Anda di halaman 1dari 17

STEP 1

1. ABCD :
A : airway  laju pernafasan (jalan nafas)
B: breathing  pernafasan pada pasien
C:circulationnilai RR,Frekuensi nadi,TD,pulsasi
D:disabilitynilai GCS (tingkat kesadaran)

STEP 2

1. Apa hubungan terkena stang motor dengan kasus di scenario?


2. Mengapa pasien mengeluh nyeri pada daerah perut dan pinggul?
3. Mengapa ditemukan hematuria?
4. Mengapa ditemukan memar pada abdomen kiri atas?
5. Apa diagnosis dan DD dari scenario?
6. Bagaimana klasifikasi dari kasus scenario?
7. Apa pemeriksaan penunjang dari scenario?
8. Apa etiologi dan factor resiko dari scenario?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari scenario?
10. Apa komplikasi dari scenario?

STEP 3

1. Apa hubungan terkena stang motor dengan kasus di scenario?


Ada 3 penyebab utama dari trauma ginjal , yaitu

1. Trauma tajam
2. Trauma iatrogenik
3. Trauma tumpul
Trauma tajam seperti tembakan dan tikaman pada abdomen bagian atas atau
pinggang merupakan 10 – 20 % penyebab trauma pada ginjal di Indonesia.
Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau radiologi
intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography, percutaneous nephrostomy,
dan percutaneous lithotripsy. Dengan semakin meningkatnya popularitas dari teknik teknik di
atas, insidens trauma iatrogenik semakin meningkat , tetapi kemudian menurun setelah
diperkenalkan ESWL. Biopsi ginjal juga dapat menyebabkan trauma ginjal .

Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan lajunya
pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat
kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat.

Trauma tumpul ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung
biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga, kerja atau perkelahian. Trauma ginjal
biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai organ organ lain. Trauma tidak langsung
misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam
rongga peritoneum. Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika
intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis.

Ada beberapa faktor yang turut menyebebkan terjadinya trauma ginjal. Ginjal yang
relatif mobile dapat bergerak mengenai costae atau corpus vertebrae, baik karena trauma
langsung ataupun tidak langsung akibat deselerasi. Kedua, trauma yang demikian dapat
menyebabkan peningkatan tekanan subcortical dan intracaliceal yang cepat sehingga
mengakibatkan terjadinya ruptur. Yang ketiga adalah keadaan patologis dari ginjal itu
sendiri.
Sebagai tambahan, jika base line dari tekanan intrapelvis meningkat maka kenaikan sedikit
saja dari tekanan tersebut sudah dapat menyebabkan terjadinya trauma ginjal. Hal ini
menjelaskan mengapa pada pasien yang yang memiliki kelainan pada ginjalnya mudah terjadi
trauma ginjal.

2. Mengapa pasien mengeluh nyeri pada daerah perut dan pinggul?


Terkena stang motor di daerah abdomen kiri atassesuai dengan perjalanan dermatomnya
dengan selisih 2 jarakdaerah yang terkena (VT 11-12)nyerinya menjadi di daerah (L1-L2)

Dari plexus aoticorenalis yang mengikuti a.renalis. sifat inervasi adalah vasomotor untuk
pembuluh darah. Rasa sakit hanya dirasa bila datangnya dari pelvis renalis dan bagian
permulaan ureter dan capsula dibawa oleh n.splanchnicus pelvicus ke medulla spinalis
3. Mengapa ditemukan hematuria?

HEMATURI

Hematuri adalah suatu gejala yang ditandai dengan adanya darah atau sel darah merah
dalam urin. Secara klinis, hematuri dapat dikelompokkan menjadi:

Hematuri makroskopis (gross hematuria) adalah suatu keadaan urin bercampur darah dan
dapat dilihat dengan mata telanjang. Keadaan ini dapat terjadi bila 1 liter urin bercampur
dengan 1 ml darah. Hematuri mikroskopis yaitu hematuri yang hanya dapat diketahui secara
mikroskopis atau tes kimiawi.
Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam sistem
urogenitalia atau kelianan yang berada di luar urogenitalia. Kelainan yang berasal dari sistem
urogenitalia antara lain :

