Anda di halaman 1dari 23

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN PALIATIF

ANALISA JURNAL PENYAKIT KANKER

OLEH :

KADEK SUTRISNA SARI WIDHI ASTUTI

16089014107

KEPERAWATAN VII B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2019
1.1 LATAR BELAKANG
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup
pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yangmengancam
jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian
yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis,
sosial atau spiritual. (World Health Organization (WHO) 2016).
Permasalahan yang sering muncul ataupun terjadi pada pasien dengan perawatan
paliatif meliputi masalah psikologi, masalah hubungan sosial, konsep diri, masalah
dukungan keluarga serta masalah pada aspek spiritual (Campbell, 2013). Perawatan paliatif
ini bertujuan untuk membantu pasien yang sudah mendekati ajalnya, agar pasien aktif dan
dapat bertahan hidupselama mungkin. Perawatan paliatif ini meliputi mengurangi rasa sakit
dan gejala lainnya, membuat pasien menganggap kematias sebagai prosesyang normal,
mengintegrasikan aspek-aspek spikokologis dan spritual (Hartati & Suheimi, 2010). Selain
itu perawatan paliatif juga bertujuan agar pasien terminal tetap dalam keadaan nyaman dan
dapat meninggal dunia dengan baik dan tenang (Bertens, 2009).
Penyakit kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, yang tidak hanya terdapat pada
manusia tetapi pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, akibat adanya kerusakan gen yang
mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Salah satu sebab kerusakan itu ialah adanya
mutasi gen. Mutasi gen adalah suatu keadaan ketika sel mengalami perubahan sebagai
akibat adanya paparan sinar ultraviolet, sinar UV, bahan kimia ataupun bahan-bahan yang
berasal dari alam (Sukardja, 2000).
Kanker adalah istilah yang digunakan untuk suatu kondisi di mana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak
normal, cepat, dan tidak terkendali (Dinas Kesehatan Kab Bone Bolango, 2007). Terdapat
lebih daripada 100 jenis kanker dan setiapnya diklasifikasi berdasarkan jenis sel yang
terlibat. Sejalan dengan pertumbuhan dan kembang biaknya, sel-sel kanker membentuk
suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan sehat di sekitarnya yang
dikenal sebagai invasif. Di samping itu, sel kanker dapat menyebar (metastasis) ke bagian
alat tubuh lainnya yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh
getah bening sehingga tumbuh kanker baru di tempat lain dan hasilnya adalah suatu kondisi
serius yang sangat sulit untuk diobati.
Organisasi Penanggulangan Kanker Dunia (UICC) maupun Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menyebutkan, diperkirakan angka kejadian kanker di dunia meningkat 300
persen pada 2030, terutama di negara-negara berkembang, seperti Indonesia (KOMPAS,
2009). Di Indonesia, kanker menduduki peringkat keenam sebagai penyebab kematian dan
sekitar 800.000 orang Indonesia terserang kanker setiap tahun (Suara Pembaruan Daily,
2007). Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada
Kabinet Indonesia Bersatu, Siti Fadilah Supari (2005), menyatakan bahwa kanker telah
menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia. Begitu pula dalam Universitas
Sumatera Utara sambutannya ketika merasmikan 1st International Scientific Meeting
Indonesian Society of Surgical Oncologist/ISSO), beliau menyatakan bahwa jumlah pasien
kanker di Indonesia mencapai 6% dari 200 juta lebih penduduk Indonesia (Siswono, 2005).
Jenis kanker tersering berbeda antara pria dan wanita di mana pada pria kanker yang
sering adalah kanker paru, lambung, hepar, kolorektal, esofagus, dan prostat manakala pada
wanita adalah kanker payudara, paru, lambung, kolorektal, dan serviks (WHO, 2008).
Apabila penyakit ini dapat dideteksi pada tahap awal, maka lebih daripada separuh penyakit
kanker dapat dicegah, bahkan dapat disembuhkan dan perlu redefinisi dalam pelayanan
kesehatan dari pengobatan ke promosi dan preventif (DETAK, 2007). Tetapi hasil
diagnosis kanker menyatakan bahwa 80% penderita kanker ditemukan pada stadium lanjut
yaitu stadium 3 dan stadium 4 (Kompas, 2002). Pada tahap ini kanker sudah menyebar ke
bagian-bagian lain di dalam tubuh sehingga semakin kecil peluang untuk sembuh dan pulih.
Keadaan di atas menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit kanker di Indonesia.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Agar pembaca mampu mengetahui / memahami maksud dari dilakukannya penelitian
terhadap keperawatan paliatif khususnya pada perawatan paliatif pada pasien kanker.
Untuk menambah wawasan mengenai isi jurnal yang diteliti oleh peneliti dan untuk
menambah pengetahuan mengenai cara pandang orang lain terhadap sesuatu.
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas keperawatan Paliatif.
1.3 MANFAAT
A. Bagi Institusi
Untuk memenuhi kepentingan mahasiswa dalam pembuatan tugas sebagai kerangka
acuan atau referensi.
B. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam pembuatan tugas selanjutnya.
