Anda di halaman 1dari 8

ANALISA PENGARUH EKSPOR SEKTOR PERTAMBANGAN

TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO DI INDONESIA


TAHUN 1996 – 2016

ANALYSIS EFFECT OF EXPORT MINING SECTOR TO GROSS DOMESTIC


PRODUCT IN INDONESIA IN 1996 - 2016

SARI ULY SIBARANI1, ZELLA NAVTALIA2

Bidang Khusus Manajemen dan Ekonomi Minerba, Institut Teknologi Bandung


Jl. Ganesha 10 Bandung, 40132, Jawa Barat, Indonesia
E-mail : sariulysibarani@gmail.com, zellanavtalia@gmail.com

ABSTRAK
Ekspor pertambangan di Indonesia akan mempengaruhi perekonomian negara. Peningkatan ekspor pertambangan
akan meningkat devisa negara yang ditandai dengan pertumbuhan pendapatan negara. Perhitungan pendapatan
negara dapat dilakukan dengan metode pendekatan Produk Domestik Bruto Indonesia (PDB). Penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh ekspor pertambangan terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia (PDB). Data yang
digunakan adalah data skunder ekspor pertambangan dan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 1996 – 2016.
Metode analisis yang digunakan adalah analisa regresi dengan program SPSS 24.0. Dari hasil analisa faktor-faktor
regresi dapat disimpulkan bahwa ekspor pertambangan berpengaruh positif terhadap Produk Domestik Bruto.
Hasil analisa regresi adalah Y= 455312,715 + 15,013 X yang artinya: Angka 455312,715 berarti jika tidak ada Ekspor
Sektor Pertambangan (X) maka nilai konstan PDB Indonesia (Y) adalah sebesar 455312,715 Juta US$. Angka 15,013
berarti bahwa setiap penambahan 1% tingkat Ekspor Sektor Pertambangan (X) maka PDB Indonesia (Y) akan
meningkat sebesar 15,013 Juta US$. Kemudian dilakukan uji hipotesis terhadap kedua variabel tersebut. Nilai Sig
yang didapat dibandingkan dengan nilai probabilitas 0,05 . Nilai Signifikansi yang didapat adalah sebesar 2,67473E-
06 yang berarti lebih kecil dari propabilitas 0,05. Sehingga dapat disimpulkan Ekspor Pertambangan (X)
berpengaruh terhadap PDB Indonesia (Y). Selain itu dilakukan juga uji hipotesis perbandingan nilai t hitung dengan
t tabel. Nilai t hitung adalah sebesar 6,581 dan nilai t tabel sebesar 2,093. Karena nilai t hitung lebih besar dari nilai
t tabel maka Ekspor Pertambangan (X) berpengaruhi terhadap PDB Indoneisa (Y). Hasil nilai uji R square sebesar
0,695, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Ekspor Sektor Pertambangan (X) terhadap PDB Indonesia (Y) adalah
sebesar 69,5%, sedangkan 30,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Kata kunci : Ekspor, PDB, Pertambangan

ABSTRACT

Mining exports in Indonesia will affect the economy of the State. Increase in mining exports will increase
foreign exchange State marked by State revenue growth. The calculation of State income can be done by the
approach method of Gross Domestic Product of Indonesia (GDP). This research is to know the influence of mining
exports to Indonesia Gross Domestic Product (GDP). The data used are secondary data of mining exports and Gross
Domestic Product (GDP) 1996 - 2016. The analysis method used is regression analysis with SPSS 24.0 program.From
the analysis of regression factors can be concluded that mining exports have a positive effect on Gross Domestic
Product. The result of regression analysis is Y = 455312,715 + 15,013 X which means: Number 455312,715 means
if there is no Mining Sector Exports (X) then the constant value of GDP Indonesia (Y) is 455312,715 Million US $.
Than 15,013 means that every 1% increase in Export Mining Sector Level (X) then GDP of Indonesia (Y) will increase
by 15,013 Million US $. Then tested the hypothesis against both variables. Sig value compared with probability
value 0,05. Significance value is equal to 2.67473E-06 which means smaller than the 0.05 probability. So, it can be
concluded Mining Export (X) effect on GDP Indonesia (Y). In addition, also tested the hypothesis of comparison t
value arithmetic with t table. The value of t arithmetic is 6,581 and t table is 2.093. Because the value of t arithmetic