 Infeksi/inflamasi, antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan


uretritis
 Tumor jinak/tumor ganas, antara lain tumor Wilm, tumor Grawitz, tumor pielum,
tumor ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak.
 Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain kista ginjal dan ren mobilis
 Trauma yang mencederai sistem urogenitalia
 Batu saluran kemih
Hematoma adalah koleksi (kumpulan) dari darah diluar pembuluh darah yang terjadi karena
dinding pembuluh darah, arteri, vena atau kapiler, telah dirusak dan darah telah bocor kedalam
jaringan-jaringan dimana ia tidak pada tempatnya.

4. Mengapa ditemukan memar pada abdomen kiri atas?

. Memar-memar dan luka-luka memar (contusions) dari kulit (ecchymosis) adalah istilah-istilah yang
menggambarkan subcutaneous hematoma. Ini terjadi disebabkan oleh trauma atau luka-luka pada
pembuluh-pembuluh darah superficial dibawah kulit. Individu-individu yang meminum obat-obat anti-
coagulant adalah lebih cenderung pada subcutaneous hematomas.
l. Intra-abdominal hematoma dan hemorrhage mungkin disebabkan oleh keberagaman dari luka-luka
atau penyakit-penyakit. Tidak perduli bagaimana darah sampai kedalam perut, penemuan klinis
adalah peritonitis (iritasi dari lapisan perut). Hematomas mungkin terjadi pada organ-organ yang padat
seperti hati, limpa, atau ginjal. Mereka mungkin terjadi didalam dinding-dinding dari usus besar (bowel),
termasuk usus kecil (duodenum, jejunum, ileum) atau usus besar (colon). Hematomas munkin juga
terbentuk didalam lapisan perut yang disebut peritoneum atau dibelakang peritoneum dalam ruang
retroperitoneal (retro=belakang).

5. Apa diagnosis dan DD dari scenario?


A. Trauma Ginjal
• Sering diikuti oleh trauma organ lain
• Trauma abdomen : 10%-nya diikuti oleh trauma ginjal
• 80% berupa trauma tumpul
• Pembagian sederhana : kontusio, ruptur simpai, laserasi parenkhim dan
putusnya pedikel ginjal
 Pf :
 Jejas kostovertebral (luka tusuk / tembak)
 Nyeri pinggang / abdomen pd palpasi
 Pinggang bengkak
 Ballotement ginjal teraba
 Hematuria makroskopik
 Tanda syok : takikardi, pucat, dingin, tekanan nadi sempit
 Gambaran klinis
 Riwayat trauma kostovertebral
 Nyeri pinggang / abdomen
 Hematuria
 Syok, bila disertai trauma intraabdomen lainnya
 Diagnosis
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan urin  hematuria
 IVP single shot / dosis tinggi : utk melihat fungsi ginjal yg terkena dan ginjal
kontra-lateral
 USG / sonografi
 CT-scan
B. Trauma ureter
 Jarang ditemukan, karena kecil, fleksibel dan terlindung
 Dapat terjadi pada trauma tembak, tusuk
 Yang sering : malahan iatrogenik, terputus atau diklem sewaktu operasi dekat ureter
seperti : reseksi tumor kolon, operasi ginekologi
 Gambaran klinis
 Tidak khas
 Hematuria
 Urinoma pada pinggang  bengkak dan nyeri
 Fistel uretero-kutan
 Bila cedera operasi  terlihat urin keluar dari ureter yg cedera
 Diagnosis
 Uremia (bilateral)
 Hematuria
 IVP  ekstravasasi
 Langsung waktu operasi : terlihat
C. Trauma VU
 Merupakan keadaan darurat bedah
 Sebagian besar akibat trauma tumpul
 Karena kecelakaan : fraktur pelvis
 Buli-buli dalam keadaan penuh