C. Dengan dilakukannya penelitian–penelitian ini maka banyak orang (tenaga kesehatan)
khususnya orang awam mampu mengenali apa itu keperawatan paliatif dan bagaimana
tatalaksana pasien paliatif.
PEMBAHASAN
1. Jurnal Pertama
A. Judul Jurnal : Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Menurunkan Stress
Pasien Kanker Serviks.
B. Pembahasan Terkait Trend dan Issue :
Pasien yang mengalami stres membutuhkan intervensi keperawatan agar pasien
dapat menjalani kehidupannya dengan nyaman. Selama ini intervensi keperawatan
di Indonesia dalam mengatasi stres yang digunakan lebih banyak dalam bentuk
psikoterapi, teknik relaksasi ataupun distraksi. Namun seiring perkembangan
zaman dan meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan, maka dikembangkan
terapi komplementer untuk mengatasi stres. Terapi komplementer dalam
keperawatan bukanlah hal yang baru. Florence Nightingale menyatakan telah
menggunakan terapi komplementer dalam perawatan pasien, diantaranya terapi
musik untuk perawatan holistik pasien. Seiring berjalannya waktu, Internasional
Council of Nurses Project dan National Intervention Classification Project
memasukkan terapi komplementer ke dalam intervensi keperawatan, meliputi terapi
music, imagery, progressive muscle relaxation, journaling, reminiscence dan
massage (Hidayati et al., 2012). Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)
merupakan salah satu teknik terapi yang dapat menurunkan emosi negatif pasien
termasuk stres dan gejala yang menyertai. Saat pelaksanaan SEFT, pasien diminta
menceritakan semua perasaan negatif yang dialami selama menderita kanker
serviks, dan bersamaan dengan hal itu terjadi katarsis atau proses pengeluaran
perasaan/beban emosi negatif pada pasien. Stuart dan Laraia (2005) menyatakan
bahwa teknik katarsis dapat dilakukan dengan menceritakan masalah yang sedang
dihadapi sehingga perasaan menjadi lebih rileks dan tenang. Di samping itu, saat
pelaksanaan SEFT, pasien juga diminta berdoa kepada Tuhan, sehingga hati
menjadi tenang, sebagaimana dikemukakan oleh Larry Dossey dalam Zainudin
(2008) bahwa doa efektif menurunkan stres.
2. Jurnal Kedua
A. Judul Jurnal : Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Waktu
Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara Dengan Anastesi General Di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
B. Pembahasan Terkait Trend dan Issue :
Dalam ilmu keperawatan, untuk memberikan kenyamanan serta mempercepat
pemulihan pasien kita dapat menerapkan terapi komlpementer yaitu terapi
musik klasik mozart. Seperti dalam penelitian Park (2010) bahwa musik
merupakan intervensi terhadap lingkungan pasien yang dapat mengurangi agitasi
pada pasien cedera otak traumatis dengan menginduksi kenangan dan emosi positif.
Menurut penelitian Rihiantoro (2013) bahwa terdapat pengaruh yang bermakna
terhadap terjadinya penurunan indikator status hemodinamika pada pasien koma
dengan cidera kepala dan stroke yang akan membantu stabilitas hemodinamika
pasien sekaligus membantu proses pemulihan pasien. Hal ini membuktikan bahwa
intervensi dengan mendengarkan musik klasik mozart dapat mengubah secara
efektif ambang otak yang dalam keadaan stress menjadi lebih relaks, karena musik
secara mudah dapat diterima oleh organ pendengaran dan melalui saraf
pendengaran diterima dan diartikan di otak tanpa batasan intelektual melainkan
dapat mengaktivasi sistem limbik yang mengatur emosi seseorang menjadi lebih
relaks, dalam keadaan relaks inilah pembuluh darah berdilatasi sehingga dapat
menurunkan tekanan darah, menstabilkan nadi dan frekuensi pernapasan (Sarayar,
Mulyadi, & Henry., 2013).
3. Jurnal Ketiga
A. Judul Jurnal : Jamu pada pasien tumor atau kanker sebagai terapi komplementer.
B. Pembahasan Terkait Trend dan Issue :
Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur
(PDPKT), setelah melalui prosedur dan identifikasi yang panjang, berhasil memilih
30 jenis tanaman berkhasiat obat dalam mengatasi berbagai penyakit, termasuk
kanker. Selain itu berdasarkan pengalaman pengobatan di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya, diperoleh sejumlah herbal yang dapat
dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan. Hasil pengobatan digambarkan dalam
formulir quality of life (QoL) dari Komisi Nasional Saintifikasi Jamu yang
disarikan dari WHO yakni dengan menilai kualitas hidup pasien sebelum dan
sesudah diberikan terapi. Hal-hal yang dinilai dalam formulir ini termasuk 4 aspek
kehidupan, yaitu aspek fisik berupa gejala fisik dan kemandirian, aspek psikis
berupa sedih dan cemas, aspek spiritual berupa tujuan hidup dan arti hidup, serta
aspek sosial berupa kebutuhan dan dukungan. Berbagai aspek ini dinilai derajat
berat atau ringannya dan diberi skor sesuai derajatnya. Semakin ringan keluhan
maka skor akan semakin besar, dan sebaliknya. Penilaian baik, sedang atau buruk
mengacu pada interval jumlah skor semua dimensi. QoL dikatakan baik jika
memiliki skor 2532, sedang 17-24, buruk 8-16.
4. Jurnal Keempat
