Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting,


namun banyak orang masih belum menyadari bahwa begitu pentingnya
kesehatan didalam kehidupannya. Masyarakat memiliki hak didalam
memperoleh pelayanan kesehatan hal ini berdasarkan undang-undang dasar
1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayat I. Untuk itu diperlukan suatu
tindakan yang harus diambil dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah salah satunya
dengan promosi kesehatan.

Promosi kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat harus


memiliki prinsip, metode, media juga strategi dan akan diintervensikan ketika
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarkat.Sehingga promosi
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat dimengerti masyarakat
dan ditampilkan dalam bentuk perubahan perilaku masyarakat yang lebih baik
dalam prilaku kesehatan.

Mengingat tugas kita sebagai tim medis adalah salah satunya


memperkenalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka
didalam makalah ini kami akan membahas tentang “Konsep ,Prinsip dan
Lingkup Promosi Kesehatan”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian promosi kesehatan ?


2. Bagaimana sejarah promosi kesehatan ?

1
3. Apa tujuan promosi kesehatan ?
4. Apa sasaran promosi kesehatan ?
5. Apa prinsip – prinsip promosi kesehatan ?
6. Apa ruang lingkup promosi kesehatan ?
7. Apa strategi promosi kesehatan ?
8. Apa metode promosi kesehatan ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa pengertian promosi kesehatan.


2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah promosi kesehatan.
3. Untuk mengetahui tujuan promosi kesehatan.
4. Untuk mengetahui apa saja sasaran promosi kesehatan.
5. Untuk mengetahui prinsip – prinsip promosi kesehatan.
6. Untuk mengetahui ruang lingkup promosi kesehatan.
7. Untuk mengetahui strategi promosi kesehatan.
8. Untuk mengetahui metode promosi kesehatan.

2
BAB II

KONSEP, PRINSIP DAN LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

A. PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN

Menurut WHO (1984) merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan


istilah promosi kesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya
perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan
perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan
perilaku tersebut.Disamping itu promosi kesehatan lebih menekankan kepada
peningkatan kemampuan hidup sehat, bukan sekedar berperilaku sehat.

Lawrence Green (1984), merumuskan definisi sebagai berikut :


Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang
dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan.

Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986), sebagai hasil rumusan


Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan
bahwa “Health Promotion is the process of enabling people to control over
and improve their health”. To reach a state of complete physical, mental and
social well-being, an individual or group must be able to identify and realize
aspiration, to satisfy needs, and to cange or cope with the environment. Hal
tersebut jelas dinyatakan bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk
memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang
dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi
kesehatan ini mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan kemampuan.

3
Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health Fundation – Australia
1997), sebagai berikut Health Promotion is a program are design to bring
about ‘change’ within people, organization, communities and their
environment. Batasan ini menekankan bahwa promosi kesehatan adalah suatu
program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks
masyarakatnya.Bukan hanya perubahan perilaku (within people), tetapi juga
perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti perubahan
lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan lama.
Contoh orang indonesia yang pernah tinggal diluar negeri. Sewaktu dinegara
itu ia telah berperilaku teratur, mengikuti budaya antri dalam memperoleh
pelayanan apa saja, seperti naik kereta, bus dll. Tetapi setelah kembali ke
indonesia, dimana budaya antri belum ada, maka ia akan ikut berebut naik
kereta dan bus. Oleh karena itu promosi kesehatan bukan hanya sekedar
merubah perilaku tetapi juga mengupayakan perubahan lingkungan, sistem
dan sebagainya.

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan


kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan
kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.

B. SEJARAH PROMOSI KESEHATAN

Promosi kesehatan sama halnya dengan Pendidikan Kesehatan lain


yang memiliki perjalanan panjang sehinga dapat muncul sebagai salah satu
bentuk intervensi yang berperan dalam peningkatan derajat kesehatan. Berikut
merupakan sejarah singkat dari promosi kesehatan.

4
1. Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan
sampai 1960an)

Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas


Higiene.Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di
daerah Banten.Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk
membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun
pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan
“Medisch Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas
pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan
di sekolah-sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang
sakit.Timbul lah gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-
mana.

Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar

a. Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)

1) Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU


Kesehatan 1960.

2) Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964).

b. Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media


Elektronik (1975-1995)

1) Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata,


1978)

2) Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)

3) Munculnya Posyandu

4) Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif,


sinetron dll)

5
2. Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)

a. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada,


munculnya istilah promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986) memuat
5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu :

1) Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy


public policy).

2) Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive


environment).

3) Memperkuat gerakan masyarakat (community action).

