna dengan melihat sisi
manfaat yang dapat diperoleh dengan memberdayakan ekosistem yang ada.
Pemberdayaan ini dilakukan untuk melestarikan ekosistem supaya generasi
yang akan datang tetap menikmatinya.

Pengelolaan wilayah konservasi yang berada di daerah wisata alam


haruslah berdasar pada prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan
(sustainable tourism development). Prinsip ini dapat digunakan untuk
menunjang kawasan wildlife tourism yang berada di Pulau Senoa. Prinsip ini
dapat digunakan untuk mengembangkan potensi wisata alam sekaligus menjaga
kelestarian ekosistem yang ada. Potensi wisata yang dimiliki Pulau Senoa ini
tergolong sebagai wisata minat khusus yang banyak dikunjungi oleh para
pengamat burung ataupun ahli botani amatir.

Keberagaman flora fauna endemik yang ada di Indonesia secara


langsung dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung. Salah satunya yang
berada di Pulau Senoa, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna yang
memiliki napoleon biru sebagai hewan endemik ditambah lagi pemandangan
yang menakjubkan. Daya tarik wisata yang disajikan Pulau Senoa mampu
memberikan kesan tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung dengan
melihat langsung habitat penyu hijau beserta terumbu karangnya.

Konservasi Penyu Hijau

Konservasi penyu hijau atau tukik perlu untuk dilakukan, mengingat


populasinya yang kian menipis oleh perburuan liar serta habitatnya yang
terancam oleh predator lain. Menurut Pata’dungan (2013:920) dikatakan bahwa
The International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah
mengklasifikasikan beberapa jenis penyu sesuai dengan tingkat ancaman dan

12
kepunahannya. Diantaranya, penyu belimbing, penyu Kemp’s Ridley dan
penyu sisik diklasifikasikan sebagai “sangat terancam punah”. Status ini
diberikan IUCN Red list (daftar merah) kepada spesies yang menghadapi resiko
kepunahan dalam waktu dekat.

Gambar 2.2.1 Penyu hijau yang baru menetas atau tukik

Terancamnya habitat penyu hijau dapat disebabkan oleh beberapa


faktor yang mendukungnya. Perburuan liar dengan cara mengonsumsi,
memperdagankan, atau bahkan pengawetan penyu hijau yang kian marak
menjadi pokok utama menurunnya kapasitas penyu. Selain itu faktor alam juga
ikut serta dalam faktor kepunahan yang terjadi. Banyaknya predator pemangsa
penyu ataupun telur penyu juga sering menjadi ancaman tersendiri. Ditambah
lagi ancaman penyakit oleh virus, bakteri ataupun air yang tercemar. Faktor
alam yang terjadi juga dapat dipengaruhi oleh kondisi iklim yang menyebabkan
permukaan air laut yang naik dan abrasi pantai yang menjadikan penyu
kesulitan mencari tempat untuk bertelur.

Pengelolaan konservasi penyu hijau selain dapat memberdayakan penyu


juga dapat mendorong daya tarik wisata di Pulau Senoa. Adanya dorongan daya
tarik wisata oleh habitat penyu hijau ini perlu dilestarikan guna menjaga ciri
khas dari Pulau Senoa sendiri. Guna melancarkan aktivitas konservasi penyu
hijau, Kementerian Kelautan dan Perikanan memprogramkannya melalui

13
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 mengenai Konservasi Sumber
Daya Ikan, Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Nomor 13/permen-kp/2014 tentang Jejaring Kawasan Konservasi Perairan,
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30 Tahun 2010 tentang
Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2008 tentang Kawasan
Konservasi Perairan di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil.

Gambar 2.2.2 Penyu hijau dewasa

Sumber

Konservasi Terumbu Karang

Terumbu karang tergolong sebagai komponen utama yang berada di


pesisir dan laut. Terumbu karang merupakan rumah bagi sejuta ikan yang hidup
didalamnya. Keunikan ini menjadikan terumbu karang sangat bernilai baik bagi
ekosistem kelautan ataupun daya tarik wisata karena keindahannya. Akan tetapi
rapuhnya komponen terumbu karang menjadikannya terancam mengalami
kerusakan.

Konservasi terumbu karang perlu dilakukan mengingat Pulau Senoa


yang digolongkan sebagai ekowisata bahari. Selain itu pulau ini juga diminati
para wisatawan mancanegara karena potensi wisata minat khusus yang berupa
snorkeling ataupun pengamatan biota laut. Pulau Senoa sendiri telah dikenal
luas dengan keindahan terumbu karang yang dimiliki.