1
bigger than the value of t table, so Export Mining (X) affect the GDP Indonesia (Y). The result of R square value is
0.695, it shows that the effect of Mining Sector Exports (X) to GDP of Indonesia (Y) is 69.5%, while 30.5% is influenced
by other un-researched variables.

Keywords: Export, GDP, Mining

Permintaan ekspor adalah jumlah barang/jasa


PENDAHULUAN
yang diminta untuk diekspor dari suatu negara
Salah satu indikator keberhasilan suatu negara ke negara lain (Sukirno, 2010).
adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan Kegiatan ekspor suatu negara menentukan
ekonomi merupakan perubahan tingkat seberapa besar ketergantungan negara
kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tersebut terhadap perdagangan internasional
tahun. Sehingga untuk mengetahuinya harus (Yusgiantoro, 2010). Ekspor merupakan faktor
diadakan perbandingan pendapatan nasional penting dalam merangsang pertumbuhan
dari tahun ke tahun, yang dikenal dengan laju ekonomi suatu negara. Ekspor akan
pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 1985). Laju memperbesar kapasitas ekonomi suatu negara
pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dalam meningkatkan output dunia, serta
diketahui dari nilai PDB (Produk Domestik menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang
Bruto) tiap tahunnya. Produk Domestik Bruto langka dan pasar-pasar internasional yang
adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang potensial untuk berbagai produk ekspor. Tanpa
diproduksi oleh suatu negara pada periode produk-produk tersebut, maka negara-negara
tertentu. miskin tidak mampu mengembangkan kegiatan
Pada saat ini PDB Indonesia terus mengalami dan kehidupan perekonomian nasionalnya.
peningkatan, hal ini tentunya dipengaruhi oleh Ekspor juga dapat membantu semua negara
beberapa faktor seperti Konsumsi, Pengeluaran dalam menjalankan usaha-usaha
Pemerintah, Investasi, dan Ekspor. Oleh karena pembangunannya melalui promosi serta
itu ekspor memegang peranan penting dalam penguatan sektor-sektor ekonomi yang
perekonomian suatu negara. Jika ekspor suatu mengandung keunggulan komparatif, baik
negara meningkat maka perekonomian negara itu berupa ketersediaan faktor-faktor
tersebut akan lebih meningkat lagi, karena produksi tertentu dalam jumlah yang
adanya proses multiplier dalam perekonomian melimpah, atau keunggulan efesiensi alias
tersebut. produktifitas tenaga kerja. Ekspor juga dapat
Ekspor Indonesia terdiri dari ekspor migas dan membantu semua negara dalam mengambil
non migas. Ekspor non migas meliputi sektor keuntungan dari skala ekonomi yang mereka
pertanian, industri, pertambangan, dan lainnya. miliki (Todaro & Smith, 2004).
Berdasarkan Data Ekspor Indonesia, ekspor Secara umum, ada beberapa manfaat atau
sektor pertambangan mengalami penurunan peranan yang dapat diperoleh dari kebijakan
sejak tahun 2012 hingga tahun 2016. Namun ekspor (Djamin, 1994:5), antara lain :
PDB Indonesia pada saati itu terus meningkat. 1. Keuntungan komparatif, yaitu suatu negara
Maka dari itu dilakukan analisis pengaruh akan mengekspor hasil produksi yang
antara Ekspor Sektor Pertambangan terhadap darinya terdapat keuntungan lebih besar
Produk Domestik Bruto di Indonesia. dan mengimpor barang-barang yang
darinya terdapat keuntungan yang lebih
kecil.
TINJAUAN PUSTAKA
2. Sektor ekspor menjadi penggerak dari
Ekspor kebijakan perekonomian
Ekspor adalah berbagai macam barang dan jasa 3. Ekspor merupakan sumber devisa bagi
yang diproduksi di dalam negeri lalu dijual di negara bila ekspor naik akan mengakibatkan
luar negeri (Mankiw, 2009). Menurut Punan penerimaan dalam negeri meningkat.
(1992:2) “Ekspor adalah mengeluarkan barang 4. Ekspor menciptakan permintaan efektif yang
dari dalam keluar daerah pabean Indonesia baru. Akibat permintaan barang-barang di
dengan memenuhi ketentuan berlaku. pasar dalam negeri meningkat. Terjadinya

