Suwandi Feb PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 176

PENGARUH KUALITAS JASA AUDITOR INTERNAL

TERHADAP EFEKTIVITAS
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
(STUDI KASUS PADA PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN JAWA BALI DI JAKARTA SELATAN)

Universitas Islam Negeri


SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh :
Suwandi
NIM: 203082001948

JURUSAN AKUNTANSI NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
SURAT PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :Suwandi
NIM : 203082001948
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Universitas : Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, apabila
saya mengutip dari karya orang lain maka saya cantumkan sumbernya sebagai
referensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenakan sanki
pembatalan skripsi ini apabila terbukti melakukan tindakan plagiat, dan saya akan
mengulang untuk pembuatan skripsi baru.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Penulis,

Suwandi
NIM: 203082001948

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae

Data Pribadi
Nama : Suwandi
Tempat/Tgl. Lahir : Kuningan, 16 Maret 1981
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Merak 281 RT.02 RW.10 Blok M,
Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok
Telepon : 0813 11 666 981

Pendidikan Formal
1998 – 1994 : Sekolah Dasar Negeri (SDN) Galaherang 1
1994 – 1997 : SLTP Negeri 1 Lebakwangi
1997 – 2000 : SMK Swasta “Binaswasta” Kuningan
Jurusan Keuangan. Program Studi Akuntansi
2003 – 2010 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi
1998 – 1999 : Ketua Seksi Kepramukaan dan Wakil Ketua
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
SMK Swasta “Binaswasta” Kuningan

Pelatihan dan Seminar


1995 – 1996 : Pesantren Remaja Qur’ani di Pondok Pesantren
Modern Al-Ihya Cigugur Kuningan
1997 (Juli – Agustus) : Pelatihan Paskibraka Kabupaten Kuningan
2004 : Seminar “On An Integration Between Islamic And
Conventional Economics”
2004 : Pelatihan Akuntansi Terapan
2004 : Seminar “ECONOMIC Training Motivation 2004”
2005 : Seminar Perpajakan
2006 : Accounting Training Of Islamic Banking pada Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Kerja
2000 – 2001 : PT. MEKARO DAYA MANDIRI
Sebagai Staf Administrasi Umum
2001 – 2009 : Wira Usaha

v
The Influence of Internal Auditor Service Quality
To Internal Control System Effectiveness
(Case Study of: PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
Jawa Bali di Jakarta Selatan)

ABSTRACT

The importance of this research is to discover the influence of internal auditor


services quality to PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali internal control system of
effectiveness. Quality and validity of the data and hypothesis test were processed
by the 17th verse of SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Independent
variables of the research were Independency, professional competency, inspection
level and inspection work, dependent variable of the research is effectiveness of
internal control system. The method is purposive random sampling, from the
spreading of the sample to 42 respondents. Simultaneous test result shows R² =
0,392; meaning that all variables of internal auditor services quality effect the
internal control system of effectiveness for 39,2 percent, while 60,8 percent are
influenced by other variables not included in this research. The meaningful level of
the influence of Independent variables Simultaneously on effectiveness of internal
control system is found by conducting F-test with result: F count = 5,958 which is
larger than F table (0,05 – 42) = 3,252, meaning that internal auditor service
quality affect internal control system of effectiveness significantly. Result of partial
test show p-values as follows: Independency: 0.232; professional competency
0,045; inspection level 0,064; inspection work 0,003. The only not significant
variable is Independency.

Keywords : Independency, professional competency, inspection level, inspection


work, internal controlling system, internal auditor service quality

vi
Pengaruh Kualitas Jasa Auditor Internal
Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern
(Studi Kasus Pada: PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
Jawa Bali di Jakarta Selatan)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas jasa auditor
internal terhadap efektivitas sistem pengendalian intern pada PT. PLN (Persero)
P3B Jawa Bali. Metode yang digunakan adalah deskriptif, kualitas data, kelayakan
data, dan pengujian hipotesis yang semuanya diolah melalui program SPSS
(Statistical Package for the Social Sciences) versi 17. Variabel penelitian
independen adalah independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan,
pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan. Variabel penelitian dependen adalah sistem
pengendalian intern. Metode yang digunakan adalah purposive random sampling
method, sampel yang disebarkan sebanyak 42 terhadap responden yang memiliki
tanggung jawab terhadap jalannya sistem pengendalian intern. Nilai yang
dihasilkan untuk R² sebesar 0,392 menunjukkan bahwa variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar 39,2%, sedangkan sisanya 60,8%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai F hitung = 5.958 > F tabel = 3,252, maka
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. Secara parsial nilai signifikasi yang diperoleh untuk independensi:
0,232; keahlian professional: 0,045; lingkup kerja pemeriksaan: 0,064; dan
pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan: 0,003. Variabel independensi yang tidak
berpengaruh terhadap sistem pengendalian intern.

Kata kunci : Independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan,


pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan, sistem pengendalian intern,
kualitas jasa auditor internal.

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahhi Robbil‘Alamiina, dengan memanjatkan rasa syukur kepada


Allah SWT yang memiliki Asma’ul-Husna berada diatas semua ciptaan-Nya.
Karena dengan Ramat-Nya, Pertolongan-Nya, Ridho-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan segala keterbatasan tenaga, biaya, dan pikiran.
Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi dan
Rasul akhir zaman Muhammad SAW pemimpin Islam revolusi akhlak seluruh
umat manusia yang patut kita ikuti prilakunya melalui sunah.
Skripsi ini merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang telah disusun secara
sistematis dibawah bimbingan pembimbing skripsi yang bersangkutan sebagai
salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tersusunnya skripsi ini tidak sepenuhnya hasil usaha penulis sendiri, tetapi
berkat bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis bermaksud
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah meluangkan waktu untuk
mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik moril maupun tenaganya.
Semua pihak yang telah memberikan dukungannya yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni Sebagai Pembantu Dekan 1. Bapak
Suhendra S.Ag. MM sebagai Korteks Program Non Reguler. Ibu Rahmawati
SE., MM sebagai Wakil Ketua Program Non Reguler Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.

viii
2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM sebagai pembimbing I dan Ibu Zuwesty Eka
Putri, SE.,M.,Ak. Sebagai pembimbing II yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Rahmawati SE., MM sebagai Wakil Ketua Program Non Reguler yang
selalu memberikan motivasinya agar selalu tegar dan sabar kepada penulis
dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Kepada Bapak/Ibu Dosen yang
pernah memberikan kuliah kepada penulis angkatan 2003 – 2007.
4. Kepada PT. PLN (Persero) Penyaluaran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
Kantor Induk, khususnya respoden yang ada pada delapan bidang yang
membantu penulis dalam pengisian kuesioner.
5. Kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) Penyaluaran dan Pusat
Pengatur Beban Jawa Bali Kantor Induk.
6. Bapak Hidayat Moein sebagai Kepala Auditor Internal dan anggota Auditor
Internal Ibu Anita, Bapak Djuanda, Bapak Umar Faruk, Bapak Abubakar,
Bapak Harsono, Bapak Imam Imam Samsidi, Bapak Anjarmalem Ginting yang
semuanya selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama
pelaksanaan penelitian.
7. Bapak H. Nurdin S.Sos.I dibagian SDM PT. PLN (Persero) Penyaluaran dan
Pusat Pengatur Beban Jawa Bali Kantor Induk yang telah memberikan
informasi dan motivasi kepada penulis.
8. Kepada Bapak Suryadi, Mas Agus, Sayuti S.Sos.I, Mas No yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Teman-teman mahasiswa angkatan 2003 – 2007 program non regular Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Akuntansi.
Khususnya Jumeldi, Jahid Ahmad, Sutiyani, Widya, Putri, Semar, Hari Putra,
Akil.

ix
10. Bapak dan Ibu penulis yaitu Bapak Abdul Jalil dan Ibu Sumiati (Almarhumah,
Hapunteun Andi teuacan tiasa ngabahagiakeun Mimi), Aa Wahyudi, S.Sos.I
(Nuhun tina do’a, bimbingan, materi, kasabaranna), Ceu Uti Sutiani dan suami
yaitu Aa Soleh, Rai Heryadi (Almarhum), Rai Mutie Khoerunnisa (Sing e’mut,
“Hasbunallaah wani’mal wakiil”), ponakan yaitu Aa Iban, Dede Arul. Mereka
adalah yang selalu membuka pandangan kepada penulis melaluai do’a-do`anya
yang tidak terukur manfaatnya.
11. Kepada Keluarga Besar Mang Suklan Al-Banar (nuhun mang do’a na). Bapak
Asep Sunandar Sunarya dari Padepokan Giri Harja 3 atas bimbingannya
melalui petuah-petuah bijak dan ruatannya. Keluarga Besar Bapak Ankory,
semua teman-teman di taman Komplek Blok M Mega Cinere. Khususnya
Bapak Bagong, Mas Aris, Mas Bagus, Yanni, Bang Naldi, Kang Irfan dan
Band Black Redemtion (Eri S.T dan Dani Boy).

Semoga Allah SWT melimpahkan balasan yang berlipat kepada semua


pihak yang telah mendukung dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan
kuliah dan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, namun penulis setidaknya berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikaum Wr. Wb.

Jakarta, 15 Desember 2010

Penulis

x
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ................................. i


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSHIF ......................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS ......................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
ABSTRAK....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat ............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8
1. Pengertian Auditor Internal ........................................................... 8
a. Ruang Lingkup Aktivitas Auditor Internal ............................. 11
b. Fungsi Auditor Internal .......................................................... 14
c. Tujuan Auditor Internal ............................................................ 16
2. Ruang Lingkup Yang Mempengaruhi Jasa Auditor Internal ......... 19
a. Kode Etik Auditor Internal ....................................................... 19
b. Standar Praktek Auditor Internal .............................................. 22
c. Karakteristik Untuk Meningkatkan Kualitas Auditor Internal . 27
3. Pengertian Sistem Pengendalian Intern ......................................... 28
a. Prinsip-Prinsip Dasar Sistem Pengendalian Intern .................. 30
b. Faktor-Faktor Pentingnya Sistem Pengendalian Intern ............ 32

xi
c. Komponen Sistem Pengendalian Intern ................................... 35
d. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Dengan Sistem
Pengendalian Intern .................................................................. 38
e. Tujuan Sistem Pengendalian Intern .......................................... 40
B. Perumusan Hipotesa ............................................................................. 44
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 46
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 46
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................... 46
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 47
1. Data Primer .................................................................................... 47
2. Data Sekunder ................................................................................ 47
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 48
1. Analisis Statisti Deskriptif ............................................................. 48
2. Uji Kualitas Data ............................................................................ 48
a. Uji Validitas ............................................................................. 48
b. Uji Reliabilitas.......................................................................... 49
3. Uji Kelayakan Data Dengan Uji Asumsi Klasik .............................. 50
c. Uji Multikolenieritas ................................................................ 50
d. Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 50
e. Uji Normalitas .......................................................................... 50
4. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 51
a. Analisis Regresi Berganda ....................................................... 51
b. Uji Global F tabel ..................................................................... 52
c. Uji t student .............................................................................. 53
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 55
1. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................... 55
2. Instrumen Penelitian dan Pengukuran ............................................ 55
a. Instrumen Untuk Mengukur Independensi (X1) ....................... 55
b. Instrumen Untuk Mengukur Keahlian Profesional (X2) ........... 56
c. Instrumen Untuk Mengukur Lingkup Kerja Pemeriksaan (X3) . 56
xii
d. Instrumen Untuk Mengukur Pelaksanaan Pekerjaan
Pemeriksaan (X4) ....................................................................... 57
e. Instrumen Untuk Mengukur Sistem Pengendalia Intern (Y) ...... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 63
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 63
1. Sejarah Singkat Perusahaan............................................................ 64
a. Peran dan Tugas PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali ............... 65
b. Tata Nilai Perusahaan dan Philosofi Perusahaan ..................... 65
c. Visi dan Misi Perusahaan ......................................................... 66
d. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali ........... 67
2. Perkembangan Usaha ..................................................................... 68
a. Tugas Utama Perusahaan ......................................................... 68
b. Bidang Usaha Pokok ................................................................ 68
c. Ruang Lingkup Usaha Pokok Diluar Usaha Pokok
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali ........................................... 69
3. Audit Internal PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali .......................... 70
a. Peran dan Tugas ....................................................................... 71
b. Visi dan Misi ............................................................................ 72
c. Tujuan dan Sasaran .................................................................. 73
d. Keahlian ................................................................................... 73
B. Hasil dan Pembahasan .......................................................................... 75
1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................... 75
2. Uji Kualitas Data ............................................................................ 83
a. Uji Validitas ............................................................................. 83
b. Uji Realibilitas.......................................................................... 85
3. Uji Kelayakan Data ........................................................................ 87
a. Multikolinearitas ...................................................................... 87
b. Heteroskedastisitas ................................................................... 89
1. Metode uji koefisien korelasi Spearman’s rho .................. 90
2. Metode skatterplot .............................................................. 91
c. Normalitas ................................................................................ 91
xiii
4. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 93
a. Regresi Berganda ..................................................................... 93
b. Uji Global F tabel ..................................................................... 95
c. Uji t student ............................................................................. 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 104
A. Kesimpulan........................................................................................... 104
B. Implikasi ............................................................................................... 106
1. Keterbatasan ................................................................................... 107
2. Saran ............................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 109
LAMPIRAN – LAMPIRAN ......................................................................... 112

xiv
DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman


2.1 Bagan Perbandingan Pengertian Internal Audit 10
3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Independen 60
3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian variabel Dependen 62
4.1 Analisis Deskriptif Data Responden 75
4.2 Analisis Descriptives Statistics Data Responden 76
4.3 Analisis Descriptives Statistics Jenis Kelamin 76
4.4 Analisis Descriptives Statistics Umur 77
4.5 Analisis Descriptives Statistics Pendidikan Terakhir 77
4.6 Analisis Descriptives Statistics Jabatan 78
4.7 Analisis Descriptives Statistics Lama Bekerja 79
4.8 Analisis Descriptives Multiple Response Frequencies
Independensi 80
4.9 Analisis Descriptives Multiple Response Frequencies
Keahlian Profesional 81
4.10 Analisis Descriptives Multiple Response Frequencies
Lingkup Kerja Pemeriksaan 81
4.11 Analisis Descriptives Multiple Response Frequencies
Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan 82
4.12 Analisis Descriptives Multiple Response Frequencies
Sistem Pengendalian Intern 83
4.13 Analisis Uji Validitas Instrumen Variabel
Independen dan Dependen 84
4.14 Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Independen dan Dependen Dengan Teknik Cronbach’s Alph 85
4.15 Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Independen Dengan Teknik Cronbach’s Item Total 86
4.16 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Dependen Dengan Teknik Cronbach’s Item Total 87

xv
4.17 Analisis Uji Multikolinearitas 88
4.18 Analisis Uji Multikolinearitas Dengan Teknik
Tolerance dan VIF (inflanation factor) 89
4.19 Analisis Uji Heteroskedastisitas Dengan Teknik
Spearman’s rho 90
4.20 Analisis Uji Regresi Berganda Coefficients 93
4.21 Analisis Uji Regresi Berganda Model Summary 95
4.22 Analisis Uji Regresi Berganda Untuk Uji F Tabel ANOVA 97
4.23 Analisis Uji Regresi Berganda Untuk
Uji t-student Coefficients 100

xvi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman


2.1 Kerangka Pemikiran 45
3.1 Daerah Keputusan Hipotesis untuk Uji Global/Uji F 53
3.2 Daerah Keputusan Hipotesis untuk Uji t - student 54
4.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Penyaluran
dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali Kantor Induk 68
4.2 Scetterplot 91
4.3 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual 92
4.4 Analisis Daerah Keputusan Hipotesis Uji Global/F Tabel 98
4.5 Analisis Daerah Keputusan Hipotesis
Uji t - student Dua Sisi 102

xvii
LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman


1 Surat Permohonan Melaksanakan Penelitian dari Fakultas 112
2 Surat Penerimaan untuk Melaksanakan Penelitian
dari PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali 113
3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
dari PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali 114
4 Alamat Kantor Induk, Kantor Region, dan delapan
Bidang yang ada pada Kantor Induk 115
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
5 Pagar Pengaman Sistem Pengawasan Pengendalian 116
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
6 Skema Pemeriksaan Operasional Auditor Internal
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali 117
7 Kode Etik Auditor Internal PT. PLN (Persero) Penyaluran
dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali 118
8 Surat Peneliti Kepada Responden 120
9 Daftar Kuesioner yang Digunakan dalam Penelitian 121
10 Hasil Penelitian Pada PT. PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali 128
11 Input Data Jawaban dari Responden 129
12 Hasil Uji Validitas Data 132
13 Hasil Uji Reliabilitas Data 140
14 Hasil Uji Kelayakan Data Dengan Metode Asumsi Klasik 146
15 Hasil Uji Hipotesis 153
16 r Tabel Statistik (Pearson Product Moment) 156
17 F Tabel Statistik (Level of Significance 0,05) 157
18 t Tabel Statistik (Level of Significance 0,05) 158

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini perekonomian dunia sedang berkembang di era perdagangan

bebas atau globalisasi, baik di dunia bisnis atau industri sebagai instrumen

perekonomian sangat berperan dalam menciptakan stabilitas ekonomi. Ada

yang melakukan transformasi orientasi bisnis dari lokal hingga mengarah pada

pasar yang mendunia. Transformasi tersebut ternyata beriringan dengan

perubahan lainnya, seperti bidang ekonomi, sosial, politik dan juga budaya,

namun tampaknya hal tersebut akan selalu terjadi dan sulit untuk di prediksi.

Suatu perusahaan dapat dilihat sebagai sebuah sistem organisasi yang

terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber-sumber

lainnya untuk mencapai suatu tujuan. Adanya sumber daya manusia dan sejalan

dengan adanya konsep era globalisasi, akan semakin banyak masalah yang

harus dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan yang lebih komplek. Hal ini

menuntut para pemimpin perusahaan harus lebih efektif dan efisien dalam

mengelola perusahaannya, dan dibutuhkan auditor internal dalam

mendelegasikan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya agar sistem

pengendalian intern perusahaan berjalan dengan baik.

Ketidakefektipan suatu perusahaan dapat disebabkan oleh faktor internal

dan eksternal. Salah satu faktor internal adalah tidak berjalannya sistem

pengendalian intern perusahaan itu sendiri dalam mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Yadyana (2008:5) pengendalian intern merupakan bagian integral dari

1
proses manajemen karena konsep dasar dari pengendalian intern meliputi

berbagai kegiatan (a process) yang dipengaruhi oleh manusia (is affected by

people), dan diharapkan mencapai tujuan (objectives). Oleh karena itu, setiap

perusahaan memerlukan auditor internal untuk dapat membantu manajemen

atas pengendalian intern dalam mencapai tujuan perusahaan.

Pentingnya auditor internal dalam perusahaan adalah agar efektivitas

pengendalian intern berjalan dengan baik untuk menghindari kecurangan yang

mungkin terjadi. Pada hakekatnya, fungsi audit internal ialah bertanggung

jawab langsung kepada top management dalam membantu menciptakan

tercapainya tujuan sistem operasi perusahaan. Auditor internal harus

memahami bahwa tidak ada sistem pengendalian intern (internal control) yang

akan menghilangkan kemungkinan terjadinya kesalahan, tetapi dengan sistem

pengendalian intern yang baik dapat meminimalisir terjadinya kesalahan.

Menurut Gondodiyoto (2009:17) auditor internal melakukan tugas-tugas

antara lain mendesain/mereview/mengevaluasi sistem pengendalian intern

apakah sudah efektif, efisien dan ekonomis, dalam melakukan audit (keuangan

operasional, ketaatan, investigatif), serta melaksanakan tugas-tugas yang

diberikan oleh pimpinan. Dalam proses pelaksanaan pemeriksaan intern,

tentunya staf auditor intern harus berkualitas agar laporan tahunan perusahaan

sesuai dengan yang diharapkan. Kualitas audit merupakan probabilitas seorang

auditor yang dapat menemukan dan melaporkan suatu kegiatan yang tidak

diharapkan oleh perusahaan.

2
Menurut Yadyana (2008:04) kualitas jasa auditor internal dalam proses

pelaksanaan pemeriksaan intern sangat ditentukan oleh kemampuan auditor

internal dalam menerapkan norma pemeriksaan intern dalam menjalankan

tugasnya. Pekerjaan auditor internal sangat erat kaitannya dengan pengendalian

intern perusahaan dalam pencegahan, pendeteksian, dan penginvestigasian hal-

hal yang tidak diinginkan perusahaan. Pencegahan kecurangan akan lebih

mudah jika dibandingkan dengan mengatasi kecurangan yang sudah terjadi,

dengan adanya auditor internal maka diharapkan dapat meminimalisir

kecurangan.

Salah satu cara yang paling efektif untuk pencegahannya adalah melalui

peningkatan efektivitas sistem pengendalian intern, dan melalui struktur atau

mekanisme pengendalian intern. Pencegahan, pendeteksian, dan

penginvestigasian adalah tugas berat seorang auditor internal dalam

menjalankan tugasnya membantu manajemen, yang menuntut mereka untuk

bekerja dengan baik. Jika pengendalian intern perusahaan sudah ditempatkan

dan berjalan dengan baik dalam pengawasan auditor internal, peluang adanya

kecurangan yang tidak terdeteksi akan berkurang. Hal ini kualitas auditor akan

diuji melalui indenpendensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan,

dan pelaksanaan pekerjaan pemerikasaan dalam membantu manajemen di

perusahaan.

Konsisten terhadap aturan profesi yang harus dilaksananakan oleh auditor

internal agar terciptanya mutu dan kualitas hasil kerjanya akan

mempertahankan keredibilitasnya. Disisi lain jika pekerjaanya tidak sesuai

3
dengan aturan profesi akan menurunkan kredibilitasnya sebagai seorang yang

profesional. Pendidikan yang berkelanjutan, independensi dalam sikap mental,

profesional, dan mematuhi kebijakan perusahaan merupakan indikator penting

yang akan menciptakan kualitas auditor internal.

Berdasarkan identifikasi dan uraian tersebut, maka perlu dilakukan studi

tentang pengaruh kualitas jasa auditor internal terhadap efektivitas sistem

pengendalian intern perusahaan. Latar belakang dalam penelitian ini adalah

karena luasnya ruang lingkup pekerjaan manajemen perusahaan, yang tidak

secara langsung dapat mengawasi semua aktivitas intern dan ekstern

perusahaan, maka perlu adanya auditor internal atau pengawas yang membantu

terhadap jalannya sistem pengendalian intern. Penulis memilih PT. PLN

(Persero) P3B Jawa Bali sebagai tempat penelitian dengan alasan karena

perusahaan ini merupakan perusahaan transmisi induk yang membawahi empat

region se Jawa Bali yaitu; region Jakarta Banten, Region Jawa Barat, Region

Jawa Tengah dan DIY, Region Jawa Timur dan Bali.Perusahaan yang memiliki

bidang dalam operasionalnya, terdiri dari bidang perencanan, bidang teknik

penyaluran, bidang umum, bidang pengembangan penyaluran, bidang operasi

sistem, bidang keuangan, bidang umum, bidang SDM dan organisasi, dan

bidang auditor internal. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini

pada PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali yang menurut pandangan penulis,

setiap variabel yang akan diteliti ada dan layak untuk diteliti.

Penelitian ini merupakan refleksi dari penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Yadyana (2008:9) yang hasilnya menunjukan bahwa variance

4
variabel bebas berpengaruh terhadap variance variabel terikat sebesar 32,7

persen, sedangkan sisanya sebesar 67,3 persen dipengaruhi oleh faktor lain

yang tidak dijelaskan dalam model penelitiannya. Hasil secara simultan

menunjukkan F hitung > F tabel yaitu 4,863 > 2,37, hal ini menunjukkan

bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Secara

parsial menunjukkan bahwa hanya variabel lingkup kerja pemeriksaan terbukti

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern.

Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah sebagai berikut:

1. Periode penelitian

Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2008, sedangkan penelitian ini

dilakukan pada tahun 2010.

2. Responden penelitian

Penelitian sebelumnya responden yang digunakan adalah kepada

perusahaan hotel berbintang empat dan lima yang beroperasi di Provinsi

Bali. Sedangkan pada penelitian ini responden yang digunakan adalah pada

perusahaan PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa

Bali yang ada di Jakarta Selatan.

Berdasarkan pada penelitian sebelumnya, penulis bermaksud untuk

menyusun skripsi ini dengan judul ”Pengaruh Kualitas Jasa Auditor

Internal Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern: Studi Kasus

Pada PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali

di Jakarta Selatan”.

5
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

perumusan masalah dalam hal ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan, dan

pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan secara simultan berpengaruh terhadap

efektivitas sistem pengendalian intern?.

2. Apakah independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan, dan

pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan secara parsial berpengaruh terhadap

efektivitas sistem pengendalian intern?.

C. Tujuan dan Manfaat

Sesuai dengan maksud dan permasalahan yang dirumuskan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh independensi, keahlian

profesional, lingkup kerja pemeriksaan, dan pelaksanaan pekerjaan

pemeriksaan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern.

2. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh independensi terhadap

efektivitas sistem pengendalian intern.

3. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh keahlian profesional terhadap

efektivitas sistem pengendalian intern.

4. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh lingkup kerja pemeriksaan

terhadap efektivitas sistem pengendalian intern.

5. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh pelaksanaan pekerjaan

pemeriksaan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern.

6
Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini digunakan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Menambah wawasan dan pengetahuan

penulis mengenai independensi, keahlian profesional, lingkup kerja

pemeriksaan, dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan yang dilakukan oleh

auditor internal pada perusahaan. Menambah wawasan dan pengetahuan

penulis mengenai komponen-komponen sistem pengendalian intern

perusahaan yang dapat menunjang keberhasilan dari fungsi auditor internal

pada perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang pentingnya

peranan auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian intern

perusahaan dalam menjalankan kegiatan organisasi dan membantu

perusahaan dalam mencapai tujuannya.

3. Bagi Peneliti yang Akan Datang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi

dan bahan masukan bagi peneliti lain yang berniat untuk meneliti kembali

mengenai pengaruh kualitas jasa audit terhadap efektivitas sistem

pengendalian intern.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Auditor Internal

Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya melalui

suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan

meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian dan proses

governance. Menurut Pickett dalam Gondodiyoto (2009:18) bahwa audit

internal akan mendorong terciptanya dan bahkan merupakan salah satu

karakteristik Good Corporate Governance (GCG). Makin maju suatu

negara, maka tuntutan good coorporate governance makin tinggi, dan top

management sebagai pihak yang dipercaya untuk mengelola perusahaan

mempunyai kewajiban akuntabilitas (stewardship).

Menurut Institut of Internal Auditors (IIA) memperkenalkan Standards

for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam Sawyer

(2005:8) mendefinisikan auditor internal sebagai berikut:

”Audit internal adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam


perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya
sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan”.

Menurut Sawyer dalam Effendi (2006:1) mendefinisikan auditor internal


sebagai berikut:
”Internal audit is an independent appraisal funtion esstablised within an
organization to examine and evaluate its activities as a service to
organization. (Internal audit adalah suatu fungsi penilaian independen yang
dibentuk dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi
aktivitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi)”.