A. Judul Jurnal : Gambaran penggunaan pengobatan tradisional, komplementer dan
alternative pada pasien kanker yang menjalani radioterapi.
B. Pembahasan Terkait dengan Trend dan Issue :
Selain dengan menggunakan terapi konvensional untuk mengobati kanker,
beberapa pasien cenderung melakukan segala usaha yang dapat dilakukan untuk
mengobati kankernya, mengelola gejalanya, dan mengatasi efek samping yang
dapat ditimbulkan dari proses pengobatannya. Beberapa diantaranya mencoba
menggunakan pengobatan tradisional, alternatif, dan komplementer yang
dalam bahasa inggris disebut Traditional, Complementary, and Alternative
Medicine (TCAM). Hal ini ditunjukkan dari beberapa penelitian yang sudah
dilakukan di berbagai negara. Berdasarkan tinjauan sistematis dan metaanalisis dari
152 studi yang dilakukan di 18 negara (Australia, Kanada, Eropa, Selandia Baru
dan Amerika Serikat) pada tahun 1998 sampai 2009 (lebih dari 65.000 pasien
kanker) prevalensi penggunaan pengobatan tradisonal, komplementer dan alternatif
adalah sebesar 40%. Hasil Sebanyak 54 dari 97 (55,67%) pasien kanker yang
menjalani radioterapi di RSUP Dr. Kariadi, menggunakan setidaknya satu jenis
pengobatan tradisional, komplementer dan alternatif. Hal ini sesuai dengan sebuah
studi literatur beberapa penelitian di berbagai negara maju. Didapatkan variasi
proporsi pasien kanker pengguna TCAM adalah antara 9% - 88% dengan proporsi
total 40%9. Hasil penelitian saat ini juga tidak jauh berbeda dengan penelitian pada
pasien kanker di beberapa negara di Asia seperti Thailand (60,9%)22, Turki(57,6%
- 58,96%)23,24, Malaysia (64%)20, dan Singapura(55%)25. Alasan terbanyak
mengapa pasien kanker menggunakan TCAM adalah untuk meningkatkan kualitas
hidupnya, menyembuhkan kankernya dan membantu pengobatan konvensional
dalam menyembuhkan kanker
5. Jurnal Kelima
A. Judul Jurnal : Terapi akupresur dapat menurunkan keluhan mual muntah akut akibat
kemoterapi pada pasien kanker : Randomized Clinical Trial.
B. Pembahasan Trend dan Issue :
Terapi komplementer yang dapat dilakukan dalam mengatasi mual muntah akibat
kemoterapi yaitu salah satunya dengan akupresur. Stimulasi yang dilakukan pada
titik P6 dan St36 diyakini akan memperbaiki aliran energi di lambung sehingga
dapat mengurangi terjadi gangguan pada lambung termasuk mual muntah (Dibble,
Luce, Cooper, & Israel, 2007). Akupresur sebagai salah satu terapi komplementer
dalam mengatasi mual muntah telah dibuktikan oleh beberapa penelitian, salah satu
diantaranya adalah penelitian Dibble, et al. (2007). Penelitian tersebut bertujuan
membandingkan perbedaan mual muntah akibat kemoterapi pada 160 orang wanita.
Responden dibagi ke dalam tiga kelompok, terdiri dari; kelompok yang mendapat
akupresur, placebo akupresur, dan mendapat perawatan yang biasa. Akupresur yang
dilakukan pada responden yang mendapatkan kemoterapi atau kelompok intervensi
dapat menurunkan skor mual muntah akut sebesar 3,72. Penelitian lain yang
mendukung temuan ini telah dilakukan oleh Molassiotis, Helin, Dabbour, dan
Hummerston (2007) di Inggris. Penelitian tersebut membandingkan mual dan
muntah pada 36 responden wanita yang mendapat kemoterapi karena kanker
payudara. Responden dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
yang mendapatkan akupresur pada titik P6 dan kelompok kontrol yang tidak
dilakukan akupresur.
NO JUDUL NAMA ISI JURNAL KESIMPULAN
JURNAL PENELITI
1 Spiritual Desmaniarti. A.Tujuan : Berdasarkan hasil
Emotional Z, Nani Tujuan dari penelitian ini yaitu penelitian yang
Freedom Avianti (2014). untuk menurunkan stress pada telah dilakukan
Technique pasien yang menderita kanker dapat disimpulkan
(SEFT) serviks dengan cara Spiritual bahwa SEFT
Menurunkan Emotional Freedom dapat
Stress Pasien Technique (SEFT). menurunkan stres
Kanker pasien kanker
Serviks. B.Metode Penelitian : serviks yang
Penelitian ini menggunakan menjalani
quasy experiment pre dan post kemoterapi.
test randomize control group Meskipun
design. (Dahlan, 2011). penurunan stres
Penelitian dilaksanakan di terjadi pada kedua
Rumah Sakit Umum Pusat kelompok
(RSUP) Dr. Hasan Sadikin responden, namun
Bandung, yaitu di Ruang tampak rerata
Obgyn Gedung Kemuning penurunan stres
lantai III, pada bulan Juni 2013 pada kelompok
sampai dengan September perlakuan lebih
2013. Sampel penelitian ini besar
adalah pasien kanker serviks dibandingkan
sejumlah 68 orang yang dengan kelompok
terbagi dalam dua kelompok, kontrol.
yaitu kelompok perlakuan 34
orang dan kelompok kontrol
34 orang. Pengambilan sampel
dilakukan secara purposive
sampling (Arikunto, 2005)
dengan kriteria inklusi (1)
pasien terdiagnosa kanker
serviks stadium I sampai III;
(2) pasien yang sedang
menjalani kemoterapi; (3)
mengalami emosi
negatif/gejala stres seperti
sedih, gelisah, sulit tidur, letih
dan lemah, kurang nafsu
makan serta berdebar-debar;
(4) pasien dengan skor emosi
negatif minimal 5 dari rentang
skala 1-10 (kriteria: skor 1-
2/ringan, 3-5/sedang, 6-
8/berat, 9-10/sangat berat); (5)
mampu mendengar; dan (6)
kooperatif.

