Anda di halaman 1dari 7

“Metode Elektomagnetik”

Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospek geofisika adalah
metode elektromagnetik (EM), biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-benda
konduktif. Metode elektromagnetik merupakan metode geofisika yang memanfaatkan
gelombang elektromagnetik baik yang berasal dari alam (natural source) maupun
sumber buatan (artificial source). Pada metode EM, parameter yang diukur
merupakan respon terhadap radiasi elektromagnetik yang diterima oleh sensor atau
receiver. Perubahan komponen-komponen medan magnet akibat variasi konduktivitas
dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Konsep penjalaran
gelombang elektroagnetik di bumi dapat dipahami sebagai proses induksi

(Gambar Prinsip metode elektromagnetik)

Sumber gelombang elektromagnetik yang berasal dari transmiter (pemancar)


akan menjalar atau merambat ke dalam bumi dan menghasilkan atau menimbulkan
medan magnet yang bervariasi terhadap waktu. Medan elektromagnetik tersebut
ketika melewati lapisan atau mengenai benda bersifat konduktor (mengenai atau
melewati daerah/bagian yang memiliki kontras fisika batuan ->
konduktivitas/resistivitas) akan menimbulkan adanya arus yang terpusar atau sering
di sebut “Eddy Current” pada konduktor di bawah permukaan bumi.
Adanya arus listrik yang mengalir pada suatu konduktor menyebabkan adanya medan
magnet disekitar konduktor tersebut yang dinamakan medan magnet sekunder. Medan
magnet sekunder yang dihasilkan “Eddy Current” yang pada akhirnya dideteksi oleh
sensor atau receiver.

Penjalaran gelombang elektromagnetik ke dalam bumi telah dijelaskan secara umum


oleh James Clerk Maxwell.

Persamaan Maxwell

Gelombang elektromagnetik mempunyai prinsip dasar dari persamaan


Maxwell. Survei elektromagnetik (EM) pada dasarnya diterapkan untuk mengetahui
respon bawah permukaan menggunakan perambatan gelombang elektromagnetik
yang terbentuk akibat adanya arus bolak-balik dan medan magnetik. Dalam kegiatan
eksplorasi, survei magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara. Medan
magnet primer dihasilkan oleh arus bolak-balik yang melewati sebuah kumparan
yang terdiri dari lilitan kawat. Respons bawah permukaan berupa medan magnet
sekunder dan resultan medan terdeteksi sebagai arus bolak-balik yang menginduksi
arus listrik pada koil penerima (receiver) sebagai akibat adanya induksi medan
magnetic.

Medan magnet primer dihasilkan dengan melewatkan arus AC melalui


kumparan kawat pada transmitter. Medan magnet primer akan merambat di atas dan
di bawah permukaan tanah. Jika terdapat material konduktif di bawah permukaan,
medan magnet primer yang berubah terhadap waktu akan menginduksi material
tersebut sehingga muncul rotasi medan listrik (Arus Eddy). Kemudian medan listrik
tersebut akan membangkitkan medan magnet sekunder yang akan
terdeteksi oleh receiver. Receiver juga mendeteksi medan magnet primer (medan
yang dideteksi oleh receiver adalah kombinasi dari primer dan sekunder yang berbeda
dalam fase dan amplitudo). Setelah kompensasi untuk bidang utama (yang dapat
dihitung dari posisi relatif dan orientasi dari kumparan), baik besaran dan fase relatif
bidang sekunder dapat diukur. Perbedaan dalam bidang resultan dari primer
memberikan informasi tentang geometri, ukuran dan sifat listrik dari konduktor
bawah permukaan.