8
Menurut Tunggal (2006:4) mendefinisikan auditor internal sebagai
berikut:
”internal audit adalah melayani manajemen dalam melakukan operasional
audit untuk mengevaluai efesiensi penggunaan sumber daya dan efektivitas
berkenaan dengan pencapaian tujuan entitas”.

Menurut Akmal dalam Gondodiyoto (2009:12) mendefinisikan auditor


internal sebagai berikut:
”Internal auditing is an independent appraisal fuction, estsblished, within
an organization to examine and evaluate its activities as a service to the
organization. To objective of internal auditing is to assist members of the
organization in the effective discharge of their responsibilities. To this end,
internal auditing furnishes them with analysis, appraisals,
recommendations, counsel, and information concerning the activities
reviewed. The audit objective includes promoting effective control a
reasonable cost”.

Audit internal digambarkan sebagai pekerjaan yang berkenaan dengan

fungsinya melayani organisasi. Unit-unit kompetensi yang dituntut

merupakan label yang diberikan untuk seperangkat tugas yang diperlukan

dalam memenuhi persyaratan fungsional praktek audit internal. Audit

internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang dalam

lingkungan operasinya, dan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang

mungkin terjadi pada perusahaan.

Auditor internal pada umumnya melakuakan pekerjaan mereka secara

berbeda-beda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen

senior. Perbedaan lingkup kerja audit mengakibatkan sulitnya

mendefinisikan berbagai aktivitas yang dilakukan auditor, tetapi dengan

semakain berkembangnya bisnis dan teknologi, definisi auditor internal

terus diformulasikan dan disempurnakan agar dapat mengantisipasi

kebutuhan stakeholders. Penilaian terhadap control dan governance proses


9
adalah salah satu aspek penting yang menjasdi fokus dan tanggung jawab

auditor internal.

Definaisi baru audit internal menyatakan bahwa dengan pelaksanaan

Corporate Governance yang baik akan lebih meningkatkan fungsi

pengendalian yang pada akhirnya akan membantu manajemen menangani

resiko. Menurut Tunggal (2010:04) secara detail perbedaan antara definisi

baru dan definisi lama dapat dilihat melalui bagan perbandingan pengertian

audit internal dibawah ini:

Tabel 2.1
Bagan Perbandingan Pengertian Audit Internal
Perbandingan Pengertian Audit Internal
NO Definisi Lama NO Definisi Baru
1 Fungsi penilaian independensi 1 Suatu aktivitas independen
yang dibentuk dalam suatu dan obyektif
organisasi
2 Fungsi penilaian 2 Aktivitas pemberian jaminan
keyakinan dan konsultasi
3 Mengkaji dan mengevaluasi 3 Dirancang untuk memberikan
aktivitas organisasi sebagai suatu nilai tambah serta
bentuk jasa yang diberikan meningkatkan kegiatan operasi
bagi organisasi organisasi
4 Membantu para organisasi 4 Membantu organisasi dalam
agar dapat menjalankan usaha mencapai tujuannya
tanggung jawabnya secara
efektif
5 Memberi hasil anallisis, 5 Memberikan suatu pendekatan
penilaian, rekomendasi, disiplin yang sistematis untuk
konseling dan informasi yang mengevaluasi dan meningkatkan
berkaitan dengan aktivitas keefektifan manajemen
yang dikaji dan menciptakan resiko, pengenbdalian dan
pengendalian efektif proses pengaturan
dengan biaya wajar
Sumber: Tunggal (2010:04)

10
a. Ruang Lingkup Aktivitas Auditor Internal

Pencerminan independensi, profesional, dan tanggung jawab

seorang auditor akan terlihat dari aktivitas audit itu sendiri, baik bagi

auditor internal maupun bagi auditor eksternal. Auditor internal

penekanannya adalah membantu manajer dan dewan komisaris atau

badan pengatur lainnya yang sejenis dalam mencapai pengelolaan yang

optimal dan dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab

mereka. Betapa pentingnya peran auditor internal pada perusahaan

dalam membantu manajemen mencapai tujuan perusahaan, sehingga

auditor internal ditempatkan pada posisi yang berbeda dari posisi

fungsional lainnya di perusahaan..

Menurut Nasution (2008:04) secara garis besar ada tiga alternatif

posisi atau kedudukan dari auditor internal dalam struktur organisasi

perusahaan yaitu:

1. Berada dibawah Dewan Komisaris

Dalam hal ini, star audit internal bertanggung jawab pada Dewan

Komisaris, ini disebabkan karena bentuk perusahaan membutuhkan

pertanggung jawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama

dapat diteliti oleh auditor internal. Dalam cara ini, bagain pemeriksa

intern sebenarnya merupakan alat pengendali terhadap performance

manajemen yang dimonitor oleh komisiaris perusahaan. Dengan

demikian bagian pemeriksa intern mempunyai kedudukan yang kuat

dalam organisasi.

11
2. Berada dibawah Direktur Utama

Menurut sistem ini, star auditor internal internal bertanggung jawab

pada direktur utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai mengingat

direktur utama terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang berat. Jadi

kemungkinan tidak sempat untuk mempelajari laporan yang dibuat

auditor internal.

3. Berada dibawah Kepala Bagian Keuangan

Menurut sistem ini, kedudukan auditor internal dalam struktur

organisasi perusahaan berada dibawah koordinasi kepala bagian

keuangan. Bagian auditor internal bertanggung jawab sepenuhnya

kepada kepala keuangan atau ada yang menyebutnya sebagai

Controller, tapi perlu juga diketahui bahwa biasanya kepala bagian

keuangan tersebut bertanggung jawab juga pada persoalan keuangan

dan akuntansi.

Menurut Sawyer (2005:27) meskipun auditor internal memiliki

cakupan yang luas, tetapi bentuk praktek audit terdiri dari tiga kategori

dasar, yaitu:

1. Keuangan yang analisis aktivitas ekonominya yaitu sebuah entitas

yang diukur dan dilaporkan menggunakan metode akuntansi.

2. Ketaatan yaitu penelaahan atas kontrol keuangan dan operasi serta

transaksi untuk melihat kesesuaiannya dengan aturan, standar,

regulasi, dan prosedur yang berlaku.

12
3. Operasional yaitu menelaah secara komprehensif atas fungsi yang

bervariasi dalam perusahaan untuk menilai efesiensi dan ekonomi

operasi dan efektivitas fungsi-fungsi tersebut dalam mencapai

tujuannya.

Aktivitas consalting akan memberikan nilai tambah (value added)

bagi auditor internal karena disamping memberikan jasa pengawasan,

juga bertindak sebagai konsultan dan kolega bagi unit operasi untuk

membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan efesiensi,

efektivitas dan ekonomis dari suatu proses kerja. Menurut Effendi

(2007:7) ruang lingkup atau cakupan (scope) pekerjaan internal auditor

adalah seluas fungsi manajemen, sehingga cakupannya meliputi bidang

financial and non finansial.

1. Audit finansial, merupakan jenis audit yang lebih berorientasi pada

masalah keuangan yang sasarannya adalah kewajaran atas laporan

keuangan yang telah disajikan manajemen.

2. Audit operasional adalah audit manajemen (management audit) atau

audit kinerja (performance auditing) yang sasarannya adalah

penilaian masalah efesiensi, efektifitas dan ekonomis (3E).

3. Audit ketaatan/kepatuhan (complience audit) adalah suatu audit

yang bertujuan untuk menguji apakah pelaksanaan/kegiatan telah

sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku yang ditetapkan

oleh (a) Instansi Pemerintah atau Badan/Lembaga lain yang terkait,

13
dan (b) kebijakan/sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh

manajemen perusahaan (direksi).

4. Audit kecurangan (fraud audit) adalah yang ditujukan untuk

mengungkap adanya kasus yang berindikasi korupsi, kolusi, dan

nepotisme yang merugikan perusahaan/negara dan hanya

menguntungkan pribadi ataupun kelompok (organisasi) atau pihak

ketiga.

b. Fungsi Auditor Internal

Auditor internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen,

dan staf audit yang paling efektif melekukan tujuan manajemen dan

organisasi diatas rencana dan aktivitas mereka. Fungsi audit internal

yang baik adalah yang memiliki proses untuk menilai efektivitas

mereka sendiri. Mereka menggunakan hasil bersama dengan umpan

balik dari auditor eksternal dan pemangku kepentingan (stakeholders)

yang lain untuk memonitor kewenangan sepanjang waktu dan mencapai

perbaikan berkesinambungan dalam praktek dan kinerja.

Menurut Tunggal (2010:01) fungsi auditor internal mencakup

departemen audit internal dan setiap departemen yang lain, aktivitas

atau outsource jasa yang memenuhi peranan audit internal. Menurut

Sawyer (2005:32) menyatakan ada beberapa fungsi auditor internal

dalam membantu manajemen, yaitu:

1. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh

manajemen puncak.

14
2. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko.

3. Memvalidasi laporan ke manajemen senior.

4. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis.

Menurut Gondodiyoto (2009:15) pada hakekatnya fungsi auditor

internal ialah sebagai unit yang bertanggung jawab dan mengerjakan

tugas atas nama dan hanya untuk (on behalf of) direksi (top

management). Tugas-tugas untuk memebantu manajemen tersebut ialah

antara lain:

1. Mengidentifikasi risiko dan merancang antisipasinya serta

memonitornya.

2. Memvalidasi (memeriksa kebenaran) laporan-laporan yang

ditujukan ke direksi, jangan sampai direksi memperoleh laporan-

laporan kegiatan organisasi dari para pimpinan departemen yang

tidak sesuai kenyataannya.

3. Membantu atau ”melindungi” manajemen puncak dari masalah-

masalah yang berkaitan dengan hal-hal teknis, sehingga manajemen

dapat lebih berkonsentrasi mengerjakan tugas-tugas yang lebih

bersifat kebijakan, mengambil keputusan (decision making),

perencanaan (planning) besosialisasi (lobbiying) dengan para

stakeholder, dan sebagainya.

4. Membantu manajemen (termasuk para manajer fungsional) tentang

hal-hal yang bersifat rawan kesalahan atau penyalahgunaan,

penyimpangan dari aturan dan prinsip-prinsip manajemen.

15
Sedangkan menurut Nasution (2008:04) fungsi audit internal secara

menyeluruh mengenai pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan audit

internal dalam mencapai tujuannya adalah:

1. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan

pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi.

2. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan,

rencana dan prosedur yang ditetapkan.

3. Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan atau organisasi

dipertanggung jawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman

terhadap segala kemungkinan resiko kerugian.

4. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang

dikembangkan dalam organisasi.

5. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah

dibebankan.

c. Tujuan Auditor Internal

Dalam melakukan fungsinya, manajemen dan dewan komisaris

kadang tidak efektif, maka dari perlu dibentuk komite audit. Anggota

komite audit dan dewan komisaris harus bekerjasama dengan auditor

internal, karena auditor internal yang melaksanakan pengendalian

langsung secara teratur dari waktu kewaktu. Untuk mencapai tujuan

tersebut perlu disusun suatu internal audit program yang teratur dan

efektif, audit program itu sendiri harus selalu ditingkatkan dari waktu

kewaktu. Tujuan-tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen,

16
sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk

menghasilkan nilai tertinaggi pada hal-hal yang dianggap manajemen

paling penting bagi kesuksesan organisasi.

Menurut Tunggal (2010:44) tujuan yang ingin dicapai oleh internal

auditor adalah sebagai berikut:

1. Kebenaran dan kelengkapan informasi kegiatan perusahaan.

2. Penyesuaian dan penerapan kebijakan perusahaan, rencana kerja,

prosedur dan hal-hal yang diwajibkan dan hal-hal yang mencakup

hukum dan peraturan yang berlaku.

3. Menjaga aset perusahaan terhadap penggunaan yang salah atau

sewenang-wenang oleh pihak yang tidak berkepentingan.

4. Efektivitas, efesiensi, dan kelengkapan organ operasi perusahaan

untuk mencapai tujuan perusahaan.

5. Internal control tersebut harus mencakup pengendalian aktivitas

perusahaan, pengendalian aktiva perusahaan, bentuk informasi dan

komunikasi (terutama keuangan), pengendalian yang berkelanjutan

atau monitoring, pengendalian lingkungan kerja dan sekeliling,

pengendalian terhadap bahaya, risiko yang diambil perusahaan.

Tujuan auditor internal dalam perusahaan menurut para ahli dalam

Nasution (2008:04) adalah:

1. Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan

yang paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja

perusahaan.

17
2. Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan

keefektifan dari prosedur intern.

3. Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien.

4. Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa

fase kerja.

5. Menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan

harta kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan.

6. Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan

manajemen.

Sedangkan menururt Amrizal (2004:1) untuk mencapai tujuan

perusahaan atas tugas-tugas yang harus dilakukan, maka auditor

internal harus melakuakan kegiatan sebagai berikut:

1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan

sistem pengendalian manajemen, sistem pengendalian intern, dan

pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan

pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.

2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-

prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung

jawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk

pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.

4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam

organisasi dapat dipercaya.

18
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas

yang diberikan oleh manajemen.

6. Menyarankan kebaikan-kebaikan operasional dalam rangka

meningkatkan efesiensi dan efektivitas.

2. Ruang Lingkup Yang Mempengaruhi Jasa Auditor Internal

Auditor internal senatiasa berusaha untuk menyempurnakan dan

melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk

pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang

semakin kompleks. Dengan demikian, auditor internal muncul sebagai

suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas memanfaatkan

metode dan teknik dasar dari penilaian. Menurut Tunggal (2010:99) auditor

internal ditugaskan oleh entitas tertentu (manajemen perusahaan, lembaga

pemerintah, atau entitas nirlaba) untuk melaksanakan audit yang dipandang

perlu oleh organisasi.

Kegiatan auditor internal diwajibkan mematuhi kode etik dan standar

yang mengikat pada masing-masing individu sehingga pelaporan hasil audit

berkualitas. Salah satu cara untuk mengukur kualitas auditor adalah melalui

kualitas keputusan-keputusan yang diambil. Dalam menjalankan

kegiatannya, auditor internal diharuskan memiliki pengatahuan yang baik

berkaitan dengan pelaksanaan audit dan pelaporan audit.

a. Kode Etik Profesi Auditor Internal

Fungsi kode etik profesi menurut Gondodiyoto (2009:62) yaitu

memberikan pedoman bagi anggota tentang prinsip profesionalitas yang

19
digariskan, menerapkan sarana kontrol bagi masyarakat atas profesi

yang bersangkutan, dan mencegah campur tangan pihak di luar

organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

Etika mempunyai tujuan yang sangat praktis, yaitu menyelaraskan

kebutuhan orang per orang dan kebutuhan sosial, khususnya lingkungan

pada profesi tertentu.

Tujuan kode etik menurut Institute of Internal Auditor (IIA) dalam

Tunggal (2010:20) adalah untuk meningkatkan budaya etik (etical

culture) dan profesi audit internal, karena audit internal didasarkan pada

kepercayaan (trust) yang diberikan oleh pihak-pihak yang dilayani. Ciri

utama auditor internal adalah kecermatan menerima tanggung jawab

terhadap kepentingan auditor. Code of Ethics menurut IIA dalam

Gondodiyoto (2009:63) meliputi:

1. Principles adalah konsep etika yang berkaitan dengan profesi

internal audit, yaitu terdiri dari:

a. Integritas (Integrity) yaitu nilai integritas auditor dibangun atas

dasar trust, dan karena itu kepercayaan harus menjadi dasar

pelaksanaan tugas mereka, dimensinya antara lain:

1) Melaksanakan tugas dengan honest, diligence, dan

responsibility.

2) Berpedoman pada aturan hukum dan disclosures sesuai

aturan hukum dan ketentuan profesi yang berlaku.

20
3) Tidak melakukan atau ambil bagian dalam ilegal activity,

atau melakukan hal-hal yang tidak kredibel sesuai profesi

maupun organisasinya.

4) Selalu berpedoman pada tujuan dan etika organisasi.

b. Obyektivitas (objectivity) yaitu internal auditor harus

menunjukan highest level of professional objectivity dalam

menjalankan tugasnya, memberikan penilaian yang obyektif dan

seimbang dan tidak dipengaruhi oleh subyektitivitas pribadinya,

dimensinya antara lain:

1) Tidak terkait dengan hal-hal yang dapat menyebabkan bias

dalam pelaksanaan tugasnya, termasuk terlibat atau punya

relasi yang dapat mengakibatkan conflict of interest.

2) Tidak menerima sesuatu yang dapat mengakibatkan bias

dalam pelaksanaan tugasnya.

3) Harus mengungkapkan semua data/fakta yang diketahui

yang berguna bagi pelaporan hasil tugasnya.

c. Kredibilitas (credibility/confidentiality) yaitu internal auditor

menghormati nilai dan kepemilikan data yang diperolehnya, dan

hanya nmengungkapkannya sesuai otoritas yang dimiliki serta

sesuai ketentuan legal yang ada, dimensinya antara lain:

1) Internal auditor harus seksama dan berhati-hati menjaga atau

mempriooteksi informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan

tugasnya.

21
2) Tidak menggunakan informasi untuk kepentingan pribadi

atau dalam bentuk apapun yang bertentangan dengan

hukum/aturan, etika, dan/atau yang dapat merugikan tujuan

organisasi.

d. Kompetensi (competence) yaitu internal auditor selalu

menjaga/menerapkan pengetahuan, keterampilan dan

pengalamannya dalam pelaksanaan tugas, dimensiunya antara

lain:

1) Melaksanakan tugas yang sesuai dengan pengetahuan,

keterampilan, dan pengalamannnya.

2) Melaksanakan tugas sesuai dengan Standard for the

Professional Practice of Internal Auditing.

3) Selalu meningkatkan proficiency, effectiveness, dan kualitas

jasa yang diberikannya.

2. Rules of conduct (merupakan penjabaran sekaligus pedoman

pelaksanaan praktis principles, yaitu aturan norma perilaku yang

seharusnya bagi interrnal auditor).

b. Standar Profesi Auditor Internal

Kode Etik yang dikeluarkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi

Auditor Internal dalam Tunggal (2010:20) ada sepuluh standar perilaku

sebagai pedoman bagi seluruh auditor internal di Indonesia yang

menguraikan penjabaran dari rules of conduct yang berkaitan dengan

22
prinsip integritas, obyektivitas dan kompetensi. Kesepuluh standar

perilaku auditor internal tersebut yaitu:

1. Auditor internal harus menunjukan kejujuran, objektivitas dan

kesanggupan dalam melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung

jawab profesinya.

2. Auditor internal harus menunjukan loyalitas terhadap organisasinya

atau terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian, auditor

internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan

yang menyimpang atau melanggar hukum.

3. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan

atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau

mendiskreditkan organisasinya.

4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang

dapat menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya atau

kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka, yang

meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan

memenuhi tanggung jawab profesinya secara obyektif.

5. Auditor internal tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun

dari karyawan, klien, pelanggan, pemasok ataupun mitra bisnis

organisasinya, yang dapat atau patut diduga dapat mempengaruhi

pertimbangan profesinya.

6. Auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan

dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya.

23
7. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar

senantiasa memenuhi Standar Profesi Audit Internal.

8. Auditor internal harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam

menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan

tugasnya. Auditor internal tidak boleh menggunakan informasi

rahasia (i) untuk mendapatkan keuntungan pribadi, (ii) secara

melanggar hukum, (iii) yang dapat menimbulkan kerugian terhadap

organisasinya.

9. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus

menggunakan semua fakta-fakta penting yang diketahuinya, yaitu

fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat (i) mendistorsi laporan

atas kegiatan yang direview, atau (ii) menutupi adanya praktek-

praktek yang melanggar hukum.

10. Auditor internal harus senantiasa meningkatkan kompetensi serta

efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal

wajib mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan.

Menurut Effendi (2007:5) tujuan dari Standar Profesi Auditor

Internal (SPPIA) adalah:

1. Menggambarkan dengan jelas bahwa prinsip dasar dari pelaksanaan

internal audit diterapkan.

2. Menyiapkan kerangka pelaksanaan dan promosi aktivitas internal

audit yang lebih luas dengan nilai tambah.

3. Menetapakan basis pengukuran pada pelaksanaan internal audit

24
4. Membantu perkembangan organisasi dalam proses operasinya.

Sedangkan dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai auditor

internal, tentunya staf auditor internal memerlukan norma pemeriksaan

intern sebagai pedoman dan ketentuan dalam menjalankan tugasnya.

Menurut Institut of Internal Auditors (IIA) yang dikutif oleh Boyton dan

Kall dalam Yadyana (2008:3) terdapat lima standar umum praktik

pemeriksaan yang meliputi masalah-masalah:

1. Independensi.

2. Keahlian professional.

3. Lingkup kerja pemeriksaan.

4. Pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan, dan

5. Pengelolaan bagian pemeriksaan intern.

Norma pemeriksaan tersebut merupakan indikator yang menentukan

kualitas jasa auditor internal dalam melaksanakan praktek pemeriksaan.

Semakin lengkap indikator terserbut dipatuhi oleh auditor internal,

maka semakin bermutu juga praktek pemeriksaan yang dilakukan.

Auditor yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi

kewajiban profesionalnya, memberikan opini yang obyektif, tidak bias

dan tidak dibatasi, dan melaporkan masalah apa adanya, bukan

melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.

Menurut Mautz dan Sharaf dalam Sawyer (2005:35) konsep standar

yang dapat diterapkan untuk auditor internal yang ingin bersikap

25
obyektif menyangkut independensi harus memiliki indikator-

indikatornya, yaitu:

1. Independensi dalam program, dalam hal ini harus bebas dari

intervensi manajerial atas program audit, bebas dari segala

intervensi atas prosedur audit, dan bebas dari segala persyaratan

untuk penugasan audit selain yang memang disyaratkan untuk

sebuah proses audit.

2. Independensi dalam verifikasi, yaitu: (a) bebas dalam mengakses

semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan yang relevan

dengan audit yang dilakukan, (b) mendapatkan kerjasama yang aktif

dari karyawan manajemen salama verifikasi audit, (c) Bebas dari

segala usaha manajerial yang berusaha membatasi aktivitas yang

diperiksa atau membatasi pemerolehan bahan bukti, (d) bebas dari

kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi.

3. Independensi dalam pelaporan, yaitu: (a) bebas dari perasaan wajib

memodifikasi dampak atau signifikansi dari fakta-fakta yang

dilaporkan, (b) bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal

yang signifikan dalam laporan audit, (c) menghindari penggunaan

kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak

sengaja dalam melaporkan fakta, opini dan rekomendasi dalam

interpretasi auditor. (d) bebas dari segala usaha untuk meniadakan

pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit

internal.

26
c. Karakteristik Untuk Meningkatkan Kualitas Audit Internal

Menurut Aldhizer et al (1995) dalam Djamil (2004:16) menjelaskan

langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas audit adalah:

1. Perlunya melanjutkan pendidikan profesionalnya bagi suatu tim

audit, sehingga mempunyai keahlian dan pelatihan yang memadai

untuk melaksanakan audit.

2. Dalam hubungannya dengan penugasan audit selalu

mempertahankan independensi dalam sikap mental, arinya tidak

mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk

kepentingan umum.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor tersebut

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama. Penerapan kecermatan dan keseksamaan diwujudkan

dengan melakukan review secara kritis pada setiap tingkat supervisi

terhadap pelaksanaan audit dan terhadap pertimbangan yang

digunakan.

4. Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan sebaik-baiknya dan

jika digunakan asisten maka dilakukan supervisi dengan

semestinya. Kemudian dilakukan pengendalian dan pencatatan

untuk semua pekerjaan audit yang dilaksanakan di lapangan.

5. Melakukan pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian

intern klien untuk dapat membuat perencanaan audit, menentukan

sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

27
6. Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten melalui

inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, konfirmasi sebagai

dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan auditan.

7. Membuat laporan audit yang menyatakan apakah laporan keuangan

telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

atau tidak. Dan pengungkapan yang informatif dalam laporan

keuangan harus dipandang memadai, jika tidak maka harus

dinyatakan dalam laporan audit.

3. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Dengan semakin berkembangnya suatu entitas perusahaan, maka

semakin berat tugas manajemen untuk mengendalikan jalannya perusahaan.

Agar tujuan dapat tercapai, kegiatan opersional perusahaan bisa dijalankan

secara efektif dan efisien, manajemen perlu mengadakan sistem

pengendalian intern yang baik dan efektif untuk mencegah agar tidak

terjadi kecurangan yang mungkin terjadi. Subsistem di perusahaan

menerapkan rencana strategis dan fungsi operasi menerapkan sistem

pengendalian intern secara administrasi.

Peran auditor internal sesuai fungsinya yaitu dalam pencegahan dari

fungsi operasi untuk meminimalisir terjadinya kecurangan yang akan

timbul pada perusahaan. Pencegahan harus mengenal dan memahami

dengan baik setiap komponen dalam sistem pengendalian intern agar dapat

melakukan evaluasi dari hasil kerja auditor internal. Dibawah ini beberapa

28
pengertian untuk dapat mengetahui pentingnya sistem pengendalian intern

pada perusahaan.

Menurut Sawyer (2005:59) mendefinisikan sistem pengendalian inern

sebagai berikut:

“sistem pengendalian intern (internal control) adalah penggunaan semua


sarana perusahaan untuk meningkatkan, mengarahkan, mengendalikan,
dan mengawasi berbagai aktivitas dengan tujuan untuk memastikan bahwa
tujuan perusahaan tercapai. Sarana kontrol ini meliputi, tetapi tidak
terbatas pada, bentuk organisasi, kebijakan, sistem, prosedur, instruksi,
standar, komite, bagan akun, perkiraan, anggaran, jadwal, laporan,
catatan, daftar pemeriksaan, metode, rencana, dan audit internal”.

Menurut Tunggal (2006:75) mendefinisikan sistem pengendalian inern

sebagai berikut:

”Pengendalian intern merupakan suatu proses, yang dipengaruhi oleh


Board of Director, manajemen, dan personel yang lain, yang didesain
untuk mendapatkan keyakinan memadai (reasenably assurance) tentang
pencapaian dalam hal-hal berikut (a) kesudahan laporan keuangan, (b)
kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, dan (c)
efektivitas dan efesiensi operasi”.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Yadyana (2008:5)

mendefinisikan sistem pengendalian intern sebagai berikut:

“Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan


komisaris, manajemen, dan peresonil lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan,
yaitu: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efesiensi
operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Sedangkan menurut Cangemi dalam Gondodiyoto (2009:134)

mendefinisikan sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut:

“Internal control system is the policies, practices, and procedures, and


tools designed to: (1) safeguarding asset, (2) ensure accuracy and
reliability of data captured and information products, (3) promote
efficiency, (4) measure compliance with corporate policies, (5) measure

29
compliance with regulations, and (6) manage the negative events and
effects from fraud, crime, and deleterious activities”.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam Tunggal

(2010:77) pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh

Dewan Komisaris, manajemen, dan personal lain entitas yang didesain

untuk memberikan kereyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga

golongan tujuan berikut:

a. Keandalan pelaporan keuangan.

b. Efektivitas dan efesiensi operasi.

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Sistem pengendalian intern merupakan metode yang berguna bagi

manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi, meningkatkan efektivitas

dan efesiensi kinerja. Evaluasi secara periodik dan kontinyu atas

pengendalian intern adalah alat manajemen untuk menyakinkan bahwa

sistem pengendalian intern yang diterapkan efektif dan diperoleh

perbaikan-perbaikan atas kekurangan yang ada. Sistem pengendalian intern

merupakan kebijakan dan prosedur untuk memberikan keyakinan yang

memadai bahwa tujuan tertentu pada perusahaan akan dicapai.

a. Prinsip-Prinsip Dasar Sistem Pengendalian Intern

Basic assumption yang pertama berkaitan dengan kontrol intern

ialah bahwa yang bertanggung jawab mengenai internal control system

adalah top management, bukan auditor, akuntan, atau yang lainnya.

Menurut Gondodiyoto (2009:143) ada beberapa asumsi yang perlu di

30
pahami mengenai sistem pengendalian intern bagi suatu entitas atau

organisasi, yaitu:

1. Sistem pengendalian intern merupakan management responsibility.

Bahwa sesungguhnya yang paling berkepentingan terhadap sistem

pengendalian intern suatu entitas organisasi/perusahaan adalah

manajemen (lebih tegasnya lagi top management/direksi), karena

dengan sistem pengendalian intern yang baik itulah top

management dapat mengharapkan kebijaksanaanya dipatuhi, aktiva

atau harta perusahaan dilindungi, dan penyelenggaraan pencatatan

berjalan baik.

2. Sistem pengendalian intern haruslah bersifat generik, mendasar dan

dapat diterapkan pada tiap perusahaan pada umumnya (tidak boleh

jika hanya berlaku untuk suatu perusahaan tertentu saja, melainkan

harus ada hal-hal yang bersifat dasar yang berlaku umum). Jadi,

asumsinya kontrol internal adalah independen dari metode proses

datanya, artinya; control objectives harus didesain tanpa dikaitkan

secara khusus dengan jenis sistem pengolahan datanya.

3. Sifat sistem pengendalian intern adalah reasonable assurance,

artinya tingkat rancangan yang kita desain yang paling optimal.

Sistem pengendalian yang baik ialah bukan yang paling maksimal,

apalagi harus mempertimbangkan keseimbangan cost benefit-nya.

Asumsi ini menyatakan bahwa ”there is no a ferfect internal

control system”.

31
4. Sistem pengendalian intern memiliki keterbatasan-keterbatasan

(constraints). Misalnya sebaik-baiknya kontrol tetapi kalau pegawai

yang melaksanakannya tidak cakap, atau kolusi, maka tujuan

pengendalian itu mungkin tidak tercapai.

5. Sistem pengendalian intern harus selalu terus menerus dievaluasi,

diperbaiki, disesuaikan dengan perkembangan kondisi dan teknologi

Suatu organisasi atau entitas bisnis perusahaan memerlukan sistem

pengendalian intern karena beberapa alasan, menurut Gondodiyoto

(2009:132) ada beberapa alasan sebagai berikut:

2. Kewajiaban hukum, karena perusahaan memang diwajibkan

(mandatory) oleh aturan atau peraturan-peraturan legal (misalnya

aturan Badan Pengelola Pasar Modal, atau bahkan undang-undang)

untuk menyusun struktur pengendalian intern.

3. Struktur pengendalian intern perusahaan ialah kebutuhan/tanggung

jawab direksi (the board) suatu perusahaan (it is management’s

responsibility to maintain adequate internal contros (IC).

b. Faktor-Faktor Pentingnya Sistem Pengendalian Intern

Pentingnya sistem pengendalian intern tidak hanya berkaitan

dengan akuntansi (finacial audit and realible financial reports), tetapi

juga terkait dengan corporate strategies dan memberi peluang auditor

internal untuk memberi sumbangan dalam pencapaian tujuan

perusahaan. Menurut Gondodiyoto (2009:135) faktor-faktor yang

menyebabkan makin pentingnya sistem pengendalian intern antara lain:

32
1. Business Reason of Strong Intrernal controls

Alasan dari organisasi bisnis ialah management objectives (tujuan

atau kepentingan pimpinan perusahaan). Perkembangan kegiatan

dan besaran skalanya menyebabkan kompleksitas struktur, sistem

dan prosedur suatu organisasi makin rumit.

2. Tanggung jawab utuma untuk melinduangi aset organisasi,

mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan-

kecurangan terletak pada manajemen, sehingga manajemen harus

mengatur sistem pengendalian intern yang sesuai untuk memenuhi

tanggungj awab tersebut.

3. Pengawasan oleh lebih satu orang (saling cek) merupakan cara yang

tepat untuk menutup kecurangan-kecurangan yang biasa terjadi

pada manusia. Saling cek merupakan salah satu karakteristik sistem

pengendalian intern yang baik.

4. Alasan Legal

Sistem pengendalian intern yang baik mendorong kebutuhan atau

diikutinya (compliance) terhadap laws dan regulations, khususnya

yang berkaitan dengan intellectual property.

5. Pengawasan yang ”built-in” langsung pada sistem berupa

pengendalian intern yang baik dianggap lebih tepat dari pada

pemeriksaan secara langsung dan detail oleh pemeriksa (khususnya

yang berasal dari luar organisasi).

33
Betapa pentingnya sistem pengendalian intern pada perusahaan,

meskipun dibuat dengan cermat, tidak selalu mencapai tujuan yang

diinginkan. Meskipun kontrol dirancang untuk membantu manajer

melakukan pekerjaannya dengan baik, banyak manajer memandang

kontrol sebagai ancaman, hal ini menjadi sebuah tantangan. Menurut

Aldag dan Stearns dalam Sawyer (2005:95) mendefinisikan empat

reaksi negatif terhadap faktor pentingnya sistem pengendalian intern

pada perusahaan, yaitu:

1. Dianggap sebagai permainan, kontrol dilihat sebagai sebuah

tantangan, sesuatu yang harus dikalahkan, bukan sebagai alat yang

berguna bagi manajemen.

2. Dianggap objek sabotase, pegawai berusaha untuk merusak sistem

kontrol, kebingungan, dan merancang proyek dengan karakteristik

yang kompleks. Tujuannya adalah untuk membantu sistem tidak

beroperasi, tidak dapat diandalkan, dan terlalu rumit.

3. Informasi yang tidak akurat, manajer memanipulasi informasi untuk

membuat dirinya dan unitnya kelihatan lebih baik atau menciptakan

data yang salah sehingga kontrol tidak beroperasi.

4. Ilusi kontrol, hal ini manajer memberikan kesan bahwa sistem

kontrol memang berfungsi. Padahal sistem kontrol tersebut

diabaikan atau disalahartikan. Hasil yang baik dikatakan sebagai

hasil dari sistem, hasil yang tidak baik dikatakan bersumber dari

kondisi yang tidak biasa yang berada diluar sistem.

34
c. Komponen Sistem Pengendalian Intern

Model (framework) menurut COSO dalam Gondodiyoto (2009:154)

ada lima komponen yang saling berhubungan yang akan menunjang

pencapaian tujuan perusahaan yaitu:

1. Lingkungan pengendalian (control environment)

Lingkungan pengendalian merupakan hal dasar (fondasi) yang

meliputi faktor-faktor integrity, dan ethical values of management,

kompetensi personil, management filosofiy and operating style,

bagaimana delegasi tanggung jawab (responsibility) dan wewenang

(authority) dijalankan, serta pimpinan sebagai panutan.

2. Penaksiran risiko (risk assessment)

Proses ini merupakan identifikasi analisis resiko yang dapat

menghambat atau berhubungan dengan pencapaian tujuan

perusahaan, serta menentukan cara bagaimana resiko tersebut

ditangani. Pada tahap ini terdapat cost-benefit consideration yang

memperhitungkan cost dan benefit yang akan dihasilkan dari suatu

penerapan control. Artinya, jika biaya untuk pengendalian intern

terlalu besar, maka sistem pengendalian intern tersebut sudah tidak

punya makna positif lagi.

3. Aktivitas pengendalian (control activities)

Merupakan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk

memastikan dilaksanakannnya kebijakan manajemen dan bahwa

risiko sudah diantisipasi. Aktivitas pengendalian juga membantu

35
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk penanganan

resiko telah dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan,

misalnya: financial performance review, rekonsiliasi, system

control, physical control, pemisahan tugas, dan verifikasi.

4. Informasi dan komunikasi (information and Communication)

Komponen ini menjelaskan bahwa sistem informasi sangat penting

bagi keberhasilan atau peningkatan mutu operasional organisasi.

Sistem informasi hendaknya terintegrasi/terpadu (integrated

systems) dan menjamin kebutuhann terhadap kualitas data yang

memiliki karakteristik; berhubungan dengan sasaran, akurat dan

terinci, dan mudah dipahami/digunakan. Sedangkan komunikasi

mambahas mengenai perlunya penyampaian semua hal-hal yang

berhubungan dengan kebijakan pimpinan kepada seluruh angggota

organisasi. Semua pegawai harus paham tentang kondisi

perusahaan, kebijakan pimpinan tentang internal control,

competitive dan kondisi ekonomi. Contohnya kewajiban dan

tanggung jawab karyawan terhadap pengendalian intern harus

dikomunikasikan dengan jelas dan tertulis.

5. Pemantauan (Monitoring)

Monitoring merupakan proses yang menilai kualitas dari kinerja

sistem dan internal control dari waktu kewaktu, yang dilakukan

dengan melakukan aktivitas monitoring dan melakukan evaluasi

secara terpisah. Pada hakekatnya terdapat dua mekanisme

36
pemantauan, yaitu: (a) yang bersifat langsung dilakukan oleh

masing-masing atasan pihak yang bersangkutan berdasarkan jenjang

hirarki jabatan, dan (b) pengawasan yang dilakukan oleh fungsi

audit.

Ditinjau dari sifatnya, menurut Gondodiyoto (2009:137) sistem

pengendalian dapat dibedakan dalam berbagai segi pandang

pengelompokan, antara lain:

1. Pengendalian intern digolongkan dalam preventive, detection, and

corrective

a) Preventive controls, yaitu pengendalian intern yang

dirancang dengan, maksud untuk mengurangi kemungkinan

(atau mencegah/menjaga jangan sampai terjadi kesalahan

kekeliruan, kelalaian, error) maupun penyalahgunaan

(kecurangan, fraud).

b) Detection controls, adalah pengendalian yang didesain

dengan tujuan agar apabila data terekam (di-entry)

dikompresi dari media sumber (media input) untuk

ditransfer ke sistem komputer dapat dideteksi bila terjadi

kesalahan (maksudnya tidak sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan).

c) Correction controls, ialah pengendalian yang sifatnya jika

terdapat data yang sebenarnya error tetapi tidak terdeteksi

oleh detection control atau program validasi, harus ada

37
prosedur yang jelas tentang bagaimana melakukan

pembetulan terhadap data yang salah dengan maksud untuk

mengurangi kemungkinan kerugian kalau kesalahan

penyalahgunaan tersebut sudah benar-benar terjadi.

2. Pengendalian intern digolongkan dalam general controls dan

special atau application controls. General controls adalah

pengendalian yang berlaku untuk seluruh kegiatan komputerisasi

pada suatu organisasi atau pengendalian yang tidak terkait langsung

ke suatu aplikasi tertentu. Sedangkan application controls adalah

pengendalian yang dirancang khusus untuk aplikasi tertentu atau

sering disebut pengendalian perspektif teknis, pengendalian

transaksi yang didesain berkaitan dengan aplikasi tertentu.

3. Pengendalian intern dikelompokkan dalam pengendalian yang

bersifat wajib (mandatory), hal ini menyangkut aturan yang

dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang harus dipatuhi, dan

pengendalian yang bersifat opsional, hal ini jika tidak ada peraturan

dari instansi pemerintah.

d. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Dengan Sistem Pengendalian Intern

Salah satu konsep yang diterima secara luas dalam teori dan praktek

auditing ialah pentingnya pemahaman auditor terhadap sistem informasi

dari klien termasuk sistem pengendalian internnya. Pengendalian intern

merupakan keseluruhan mekanisme yang merupakan bagian integral

dari sistem dan prosedur kerja suatu organisasi, dan disusun sedemikian

38
rupa untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan organisasi sudah

sesuai dengan yang seharusnya.

Menurut Gondodiyoto (2009:141) banyak pihak yang

berkepentingan dengan sistem pengendalian intern, diantaranya yaitu:

1. Manajemen perusahaan

Pihak manajemen orgasnisasi/perusahaan berkepentingan terhadap

sistem pengendalian intern, karena sistem pengendalian intern

perusahaan pada dasarnya adalah tanggung jawab manajemen

puncak (top management). Sestem pengendalian intern membantu

Board of Director dalam:

a) Menyediakan data handal untuk pengelolaan data

perusahaan.

b) Pengamanan aset dan catatan akuntansi entitas/perusahaan.

c) Mendorong meningkatnya efisiensi operasional.

d) Mendorong ketaatan terhadap kebijakan yang telah

ditetapkan.

e) Merupakan aturan yang umum yang harus dijalankan

perusahaan.

2. Dewan komisaris, auditor intern, dan sebagainya.

3. Para karyawan perusahaan karena sistem pengendalian intern itu

berfungsi sebagai;

a) Merupakan aturan umum yang harus dijalankan perusahaan.

39
b) Merupakan pedoman kerja (apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan).

4. Regolator body (badan pengatur pemerintahan atau ikatan profesi).

5. Auditor ekstern independen.

Bagi auditor, pemahaman terhadap penegendalian intern

mempunyai manfaat:

a) Untuk mempermudah dalam melakukan studi terhadap

sistem informasi dari klien yang diaudit.

b) Untuk penetapan resiko yang dihadapi sebagai auditor.

c) Sebagai indikator untuk menentukan pendapatnya terhadap

keterandalan sistem yang diaudit.

e. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Menurut Gondodiyoto (2009:145) tujuan dirancangnya sistem

pengendalian intern dari kaca pandang terkini dan yang sudah

mencakup lingkup yang lebih luas (bukan hanya dari segi pandang

akuntansi saja) pada hakekatnya adalah:

1. Pencatatan, pengolahan data dan penyajian informasi yang dapat

dipercaya.

2. Mengamankan aktiva perusahaan.

3. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi operasional.

4. Mendorong pelaksanaan kebijakan dan peraturan (hukum) yang ada

Sistem pengendalian intern yang terbaik adalah bukan struktur

pengendalian yang seketat mungkin secara maksimal, melainkan

40
optimal. Suatu pengendalian intern yang baik dalam perusahaan akan

memberikan keuntungan sangat berarti bagi perusahaan itu sendiri,

karena:

1. Dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data

akuntansi, sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.

2. Melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan

dan penggelapan-penggelapan.

3. Kegiatan orgasnisasi akan dapat dilaksanakan dengan efisien.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan.

5. Tidak memerlukan detail audit dalam bentuk pengujian substantif

atas bahan bukti/data perusahaan yang cukup besar oleh akuntan

publik.

Menurut Suherli (2005:55) sistem pengendalian intern harus

memberikan keyakinan bahwa seluruh teransaksi telah mendapat

otioritas dan dilaksanakan dengan benar sesuai kebijakan perusahaan

serta pencatatan transaksi tersebut dengan benar. Ada lima tujuan

sistem pengendalian intern atas seluruh transaksi, yaitu:

1. Otoritas (wewenang)

Setiap transaksi harus mendapat otorisasi semestinya berdasarkan

struktur dan kebijakan perusahaan, dalam keadaan dan masalah-

masalah tertentu sangat mungkin diperlukan otorisasi khusus.

41
2. Pencatatan

Pencatatan atas transaksi harus dilakukan sebagaimana mestinya

dan pada waktu yang tepat dengan uraian yang wajar. Transaksi

yang dicatat adalah transaksi yang benar-benar terjadi dan lengkap.

3. Perlindungan

Harta fisik berwujud tidak boleh berada dibawah pengawasan atau

penjagaan dari mereka yang bertanggung jawab. Dalam hal ini

pengendalian intern memperkecil resiko terjadinya kecurangan oleh

karyawan atau manajemen sekalipun.

4. Rekonsiliasi

Secara kontinyu dan periodik antar pencatatan dengan harta fisik

harus dilakukan misalnya memcocokan jumlah persediaan barang

antara kartu persediaan dengan persediaan barang fisik digudang.

5. Penilaian

Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian untuk seluruh

harta perusahaan dicatat berdasarkan nilai yang wajar. Tidak boleh

terjadi over maupun undervalved atas harta tersebut.

Selanjutnya Gondidiyoto (2009:140) menyebutkan adanya

keterbatasan pada sistem pengendalian intern, antara lain sebagai

berikut:

1. Persekongkolan (kolusi)

Pengendalian intern mengusahakan agar persekongkolan dapat

dihindari sejauh mungkin, misalnya dengan mengharuskan giliran

42
bertugas, larangan dalam menjalankan tugas-tugas yang

bertentangan oleh mereka yang mempunyai hubungan

kekeluargaan, keharusan mengambil cuti dan seterusnya. Akan

tetapi pengendalian intern tidak dapat menjamin bahwa

persekongkolan tidak terjadi.

2. Perubahan

Struktur pengendalian intern pada suatu organisasi harus selalu

diperbaharui sesuai dengan perkembangan kondisi dan teknologi.

4. Kelemahan manusia

Banyak kebobolan yang terjadi pada sistem pengendalian intern

yang secara teoritis sudah baik. Hal tersebut sudah terjadi karena

lemahnya pelaksanaan yang dilakukan oleh personel yang

bersangkutan. Oleh karena itu personil yang paham akan kompeten

untuk menjalankannya merupakan salah satu unsur terpenting dalam

pengendalian intern.

5. Azas biaya manfaaat

Pengendalian juga harus mempertimbangkan biaya dan kegunaanya.

Biaya untuk mengendaliakan hal-hal tertentu mungkin melebihi

kegunaanya, atau manfaat tidak sebanding dengan biaya yang

dikeluarkan (cost benefit analysis).

43
B. Perumusan Hipotesis

Dari penjelasan di atas, mengenai auditor internal dan sistem pengendalian

intern, maka peneliti menentukan hipotesis yang akan diteliti lebih lanjut yaitu:

Ha 1 : Independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan

dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan secara simultan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas sistem

pengendalian intern.

Ha 2 : Independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan

dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan secara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian

intern.

C. Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian yang berjudul ”Pengaruh

Kualitas Jasa Auditor Internal Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian

Intern: Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat

Pengatur Beban Jawa Bali di Jakarta Selatan” adalah sebagai berikut:

44
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Pengukuran Kualitas Jasa Auditor Internal

Independensi Keahlian Lingkup Kerja Pelaksanaan Pekerjaan


(X1) Profesional (X2) Pemeriksaan (X3) Pemeriksaan (X4)

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (Y)


Lingkungan pengendalian (control environment)
Penaksiran risiko (risk assessment)
Aktivitas pengendalian ( Control activities)
Informasi dan komunikasi ( information & communication)
Pemantauan (monitoring)

PENGUJIAN DALAM PENELITIAN


Uji Analisis Deskriptif
Uji Kualitas Data dengan Uji Validitas Data dan Uji Reliabilitas Data
Uji Kelayakan Data dengan Uji Multikoleniaritas, Uji
Heteroskedastisitas, dan Uji Normalitas
Uji Hipotesis dengan Uji tabel t-student dan Uji tabel F/Global

KESIMPULAN
H1 : Independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan dan
pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian
intern
H2 : Independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan dan
pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian
intern

45
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah independensi, keahlian profesional,

lingkup kerja pemeriksaan, dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan sebagai

variabel independen, dan sistem pengendalian intern sebagai variabel

dependen. Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah PT. PLN

(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali disingkat menjadi

PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali. Sampel yang diteliti dari populasi adalah

auditor internal, dan pengawas pelaksana sistem pengendalian intern lainnya

seperti supervisor, deputy manajer, dan manajer bidang.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode

Purposive Random Sampling Method. Menurut Sugiyono (2006:95) Sampling

Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Karena penelitian tentang kualitas auditor internal, maka sampel yang diteliti

sebagai sumber data adalah responden yang bekerja sebagai auditor internal,

supervisor, deputy manajer, dan manajer bidang yang secara langsung

mengawasi sistem pengendalian intern. Penentuan sampel penelitian dilakukan

terhadap responden yang ada pada delapan bidang yaitu bidang perencanan,

bidang teknik penyaluran, bidang umum, bidang pengembangan penyaluran,

bidang operasi sistem, bidang keuangan, bidang umum, bidang SDM dan

organisasi, dan auditor internal di PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali.

46
46
C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan turun langsung kelapangan untuk

mengetahui lebih mendalam mengenai obyek penelitian yang diteliti, dan

teknik yang digunakan adalah:

a. Angket (Kuesioner)

Daftar pertanyaan atau kuesioner yaitu serangkaian pertanyaan yang

berhubungan dengan masalah penelitian, setiap pertanyaan yang

diajukan memiliki jawaban dan arti dalam pengujian hipotesis.

Kuesioner di distribusikan secara langsung.

b. Wawancara

Wawancara yaitu rangkaian tanya jawab yang berhubungan dengan

penelitian kepada beberapa responden untuk mendapatkan keterangan

yang dibutuhkan dalam penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Cara mendapatkan

data sekunder, penulis mengumpulkan data melalui penelitian ke

perpustakaan yaitu dengan membaca dan mempelajari literatur, artikel,

jurnal, buletin dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain

dari perpustakaan, penulis mendapatkan referensi jurnal dan buletin dari on

line internet.

47
D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan perhitungan statistik guna melakukan uji hipotesis penelitian

terhadap data-data yang diperoleh, proses perhitungannya menggunakan SPSS

(Statistical Package for sosial science) for windows versi 17. Adapun analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif data dari responden yang berpartisipasi dalam

penelitian ini menggambarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,

jabatan, dan lama bekerja. Sedangkan statistik deskriptif variabel

menggambarkan independensi (X1), keahlian profesional (X2), lingkup

kerja pemeriksaan (X3), dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan (X4)

sebagai variabel independen, dan sistem pengendalian intern (Y) sebagai

variabel dependen. Penelitian statistik deskriptif variabel menggunakan

metode multiple response frequencies. Menurut Barorah (2008:19) teknik

analisis ini digunakan untuk pengolahan data dari kuesioner yang

mempunyai jawaban lebih dari satu. Hasilnya berupa gambaran mengenai

jumlah dan persentase responden yang menjawab pertanyaan dari skala

ordinal (likert) yang diajukan.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan

48
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dilakukan dengan

menggunakan pearson correlation yaitu menghitung korelasi antara

skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor.

Pengujian untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan

dengan membandingkan nilai r hitung dengan nili r tabel untuk df

(degre of freedom) = n - k. Dalam hal ini, nilai signifikansi pearson

correlation pada tingkat alpha 0,05, dan 0,001 = 0,1% (Kendall tau),

dan 0,000 = 0% (Spearman’s). Jika r hitung untuk tiap butir pertanyaan

bernilai positif dan lebih besar dari r tabel, maka butir pertanyaan

tersebut dikatakan valid (Sunyoto, 2007:79).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan realibel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban

responden terhadap pernyataan ini dikatakan realibel jika masing-

masing pernyataan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh

acak oleh masing-masing pernyataan mengukur hal yang sama. Suatu

konstruk atau variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0.60 (Sunyoto, 2007:74).

49
3. Uji Kelayakan Data Dengan Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinearitas

Menurut Sunyoto (2007:89) uji multikolinearitas adalah uji asumsi

klasik yang diterapkan untuk menganalisis regersi berganda yang terdiri

dari dua atau lebih variabel bebas (X1, X2, X3, X4,.....Xn), dimana

akan diukur tingkat sosial (keeratan) hubungan/pengaruh antar variabel

bebas tersebut melaluai besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan

multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar

dari 0,60 (pendapat lain: 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak

multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil

atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60).

b. Heteroskedastisitas

Menurut Sunyoto (2007:93) uji asumsi klasik Heteroskedastisitas

adalah untuk menguji persamaan regresi berganda mengenai sama atau

tidak varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang

lain. Jika nilai residunya mempunyai varians yang sama disebut terjadi

Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama disebut terjadi

Heteroskedastisitas.

c. Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2002) dalam Ariyanti R

(2005:140) menyatakan bahwa model regresi yang baik adalah

50
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji

normalitas data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan anlisis

grafik, dengan melihat normal probability plot.

Pada prinsipnya, normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik-titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau

dengan melihat histrogram dari residualnya. Dasar pengambilan

keputusannya adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal dan

mengkuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan

pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan

pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

4. Pengujian Hiopotesis

a. Analisis Regresi Berganda

Menurut Priyatno (2009:137) bahwa analisis linear berganda

digunakan untuk menganalisis hubungan linear antara dua variabel

independen atau lebih dengan satu variabel dependen. Variabel

independen dalam penelitian ini ada empat yaitu; independensi,

keahlian profesional, dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah sistem pengendalian intern.

Bentuk umum persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b₄ X₄..... + bk Xk

51
Karena penulis menggunakan empat variabel independen, maka

rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b₄ X₄ + ε

Dimana:

a = Konstanta (nilai tetap) pada saat nilai variabel bebas X = 0

b1, b2, b3, dan b₄ = Koefisien Regresi

Y = Sistem Pengendalian Intern

X1 = Independensi

X2 = Keahlian Profesional

X3 = Lingkup Kerja Pemeriksaan

X4 = Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan

ε = The Error Term

b. Uji Global/F Tabel

Uji global disebut juga uji signifikansi serentak yang dimaksudkan

untuk melihat kemampuan variabel dependen untuk dapat menjelaskan

tingkah laku atau keragaman variabel independen. Menurut Suharyadi

dan Purwanto (2004:523) menjelaskan bahwa uji global/uji F adalah

kemampuan variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara

bersama-sama. Tentunya uji ini dilihat berdasarkan nilai signifikansi

antara F-hitung dngan F-tabel, dengan ketentuan sebagai berikut:

52
1) Apabila nilai F-hitung taraf nyatanya > 0.05 dari F-tabel, maka

pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya

adalah nyata.

2) Apabila nilai F-hitung taraf nyatanya < 0.05 dari F-tabel, maka

pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya

adalah tidak nyata/tidak berpengaruh.

Setelah menghitung nilai F-hitung dan F-tabel, analisis

dilanjutkan untuk menentukan daerah keputusan/wilayah hipotesis

(Ho dan Ha) dengan membandingkan nilai F-hitung untuk

mengetahui apakah menerima Ho atau menerima Ha.

Gambar 3.1
Daerah Keputusan Hipotesis Untuk Uji Glibal/Uji F

Tolak
Ho

Terima Ho

μ F-tabel

Sumber: Suharyadi dan Purwanto (2004:524)

c. Uji t (t-student)

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004:525), uji signifikansi

parsial atau individual adalah untuk menguji apakah suatu variabel

inependen berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen,

53
maka di lakukan uji t atau t-student. Tentunya uji ini dilihat berdasarkan

nilai signifikansi antara t-hitung dngan t-tabel, dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Apabila nilai t-hitung taraf nyatanya > 0.05 dari t-tabel, maka

pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya

adalah nyata.

2) Apabila nilai t-hitung taraf nyatanya < 0.05 dari t-tabel, maka

pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya

adalah tidak nyata/tidak berpengaruh.

Setelah menghitung nilai t-hitung dan t-tabel, analisis

dilanjutkan dengan menentukan daerah keputusan/wilayah hipotesis

(Ho dan Ha), dengan membandingkan nilai t-hitung untuk

mengetahui apakah menerima Ho atau menerima Ha.

Gambar 3.2
Daerah Keputusan Hipotesis Untuk Uji t-student

Tolak Tolak
Ho Ho

Terima Ho

- t tabel
μ + t tabel

Sumber: Suharyadi dan Purwanto (2004:526)

54
E. Operasional Variabel Penelitian

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul skripsi ”Pengaruh Kualitas Jasa Auditor Internal

Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern” maka yang menjadi

instrumen dalam operasional variabel penelitian ini ada lima, terdiri dari

empat variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel

independen adalah independensi (X1), keahlian profesional (X2), lingkup

kerja pemeriksaan (X3), pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan (X4). Variabel

dependen adalah sistem pengendalian intern (Y).

2. Instrumen Penelitian dan Pengukurannya

Dari kelima instrumen yang diteliti, metode pengukuran yang dipakai

dalam penelitan ini menggunakan skala ordinal (likert). Menurut Suharyadi

dan Purwanto (2003:13) skala ordinal adalah angka yang diberikan dimana

angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan. Sedangkan dalam

metode pengukuran sikap, penulis menggunakan skala Guttman dengan

bentuk checlist (√ atau X) pada kolom kuesioner yang tersedia.

a. Instrumen Untuk Mengukur Independensi (X1)

Untuk mengukur instrumen independensi, penulis mengacu pada

penelitian yang telah dikembangkan oleh Desyanti dan Ratnadi

(2007:15) dengan melihat dua karakteristik yaitu;

1) Status ogganisasi: status organisasional departemen pengawas

intern (auditor internal) harus cukup memadai untuk

memperbolehkan pencapaian atas tanggungjawab auditnya dan

55
2) Objektivitas: pengawas intern harus objekif dalam melakukan audit.

b. Instrumen Untuk Mengukur Keahlian Profesional (X2)

Untuk mengukur instrumen keahlian profesional, penulis mengacu

pada penelitian yang telah di kembangkan oleh Desyanti dan Ratnadi

(2007:15) dengan melihat empat karakteristik yaitu;

1) Ketaatan terhadap kode etik profesional yang dimiliki oleh auditor

internal

2) Pengetahuan, keterampilan, dan disiplin ilmu yang terutama untuk

melaksanakan audit internal

3) Hubungan dan komunikasi secara efektif dengan orang-orang, dan

4) Pendidikan lanjutan, auditor harus mengelola kemahiran teknisnya

melaluai pendidikan berkelanjutan.

c. Instrumen Untuk Mengukur Lingkup Kerja Pemeriksaan (X3)

Untuk mengukur instrumen lingkup kerja pemeriksaan penulis

mengacu pada keterangan menurut Effendi (2007:7) bahwa ruang

lingkup atau cakupan (scope) pekerjaan internal auditor adalah seluas

fungsi manajemen, sehingga cakupannya meliputi bidang financial and

non finansial.

1) Audit finansial, merupakan jenis audit yang lebih berorientasi pada

masalah keuangan yang sasarannya adalah kewajaran atas laporan

keuangan yang telah disajikan manajemen.

56
2) Audit operasional adalah audit manajemen (management audit) atau

audit kinerja (performance auditing) yang sasarannya adalah

penilaian masalah efesiensi, efektifitas dan ekonomis (3E).

3) Audit ketaatan/kepatuhan (complience audit) adalah suatu audit

yang bertujuan untuk menguji apakah pelaksanaan/kegiatan telah

sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku yang ditetapkan

oleh (a) Instansi Pemerintah atau Badan/Lembaga lain yang terkait,

dan (b) kebijakan/sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh

manajemen perusahaan (direksi).

4) Audit kecurangan (fraud audit) adalah yang ditujukan untuk

mengungkap adanya kasus yang berindikasi korupsi, kolusi, dan

nepotisme yang merugikan perusahaan/negara dan hanya

menguntungkan pribadi ataupun kelompok (organisasi) atau pihak

ketiga.

d. Instrumen Unutuk Mengukur Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan (X4)

Untuk mengukur instrumen pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan

penulis mengacu pada keterangan menurut Nasution (2008:04) bahwa

fungsi audit internal secara menyeluruh mengenai pelaksanaan

pekerjaan pemeriksaan audit internal dalam mencapai tujuannya adalah:

1) Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan

pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi.

2) Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan,

rencana dan prosedur yang ditetapkan.

57
3) Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi

dipertanggung jawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman

terhadap segala kemungkinan resiko kerugian.

4) Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang

dikembangkan dalam organisasi.

5) Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah

dibebankan.

e. Instrumen Untuk Mengukur Sistem Pengendalian Intern (Y)

Untuk mengukur variabel independen sistem pengendalian intern,

penulis mengacu pada keterangan komponen model (framework) dari

Committee of Sponsoring Organization (COSO) dalam Gondodiyoto

(2009:154) dengan melihat lima inikator, yaitu:

1) Lingkungan pengendalian terdiri dari filosofi dan gaya

kepemimpinan, integritas dan nilai etika manajemen, komitmen

pada kompetensi personel, peran direksioi dan dewan komisaris,

struktur organisasi, pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab,

dan pedoman yang dibuat oleh manajemen bagi personel dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

2) Penaksiran resiko terdiri dari biaya, dan manfaat.

3) Aktivitas pengendalian terdiri dari aktivitas pengendalian yang

ditujukan untuk mendorong akurasi financial reporting, aktivitas

pengendalian yang ditujukan untuk mendorong kinerja, dan

58
aktivitas yang ditujukan untuk mendorong kehandalan information

processing.

4) Informasi dan komuunikasi terdiri dari informasi hendaknya

terintegrasi dan menjamin kebutuhan terhadap kualitas data, dan

kebijakan pimpinnan hurus dikomunikasikan dan disampaikan

dengan jelas.

5) Pemantauan terdiri dari pengawasan yang langsung dilakukan pleh

pihak yang bersangkutan berdasarkan jenjang hirarki jabatan, dan

pengawasan yang dilakuakn oleh fungsi audit.

Untuk lebih jelasnya terangkum pada tabel dibawah ini, yaitu

sebagai berikut;

59
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Insrtrumen Penelitian Variabel Independen

Variabel Dimensi Indikator Skala


Status Organisasi Melaksanakan pekerjaan dengan
kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab
Mengikuti perkembangan hukum sesuai
dengan profesi
Akses komunikasi langsung kepada
pimpinan perusahaan
INDEPENDENSI (X1)

Tidak pernah terlibat dalam aktivitas yang

O R D I N A L
dapat menurunkan reputasi profesinya
Menghormati budaya perusahaan
Objektivitas Tidak melakukan prilaku yang dapat
menyebabkan bias dalam pekerjaan
Tidak terlibat dalam aktivitas ilegal
didalam perusahaan
Tidak terlibat dalam aktivitas ilegal diluar
perusahaan
Bersikap obyektif dan tidak memihak
yang akan merugikan perusahaan
Berani dalam pengungkapan terhadap
sesuatu yang bersifat material

Ketaatan Terhadap Berpedoman pada tujuan dan etika


Kode Etik Profesional organisasi
Berpedoman pada Standard for the
Professional Practice of Internal Auditing
Memiliki pengetahuan yang dapat
KEAHLIAN PROFESIONAL

Pengetahuan,
Keterampilan, dan dipertanggungjawabkan secara formal
Disiplin Ilmu Berani dalam pengungkapan fakta yang O R D I N A L
berguna bagi pelaporan
Memiliki pengalaman yang cukup
(X2)

Memiliki kepekaan dalam mendeteksi


kekeliruan
Disiplin ilmu dalam melaksanakan
pekerjaan
Hubungan dan Menjaga hubungan secara efektif dengan
Komunikasi karyawan dan klien perusahaan
Pendidikan Yang Memiliki pengetahuan yang memadai
Berkelanjutan sesuai pakerjaan dan profesi
Telah melanjutkan atau sedang
melanjutkan pendidikan sesuai profesi

60
Variabel Dimensi Indikator Skala
Audit Finansial Penyajian laporan keuangan tahunan
disajikan secara wajar dan konsisten
Penyajian laporan hasil audit secara
LINGKUP KERJA PEMERIKSAAN (X3)

singkat dan jelas


Audit Operasional Membuat program audit
Audit dilakukan dengan pertimbangan
efesiensi, efektifitas, dan ekonomis
Memiliki kewenangan dalam penyajian

O R D I N A L
saran atau rekomendasi
Menilai tanggapan atas saran atau
rekomendasi untuk pekerjaan audit yang
berkelanjutan
Audit Pelaksanaan audit sesuai dengan
Ketaatan/Kepatuhan kebijakan manajemen perusahaan
(complience audit) Pelaksanaan audit berguna bagi
pencapaian tujuan perusahaan
Audit Kecurangan Ketepatan penyampaian informasi dapat
(fraud audit) mendukung pekerjaan audit
Pelaksanaan audit dapat mencegah adanya
kasus yang berindikasi KKN yang
merugikan perusahaan dan negara negara

Penilaian ketepatan Penilaian ketepatan informasi dalam


pelaksanaan pengendalian
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMERIKSAAN

Pengendalian dan
Operasi Penilaian ketepatan informasi dalam
mendukung hasil penugasan
Penilaian analisa dan evaluasi terhadap
hasil penugasan
Pelaksanaan Pelaksanaan pengendalian operasional
sesuai dengan kebutuhan perusahaan
O R D I N A L
Kebijaksanaan,
Rencana dan Prosedur Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan
(X4)

Pertanggungjawaban Menyakinkan aset perusahaan harus


Terhadap Aset dipertanggung jawabkan dengan baik
Menyakinkan penggunaan aset sesuai
fungsinya
Menyakinkan Sistem Sistem akuntansi yang dipakai telah sesuai
Akuntansi dengan kebutuhan perusahaan
Pengendalian keuangan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan
Penilaian Kualitas Menilai kualitas pelaksanaan tugas
Pelaksanaan Tugas dan seluruh karyawan dan tanggung jawab
Tanggung Jawab yang telah dibebankan

61
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Insrtrumen Penelitian Variabel Dependen

Variabel Dimensi Indikator Skala


Filosofi dan gaya manajemen
Komitmen dan kompetensi personal
Struktur organisasi/perusahaan
Lingkungan
Pengendalian Pedoman yang dibuat manajemen bagi
(control perusahaan
environment) Peran direksi, dan dewan komisaris
Integritas dan nilai etika manajemen
Pedoman yang dibuat manajemen bagi
personel dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab
Pelaksanaan wewenang dan tanggung
SISTEM PENGENDALIAN INTERN (Y)

jawab
Identifikasi dan analisis resiko dari manfaat
yang berhubungan dengan tujuan
Penilaian Resiko perusahaan
(risk assessment) Identifikasi dan analisis resiko dari biaya

O R D I N A L
yang berhubungan dengan aktivitas kerja
Identifikasi dan analisis resiko dari biaya
dan manfaat yang berhubungan dengan
operasional perusahaan
Identifikasi dan analisis terhadap kebijakan
baru yang berhubungan dengan tujuan
perusahaan
Aktivitas pengendalian yang ditujukan
Aktivitas untuk mendorong akurasi financial
Pengendalian reporting
(control activities) Pengendalian melalui aktivitas untuk
pencegahan kerugian
Aktivitas pengendalian yang ditujukan
untuk mendorong kinerja
Informasi yang terintegrasi
Informasi dan Menjamin kebutuhan terhadap kualitas
Komunikasi data
(informatioan and Kebijakan pimpinan dikomunikasikan
communication) dengan jelas
Pemantauan Pengawasan dilakuakn oleh fungsi audit
(monitoring) Pengawasan dilakukan oleh fungsi lain
berdasarkan jenjang hirarki jabatan

62
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa penelitian ini

merupakan refleksi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Yadyana (2008:9)

terhadap hotel berbintang empat dan lima yang beroperasi di Provinsi Bali, dan

penelitian yang dilakukan oleh Desyanti dan Ratnadi (2007:02). Desyanti dan

Ratnadi melakukan penelitian pada Bank Perkereditan Rakyat di Kabupaten

Bandung, respondennya adalah staf auditor yang pada Bank Perkereditan

Rakyat disebut pengawas intern merangkap sebagai kepala bagian. Penulis

melakukan penelitian pada satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yaitu PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa

Bali disingkat menjadi P3B Jawa Bali.

Setelah pemantapan pilihan tempat penelitian pada PT. PLN (Persero) P3B

Jawa Bali, maka penulis menyusun kuesioner berdasarkan penelitian

sebelumnya yang dimodifikasi agar sesuai dengan karakteristik responden

sehingga dirasa representatif. Responden yang dipilih adalah auditor internal

dan pelaksana pengawas sistem pengendalian intern lainnya seperti supervisor,

deputy manajer, dan manajer bidang yang ada pada delapan bidang

diantaranya; Bidang Perencanaan, Bidang Teknik Penyaluran, Bidang

Pengembangan Penyaluran, Bidang Operasi Sistem, Bidang Keuangan, Bidang

Umum, Bidang SDM dan Organisasi, dan Auditor Internal.di PT. PLN

(Persero) P3B Jawa Bali.

63
1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. PLN (persero) P3B Jawa Bali yang beralamat di Jl. Ehave 1

Kelurahan Krukut Limo, Depok yang membawahi empat region transmisi

transaksi listrik yaitu; region Jakarta dan Banten, region Jawa Barat, region

Jawa Tengah dan DIY, dan region Jawa Timur dan Bali. PT. PLN (persero)

P3B JB memiliki delapan bidang dalam kegiatan operasionalnya,

diantaranya; Bidang Perencanaan, Bidang Teknik Penyaluran, Bidang

Pengembangan Penyaluran, Bidang Operasi Sistem, Bidang Keuangan,

Bidang Umum, Bidang SDM dan Organisasi, dan Auditor Internal.

Dengan terbitnya Surat Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor

257.K/010/DIR/2000 tanggal 2 November 2000, tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat

Pengatur Beban Jawa Bali, maka PT PLN (Persero) P3B JB yang

meruipakan unit pusat laba (profit centre) berubah menjadi unit pusat

investasi (investment centre) dengan nama Penyaluran dan Pusat Pengatur

Beban Jawa Bali (P3B)

Terhitung sejak tanggal 2 November 2000, maka organisasi PT. PLN

(Persero) P3B sebagai unit pusat laba (profit centre) berubah status menjadi

unit pusat investasi (investment centre). Perubahan status organisasi ini

mengharuskan dilakukannya kajian ulang visi dan misi organisasi, rekayasa

ulang atas proses bisnis organisasi kearah yang lebih efisien, serta

revitalisasi strategi organisasi dalam berbagai aspek. Kajian atas perubahan

64
organisasi telah melahirkan konstitusi ini, yang disampaikan sebagai acuan

seluruh komponen organisasi dalam melakukan proses migrasi.

a. Peran dan Tugas PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali

Peran dan tugas P3B sesuai Keputusan Direksi pembentukannya

adalah mengelola operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali, mengelola

operasi dan pemeliharaan sistem transmisi tegangan tinggai Jawa Bali,

serta mengelola pelaksanaan trsansaksi tenaga listrik antara PLN Pusat

selaku Single Buyer dengan Perusahaan Pembangkit dan Unit

distribusui di sistem Jawa Bali.

Peran ini selaras dengan peran pada masa datang yang digambarkan

pada kebijakan Restrukturisasi Sektor Ketenagalistrikan yang

diluncurkan Pemerintah pada 25 Agustus 1998, kecuali bahwa

pengelola transmisi juga merupakan Singler Buyer, yang masih berada

di PT. PLN (Persero) Kantor Pusat.

b. Tata Nilai Perusahaan dan Philosofi Perusahaan

Tata Nilai Organisasi

Tata Nilai Organisasi yang dianut oleh P3B adalah: beretika, saling

percaya, peduli, sadar biaya, kerjasama, terbuka, integritas, pembelajar,

kesesuaian perkataan dan perbuatan, serta selalu berikhtiar untuk

menjadi lebih baik

Filosofi Korporat

1. Komitmen yang tinggi terhadap pencapaian visi, misi, sasaaran dan

target kontrak manajemen.


65
2. Mengandalkan potensi insani perusahaan dalam membangun

kredibilitas unit dimata stakeholders.

3. Menyediakan pelayanan sesuai ekspektasi pelanggan dengan

kualitas setara kelas dunia dan sikap pelayanan prima.

4. Memiliki tanggung jawab sosial damam menjalankan usaha.

c. Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Diakui sebagai pengelola transmisi, operasi sistem dan transmisi tenaga

listrik dengan kualitas pelayanan setara kelas dunia, yang mamapu

memenuhi harapan stakeholders, dan memberikan kontribusi dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Misi

1) Melakukan usaha transmisi tenaga listrik yang efisien, andal, aman

dan ramah lingkungan.

2) Melaksanakan pengelolaan operasi sistem tenaga listrik yang andal,

aman, bermutu, dan ekonomis.

3) Malaksanakan pengelolaan transaksi tenaga listrik yang transparan

dan kredibel.

4) Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sumberdaya

manusia (SDM) yang kompeten dan professional.

5) Mengembangkan usaha diluar usaha pokok yang dapat memberikan

kontribusi pada perolehan laba usaha.

66
d. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali

Pada Triwulan IV-Tahun 2009 telah terbit Keputusan Direksi

No.259/DIR/2009 tanggal 23 Oktober 2009 Tentang Organisasi PT.

PLN (Persero) P3B Jawa Bali sebagai penyempurnaan Struktur

Organisasi PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali berdasarkan Surat

Keputusan Direksi No.278/DIR/2008 yaitu dengan dileburnya fungsi

Unit Jaringan Teknik (UJT) kedalam fungsi Unit Pelayanan Transmisi

(UPT) dan Penghapusan Sub Unit Pelaksana TRAGI. Struktur

Organisasi PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

67
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali Kantor Induk
General
Manager

Auditor Internal

Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang


Perencan Pengem Operasi Teknik Keuangan SDM dan Umum
aan bangan Sistem Penyaluran Organisasi
Penyaluran

Region Region Region Region


Jakarta dan Jawa Barat Jateng Dan Jawa Timur
Banten DIY Dan Bali

UPT UPT UPT UPT

Sumber: Pedoman Pengawasan Intern


PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali Nomor: 030.K/DIR/2005

2. Perkembangan Usaha

a. Tugas Utama Perusahaan

Tugas Utama PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali

1. Mengoperasikan sistem tenaga listrik.

2. Mengoperasikan dan memelihara instalasi sistem transmisi tenaga

listrik Jawa Bali.

68
3. Mengelola pelaksanaan jual beli tenaga listrik disisi tegangan tinggi

sistem Jawa Bali.

4. Merencanakan pengembangan sistem tenaga listrik Jawa Bali.

5. Membangun kelengkapan instalasi sistem transmisi tenaga listrik

Jawa Bali.

b. Bidang Usah Pokok

Bidang usah pokok yang ditangani oleh P3B sesuai tanggung jawab

yang diberikan kepadanya sebagai pelaksana monopoli transmisi,

pengelolaan operasi sistem dan transmisi tenaga listrik adalah:

1. Penyaluaran Tenaga Listrik, termasuk layanan penyambungan ke

sistem penyaluran.

2. Perencanaan Sistem Tenaga Listrik yang meliputi manajemen

energi dan pengendalian operasi.

3. Operasi Sistem Tenaga Listrik yang meliputi manajemen energi dan

pengendalian operasi.

4. Transaksi Tenaga Listrik yang meliputi pengendalian informasi

sistem tenaga listrik dan pengelolaan transaksi tenaga listrik.

5. Stelmen transaksi Tenaga Listrik, yaitu perhitungan dan

pengelolaan kegiatan transmission charges, system servicencharges,

dan transaksi tenaga listrik, termasuk pengelolaan sistem metering.

c. Ruang Lingkup Usaha Diluar Usaha Pokok P3B Jawa Bali

Disamping mengelola bidang usaha yang bersifat monopoli,

perusahaan memiliki peluang untuk mengembangkan usaha lain diluar


69
usaha pokok dengan maksud untuk mengoptimalkan penggunaan

sumber daya dan investasi yang telah dilakukan agar dapat memberikan

kontribusi kepada laba usaha P3B yang secara tidak langsung pada

akhirnya akan dapat memberikan manfaat kepada stakeholders.

Jenis-jenis usaha yang dapat dilakukan antara lain; jasa operasi dan

pemeliharaan instalasi listrik, pelaksana pengujian dan komisi

organisasi instalasi dan peralatan listrik, konstruksi/instalasi gardu

induk dan transmisi, enjiniring instalasi, pelaksana operasi sistem

tenaga listrik, konsultasi dan pelatihan, serta penyewaan peralatan dan

properti.

3. Audit Internal PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali

Auditor internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang

independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah

dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Auditor internal membantu

organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang

sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas

pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance.

Dilihat dari dasar hukum bahwa terdapat tingkatan audit menurut

Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan

Pengawasan PERJAN, PERUM dan PERSERO jo PP No. 28 tahun 1983,

pasal 45: ….. pada setiap Badan Usaha Milik Negara dibentuk Satuan

Pengawasan Intern yang merupakan aparatur pengawasan intern yang

bersangkutan. Tingkatan tersebut antara lain. Badan Pemeriksaan


70
Keuangan (BPK), Akuntan Publik, Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan

Audit Internal (AI).

Sesuai dengan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor:

030.K/DIR/2005 Tanggal 02 Februari 2005, perlu adanya audit internal

dilingkungan PT PLN P3B Jawa Bali.

a. Peran dan Tugas

Peran dan tugas audit internal

1) Sebagai organ manajemen untuk mengaudit operasional P3B Jawa

Bali

a) Bertanggung jawab atas penilaian penerapan kebijakan P3B.

b) Memastikan bahwa prosesbisnis serta sistem dan prosedur

yang adda dilaksanakan P3B dan Unit Pelaksana secara

konsisten.

c) Menyusun saran-saran untuk tindak lanjut hari pemeriksaan,

merekomendasikan dan memfasilitasi penyempurnaan

peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang merupakan

produk P3B dalam rangka mendukung pencapaian sasaran

P3B.

2) Sebagai mitra kerja pemeriksa eksternal

Merupakan penghubung dari P3B, dan bertanggung jawab sebagai

koordinator dalam pengumpulan data yang dibutuhkan oleh

pemeriksa eksternal, serta mengkomunikasikan proses bisnis,

berikut sistem dan perosedur yang berlaku di P3B Jawa Bali.


71
Tugas audit internal berkewajiban untuik menyediakan informasi

tentang Sistem Pengendalian Intern ataupun Sistem Pengendalian

Manajemen dan memberikan kajian untuk penyempurnaan

b. Visi dan Misi

Visi

Diakui sebagai audit internal yang professional dibidang usaha

pengelolaan transmisi, operasi sistem dan transaksi tenaga listrik serta

usaha lain yang digariskan manajemen sehingga meningkatkan

kredibilitas P3B.

Misi

1) Memastikan proses bisnis, sistem dan prosedur yang ditetapkan

manajemen sudah sesuai dengan hukum, serta peraturan dan tata

tertib administrasi yang harus dipenuhi.

2) Menilai pelaksanaan proses bisnis sesuai dengan peraturan,

prosedur, hukum serta peraturan dan tertib administrasi sesuai

kebijakan manajemen.

3) Mengkaji alternative penyempurnaan proses bisnis, sistem dan

prosedur yang berjalan sehingga lebih efektif, efisien dan ekonomis

4) Merekomendasikan perbaikan-perbaikan dan penyelesaian masalah

yang terjadi didalam proses bisnis, sistem dan prosedur yang

berjalan.

5) Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan SDM bidang

Audit Internal yang profesional.


72
c. Tujuan dan Sasaran

Tujuan

1) Membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

2) Membantu pengawasan manajemen dalam operasionalisasi tugas.

3) Memeriksa efektivitas dan efesiensi pelaksanaan bisnis yang

mengacu pada pencapaian target kinerja.

4) Menghasilkan rekomendasi terobosan bisnis yang mengacu pada

efektifitas dan efesiensi.

Sasara

Membantu Manajemen P3B dalam:

1) Memberikan kontribusi bagi perusahaan dalam mencapai predikat

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

2) Meningkatkan citra P3B sebagai Unit Bisnis yang kredibel.

3) Mengelola unit bisnis yang memenuhi criteria 2K 3E (Ketertiban

Administrasi, Ketaatan pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku, Efisien, Ekonomis dan Efektif).

d. Keahlian.

1) Kompetensi

a) Keahlian untuk memperhatikan standar profesi Auditor Internal,

prosedur dan teknik yang dibutuhkan dalam pelaksanaakan

tugas.

73
b) Keahlian didalam prinsip dan teknik akuntansi diperlukan bagi

para auditor yang bekerja secara ekstensif dengan catatan dan

laporan keuangan.

c) Pemahaman prinsip-prinsip manajemen sangat dibutuhkan

untuk mengenali dan mengevaluasi materialitas dan signifikansi

dari penyimpangan terhadap praktek bisnis yang sehat.

d) Apresiasi terhadap beberapa subyek pundamental seperti

akuntansi, ekonomi, hukum bisnis, perpajakan, keuangan,

operasi, pemeliharaan dan teknologi informasi.

2) Mempunyai keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain

dan berkomunikasi secara efektif.

3) Memiliki keterampilan dalam berkomunikasi secara lisan dan

tertulis sehingga mereka dapat dengan jelas dan efektif

menyampaikan berbagai permasalahan seperti : kondisi, evaluasi,

kesimpulan dan rekomendasi.

4) Staf auditor harus mempunyai kriteria yang cocok mengenai

pendidikan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mengisi Audit

Internal.

Pelaksanaan pekerjaan auditor internal pada PT. PLN (Persero) P3B

JB dalam mewujudkan peran dan tugas, visi dan misi, tujuan dan sasaran,

serta keahliannya berpedoman Pagar Pengaman Sistem Pengawasan

Pengendalian (lampiran 5). Hal ini agar kinerja auditor internal tetap baik

dalam melaksanakan peran dan tugas sesuai keahlian profesi yang


74
dimilikinya, membantu pencapaian tujuan perusahaan, agar tercapai Good

Corporate Governance. Pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan operasional

auditor internal terhadap auditee pada PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali

dan empat kantor region berpedoman pada Skema Pemeriksaan

Operasional Auditor Internal (lampiran 6).

B. Hasil dan Pembahasan

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif demografi responden yang berpartisipasi dalam

penelitian ini menggambarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir,

jabatan/pekerjaan, dan lama bekerja dengan ketentuan nilai sebagai berikut;

Tabel 4.1
Analisis Deskriptif Data Responden
No Data Responden Nilai No Data Responden Nilai
1 Jenis Kelamin Pria 1 4 Jabatan
Wanita 2 Supervisor 1
2 Umur < 30 tahun 1 Auditor Internal 2
30 - 35 tahun 2 Deputy Manajer 3
35 - 40 tahun 3 Manajer Bidang 4
40 - 45 tahun 4
> 45 tahun 5
3 Pendidikan Terakhir 5 Lama Bekerja
SLTA 1 < 10 tahun 1
D-3 2 10 - 15 tahun 2
S1 3 15 - 20 tahun 3
S2 4 20 - 25 tahun 4
S3 5 > 25 tahun 5
Sumber: Barorah (2007:2) telah dimodifikasi penulis

75
Tabel 4.2
Analisis Descriptives Statistics Data Responden
Statistics
Pendidikan Lama
Jenis Kelamin Umur Terakhir Jabatan Bekerja
N Valid 42 42 42 42 42
Missing 0 0 0 0 0
Sumber: Output Descriptive Statistics

Analisis: Hasil diatas menunjukkan bahwa N adalah jumlah data

(responden), jumlah data yang valid sebanyak 42 responden dari hasil

analisis descriptive statistic secara keseluruhan dari jenis kelamin, umur,

pendidikan terakhir, jabatan, dan lamanya bekerja, dan tidak ada data yang

hilang (missing).

Dibawah ini adalah hasil output deskriptif dari masing-masing data diri

responden dengan menggunakan metode deskriptif statistik sederhana.

Tabel 4.3
Analisis Descriptives Statistics Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Pria 34 81.0 81.0 81.0
Wanita 8 19.0 19.0 100.0
Total 42 100.0 100.0

Sumber: Output Descriptive Statistics

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa responden pria yang lebih banyak

menjawab pertanyaan kuesioner dibandingkan dengan responden wanita,

yaitu sebanyak 32 responden dari jumlah 42 responden dengan persentase

sebesar 81% (berasal dari 34/42 X 100%), dan responden wanita sebanyak

76
8 responden dari jumlah 42 responden dengan persentase sebesar 19%

(berasal dari 8/42 X 100%).

Tabel 4.4
Analisis Descriptives Statistics Umur
Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 0 4 9.5 9.5 9.5
35 - 40 Tahun 6 14.3 14.3 23.8
40 - 45 Tahun 15 35.7 35.7 59.5
45 -50 Tahun 8 19.0 19.0 78.6
> 50 Tahun 9 21.4 21.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

Sumber: Output Descriptive Statistics

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa responden yang lebih banyak

mendapatkan kuesioner adalah yang berumur antara 40 - 45 tahun yaitu

sebanyak 15 responden dengan persentase 35,7%. Kedua yang berumur 50

tahun yaitu sebanyak 9 responden dengan persentase 21%, ketiga berumur

45 – 50 tahun sebanyak 8 responden dengan persentase 19%. Sedangkan

responden yang paling sedikit mendapatkan kuesioner adalah yang berumur

antara 35 – 40 tahun sebanyak 6 responden dengan persentase 14%, ada

missing system sebanyak 4 responden karena tidak menjawab pertanyaan.

Tabel 4.5
Analisis Descriptives Statistics Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 0 2 4.8 4.8 4.8
SLTA 8 19.0 19.0 23.8
D-3 3 7.1 7.1 31.0
S-1 21 50.0 50.0 81.0
S-2 8 19.0 19.0 100.0
Total 42 100.0 100.0

77
Sumber: Output Descriptive Statistics

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa responden yang banyak

mendapatkan kuesioner adalah pada tingkat pendidikan strata satu (S1)

sebanyak 21 responden dengan persentase mencapai 50%. Kedua dan

ketiga yaitu pada tingkat pendidikan SLTA dan S2 sebanyak 8 responden

dengan masing-masing persentase sebesar 19%. Sedangkan yang paling

sedikit yaitu pada tingkat pendidikan D3 sebanyak 3 responden dengan

persentase sebesar 3 respondn, ada missing system sebanyak 2 responden

karena tidak menjawab pertanyaan.

Tabel 4.6
Analisis Descriptives Statistics Jabatan
Jabatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 0 3 7.1 7.1 7.1
Supervisor 23 54.8 54.8 61.9
Auditor 7 16.7 16.7 78.6
Deputy Manajer 9 21.4 21.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

Sumber: Output Descriptive Statistics

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa responden yang banyak

mendapatkan kuesioner adalah responden yang jabatannya sebagai

supervisor dengan jumlah sebanyak 23 responden dan persentase mencapai

54,8%. Kedua adalah yang memiliki jabatan deputy manajer sebanyak 9

responden dengan persentase 21,4% dan auditor internal sebanyak 7 orang

dengan persentase sebesar 16,7%. Responden yang jabatannya manajer

bidang tidak terdistribusikan dengan alasan karena penulis kesulitan untuk

78
mendistribusikannya, dan missing system sebanyak 3 responden karena

tidak menjawab pertanyaan, ada kemungkinan yang tidak mengisi

pertanyaan pada item jabatan adalah manajer bidang.

Tabel 4.7
Analisis Descriptives Statistics Lama Bekerja
Lama Bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 0 3 7.1 7.1 7.1
10 - 15 Tahun 5 11.9 11.9 19.0
15 - 20 Tahun 17 40.5 40.5 59.5
20 - 25 Tahun 9 21.4 21.4 81.0
> 25 Tahun 8 19.0 19.0 100.0
Total 42 100.0 100.0

Sumber: Output Descriptive Statistics

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa responden yang banyak

mendapatkan kuesioner adalah yang memiliki pengalaman kerja antara 15 -

20 tahun dan persentase mencapai 40,5%. Kedua adalah yang memiliki

pengalaman kerja antara 20 – 25 tahun sebanyak 9 responden dengan

persentase 21,4%. Ketiga adalah adalah yang memiliki pengalaman kerja

antara kurang dari 25 tahun sebanyak 8 responden dengan persentase

sebesar 19%. Keempat adalah yang memiliki pengalaman kerja antara 10 –

15 tahun sebanyak 5 responden dengan persentase 11,9%, ada missing

system sebanyak 3 responden karena responden tidak menjawab

pertanyaan.

Sedangkan statistik deskriptif variabel yang menggambarkan

independensi (X1), keahlian profesional (X2), lingkup kerja pemeriksaan

(X3), dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan (X4) untuk variabel


79
bebasnya, dan sistem pengendalian intern (Y) untuk variabel terikat.

Penelitian menggunakan metode multiple response frequencies. Hasilnya

memberikan gambaran mengenai jumlah dan persentase jawaban dari total

pertanyaan skala ordinal (skala likert) yang diajukan (pertanyaan variabel

independen masing-masing 10 pertanyaan X42 responden = 420, untuk

variabel dependen adalah 20 pertanyaan X42 responden = 840).

Tabel 4.8
Analisis Descriptives Multiple Response Frequencies Independensi
$Jawaban_all Frequencies

Responses

N Percent Percent of Cases


a
Independensi Tidak Setuju 5 1.2% 11.9%
Netral 56 13.3% 133.3%
Setuju 189 45.0% 450.0%
Sangat Setuju 170 40.5% 404.8%
Total 420 100.0% 1000.0%
a. Group
Sumber: Output Descriptive Multiple Response Frequencies

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa untuk variabel independensi,

responden yang paling banyak memberikan jawaban alternatifnya adalah

setuju, yaitu berjumlah 189 pertanyaan (pertanyaan variabel independensi

adalah 10 pertanyaan x 42 responden total 420 pertanyaan) dari total 42

responden, nilai persentase sebesar 45%. Kedua responden yang menjawab

sangat setuju berjumlah 170 pertanyaan (40,5%). Ketiga responden yang

menjawab netral berjumlah 56 pertanyaan (13,3%). Sedangkan yang paling

sedikit adalah yang menjawab tidak setuju yaitu hanya 5 jawaban dari 42

responden, nilai persentase sebesar 1.2%.

80
Tabel 4.9
Analisis Descriptives Multiple Response Frequencies
Keahlian Profesional
$Jawaban_all Frequencies

Responses

N Percent Percent of Cases


a
Keahlian Profesional Tidak Setuju 10 2.4% 23.8%
Netral 48 11.4% 114.3%
Setuju 166 39.5% 395.2%
Sangat Setuju 196 46.7% 466.7%
Total 420 100.0% 1000.0%
a. Group
Sumber: Output Descriptive Multiple Response Frequencies

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa untuk variabel keahlian

profesional lebih banyak yang menjawab sangat setuju yaitu berjumlah 196

pertanyaan dan persentase sampai 46.7%. Kedua responden yang

menjawab setuju berjumlah 166 pertanyaan (39,5%). Ketiga responden

yang menjawab netral berjumlah 48 pertanyaan (11,4%). Sedangkan yang

paling sedikit adalah jawaban tidak setuju berjumlah 10 (2.4%) dari 420

total pertanyaan atau 42 responden.

Tabel 4.10
Analisis Descriptives Multiple Response Frequencies
Lingkup Kerja Pemeriksaan
$Jawaban_all Frequencies

Responses

N Percent Percent of Cases


Lingkup Kerja Netral 106 25.2% 252.4%
Pemeriksaana
Setuju 225 53.6% 535.7%
Sangat Setuju 89 21.2% 211.9%
Total 420 100.0% 1000.0%
a. Group
Sumber: Output Descriptive Multiple Response Frequencies

81
Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa untuk variabel lingkup kerja

pemeriksaan lebih banyak yang menjawab setuju dibandingkan variabel

independensi, yaitu berjumlah 225 dan persentase sampai 53.6%. Kedua

responden yang menjawab netral setuju berjumlah 106 pertanyaan (25,2%).

Ketiga responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 89 pertanyaan

(21,2%).

Tabel 4.11
Analisis Descriptives Multiple Response Frequencies
Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan
$Jawaban_all Frequencies

Responses

N Percent Percent of Cases


Pelaksanaan Pekerjaan Tidak Setuju 8 1.9% 19.0%
Pemeriksaana
Netral 67 16.0% 159.5%
Setuju 212 50.5% 504.8%
Sangat Setuju 133 31.7% 316.7%
Total 420 100.0% 1000.0%
a. Group
Sumber: Output Descriptive Multiple Response Frequencies

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa untuk variabel lingkup kerja

pemeriksaan lebih banyak yang menjawab setuju yaitu berjumlah 212 dan

persentase sampai 50.5%. Kedua responden yang menjawab sangat setuju

berjumlah 133 pertanyaan (31,7%). Ketiga responden yang menjawab

netral berjumlah 67 pertanyaan (16%). Sedangkan yang paling sedikit

adalah jawaban tidak setuju berjumlah 8 (1,9%) dari 420 total pertanyaan

atau 42 responden.

82
Tabel 4.12
Analisis Descriptives Multiple Response Frequencies
Sistem Pengendalian Intern
$Jawaban_all Frequencies

Responses

N Percent Percent of Cases


Sistem Sangat Tidak Setuju 5 .6% 11.9%
Pengendalian
Tidak Setuju 27 3.2% 64.3%
Interna
Netral 86 10.2% 204.8%
Setuju 492 58.6% 1171.4%
Sangat Setuju 230 27.4% 547.6%
Total 840 100.0% 2000.0%
a. Group
Sumber: Output Descriptive Multiple Response Frequencies

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa semua pertanyaan terrisi pada

skala ordinal untuk variabel sistem pengendalian intern, alasannya mungkin

karena item pertanyaan lebih banyak yaitu berjumlah 20 pertanyaan

dibandingkan dengan variabel bebas yang hanya 10 pertanyaan. Jawaban

yang paling banyak yaitu yang menjawab setuju berjumlah 492 dan

persentase sampai 58,6%, Kedua responden yang menjawab sangat setuju

berjumlah 230 pertanyaan (27,4%). Ketiga responden yang menjawab

netral berjumlah 86 pertanyaan (10,2%). Keempat responden yang

menjawab tidak setuju adalah berjumlah 27 (3,2%). Kelima responden yang

menjawab sangat tidak setuju berjumlah 5 pertanyaan (6%) dari 420 total

pertanyaan atau 42 responden.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Dalam uji validitas, semua data diolah tiap variabel dengan

memperhatikan koefisien korelasi antara tiap item dengan item total


83
(itemtot), hasilnya kemudian akan dibandingkan dengan r tabel Product

Moment Pearson pada signifikansi 0,05 (lampiran 14, r tabel) dengan

uji 2 sisi dan N = 42.

Tabel 4.13
Analisis Uji Validitas
Instrumen Variabel Independen dan Dependen
r alpha r alpha Keterangan
Variabel hitung tabel
Independensi (X1) 0,494 – 0,784 0,304 Valid
Keahlian Profesional (X2) 0,469 – 0,762 0,304 Valid
Lingkup Kerja
Pemeriksaan (X3) 0,454 – 0,793 0,304 Valid
Pelaksanaan Pekerjaan
Pemeriksaan (X4) 0,483 – 0,686 0,304 Valid
Sistem Pengendalian
Intern (Y) 0,399 – 0,842 0,304 Valid
Sumber: Output uji validitas item variabel yang telah diolah

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa dengan memperhatikan

koefisien korelasi antara tiap item dengan item total (itemtot), nilai r

yang didapat dengan uji 2 sisi dan N = 42 adalah 0,304 (lampiran 14, r

tabel). Dari output diatas, nilai yang dihasilkan untuk variabel

independen X1 (0,494 – 0,784), X2 (0,469 – 0,762), X3 (0,454 –

0,793), X4 (0,483 – 0,686) dan Y (0,399 – 0,842) nilai total item

(itemtot) diatas/lebih besar dari r tabel (0,304), jadi dapat disimpulkan

bahwa pada setiap variabel dalam penelitian ini adalah valid atau terjadi

korelasi dengan skor totalnya. Penelitian dapat dipakai dan dilanjutkan

untuk melakukan pengujian hipotesis, karena nilai pada setiap

instrumen berada diatas nilai signifikan pada tabel r product moment.

84
b. Uji Realibilitas

Penulis melakukan uji realibilitas dengan teknik Cronbach's Alpha

untuk mengetahui konsistensi alat ukur dan melakukan analisis

Corrected Item Total untuk mengetahui apakah tiap-tiap item realibel

atau tidak.

Tabel 4.14
Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Independen dan Dependen Dengan Teknik Cronbach's Alpha
r alpha R alpha Keterangan
Variabel hitung tabel
Independensi (X1) 0,829 0,60 Reliabel
Keahlian Profesional (X2) 0,784 0,60 Reliabel
Lingkup Kerja
Pemeriksaan (X3) 0,876 0,60 Reliabel
Pelaksanaan Pekerjaan
Pemeriksaan (X4) 0,774 0,60 Reliabel
Sistem Pengendalian
Intern (Y) 0,907 0,60 Reliabel
Sumber: Output uji reliabilitas yang telah diolah

Analisis: Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2009:172),

realibilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat

diterima, dan diatas 0,8 adalah baik. Hasil diatas menunjukan bahwa

diketahui nilai Cronbach's Alpha untuk semua variabel nilainya diatas

0,7. Hasil untuk variabel X2 (0,784) dan X4 (0,774) berarti dapat

diterima karena nilainya diatas 0,7, untuk X1 (0,829) dan X3 (0,876)

nilainya diatas 0,8 berarti baik, sedangkan untuk variabel Y (0,907)

nilainya diatas 0,9 berarti lebih baik, jadi dapat disimpulkan bahwa tiap

item hasilnya reliabel.

85
Tabel 4.15
Analisis Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Independen Dengan Teknik Corrected Item-Total
Item-Total Statistics
Corrected Corrected Corrected Corrected
Item-Total Item-Total Item-Total Item-Total
Correlation Correlation Correlation Correlation
VARIABEL X1 X2 X3 X4
item1 0.466 0.518 0.528 0.688
item2 0.528 0.384 0.341 0.506
item3 0.427 0.322 0.504 0.536
item4 0.348 0.476 0.602 0.465
item5 0.665 0.404 0.548 0.573
item6 0.541 0.482 0.624 0.647
item7 0.393 0.354 0.47 0.52
item8 0.421 0.485 0.684 0.746
item9 0.478 0.502 0.537 0.608
item10 0.327 0.488 0.539 0.493
Sumber: Output uji reliabilitas yang telah diolah

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa nilai r tabel product moment

pada tingkat signifikansi 0.05 dan uji 2 sisi dengan N 42 nilainya adalah

0,304 (lampiran 14, r tabel). Dari output Corrected Item-Total

Correlation dapat dilihat bahwa semua item untuk variabel independen

X1 0,327 - 0,665), X2 (0,322 – 0,518), X3 (0,341 – 0,684), dan X4

(0,465 – 0,746) nilainya diatas 0,304. Jadi dapat disimpulkan bahwa

tiap item variabel dalam penelitian ini hasilnya adalah reliabel.

86
Tabel 4.16
Analisis Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Dependen Dengan Teknik Corrected Item-Total
Item-Total Statistics
Corrected Corrected
Item-Total Item-Total
Correlation Correlation
VARIABEL Y VARIABEL Y
item1 0.36 item11 0.599
item2 0.671 item12 0.507
item3 0.637 item13 0.687
item4 0.394 item14 0.817
item5 0.498 item15 0.639
item6 0.483 item16 0.463
item7 0.679 item17 0.342
item8 0.632 item18 0.543
item9 0.572 item19 0.439
item10 0.616 item20 0.394
Sumber: Output uji reliabilitas yang telah diolah

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa nilai r tabel product moment

pada tingkat signifikansi 0.05 dan uji 2 sisi dengan N 42 nilainya adalah

0,304 (lampiran 14, r tabel). Dari output Corrected Item-Total

Correlation dapat dilihat bahwa semua item untuk variabel dependen

nilainya (0,342 – 0,817) diatas 0,304. Jadi dapat disimpulkan bahwa

tiap item variabel dalam penelitian ini hasilnya adalah reliabel.

3. Uji Kelayakan Data

a. Multikolinearitas

Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai

koefisien determinasi individual (r²) dengan nilai determinasi secara

87
serentak (R²). Selain itu, metode dilanjutkan dengan melihat nilai

tolerance dan inflation factor (VIF) pada metode regresi

Tabel 4.17
Analisis Uji Multikolinearitas
Variabel
Variabel Dependen Independen Nilai R Square (R²)
X1 X2 0,006
X1 X3 0,016
X1 X4 0,035
X2 X3 0,006
X2 X4 0,106
X3 X4 0,048
Nilai R² 0,392
Sumber: Output multikolinearitas yang telah diolah

Analisis: Menurut Sunyoto (2007:89), dikatakan multikolinieritas,

jika koefisien korelasi antara variabel bebas lebih besar dari 0.60.

Dikatakan tidak multikolinieritas jika koefisien korelasi antar

variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60). Hasil

diatas menunjukan bahwa nilai koefisien r² yang diperoleh untuk

X1-X2 (0,006), X1-X3 (0,016), X1-X4 (0,035), X2-X3 (0,006), X2-

X4 (0,106) dan X3-X4 (0,048) nilainya lebih kecil dari pada nilai

koefisien determinasi (R²) yaitu 0,06. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel

independen.

Pengujian dilanjutkan dengan melihat nilai tolerance dan

inflanation factor (VIF). Menurut Hair et al. dalam Priyatno

(2009:156) jika nilai tolerance yang lebih kecil dari pada 0.10 atau

88
nilai VIF yang lebih besar dari pada nilai 0.10 maka tidak terjadi

multikolinearitas.

Tabel 4.18
Analisis Uji Multikolinearitas
Dengan Teknik Tolerance dan VIF
a
Coefficients
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 22.052 19.802 1.114 .273

X1 .317 .261 .161 1.216 .232 .936 1.069


X2 .568 .273 .285 2.078 .045 .874 1.144
X3 -.446 .234 -.252 -1.907 .064 .944 1.060
X4 .962 .298 .457 3.229 .003 .821 1.218
a. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern
Sumber: Output uji multikolinearitas teknik tolerance dan VIF

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa nilai tolerance dari empat

variabel nilainya lebih kecil dari 0.10 (X1 = 0, 936. X2 = 0,874. X3

= 0,944 dan X4 = 821). Nilai VIF lebih besar dari 0.10 (X1 = 1.069,

X2 = 1.144, X3 = 1.060, X4 = 1.218), jadi dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi multikolinearitas antara variabel.

b. Heteroskedastisitas

Menurut Sunyoto (2007:93) jika nilai residunya mempunyai

varians yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas, dan jika

variansnya tidak sama/berbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas.

Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas,

penulis menggunakan teknik uji koefisien korelasi Spearman’s rho

dan dengan melihat titik-titik pada grafik regresi

89
1) Metode uji koefisien korelasi Spearman’s rho

Tabel 4.19
Analisis Uji Heteroskedastisitas
Dengan Teknik Spearman’s rho
Correlations
Unstandar
dized
X1 X2 X3 X4 Residual
X1 Correlation Coefficient 1.000 .115 -.112 -.162 -.076
Sig. (2-tailed) . .466 .480 .305 .631
N 42 42 42 42 42
X2 Correlation Coefficient .115 1.000 .046 .304 -.238
Sig. (2-tailed) .466 . .770 .050 .129
Spearman's rho

N 42 42 42 42 42
X3 Correlation Coefficient -.112 .046 1.000 .200 .038
Sig. (2-tailed) .480 .770 . .203 .811
N 42 42 42 42 42
X4 Correlation Coefficient -.162 .304 .200 1.000 -.215
Sig. (2-tailed) .305 .050 .203 . .171
N 42 42 42 42 42
Unstandar Correlation Coefficient -.076 -.238 .038 -.215 1.000
dized
Sig. (2-tailed) .631 .129 .811 .171 .
Residual
N 42 42 42 42 42
Sumber: Output uji heteroskedastisitas

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa korelasi antara

variabel X1, X2, X3, dan X4 dengan Unstandardized Residual

memiliki nilai signifikansi lebih dari 0.05, karena nilai

signifikansi dari masing masing variabel bebas lebih besar yaitu

X1 = (0,631) X2 = (0,129) X3 = (0,811) dan X4 = (0,171)

dibandingkan dengan nilai signifikansi 0.05, jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi problem heteroskedastisitas.

90
2) Metode Scatterplot

Gambar 4.2
Scatterplot

Sumber: Output grafik regresi scatterplot

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa titik-titik tidak

membentuk pola yang jelas. Sebagaimana terlihat titik-titik itu

menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi,

dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model

regresi.

c. Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi untuk variabel terikat dan variabel bebas keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2002)

dalam Ariyanti R (2005:140) menyatakan bahwa model regresi

yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

91
normal. Pada penelitian ini menggunakan metode anlisis grafik

dengan melihat normal probability plot dengan alasan karena lebih

handal. Menurut Sunyoto (2007:102) cara ini membandingkan data

riil dengan data distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara

kumulatif. Suatu data dikatakkan normal jika garis data riil

mengikuti garis diagonal.

Gambar 4.3
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber: Output grafik normal probability plot

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa data berdistribusi normal

dengan uji normal probability plots, karena garis (titik-titik) terlihat

dengan jelas beraturan mengikuti garis diagonal.

92
4. Pengujian Hipotesis

a. Regresi Berganda

Persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini dengan satu

empat variabel independen dan satu variabel dependen adalah

sebagai berikut;

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b₄ X₄ + ε

Dimana:

a = Konstanta (nilai tetap) pada saat nilai variabel bebas X=0

b1, b2, b3 dan b₄ = Koefisien Regresi

Y = Sistem Pengendalian Intern

X1 = Independensi

X2 = Keahlian Profesional

X3 = Lingkup Kerja Pemeriksaan

X4 = Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan

ε = The Error Term

Tabel 4.19
Analisis Uji Regresi Berganda
a
Coefficients
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 22.052 19.802 1.114 .273

X1 .317 .261 .161 1.216 .232 .936 1.069


X2 .568 .273 .285 2.078 .045 .874 1.144
X3 -.446 .234 -.252 -1.907 .064 .944 1.060
X4 .962 .298 .457 3.229 .003 .821 1.218
a. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern

93
Sumber: Output uji regresi berganda

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa hasil pengolahan data

statistik nilai yang didapat adalah; Y= 22,052 + 0,317X1 + 0,568X2

+ -0,446X3 + 0,962X4 + 19,802. Nilai konstanta (a) bernilai positif

yaitu 22,052; artinya jika X1, X2, X3, dan X4 mengalami

peningkatan, maka akan mempengaruhi Y dengan asumsi tidak

terdapat variabel lain.

1) Nilai koefisien regresi variabel independensi (b1) bernilai 0,317;

artinya setiap ada peningkatan sebesar 1% akan mempengaruhi

variabel Y sebesar 0,317 dengan asumsi variabel lain bernilai

tetap.

2) Nilai koefisien regresi variabel keahlian profesional (b2)

bernilai 0,568; artinya setiap ada peningkatan sebesar 1% akan

mempengaruhi variabel Y sebesar 0,568 dengan asumsi variabel

lain bernilai tetap.

3) Nilai koefisien regresi variabel lingkup kerja pemeriksaan (b3)

bernilai negatif yaitu -0,446; artinya setiap ada peningkatan

sebesar 1% akan mempengaruhi variabel Y sebesar -0,446

dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.

4) Nilai koefisien regresi variabel pelaksanaan pekerjaan

pemeriksaan (b4) bernilai 0,962; artinya setiap ada peningkatan

sebesar 1% akan mempengaruhi variabel Y sebesar 0,962

dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.


94
Tabel 4.20
Analisis Uji Regresi Berganda
b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

a
1 .626 .392 .326 7.11671

a. Predictors: (Constant), Independensi, KP, LKP, PPP

b. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern

Sumber: Output model summary regresi berganda

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa angka R sebesar 0,626

artinya korelasi antara variabel independen dengan variabel

dependen terdapat hubungan sebesar 62,6%. Nilai R² sebesar 0,392

artinya persentasi sumbangan pengaruh variabel independensi,

keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan, dan pelaksanaan

pekerjaan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern sebesar

39,2%, sedangkan sisanya 60,8% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukan dalam model penelitian. Adjusted R Square

sebesar 0,326 atau 32,6% yang merupakan sumbangan dari variabel

independen terhadap variabel dependen. Standar Error of the

Estimate adalah adanya tingkat kesalahan prediksi dalam model

penelitian, dalam kasus ini nilainya 7.11671 Artinya, kesalahan

yang dapat terjadi dalam memprediksi variabel yang mempengaruhi

sistem pengendalian intern adalah sebesar 71,16%.

b. Uji Global/F Tabel

95
Uji Global atau F tabel adalah metode uji signifikansi

simultan untuk menguji apakah suatu variabel inependen

berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Analisis

dilakukan dengan melihat output ANOVA untuk menguji koefisien

regresi secara bersama-sama antara variabel independen terhadap

variabel dependen. Pengujian menggunakan taraf keyakinan 95%

atau alpha = 5% (taraf signifikansi = 0.05).

Dengan ketentuan:

1) Merumuskan hipotesis

Ho: Independensi, keahlian profesional, lingkup kerja

pemeriksaan, dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan

secara simultan tidak berpengaruh terhadap sistem

pengendalian intern.

Ha: Independensi, keahlian profesional, lingkup kerja

pemeriksaan, dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan

secara partial berpengaruh terhadap sistem pengendalian

intern.

2) Kriteria pengujian

Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima

Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak

3) F tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat signifikansi

0.05 dengan df 1 (jumlah variabel – 1) = 4, dan df 2 (n – k – 1)

96
atau 42 – 4 – 1 = 37 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah

variabel independen).

Tabel 4.21
Analisis Uji Regresi Berganda Untuk Uji F Tabel
b
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 1207.113 4 301.778 5.958 .001
Residual 1873.958 37 50.648

Total 3081.071 41
a. Predictors: (Constant), Independensi, KP, LKP, PPP
b. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern
Sumber: Output model ANOVA regresi berganda

Analisis: Hasil output ANOVA diatas menunjukan bahwa nilai

yang diperoleh F hitung sebesar 5.958 pada tingkat signifikansi

0.001. Hasil yang diperoleh untuk F tabel adalah sebasar 3.252

pada tingkat signifikansi 0.05. karena nilai F hitung > F tabel

(5.958 > 3.252), maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Selain pengujian dengan hasil output model ANOVA regresi

diatas dengan menggunakan program SPSS melalui komputer,

pengujian dapat dilakukan dengan melihat gambar daerah

keputusan hipotesis melalui uji global/F tabel, seperti pada

gambar 4.4 dibawah ini.

97
Gambar 4.4
Analisis Daerah Keputusan Hipotesis Uji Global/F Tabel

Tolak
Ho

Terima Ho

5.958

μ F-tabel
3.252
Sumber: Suharyadi dan Purwanto (2004:524) yang telah diolah

Analisis: Hasil diatas terlihat nilai F hitung = 5.958, nilai F tabel

= 3.252, dan nilai signifikasi F hitung = .001ª, F tabel = 0.05.

Hasil diperoleh F hitung > F tabel (5.958 > 3.252) yang berada

pada daerah tolak Ho. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

dependen.

c. Uji t-student

Uji t atau t-student adalah metode uji signifikansi parsial

atau individual untuk menguji apakah suatu variabel inependen

berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Analisis

98
dilakukan dengan melihat output regresi berganda untuk menguji

koefisien regresi secara parsial antara variabel independen terhadap

variabel dependen. Pengujian menggunakan taraf keyakinan 95%

atau alpha = 5% (taraf signifikansi = 0.05).

Dengan ketentuan:

1) Merumuskan hipotesis

Ho: Independensi, keahlian profesional, lingkup kerja

pemeriksaan, dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan

secara parsial tidak berpengaruh terhadap sistem

pengendalian intern.

Ha: Independensi, keahlian profesional, lingkup kerja

pemeriksaan, dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan

secara parsial tidak berpengaruh terhadap sistem

pengendalian intern.

2) Kriteria pengujian

Jika t hitung < dari t tabel, maka Ho diterima

Jika t hitung > dari t tabel, maka Ho ditolak

3) T tabel dapat dilihat melalui tabel statistik uji dua sisi dengan

tingkat signifikansi 0.05 pada df 1 (jumlah variabel – 1) = 4, dan

df 2 (n – k – 1) atau 42 – 4 – 1 = 37 (n adalah jumlah data dan k

adalah jumlah variabel independen).

99
Tabel 4.22
Hasil Analisis Regresi Berganda Untuk Uji t (student)
a
Coefficients
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 22.052 19.802 1.114 .273

X1 .317 .261 .161 1.216 .232 .936 1.069


X2 .568 .273 .285 2.078 .045 .874 1.144
X3 -.446 .234 -.252 -1.907 .064 .944 1.060
X4 .962 .298 .457 3.229 .003 .821 1.218
a. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern
Sumber: Output model Coefficients regresi berganda

Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa:

(a) Pengujian koefisien variabel independensi (b1)

Nilai t hitung untuk independensi (X1) sebesar 1.216 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0.232 berada didaerah terima Ho

pada sisi kanan. T tabel pada tabel statistik sebasar 1.687 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0.05. Karena nilai t hitung lebih

besar dari pada t tabel (1.216 < 1.687) maka Ho diterima. Jadi

dapat disimpulkan bahwa variabel independensi (X1) tidak

berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian intern.

(b) Pengujian koefisien variabel keahlian profesional (b2)

100
Nilai t hitung untuk keahlian profesional (X2) sebesar 2.078

dengan tingkat signifikansi sebesar 0.045 berada didaerah tolak

Ho pada sisi kanan. T tabel pada tabel statistik sebasar 1.687

dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Karena nilai t hitung

lebih besar dari pada t tabel (2.078 > 1.687) maka Ho ditolak.

Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel keahlian profesional

(X2) dapat berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian

Intern.

(c) Pengujian koefisien variabel lingkup kerja pemeriksaan (b3)

Nilai t hitung untuk lingkup kerja pemeriksaan (X3) bernilai

negatif yaitu sebesar -1.907 dengan tingkat signifikansi sebesar

0.064 berada didaerah tolak Ho pada sisi kiri. T tabel pada tabel

statistik dengan dua sisi berada pada sisi kiri/negatif yaitu

sebasar -1.687 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Karena

nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel pada tabel statistik sisi

kiri (-1.907 > -1,687) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan

bahwa variabel lingkup kerja pemeriksaan (X3) berpengaruh

terhadap efektifitas sistem pengendalian Intern.

(d) Pengujian koefisien variabel pelaksanaan pekerjaan

pemeriksaan (b4).

Nilai t hitung untuk pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan (X1)

sebesar 3.229 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.003 berada

didaerah tolak Ho pada sisi kanan. T tabel pada tabel statistik


101
sebasar 1.687 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Karena

nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel (3.229 > 1.687) maka

Ho ditolak pada sisi kanan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

variabel pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan (X4) dapat

berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian Intern.

Selain pengujian dengan hasil output model Coefficients

regresi berganda dengan program SPSS melalui komputer,

pengujian dapat dilakukan dengan melihat gambar daerah

keputusan hipotesis uji t-student. Seperti pada gambar 4.5

dibawah ini.

Gambar 4.5
Analisis Daerah Keputusan Hipotesis Uji t-student Dua Sisi

Tolak Tolak
Ho Ho

X3 Terima Ho X1 X2 X4

-1.907 1.216 2.078 - 3.229

- t tabel
-1.687
μ + t tabel
1.687
Sumber: Suharyadi dan Purwanto (2004:526) yang telah diolah

Analisis: Hasil diatas terlihat bahwa:

(a) Nilai t hitung untuk variabel independensi (X1) lebih kecil

dari pada t tabel (1.216 < 1.687) yang berada didaerah

102
terima Ho pada sisi kanan. Jadi variabel independensi (X1)

tidak berpengaruh terhadap secara parsial terhadap sistem

pengendalian intern (Y).

(b) Nilai t hitung untuk variabel keahlian profesional (X2) lebih

besar dari pada t tabel (2.078 > 1.687) yang berada didaerah

tolak Ho pada sisi kanan. Jadi variabel keahlian profesional

(X2) berpengaruh terhadap sistem pengendalian intern (Y).

(c) Nilai t hitung untuk variabel lingkup kerja pemeriksaan (X3)

lebih besar dari pada t tabel (-1.907 > -1.687) yang berada

didaerah tolak Ho pada sisi kiri. Jadi variabel lingkup kerja

pemeriksaan (X3) berpengaruh terhadap sistem

pengendalian intern (Y).

(d) Nilai t hitung untuk variabel pelaksanaan pekerjaan

pemeriksaan (X4) lebih besar dari pada t tabel (3.229 >

1.687) berada didaerah tolak Ho pada sisi kanan. Jadi

variabel pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan (X4)

berpengaruh terhadap sistem pengendalian intern (Y).

103
BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan hasil analisis yang

telah diuraikan pada Bab 1 sampai dengan Bab 4, maka hasil penelitian ini

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan, dan

pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan (variabel independen) secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern

(variabel dependen). Hal ini terbukti dari hasil analisis yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari nilai F

tabel, yaitu F hitung = 5.958 > F tabel = 3.252 pada uji sisi kanan daerah

keputusan hipotesis, dan nilai signifikan atau nilai p value lebih kecil dari

tingkat signifikan yang dikehendaki 0.05, yaitu nilai signifikan F hitung =

0.001 < taraf signifikan = 0.05. Sedangkan untuk koefisien determinasi

yaitu nilai R² sebesar 0.392, artinya nilai persentasi sumbangan pengaruh

variabel independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan,

dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan atau variance variabel

independen berpengaruh terhadap variance variabel dependen hanya

sebesar 39,2%, sedangkan sisanya 60,8% dipengaruhi oleh faktor lain

atau variabel lain yang tidak dimasukan dalam model. Faktor lain atau

variabel lainnya seperti pengelola bagian pemeriksaan intern, hasil

104
pemeriksaan intern, dan juga dapat dilihat dari karakteristik personal

seperti pematuhan terhadap kode etik dan standar profesi.

2. Keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan dan pelaksanaan

pekerjaan pemeriksaan (variabel independen) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern (variabel

dependen). Hal ini terbukti dari hasil analisis yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, yaitu

untuk keahlian profesional nilai t hitung = 2.078 > t tabel = 1.687 pada uji

sisi kanan daerah keputusan hipotesis, untuk lingkup kerja pemeriksaan

nilai t hitung = -1.907 > t tabel = -1.687 pada uji sisi kiri daerah

keputusan hipotesis, dan untuk pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan nilai t

hitung = 3.229 > t tabel = 1.687 pada uji sisi kanan daerah keputusan

hipotesis. Selain itu, nilai signifikan atau p value lebih besar dari taraf

signifikan yang dikehendaki sebesar 0.05, yaitu keahlian profesional

0.045, lingkup kerja pemeriksaan 0.064, dan pelaksanaan pekerjaan

pemeriksaan 0.003. Sedangkan untuk independensi (variabel independen)

tidak berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian intern

(variabel dependen), karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel,

yaitu nilai t hitung = 1.216 < t tabel = 1.687, dan nilai signifikan atau nilai

p value lebih besar dari taraf signifikan 0.05, yaitu nilai signifikasi yang

diperoleh t hitung untuk independensi sebesar 0.232.

105
B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

pertimbangan bagi PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban

Jawa Bali untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan independensi,

keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan, dan pelaksanaan pekerjaan

pemeriksaan agar sistem pengendalian intern perusahaan lebih baik. Karena

faktor pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan paling dominan dalam

mempengaruhi efektifitas sistem pengendalian intern, maka diharapkan agar

dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Faktor independensi adalah faktor

yang tidak mempengaruhi efektifitas sistem pengendalian intern pada hasil

penelitian ini, maka diharapkan lebih memperhatikan independensi agar

berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian intern.

1. Keterbatasan

Dalam penelitian ini, penulis mengakui banyak keterbatasan yang

mungkin mengurangi kegunaan dari hasil penelitian. Model penelitian ini

mungkin masih relatif sederhana baik dari metode, analisis data dalam

menjelaskan independensi, keahlian profesional, lingkup kerja

pemeriksaan, dan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan dalam

mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian intern. Penulis hanya

melakukan penelitian pada satu perusahaan saja, tidak melakukan

penelitian pada dua perusahaan lalu membandingkan hasil dari metode

yang diterapkan. Selain itu, penulis tidak meneliti empat region yang ada

pada PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali

106
lalu membandingkan dari hasil metode yang digunakan dalam penelitian.

Keterbatasan lainnya yaitu dari metode yang digunakan mungkin dapat

mengurangi tingkat generalisasi, menghambat analisa dalam pengukuran

dan perhitungan.

2. Saran

Penelitian selanjutnya diasarankan untuk mengukur efektivitas sistem

pengendalian intern tidak hanya variabel independensi, keahlian

profesional, lingkup kerja pemeriksaan, dan pelaksanaan pekerjaan

pemeriksaan saja, tetapi ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

efektivitas sistem pengendalian intern. Disarankan juga jika akan meneliti

kembali pada PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban

Jawa Bali, perlu ditambahkan pengembangan pada tiap indikator variabel

kuesioner dan pendistribusian kuesioner pada empat region yang ada agar

mendapatkan jawaban yang lebih signifikan.

107
DAFTAR PUSTAKA

Amrizal. ”Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Oleh Internal Audiror”,


2004, dari http://www.bpkp.go.id/unit/investigasi/cegah-deteksi.pdf

Barorah, Ali. ”Trik-Trik Analisis Statistik dengan SPSS 15”, PT. Elex Media
Koputindo, Anggota IKPI, Jakarta, 2008.

Dahlan, Muhammad. “Analisis Hubungan Antara Kualitas Audit Dengan


Diskresioneri Akrual Dan Kebebasan”, Working Paper In October 2009,
Accounting and Finance Center For Accounting Development,
Department of Accounting, Padjadjaran University, Bandung Indonesia,
2009, dari http://www.ppa.fe.unpad.ac.id

Desyanti, Ni Putu Eka dan Ratnadi. ”Pengaruh Independensi, Keahlian


Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap
Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Bank
Perkereditan Rakyat Di Kabupaten Bandung”, 2007, dari
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ok_dwi%20ratna.pdf

Djamil, Nasrullah. ”Faktor-fktor Tang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada sektor


Publik Dan Beberapa Karakteristik Untuk Meningkatkannya”, 2004, dari
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/7306792810.pdf

Effendi, Muh. Arief. ”Perkembangan profesi Internal Audit Abad 21”,


Seminar/kuliah umum Universitas Internasional Batam, 11 Desember
2006.

_______. ”Tanggung Jawab Auditor Internal Dalam Pencegahan, Pendeteksian


Dan Penginvestigasian Kecurangan”, 2008, dari
http//muhariefeffendi.wordpress.com/2008/07/08/tanggung-jawab-
auditor-iInternal-dalam-pencegahan-pendeteksian-dan-penginvestigasian-
kecurangan/

Gondodiyoto, S. ”Pengelolaan Fungsi Audit Sistem Informasi”, Edisi Kedua,


Mitra Wacana Media, Jakarta, 2009.

Hamid, Abdul, Dr. “Panduan Penulisan Skrips”, FEIS UIN Pres, Grafika Karya
Utama, Jakarta, 2007.

Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, Cetakan 1, Penerbit Reality Publisher,


Surabaya, 2008.

108
Komalasari, Agrianti. ”Analisis Pengaruh Kualitas Auditor Dan Proxi Going
Concern Terhadap Opini Auditor”, 2006, dari
http//skripsiakuntansi.comgeneral/analisis-pengaruh-kualitas-auditor-dan-
proxi-going-concern-terhadap-opini-auditor/

Nasution, Manahan. ”Sekilas Tentang Internal Auditor”, Universitas Sumatra


Utara, 2008, dari http//ghodz.files.wordpress.com/2008/04/audit-
internal.doc

Pedoman Pengawasan Intern PT. PLN (Persero) Keputusan Direksi PT. PLN
(Persero) Nomor: 257.K/010/DIR/2000, Tentang “Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Bisnis Strategis”, PT. PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali Kantor Induk, 02
November 2000

_______. Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor: 030.K/DIR/2005, Tentang


“Audit Internal P3B JB”, PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat
Pengatur Beban Jawa Bali Kantor Induk, 02 Februari 2005

_______. “Sekilas Audit Internal”, PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat
Pengatur Beban Jawa Bali Kantor Induk, 12 Juni 2009

Priyatno, Duwi. ”5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17”, Penerbit ANDI,
Yogyakarta, 2009.

Rodoni, Ahmad. “Statistic”, Materi Kuliah Semester Pendek., FEIS UIN Syarif
Hidayutullah Jakarta., 2006.

Sawyer, Lawrence B. ”Sawyer’s Internal Auditing: The Practice of Modern


Internal Auditing”, The Instuitute of Internal Auditors, Jilid Pertama,
2005.

_______. Jilid Kedua, 2006.

Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”, Cetakan


Kedua, Alfabeta, Bandung, 2006.

Suharyadi dan Purwanto S.K. “Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern”,
Edisi Pertama, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2003.

Suherli, Michell. ”Audit Manajemen dan Sistem Pengendalian Intern”, 2005, dari
http://jurnal.bl.ac.id/wp-content/aploads/2007/01/BEJ-v3-n1-
artikel3agustus2006pdf

109
Sunyoto, Danang. ”Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat: Ringkasan dan
Kasus”, Cetakan pertama, Amara Books, Yogyakarta, 2007.

Triswanto, Sugeng D. ”Trik Menulis Skripsi dan Persentasi Bebas Stres”, Cetakan
1, Publisher, Yogyakarta, 2010.

Tunggal, Amin Widjaja. ”Financial Statemen Auditing”, Harvarindo, Jakarta,


2006.

_______. ”Principles of Internal Auditing”, 2010.

_______. ”Dasar – Dasar Auditor Internal: Pedoman Untuk Auditor Internal”,


2010.

Yadyana, I Ketut. ”Pengaruh Kualitas Jasa Auyditor Internal Terhadap Efektivitas


Pengendalian Intern Pada Hotel Berbintang Empat dan Lima di Bali”,
2008, dari http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ok yadyana.pdf

Wibowo, Arie dan Rossieta, Hilda. ”Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit-


Suatu Studi Dengan Pendekatan Earnings Surprise Benchmark”,
Pscasarjana Ilmu Akuntansi FE UI, 2009, dari http://ejournal.faktor-
faktor-determinasi-kualitas-audit-suatu-studi-dengan-pendekatan-
earnings-surprise-benchmark/pascasarjana.fe.ui.ac.id/2009pdf

Zuhrawaty. “Panduan Dan Kiat Sukses Menjadi Auditor ISO 9001 (Sistem
Manajemen Mutu) Berdasarkan Persyaratan ISO 19011:2002”, Media
Presindo, Cetakan Pertama, Jakarta, 2009.

110
LAMPIRAN 4
Alamat Kantor Induk, Kantor Region, dan delapan Bidang yang ada pada
Kantor Induk PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali

KANTOR INDUK
PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
JAWA BALI disingkat PT. PLN (PERSERO) P3B JB
Alamat: Jln. Ehave 1 Cinere 16514 Kelurahan Krukut Limo Depok
Jakarta Selatan Website: http://www.pln-jawa-bali.co.id
Emile:pengelolaweb@pln-jawa-bali.co.id

KANTOR REGION
1. Region Jakarta dan Banten Jln. Mayjen Sutoyo No. 1 Jakarta Timur
Emile:region1@pln-jawa-bali-.co.id
2. Region Jawa Barat Jln. WR. Supratman No. 58 Bandung 40121
Kode Pos 502 / Kotak Pos Bandung 40000
Emile:region2@pln-jawa-bali-.co.id
3. Region Jawa Tengah dan DIY Jln. Jendral Sudirman Km. 23 Komplek GI
Ungaran – 50501 Ungaran. Emile:region3@pln-jawa-bali-.co.id
4. Region Jawa Timur dan Bali Jln. Sungrat No. 45 Taman, Sepanjang,
Sidoarjo 61257. Emile:region4@pln-jawa-bali-.co.id

DELAPAN BIDANG
1. MANAJER BIDANG PERENCANAAN
2. MANAJER BIDANG TEKNIK PENYALURAN
3. MANAJER BIDANG PENGEMBANGAN PENYALURAN
4. MANAJER BIDANG OPERASI SISTEM
5. MANAJER BIDANG KEUANGAN
6. MANAJER BIDANG UMUM
7. MANAJER BIDANG SDM DAN ORGANISASI
8. AUDITOR INTERNAL

115
LAMPIRAN 5
Pagar Pengaman Sistem Pengawasan Pengendalian
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
1 2 3 4

Values

Kualitas Pengendalian Intern

Peran Internal Auditor

Peran External Auditor

Sumber: Pedoman Pengawasan Intern PT. PLN (Persero) Nomor: 030.K/DIR/2005

Keterangan:
Value: Artinya nilai individu dari seluruh stakeholders yang ada pada lingkup
perusahaan (atasan hingga bawahan), nilai ini merupakan kode etik dari masing-
masing profesi yang ada pada perusahaan. Secara umum kode etik tersebut adalah
tanggung juawab, kepentingan umum, saling menghormati, kerahasiaan,
independensi, integritas, obyektivitas, dan kompetensi.

Kualitas Pengendalian Intern: Artinya jika seluruh stakeholders menerapkan kode


etik dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap kualitas sistem pengendalian
intern perusahaan.

Peran Auditor Internal: Artinya peran auditor internal dalam melakukan proses
pemeriksaan akan lebih ringan jika masing-masing personal pada perusahaan
menjunjung tinggi nilai kode etik. Sebaliknya jika masig-masing personal pada
perusahaan kurang menjunjung tinggi nilai kode etik, maka proses pemeriksaan
akan lebih sulit karena kualitas pengendalian intern pada perusahaan kurang baik,
bahkan akan menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan oleh perusahaan.

Peran External Auditor: Artinya auditor eksternal akan berperan dalam hal
pemeriksaan jika perusahaan telah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan perusahan
dan negara. Hal ini disebabkan seluruh personal tidak menerapkan kode etik
dengan baik dan akan berpengaruh terhadap kualitas sistem pengendalian intern
perusahaan yang mengakibatkan terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
merugikan Negara.

116
LAMPIRAN 6
Skema Pemeriksaan Operasional Auditor Internal
Sumber: Pedoman Pengawasan Intern PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
Nomor: 030.K/DIR/2005

Penyusunan
PKPT

Pembentukan
Tim
Pelaksanaan
Pemeriksaan
Penyiapan
Buril Laporan Interim/
Tahunan
Penyusunan
LHP
Penyusunan
PKP
Pembahasan
LHP Dengan Pemantauan
Prestasi PKP Auditee Tindak Lanjut
Oleh Tim

Pinalisasi
LHP
Prestasi
LHP oleh Tim

Penyusunan Pelaksanaan Tindak


MHP Lanjut Oleh Auditee

Keterangan:
Pekerjaan di Kantor SPI/AI
Pekerjaan ditempat Auditee/Lapangan
PKPT : Program Kerja Pengawasan Tahunan
PKP : Program Kerja Pemeriksaan/Audit (PKA)
LHP : Laporan Hasil Pemeriuksaan
MHP : Memorandum Hasil Pemeriksaan (Audit)
KKP : Kertas Kerja Pemeriksaan

117
LAMPIRAN 7
Kode Etik Auditor Internal
PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
Sumber: Pedoman Pengawasan Intern PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
Nomor: 030.K/DIR/2005

A. Tujuan
Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesediaan menerima
tanggung jawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat
mengemban tanggung jawab ini secara efektif, auditor internal perlu
memelihara standar perilaku yang tinggi. Oleh karenanya, perlu ditetapkan
Kode Etik bagi para Auditor Internal dilingkungan PT. PLN (Persero).

B. Penerapan
Kode Etik ini memuat Standar Pelilaku sebagai pedoman bagi seluruh Auditor
Internal. Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam
menjalankan praktek pengawasan intern.
Para Auditor Internal wajib menjalankan tanggung jawab profesinya dengan
bijaksana, penuh martabat, dan kehormatan. Dalam menerapkan Kode Etik ini
Auditor Internal harus memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Auditor Internal yang melakukan pelanggaran terhadap Standar Perilaku yang
ditetapkan dalam Kode Etik ini dapat dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Standar Perilaku Auditor Internal


1. Auditor internal harus menunjukan kejujuran, objektivitas dan kesanggupan
dalam melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesinya
2. Auditor internal harus menunjukan loyalitas terhadap organisasinya atau
terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian, auditor internal tidak boleh
secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau
melanggar hukum

118
3. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau
kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau
mendiskreditkan organisasinya
4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dapat
menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya atau kegiatan-
kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka, yang meragukan
kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung
jawab profesinya secara obyektif
5. Auditor internal tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun dari
karyawan, klien, pelanggan, pemasok ataupun mitra bisnis organisasinya,
yang dapat atau patut diduga dapat mempengaruhi pertimbangan profesinya
6. Auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya
7. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa
memenuhi Standar Profesi Audit Internal
8. Auditor internal harus bersikap harti-hati dan bijaksana dalam
menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya.
Auditor internal tidak boleh menggunakan informasi rahasia (i) untuk
mendapatkan keuntungan pribadi, (ii) secara melanggar hukum, (iii) yang
dapat menimbulkan kerugian terhadap organisasinya
9. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus menggunakan
semua fakta-fakta penting yang diketahuinya, yaitu fakta-fakta yang jika
tidak diungkap dapat (i) mendistorsi laporan atas kegiatan yang direview,
atau (ii) menutupi adanya praktek-praktek yang melanggar hukum
10. Auditor internal harus senantiasa meningkatkan kompetensi serta
efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib
mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan

119
LAMPIRAN 8
Surat Peneliti Kepada Responden

Kepada Yth,
Saudara/I responden

Sehubungan dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas Jasa Auditor


Internal Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern”, maka Saya
membutuhkan Saudara/I responden untuk mengisi daftar kuesioner terlampir,
sebagai informasi yang menyusun kuesioner ini adalah :

Nama :Suwandi
NIM : 203082001948
Angkatan : 2003
Fakultas/Jurusan : Ekonomi / Akuntansi
Universitas Negeri Islam (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Penyusun : Jl. Merak No.281 Blok M Cinere Jakarta Selatan
Telepon : 0813 11 666 981

Hasil perolehan dari daftar pertanyaan ini akan menjadi daftar penyusunan skripsi
Saya dalam rangka memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu dibidang Akuntansi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai seberapa jauh kualitas audit internal
(auditor internal/supervisor/deputy manajer/manajer bidang) terhadap eferktivitas
sistem pengendalian intern pada perusahaan yang Saudara/I bekerja. Dalam
kuesioner ini responden diminta untuk mengisi norma yang dimiliki oleh auditor
internal dalam pelaksanaan pekerjaannya.

Seluruh data dan informasi yang Saya peroleh dari Saudara/I akan Saya jaga
kerahasiaannya, dan hanya untuk penelitian semata. Sehubungan dengan
terbatasnya waktu, Saya mengharapkan kuesioner ini dapat Saya
ambil/dikembalikan paling lambat dua minggu setelah kuesioner ini dibagikan,
atas kesediannya dan kerjasamanya yang baik, Saya ucapkan terimakasih.

Peneliti
Suwandi

120
LAMPIRAN 9
Daftar Kuesioner Yang Digunakan Dalam Penelitian

KUESIONER
PENGARUH KUALITAS JASA AUDITOR INTERNAL
TERHADAP EFEKTIVITAS
SISTEM PENGENDALIAN INTERN

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER


Pertanyaan kuesioner ini ada dua pertanyaan, yaitu pertanyaan umum dan
pertanyaan khusus. Saya mengharapkan bantuannya untuk mengisi semua
pertanyaan pada kuesioner ini, saya menjamin kerahasiaan jawaban dari Bapak/Ibu
dan akan saya gunakan hanya untuk kepentingan penelitian.

A. Pertanyaan Umum
1. Nama :………………………….………………………….
2. Usia :……………………………………………………..
3. Jenis Kelamin : Pria Wanita
4. Pendidikan Terakhir :…………………………………………………….
5. Jabatan/Pekerjaan :…………………………………………………….
6. Lama Bekerja :…………………………………………………….

B. Pertanyaan Khusus
Pertanyaan kuesioner ini mengenai "Pengaruh Kualitas Jasa Auditor Internal
Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern" pada perusahaan tempat
Bapak/Ibu bekerja. Variabel pertanyaan yang terdiri dari independensi (X1),
keahlian profesional (X2), lingkup kerja pemeriksaan (X3), dan pelaksanaan
pekerjaan pemeriksaan (X4) sebagai variabel independen. Sistem pengendalian
intern (Y) sabagai variabel dependen.
Petunjuk pengisian : Bapak/Ibu dimohon untuk memberi tanda checklist ( √ )
pada jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai. Adapun alternatif
jawaban adalah sebagai berikut: SS = Sangat Setuju, S = Setuju, N = Netral, TS
= Tidak Setuju, dan STS = Sangat Tidak Setuju

121
No Daftar Pertanyaan Variabel X1 Jawaban
Independensi SS S N TS STS
1 Auditor internal dalam melaksanakan pekerjaannya
berdasarkan kejujuran dan tanggung jawab
Auditor internal tidak terkait dengan hal-hal yang
2
dapat menyebabkan bias dalam melaksanakan
pekerjaan
3 Auditor internal selalu mengikuti dan mengamati
perkembangan hukum yang sesuai dengan profesi
4 Auditor internal memiliki akses komunikasi langsung
kepada pimpinan perusahaan
5 Auditor internal menghindari keterlibatan terhadap
suatu aktivitas yang ilegal diluar perusahaan
6 Auditor internal menghindari keterlibatan terhadap
suatu aktivitas yang ilegal didalam perusahaan
7 Auditor internal tidak secara sengaja melakukan
tindakan yang melanggar profesi
Auditor internal menghormati aturan/budaya
8
manajemen perusahaan dalam melaksanakan
pekerjaan
Auditor internal memiliki sikap mental yang
9 obyektif, tidak memihak dan menghindari
kemungkinan timbulnya conflict of interst
10 Auditor internal berani dalam pengungkapan
terhadap sesuatu yang bersifat material

122
No Daftar Pertanyaan Variabel X2 Jawaban
Keahlian Profesional SS S N TS STS
1 Auditor internal berpedoman pada visi-misi
perusahaan dan menghormati aturan etika perusahaan
2 Menjadi staf audit internal ditentukan oleh jenjang
pendidikan tertentu
Auditor internal melaksanakan pekerjaanya
3
berpedoman pada standar praktek profesi audit
internal
4 Sertifikat kualifikasi auditor internal merupakan
syarat yang harus dimiliki auditor internal
5 Menjaga hubungan dan komunikasi secara efektif
dengan karyawan dan klien perusahaan
Auditor internal dalam melaksanakan pekerjaanya
6
berani mengungkapkan semua data/fakta yang
berguna bagi pelaporan
Auditor internal ialah orang yang berpengalaman
7 dalam pekerjaannya agar tingkat kesalahan dapat
diminimalisir
Aiditor internal ialah orang yang memiliki
8
pengetahuan, keterampilan, dan disiplin ilmu yang
sesuai dengan pekerjaannya
Auditor internal dalam melaksanakan pekerjaanya
9
memiliki kepekaan dalam mendeteksi adanya
kekeliruan secara cepat dan tanggap
Auditor internal diberikan kesempatan mengikuti
10
pendidikan dan pelatihan-pelatihan untuk dapat
menunjang pekerjaan

123
No Daftar Pertanyaan Variabel X3 Jawaban
Lingkup Kerja Pemeriksaan SS S N TS STS
1 Sebelum melaksanakan tugas audit, auditor internal
membuat program audit terlebih dahulu
2 Penyajian laporan keuangan tahunan disajikan secara
wajar dan konsisten
3 Audit dilakukan berdasarkan pertimbangan yang
sasarannya adalah efisien, efektif, dan ekonomis
Kegiatan audit internal pada perusahaan sesuai
4
dengan peraturan lembaga profesi audit internal dan
kebijakan perusahaan
Kecermat dan kejelasan dalam penyampaian
5
informasi sesuai dengan kebutuhan yang menyangkut
pekerjaan audit
Dilakukannya audit internal dapat mendukung
6
kebenaran seluruh informasi dan berguna bagi
pencapaian tujuan perusahaan
7 Penyajian laporan hasil audit internal disajikan secara
singkat dan jelas
Audit internal memiliki kewenangan dalam
8
memberikan saran atau rekomendasi kepada
pimpinan bagian yang diaudit
Dalam penyajian saran atau rekomendasi yang
9
diberikan mendapat tanggapan dari pimpinan bagian
yang diaudit
Dilakukannya audit internal dapat mencegah adanya
10
kasus yang berindikasi korupsi, kolusi, dan
nepotisme yang merugikan perusahaan dan Negara

124
No Daftar Pertanyaan Variabel X4 Jawaban
Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan SS S N TS STS
Auditor internal dapat mengidentifikasi informasi
1
yang memadai, handal, relevan, dan berguna untuk
mencapai sasaran penugasan
2 Menilai sistem akuntansi yang dipakai perusahaan
telah sesuai dengan kebutuhan
Menilai ketepatan pelaksanaan pengendalian
3
keuangan yang dipakai perusahaan telah sesuai
dengan kebutuhan
Menilai ketepatan pelaksanaan pengendalian
4
operasional yang dipakai perusahaan telah sesuai
dengan kebutuhan
5 Menilai pelaksanaan audit internal telah sesuai
dengan kebutuhan perusahaan
6 Menyakinkan kepada bawahan bahwa asset
perusahaan hanya dipergunakan sesuai fungsinya
Menyakinkan kepada bawahan bahwa asset
7
perusahaan harus dipertanggung jawabkan apabila
terjadi hal yang tidak diinginkan
8 Menilai kualitas hasil kerja bawahan dan tanggung
jawab yang telah dibebankan kepadanya
9 Mendokumentasikan informasi yang relevan untuk
mendukung simpulan dan hasil penugasan
Auditor internal dalam penyajian simpulan dari hasil
10
pekerjaannya berdasarkan pada analisa dan evaluasi
yang tepat

125
No Daftar Pertanyaan Variabel Y Jawaban
Sistem Pengendalian Intern SS S N TS STS
Lingkungan Pengendalian
1 Kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan,
dilaksanakan oleh orang-orang yang kompeten
2 Tindakan tegas dari manajemen terhadap karyawan
yang berbuat tidak jujur
Perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas
3
mengenai seluruh fungsi yang ada dalam pembagian
tugas, wewenang dan tanggung jawab
4 Perusahaan memerlukan satuan komite audit
5 Sangat dibutuhkan peran direksi dan dewan
komisaris menyangkut lingkungan pengendalian
6 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab berdasarkan
aturan dan pedoman yang telah ditentukan
7 Keselamatan kerja bagi karyawan menjadi prioritas
perusahaan
8 Kondisi dan lingkungan kerja perusahaan perlu
pengenalan awal bagi karyawan baru
Penilaian Resiko SS S N TS STS
9 Perusahaan harus mampu memahami pentingnya
manajemen resiko bisnis
10 Penempatan karyawan baru sesuai keahlian dan
mengikuti prosedur yang ada
Sosialisasi kepada karyawan mengenai pemakaian
11
teknologi informasi baru menyangkut risiko, biaya
dan manfaatnya
12 Kebijakan baru yang disebabkan oleh pergantian
pimpinan perlu disosialisasikan kepada karyawan

126
Aktivitas Pengendalian
SS S N TS STS
13 Informasi data dilampiri oleh dokumen yang lengkap
dan diotorisasi oleh pihak yang berwenang
Asset dan dokumen penting perusahaan dilengkapi
14
dengan kode/alat-alat agar dapat mencegah tindakan
yang merugikan perusahaan
15 Pencegahan kembali terhadap aktivitas pengendalian
dapat meningkatkan kinerja
Informasi dan Komunikasi
SS S N TS STS
16 Sistem informasi akuntansi dilaporkan dalam laporan
keuangan secara wajar
17 Penyampaian informasi yang jelas dapat menjamin
kebutuhan kualitas data
18 Budaya perusahaan menciptakan informasi dan
komunikasi antar pekerja secara terbuka
Pemantauan
SS S N TS STS
19 Pengawasan langsung dilakukan oleh fungsi auditor
internal
20 Pengawasan bisa dilakukan oleh fungsi lain di
perusahaan

127
LAMPIRAN 10
Hasil Penelitian Pada PT. PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
HASIL PENDISTRIBUSIAN DAN PENGAMBILAN KUESIONER
Jumlah Responden
NO Responden Distribusi Kembali Tidak Kembali
1 Bidang Perencanaan 6 5 1
2 Bidang Pengembangan Penyaluran 5 2 3
3 Bidang Operasi Sistem 14 10 4
4 Bidang Teknik Penyaluran 6 3 3
5 Bidang Keuangan 6 3 3
6 Bidang SDM dan Organisasi 6 5 1
7 Bidang Umum 9 7 2
8 Auditor Internal 7 7 0
Σ 59 42 17

Deskriptif Data Diri Responden


NO Pendidikan Lama NO Pendidikan Lama
RES Gender Umur Terakhir Jabatan Bekerja RES Gender Umur Terakhir Jabatan Bekerja
1 1 5 3 3 5 22 2 2 3 1 2
2 1 3 4 3 3 23 1 5 4 3 4
3 1 3 0 1 3 24 1 4 3 3 3
4 1 3 3 1 3 25 1 4 1 1 5
5 2 2 3 1 2 26 1 3 4 3 3
6 2 2 2 1 2 27 1 3 3 1 3
7 1 2 3 1 2 28 1 4 1 0 4
8 1 5 1 1 5 29 1 0 3 1 0
9 1 4 4 1 3 30 1 5 1 1 5
10 1 0 3 0 3 31 1 4 4 3 5
11 1 5 1 1 5 32 2 3 1 1 4
12 1 3 3 1 4 33 1 3 4 3 4
13 1 0 0 0 4 34 2 3 3 1 3
14 1 5 3 3 4 35 1 2 3 1 2
15 2 3 2 1 3 36 2 4 2 2 4
16 1 2 3 1 3 37 1 4 4 2 5
17 1 3 3 1 3 38 1 5 3 2 0
18 1 0 4 3 0 39 1 5 3 2 4
19 2 3 3 1 3 40 1 5 1 2 5
20 1 3 3 1 3 41 1 3 1 2 3
21 1 3 3 1 3 42 1 4 3 2 3

128
LAMPIRAN 11
Input Data Jawaban Kuesioner Dari Responden
Item INDEPENDENSI Item KEAHLIAN PROFESIONAL
RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Σ RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Σ
1 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 33 1 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 44
2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 42 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 42
4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 44 4 5 3 3 5 3 5 5 5 4 5 43
5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49 5 5 3 4 5 3 5 4 4 4 5 42
6 5 3 4 5 3 5 4 4 4 5 42 6 4 3 3 5 3 5 5 5 4 5 42
7 5 3 3 5 3 5 5 5 4 5 43 7 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 44
8 5 3 4 5 3 5 4 4 4 5 42 8 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 34
9 4 3 3 5 3 5 5 5 4 5 42 9 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 35
10 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 44 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 48
11 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 34 11 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41
12 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 35 12 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 48 13 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 46
14 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41 14 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 46
15 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48 15 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 48
16 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 46 16 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 45
17 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 46 17 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 44
18 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 48 18 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 48
19 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 45 19 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 46
20 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 44 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
21 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 48 21 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
22 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 46 22 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 47
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 23 5 3 5 5 4 4 2 3 4 5 40
24 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39 24 4 3 4 5 4 4 3 3 5 5 40
25 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 47 25 5 4 5 5 4 5 2 5 4 4 43
26 5 3 5 5 4 4 2 3 4 5 40 26 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 40
27 4 3 4 5 4 4 3 3 5 5 40 27 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 48
28 5 4 5 5 4 5 2 5 4 4 43 28 5 4 4 5 5 3 5 3 5 5 44
29 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 40 29 4 2 5 4 3 3 2 5 4 4 36
30 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 48 30 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 40
31 5 4 4 5 5 3 5 3 5 5 44 31 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 42
32 4 2 5 4 3 3 2 5 4 4 36 32 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 41
33 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 40 33 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 33
34 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 42 34 4 5 4 5 4 3 5 5 4 5 44
35 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 41 35 4 5 4 5 4 3 5 5 4 5 44
36 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 33 36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
37 4 5 4 5 4 3 5 5 4 5 44 37 5 4 4 4 2 2 2 4 5 4 36
38 4 5 4 5 4 3 5 5 4 5 44 38 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 44
39 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 34 39 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 37
40 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 43 40 5 5 5 3 5 5 3 4 5 5 45
41 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42 41 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 47
42 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 43 42 5 5 5 3 5 5 3 4 5 3 43

129
LINGKUP KERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Item PEMERIKSAAN Item PEMERIKSAAN

RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Σ RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Σ
1 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 33 1 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 44
2 5 4 3 3 4 4 4 4 5 5 41 2 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 48
3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 42 3 4 4 4 4 5 5 3 4 3 4 40
4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 47 4 4 4 3 3 4 5 5 4 5 4 41
5 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 34 5 4 3 3 4 4 5 4 4 2 4 37
6 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 44 6 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 39
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 7 5 3 3 3 3 4 4 4 4 5 38
8 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42 8 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 35
9 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 33 9 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 36
10 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 37 10 5 3 5 4 5 5 3 4 4 5 43
11 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 46 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
12 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 36 12 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 44
13 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3 37 13 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 33
14 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41 14 5 4 4 3 5 3 5 3 3 4 39
15 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 15 5 3 3 5 5 4 3 4 3 4 39
16 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 45 16 5 4 5 3 4 3 5 3 5 4 41
17 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 35 17 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 37
18 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 44 18 4 3 4 3 5 5 5 5 3 4 41
19 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41 19 4 2 5 3 5 4 5 4 5 4 41
20 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 20 5 4 5 4 3 3 3 4 4 5 40
21 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 35 21 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 37
22 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 46 22 5 3 3 5 4 3 3 2 2 4 34
23 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 42 23 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 45
24 5 4 4 4 5 5 5 5 3 3 43 24 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44
25 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 25 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 47
26 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42 26 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 38
27 5 5 4 4 5 5 3 3 3 3 40 27 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49
28 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 33 28 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 36
29 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 34 29 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
30 5 5 4 4 5 3 3 3 4 4 40 30 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 44
31 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41 31 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 44
32 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 44 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
33 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 43 33 4 5 4 5 3 3 4 5 3 5 41
34 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 37 34 4 4 3 5 4 5 5 5 3 4 42
35 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 33 35 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 46
36 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45 36 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 47
37 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 38 37 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 41
38 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 46 38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
39 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 34 39 4 4 3 4 4 4 4 4 2 5 38
40 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 43 40 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 44
41 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42 41 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 47
42 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 43 42 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 41

130
Item SISTEM PENGENDALIAN INTERN
RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Σ
1 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
2 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 91
3 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 90
4 3 4 5 4 5 5 4 4 2 5 3 5 4 4 5 5 3 4 3 3 80
5 4 4 4 4 5 5 4 4 2 4 2 4 5 3 4 4 5 4 2 3 76
6 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 4 3 2 4 5 4 4 4 4 3 81
7 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 5 4 3 3 75
8 3 1 1 4 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 3 2 2 2 41
9 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
10 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 95
11 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 75
12 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 82
13 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 84
14 4 2 4 4 5 5 3 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 3 3 80
15 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 81
16 4 2 4 4 5 4 3 2 4 3 2 3 2 4 4 5 4 3 4 3 69
17 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 84
18 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 86
19 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 5 3 85
20 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 3 3 3 3 88
21 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 82
22 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 82
23 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 88
24 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 86
25 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 92
26 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
28 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 84
29 4 3 4 3 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 80
30 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 85
31 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 2 82
32 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 79
33 5 3 4 5 5 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 3 83
34 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 83
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
36 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 79
37 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 83
38 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 86
39 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 77
40 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 78
41 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 89
42 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74

131
LAMPIRAN 12
Hasil Uji Validitas Variabel Independensi (X1)
Correlations
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 itemtot
item1 Pearson Correlation 1 0.089 .401** .435** .400** .618** 0.123 .319* .363* 0.234 .591**
Sig. (2-tailed) 0.577 0.008 0.004 0.009 0 0.436 0.039 0.018 0.135 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item2 Pearson Correlation 0.089 1 0.293 0.275 .667** 0.164 .580** .318* .421** 0.115 .647**
Sig. (2-tailed) 0.577 0.059 0.078 0 0.298 0 0.04 0.005 0.468 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item3 Pearson Correlation .401** 0.293 1 .405** .459** .323* -0.088 0.295 .529** 0.114 .553**
Sig. (2-tailed) 0.008 0.059 0.008 0.002 0.037 0.578 0.058 0 0.472 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item4 Pearson Correlation .435** 0.275 .405** 1 .391* .357* 0.261 0.268 .610** .446** .662**
Sig. (2-tailed) 0.004 0.078 0.008 0.011 0.02 0.095 0.086 0 0.003 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item5 Pearson Correlation .400** .667** .459** .391* 1 .349* .368* .324* .616** 0.223 .761**
Sig. (2-tailed) 0.009 0 0.002 0.011 0.024 0.016 0.036 0 0.155 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item6 Pearson Correlation .618** 0.164 .323* .357* .349* 1 .340* .510** .413** 0.172 .662**
Sig. (2-tailed) 0 0.298 0.037 0.02 0.024 0.027 0.001 0.007 0.275 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item7 Pearson Correlation 0.123 .580** -0.088 0.261 .368* .340* 1 .366* .385* 0.253 .610**
Sig. (2-tailed) 0.436 0 0.578 0.095 0.016 0.027 0.017 0.012 0.106 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item8 Pearson Correlation .319* .318* 0.295 0.268 .324* .510** .366* 1 0.265 0.125 .602**
Sig. (2-tailed) 0.039 0.04 0.058 0.086 0.036 0.001 0.017 0.09 0.432 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item9 Pearson Correlation .363* .421** .529** .610** .616** .413** .385* 0.265 1 .479** .784**
Sig. (2-tailed) 0.018 0.005 0 0 0 0.007 0.012 0.09 0.001 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item10 Pearson Correlation 0.234 0.115 0.114 .446** 0.223 0.172 0.253 0.125 .479** 1 .494**
Sig. (2-tailed) 0.135 0.468 0.472 0.003 0.155 0.275 0.106 0.432 0.001 0.001
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
itemtot Pearson Correlation .591** .647** .553** .662** .761** .662** .610** .602** .784** .494** 1
Sig. (2-tailed) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.001
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

132
Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian Profesional (X2)
Correlations
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 itemtot
item1 Pearson Correlation 1 0.198 .448** 0.185 .395** .467** -0.032 .332* .392* 0.225 .562**
Sig. (2-tailed) 0.209 0.003 0.24 0.01 0.002 0.843 0.032 0.01 0.152 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item2 Pearson Correlation 0.198 1 .393** -0.007 .616** 0.243 .400** 0.275 .467** 0.122 .650**
Sig. (2-tailed) 0.209 0.01 0.963 0 0.12 0.009 0.078 0.002 0.441 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item3 Pearson Correlation .448** .393** 1 0.085 .479** .370* -0.151 0.226 .539** 0.107 .554**
Sig. (2-tailed) 0.003 0.01 0.592 0.001 0.016 0.34 0.149 0 0.499 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item4 Pearson Correlation 0.185 -0.007 0.085 1 0.21 0.178 .493** 0.192 0.087 .347* .469**
Sig. (2-tailed) 0.24 0.963 0.592 0.181 0.258 0.001 0.223 0.585 0.024 0.002
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item5 Pearson Correlation .395** .616** .479** 0.21 1 .542** .365* 0.214 .427** 0.176 .762**
Sig. (2-tailed) 0.01 0 0.001 0.181 0 0.017 0.174 0.005 0.266 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item6 Pearson Correlation .467** 0.243 .370* 0.178 .542** 1 0.274 .408** 0.271 0.129 .663**
Sig. (2-tailed) 0.002 0.12 0.016 0.258 0 0.079 0.007 0.082 0.416 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item7 Pearson Correlation -0.032 .400** -0.151 .493** .365* 0.274 1 .396** 0.056 0.239 .580**
Sig. (2-tailed) 0.843 0.009 0.34 0.001 0.017 0.079 0.009 0.725 0.128 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item8 Pearson Correlation .332* 0.275 0.226 0.192 0.214 .408** .396** 1 0.019 0.13 .557**
Sig. (2-tailed) 0.032 0.078 0.149 0.223 0.174 0.007 0.009 0.906 0.412 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item9 Pearson Correlation .392* .467** .539** 0.087 .427** 0.271 0.056 0.019 1 .377* .584**
Sig. (2-tailed) 0.01 0.002 0 0.585 0.005 0.082 0.725 0.906 0.014 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item10 Pearson Correlation 0.225 0.122 0.107 .347* 0.176 0.129 0.239 0.13 .377* 1 .479**
Sig. (2-tailed) 0.152 0.441 0.499 0.024 0.266 0.416 0.128 0.412 0.014 0.001
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
itemtot Pearson Correlation .562** .650** .554** .469** .762** .663** .580** .557** .584** .479** 1
Sig. (2-tailed) 0 0 0 0.002 0 0 0 0 0 0.001
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

133
Hasil Uji Validitas Variabel Lingkup Kerja Pemeriksaan (X3)
Correlations
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 itemtot
item1 Pearson Correlation 1 .695** 0.297 0.196 0.295 0.287 0.241 0.135 0.117 0.076 .454**
Sig. (2-tailed) 0 0.056 0.213 0.058 0.066 0.125 0.394 0.459 0.633 0.003
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item2 Pearson Correlation .695** 1 .509** .305* .429** 0.22 0.072 0.126 0.287 0.271 .537**
Sig. (2-tailed) 0 0.001 0.05 0.005 0.161 0.651 0.428 0.065 0.083 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item3 Pearson Correlation 0.297 .509** 1 .667** .447** .343* 0.262 0.294 0.222 0.245 .591**
Sig. (2-tailed) 0.056 0.001 0 0.003 0.026 0.093 0.059 0.158 0.118 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item4 Pearson Correlation 0.196 .305* .667** 1 .593** .395** .432** .423** .310* .344* .670**
Sig. (2-tailed) 0.213 0.05 0 0 0.01 0.004 0.005 0.046 0.026 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item5 Pearson Correlation 0.295 .429** .447** .593** 1 .580** .463** .400** 0.286 .309* .704**
Sig. (2-tailed) 0.058 0.005 0.003 0 0 0.002 0.009 0.067 0.046 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item6 Pearson Correlation 0.287 0.22 .343* .395** .580** 1 .833** .682** .496** .478** .793**
Sig. (2-tailed) 0.066 0.161 0.026 0.01 0 0 0 0.001 0.001 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item7 Pearson Correlation 0.241 0.072 0.262 .432** .463** .833** 1 .797** .570** .563** .786**
Sig. (2-tailed) 0.125 0.651 0.093 0.004 0.002 0 0 0 0 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item8 Pearson Correlation 0.135 0.126 0.294 .423** .400** .682** .797** 1 .714** .695** .792**
Sig. (2-tailed) 0.394 0.428 0.059 0.005 0.009 0 0 0 0 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item9 Pearson Correlation 0.117 0.287 0.222 .310* 0.286 .496** .570** .714** 1 .958** .749**
Sig. (2-tailed) 0.459 0.065 0.158 0.046 0.067 0.001 0 0 0 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item10 Pearson Correlation 0.076 0.271 0.245 .344* .309* .478** .563** .695** .958** 1 .746**
Sig. (2-tailed) 0.633 0.083 0.118 0.026 0.046 0.001 0 0 0 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
itemtot Pearson Correlation .454** .537** .591** .670** .704** .793** .786** .792** .749** .746** 1
Sig. (2-tailed) 0.003 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

134
Hasil Uji Validitas Variabel Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan (X4)
Correlations
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 itemtot
item1 Pearson Correlation 1 0.051 .313* 0.234 .356* 0.253 0.104 -0.009 .354* .471** .515**
Sig. (2-tailed) 0.75 0.043 0.136 0.021 0.105 0.511 0.955 0.021 0.002 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item2 Pearson Correlation 0.051 1 0.241 .451** -0.034 0.101 0.179 .403** 0.222 0.229 .483**
Sig. (2-tailed) 0.75 0.125 0.003 0.831 0.523 0.256 0.008 0.158 0.145 0.001
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item3 Pearson Correlation .313* 0.241 1 0.16 .362* 0.109 .329* 0.225 .606** .369* .654**
Sig. (2-tailed) 0.043 0.125 0.31 0.018 0.493 0.033 0.152 0 0.016 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item4 Pearson Correlation 0.234 .451** 0.16 1 .321* 0.226 -0.064 .370* 0.067 0.263 .518**
Sig. (2-tailed) 0.136 0.003 0.31 0.038 0.151 0.689 0.016 0.672 0.092 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item5 Pearson Correlation .356* -0.034 .362* .321* 1 .559** 0.242 0.175 0.258 0.126 .588**
Sig. (2-tailed) 0.021 0.831 0.018 0.038 0 0.123 0.266 0.099 0.425 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item6 Pearson Correlation 0.253 0.101 0.109 0.226 .559** 1 0.202 .475** 0.196 0.193 .586**
Sig. (2-tailed) 0.105 0.523 0.493 0.151 0 0.199 0.001 0.214 0.222 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item7 Pearson Correlation 0.104 0.179 .329* -0.064 0.242 0.202 1 .311* .425** 0.111 .499**
Sig. (2-tailed) 0.511 0.256 0.033 0.689 0.123 0.199 0.045 0.005 0.484 0.001
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item8 Pearson Correlation -0.009 .403** 0.225 .370* 0.175 .475** .311* 1 .353* .358* .647**
Sig. (2-tailed) 0.955 0.008 0.152 0.016 0.266 0.001 0.045 0.022 0.02 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item9 Pearson Correlation .354* 0.222 .606** 0.067 0.258 0.196 .425** .353* 1 0.289 .686**
Sig. (2-tailed) 0.021 0.158 0 0.672 0.099 0.214 0.005 0.022 0.063 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
item10 Pearson Correlation .471** 0.229 .369* 0.263 0.126 0.193 0.111 .358* 0.289 1 .564**
Sig. (2-tailed) 0.002 0.145 0.016 0.092 0.425 0.222 0.484 0.02 0.063 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
itemtot Pearson Correlation .515** .483** .654** .518** .588** .586** .499** .647** .686** .564** 1
Sig. (2-tailed) 0 0.001 0 0 0 0 0.001 0 0 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

135
Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pengendalian Intern (Y)
Correlations
Jawaban1 Jawaban2 Jawaban3 Jawaban4 Jawaban5 Jawaban6 Jawaban7 Jawaban8 Jawaban9
Jawaban1 Pearson Correlation 1 .315* 0.23 .378* 0.272 0.255 .379* 0.177 0.236
Sig. (2-tailed) 0.042 0.144 0.013 0.081 0.103 0.013 0.262 0.133
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban2 Pearson Correlation .315* 1 .605** .399** 0.264 .442** .699** .513** .418**
Sig. (2-tailed) 0.042 0 0.009 0.091 0.003 0 0.001 0.006
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban3 Pearson Correlation 0.23 .605** 1 0.113 .443** .495** .525** .438** .362*
Sig. (2-tailed) 0.144 0 0.476 0.003 0.001 0 0.004 0.019
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban4 Pearson Correlation .378* .399** 0.113 1 .342* .473** 0.298 0.206 0.278
Sig. (2-tailed) 0.013 0.009 0.476 0.027 0.002 0.055 0.19 0.075
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban5 Pearson Correlation 0.272 0.264 .443** .342* 1 .605** 0.159 0.23 0.167
Sig. (2-tailed) 0.081 0.091 0.003 0.027 0 0.313 0.142 0.291
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban6 Pearson Correlation 0.255 .442** .495** .473** .605** 1 0.229 .381* 0.171
Sig. (2-tailed) 0.103 0.003 0.001 0.002 0 0.145 0.013 0.28
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban7 Pearson Correlation .379* .699** .525** 0.298 0.159 0.229 1 .558** .464**
Sig. (2-tailed) 0.013 0 0 0.055 0.313 0.145 0 0.002
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban8 Pearson Correlation 0.177 .513** .438** 0.206 0.23 .381* .558** 1 .433**
Sig. (2-tailed) 0.262 0.001 0.004 0.19 0.142 0.013 0 0.004
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban9 Pearson Correlation 0.236 .418** .362* 0.278 0.167 0.171 .464** .433** 1
Sig. (2-tailed) 0.133 0.006 0.019 0.075 0.291 0.28 0.002 0.004
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban10 Pearson Correlation 0.165 .445** .609** .309* .458** .511** .541** .599** .403**
Sig. (2-tailed) 0.297 0.003 0 0.047 0.002 0.001 0 0 0.008
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42

136
Jawaban10 Jawaban11 Jawaban12 Jawaban13 Jawaban14 Jawaban15 Jawaban16 Jawaban17 Jawaban18 Jawaban19 Jawaban20 itemtot
0.165 .454** 0.026 0.154 .388* 0.023 -0.026 -0.066 0.224 .418** 0.075 .424**
0.297 0.003 0.87 0.33 0.011 0.886 0.871 0.677 0.154 0.006 0.639 0.005
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.445** .320* .392* .501** .584** .359* 0.287 0.175 .439** 0.219 0.262 .729**
0.003 0.039 0.01 0.001 0 0.019 0.065 0.269 0.004 0.163 0.094 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.609** 0.248 .344* .362* .543** .533** .352* 0.283 .426** 0.267 0.175 .688**
0 0.113 0.026 0.019 0 0 0.022 0.07 0.005 0.087 0.268 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.309* .349* 0.068 .336* 0.265 0.006 0.167 -0.084 0.281 0.169 0.186 .457**
0.047 0.023 0.67 0.03 0.09 0.968 0.291 0.598 0.072 0.285 0.239 0.002
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.458** 0.232 0.225 .502** .501** .464** .369* 0.084 .322* 0.211 0.087 .561**
0.002 0.139 0.151 0.001 0.001 0.002 0.016 0.598 0.037 0.179 0.583 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.511** 0.171 0.083 .468** .325* 0.255 0.298 0.057 .407** -0.108 0.093 .530**
0.001 0.278 0.602 0.002 0.036 0.104 0.055 0.719 0.008 0.496 0.558 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.541** .413** .436** .418** .574** .549** .407** .327* 0.289 0.206 0.202 .719**
0 0.007 0.004 0.006 0 0 0.007 0.035 0.064 0.191 0.2 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.599** .496** 0.301 .561** .430** .379* 0.221 .357* .321* 0.247 .318* .680**
0 0.001 0.053 0 0.005 0.013 0.16 0.02 0.038 0.115 0.04 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.403** .591** 0.223 0.302 .588** .445** 0.253 .325* 0.253 .427** 0.228 .632**
0.008 0 0.156 0.052 0 0.003 0.106 0.036 0.106 0.005 0.146 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
1 .446** .419** .446** .452** .473** .337* 0.072 0.176 0.043 0.114 .664**
0.003 0.006 0.003 0.003 0.002 0.029 0.65 0.266 0.789 0.472 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42

137
Jawaban11 Pearson Correlation .454** .320* 0.248 .349* 0.232 0.171 .413** .496** .591**
Sig. (2-tailed) 0.003 0.039 0.113 0.023 0.139 0.278 0.007 0.001 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban12 Pearson Correlation 0.026 .392* .344* 0.068 0.225 0.083 .436** 0.301 0.223
Sig. (2-tailed) 0.87 0.01 0.026 0.67 0.151 0.602 0.004 0.053 0.156
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban13 Pearson Correlation 0.154 .501** .362* .336* .502** .468** .418** .561** 0.302
Sig. (2-tailed) 0.33 0.001 0.019 0.03 0.001 0.002 0.006 0 0.052
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban14 Pearson Correlation .388* .584** .543** 0.265 .501** .325* .574** .430** .588**
Sig. (2-tailed) 0.011 0 0 0.09 0.001 0.036 0 0.005 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban15 Pearson Correlation 0.023 .359* .533** 0.006 .464** 0.255 .549** .379* .445**
Sig. (2-tailed) 0.886 0.019 0 0.968 0.002 0.104 0 0.013 0.003
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban16 Pearson Correlation -0.026 0.287 .352* 0.167 .369* 0.298 .407** 0.221 0.253
Sig. (2-tailed) 0.871 0.065 0.022 0.291 0.016 0.055 0.007 0.16 0.106
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban17 Pearson Correlation -0.066 0.175 0.283 -0.084 0.084 0.057 .327* .357* .325*
Sig. (2-tailed) 0.677 0.269 0.07 0.598 0.598 0.719 0.035 0.02 0.036
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban18 Pearson Correlation 0.224 .439** .426** 0.281 .322* .407** 0.289 .321* 0.253
Sig. (2-tailed) 0.154 0.004 0.005 0.072 0.037 0.008 0.064 0.038 0.106
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban19 Pearson Correlation .418** 0.219 0.267 0.169 0.211 -0.108 0.206 0.247 .427**
Sig. (2-tailed) 0.006 0.163 0.087 0.285 0.179 0.496 0.191 0.115 0.005
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Jawaban20 Pearson Correlation 0.075 0.262 0.175 0.186 0.087 0.093 0.202 .318* 0.228
Sig. (2-tailed) 0.639 0.094 0.268 0.239 0.583 0.558 0.2 0.04 0.146
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
itemtot Pearson Correlation .424** .729** .688** .457** .561** .530** .719** .680** .632**
Sig. (2-tailed) 0.005 0 0 0.002 0 0 0 0 0
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

138
.446** 1 .326* .483** .593** .361* 0.076 0.098 0.292 .540** 0.275 .663**
0.003 0.035 0.001 0 0.019 0.632 0.538 0.06 0 0.078 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.419** .326* 1 .530** .642** .518** .549** 0.192 0.203 0.167 0.263 .587**
0.006 0.035 0 0 0 0 0.223 0.197 0.292 0.093 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.446** .483** .530** 1 .536** .444** 0.263 .432** .452** 0.245 .335* .735**
0.003 0.001 0 0 0.003 0.092 0.004 0.003 0.117 0.03 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.452** .593** .642** .536** 1 .632** .616** 0.227 .362* .473** .406** .842**
0.003 0 0 0 0 0 0.148 0.019 0.002 0.008 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.473** .361* .518** .444** .632** 1 .532** .492** .395** 0.291 0.173 .676**
0.002 0.019 0 0.003 0 0 0.001 0.01 0.061 0.273 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.337* 0.076 .549** 0.263 .616** .532** 1 0.229 0.205 0.03 0.243 .506**
0.029 0.632 0 0.092 0 0 0.145 0.193 0.85 0.121 0.001
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
0.072 0.098 0.192 .432** 0.227 .492** 0.229 1 .390* 0.231 0.202 .399**
0.65 0.538 0.223 0.004 0.148 0.001 0.145 0.011 0.14 0.2 0.009
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
0.176 0.292 0.203 .452** .362* .395** 0.205 .390* 1 .441** .446** .601**
0.266 0.06 0.197 0.003 0.019 0.01 0.193 0.011 0.003 0.003 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
0.043 .540** 0.167 0.245 .473** 0.291 0.03 0.231 .441** 1 .448** .504**
0.789 0 0.292 0.117 0.002 0.061 0.85 0.14 0.003 0.003 0.001
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
0.114 0.275 0.263 .335* .406** 0.173 0.243 0.202 .446** .448** 1 .458**
0.472 0.078 0.093 0.03 0.008 0.273 0.121 0.2 0.003 0.003 0.002
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
.664** .663** .587** .735** .842** .676** .506** .399** .601** .504** .458** 1
0 0 0 0 0 0 0.001 0.009 0 0.001 0.002
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42

139
LAMPIRAN 13
Hasil Uji Analisis Reliability

Reliability Independensi (X1)


Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 42 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 42 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.829 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


item1 4.50 .552 42
item2 4.02 .749 42
item3 4.05 .661 42
item4 4.71 .508 42
item5 4.19 .773 42
item6 4.21 .750 42
item7 4.07 .894 42
item8 4.24 .692 42
item9 4.14 .608 42
item10 4.33 .754 42

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
item1 37.98 16.853 .500 .816
item2 38.45 15.717 .530 .812
item3 38.43 16.641 .436 .821
item4 37.76 16.722 .589 .810
item5 38.29 14.843 .670 .796
item6 38.26 15.613 .548 .810
item7 38.40 15.418 .457 .823
item8 38.24 16.235 .487 .816
item9 38.33 15.593 .722 .796
item10 38.14 16.711 .348 .831

140
Reliability Keahlian Profesional (X2)
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 42 100.0
Excludeda 0 .0
Total 42 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.784 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


item1 4.57 .547 42
item2 4.19 .773 42
item3 4.17 .696 42
item4 4.64 .618 42
item5 4.29 .805 42
item6 4.24 .790 42
item7 3.90 1.008 42
item8 4.31 .749 42
item9 4.36 .618 42
item10 4.38 .764 42

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Item Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Deleted Correlation Item Deleted
item1 38.48 16.548 .466 .766
item2 38.86 15.150 .528 .755
item3 38.88 16.059 .427 .768
item4 38.40 16.783 .348 .777
item5 38.76 14.235 .665 .736
item6 38.81 14.987 .541 .753
item7 39.14 14.857 .393 .780
item8 38.74 15.857 .421 .769
item9 38.69 16.170 .478 .764
item10 38.67 16.325 .327 .781

141
Reliability Lingkup Kerja Pemeriksaan (X3)
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 42 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 42 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.876 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


item1 4.31 .563 42
item2 4.02 .604 42
item3 3.74 .497 42
item4 4.00 .663 42
item5 4.07 .745 42
item6 3.93 .745 42
item7 3.79 .682 42
item8 3.83 .696 42
item9 3.93 .712 42
item10 3.98 .749 42

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Item Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Deleted Correlation Item Deleted
item1 35.29 19.233 .349 .881
item2 35.57 18.641 .434 .876
item3 35.86 18.808 .514 .871
item4 35.60 17.613 .579 .866
item5 35.52 16.987 .607 .864
item6 35.67 16.374 .720 .854
item7 35.81 16.792 .718 .855
item8 35.76 16.674 .724 .854
item9 35.67 16.862 .667 .859
item10 35.62 16.681 .659 .860

142
Reliability Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan (X4)
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 42 100.0
Excludeda 0 .0
Total 42 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.774 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


item1 4.43 .547 42
item2 3.74 .627 42
item3 4.05 .731 42
item4 4.17 .762 42
item5 4.31 .680 42
item6 4.19 .804 42
item7 4.19 .671 42
item8 4.12 .705 42
item9 3.86 .952 42
item10 4.14 .608 42

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Item Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Deleted Correlation Item Deleted
item1 36.76 14.918 .407 .760
item2 37.45 14.839 .353 .765
item3 37.14 13.540 .532 .742
item4 37.02 14.268 .363 .766
item5 36.88 14.107 .463 .752
item6 37.00 13.707 .434 .756
item7 37.00 14.634 .361 .764
item8 37.07 13.678 .530 .743
item9 37.33 12.472 .530 .743
item10 37.05 14.485 .450 .754

143
Reliability Sistem Pengendalian Intern (Y)
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 42 100.0
Excludeda 0 .0
Total 42 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.907 20

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


Jawaban1 4.33 .650 42
Jawaban2 3.86 .952 42
Jawaban3 4.17 .762 42
Jawaban4 4.38 .661 42
Jawaban5 4.26 .734 42
Jawaban6 4.38 .539 42
Jawaban7 4.17 .660 42
Jawaban8 4.19 .707 42
Jawaban9 4.00 .796 42
Jawaban10 4.14 .683 42
Jawaban11 4.17 .881 42
Jawaban12 3.95 .962 42
Jawaban13 3.98 .811 42
Jawaban14 4.07 .677 42
Jawaban15 4.12 .550 42
Jawaban16 4.24 .484 42
Jawaban17 4.14 .566 42
Jawaban18 3.90 .726 42
Jawaban19 3.86 .718 42
Jawaban20 3.48 .671 42

144
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
Jawaban1 77.45 70.790 .360 .907
Jawaban2 77.93 64.019 .671 .899
Jawaban3 77.62 66.632 .637 .900
Jawaban4 77.40 70.344 .394 .906
Jawaban5 77.52 68.548 .498 .904
Jawaban6 77.40 70.491 .483 .904
Jawaban7 77.62 67.364 .679 .900
Jawaban8 77.60 67.320 .632 .901
Jawaban9 77.79 67.051 .572 .902
Jawaban10 77.64 67.747 .616 .901
Jawaban11 77.62 65.803 .599 .901
Jawaban12 77.83 66.289 .507 .905
Jawaban13 77.81 65.475 .687 .899
Jawaban14 77.71 65.721 .817 .896
Jawaban15 77.67 69.008 .639 .901
Jawaban16 77.55 71.132 .463 .905
Jawaban17 77.64 71.552 .342 .907
Jawaban18 77.88 68.107 .543 .903
Jawaban19 77.93 69.385 .439 .905
Jawaban20 78.31 70.268 .394 .906

145
LAMPIRAN 14
Uji Statistik Kelayakan Data Dengan Metode Asumsi Klasik

1. Multikolinearitas
Regression X1 – X2
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
a
1 Keahlian Profesional . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Independensi

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .076 .006 -.019 4.44924
a. Predictors: (Constant), Keahlian Profesional

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.647 1 4.647 .235 .631a
Residual 791.829 40 19.796

Total 796.476 41
a. Predictors: (Constant), Keahlian Profesional
b. Dependent Variable: Independensi

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 39.145 6.910 5.665 .000

Keahlian Profesional .077 .160 .076 .485 .631


a. Dependent Variable: Independensi

Regression X1 – X3
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
a
1 Lingkup Kerja Pemeriksaan . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Independensi

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .127 .016 -.008 4.42605
a. Predictors: (Constant), Lingkup Kerja Pemeriksaan

146
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12.881 1 12.881 .658 .422a
Residual 783.595 40 19.590

Total 796.476 41
a. Predictors: (Constant), Lingkup Kerja Pemeriksaan
b. Dependent Variable: Independensi

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 47.052 5.685 8.277 .000

Lingkup Kerja Pemeriksaan -.114 .141 -.127 -.811 .422


a. Dependent Variable: Independensi

Regression X1 – X4
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
a
1 Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Independensi

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .188 .035 .011 4.38272
a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 28.146 1 28.146 1.465 .233a
Residual 768.330 40 19.208

Total 796.476 41
a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan
b. Dependent Variable: Independensi

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 50.769 6.884 7.375 .000

Pelaksanaan Pekerjaan -.201 .166 -.188 -1.210 .233


Pemeriksaan
a. Dependent Variable: Independensi

147
Regression X2 – X3
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
a
1 Lingkup Kerja Pemeriksaan . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Keahlian Profesional

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .079 .006 -.019 4.39049
a. Predictors: (Constant), Lingkup Kerja Pemeriksaan

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.850 1 4.850 .252 .619a
Residual 771.055 40 19.276

Total 775.905 41
a. Predictors: (Constant), Lingkup Kerja Pemeriksaan
b. Dependent Variable: Keahlian Profesional

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 40.240 5.639 7.136 .000

Lingkup Kerja Pemeriksaan .070 .140 .079 .502 .619


a. Dependent Variable: Keahlian Profesional

Regression X2 – X4
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
a
1 Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Keahlian Profesional

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .325 .106 .083 4.16508
a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan

148
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 81.988 1 81.988 4.726 .036a
Residual 693.916 40 17.348

Total 775.905 41
a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan
b. Dependent Variable: Keahlian Profesional

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 28.895 6.542 4.417 .000

Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan .344 .158 .325 2.174 .036


a. Dependent Variable: Keahlian Profesional

Regression X3 – X4
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Pelaksanaan . Enter
Pekerjaan
Pemeriksaana
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Lingkup Kerja Pemeriksaan

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .219 .048 .024 4.83659
a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 47.273 1 47.273 2.021 .163a
Residual 935.703 40 23.393

Total 982.976 41
a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan
b. Dependent Variable: Lingkup Kerja Pemeriksaan

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 29.229 7.596 3.848 .000

Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan .261 .184 .219 1.422 .163


a. Dependent Variable: Lingkup Kerja Pemeriksaan

149
Regression Independen - Dependen
Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method


1 Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan, . Enter
Independensi,
Lingkup Kerja Pemeriksaan,
Keahlian Profesionala

a. All requested variables entered.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .626 .392 .326 7.11671
a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan, Independensi, Lingkup Kerja Pemeriksaan,
Keahlian Profesional
b. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1207.113 4 301.778 5.958 .001a
Residual 1873.958 37 50.648

Total 3081.071 41
a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan, Independensi, Lingkup Kerja Pemeriksaan,
Keahlian Profesional
b. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 22.052 19.802 1.114 .273

Independensi .317 .261 .161 1.216 .232 .936 1.069


Keahlian Profesional .568 .273 .285 2.078 .045 .874 1.144
Lingkup Kerja -.446 .234 -.252 -1.907 .064 .944 1.060
Pemeriksaan
Pelaksanaan Pekerjaan .962 .298 .457 3.229 .003 .821 1.218
Pemeriksaan
a. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern

150
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Condition
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) X1 X2 X3 X4
1 1 4.966 1.000 .00 .00 .00 .00 .00
2 .015 18.367 .00 .32 .01 .40 .03
3 .011 21.556 .00 .16 .20 .39 .20
4 .006 28.567 .01 .03 .75 .08 .51
5 .002 45.530 .99 .48 .04 .13 .25
a. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 69.6385 92.7847 81.7857 5.42603 42
Residual -28.63847 11.32487 .00000 6.76064 42
Std. Predicted Value -2.239 2.027 .000 1.000 42
Std. Residual -4.024 1.591 .000 .950 42
a. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern

2. Heteroskedastisitas

Metode Spearman’s rho Nonparametric Correlations


Correlations
Unstandardized
X1 X2 X3 X4 Residual
Independensi Correlation Coefficient 1.000 .115 -.112 -.162 -.076
Sig. (2-tailed) . .466 .480 .305 .631
N 42 42 42 42 42
Keahlian Correlation Coefficient .115 1.000 .046 .304 -.238
Profesional
Sig. (2-tailed) .466 . .770 .050 .129
Spearman's rho

N 42 42 42 42 42
Lingkup Kerja Correlation Coefficient -.112 .046 1.000 .200 .038
Pemeriksaan
Sig. (2-tailed) .480 .770 . .203 .811
N 42 42 42 42 42
Pelaksanaan Correlation Coefficient -.162 .304 .200 1.000 -.215
Pekerjaan
Sig. (2-tailed) .305 .050 .203 . .171
Pemeriksaan
N 42 42 42 42 42
Unstandardized Correlation Coefficient -.076 -.238 .038 -.215 1.000
Residual
Sig. (2-tailed) .631 .129 .811 .171 .
N 42 42 42 42 42

151
Heteroskedastisitas Dengan Metode Scatterplot

3. Normalitas Data
Dengan Metode Normal P-P Plot Regression Standardized Residual

152
LAMPIRAN 15
Pengujian Hipotesis
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda, Uji Global F Tabel dan Uji t (Student)

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method


1 Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan, . Enter
Independensi,
Lingkup Kerja Pemeriksaan,
Keahlian Profesionala

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


a
1 .626 .392 .326 7.11671

a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan, Independensi, Lingkup Kerja


Pemeriksaan, Keahlian Profesional

b. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1207.113 4 301.778 5.958 .001a
Residual 1873.958 37 50.648

Total 3081.071 41
a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan, Independensi, Lingkup Kerja Pemeriksaan,
Keahlian Profesional
b. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 22.052 19.802 1.114 .273

Independensi .317 .261 .161 1.216 .232 .936 1.069


Keahlian Profesional .568 .273 .285 2.078 .045 .874 1.144
Lingkup Kerja Pemeriksaan -.446 .234 -.252 -1.907 .064 .944 1.060
Pelaksanaan Pekerjaan .962 .298 .457 3.229 .003 .821 1.218
Pemeriksaan
a. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern
153
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Condition
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) X1 X2 X3 X4
1 1 4.966 1.000 .00 .00 .00 .00 .00
2 .015 18.367 .00 .32 .01 .40 .03
3 .011 21.556 .00 .16 .20 .39 .20
4 .006 28.567 .01 .03 .75 .08 .51
5 .002 45.530 .99 .48 .04 .13 .25
a. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 69.6385 92.7847 81.7857 5.42603 42
Std. Predicted Value -2.239 2.027 .000 1.000 42
Standard Error of Predicted Value 1.325 3.653 2.371 .647 42
Adjusted Predicted Value 71.7533 93.0207 81.8290 5.54639 42
Residual -28.63847 11.32487 .00000 6.76064 42
Std. Residual -4.024 1.591 .000 .950 42
Stud. Residual -4.398 1.620 -.003 1.021 42
Deleted Residual -34.20949 11.73577 -.04329 7.82807 42
Stud. Deleted Residual -6.280 1.658 -.049 1.241 42
Mahal. Distance .446 9.824 3.905 2.549 42
Cook's Distance .000 .753 .033 .116 42
Centered Leverage Value .011 .240 .095 .062 42
a. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern

154
Casewise Diagnosticsa

Case Number Std. Residual Sistem Pengendalian Intern Predicted Value Residual
1 -.581 81.00 85.1342 -4.13417
2 -.016 91.00 91.1110 -.11104
3 1.591 90.00 78.6751 11.32487
4 .151 80.00 78.9282 1.07180
5 -.828 76.00 81.8906 -5.89064
6 .543 81.00 77.1385 3.86146
7 -.620 75.00 79.4116 -4.41158
8 -4.024 41.00 69.6385 -28.63847
9 .396 78.00 75.1798 2.82024
10 .963 95.00 88.1486 6.85145
11 .126 75.00 74.1047 .89530
12 -.661 82.00 86.7024 -4.70239
13 .751 84.00 78.6581 5.34193
14 -.060 80.00 80.4295 -.42949
15 -.517 81.00 84.6763 -3.67631
16 -1.769 69.00 81.5894 -12.58935
17 .333 84.00 81.6291 2.37093
18 .229 86.00 84.3726 1.62743
19 .194 85.00 83.6227 1.37728
20 -.151 88.00 89.0711 -1.07114
21 .362 82.00 79.4246 2.57544
22 .907 82.00 75.5427 6.45728
23 .393 88.00 85.2056 2.79443
24 .800 86.00 80.3091 5.69093
25 -.110 92.00 92.7847 -.78470
26 .801 81.00 75.2978 5.70221
27 1.220 100.00 91.3171 8.68294
28 .477 84.00 80.6067 3.39331
29 .344 80.00 77.5546 2.44538
30 .070 85.00 84.5003 .49967
31 -.270 82.00 83.9216 -1.92162
32 .473 79.00 75.6303 3.36966
33 1.298 83.00 73.7649 9.23513
34 -.180 83.00 84.2809 -1.28091
35 -1.348 80.00 89.5959 -9.59593
36 -.744 79.00 84.2968 -5.29675
37 .630 83.00 78.5194 4.48059
38 -.115 86.00 86.8200 -.82005
39 .495 77.00 73.4745 3.52552
40 -.839 78.00 83.9707 -5.97069
41 .186 89.00 87.6761 1.32388
42 -.898 74.00 80.3938 -6.39382
a. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern

155
LAMPIRAN 16
r Table (Pearson Product Moment)
(Level of Significance 0.05 and 2 Tailed)
N r N r
3 0.997 25 0.396
4 0.950 26 0.388
5 0.878 27 0.381
6 0.811 28 0.374
7 0.755 29 0.367
8 0.707 30 0.361
9 0.666 31 0.355
10 0.632 32 0.349
11 0.602 33 0.344
12 0.576 34 0.339
13 0.553 35 0.334
14 0.532 36 0.329
15 0.514 37 0.325
16 0.497 38 0.320
17 0.482 39 0.316
18 0.468 40 0.312
19 0.456 41 0.308
20 0.444 42 0.304
21 0.433 43 0.301
22 0.423 44 0.297
23 0.413 45 0.294
Sumber: Priyatno (2009:216) telah dimodifikasi

156
LAMPIRAN 17
F Table Statistics
(Level of Significance 0,05)
df 1
df 2 1 2 3
30 4.171 3.316 2.922
31 4.160 3.305 2.911
32 4.149 3.295 2.901
33 4.139 3.285 2.892
34 4.130 3.276 2.883
35 4.121 3.267 2.874
36 4.113 3.259 2.866
37 4.105 3.252 2.859
38 4.098 3.245 2.852
39 4.091 3.238 2.845
40 4.085 3.232 2.839
41 4.079 3.226 2.833
42 4.073 3.220 2.827
Sumber: Priyatno (2009:214) telah dimodifikasi

Tolak
Ho

Terima Ho

5.958

μ F-tabel
3.252

Sumber: Suharyadi dan Purwanto (2004:524)

Analisis: F hitung = 5.958, F tabel = 3.252, signifikasi F hitung = .001ª, F tabel =


0.05. Hasil diperoleh F hitung > F tabel (5.958 > 3.252) yang berada pada daerah
tolak Ho. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.

157
LAMPIRAN 18
T Table Statistics
(Level of Significance 0,05)
Sisi Kiri Sisi Kanan
DF 0.025 -0.05 DF 0.025 0.05
30 -2.042 -1.697 30 2.042 1.697
31 -2.040 -1.696 31 2.040 1.696
32 -2.037 -1.694 32 2.037 1.694
33 -2.035 -1.692 33 2.035 1.692
34 -2.032 -1.691 34 2.032 1.691
35 -2.030 -1.690 35 2.030 1.690
36 -2.028 -1.688 36 2.028 1.688
37 -2.026 -1.687 37 2.026 1.687
38 -2.024 -1.686 38 2.024 1.686
39 -2.023 -1.685 39 2.023 1.685
40 -2.021 -1.684 40 2.021 1.684
41 -2.020 -1.683 41 2.020 1.683
42 -2.018 -1.682 42 2.018 1.682
Sumber: Priyatno (2009:212) telah dimodifikasi

Tolak Tolak
Ho Ho

X3 Terima Ho X1 X2 X4

-1.907 1.216 2.078 - 3.229


- t tabel
-1.687
μ + t tabel
1.687
Sumber: Suharyadi dan Purwanto (2004:526)

Analisis: T hitung untuk X1 < t tabel X1 (1.216 < 1.687) berada didaerah terima
Ho pada sisi kanan, jadi X1 tidak berpengaruh terhadap Y. T hitung untuk X2 > t
tabel X2 (2.078 > 1.687) berada didaerah tolak Ho pada sisi kanan, jadi X2
berpengaruh terhadap Y. T hitung untuk X3 > t tabel X3 (-1.907 > -1.687) berada
didaerah tolak Ho pada sisi kiri, X3 berpengaruh terhadap Y. T hitung untuk X4 > t
tabel X4 (3.229 > 1.687) berada didaerah tolak Ho pada sisi kanan, jadi X4
berpengaruh terhadap Y

158

Anda mungkin juga menyukai