C.Hasil Penelitian :
Hasil analisis uji normalitas
Kolmogorov Smirnov
menunjukkan bahwa data hasil
penelitian berdistribusi normal
dengan selisih rerata pre test
dan post test 10,49 dan standar
deviasi 12,034, p=0,005. Hasil
analisis statistik paired t-test
menunjukkan terjadi
penurunan stres pada kedua
kelompok, namun rerata
penurunan skor stres pada
kelompok perlakuan lebih
besar daripada kelompok
kontrol. Rerata skor stres pada
kelompok perlakuan sebelum
intervensi sebesar 50,79 dan
setelah intervensi 31,29 (Tabel
1), sehingga diperoleh
penurunan rerata skor stres
19,59 dengan standar deviasi
6,929 (p=0,000) (Tabel 2).
Pada kelompok kontrol rerata
stres sebelum intervensi
sebesar 47,03 dan setelah
intervensi 45,56 (Tabel 1),
sehingga diperoleh rerata
penurunannya 1,47 dengan
standar deviasi 8,863 (p
=0,340) (Tabel 2). Hasil
independent t-test
menunjukkan bahwa SEFT
bermakna menurunkan stres
pasien kanker serviks dengan
perbedaan rerata selisih pre-
posttest sebesar 18,02, p-value
0,000 (95 % CI 14,117-
21,882).