4) Mengembangkan kemampuan perorangan (personal skills) dan

5) Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health


services).

b. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia


(1988)

Konferensi ini menekankan 4 bidang prioritas, yaitu:


1) Mendukung kesehatan wanita.
2) Makanan dan gizi.
3) Rokok dan alcohol.
4) Menciptakan lingkungan sehat.

c. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia


(1991).

Konferensi ini mengemukakan 4 strategi kunci, yakni:

1) Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat.

6
2) Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga
kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan dan
pemberdayaan.
3) Membangun aliansi.
4) Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di
tengah masyarakat.

d. Promosi Kesehatan abad 21

1) Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan.


2) Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan.
3) Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan.
4) Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan
masyarakat.
5) Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.

C. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN


1. Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka.
2. Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif
bagi kesehatan.

Green,1991 dalam Maulana, 2009, tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga
tingkatan yaitu:

a. Tujuan Program

Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang


apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status
kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya

7
mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah
promosi kesehatan berjalan lima tahun.

b. Tujuan Pendidikan

Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang


diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya :
cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah
promosi kesehatan berjalan tiga tahun.

c. Tujuan Perilaku

Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah


kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan
pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-
tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan
berjalan 6 bulan

D. SASARAN PROMOSI KESEHATAN

Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan


masyarakat , maka sasaran langsung promosi kesehatan adalah masyarakat.
Namun demikian , dikarenakan keterbatasan sumber daya yang ada , akan
tidak efektif apabila upaya promosi kesehatan langsung ditujukan ke
masyarakat . Oleh sebab itu , perlu dilakukan penahapan sasaran promosi
kesehatan . sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran
yaitu sebagai berikut :

a. Sasaran Primer (Primary Target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala


upaya pendidikan atau promosi kesehatan.Sesuai dengan permasalahan
kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala

8
keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui
untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk
kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan
terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan
masyarakat .

b. Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan


sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk
selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat di sekitamya. Di samping itu dengan perilaku sehat
para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang
diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh
atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi
kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah sejaian
dengan strategi dukungan sosial (social support).

c. Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat


pusat, maupun daerah adalah sasaran tertier pendidikan kesehatan
Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh
kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh
masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum
(sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada
sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy)
kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui
untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk
kesehatan remaja, dan sebagainya.Upaya promosi yang dilakukan

9
terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan
masyarakat.

Ada sasaran promosi kesehatan secara spesifik yaitu:

1. Perorangan/ Keluarga
a. Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran (baik
langsung maupun melalui media massa).
b. Mempunyai pengetahuan dan kemauan untuk memlihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
c. Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.
d. Berperan serta dalam kegiatan sosial khususnya yang berkaitan
dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kesehatan.

2. Masyarakat/ Lsm
a. Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan /upaya
kesehatan.
b. Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.
c. Lembaga Pemerintah/ Lintas Sektor/ Politisi/ Swasta
d. Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam
mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat.
e. Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di
bidang kesehatan.

3. Petugas Program/ Institusi


a. Memasukkan komponen promosi kesehatan dalam setiap
program.
b. Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di
bidang kesehatan.

10
E. PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN

Dalam strategi global promosi kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia


(WHO,1984) dirumuskan bahwa promosi kesehatan sekurang-kurangnya
mengandung prinsip , yaitu sebagai berikut :

1. Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan


seseorang untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan
tindakkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.
2. Partisipative ( partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif
dalam pengambilan keputusan.
3. Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang
mempengaruhi kesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.
4. Equitable ( kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil
yang di dapat oleh klien.
5. Intersectoral ( antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi
terkait lainnya atau organisasi.
6. Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan
promosi kesehatan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
7. Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program
kebijakkan.

Sedangkan menurut Michael,dkk,2009 Prinsip-prinsip promosi


kesehatan antara lain sebagai berikut:

1. Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program


intervensi dan turut terlibat dalam program tersebut.
2. Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat dalam
perencanaan dan implementasi intervensi.
3. Fokus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat
didefinisikan serta dimodifikasi dan merupakan prioritas bagi pekerja.

11
4. Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
pekerja.
5. Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan
mengimplementasikan intervensi.
6. Evaluasi harus dilakukan juga.
7. Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi
maupun intervensi promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi
pada perorangan dan kelompok.
8. Intervensi harus bersifat kontinue serta didasarkan pada prinsip-
prinsippemberdayaan dan atau model yang berorientasi pada masyarakat
dengan menggunakan lebih dari satu metode.

F. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai


berikut :

1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education)


yang penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui
peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan.
2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang
penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.
3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan
informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.
4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang
penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu
upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar
mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya

12
legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di
berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).
6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community
organization), pengembangan masyarakat (community development),
penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat
(community empowerment), dll.