14
Gambar 2.2.3 Terumbu karang di Pulau Senoa

Adapun salah satu keunggulan yang patut dibanggakan dari Pulau


Senoa yaitu napoleon biru. Napoleon biru merupakan hewan endemik yang
mendiami pulau ini. Napoleon biru ini dapat ditemukan di daerah terumbu
karang. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para penyelam yang
menikmati terumbu karang dimana dapat melihat secara langsung hewan ini di
sela-sela terumbu. Akan tetapi, maraknya perdagangan bebas menjadikan ikan
napoleon populasinya kini mulai terusik. Ikan Napoleon tergolong sebagai
spesies yang masuk dalam daftar merah International Union for The
Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) yang telah ditetapkan
sebagai potensi sumber daya sebagai batas kritis, langka, dan terancam
populasinya dan juga termasuk dalam daftar appendik II Convention on
International Trade in Endangered Species (CITES).

Gambar 2.2.4 Napoleon biru

15
BAB III
PENUTUP

Pulau Senoa memiliki daya tarik wisata yang dapat dikembangkan sehingga
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Objek wisata yang dimiliki pun
bervariasi karena kondisi alam yang beragam. Pulau Senoa yang luasnya sekitar 2,4
km2 dan tidak berpenduduk. Objek wisata Pulau Senoa memiliki daya tarik wisata
alamnya seperti keindahan pulau yang berbentuk ibu hamil menjadi nilai daya tarik
Pulau Senoa tersebut yang berlokasi di wilayah Desa Sepempang, Kecamatan
Bunguran Timur dan pengunjung juga dapat menikmati keindahan pulau saat dalam
perjalanan menuju Pulau Senoa dengan menggunakan pompong milik nelayang dari
pelabuhan teluk baruk.

Kepulauan Natuna tergolong sebagai pulau yang memiliki daya tarik wisata
yang memukau di manca negara. Banyaknya ditemui beragam keunikan biota laut
menjadi daya pikat utama bagi para pecinta wisata minat khusus. Kepulauan Natuna
terdiri dari Pulau Senoa yang terkenal akan destinasi wisata snorkeling. Para wisatawan
akan dimanjakan dengan indahnya terumbu karang dan beserta hewan endemik dari
Pulau Senoa yang dikenal dengan ikan napoleon biru. Tidak hanya itu saja terdapat
tempat konservasi bagi para penyu hijau yang dapat dijadikan wisata edukasi dengan
pemandangan pulau yang menakjubkan.

Selain itu flora dan fauna yang beraneka ragam yang terdapat di Pulau Senoa
tersebut. serta sudah di tetapkannya zona-zona kawasan pengembangan flora dan
fauna. dengan adanya zona-zona atau lokasi yang sudah di tetapkan akan menjadi daya
tarik pulau tersebut. Daya tarik wisata alam lainnya pengunjung dapat melihat
hamparan batu berserakan di pesisir pantai, pengunjung hanya bisa berfoto-foto saja
karena untuk melakukan aktivitas lain tidak memungkinkan di karenakan adanya batu-
batuan yang ada di pulau ini cukup curam karena berada di bibir pantai. Selain berfoto-
foto pengunjung juga dapat melakukan kegitan camping, memancing dan banyak
kegiatan yang dapat di lakukan oleh pengunjung.

16
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://natunakab.go.id/

https://traverse.id/alam/pulau-senua-menikmati-pulau-tropis-terdepan-nkri-di-laut-
china-selatan/@himsaifanah

https://wisatalova.com/keindahan-pulau-natuna-si-cantik-yang-jadi-rebutan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi_intertidal

Indonesia sebagai Negara kepulauan, Badan Informasi Geospasial, 2012

Pata’dungan, Y Roby. Implementasi CITES dalam Upaya Konservasi Penyu di


Indonesia. Samarinda: Universitas Mulawarman. eJournal Ilmu Hubungan
Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013:919-930.

Peraturan Daerah (PERDA) Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah


(RIPPDA) Kabupaten Natuna Nomor 05 Tahun 2012 Bab V Kawasan
Wisata bagian ketiga pasal 22a

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 13/permen-


kp/2014 tentang Jejaring Kawasan Konservasi Perairan.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30 Tahun 2010 tentang Rencana
Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2008 tentang Kawasan
Konservasi Perairan di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil.

Provinsi Kepulauan Riau (KEPRI), Kabupaten Natuna sesuai Undang-Undang Nomor


33 Tahun 2008

17
Rusita. 2007. Studi Pengembangan Produk Wisata Alam di Kawasan Taman Nasional
Gunung Palung Kalimantan Barat. Tesis. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

Surat Keputusan Bupati Natuna No: 158 Tahun 2010

Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, oleh Menteri Dalam Negeri

18

Anda mungkin juga menyukai