Setelah mendapatkan perbedaan medan EM primer dan medan EM sekunder,


dapat ditentukan konduktivitas dari mineral bawah permukaan tanah, diberikan
persamaan sebagai berikut :

Proses akuisi data menggunakan dua system pengambilan data yaitu


sistem loop vertical coplanar (VCP) dan sistem loop horizontal coplanar (HCP). Dari
kedua sistem ini didapatkan dua buah distribusi konduktivitas. Sistem HCP
menghasilkan distribusi konduktivitas tanah pada kedalaman enam meter sedangkan
sistem VCP menghasilkan distribusi konduktivitas tanah pada kedalaman tiga meter.
(Gambar Konfigurasi EM-Conductivity (a) sistem loop horizontal coplanar
(HCP) dan (b) Sistem loop vertical coplanar)

Penggunaan sinyal elektromagnetik saat ini sudah banyak digunakan, terdapat


beberapa metode yang menggunakan sumber ini yaitu metode Ground Penetrating
Radar (GPR), Metode Very Low Frequency (VLF), Metode Magnetotelurik,
dan Metode CSAMT.

Medan elektromagnetik dapat digolongkan menjadi 4 parameter medan, yaitu:

E = Interpretasi medan listrik (V/m)

D = Rapat fluks medan listrik (C/m2)

B = Rapat fluks medan magnet (Wb/m2)

H = Intensitas medan magnet (A/m)

Keempat medan tersebut memenuhi persamaan Maxwell, yang merupakan persamaan


umum yang dapat mendefinisikan sifat gelombang elektromagnetik. Persamaan
Maxwell terdiri atas:

 Hukum Faraday menyatakan bahwa perubahan medan magnet terhadap waktu


menginduksi adanya medan listrik.

 Hukum Ampere menyatakan bahwa medan magnet tidak hanya terjadi karena
adanya sumber berupa arus listrik, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh
medan listrik yang berubah terhadap waktu sehingga menginduksi adanya
medan magnet.

 Hukum Coulomb menyatakan bahwa medan listrik disebabkan oleh adanya


muatan listrik sebagai sumbernya.

 Hukum Kekontinyuan Fluks menyatakan bahwa tidak ada medan listrik


monopol.

 Besarnya nilai medan listrik dan medan magnet induksi bergantung pada nilai
intrinsik batuan berupa ɛ (permetivitas), µ (permeabilitas), dan σ
(konduktifitas) yang dihungkan dengan persamaan (1.1) hingga (1.3).

Keterangan :

 Persamaan (1.1) menyatakan bahwa besarnya rapat fluks medan listrik


tergantung pada permivitas bahan dielektrik yang diinduksi dan besarnya
besarnya medan listrik yang menginduksi.
 Persamaan (1.2) menyatakan bahwa besarnya fluks medan magnet tergantumg
permeabilitas bahan dielektrik yang diinduksi serta besarnya medan yang
menginduksi.
 Persamaan (1.3) merupakan hukum OHM, menyatakan bahwa rapat arus
listrik bergantung pada niai konduktivitas bahan yang terinduksi oleh
besarnya medan listrik.
Klasifikasi Metode Elektromagnetik

Secara umum berdasrkan sumber yang dimanfaatkan meto elektromagnetik


diklasifikasikan ke dalam metode pasif (natural source) dimana sumber berasal dari
alarm atau metode aktif (Controlled Source Elektromagnetic) dimana berasal dari
sumber buatan atau atificial.

Berdasarkan domain pengukuran metode elektromagnetik dapat diklasifikasikan


sebagai Time-domain yang diukur sebagai fungsi waktu atau Frekuensi-domain yang
menggunakan satu atau lebih frekuensi.

(Gambar Klasifikasi Metode Elektromagnetik)

Karena prinsip induksi, metode EM bisa berupa:

 Ground-base, dimana salah satu atau kedua pemancar dan penerima ditanam
atau ditancapkan.
 Airborne, dimana salah satu atau kedua pemancar dan penerima di udara.
 SeaBorn, dimana salah satu atau kedua pemancar dan penerima berada di laut.
 Berehole-based, dimana salah satu atau kedua pemancar dan penerima
ditempatkan dalam lubang yang digali di bumi.

Semua klasifikasi juga dapat diklasifikasikan menjadi :


 Metode dimana transmiter tetap (stationry) dan receiver berpindah-pindah
(mobile).
 Metode dimana transmiter dan receiver berpindah-pindah (mobile).

Selain itu, metode elektromagnetik memiliki sistem instrumentasi dengan jangkauan


luas dan juga bervariasi karena memiliki klasifikasi dalam konfigurasi maupun set up
perangkat di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai