Muller-Lyer Ilusion Experiment (Bahasa Indonesia)
Muller-Lyer Ilusion Experiment (Bahasa Indonesia)
01/EXP/2019
NIM : C021181308
Inisial Subjek :N
Umur : 19 Tahun
stimulus, ketika variabel stimulus digerakkan secara in-ward, out-ward dan in-out-
ward?
1.2.1.1 Persepsi
Persepsi adalah proses yang terjadi saat individu menerima stimulus yang
1
2
terus-menerus selama individu masih menerima stimulus dari alat indra. Stimulus
diperoleh individu dari luar maupun dalam diri individu tersebut (Walgito, 2010).
terhadap rangsangan yang diterima oleh individu sehingga menjadi sesuatu yang
berarti di dalam diri. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
ditangkap oleh alat indra (Walgito, 2010). Persepsi dapat membuat individu sadar
Persepsi juga dapat diartikan sebagai proses akhir dari pengamatan yang
stimulus dari luar oleh alat indra, stimulus akan diteruskan ke otak, setelah itu
individu akan sadar mengenai apa yang akan dipersepsikan. Respon sebagai akibat
dari persepsi dapat diterima dalam berbagai macam bentuk (Walgito, 2010).
Terdapat istilah size constancy dalam persepsi yang memiliki kaitan erat dengan
ilusi yaitu bahwa suatu benda mempertahankan ukuran yang sama meskipun dalam
realita ada perubahan ukuran. Ukuran gambar pada retina bergantung pada jarak
objek itu dari mata. Objek yang sama dengan dua jarak yang berbeda akan
1.2.1.2 Atensi
memungkinkan individu mengambil bagian yang terbatas dari informasi yang luas,
baik itu melalui sensorik maupun dari ingatan individu (Shomstein, 2010). Atensi
juga dapat diartikan sebagai cara individu memusatkan perhatiannya pada suatu
3
objek simultan (Colman, 2015). Atensi juga dapat diartikan sebagai cara individu
memusatkan perhatiannya pada suatu objek simultan. Pemusatan adalah inti dari
Lamy (dalam King, 2016) menyatakan bahwa atensi merupakan suatu proses
Individu sering terlibat dalam proses atensi selektif, yaitu saat individu cenderung
lebih berfokus pada aspek tertentu dan mengabaikan aspek yang lainnya. Atensi
memiliki beberapa sifat, diantaranya sifat selektif dan dapat diubah. Atensi bersifat
selektif karena sumber dalam otak memiliki sifat terbatas sehingga seorang individu
tidak dapat memerhatikan beberapa hal sekaligus. Selain bersifat selektif, atensi
juga dapat diubah atau dialihkan, sehingga ketika individu dapat memerhatikan satu
stimulus dapat dengan mudahnya beralih ke stimulus lain dengan alasan bahwa
Morgan (1979) menjelaskan bahwa proses dasar dari atensi adalah filtering atau
memandang atensi sebagai proses kognitif yang menyeleksi informasi penting yang
sebagai berikut:
merasakan sinyal untuk target stimulus tertentu. Dengan atensi, individu dapat
4
sinyal.
lingkungan tertentu. Search dapat terjadi ketika individu secara aktif mencari
suatu benda namun individu tersebut juga tidak yakin dimana akan
rangsangan tertentu. Misalnya jika individu mendeteksi asap (sebagai hasil dari
sumber asap.