 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo


Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2
dimensi yaitu:
a. Dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan
b. Dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi
kesehatan.

 Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan.

Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4


aspek pokok, yakni:

a. Promotif.
b. Preventif.
c. Kuratif.
d. Rehabilitatif.

 Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :


a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan

13
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan
sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap
penyakit dan kelompok yang sakit.

Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan


dikelompok menjadi dua yaitu:

a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.


b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.

 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan.

Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :

a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).


b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.
c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.
d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.
e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

 Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan.

Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi


kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five
level of prevention) dari Leavel and Clark.

a. Promosi Kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection).
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera
d. Pembatasan cacat (disability limitation)
e. Rehabilitasi (rehabilitation).

14
G. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Strategi promosi kesehatan berdasarkan (Piagam Ottawa 1986) ialah


sebagai berikut :

1. Kebijakan berwawasan kebijakan


Strategi promosi kesehatan yang mana ditujukan kepada para penentu
kebijakan agar mengeluarkan kebijakan dan ketentuan yang
menguntungkan bahkan dapat merugikan kesehatan, sehingga dalam
menentukan keputusan diperhatikan dampaknya bagi kesehatan
masyarakat.

2. Lingkungan yang mendukung


Srategi ini dikelola oleh para pengelola tempat umum, termasuk
pemerintah kota. Dimana mereka dapat menyediakan sarana dan
prasarana bagi masyarakat dalam meningkatkan kesehatnnya, sehingga
nantinya akan tercipta lingkungan yang sehat untuk mendukung prilaku
sehat masyarakat

3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan


Realisasi dari reorintasi pelayanan kesehatan ini adalah para
penyelenggara kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus
dilibatkan dalam memberdayakan masyarakat agar dapat berperan bukan
hanya sebagai penerima pelayan kesehatan namun dapat menjadi menjadi
penyelenggara pelayanan kesehatan.

4. Keterampilan Individu
Strategi ini mewujudkan adanya keterampilan individu-individu dalam
meningkatkan dan memelihara kesehatanya. Langkah awal untuk strategi
ini adalah pemberian pemahaman tentang penyakit dalam bentuk metode
atau teknik kepada individual bukan dalam bentuk massa

15
5. Gerakan Masyarakat
Adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri dalam meningkatkan dan
memelihara kesehatannya. Hal ini akan tampak dari prilaku masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya tanpa harus ada
kegiatan namun akan tampak dari prilaku menuju sehat.

Berdasarkan rumusan yang dibuat oleh WHO (1994), strategi


promosi kesehatan secara global dibagi menjadi tiga yang akan dibentuk
dalam intervensi, yaitu :

a. Advokasi (Advocacy)

Advokasi adalah kegiatan dimana untuk meyakinkan orang lain


agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa
yang diinginkan. Pendekatan advokasi ialah sasaran kepada para
pembuat keputusan atau penentu keputusan sesuai sektornya.Intinya
adalah strategi advokasi kesehatan merupakan pendekatam yang
dilakukan dengan pimpinan atau pejabat dengan tujuan
mengembangkan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
Kegiatan advokasi ini ada dalam bentuk formal dan informal :

 Advokasi dalam bentuk formal misalnya : penyajian presentasi,


seminar, atau suatu usulan yang dilakukan oleh para pejabat
terkait.
 Advokasi informal misalnya : Suatu kegiatan untuk meminta dana,
atau dukungan dalam bentuk kebijakan kepada para pejabat yang
relevan dengan kebijakan yang diusulkan. Intervensi yang dapat
dilakukan secara perseorangan kepada pejabat ialah dengan : lobi,
dialog, negosiasi dan debat. Sehingga diharapkan mendapatkan

16
hasil adanya tindakan yang nyata, kepedulian, serta pemahaman
atau kesadaran dari pejabat sehingga terjadi kelanjutan kegiatan.
b. Dukungan sosial ( Social Support )

Dukungan sosial adalah suatu strategi yang digunakan untuk


mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat.Dimana
tujuannya dengan menggunakan tokoh masyarakat sebagai jembatan
antara sektor kesehatan atau pengembang kesehatan dengan
masyarakat.

c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang


langsung kepada masyarakat.Pemberdayaan ini bertujuan untuk
mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri. Intervensi
keperawatan dalam pemberdayaan masyarakat adalah dengan
kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat berupa : penyuluhan
kesehatan, posyandu, pos obat desa, dan lain sebagainya. Hasil yang
diharapkan adalah sumber daya manusia yang berperan dalam
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

H. METODE PROMOSI KESEHATAN

Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha


menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu
sehingga memperoleh pengetahuan kesehatan yang lebih baik diharapkan
dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.Metode adalah
taktik untuk melakukan perubahan pada kelompok sasaran.

a. Metode Promosi Individual (Perorangan)

17
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang
yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.

Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap


orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan
dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas
kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu
menggunakan metode (cara) ini.

 Bentuk pendekatan ini, antara lain:


1. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih
intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan
dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela,
berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima
perilaku tersebut (mengubah perilaku).

2. Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan
penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien
untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima
perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk
mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi
itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila
belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

b. Metode Promosi Kelompok

18
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat
besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.
Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil.
Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
pendidikan.

1) Kelompok Besar

Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta


penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok
besar ini, antara lain ceramah dan seminar.

 Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling tertua dalam
pendidikan kesehatan tetapi merupakan keterampilan yang paling
sulit dikuasai. Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan
tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan metode ceramah:
 Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan


pendidikan menengah ke atas.Seminar adalah suatu penyajian
(presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu
topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
Seminar paling baik dipakai untuk pelatihan trainer atau profesi
kesehatan lain, dimana pimpinan perlu mendapatkan umpan balik
tentang proses belajar kelompok.

Metode seminar dianjurkan bila :

1. Jumlah audien kecil.


2. Umpan balik penting.
3. Kelompok bersifat homogeny.

19
4. Keterbatasan ruang dan waktu.
5. Pelatihan professional.
6. Pimpinan seminar lebih tahu dibanding audiens.

2) Kelompok Kecil

Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita


sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok
kecil ini antara lain:

 Diskusi Kelompok.
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok
dapat bebas berpartisapasi dalam diskusi, maka formasi duduk
para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat
berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain,
misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan
diskusi juga duduk di antara peserta sehingga tidak menimbuIkan
kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus
merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok
mem¬punyai kebebasan dan keterbukaan untuk mengeluarkan
pendapat.

Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus


mem¬berikan pancingan-pancingan yang dapat berupa
pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang
dibahas.Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin
kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa
sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak
menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.

 Curah Pendapat (Brain Strorming)

20
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi
kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok.
Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing
dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan
jawaban atau tanggapan (curah pendapat).Tanggapan atau
jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam plipchart
atau papan tulis.Sebelum semua peserta menyurahkan
pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun.Baru setelah
semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat
mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

 Bola Salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2


orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan at au
masalah.Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang
bergabung menjadi satu.Mereka tetap mendiskusikan masalah
tersebut, dan meneari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang
yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan
pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan
terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.

 Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok


kecil (buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang
sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah ter¬sebut.Selanjutnya hasil dari
tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.

 Role Play (Memainkan Peranan)

21
Main peran adalah memainkan suatu pengalaman dalam
bentuk meniru perilaku. Dalam metode ini beberapa anggota
kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk
memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, perawat
atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai
pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya
bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam
melaksanakan tugas.

 Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan


diskusi kelompok. Simulasi menyangkut proses yang
menampilkan pengalaman sehari-hari dan dapat berupa
permainan, dramatisasi, main peran, studi kasus atau menirukan
pengalaman sebenarnya. Didalam simulasi ketua kelompok harus
siap dan tahu maksud dari proses ini serta siap dengan semua
pertanyaan dan situasi. Barrows, (1971) mengungkapkan bahwa
simulasi paling sesuai untuk meningkatkan motivasi dan
mempengaruhi sikap kelompok dengan kemampuan yang
beragam.

c. Metode promosi kesehatan massa

Metode promosi kesehatan secara massa dipakai untuk


mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang
paling tepat adalah pendekatan massa. Oleh karena itu sasaran sasaran
promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur,

22
jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan
sebagainya

23
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan


kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan
kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.

Adapun tujuan dari promosi kesehatan :

1. Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan


kesehatan mereka.
2. Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan.

B. SARAN

Dari makalah ini penyusun menyadari masih banyak terdapat


kekurangan dan kesalahan di dalam pembuatannya. Untuk itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak, agar dalam pembuatan makalah yang akan datang akan lebih baik dan
tidak akan terjadi kesalahan lagi. Semoga dengan adanya makalah ini, kita
dapat mengetahui tentang Konsep , Prinsip dan lingkup promosi kesehatan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Eny Retna Ambarwati, Konsep dan Prinsip Promosi Kesehatan, Selasa, 23 Maret
2010

Http://www.scribd.com/oc/Etika-Promosi-Kesehatan Bagian 1

25

Anda mungkin juga menyukai