2
persaingan mendorong industri – industri Y = C + I + G + (X-M)…………………..………………(2)
dalam negeri mencari inovasi dan efesiensi
yang menaikkan produktivitas. Menurut Badan Pusat Statistik menyatakan
5. Perluasan kebijakan ekspor mempermudah bahwa indikator penting untuk mengetahui
pembangunan karena industri tertentu kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu
tumbuh tanpa membutuhkan investasi periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk
dalam kapital sosial sebanyak yang Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga
dibutuhkan. yang berlaku atau atas dasar harga konstan.
PDB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah
Produk Domestik Bruto
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam
Analisa makro ekonomi tidak terlepas dari
satu daerah tertentu, atau merupakan jumlah
pengukuran total aktivitas ekonomi dalam
seluruh nilai barang dan jasa akhir yang
suatu negara yang dapat ditunjukan oleh
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu
pendapatan nasional. Indikator tersebut dapat
daerah. PDB atas dasar harga berlaku
menunjukan tingkat kesejahteraan penduduk di
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa
suatu negara. Perhitungan total aktivitas
yang dihitung menggunakan harga yang
ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan
berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas
beberapa metode pendekatan yang berbeda,
harga konstan menunjukan nilai tambah barang
antara lain Produk Domestik Bruto (PDB),
dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan
Produk Nasional Bruto (PNB) dan Pendapatan
harga yang berlaku pada satu waktu tertentu
Nasional Bersih (PNB). Produk Domestik Bruto
sebagai harga dasar.
(PDB) mengukur total kegiatan ekonomi
PDRB (produk domestik regional bruto) dapat
produksi barang dan jasa dalam suatu negara
menggambarkan kemampuan suatu daerah
tanpa memperhatikan kepemilikan asset atau
mengelola sumber daya alam yang dimilikinya.
faktor produksinya, baik asing maupun
Besaran PDRB yang dihasilkan oleh masing-
domestik. (Yusgiantoro, 2010).
masing daerah sangat bergantung kepada
Dalam perekonomian tertutup, seluruh output
potensi sumber daya alam dan faktor produksi
yang dihasilkan di dalam negeri dijual ke pasar
daerah tersebut. Adanya keterbatasan dalam
domestik dan komponen pengeluaran dibagi
penyediaan faktor-faktor tersebut
atas tiga jenis, yaitu konsumsi, investasi dan
menyebabkan besaran PDRB bervariasi antar
pengeluaran pemerintah. Dalam perekonomian
daerah. PDRB atas dasar harga konstan
terbuka, sebagian output dijual ke pasar
menunjukan laju pertumbuhan ekonomi secara
domestik dan sebagian lagi diekspor ke luar
keseluruhan/setiap sektor ekonomi dari tahun
negeri, sehingga dalam perekonomian terbuka,
ketahun dan mengukur laju pertumbuhan
pengeluaran (Y) terdiri dari empat komponen,
konsumsi, investasi, dan perdagangan luar
yakni konsumsi (C), Investasi (I) dan
negeri, perdagangan antar pulau/antar propinsi
pengeluaran pemerintah (G) serta ekspor
(Sulaksono, 2015).
barang dan jasa (X). Hal ini dapat diidentitaskan
Menurut Aryanto (2011), yang lebih relevan
sebagai berikut (Novianingsih, 2011):
untuk digunakan adalah nilai PDRB berdasar
harga konstan daripada PDRB atas dasar harga
Y = C + I + G + X…………………………….……………(1)
berlaku. Prishardoyo (2008) menyatakan tingkat
perkembangan PDRB sebagai ukuran
Karena impor dimasukkan ke dalam
kesuksesan suatu daerah untuk menciptakan
pengeluaran domestik dan karena barang dan
pembangunan ekonomi. Sukirno (1981)
jasa yang diimpor dari luar negeri adalah
menyatakan bahwa peningkatan pertumbuhan
bagian dari output suatu negara maka
ekonomi melalui indikator Produk Domestik
persamaan ini mengurangi pengeluaran pada
Regional Bruto (PDRB) dapat meningkatkan
impor sehingga dapat didefinisikan bahwa
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
ekspor bersih (net eksport) adalah nilai ekspor
dikurangi impor. Identitasnya dapat dituliskan Pengaruh Ekspor terhadap Produk Domestik
menjadi (Novianingsih, 2011): Bruto