3. Fungsi selective attention. Fungsi atensi ini terkait dengan memilih rangsangan
yang individu perhatikan dan yang akan diabaikan oleh individu. Dengan
4. Fungsi devided attention. Individu sering berhasil mengerjakan lebih dari satu
tugas pada suatu waktu dan menggeser perhatiannya untuk dialokasikan dengan
hati-hati ke tugas yang lain sesuai dengan kebutuhan. Fungsi atensi ini dapat
Morgan (1979) menyatakan bahwa setiap orang tidak dapat mengolah seluruh
informasi yang masuk atau diterima. Proses atensi melibatkan proses penyaringan
5
atau pemblokiran informasi yang tidak penting atau relevan dengan informasi
sensoris yang akan diterima. King (2016) menyatakan bahwa atensi terbagi menjadi
a) Atensi selektif adalah atensi yang memfokuskan pada aspek spesifik sebuah
pengalaman dan mengabaikan aspek yang lain (King, 2016). Atensi selektif
b) Atensi dialihkan adalah atensi saat individu berfokus pada suatu hal yang
menarik perhatiannya, lalu ada stimulus lain yang datang yang bersifat
mengganggu atensi awal dan menarik perhatian sehingga stimulus tersebut akan
c) Atensi terbagi adalah atensi ketika perhatian individu terbagi ke dalam beberapa
hal sehingga individu harus memerhatikan beberapa hal tersebut dalam waktu
Atensi tidak hanya bervariasi berdasarkan jenis fokusnya, tetapi juga apa yang
menjadi fokus dari atensi tersebut. Morgan (1979) berpendapat bahwa di dalam diri
manusia terdapat faktor eksternal dan faktor internal yang bertugas dalam
mengarahkan atensi. Faktor eksternal terdiri dari intensitas dan ukuran, kontras dan
novelty, pengulangan, serta pergerakan. Faktor internal terdiri dari motive atau
Atensi juga dapat terjadi secara sadar dan tidak sadar. Contoh atensi yang terjadi
secara sadar, yaitu ketika melihat sebuah baju yang dipajang. Atensi secara sadar
membantu diri untuk lebih mengendalikan tingkah laku. Contoh dari atensi secara
6
tidak sadar yaitu ketika mengarahkan pandangan rangsangan yang menarik kognisi.
saat melihat baju yang dipajang depan butik (Danarjati, Murtiadi, & Ekawati,
2013).
tingkat yang lebih tinggi di bagian otak (King, 2016). Proses top-bottom terjadi
ketika individu merasakan apa yang sedang terjadi saat itu dan mengaplikasikan
kerangka kerja tersebut pada informasi terhadap dunia luar. Selama proses top-
down, persepsi dipandu oleh pengetahuan tingkat tinggi, pengalaman, harapan, dan
motivasi (Feldman, 2011). Individu dapat mengetahui arti dari kalimat dengan
mengirimkan ke otak untuk dilakukan analisis dan dinterpretasikan. Hal ini dapat
diartikan bahwa informasi akan diambil dari lingkungan lalu akan diproses
1.2.1.3 Ilusi
Ilusi merupakan persepsi dari suatu stimulus visual yang merepresentasikan apa
yang dipersepsikan dalam suatu cara yang berbeda dengan realita yang ada (Solso,
sensorik yang tidak melekat pada stimulus itu sendiri. King (2016) mendefinisikan
7
bahwa ilusi merupakan sesuatu yang tidak benar namun bukan sesuatu yang bersifat
abnormal.
terjadi (King, 2016). Beberapa ilusi terkenal seperti ilusi Pogendorff dan Muller-
Lyer dapat berhasil ketika sistem sensorik dan persepsi individu disesatkan oleh
memengaruhi persepsi saat individu berhadapan dengan ilusi. Interpretasi dari yang
ditangkap oleh alat visual individu terkadang berbeda-beda sesuai dengan budaya
Ilusi mempunyai beberapa tipe yang terdiri dari 200 tipe ilusi. Beberapa
diantara tipe ilusi yang biasa ditemukan adalah ilusi Muller-Lyer, ilusi Ponzo, dan
garpu tala iblis. Ilusi Muller-Lyer merupakan bagian dari ilusi visual. Ilusi visual
berkaitan dengan stimulus fisik, terutama bagian visual yang secara konsisten
dengan jarak dan dapat terjadi saat dua buah garis secara objektif tampak tidak sama
panjangnya karena ada garis-garis lain yang membentuk sebuah panah pada ujung
garis tersebut. Ilusi Muller Lyer dapat dipahami sebagai kombinasi dari dua faktor
yang berlawanan, yaitu confluxion (pertemuan) dan kontras (Zeman, 2013). Ilusi
Muller-Lyer dicetuskan pertama kali oleh seorang psikiater dan sosiolog asal
dalam terlihat lebih pendek dibandingkan dengan sebuah garis yang sama
dari individu cenderung lebih besar terjadi ketika ujung panah mengarah ke dalam
sehingga membuat individu melihat garis tersebut lebih panjang daripada garis
diciptakan untuk menjawab pertanyaan tentang jalur aliran informasi dalam sistem
ilusi visual yang bisa saja terbentuk. Pola-pola ini dapat menghasilkan ilusi.
