Kelas : 3A NPM : 152121024 Mata Kuliah : Wacana Bahasa Indonesia
Tugas Terstruktur Modul I Kegiatan Belajar 1 (Hal 6)
1. Rangkumlah berbagai definisi wacana pendapat ahli. Jawab : Menurut Edmonson (1981: 4) wacana merupakan peristiwa komunikasi yang terstruktur, dimanifestasikan dalam perilaku linguistik dan membentuk suatu keseluruhan yang padu (uniter), ada juga pendapat Carlson (1983 xiii-xiv) menurutnya wacana merupakan perilaku linguistic dimanifestasikan dalam bentuk ujaran yang berkesinambungan, unsur-unsurnya berkaitan erat, dan secara gramatikal teratur rapi. Webser juga membagi pengertian wacana menjadi dua yaitu (1) komunikasi pikiran melalui kata-kata, penuangan gagasan, konversi, dan (2) karangan, karya tulis, ceramah, khotbah, kuliah. Samsuri (1988: 1) juga berpendapat mengenai wacana lisan, penyapa ialah pembicara sedangkan pesapa ialah pendengar. Dalam wacana tulisan penyapa ialah penulis sedangkan pesapa adalah pembaca. Oleh karena itu wacana adapt disebut rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi. 2. Buatlah resume batasan wacana berdasarkan beberapa ahli. Jawab : a. Menurut Collins 1) Komunikasi verbal, ucapan, percakapan. 2) Sebuah perlakuan formal dari subjek dalam ucapan atau tulisan. 3) Sebuah unit teks yang digunakan oleh linguis untuk menganalisis satuan lebih dari satu kalimat. b. Menurut Longman 1) Sebuah percakapan yang khusus yang alamiah formal dan pengungkapannya diatur pada ide dalam ucapan dan tulisan. 2) Pengungkapan dalam bentuk sebuah nasihat risalah. Sebuah unit yang dihubungkan ucapan atau tulisan. c. Menurut Badudu 1) Retetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu. 2) Kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan hoherensi dan kohesi yang tinggi berkesinambungan, mempunyai awal dan akhir nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. d. Menurut Hawthorn Komunikasi kebahasaan yang terlibat sebagai sebuah pertukaran di antara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal, bentuknya ditentukan oleh tujuan. e. Menurut Roger Fowler 1) Istilah yang sering dipakai oleh beberapa disiplin ilmu. 2) Komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalammnya. Kepercayaan dimaksud mewakili pandangan dunia, sebuah organisasi atau representatasi dari pengalaman. f. Menurut Foncoult Kadang-kadang sebagai bidang dari semua pernyataan (statement), kadang- kadang sebagai sebuah individualis kelompok pernyataan, dan kadang-kadang sebagai praktik regulatif. 3. Deskripsikan secara singkat asal mula munculnya kajian wacana. Jawab : Istilah wacana berasal dari baha Sansekerta yang bermakna “ucapan atau tuturan” (LBSS, 1983:556). Dalam bahasa Inggris, istilah wacana disebut dengan istilah discourse, kata tersebut berasal dari bahasa Yunani discursus yang bermakna “berlari ke sana ke mari”. Pada mulanya linguistic merupakan bagian dari filsafat. Linguistic modern pada umumnya terbatas pada masalah unsur-unsur bahasa, seperti bunyi, kata, frasa, dan kalimat serta unsur makna semantik, akibatnya para ahli mencoba untuk mengembangkan disiplin kajian baru yang disebut wacana. Kajian wacana sebetulnya telah dimulai berabad-abad yang lalu dengan nama “seni berbicara dan retorika”. Kajian wacana mencapai perkembangan dalam menentukan bentuk dan arah sekitar awal tahun 1970-an.