3
Dalam teori ekonomi makro (macroeconomic X turun  Y turun  Pertumbuhan Ekonomi
theory), hubungan antara ekspor dengan menurun
tingkat pertumbuhan ekonomi atau
3. Hipotesis Internally Generated Export
pendapatan nasional merupakan suatu
(Growth Optimism)
persamaan identitas karena ekspor
Hipotesis ini menyatakan bahwa
merupakan bagian dari tingkat pendapatan
pertumbuhan ekonomi dalam negeri
nasional (Oiconita, 2006).
merupakan penggerak bagi ekspor. Syarat
Dalam teori ekonomi pembangunan,
utama dalam melakukan ekspor adalah
keterkaitan kedua variabel tersebut
menciptakan iklim yang dapat membawa
merupakan kasus khusus yang menarik untuk
terjadinya proses pertumbuhan ekonomi
dibahas terutama dalam dataran empiris.
dalam negeri yang berkesinambungan.
Dalam perspektif teori ekonomi
pembangunan masalah hubungan kedua Y naik  Pertumbuhan Ekonomi meningkat
variabel tersebut tidak tertuju pada masalah  X naik
persamaan identitas itu sendiri, melainkan 4. Hipotesis Growth Reducing Export (Growth
lebih tertuju pada masalah, apakah ekspor Pessimism)
bagi suatu negara mampu mengerakkan Hipotesis yang menyatakan bahwa
perekonomian secara keseluruhan dan pada pertumbuhan ekonomi justru akan
akhirnya membuahkan kesejahteraan bagi menyebabkan turunnya ekspor, selama
masyarakat (Oiconita, 2006). kehidupan sosial dan budaya serta pranata
Ekspor sebagai sumber pertumbuhan terbesar sosial masyarakat suatu negara (negara-
dalam memperhitungkan besarnya Produk negara sedang berkembang) masih rapuh.
Domestik Bruto (PDB) (Novianingsih, 2011). Y turun  Pertumbuhan Ekonomi menurun
Menurut Aliman dan A. Budi Purnomo (2001)  X turun
dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia
mengenai kausalitas antara ekspor dan
pertumbuhan ekonomi menyatakan bahwa METODOLOGI PENELITIAN
terdapat empat hipotesis atau pandangan yang
Tahapan dalam penelitian analisis pengaruh
sama-sama masuk akal (plausible) dan dapat
dari ekspor sektor pertambangan terhadap
diterima, antara lain:
produk domestik bruto ini dimulai dari
1. Hipotesis Export Led Growth (Export
pengambilan data. Data pada penelitian ini
Optimism)
adalah data sekunder yang diambil dari
Hipotesis ekspor sebagai motor
berbagai sumber yaitu World Bank dan
pengerak bagi pertumbuhan ekonomi,
Kementrian Perdagangan Indonesia.
dimana ekspor dapat memperluas pasar,
Kemudian dilakukan studi literatur untuk
dapat mendorong mengalirnya modal, dan
mempelajari teori-teori yang berhubungan
akan menghasilkan devisa. Oleh karena itu,
dengan Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi
ekspor merupakan faktor penyebab naiknya
suatu Negara. Setelah itu dilakukan analisis
pertumbuhan ekonomi.
regresi linear sederhana terhadap dua variabel
X naik  Y naik  Pertumbuhan Ekonomi yaitu nilai ekspor sektor pertambangan dengan
meningkat produk domesti bruto di Indonesia. Analisis
2. Hipotesis Export Reducing Growth (Export regresi linear sederhana dilakukan dengan
Pessimism) menggunakan software IBM SPSS Statistics 24.
Hipotesis ekspor sebagai mesin bagi Output dari Analisis Regresi ini akan
pertumbuhan ekonomi, dimana dalam menerangkan pengaruh ekspor terhadap
jangka pendek ekspor akan menyebabkan produk domestik bruto.
perekonomian di negara-negara sedang
berkembang rentan terhadap fluktuasi HASIL DAN PEMBAHASAN
perekonomian dunia, adanya proteksi, dan
struktur ekonomi dualistik. Penelitian ini menggunakan data dari tahun
1996-2016. Data Ekspor Sektor Pertambangan

