Anda di halaman 1dari 15

Nama : Lasty Ghassani

Kelas : 3A
NPM : 152121024
Mata Kuliah : Wacana Bahasa Indonesia

Tugas Terstruktur Modul I Kegiatan Belajar 1 (Hal 6)


1. Rangkumlah berbagai definisi wacana pendapat ahli.
Jawab :
Menurut Edmonson (1981: 4) wacana merupakan peristiwa komunikasi
yang terstruktur, dimanifestasikan dalam perilaku linguistik dan membentuk suatu
keseluruhan yang padu (uniter), ada juga pendapat Carlson (1983 xiii-xiv)
menurutnya wacana merupakan perilaku linguistic dimanifestasikan dalam bentuk
ujaran yang berkesinambungan, unsur-unsurnya berkaitan erat, dan secara
gramatikal teratur rapi.
Webser juga membagi pengertian wacana menjadi dua yaitu (1)
komunikasi pikiran melalui kata-kata, penuangan gagasan, konversi, dan (2)
karangan, karya tulis, ceramah, khotbah, kuliah. Samsuri (1988: 1) juga
berpendapat mengenai wacana lisan, penyapa ialah pembicara sedangkan pesapa
ialah pendengar. Dalam wacana tulisan penyapa ialah penulis sedangkan pesapa
adalah pembaca. Oleh karena itu wacana adapt disebut rekaman kebahasaan yang
utuh tentang peristiwa komunikasi.
2. Buatlah resume batasan wacana berdasarkan beberapa ahli.
Jawab :
a. Menurut Collins
1) Komunikasi verbal, ucapan, percakapan.
2) Sebuah perlakuan formal dari subjek dalam ucapan atau tulisan.
3) Sebuah unit teks yang digunakan oleh linguis untuk menganalisis satuan lebih
dari satu kalimat.
b. Menurut Longman
1) Sebuah percakapan yang khusus yang alamiah formal dan pengungkapannya
diatur pada ide dalam ucapan dan tulisan.
2) Pengungkapan dalam bentuk sebuah nasihat risalah. Sebuah unit yang
dihubungkan ucapan atau tulisan.
c. Menurut Badudu
1) Retetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu
dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan sehingga
terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu.
2) Kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat
atau klausa dengan hoherensi dan kohesi yang tinggi berkesinambungan,
mempunyai awal dan akhir nyata disampaikan secara lisan atau tertulis.
d. Menurut Hawthorn
Komunikasi kebahasaan yang terlibat sebagai sebuah pertukaran di
antara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal, bentuknya
ditentukan oleh tujuan.
e. Menurut Roger Fowler
1) Istilah yang sering dipakai oleh beberapa disiplin ilmu.
2) Komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan,
nilai, dan kategori yang masuk di dalammnya. Kepercayaan dimaksud
mewakili pandangan dunia, sebuah organisasi atau representatasi dari
pengalaman.
f. Menurut Foncoult
Kadang-kadang sebagai bidang dari semua pernyataan (statement), kadang-
kadang sebagai sebuah individualis kelompok pernyataan, dan kadang-kadang
sebagai praktik regulatif.
3. Deskripsikan secara singkat asal mula munculnya kajian wacana.
Jawab :
Istilah wacana berasal dari baha Sansekerta yang bermakna “ucapan atau
tuturan” (LBSS, 1983:556). Dalam bahasa Inggris, istilah wacana disebut dengan
istilah discourse, kata tersebut berasal dari bahasa Yunani discursus yang
bermakna “berlari ke sana ke mari”.
Pada mulanya linguistic merupakan bagian dari filsafat. Linguistic modern
pada umumnya terbatas pada masalah unsur-unsur bahasa, seperti bunyi, kata,
frasa, dan kalimat serta unsur makna semantik, akibatnya para ahli mencoba untuk
mengembangkan disiplin kajian baru yang disebut wacana. Kajian wacana
sebetulnya telah dimulai berabad-abad yang lalu dengan nama “seni berbicara dan
retorika”. Kajian wacana mencapai perkembangan dalam menentukan bentuk dan
arah sekitar awal tahun 1970-an.

Tugas Terstruktur Modul I Kegiatan Belajar 2 (Hal 8)


1. Buat rangkuman dari ketiga materi pada kegiatan belajar 2
Jawab :
a. Wacana dan Peristiwa Komunikasi
Wacana dapat disebut sebagai rekaman kebahasaan yang utuh tentang
peristiwa komunikasi. Komunikasi merupakan alat interaksi sosial, yakni
hubungan antara individu/kelompok dengan individu/kelompok lainnya dalam
proses social. Dan dengan berkomunikasi akan melahirkan dinamika sosial.
Berkomunikasi dapat menggunakan medium verbal (lisan dan tulis)
maupun medium nonverbal (isyarat dan kinestik). Perwujudan medium verbal
ialah teks wacana.
b. Wacana dan Kemahiran Berbahasa
Wacana merupakan produk komunikasi verbal. Wacana lisan (ujaran)
merupakan produk komunikasi lisan yang melibatkan pembicara dan penyimak.
Sedangkan wacana tulis (teks) merupakan produk komunikasi tulis yang
melibatkan penulis dan pembaca. Aktivitas penyapa (pembicara/penulis) bersifat
produktif, ekspresif, atau kreatif sedangkan aktivitas pesapa (pendengar/pembaca)
bersifat reseptif. Aktivitas di dalam diri penyapa bersifat internal sedangkan
hubungan penyapa dan pesapa bersifat interpersonal.
c. Persyaratan Terbentuknya Wacana
Wacana dikatakan utuh apabila kalimat-kalimat dalam wacana itu
mendukung satu topic yang sedang dibicarakan, sedangkan wacana dikatakan
padu apabila kalimat-kalimatnya disusun secara teratur dan sistematis sehingga
menunjukkan keruntutan ide yang diungkapkan.
2. Buat resume konsep dasar wacana berdasarkan 10 pendapat ahli
Jawab :
a. Menurut Syamsuri
Rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi baik lisan
maupun tulisan.
b. Menurut Kridalaksana
Satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal merupakan satuan
gramatikal tertinggi atau terbesar.
c. Menurut Purwadarminta
Ucapan, percakapan, dan kuliah.
d. Menurut Websters
Rangkaian kalimat baik lisan maupun tulisan yang saling berhubungan.
e. Menurut Depdikbud
Rentetan kalimat yang berkaitan menghubungkan proposisi yang satu dengan
proposisi yang lain membentuk kesatuan.
f. Menurut Balai Pustaka
1) Ucapan, perkataan, tutur.
2) Keseluruhan tutur yang merupakan kesatuan.
3) Satuan bahasa terlengkap realisasinya pada bentuk karangan utuh seperti
buku, novel, atau artikel.
g. Menurut Landsteen
Percakapan, obrolan, tulisan, lakon, laporan ilmiah, lambing/tanda, isyarat.
h. Menurut Anderson adalah peristiwa komunikasi.
i. Menurut Tarigan
Satuan bahasa terlengkap, tertinggi, atau terbesar di atas kalimat atau
klausa memiliki koherensi dan kohesi tinggi, berkesinambungan, dan memiliki
awal dan akhir nyata disampaikan secara lisan atau tertulis.
j. Menurut Syamsudin A.R
Rangkaian ujar atau trangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu
hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis dalam satu kesatuan yang
koheren dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental.
3. Buat contoh wacana : a. Deskripsi b. Argumentasi c. Narasi d. Eksposisi
Jawab :
a. Wacana Deskripsi
Hujan yang mengguyur jalanan makin menjadi-jadi, lebatnya
menghadirkan bercak cahaya langit yang semua orang takuti, membuat beberapa
pengendara sepeda motor maupun mobil banyak mengumpat dalam hati.
Segerombolan anak tanpa alas kaki datang menyodorkan satu gelas plastik yang
berisi beberapa uang logam, bibirnya membiru, bajunya kuyup juga tak layak
pakai, dan kuku panjangnya yang hitam itu menggoyang-goyangkan gelas
plastiknya ke kanan dan ke kiri agar terdengar isinya. Tanpa berkata, mata, bibir,
dan tangannya seakan meminta pertolongan berupa uang. Dengan refleks akupun
mencari uang logam seraya mengumpat sebal dalam hati.
b. Wacana Narasi
Gadis itu bernama Malala Yousafzai, usianya 15 tahun kala itu, satu tahun
sebelum penembakan itu terjadi ia merupakan seorang aktivis pendidikan dari
provinsi Pakistan yang selalu mengedepankan hak-hak perempuan yang tersendat
dibawah kekuasaan Taliban. Namun keberaniannya menyerukan hak atas
pendidikan di depan publik jelas membuat Taliban geram, dan tak ada jalan lain
bagi Taliban untuk membungkam dengan pembunuhan. Pembunuhan yang
membuat namanya menggemparkan seluruh dunia
c. Wacana Eksposisi
Kemoterapi adalah sebuah metode yang bertujuan untuk membunuh dan
menghambat perkembangan kanker, yakni dengan memasukkan zat kimia tertentu
terhadap tubuh manusia yang menderita kanker. Fungsi utama kemoterapi adalah
sebagai pembasmi sel-sel kanker sampai pada bagian akar-akarnya yang tidak
dapat dijangkau oleh pisau bedah.
Selain itu, kemoterapi juga memiliki tujuan untuk mengontrol sel-sel
kanker supaya tidak berkembang biak secara liar.
Tugas Terstruktur Modul II Kegiatan Belajar 1 (Hal 11)
Buat rangkuman dari ketiga materi pada kegiatan belajar 1
Jawab :
Kaitan Wacana Bahasa Dengan Keterampilan Berbahasa
Wacana dan keterampilan berbahasa memiliki persamaan yaitu membahas
penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Baik wacana maupun keterampilan
berbahasa menempatkan bahasa sebagai alat komunikasi karena terjadi peristiwa
komunikasi dan interaksi sosial. Dalam kegiatan pembelajaran, pengajaran
wacana lebih menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menggunakan
bahasa secara kontekstual, situasional, dan beruntun. Hal tersebut berbeda dengan
pengajaran keterampilan berbahasa yang lebih menekankan pada penggunaan
kaidah berbahasa secara tepat. Percakapan yang bertsifat situasional dapat
ditetapkan sebagai bahan pengajaran wacana tetapi tidak diajarkan pada
keterampilan berbahasa.
Wacana dan keterampilan berbahasa dipandang dari fokus dan cara
pembahasan memiliki suatu perbedaan. Keterampilan berbahasa mengutamakan
struktur formal sedangkan wacana mengutamakan pada tuturan dengan
memperhatikan konteks dan situasi pemakaian nyata, bahasa sebagai alat
komunikasi yang hidup bagi penuturnya, serta ujar/tutur/ungkapan perasaan lain
yang tidak berstruktur.
Wacana lebih menekankan pada penggunaan bahasa secara kontekstual,
situasional, dan beruntun. Hal tersebut berbeda dengan keterampulan
berbahasayang lebih menekankan pada penggunaan kaidah berbahasa secara
tepat. Percakapan yang bersifat situasional dapat ditetapkan sebagai wacana tetapi
tidak diajarkan pada keterampilan berbahasa. Berdasarakan arah pembahasan
tersebut, wacana yang tidak utuh tergolong wacana. Keterampilan berbahasa
hanya membahas penerapan kaidah formal bahasa.
Tugas Terstruktur Modul II Kegiatan Belajar 2 (Hal 14)
Buat rangkuman dari ketiga materipada kegiatan belajar 2
Jawab :
Jenis-jenis Wacana
1. Mulyana (2005: 47-63)
a. Berdasarkan Bentuk, dibagi menjadi 7 jenis, yaitu wacana naratif, prosedural,
ekspositori, hortatori, epistoleri, dramatik, dan seremonial.
b. Berdasarkan Media Penyampaian, wacana dibagi menjadi dua yaitu wacana
tulis dan wacana lisan.
c. Berdasarkan Jumlah Penutur, dikelompokkan menjadi dua yaitu wacana
monolog dan dialog.
d. Berdasarkan Sifat, digolongkan menjadi dua yaitu wacana fiksi dan nonfiksi.
e. Berdasarkan Isi, dibagi menjadi 7 macam, yaitu wacana politik, wacana
sosial, wacana ekonomi, wacana budaya, wacana militer, wacana hukum
kriminalitas, dan olahraga kesehatan.
2. Tarigan (1987:51-61)
a. Berdasarkan Media Penyampaian, ada wacana tulis, dan lisan.
b. Berdasarkan Cara Pengungkapan, ada wacana langsung dan tidak langsung.
c. Berdasarkan Penempatan, ada wacana pembeberan, dan penuturan.
d. Berdasarkan Bentuk, ada wacana prosa, puisi, dan drama.
3. Syamsuddin (1992:7-13)
a. Sudut Realitas
Menurut realitasnya, sebuah wacana dapat berbentuk rangkaian
kebahasaan (verbal atau language exist) dengan semua kelengkapan struktural
bahasa seperti apa adanya. Pada sisi lain, wacana berwujud sebagai rangkaian
nonbahasa (nonverbal atau language likes) seperti rangkaian isyarat dan
rangkaian tanda-tanda yang bermakna bahasa.
b. Media Komunikasi
Wacana sebagai media komunikasi menurut Syamsuddin (1992:8) dapat
berupa rangkaian ujar atau tuturan lisan maupun tertulis. Sebagai media
komunikasi lisan, wujud wacana itu berupa;
1) Sebuah percakapan atau dialog yang lengkap dari awal sampai akhir, misalnya
suatu obrolan singkat di warung kopi.
2) Satu penggalan ikatan percakapan (adjacency pairs) dalam rangkaian
percakapan yang lengkap yang telah dapat menggambarkan suatu situasi,
maksud, dan rangkaian penggunaan bahasa..
3) Sebuah alinea merupakan sebuah wacana apabila teks itu hanya terdiri dari
sebuah alinea, atau apabila kandungan sebuah alinea dapat dianggap sebagai
satu kesatuan misi korelasi dan situasi yang utuh.
4) Berbentuk kalimat majemuk beranak bercucu atau dengan kalimat majemuk
rapatan.
c. Cara Pemaparan, yaitu naratif, prosedural, hortatorik, ekspositorik, dan
deskriptif.
d. Cara Pemakaian, dibedakan menjadi wacana monolog dan dialog.
Dari pendapat ketiga ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa wacana dapat
diklasifikasikan berdasarkan 8 sudut pandang, yaitu:
1. Berdasarkan Sudut Realitas, ada wacana verbal, dan nonverbal
2. Berdasarkan Media Komunikasi, ada acana tulis dan wacana lisan.
3. Berdasarkan Jumlah Penutur/Cara Pemakaian, ada wacana monolog dan
wacana dialog.
4. Berdasarkan Cara Pemaparan, dibagi menjadi wacana naratif, wacana
prosedural, wacana ekspositori, wacana hortatori, wacana epistoleri, wacana
dramatik, wacana seremonial, dan wacana deskriptif.
5. Berdasarkan Sifat, wacana fiksi dan wacana nonfiksi.
6. Berdasarkan Bentuk, wacana prosa, wacana puisi, danwacana drama.
7. Berdasarkan Isi terbagi menjadi Wacana politik, wacana sosial, wacana
ekonomi, wacana budaya, wacana militer, wacana hukum dan kriminalitas,
dan wacana olahraga dan kesehatan.
8. Berdasarkan Pengungkapan, Wacana langsung dan Wacana tidak langsung.
Tugas Terstruktur Modul II Kegiatan Belajar 3 (Hal 17)
1. Rangkumlah materi yang saudara pelajari pada kegiatan belajar 3
Jawab :
A. Tujuan, Fungsi, dan Pendekatan Wacana
1. Tujuan Wacana
Berdasarkan beberapa pendapat ahli jelas bahwa yang dimaksud wacana
adalah satuan bahasa yang terlengkap yang bisanya merupakan rentetan kata atau
kalimat yang koheren dan di sampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan
memiliki bagian awal dan bagian penutup yang mempunyai tujuan tertentu,
adapun tujuan dari bentuk wacana adalah sebagai berikut.
a. Wacana sebagai satuan bahasa yang paling besar yang digunakan dalam
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan .
b. Wacana sebagai hasil dan proses, dalam komunikasi secara lisan wacana
merupakan proses komunikasi secara lisan yang berupa rangkaian ujaran dan
ujaran ini sangat dipengaruhi oleh konteks karena wacana lisan bersifat
tenporer yang fana (wacana yang di ucapkan cepat hilang ).
c. Wacana sebagai penggunaan bahasa dalam berkomunikasi baik secara lisan
maupun secara tulisan, penggunaan bahasanya dapat berupa iklan, drama,
diskusi, atau berbentuk makalah .
2. Fungsi Wacana
Secara umum fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Fungsi
bahasa tersebut dikelompokkan kepada 2 kategori utama yaitu fungsi
transaksional dan fungsi interaksional. Brown dan Yule (1996: 1) menjelaskan,
fungsi transaksional bertujuan untuk menyampaikan informasi faktual atau
proposisional. Sedangkan fungsi interaksional bertujuan untuk memantapkan dan
memelihara hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi.
Secara transaksional adalah bahwa sebuah wacana adalah uraian yang
tersusun dari satuan gramatikan yang berfungsi untuk menyampaikan informasi
berupa ide, gagasan, maupun menguraikan sebuah topik permasalahan.
Sedangkan secara intruksional adalah bahwa wacana berfungsi untuk memberikan
penjelasan mengenai ide atau gagasan yang disampaikan kepada pembaca ataupun
pendengar. Funsi intruksional memberikan petunjuk atau arahan kepada pembaca
atau pendengar, fungsi ini diimplementasikan pada jenis wacana persuasif.
3. Pendekatan Wacana
Ada lima macam pendekatan dalam mengkaji wacana, yakni pendekatan
struktural, pendekatan sosiolinguistik, pendekatan pragmatik, pendekatan tindak
tutur, dan pendekatan kritis atau dikenal dengan analisis wacana kritis (AWK).
a. Pendekatan Struktural
Kajian wacana dengan pendekatan struktural berasumsi bahwa sebuah
wacana adalah suatu struktur yang memiliki berbagai komponen yang saling
bekerja sama. Tujuan utama kajian wacana dengan pendekatan struktural adalah
menggambarkan substansi suatu wacana sebagai sebuah bangunan. Sasaran
kajiannya adalah menemukan dan mengungkap komponen pembangun wacana dan
hubungan antarkomponen pembangun wacana.
Objek kajian wacana dengan pendekatan struktural adalah unsur-unsur
internal yang terdapat dalam sebuah wacana. Misalnya kohesi wacana, koherensi
wacana, konteks dan ko-teks, topik, dan struktur kewacanaan.
b. Pendekatan Sosiolinguistik
Kajian wacana dengan pendekatan sosiolinguistik bertujuan untuk
menggambarkan substansi suatu wacana dengan memanfaatkan epistemologi
sosiolingguistik. Sasaran kajiannya adalah menemukan dan mengungkap
karakteristik wacana menurut kacamata sosiolingguistik.
Objek kajian wacana dengan pendekatan ini adalah aspek sosiolinguistik
yang terdapat dalam sebuah wacana.
c. Pendekatan Pragmatik
Kajian wacana dengan pendekatan pragmatik bertujuan untuk
menggambarkan substansi suatu wacana dengan memanfaatkan epistemologi
pragmatik. Sasaran kajiannya adalah menemukan dan mengungkap karakteristik
wacana menurut kacamata pragmatik.
Objek kajian wacana dengan pendekatan ini adalah aspek pragmatik yang
terdapat dalam sebuah wacana. Misalnya memahami prinsip dan maksim
kesantunan penuturan wacana, prinsip maksim kerjasama penuturan wacana,
prinsip dan maksim kelakar dalam wacana humor, dan lain-lain.
d. Pendekatan Tindak Tutur
Kajian wacana dengan pendekatan tindak tutur bertujuan untuk
menggambarkan substansi suatu wacana dengan memanfaatkan epistemologi
tindak tutur. Sasaran kajiannya adalah menemukan dan mengungkap karakteristik
wacana menurut kacamata tindak tutur.
Objek kajian wacana dengan pendekatan tindak tutur adalah
unsur tindak tutur yang terdapat dalam sebuah wacana. Misalnya memahami
lokusi, ilokusi, perlokusi, tindak konstatif, tindak direktif, tindak komisif, tindak
fatis (aknowledgment), maksud tindak tutur, dan fungsi tindak tutur.
e. Pendekatan Kritis
Kajian wacana dengan pendekatan kritis atau disebut analisis wacana kritis
(AWK) berkembang setelah era 1980-an. Tahun 1985 van Dijk membuka dan
mengembangkan pokok persoalan (objek kajian wacana) ke arah yang lebih luas,
seperti perspektif gender, politik kekuasaan, emansipasi manusia dan masyarakat.
Ide ini disambut baik oleh ahli lain dengan munculnya tulisan Deborah Schiffrin
(1994), Guy Cook (1994), Norman Fairlough (1998).
Aman (2002) menekankan bahwa AWK mampu menguraikan wacana
bukan dari sekedar aspek kebahasaan, tetapi juga mengupas praktik dan proses
sosial yang tersembunyi di dalam wacana. Berbagai proses dan praktis sosial lain
yang biasa dikaji oleh sosiologi, ilmu politik, antropologi, kajian gender, dan
kajian media, juga mampu dikupas oleh AWK. Pemanfaatan AWK dalam
linguistik akan mampu meningkatkan kedudukan ilmu bahasa (linguistik) sejajar
dengan ilmu-ilmu sosial lain, dan linguistik akan lebih berkembang luas.
2. Kedudukan Wacana dalam Studi Bahasa
Hampir semua para ahli berpendapat bahwa, wacana berada pada hirarki
atau susuna paling tinggi dan teratas di satuan bahasa. Hal ini mengartikan bahwa
dalam satuan bahasa, wacana memiliki kedudukan teringgi. Crystall (1989:83)
menempatkan wacana di bawah kajian struktur semantik. Hal ini bisa dipahami
karena wacana termasuk struktur bahasa yang banyak melibatkan makna.
Pada struktur bahasa, wacana merupakan satuan bahasa terlengkap yang
tersusun dari unsur yang ada di bawahnya, yakni paragraf, kalimat, klausa, frasa,
kata, morfem, dan fonem.
2. Berilah penjelasan pada bagan 4 dan 5 berkaitan dengan
a. Wacana dalam sistem bahasa
b. Wacana dalam tataran bahasa
Jawab :
a. Wacana dalam sistem bahasa
Jika dilihat dari struktur tertinggi dalam sebuah tata bahasa, wacana
memiliki hubungan dengan setiap bidang ilmu linguisitik (tata bahasa yang lain).
1. Analisis Wacana dengan Fonologi
Abdul Chaer (2007:102) menjelaskan bahwa fonologi adalah bidang
linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-
bunyi bahasa. Wacana adalah kajian yang meneliti dan mengkaji bahasa yang
digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Hubungan
antara fonologi dan wacana adalah sebagai berikut:
2. Analisis Wacana dengan Morfologi
Morfologi dan Wacana sama-sama menggunakan bahasa sebagai objek
kajiannya, dan mempelajari seluk beluk pembentukan kata.
3. Analisis Wacana dengan Sintaksis
Sintaksis dan Wacana memiliki kesamaan menggunakan bahasa sebagai
objek kajiannya., mempelajari seluk beluk pembentukan kalimat sangat
berhubungan dengan Wacana karena Dalam mengkaji wacana.
4. Analisis Wacana dengan Semantik
Hubungan semantik dengan wacana adalah baik Semantik maupun Wacana
sama-sama mengkaji makna bahasa sebagai objek kajiannya. Hanya saja
perbedaannya adalah Semantik mengkaji makna leksikal bahasa (makna lingistik),
sedangkan Wacana mengkaji makna kontekstual atau implikatur dari ujaran-
ujaran atau teks-teks.
5. Analisis Wacana dengan Pragmatik
Levinson (1983) dalam bukunya yang berjudul Pragmatics, memberikan
beberapa batasan tentang pragmatik. Beberapa batasan yang dikemukakan
Levinson antara lain mengatakan bahwa pragmatik adalah kajian hubungan antara
bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. Dalam batasan
ini berarti untuk memahami pemakaian bahasa kita dituntut memahami pula
konteks yang mewadahi pemakaian bahasa tersebut. Batasan lain yang
dikemukakan Levinson mengatakan bahwa pragmatik adalah kajian tentang
kemampuan pemakai bahasa untuk mengaitkan kalimat-kalimat dengan konteks
yang sesuai bagi kalimat-kalimat itu. Hubungan antara Pragmatik dan Wacana
adalah sama-sama mengkaji makna bahasa yang ditimbulkan oleh konteks.
6. Analisis Wacana dengan Filologi
Hubungan Wacana dengan Filologi adalah: Filologi dan wacana sama-
sama mengkaji bahasa dalam bentuk teks atau naskah. Perbedaan keduanya
terletak pada tema atau topik teks atau naskah tersebut. Filologi mengangkat topik
yang khusus membahas tentang sejarah sedangkan Wacana mengangkat topik
yang lebih umum dari segala aspek sosial kehidupan bermasyarakat.
7. Analisis Wacana dengan Semiotika
Hubungannya dengan wacana adalah, baik wacana maupun semiotika
sama-sama mengkaji tentang makna bahasa. Hanya saja, semiotika mengkaji
makna bahasa berdasarkan ikon, symbol ataupun indeks sedangkan wacana
mengkaji makna tuturan maupun ujaran-ujaran yang dihasilkan oleh masyarakat
tutur.
8. Analisis Wacana dengan Psikolinguistik
Hubungannya dengan Wacana adalah dalam penyususnan wacana, topik
atau tema yang diangkat ataupun ujaran-ujaran yang dihasilkan berdasarkan
kondisi Psikis manusia. Kondisi Psikis ini merupakan salah satu konteks yang
dapat mendukung peneliti dalam memaknai suatu ujaran.
9. Analisis Wacana dengan Sosiolinguistik
Hubungannya dengan wacana adalah baik wacana maupun sosiolinguistik
sama-sama menitiberatkan bahasa dalam sebuah konteks. Perbedaannya adalah
wacana mengkaji ujaran (bahasa) yang dihasilkan oleh masyarakat sedangkan
sosiolinguistik menitiberatkan pada masyarakat pengguna bahasa.
b. Wacana dalam tataran bahasa

Pada struktur bahasa, wacana merupakan satuan bahasa terlengkap yang


tersusun dari unsur yang ada di bawahnya, yakni paragraf, kalimat, klausa, fasa,
kata, morfem, dan fonem.
Tugas Terstruktur Hal 23
1. Resume materi kegiatan belajar 1 dan 2 pada modul 3
2. Buatlah contoh kalimat dari masing-masing 1 kalimat
Tugas Terstruktur Hal 25
1. Buatlah ulasan terhadap konteks situasi wacana (kaitan dengan
sosiolinguistik)
2. Buatlah ulasan terhadap konteks linguistik dan konteks ekstralinguistik dalam
wacana
Tugas Terstruktur Hal 33
1. Buatlah resume Perkembangan Analisis Wacana
2. Buatlah ulasan terhadap analisis wacana berdasarkan prinsip interpretasi lokal
dan interpretasi analogi disertai contoh
3. Buatlah ulasan terhadap analisis wacana berdasarkan konteks situasi yang
tidak terjangkau semantic dan sintaksis

Anda mungkin juga menyukai