Ilusi Muller-Lyer dapat diperkuat dengan cara mengatur sudut kemiringan ujung
panahnya. Semakin tajam sudut yang dihasilkan, maka semakin kuat ilusi tersebut.
Sudut kemiringan ujung panah dalam ilusi Muller-Lyer dapat membuat individu
keliru dalam mempersepsikan panjang garis dalam ilusi tersebut (Sternberg, 2009).
1.2.2 Hipotesis
1.2.2.1 Individu
Ada perbedaan estimasi terhadap standar stimulus dan variabel stimulus, ketika
individu.
1.2.2.2 Kelompok
Ada perbedaan estimasi terhadap standar stimulus dan variabel stimulus, ketika
Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan The One
Sarana yang digunakan dalam penelitian ini adalah Muller Lyer Illusions
Apparatus.
digunakan.
4. OP duduk pada kursi yang telah disediakan menghadap papan ilusi dengan jarak
terdapat sebuah alat yang bernama ilusi Muller Lyer. Pada alat tersebut, terdapat
sebuah garis di sisi kiri saudara yang telah ditentukan posisinya, sehingga tidak
bisa Anda ubah. Tugas Anda adalah memberikan arahan kepada praktikan agar
garis di sisi kiri sama panjang dengan garis di sisi kanan, dengan menggeser
garis di sisi kanan ke arah dalam (in-ward), luar (out-ward), dan bebas (in-out-
7. Percobaan ini di lakukan lima belas kali (15), yaitu lima (5) kali in-ward, lima
10. Peneliti masuk kembali ke dalam ruangan dan membenahi segala sesuatunya.
1.4 Hasil
1.4.1.1 Individu
Data yang dimasukkan ke dalam tabel adalah hasil data yang diperoleh melalui
praktikum.
1.4.1.2 Kelompok
Data yang dimasukkan ke dalam tabel adalah nilai rata-rata individu dalam
kelompok.
11
1.4.2.1 Individu
Data yang dimasukkan ke dalam tabel adalah nilai rata-rata dari individu.
Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil in-ward, out-ward, dan in-
1.4.2.2 Kelompok
1. Hipotesis 1
Data yang dimasukkan ke dalam tabel adalah nilai Z score kelompok yang
diperoleh melalui analisis data menggunakan aplikasi SPSS versi 22. Data yang
2. Hipotesis 2
In-ward Standar
Asym.Sig. (2-tailed) 0.043
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil
SPSS versi 22, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,043. Signifikansi nilai t lebih
Out-ward Standar
Asym.Sig. (2-tailed) 0.043
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil
SPSS versi 22, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,043. Karena signifikansi nilai
t lebih kecil dari 0.05 (nilai t > 0.05), maka diperoleh hasil yang signifikan.
Out-ward Standar
Asym.Sig. (2-tailed) 0.043
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil
SPSS versi 22, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,043. Karena signifikansi nilai
t lebih kecil dari 0.05 (nilai t > 0.05), maka diperoleh hasil yang signifikan.
1.4.3 Observasi
Berikut ini adalah kondisi fisik yang teramati dalam praktikum ini:
1. Terdapat dua buah Air Conditioner (AC) yang dinyalakan saat praktikum
berlangsung.
3. Terdapat empat buah kursi yang dipakai saat praktikum, satu meja dosen dan
satu kursi dosen. Terdapat dua orang asisten yang selalu berada di dalam ruangan
4. Terdapat dua box makanan beserta minuman yang berada di atas meja dosen.
5. Terdapat dua buah alat praktikum Muller-Lyer yang berada di atas kursi.
Berikut ini adalah kondisi psikologis yang teramati dari testee dalam praktikum ini:
1. Berdasarkan hasil interview dengan testee, testee mengatakan bahwa saat proses
testee, testee mengatakan bahwa hal itu terjadi karena testee kurang fokus di
awal praktikum.
hal tersebut dilakukan karena testee ingin mendengarkan lebih jelas instruksi
dari praktikan.
testee merasa lelah karena baru saja naik ke lantai 3 dari lantai 1 dan langsung
diri mengenai apa sebenarnya yang akan testee lakukan dalam praktikum ini.