4
bersumber dari Kementrian Perdagangan 2007 11884,90 640863,46
Indonesia dan data PDB (Gross Domestic Bruto) 2008 14906,16 679403,09
bersumber dari Worldbank. Berikut ini data
2009 19692,30 710851,78
Ekspor Pertambangan dan PDB Indonesia 1996-
2016. 2010 26655,50 755094,16
2011 34652,00 801681,84
Tabel 1. Ekspor Pertambangan dan GDP 2012 31329,90 850023,66
Indonesia Tahun 1996 - 2016 2013 31159,40 897261,72
Ekspor 2014 22850,30 942184,64
PDB 2015 19461,20 988127,96
Tahun Pertambangan
(Juta US$) 1037688,0
(Juta US$)
1996 3019,80 471391,05 2016 18171,40 9
1997 3107,10 493545,85 Sumber : Kementrian Perdagangan Indonesia
1998 2704,40 428759,44 dan Worldbank.
1999 2625,90 432151,47
Berdasarkan data, nilai ekspor sektor
2000 3040,80 453413,62
pertambangan mengalami kenaikan dari tahun
2001 3569,00 469933,59
1999 hingga tahun 2011 kemudian terjadi
2002 3743,70 491078,14 penurunan hingga tahun 2016 (Gambar 1). Hal
2003 3995,50 514553,48 ini terjadi karena melemahnya kinerja ekonomi
2004 4761,00 540440,02 di negara-negara tujuan ekspor Indonesia serta
2005 7946,80 571204,95 melemahnya harga-harga komoditas utama
ekspor Indonesia di pasar internasional.
2006 11191,50 602626,66

Ekspor Sektor Pertambangan


40000.00
Ekspor (Juta US$

35000.00
30000.00
25000.00
20000.00
15000.00
10000.00
5000.00
0.00
1997

2004

2013
1996

1998
1999
2000
2001
2002
2003

2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012

2014
2015
2016

Tahun

Gambar 1. Nilai Ekspor Sektor Pertambangan Indonesia 1996-2016

Sedangkan PDB Indonesia (Gambar 2) selalu Indonesia. PDB Indonesia menunjukkan


mengalami peningkatan hingga tahun 2016, peningkatan yang stabil dari tahun ke tahun, ini
hanya pada tahun 1998 terjadi penurunan berarti bahwa perekonomian Indonesia terus
namun meningkat tahun-tahun berikut hal ini bertumbuh setiap tahunnya Di tahun 2016 PDB
disebabkan krisi moneter yang dialami Indonesia mencapai 1,037 Triliun US$.