D.Saran :
Perawat dapat menggunakan
SEFT sebagai alternatif
tindakan keperawatan dalam
menangani stres pasien kanker
serviks yang menjalani
kemoterapi, sehingga pasien
kanker serviks dapat menjalani
pengobatan secara optimal.
2 Pengaruh Azahar A.Tujuan : Waktu pulih sadar
Pemberian Putriayu Untuk membuktikan bahwa pasien dengan
Terapi Musik Nurzallah ada pengaruh teradap anestesi general
Klasik Mozart (2015) pengaruh pemberian terapi yang tidak
Terhadap music klasik Mozart terhadap diberikan
Waktu Pulih waktu pulih sadar pasien perlakuan musik
Sadar Pasien kanker payudara dengan klasik mozart
Kanker anastesi general di RSUD DR. membutuhkan
Payudara MOEWARDI SURAKARTA. waktu rata-rata
Dengan 6,42 menit.
Anastesi B.Metode Penelitian : Waktu pulih sadar
General Di Penelitian ini merupakan jenis pasien dengan
RSUD Dr. penelitian kuantitatif, dengan anestesi general
Moewardi metode Quasi eksperimental yang diberikan
Surakarta. dengan desain Nonequivalent terapi usik klasik
control group design yaitu mozart
suatu penelitian dengan membutuhkan
menggunakan kelompok yang waktu rata-rata
diberikan intervensi dan 5,33 menit.
kelompok yang tidak Selisih waktu
diberikan intervensi atau pulih sadar pasien
kelompok kontrol (Sugiyono, dengan anestesi
2014). Kelompok perlakuan general yang
diberikan terapi musik klasik diberikan musik
mozart selama responden klasik mozart
dalam keadaan anestesi hingga dengan yang tidak
kesadarannya kembali dan diberikan musik
kelompok kontrol tidak klasik mozart
diberikan perlakuan. Populasi memiliki rata-rata
dalam penelitian ini adalah 1,09 menit. Ada
semua pasien ca mamae yang pengaruh terapi
menjalani pembedahan di musik klasik
RSUD Dr. Moewardi mozart terhadap
surakarta didapatkan populasi waktu pulih sadar
3.566 dalam satu tahun pasien dengan
terakhir. Sampel dalam anestesi general di
penelitian ini berjumlah 30 RSUD Dr.
0rang dengan 15 kelompok Moewardi
kontrol dan 15 kelompok Surakarta.
perlakuan. Dilakukan dengan
menggunakan teknik non
probability random sampling
dengan cara accidental
sampling (Sugyiono, 2014).

