A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami jalannya sinar dari proses pembentukan
bayangan pada lensa
2. Mahasiswa dapat menentukan jarak titik fokus lensa
B. Dasar Teori
Lensa adalah objek tembus pandang dengan dua permukaan pembias yang
memiliki sumbu utama berhimpit. Sumbu utama umum adalah sumbu utama
lensa. Ketika sebuah lensa dikelilingi udara, sinar membias dari udara ke
lensa, menembus lensa, dan kemudian dibiaskan kembali ke udara. Setiap
pembiasan dapat mengubah arah perjalanan sinar. Lensa yang menyebabkan
sinar sejajar sumbu utama untuk mengumpul disebut lensa kovergen.
Sebaliknya, jika menyebarkan sinar, disebut lensa divergen.
Ketika suatu sinar menembus sebuah lensa, sinar tersebut membias atau
‘’membengkok’’ pada permukaan batas. Jika berhubungan dengan lensa tipis,
untuk semua pembiasan dapat diasumsikan terjadi di sepanjang bidang
vertikel yang di tarik ke bawah dari bagian lensa.
Alat optik yang paling penting tentu saja adalah lensa tipis. Perkembangan
alat-alat optik dengan menggunakan lensa berawal dari abad ke 16 dan 17.
Walaupun catatan mengenai kacamata yang palingtua berasal dari akhir abad
ketiga belas. Sekarang kita menemukan lensa pada kacamata, kamera, kaca
pembesar, teleskop, teropong, mikroskop, dan peralatan kedokteran. Lensa
tipis biasanya berbentuk cekung, cembung, atau datar. Keutamaan lensa ialah
karena ia membentuk bayangan benda.
(a)
(b) Nn
Gambar : (a) lensa-lensa cembung (b) lensa-lensa cekung
Sumber :http://bsd.pendidikan.id
Lensa terbuat dari kaca atau plastik transparan, sehingga indeks biasnya
lebih besar dari udara luar. Sumbu lensa merupakan garis lurus yang melewati
pusat lensa dan tegak lurus terhadap kedua permukaannya. Jika berkas-berkas
yang pararel dengan sumbu jatuh pada lensa tipis, mereka akan difokuskan
pada suatu titik yang disebut titik fokus.
Ketika berkas bias tampak muncul dari suatu ttik di kiri lensa. Inilah
bayangan. Karena berkas-berkas tersebut tidak melewati bayangan, bayangan
ini merupakan bayangan maya.
Persamaan akan membuat penentuan posisi bayangan lebih cepat dan lebih
akurat dibandingkan dengan penelusuran berkas. Ditentukan 𝑑0 sebagai jarak
benda, jarak benda dari pusat lensa, dan 𝑑1 sebagai jarak bayangan, jarak
bayangan dari pusat lensa dan ditentukan ℎ0 dan ℎ1 sebagai panjang benda
dan bayangan. Segitiga FI’I dan FBA sama karena sudut AFB sama dengan
sudut IFI’, sehingga
ℎ1 𝑑1 . 𝑓
=
ℎ0 𝑓
karena panjang AB = ℎ0 . Segitiga OAO’ sama dengan IAI’ dengan demikian
ℎ1 𝑑1
=
ℎ0 𝑑0
Samakan ruas kanan persamaan-persamaan ini, bagi dengan 𝑑1 dan susun
kembali untuk mendapatkan
1 1 1
+ =
𝑑0 𝑑1 𝑓
Ini disebut persamaan lensa. Persamaan ini menghubungkan jarak bayangan
𝑑1 dengan jarak benda 𝑑0 dan panjang fokus 𝑓. Persamaan ini merupakan
persamaan yang paling berguna pada optika geometri. Jika benda pada jarak
1
tak hingga, maka = 0 sehingga 𝑑1 = 𝑓. Dengan demikian panjang fokus
𝑑0
(a)
(b)
Gambar : Penurunan persamaan lensa (a) untuk lensa kovergen (b) untuk
lensa divergen
Sumber : http://bsd.pendidikan.id
C. Rumusan Masalah
1. Mencari titik fokus lensa negatif dan positif
2. Menentukan sifat bayangan
D. Hipotesis
1. Titik fokus pada lensa negatif
2. Titik fokus pada lensa positif
3. Sifat bayangan postif, nyata, tegak, diperkecil
4. Sifat bayangan negatif, nyata, terbalik, diperbesar
E. Variabel
a. Terikat
b. Kontrol
c. Bebas
F. Definisi Operasional
G. Definisi Fungsional
I. Prosedur Kerja
Lensa Kovergen
1. Disusun sistem optik yang berurutan sebagai berikut
2. Diletakkan benda berupa anak panah pada sumber cahaya dan dinyatakan
sumber cahaya kemudian diarahkan dengan tepat pada lensa konvergen
yang telah diletakkan pada jarak tertentu.
3. Dicari posisi bayangan dengan menggunakan layar hingga didaptakan
bayangan yang paling jelas.
4. Diukur dan dicatat jarak benda ke lensa sebagai 𝑝 dan jarak bayangan ke
lensa sebagai 𝑞.
5. Diulangi langkah 2-4 dengan posisi lensa yang berbeda higga di peroleh 3
data.
Lensa Divergen
1. Dicari jarak titik fokus lensa divergen dengan pertolongan lensa
konvergen. Digunakan lensa konvergen dari percobaan sebelumnya.
2. Dipasang lensa konvergen dan digeser-geserkan sehingga didapat
bayangan yang jelas pada layar
3. Diletakkan lensa divergen antara lensa konvergen dari layar. Diukur jarak
lensa divergen ke layar (𝑝).
4. Digeser-geserkan layar hingga diperoleh bayangan yang jelas. Diukur
jarak divergen ke layar (𝑞).
5. Diulangi percobaan untuk posisi lensa konvergen yang berbeda hingga
diperoleh 3 data.
Daftar Pustaka
Bueche, F. J dan Eugene H. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh. Erlangga :
Jakarta. Hal. 249
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga: Jakarta. Hal
263-264, 268-270
Halliday dkk. 2013. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jillid 2. Erlangga: Jakarta. Hal
408