5
PDB Indonesia
1200000.00

PDB (Juta US$) 1000000.00

800000.00

600000.00

400000.00

200000.00

0.00
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Tahun

Gambar 2. Growth Domestic Product Indonesia 1996-2016

Berdasakan kedua data ini, dilakukan analisis hubungan antara keduanya. Berikut ini adalah
regresi linear sederhana terhadap kedua hasil analisis regresi linear menggunakan IBM
variabel tersebut yaitu Ekspor Sektor SPSS Statistics 22 .
Pertambanga dan PDB Indonesia untuk melihat

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linear

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
455312,71
PDB (Y) 39016,150 11,670 4,14422E-10
5
1
Ekspor
15,013 2,281 0,834 6,581 2,67473E-06
Pertambangan (Y)

a. Dependent Variable: GDP Indonesia

Dari hasil analisis regresi linear diatas, nilai konstan GDP Indonesia (Y) adalah
maka dapat diketahui: sebesar 455312,715 Juta US$.
b = Angka koefisien regresi, yang bernilai
Persamaan Regresi
15,013. Angka ini berarti bahwa setiap
Y = a + bx penambahan 1% tingkat Ekspor Sektor
a = Angka konstan dari unstandardized Pertambangan (X) maka PDB Indonesia
Coeeficients, yaitu sebesar 455312,715. (Y) akan meningkat sebesar 15,013 Juta
Angka ini merupakan angka konstan US$. Nilai koefisien regreresi positif (+)
yang menjelaskan bahwa jika tidak ada maka dapat dikatakan bahwa Ekspor
Ekspor Sektor Pertambangan (X) maka Sektor Pertambangan (X) berpengaruh
positif terhadap PDB Indonesia (Y).

6
Maka didapat persamaan regresi : b. Uji Hipotesis membandingkan nilai t
Y= 455312,715 + 15,013 X hitung dengan t tabel
Berdasarkan hasil pada Tabel 2, nilai t
Uji Hipotesis
hitung adalah sbesar 6,581. Maka langkah
Ho = Ekspor Pertambangan (X) Tidak ada selanjutnya adalah mencari t tabel.
pengaruh terhadap PDB (Y)  Tingkat kepercayaan 0,05/2 = 0,025 (Uji
Ha = Ada pengaruh Ekspor Pertambangan (X) dua sisi)
Tidak ada pengaruh terhadap PDB (Y)  Derajad kebebasan (df) = 21-2= 19
a. Uji Hipotesis membandingkan nilai Sig
Keduanya digunakan dalam mencari nilai t
dengan 0,05
tabel, maka didapat nilai t tabel sebesar
Dari Tabel 2 diketahui nilai Signifikansi
2,093. Karena nilai t hitung lebih besar dari
sebesar 2,67473E-06 yang berarti lebih
nilai t tabel maka Ho ditolak dan Ha
kecil dari propabilitas 0,05. Sehingga
diterima.Untuk lebih jelas lagi, berikut ini
dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha
adalah kurva distribusi t dari hasil tersebut.
diterima

Gambar 3. Kurva Distrusi t

Besarnya Pengaruh Variabel (X) terhadap nilai R square sebesar 0,695 (Tabel 3). Hal ini
Variabel (Y) menunjukkan bahwa pengaruh Ekspor Sektor
Pertambangan (X) terhadap PDB Indonesia (Y)
Hasil analisis regresi linear menggunakan SPSS
adalah sebesar 69,5%, sedangkan 30,5%
tadi memberikan
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Tabel 3. Model Summary