C.Hasil Penelitian :
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan
waktu pemulihan diantara
kedua kelompok.Hasil analisis
menggunakan uji independent
sample t -test adalah nilai
thitungsebesar -3, 478 dengan
tingkat signifikan (p) 0,002 (p
< 0,005).Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima. Artinya
adalah terdapat perbedaan
waktu pulih sadar antara
pasien yang diberi perlakuan
musik klasik mozart dengan
pasien yang tidak diberi
perlakuan musik klasik
mozart. Nilai rata-rata waktu
pemulihan pasien kanker
payudara dengan diberikan
terapi musik klasik mozart
adalah 5,33 menit, sedangkan
pasien bedah kanker
payudaratanpa diberikan
musik klasik mozart adalah
6,42 menit. Kelompok pasien
yang diberikan terapi musik
klasik mozart mempunyai
waktu pulih sadar lebih cepat.
Hal ini disebabkan pada
kelompok pasien kanker
payudara dengan diberikan
terapi musik klasik mozart
mempunyai kondisi yang jauh
lebih tenang, menurunnya
gejala fisiologis seperti
menurunnya tekanan darah,
nadi yang normal, dan
respirasi yang teratur.

D.Saran :
Perawat hendaknya lebih
meninkatkan intensitas
tindakan keperawatan dengan
terapi musik klasik mozart
pada pasien dengan anestesi
general pasca operasi agar
pemulihan kondisi pasien
berjalan lebih cepat.
3 Jamu pada Siti Nur A.Tujuan : Sepuluh
pasien tumor Hasanah, Untuk mengetahui komponen jamu
atau kanker Lucie penggunaan jamu sebagai yang paling
sebagai terapi Widowati terapi komplementer pada banyak digunakan
komplementer. (2016) dokter praktek jamu. pada pasien
B.Metode Penelitian : tumor/kanker
Desain penelitian ini adalah berturut-turut
potong lintang non intervensi. adalah kunyit
Populasi merupakan putih, rumput
pasien tumor/kanker pada mutiara, bidara
dokter praktik jamu di Rumah upas, sambiloto,
Sakit, Puskesmas, dan praktik keladi tikus,
mandiri yang berada pada temulawak, temu
jejaring dokter di 7 provinsi, mangga, daun
yaitu DKI Jakarta, Banten, dewa, benalu, dan
Jabar, Jateng, Jatim, Bali dan daun sirsak. Pada
Sulsel.3 Kriteria inklusi akhir terapi
responden meliputi pasien ditemukan 79,6%
tumor/kanker yang berobat pasien dengan
pada dokter praktik jamu yang kualitas hidup
mengobati pasiennya secara yang membaik
komplementer-alternatif. dan 20,4% yang
Kriteria eksklusi responden menetap, pada
adalah pasien dengan penelitian ini
diagnosis selain tumor/kanker. dapat disimpulkan
Lokasi penelitian bertempat di bahwa terapi
Rumah Sakit, Puskesmas, komplementer
Klinik Jamu, praktek bersama, alternatif dapat
dan praktik mandiri dimana meningkatkan
terdapat dokter praktik secara kualitas hidup
komplementer-alternatif di pada pasien
tumor/kanker
DKI Jakarta, Banten, Jabar, yang berobat di
Jateng, Jatim, Bali dan Sulsel. dokter praktek
jamu yang terlibat
C.Hasil Penelitian : dalam penelitian
Terdapat 51,4% pasien yang ini. Sebanyak
datang dengan kualitas hidup 3,1% pasien yang
yang baik, 40% sedang dan hanya diterapi
8,6% buruk. Hal ini terdapat jamu saja tanpa
separuh lebih pasien yang diterapi
berobat memiliki kualitas konvensional
hidup yang baik. Selanjutnya mengalami
setelah mendapat terapi, baik kejadian yang
konvensional, tradisional tidak diinginkan
maupun terapi jamu, terdapat berupa mual,
79,6% pasien yang mengalami muntah, alergi
perbaikan kualitas hidup dan pada kulit, rasa
20,4% yang kualitas hidupnya kembung dan
menetap. Pada penelitian ini cepat kenyang,
tampak bahwa pasien yang dan masa
mencari pengobatan perdarahan
komplementer alternatif menstruasi yang
berada pada semua derajat lebih pendek dari
kualitas hidup, meskipun tidak satu minggu. Hal
terdistribusi secara merata. ini terjadi pada
Pasien yang datang dengan terapi komponen
kualitas hidup buruk pada jamu temulawak,
pasca terapi menjadi membaik keladi tikus, kunir
atau menetap, tidak ada yang putih, rumput
memburuk pada akhirnya. mutiara,
sambiloto, daun
D.Saran : ungu, temu putih,
Perlu penelitian dengan daun dewa,
jumlah responden yang lebih
besar dan dilakukan di pusat kunyit, dan bidara
rujukan kanker agar evaluasi upas.
terapi secara medis juga bisa
dilakukan.

