Anda di halaman 1dari 3

Draft PKM

Filter Air Keramik geopolimer berbasis bahan alam biji buah kelor

Ide awal:

Biji buah kelor diketahui dapat menjadi penjernih air yang sangat efektif mengikat partikel-partikel
penyebab air keruh. Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan dan benar menunjukkan bahwa biji
buah kelor dapat membersihkan air yang kotor dalam waktu singkat (sdh banyak di youtube). Namun saat
ini belum ada yang melakukan penelitian pada biji buah kelor dengan ukuran nanometer (cari referensinya
dan kemampuannya kalau dia berukuran nano)

Prinsip kerja:

Biji kelor mengandung protein yang besar dengan berat molekul rendah, protein tersebut larut dalam air
membawa muatan positif. Protein dianggap bertindak sebagai koangulan polimer sintesis dan bermuatan
positif. Ketika ditambahkan ke air keruh, protein yang bermuatan positif mengikat partikel bermuatan
negaif yang membuat air menjadi keruh. Hasil akhirnya partikel negatif air diikat oleh protein yang
bermuatan positif dan membentuk endapan atau hilang pada saat disaring hingga air menjadi jernih.
(kembangkan lagi)

Kelemahan:

Biji buah kelor yang telah halus di aduk terlebih dahulu dengan sangat cepat untuk membentuk koangulan
baru bisa digunakan. Jika biji buah kelor dimasukkan kedalam air maka dibutuhkan filter/penyaringan dan
pengendapan selama beberapa jam agar air tersebut menjadi jernih. Dikarenakan air bercampur langsung
dengan serbuk biji buah kelor. (tidak efektif)

Kelebihan:

Limbah, karena biji yang diambil dari buah kelor yang sudah tua atau sudah jatuh dari pohonnya. Buah
kelor mudah didapat bahkan di tengah kota karena daun dan buah mudanya dijadikan sayur. Sangat
melimpah di salah satu kabupaten di sulawesi selatan yaitu kabupaten Jeneponto krn daerahnya panas
sehingga banyak buah yang kering. Jika pohon kelor dibudidayakan maka hanya butuh waktu 2-3 bulan
untuk berbuah sedangkan komponen lain seperti daun bisa dijadikan sayur dan batangnya bisa dijadikan
obat. Biji buah kelor aman dikonsumsi. Bisa mengikat racun, bakteri dll.

Modifikasi:

Untuk membuat filter air dari biji buah kelor lebih efektif digunakan maka diberikan modifikasi berupa
pencampuran dengan material ramah lingkungan yaitu geopolimer. Diketahui bahwa geopolimer adalah
salah satu material sintesis yang sedang dikembangkan saat ini. Kemampuannya yang mudah berikatan
dengan bahan/agregat alam membuat penelitian ini memiliki peluang besar untuk dikembangkan
bersama geopolimer. Salah satu bahan dasar geopolimer yang akan digunakan yaitu lempung. Mengingat
kembali beberapa tahun silam yang digunakan untuk penyimpanan air adalah gentong yang tak lain
terbuat dari lempung. Hal inilah yang mendasari ide dari penelitian ini, karena diharapkan dapat menjadi
penjernih air yang bisa langsung di konsumsi dan baik untuk kesehatan.

Luaran:

Biji buah kelor berukuran nanometer (untuk meningkatkan fungsi kerja dari biji buah kelor)

Keramik geopolimer berbasis biji buah kelor sebagai solusi terhadap permasalahan air kotor

Prosedur kerja:

*Persiapan biji buah kelor

1. ambil buah kelor yang sudah tua (kering secara alami di pohonnya)

2. buka kulitnya kemudian ambil biji kelor yang bagus

3. panaskan di oven 100oC selama 10-15 menit agar tidak lembab

4. pukul biji kelor menggunakan palu secara lembut untuk melepas cangkangnya

5. gerus biji kelor yang telah lepas cangkangnya hingga halus

6. panaskan kembali di oven 100oC selama 30 menit untuk menghilangkan kandungan airnya

6. masukkan ke ball mil selama 1 x 24 jam untuk memperoleh serbuk nano

*sintesis Geopolimer

1. Mempersiapkan bahan dasar yakni : lempung, biji buah kelor yang sebelumnya telah berukuran nano.
2. Mencampurkan lempung dan serbuk biji buah kelor dengan perbandingan 5%, 10%, 15% dan 20%
terhadap berat lempung dan mengaduknya hingga homogen
3. Menimbang larutan sodium silicate (Na2O. 3SiO2), sodium hydroxid epellet (NaOH) dan H2O sesuai
dengan berat yang ditentukan.
4. Mencampurkan larutan sodium silicate (Na2O. 3SiO2), sodium hydroxid pellet (NaOH) dan H2O.
Larutan ini selanjutnya disebut sebagai larutan alkali (catatan: dalam proses pembuatan larutan ini,
larutan NaOH dan H2O dibuat terlebih dahulu kemudian mengaduknya hingga temperatur larutan
tersebut kembali dingin kemudian mencampurkannya ke sodium silicate (Na2O. 3SiO2) dan
mengaduknya kembali hingga temperatur menjadi dingin).
5. Mengaktivasi campuran lempung dan serbuk biji buah kelor dengan larutan alkali hingga diperoleh
campuran yang homogen.
6. Memasukkan pasta geopolimer kedalam cetakan seperti pada gambar
7. Memanaskan keramik geopolimer tersebut di dalam oven (proses curing) pada temperatur 60oC
selama satu jam. Proses ini dikenal sebagai proses Polikondensasi.
8. Mengeluarkan sampel yang telah di-curing dari cetakan dan membiarkan hingga sampel berumur 28
hari untuk berbagai pengujian

Pengujian:

1. XRD (analisa dasar)-bahan dasar & keramik geo


2. Sem-EDS (analisa dasar)-bahan dasar & keramik geo
3. AAS untuk pengujian filter air
Catatan:

Gunakan kalimat yang singkat dan jelas tapi ngena langsung ke permasalahannya, istilahnya orang na skak
ki kalo dibaca dan buat pembaca berfikir ‘betul tawwa inimi solusi yg paling bagus, bisa dilakukan ini
penelitian, nd nabuat2ji, nd berhayalji’ tentunya harus didukung oleh referensi ketika membuatki
pernyataan baru yang kira2 msh naragukan orang.

Kelompoknya diusahakan dpt dr kimia atau biologi, baca baik2 jurnal yg ’60-water-clarification dan TN_52’
harus khatam itu, yg lain sbg tambahan. Semakin banyak referensi semakin baik.

Kerjakan i baik2, pake 1 hatimu jgn ½ hati. Semoga bisa mengantarmu ke PIMNAS. Semangat yah

Anda mungkin juga menyukai