Model Summary
Adjusted Std. Error of the
Model R R Square
R Square Estimate

1 ,834a 0,695 0,679 111676,26981


a. Predictors: (Constant), Ekspor Pertambangan

7
KESIMPULAN DAN SARAN Djamin, Zulkarnain. 1993. Peranan Ekspor Non
Migas Dalam PJPII Prospek &
Berdasarkan Hasil Pembahasan dapat ditarik
Permasalahan. Jakarta. FE UI.
kesimpulan sebagai berikut:
Mankiw, N. Gregory. 2009. Makroekonomi, (Edisi
1. Nilai Ekspor Sektor Pertambangan 7). Jakarta: Penerbit Erlangga.
berpengaruh positif terhadap PDB di Novianingsih, D. Ayu. 2011. Analisis Hubungan
Indonesia Antara Ekspor Dan PDB Di Indonesia
2. Pengaruh Ekspor Sektor Pertambangan Tahun 1999-2008. Skripsi Dipublikasikan,
terhadap PDB adalah sebesar 69,5%, Ilmu Ekonomi, Universitas Diponogoro
sedangakan 30,5% nya dipengaruhi oleh Oiconita, Naomi. 2006. “Analisis Ekspor dan
variabel lain yang tidak diteliti Output Nasional Di Indonesia : Periode
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan 1980-2004, Kajian Tentang Kausalitas dan
kesimpulan diatas maka penulis memberikan Kointegrasi”. Tesis Dipublikasikan, Ilmu
beberapa saran, yaitu sebagai berikut: Ekonomi, Universitas Indonesia.
1. Ekspor Sektor Pertambangan di Indonesia Prasetyo, P. Eko. 2009. Fundamental Makro
harus selalu ditingkatkan, karena hal ini Ekonomi. Yogyakarta: Beta Offset.
sangat berpengaruh terhadap Sirojuzilam, (2008). Disparitas Ekonomi dan
peningkatan PDB Indonesia. Perencanaan Regional, Ketimpangan
2. Peningkatan Ekspor bukan satu-satunya Wilayah Barat dan Wilayah Timur Provinsi
cara untuk meningkatkan PDB Indonesia, Sumatra Utara, Pustaka Bangsa Press.
karena terdapat variabel lainnya yang juga Sukirno, Sadono. 2010. Makroekonomi. Teori
berpengaruh seperti konsumsi, investasi, Pengantar Edisi Ketiga. PT. Raja Grasindo
dan pengeluaran pemerintah. Perseda. Jakarta.
Sukirno, Sadono. 1981. Pengantar Ekonomika
UCAPAN TERIMAKASIH Makro. Jakarta: FEUI
Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan:
Penulis memberikan ucapan terima kasih
Proses, Masalah, dan Kebijaksanaan. LPFE-
kepada Dosen Ekonomi Makro Magister
UI. Jakarta.
Rekayasa Pertambangan Institut Teknologi
Sulaksono, Agus. 2015. Pengaruh Investasi Dan
Bandung yang memberikan saran, ilmu dan
Tenaga Kerja Terhadap PDB Sektor
masukan sehingga terwijudnya hasil kajian ini.
Pertambangan Di Indonesia. Jurnal
Ekonomi Bisnis Volume 20 No. 1, pp. 16-24.
DAFTAR PUSTAKA
Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan:
Aliman, dan A. Budi Purnomo. 2001. Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah).
Kausalitas Antara Ekspor dan Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Ekonomi Yusgiantoro, Purnomo. 2010. Perekonomian
dan Bisnis Indonesia, Vol. 16, No. 2, pp. Indonesia. Jakarta: Penerbit Gramedia.
122-137.
Aryanto, Rudi. 2011. Analisa Kemandirian
Keuangan Daerah Dan Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten/Kota Di Sumatera
Selatan. Journal Ilmiah. Vol. III, No. 2, pp.
98-115.
Badan Pusat Statistik. 2018. Data Statistik
Indonesia. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2018. Pengertian
Pendapatan Nasional. Dikutip 16 April
2018. Tersedia di
https://www.bps.go.id/subject/11/produk-
domestik-bruto--lapangan-usaha-.html.

Anda mungkin juga menyukai