4 Gambaran Rizal A.Tujuan : Berdasarkan hasil


penggunaan Ryamizard, Mengetahui proporsi serta penelitian yang
pengobatan CH gambaran penggunaan telah diperoleh,
tradisional, Nawangsih, pengobatan tradisional, didapatkan
komplementer Ani Margawati komplementer dan alternatif proporsi pasien
dan alternative (2018) pada pasien kanker yang radioterapi kanker
pada pasien menjalani radioterapi. yang
kanker yang menggunakan
menjalani B.Metode Penelitian : setidaknya satu
radioterapi. Jenis penelitian ini adalah jenis pengobatan
penelitian kuantitatif dengan tradisional,
menggunakan desain komplementer
deskriptif dengan pendekatan dan alternatif
cross sectional. Penelitian ini sebesar 55,67%.
dilakukan di Unit Radioterapi, Berdasarkan data
Instalasi Radiologi RSUP Dr. demografis
Kariadi Semarang pada pasien, tidak
tanggal 7 September 2017 terdapat faktor
hingga 22 September 2017. yang
Kriteria inklusi penelitian ini berhubungan
adalah pasien terdiagnosis dengan
kanker yang sedang menjalani penggunaan
radioterapi kanker berusia pengobatan
lebih dari 17 tahun dan tradisional,
bersedia megikuti penelitian. komplementer
Kriteria eksklusi penelitian ini dan alternatif.
adalah sampel yang tidak Sumber informasi
mampu untuk diwawancarai terbanyak
atau memiliki gangguan mengenai
neurologis, demensia, depresi pengobatan
atau sesak nafas hebat. Sampel tradisional,
diambil dengan cara alternatif dan
consecuitive sampling, dimana komplementer
setiap responden yang yang digunakan
memenuhi kriteria inklusi dan pasien berasal
tidak memenuhi kriteria dari teman
eksklusi akan dilakukan (40,74%) diikuti
pengmbilan data hingga besar internet (27,78%)
sampel terpenuhi. dan pasien
lainnya (22,22%).
C.Hasil Penelitian : Jenis pengobatan
Sebanyak 54 dari 97 (55,67%) tradisional,
pasien kanker yang menjalani komplementer
radioterapi di RSUP Dr. dan alternatif
Kariadi Semarang yang paling sering
menggunakan setidaknya satu digunakan adalah
jenis TCAM. Tidak terdapat vitamin, mineral,
kondisi demografis pasien minyak, atau
yang berhubungan dengan herbal (83,33%).
penggunaan TCAM. Informasi Terdapat anggota
mengenai TCAM yang keluarga atau
digunakan pasien, paling teman dari
banyak (40,74%) berasal dari sebagian besar
teman pasien. Jenis TCAM (72,22%)
yang paling sering digunakan pengguna
adalah vitamin, mineral, pengobatan
minyak dan herbal (83,33%). tradisional,
Sebagian besar (62,96%) komplementer
pasien pengguna TCAM tidak dan alternatif
memberitahukan penggunaan yang juga
TCAM kepada dokter. menggunakannya.
Sebagian besar (72,22%) Sebagian besar
pasien pengguna TCAM, (62,96%) pasien
memiliki anggota keluarga tidak
atau teman yang juga meberitahukan
menggunakannya. penggunaan
pengobatan
D.Saran : tradisional,
Perlunya dilakukan penelitian komplementer
lebih lanjut mengenai maksud dan alternatif
dan tujuan penggunaan kepada dokter.
pengobatan tradisional,
komplementer, dan alternatif
pada pasien kanker.
Perlunya peningkatan
komunikasi antara pasien
kanker dengan dokter
mengenai pengobatan
tradisional, komplementer,
dan alternatif, mengingat
masih sedikit pasien yang
mendiskusikan dengan dokter.