Tugas Terstruktur Modul I Kegiatan Belajar 2 (Hal 8)
1. Buat rangkuman dari ketiga materi pada kegiatan belajar 2 Jawab : a. Wacana dan Peristiwa Komunikasi Wacana dapat disebut sebagai rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi. Komunikasi merupakan alat interaksi sosial, yakni hubungan antara individu/kelompok dengan individu/kelompok lainnya dalam proses social. Dan dengan berkomunikasi akan melahirkan dinamika sosial. Berkomunikasi dapat menggunakan medium verbal (lisan dan tulis) maupun medium nonverbal (isyarat dan kinestik). Perwujudan medium verbal ialah teks wacana. b. Wacana dan Kemahiran Berbahasa Wacana merupakan produk komunikasi verbal. Wacana lisan (ujaran) merupakan produk komunikasi lisan yang melibatkan pembicara dan penyimak. Sedangkan wacana tulis (teks) merupakan produk komunikasi tulis yang melibatkan penulis dan pembaca. Aktivitas penyapa (pembicara/penulis) bersifat produktif, ekspresif, atau kreatif sedangkan aktivitas pesapa (pendengar/pembaca) bersifat reseptif. Aktivitas di dalam diri penyapa bersifat internal sedangkan hubungan penyapa dan pesapa bersifat interpersonal. c. Persyaratan Terbentuknya Wacana Wacana dikatakan utuh apabila kalimat-kalimat dalam wacana itu mendukung satu topic yang sedang dibicarakan, sedangkan wacana dikatakan padu apabila kalimat-kalimatnya disusun secara teratur dan sistematis sehingga menunjukkan keruntutan ide yang diungkapkan. 2. Buat resume konsep dasar wacana berdasarkan 10 pendapat ahli Jawab : a. Menurut Syamsuri Rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi baik lisan maupun tulisan. b. Menurut Kridalaksana Satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. c. Menurut Purwadarminta Ucapan, percakapan, dan kuliah. d. Menurut Websters Rangkaian kalimat baik lisan maupun tulisan yang saling berhubungan. e. Menurut Depdikbud Rentetan kalimat yang berkaitan menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain membentuk kesatuan. f. Menurut Balai Pustaka 1) Ucapan, perkataan, tutur. 2) Keseluruhan tutur yang merupakan kesatuan. 3) Satuan bahasa terlengkap realisasinya pada bentuk karangan utuh seperti buku, novel, atau artikel. g. Menurut Landsteen Percakapan, obrolan, tulisan, lakon, laporan ilmiah, lambing/tanda, isyarat. h. Menurut Anderson adalah peristiwa komunikasi. i. Menurut Tarigan Satuan bahasa terlengkap, tertinggi, atau terbesar di atas kalimat atau klausa memiliki koherensi dan kohesi tinggi, berkesinambungan, dan memiliki awal dan akhir nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. j. Menurut Syamsudin A.R Rangkaian ujar atau trangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis dalam satu kesatuan yang koheren dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental. 3. Buat contoh wacana : a. Deskripsi b. Argumentasi c. Narasi d. Eksposisi Jawab : a. Wacana Deskripsi Hujan yang mengguyur jalanan makin menjadi-jadi, lebatnya menghadirkan bercak cahaya langit yang semua orang takuti, membuat beberapa pengendara sepeda motor maupun mobil banyak mengumpat dalam hati. Segerombolan anak tanpa alas kaki datang menyodorkan satu gelas plastik yang berisi beberapa uang logam, bibirnya membiru, bajunya kuyup juga tak layak pakai, dan kuku panjangnya yang hitam itu menggoyang-goyangkan gelas plastiknya ke kanan dan ke kiri agar terdengar isinya. Tanpa berkata, mata, bibir, dan tangannya seakan meminta pertolongan berupa uang. Dengan refleks akupun mencari uang logam seraya mengumpat sebal dalam hati. b. Wacana Narasi Gadis itu bernama Malala Yousafzai, usianya 15 tahun kala itu, satu tahun sebelum penembakan itu terjadi ia merupakan seorang aktivis pendidikan dari provinsi Pakistan yang selalu mengedepankan hak-hak perempuan yang tersendat dibawah kekuasaan Taliban. Namun keberaniannya menyerukan hak atas pendidikan di depan publik jelas membuat Taliban geram, dan tak ada jalan lain bagi Taliban untuk membungkam dengan pembunuhan. Pembunuhan yang membuat namanya menggemparkan seluruh dunia c. Wacana Eksposisi Kemoterapi adalah sebuah metode yang bertujuan untuk membunuh dan menghambat perkembangan kanker, yakni dengan memasukkan zat kimia tertentu terhadap tubuh manusia yang menderita kanker. Fungsi utama kemoterapi adalah sebagai pembasmi sel-sel kanker sampai pada bagian akar-akarnya yang tidak dapat dijangkau oleh pisau bedah. Selain itu, kemoterapi juga memiliki tujuan untuk mengontrol sel-sel kanker supaya tidak berkembang biak secara liar. Tugas Terstruktur Modul II Kegiatan Belajar 1 (Hal 11) Buat rangkuman dari ketiga materi pada kegiatan belajar 1 Jawab : Kaitan Wacana Bahasa Dengan Keterampilan Berbahasa Wacana dan keterampilan berbahasa memiliki persamaan yaitu membahas penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Baik wacana maupun keterampilan berbahasa menempatkan bahasa sebagai alat komunikasi karena terjadi peristiwa komunikasi dan interaksi sosial. Dalam kegiatan pembelajaran, pengajaran wacana lebih menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menggunakan bahasa secara kontekstual, situasional, dan beruntun. Hal tersebut berbeda dengan pengajaran keterampilan berbahasa yang lebih menekankan pada penggunaan kaidah berbahasa secara tepat. Percakapan yang bertsifat situasional dapat ditetapkan sebagai bahan pengajaran wacana tetapi tidak diajarkan pada keterampilan berbahasa. Wacana dan keterampilan berbahasa dipandang dari fokus dan cara pembahasan memiliki suatu perbedaan. Keterampilan berbahasa mengutamakan struktur formal sedangkan wacana mengutamakan pada tuturan dengan memperhatikan konteks dan situasi pemakaian nyata, bahasa sebagai alat komunikasi yang hidup bagi penuturnya, serta ujar/tutur/ungkapan perasaan lain yang tidak berstruktur. Wacana lebih menekankan pada penggunaan bahasa secara kontekstual, situasional, dan beruntun. Hal tersebut berbeda dengan keterampulan berbahasayang lebih menekankan pada penggunaan kaidah berbahasa secara tepat. Percakapan yang bersifat situasional dapat ditetapkan sebagai wacana tetapi tidak diajarkan pada keterampilan berbahasa. Berdasarakan arah pembahasan tersebut, wacana yang tidak utuh tergolong wacana. Keterampilan berbahasa hanya membahas penerapan kaidah formal bahasa. Tugas Terstruktur Modul II Kegiatan Belajar 2 (Hal 14) Buat rangkuman dari ketiga materipada kegiatan belajar 2 Jawab : Jenis-jenis Wacana 1. Mulyana (2005: 47-63) a. Berdasarkan Bentuk, dibagi menjadi 7 jenis, yaitu wacana naratif, prosedural, ekspositori, hortatori, epistoleri, dramatik, dan seremonial. b. Berdasarkan Media Penyampaian, wacana dibagi menjadi dua yaitu wacana tulis dan wacana lisan. c. Berdasarkan Jumlah Penutur, dikelompokkan menjadi dua yaitu wacana monolog dan dialog. d. Berdasarkan Sifat, digolongkan menjadi dua yaitu wacana fiksi dan nonfiksi. e. Berdasarkan Isi, dibagi menjadi 7 macam, yaitu wacana politik, wacana sosial, wacana ekonomi, wacana budaya, wacana militer, wacana hukum kriminalitas, dan olahraga kesehatan. 2. Tarigan (1987:51-61) a. Berdasarkan Media Penyampaian, ada wacana tulis, dan lisan. b. Berdasarkan Cara Pengungkapan, ada wacana langsung dan tidak langsung. c. Berdasarkan Penempatan, ada wacana pembeberan, dan penuturan. d. Berdasarkan Bentuk, ada wacana prosa, puisi, dan drama. 3. Syamsuddin (1992:7-13) a. Sudut Realitas Menurut realitasnya, sebuah wacana dapat berbentuk rangkaian kebahasaan (verbal atau language exist) dengan semua kelengkapan struktural bahasa seperti apa adanya. Pada sisi lain, wacana berwujud sebagai rangkaian nonbahasa (nonverbal atau language likes) seperti rangkaian isyarat dan rangkaian tanda-tanda yang bermakna bahasa. b. Media Komunikasi Wacana sebagai media komunikasi menurut Syamsuddin (1992:8) dapat berupa rangkaian ujar atau tuturan lisan maupun tertulis. Sebagai media komunikasi lisan, wujud wacana itu berupa; 1) Sebuah percakapan atau dialog yang lengkap dari awal sampai akhir, misalnya suatu obrolan singkat di warung kopi. 2) Satu penggalan ikatan percakapan (adjacency pairs) dalam rangkaian percakapan yang lengkap yang telah dapat menggambarkan suatu situasi, maksud, dan rangkaian penggunaan bahasa.. 3) Sebuah alinea merupakan sebuah wacana apabila teks itu hanya terdiri dari sebuah alinea, atau apabila kandungan sebuah alinea dapat dianggap sebagai satu kesatuan misi korelasi dan situasi yang utuh. 4) Berbentuk kalimat majemuk beranak bercucu atau dengan kalimat majemuk rapatan. c. Cara Pemaparan, yaitu naratif, prosedural, hortatorik, ekspositorik, dan deskriptif. d. Cara Pemakaian, dibedakan menjadi wacana monolog dan dialog. Dari pendapat ketiga ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa wacana dapat diklasifikasikan berdasarkan 8 sudut pandang, yaitu: 1. Berdasarkan Sudut Realitas, ada wacana verbal, dan nonverbal 2. Berdasarkan Media Komunikasi, ada acana tulis dan wacana lisan. 3. Berdasarkan Jumlah Penutur/Cara Pemakaian, ada wacana monolog dan wacana dialog. 4. Berdasarkan Cara Pemaparan, dibagi menjadi wacana naratif, wacana prosedural, wacana ekspositori, wacana hortatori, wacana epistoleri, wacana dramatik, wacana seremonial, dan wacana deskriptif. 5. Berdasarkan Sifat, wacana fiksi dan wacana nonfiksi. 6. Berdasarkan Bentuk, wacana prosa, wacana puisi, danwacana drama. 7. Berdasarkan Isi terbagi menjadi Wacana politik, wacana sosial, wacana ekonomi, wacana budaya, wacana militer, wacana hukum dan kriminalitas, dan wacana olahraga dan kesehatan. 8. Berdasarkan Pengungkapan, Wacana langsung dan Wacana tidak langsung. Tugas Terstruktur Modul II Kegiatan Belajar 3 (Hal 17) 1. Rangkumlah materi yang saudara pelajari pada kegiatan belajar 3 Jawab : A. Tujuan, Fungsi, dan Pendekatan Wacana 1. Tujuan Wacana Berdasarkan beberapa pendapat ahli jelas bahwa yang dimaksud wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap yang bisanya merupakan rentetan kata atau kalimat yang koheren dan di sampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan memiliki bagian awal dan bagian penutup yang mempunyai tujuan tertentu, adapun tujuan dari bentuk wacana adalah sebagai berikut. a. Wacana sebagai satuan bahasa yang paling besar yang digunakan dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan . b. Wacana sebagai hasil dan proses, dalam komunikasi secara lisan wacana merupakan proses komunikasi secara lisan yang berupa rangkaian ujaran dan ujaran ini sangat dipengaruhi oleh konteks karena wacana lisan bersifat tenporer yang fana (wacana yang di ucapkan cepat hilang ). c. Wacana sebagai penggunaan bahasa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tulisan, penggunaan bahasanya dapat berupa iklan, drama, diskusi, atau berbentuk makalah . 2. Fungsi Wacana Secara umum fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Fungsi bahasa tersebut dikelompokkan kepada 2 kategori utama yaitu fungsi transaksional dan fungsi interaksional. Brown dan Yule (1996: 1) menjelaskan, fungsi transaksional bertujuan untuk menyampaikan informasi faktual atau proposisional. Sedangkan fungsi interaksional bertujuan untuk memantapkan dan memelihara hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi. Secara transaksional adalah bahwa sebuah wacana adalah uraian yang tersusun dari satuan gramatikan yang berfungsi untuk menyampaikan informasi berupa ide, gagasan, maupun menguraikan sebuah topik permasalahan. Sedangkan secara intruksional adalah bahwa wacana berfungsi untuk memberikan penjelasan mengenai ide atau gagasan yang disampaikan kepada pembaca ataupun pendengar. Funsi intruksional memberikan petunjuk atau arahan kepada pembaca atau pendengar, fungsi ini diimplementasikan pada jenis wacana persuasif. 3. Pendekatan Wacana Ada lima macam pendekatan dalam mengkaji wacana, yakni pendekatan struktural, pendekatan sosiolinguistik, pendekatan pragmatik, pendekatan tindak tutur, dan pendekatan kritis atau dikenal dengan analisis wacana kritis (AWK). a. Pendekatan Struktural Kajian wacana dengan pendekatan struktural berasumsi bahwa sebuah wacana adalah suatu struktur yang memiliki berbagai komponen yang saling bekerja sama. Tujuan utama kajian wacana dengan pendekatan struktural adalah menggambarkan substansi suatu wacana sebagai sebuah bangunan. Sasaran kajiannya adalah menemukan dan mengungkap komponen pembangun wacana dan hubungan antarkomponen pembangun wacana. Objek kajian wacana dengan pendekatan struktural adalah unsur-unsur internal yang terdapat dalam sebuah wacana. Misalnya kohesi wacana, koherensi wacana, konteks dan ko-teks, topik, dan struktur kewacanaan. b. Pendekatan Sosiolinguistik Kajian wacana dengan pendekatan sosiolinguistik bertujuan untuk menggambarkan substansi suatu wacana dengan memanfaatkan epistemologi sosiolingguistik. Sasaran kajiannya adalah menemukan dan mengungkap karakteristik wacana menurut kacamata sosiolingguistik. Objek kajian wacana dengan pendekatan ini adalah aspek sosiolinguistik yang terdapat dalam sebuah wacana. c. Pendekatan Pragmatik Kajian wacana dengan pendekatan pragmatik bertujuan untuk menggambarkan substansi suatu wacana dengan memanfaatkan epistemologi pragmatik. Sasaran kajiannya adalah menemukan dan mengungkap karakteristik wacana menurut kacamata pragmatik. Objek kajian wacana dengan pendekatan ini adalah aspek pragmatik yang terdapat dalam sebuah wacana. Misalnya memahami prinsip dan maksim kesantunan penuturan wacana, prinsip maksim kerjasama penuturan wacana, prinsip dan maksim kelakar dalam wacana humor, dan lain-lain. d. Pendekatan Tindak Tutur Kajian wacana dengan pendekatan tindak tutur bertujuan untuk menggambarkan substansi suatu wacana dengan memanfaatkan epistemologi tindak tutur. Sasaran kajiannya adalah menemukan dan mengungkap karakteristik wacana menurut kacamata tindak tutur. Objek kajian wacana dengan pendekatan tindak tutur adalah unsur tindak tutur yang terdapat dalam sebuah wacana. Misalnya memahami lokusi, ilokusi, perlokusi, tindak konstatif, tindak direktif, tindak komisif, tindak fatis (aknowledgment), maksud tindak tutur, dan fungsi tindak tutur. e. Pendekatan Kritis Kajian wacana dengan pendekatan kritis atau disebut analisis wacana kritis (AWK) berkembang setelah era 1980-an. Tahun 1985 van Dijk membuka dan mengembangkan pokok persoalan (objek kajian wacana) ke arah yang lebih luas, seperti perspektif gender, politik kekuasaan, emansipasi manusia dan masyarakat. Ide ini disambut baik oleh ahli lain dengan munculnya tulisan Deborah Schiffrin (1994), Guy Cook (1994), Norman Fairlough (1998). Aman (2002) menekankan bahwa AWK mampu menguraikan wacana bukan dari sekedar aspek kebahasaan, tetapi juga mengupas praktik dan proses sosial yang tersembunyi di dalam wacana. Berbagai proses dan praktis sosial lain yang biasa dikaji oleh sosiologi, ilmu politik, antropologi, kajian gender, dan kajian media, juga mampu dikupas oleh AWK. Pemanfaatan AWK dalam linguistik akan mampu meningkatkan kedudukan ilmu bahasa (linguistik) sejajar dengan ilmu-ilmu sosial lain, dan linguistik akan lebih berkembang luas. 2. Kedudukan Wacana dalam Studi Bahasa Hampir semua para ahli berpendapat bahwa, wacana berada pada hirarki atau susuna paling tinggi dan teratas di satuan bahasa. Hal ini mengartikan bahwa dalam satuan bahasa, wacana memiliki kedudukan teringgi. Crystall (1989:83) menempatkan wacana di bawah kajian struktur semantik. Hal ini bisa dipahami karena wacana termasuk struktur bahasa yang banyak melibatkan makna. Pada struktur bahasa, wacana merupakan satuan bahasa terlengkap yang tersusun dari unsur yang ada di bawahnya, yakni paragraf, kalimat, klausa, frasa, kata, morfem, dan fonem. 2. Berilah penjelasan pada bagan 4 dan 5 berkaitan dengan a. Wacana dalam sistem bahasa b. Wacana dalam tataran bahasa Jawab : a. Wacana dalam sistem bahasa Jika dilihat dari struktur tertinggi dalam sebuah tata bahasa, wacana memiliki hubungan dengan setiap bidang ilmu linguisitik (tata bahasa yang lain). 1. Analisis Wacana dengan Fonologi Abdul Chaer (2007:102) menjelaskan bahwa fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi- bunyi bahasa. Wacana adalah kajian yang meneliti dan mengkaji bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Hubungan antara fonologi dan wacana adalah sebagai berikut: 2. Analisis Wacana dengan Morfologi Morfologi dan Wacana sama-sama menggunakan bahasa sebagai objek kajiannya, dan mempelajari seluk beluk pembentukan kata. 3. Analisis Wacana dengan Sintaksis Sintaksis dan Wacana memiliki kesamaan menggunakan bahasa sebagai objek kajiannya., mempelajari seluk beluk pembentukan kalimat sangat berhubungan dengan Wacana karena Dalam mengkaji wacana. 4. Analisis Wacana dengan Semantik Hubungan semantik dengan wacana adalah baik Semantik maupun Wacana sama-sama mengkaji makna bahasa sebagai objek kajiannya. Hanya saja perbedaannya adalah Semantik mengkaji makna leksikal bahasa (makna lingistik), sedangkan Wacana mengkaji makna kontekstual atau implikatur dari ujaran- ujaran atau teks-teks. 5. Analisis Wacana dengan Pragmatik Levinson (1983) dalam bukunya yang berjudul Pragmatics, memberikan beberapa batasan tentang pragmatik. Beberapa batasan yang dikemukakan Levinson antara lain mengatakan bahwa pragmatik adalah kajian hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. Dalam batasan ini berarti untuk memahami pemakaian bahasa kita dituntut memahami pula konteks yang mewadahi pemakaian bahasa tersebut. Batasan lain yang dikemukakan Levinson mengatakan bahwa pragmatik adalah kajian tentang kemampuan pemakai bahasa untuk mengaitkan kalimat-kalimat dengan konteks yang sesuai bagi kalimat-kalimat itu. Hubungan antara Pragmatik dan Wacana adalah sama-sama mengkaji makna bahasa yang ditimbulkan oleh konteks. 6. Analisis Wacana dengan Filologi Hubungan Wacana dengan Filologi adalah: Filologi dan wacana sama- sama mengkaji bahasa dalam bentuk teks atau naskah. Perbedaan keduanya terletak pada tema atau topik teks atau naskah tersebut. Filologi mengangkat topik yang khusus membahas tentang sejarah sedangkan Wacana mengangkat topik yang lebih umum dari segala aspek sosial kehidupan bermasyarakat. 7. Analisis Wacana dengan Semiotika Hubungannya dengan wacana adalah, baik wacana maupun semiotika sama-sama mengkaji tentang makna bahasa. Hanya saja, semiotika mengkaji makna bahasa berdasarkan ikon, symbol ataupun indeks sedangkan wacana mengkaji makna tuturan maupun ujaran-ujaran yang dihasilkan oleh masyarakat tutur. 8. Analisis Wacana dengan Psikolinguistik Hubungannya dengan Wacana adalah dalam penyususnan wacana, topik atau tema yang diangkat ataupun ujaran-ujaran yang dihasilkan berdasarkan kondisi Psikis manusia. Kondisi Psikis ini merupakan salah satu konteks yang dapat mendukung peneliti dalam memaknai suatu ujaran. 9. Analisis Wacana dengan Sosiolinguistik Hubungannya dengan wacana adalah baik wacana maupun sosiolinguistik sama-sama menitiberatkan bahasa dalam sebuah konteks. Perbedaannya adalah wacana mengkaji ujaran (bahasa) yang dihasilkan oleh masyarakat sedangkan sosiolinguistik menitiberatkan pada masyarakat pengguna bahasa. b. Wacana dalam tataran bahasa
Pada struktur bahasa, wacana merupakan satuan bahasa terlengkap yang
tersusun dari unsur yang ada di bawahnya, yakni paragraf, kalimat, klausa, fasa, kata, morfem, dan fonem. Tugas Terstruktur Hal 23 1. Resume materi kegiatan belajar 1 dan 2 pada modul 3 2. Buatlah contoh kalimat dari masing-masing 1 kalimat Tugas Terstruktur Hal 25 1. Buatlah ulasan terhadap konteks situasi wacana (kaitan dengan sosiolinguistik) 2. Buatlah ulasan terhadap konteks linguistik dan konteks ekstralinguistik dalam wacana Tugas Terstruktur Hal 33 1. Buatlah resume Perkembangan Analisis Wacana 2. Buatlah ulasan terhadap analisis wacana berdasarkan prinsip interpretasi lokal dan interpretasi analogi disertai contoh 3. Buatlah ulasan terhadap analisis wacana berdasarkan konteks situasi yang tidak terjangkau semantic dan sintaksis