1.5 Pembahasan
1.5.1 Individu
Testee yang berinisial N dapat menyelesaikan tiga bagian pada praktikum ini,
yaitu bagian in-ward, out-ward, dan in-out-ward. Setiap bagian pada praktikum ini
bagian yang jika dilihat dari jawaban testee, lebih mendekati stimulus standar
daripada bagian yang lain. Jumlah jawaban yang diperoleh testee pada masing-
masing bagian adalah -14.9 untuk in-ward, -20.5 untuk out-ward, dan -14.6 untuk
15
Testee mengatakan bahwa ketika masuk, testee merasa biasa saja namun juga
pada saat itu, sehingga praktikan harus mengulang penjelasan. Dalam penjelasan
yang kedua, testee sudah mulai memahami instruksi. Keadaan yang dialami testee
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sternberg (2009) yang menyatakan
fungsi selective atensi terkait pemilihan rangsangan yang akan diperhatikan dan
yang akan diabaikan oleh individu. Dengan mengabaikan atau paling tidak
Dari hasil wawancara, testee merasa telah melihat garis yang sama panjang atau
sudah mendekati dan merasa jawabannya telah benar. Namun dari pencatatan hasil
yang dilakukan oleh praktikan, rata-rata jawaban yang diperoleh testee pada
masing-masing bagian adalah -2.98 untuk in-ward, -4.5 untuk out-ward, dan -2.92
untuk in-out-ward. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori yang dikemukakan oleh
Sternberg (2009) mengenai size constancy dalam persepsi yang memiliki kaitan
yang erat dengan ilusi yaitu bahwa suatu benda, secara objektif, dinilai
mempertahankan ukuran yang sama meskipun dalam realita ada perubahan ukuran.
16
1.5.2 Kelompok
Data yang berupa jumlah hasil testee pada masing-masing bagian dalam
praktikum ini dianalisis dengan uji Wilcoxon menggunakan aplikasi SPSS versi 22.
Berdasarkan analisis diperoleh hasil dengan yang signifikansi sebesar 0.043. Hasil
dilakukan pada bagian pertama (in-ward) lebih kecil dibandingkan kesalahan yang
dilakukan pada bagian kedua (out-ward). Namun pada testee berinisial DM, hasil
yang diperoleh menunjukkan sebaliknya, kesalahan yang dilakukan pada bagian in-
Keadaan yang dialami testee sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
rangsangan yang akan diperhatikan dan yang akan diabaikan oleh individu. Dengan
lainnya berjalan.
1.6 Simpulan
1.6.1 Individu
Berdasarkan data hasil praktikum yang telah diperoleh, terlihat bahwa terdapat
standar stimulus dan variabel stimulus ketika variabel stimulus digerakkan secara
jawaban yang paling mendekati standar stimulus saat variabel stimulus digerakkan
secara in-out-ward.
1.6.2 Kelompok
Berdasarkan data hasil analisis uji Wilcoxon dengan aplikasi SPSS versi 22,
diperoleh hasil dengan nilai signifikansi sebesar 0.043. Nilai signifikansi yang lebih
kecil dari 0.05 menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Oleh karena itu, dapat
variabel stimulus ketika variabel stimulus digerakkan secara in-ward, out-ward dan
Ilusi yang berkaitan dengan persepsi dan atensi seseorang seringkali dijumpai di
sehari-hari:
keliru dalam mempersepsikan jarak dan ukuran, serta memberikan kesan atau
militer pada penelitian ini memiliki personality traits yang tinggi pada
4. Penelitian yang dilakukan oleh Van Der Kamp (2008) menunjukkan bahwa
sesuai dengan prinsip ilusi Muller Lyer, posisi tangan penjaga gawang
gawang.
5. Penelitian yang dilakukan Baroun (2005) menunjukkan bahwa pria dan wanita
persepsi individu.
Peneliti
NIM C021181308
19