5 Terapi Hilman Syarif, A.Tujuan : Kesimpulannya,


akupresur Elly Tujuan riset ini untuk secara bermakna
dapat Nurachmah, membuktikan pengaruh akupresur dapat
menurunkan Dewi Gayatri akupresur terhadap mual menurunkan mual
keluhan mual (2011) muntah akut pada pasien muntah akut
muntah akut kanker di dua RS di Jakarta. akibat kemoterapi
akibat pada pasien
kemoterapi B.Metode Penelitian : kanker yang
pada pasien Desain penelitian ini adalah dilakukan
kanker : randomized clinical trial akupresur
dengan metode single blind. dibanding dengan
Randomized Kriteria inklusi yang meliputi; kelompok
Clinical Trial. pasien dengan usia di atas 18 kontrol.
tahun, kooperatif, dalam Berdasarkan
kondisi sadar, dapat temuan pada
berorientasi pada tempat, penelitian ini,
waktu, dan orang, dapat maka
membaca dan menulis, serta rekomendasi dari
cara pemberian kemoterapi penelitian adalah
melalui intravena. Sedangkan agar akupresur
kriteria eksklusi yaitu terdiri dapat diterapkan
dari; pasien yang mengalami sebagai bagian
anticipatory, nausea, dan dari intervensi
vomiting, pasien dengan keperawatan
riwayat penggunaan alkohol, dalam pemberian
riwayat mual muntah akibat asuhan
perjalanan atau kehamilan, keperawatan pada
penderita kanker saluran pasien yang
cerna, kanker hati, dan kanker mengalami mual
pankreas, pasien yang muntah akut
memiliki kontraindikasi akibat kemoterapi
akupresur, serta pasein dalam
siklus kelima atau lebih.
Sampel diambil secara
concecutive sampling dan
randomisasi alokasi subjek
diaplikasikan untuk
menentukan kelompok
intervensi dan kontrol. Dari 44
total sampel, 22 pada
kelompok intervensi dan 22
pada kelompok control
C.Hasil Penelitian :
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pada intensitas
mual dan muntah yang
bermakna pada kelompok
yang mendapatkan akupresur
bila dibandingkan dengan
kelompok plasebo dan
kelompok yang mendapat
perawatan yang biasa. Selain
itu, tidak ada perbedaan yang
bermakna pada kelompok
plasebo akupresur dan
kelompok yang mendapat
perawatan yang biasa.

D.Saran :
Penelitian ini bisa dijadikan
sebagai literatur untuk
penelitian selanjutnya.
1.4 KESIMPULAN
Penyakit kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, yang tidak hanya terdapat pada
manusia tetapi pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, akibat adanya kerusakan gen yang
mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Salah satu sebab kerusakan itu ialah adanya
mutasi gen. Mutasi gen adalah suatu keadaan ketika sel mengalami perubahan sebagai
akibat adanya paparan sinar ultraviolet, sinar UV, bahan kimia ataupun bahan-bahan yang
berasal dari alam (Sukardja, 2000). Ada berbagai terapi komplementer yang bisa digunakan
oleh pasien pengidap kanker dan intensitas keberhasilannya bisa juga berbeda beda pada
setiap pasien.

1.5 SARAN

Bagi peneliti selanjutnya bisa mendalami lagi tentang terapi komplementer tersebut dan
bisa digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Desmaniarti, Avianti Nani. 2014. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

Menurunkan Stress Pasien Kanker Serviks.

Nurzallah Putriayu Azhar. 2015. Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap

Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara Dengan Anastesi General Di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta.

Hasanah Nur Siti, Widowati Lucie. 2016. Jamu pada pasien tumor atau kanker sebagai

terapi komplementer.

Ryamizard Rizal, P Nawangsih CH, Margawati Ani. 2018. Gambaran penggunaan

pengobatan tradisional, komplementer dan alternative pada pasien kanker yang

menjalani radioterapi.

Syarif Hilman, Nuracmah Elly, Gayatri Dewi. 2011. Terapi akupresur dapat menurunkan

keluhan mual muntah akut akibat kemoterapi pada pasien kanker : Randomized

Clinical Trial.

Anda mungkin juga menyukai