 Gambaran klinis
 Umumnya disertai fraktur pelvis
 Bisa intraperitoneal atau ekstraperitoneal
 Penderita datang dalam keadaan syok
 Jejas / hematom suprasymphisis
 Nyeri suprapubik
 Ketegangan otot dinding perut bawah
 Hematuria
 Terapi
 Atasi syok. Stabilkan fraktur pelvis
 Pasang kateter
 Operasi untuk menutup robekan
 Kateter tetap diperlukan untuk mempercepat penyembuhan
D. Uretra
 Terapi
 Operasi : perbaiki fraktur pelvis
 Uretra disambung kembali dan splint dengan kateter 3 minggu
 Komplikasi
 Segera : infeksi, hematom, abses periuretral, fistel uretrokutan, orkhitis
 Lambat : striktur uretra. Memerlukan dilatasi / bougie secara berkala
 Sachse

6. Bagaimana klasifikasi dari kasus scenario?


7. Apa pemeriksaan penunjang dari scenario?
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan urin  hematuria
 IVP single shot / dosis tinggi : utk melihat fungsi ginjal yg terkena dan ginjal kontra-
lateral
 USG / sonografi
 CT-scan

8. Apa etiologi dan factor resiko dari scenario?

Ada 3 penyebab utama dari trauma ginjal , yaitu

4. Trauma tajam
5. Trauma iatrogenik
6. Trauma tumpul
Trauma tajam seperti tembakan dan tikaman pada abdomen bagian atas atau
pinggang merupakan 10 – 20 % penyebab trauma pada ginjal di Indonesia.
Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau radiologi
intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography, percutaneous nephrostomy,
dan percutaneous lithotripsy. Dengan semakin meningkatnya popularitas dari teknik teknik di
atas, insidens trauma iatrogenik semakin meningkat , tetapi kemudian menurun setelah
diperkenalkan ESWL. Biopsi ginjal juga dapat menyebabkan trauma ginjal .

Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan lajunya
pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat
kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat.
Trauma tumpul ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung
biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga, kerja atau perkelahian. Trauma ginjal
biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai organ organ lain. Trauma tidak langsung
misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam
rongga peritoneum. Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika
intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis.

Ada beberapa faktor yang turut menyebebkan terjadinya trauma ginjal. Ginjal yang
relatif mobile dapat bergerak mengenai costae atau corpus vertebrae, baik karena trauma
langsung ataupun tidak langsung akibat deselerasi. Kedua, trauma yang demikian dapat
menyebabkan peningkatan tekanan subcortical dan intracaliceal yang cepat sehingga
mengakibatkan terjadinya ruptur. Yang ketiga adalah keadaan patologis dari ginjal itu
sendiri.
Sebagai tambahan, jika base line dari tekanan intrapelvis meningkat maka kenaikan sedikit
saja dari tekanan tersebut sudah dapat menyebabkan terjadinya trauma ginjal. Hal ini
menjelaskan mengapa pada pasien yang yang memiliki kelainan pada ginjalnya mudah terjadi
trauma ginjal.
9. Bagaimana penatalaksanaan dari scenario?
• 80-90% trauma tumpul berupa cedera minor (kontusio dan laserasi parenkhim superfisial)
• Karenanya : konservatif berhasil baik
• Monitor keadaan umum
• Monitor ginjal : pembengkakan pinggang?
• Kateterisasi dan pemeriksaan urin serial : hematuria makin jernih?
• Obat-obatan : anti nyeri, anti perdarahan, pencegahan infeksi
• Tindakan operasi bila konservatif gagal  pembengkakan pinggang bertambah dan urin
bertambah merah
• Bisa berupa penjahitan saja sampai nefrektomi
• Pada trauma tembus lebih agresif.
• Karena kemungkinan disertai kerusakan organ lain
• Bila penderita tidak stabil / syok dan IVP meragukan  eksplorasi untuk melihat keadaan ginjal
10. Apa komplikasi dari scenario?
komplikasi awal terjadi pendarahan,ekstrafasfi urin dan ginjal massa di retroperineal rentan
terbentuknya abses dan sepsis
-fibrsois ringan : terjadi hematomretroperitoneal
-abses perinefrik : nyeri tekan perut dan nyeri pada flanknya
Komplikasi lanjut
-hipertensi
-hidronefrosis

Anda mungkin juga menyukai