Anda di halaman 1dari 2

SURVEILENS AFP

No. Dokumen : 440/ /SOP/PKM RCB/II/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit : 02-01-2019

Halaman :½

UPTD
H. TATANG HIDAYAH, SKM, M.Si
PUSKESMAS
NIP. 19660609 198903 1 008
RANCABANGO

1. Pengertian 1. Kasus AFP (tersangka polio/suspected polio case) adalah semua anak berusia
kurang adri 15 tahundengan kelumpuhan yang sifatnya flaccid (layuh), terjadi
secara akut (mendadak), bukan disebabkan oleh rudapaksa.
2. Yang dimaksud dengan kelumpuhan secara akut adalah perkembangan
kelumpuhan yang berlangsung cepat (rapid progresive) antara 1-14 hari sejaka
mulai lemas sampai lumpuh maksimal
3. Kasus polio ditegakkan dengan :
a. Kriteria klasifikasi klinis digunakan pada tahap awal implementasi surveilans
AFP dimana surveilan AFP pada umumnya belum berjalan dengan baik
b. Kriteria klasifikasi virologis digunakan dengan kriteria :
 AFP adekwat : ≥ per 100.000 anak usia <15 tahun pertahun
 Spesimen yang adekwat dari kasus AFP 60 %
2. Tujuan 1. Memastikan kasus apakah benar AFP atau bukan
2. Mengumpulkan sedini mungkin tinja pasien
3. Mencari kasus tambahan memastikan paad kunjungan ulang 60 hari (paralisis
residual)
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rancabango Nomor : 440/ /SK/PKM
RCB/I/2019 Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di UPTD Puskesmas Rancabango
4. Referensi Petunjuk Teknis Investigasi KLB Untuk Puskesmas Tahun 2015

5. Prosedur 1. Pelacakan kasus AFP diawali dengan lapaoran lumpuh layuh < 2 bulan dari
masyarakat atau yang teridentifikasi pada pelayanan kesehatan
2. Bila kasus bukan disebabkan oleh ruda paksa, segera laporkan pada FP 1,
kemudian lakukan pengambilan 2 spesimen tinja dengan tenggang waktu antara
pertama dan kedua adalah > 24 jam
3. Pengambilan spesimen harus diupayakan selambat-lambatnay dalam waktu 14
hari setelah kelumpuhan terjadi.
4. Spesimen yang dikumpulkan dikirim ke laboratorium nasional yang ditunjuk
5. maksimal pengiriman adalah 3 hari
6. laboratorium harus memberikan hasil spesimen maksimal 28 hari setelah
pengiriman spesimen dengan form hasil pemeriksaan laboratorium dan klasifikasi
final, bila menunnjukan positip polio maka oleh laboratorium juga harus dikirim
isolat spesimen kelaboratorium rujukan
7. pemeriksaan residual paralisis pada kunjungan ulang follow up terhadap kasus
bersangkutan dilakukan secepatnya 60 hari setelah kelumpuhan dengan form
KU-60 hari
8. dokumentasi

catatan :
 penentuan diagnosa pastiu tergantung pada kualitas sistem surveialns AFP
 Klasifikasi klinis digunakan bila sistem surveilans belum memenuhi indikator
kinerja
6. Bagan Alir

7. Unit Terkait - Poli umum (Dokter Puskesmas)


- P2M Dinas Kesehatan

8. Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai