“MANAJEMEN PAJAK”
SANWIN
B1C1 16 083
KELAS B
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
Definisi Pajak
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak adalah pungutan wajib
yang dibayar untuk negara dan akan digunakan untuk kepentingan pemerintah
dan masyarakat umum. Rakyat yang membayar pajak tidak akan merasakan
manfaat dari pajak secara langsung, karena pajak digunakan untuk
kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi. Pajak merupakan salah
satu sumber dana pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemungutan pajak dapat
dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-undang.
Fungsi Pajak
Secara teoritis, pajak mempunyai dua fungsi pokok, yaitu sebagai sumber
penerimaan Negara (budgetary function) dan sebagai alat untuk mengatur atau
mengontrol kegiatan sector swasta suatu perekonomian (regulatory function).
Adapun dua fungsi pajak adalah sebagai berikut:
B. PAJAK PERUSAHAAN
PPh Perusahaan
Pajak Penghasilan adalah pajak negara yang dikenakan pada setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima oleh wajib pajak, baik
berasal dari dalam maupun dari luar negeri, yang dapat menambah
kekayaan wajib pajak yang bersangkutan. PPh tersebut dikenakan terhadap
pengahasilan orang pribadi dan badan yang diterima selama satu tahun
pajak.
Selain perseorangan PPh juga diberlakukan kepada perusahaan atas
pengelolaan barang dan jasa. Seluruh badan usaha di Indonesia baik yang
berbentuk Perusahaan Terbatas (PT), Perusahaan Firma (Fa), dan
Perusahaan Komanditer (CV) yang memiliki NPWP diwajibkan untuk
membayar pajak. Dalam memenuhi kewajiban pajaknya, terdapat beberapa
jenis pajak penghasilan yang dikenakan kepada Wajib Pajak Badan.
Berikut pembahasan mengenai jenis pajak penghasilan yang berlaku bagi
badan usaha:
1. PPh Pasal 15 merupakan laporan pajak yang berhubungan dengan
norma perhitungan khusus untuk golongan wajib tertentu.
2. PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun yang sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.
3. PPh Pasal 21 merupakan pemungutan pajak dari wajib pajak yang
melakukan kegiatan impor atau dari pembeli atas penjualan barang
mewah.
4. PPh Pasal 23 merupakan pajak yang dipotong oleh pemungut pajak
dari Wajib Pajak saat transaksi yang meliputi transaksi dividen,
royalti, bunga, hadiah dan penghargaan, sewa dan penghasilan lain
yang terkait dengan penggunaan aset selain tanah atau bangunan.
5. Pajak Penghasilan Pasal 25 merupakan angsuran pajak yang berasal
dari jumlah Pajak Penghasilan terutang menurut SPT Tahunan PPh
dikurangi PPh yang dipotong serta PPh terutang di Luar Negeri yang
boleh dikreditkan.
6. Pajak Penghasilan Pasal 26 merupakan pajak yang dikenakan atas
penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima Wajib Pajak
(WP) luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia. Tarif
umum PPh Pasal 26 adalah 20%.
7. Pajak Penghasilan Pasal 29 dihasilkan dari nilai lebih pajak terutang
(pajak terutang dikurangi kredit pajak) yaitu saat jumlah pajak
terutang suatu perusahaan dalam satu tahun pajak lebih besar dari
jumlah kredit pajak yang telah dipotong oleh pihak lain dan telah
disetor sendiri. PPh Pasal 29 harus dibayarkan sebelum SPT Tahunan
PPh Badan dilaporkan.
8. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) merupakan pajak dari penghasilan
yang dipotong dari bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga
obligasi dan surat utang negara, bunga simpanan yang dibayarkan
koperasi, hadiah undian, transaksi saham dan sekuritas lainnya, serta
transaksi lain sebagaimana diatur dalam peraturan.